ANALISIS HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

(1)

ANALISIS HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN

RESOURCE BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

(Skripsi)

Oleh UJI YASMITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ANALISIS HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN

RESOURCE BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Oleh UJI YASMITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

Uji Yasmita

ABSTRACT

ANALYSIS OF COGNITIVE LEARNING USE MULTIMEDIA THROUGH APPROACH RESOURCE BASED LEARNING

THE REVIEWED FROM PRIOR KNOWLEDGE By

Uji Yasmita

In this research is used for Direct Instructions to use the books as a comparison to find out the influence of the application of Resource Based Learning using

multimedia learning the cognitive learning viewed from the prior knowledge. The purpose of this research is to know; (1) The difference of cognitive learning

between Resource Based Learning use multimedia and Direct instruction use books in high prior knowledge, (2) The differences of cognitive learning between

Resource Based Learning using multimedia and Direct Instruction using books in medium prior knowledge, (3) The difference of cognitive learning between Resource Based Learning use multimedia and Direct instruction use books in low prior knowledge, (4) Interaction between prior knowledge with Resource Based Learning use multimedia and Direct instruction use books about cognitive learning, (5) The difference of cognitive learning between the student in high prior

knowledge, medium, and low with Resource Based Learning use multimedia, (6) The difference of cognitive learning between the students in high prior knowledge, medium and low with Direct instruction use books. The population of research is the all students of Class XI IPA even in the first half. Selection of the sample class


(4)

Uji Yasmita with method of purposive sampling are XI IPA1 and XI IPA2. The research design used is 2 x 3 factorial design is a modification of a quasi experimental design.

The concluded are there is difference of cognitive learning between Resource Based Learning use multimedia and Direct instruction use books in high prior knowledge, there is not differences of cognitive learning between Resource Based Learning use multimedia and Direct instruction use books in medium prior

knowledge, there is difference of cognitive learning between Resource Based Learning use multimedia and Direct instruction use books in low prior knowledge, there is interaction between prior knowledge with Resource Based Learning use multimedia and Direct instruction use books about cognitive learning, there is the difference of cognitive learning between the student in high prior knowledge, medium, and low with Resource Based Learning use multimedia, and there is not the difference of cognitive learning between the students in high prior knowledge, medium and low with Direct instruction use books.

Keyword: Resource Based Learning, Direct Instruction, Prior Knowledge, Multimedia, and The cognitive learning


(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Uji Yasmita

NPM : 0853022054

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Daya Asri Kec. Tumijajar Kab. Tulangbawang Barat

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Juli 2012

Uji Yasmita


(6)

Judul Skripsi : ANALISIS HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF MENGGUNAKAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN

RESOURCE BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Nama Mahasiswa : Uji Yamita Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022054 Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Undang Rosidin, M.Pd. Viyanti, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19600301 198503 1 003 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

Sekretaris : Viyanti, S.Pd., M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Abdurrahman, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Seputih Mataram, pada tanggal 02 September 1990 anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Ermawan dan Ibu Jarwati.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1995 di TK Aisyah desa Daya Murni. Pada tahun1996 penulis melanjutkan pendidikannya di SD Negeri 1 Daya Murni desa Daya Murni, diselesaikan tahun 2002. Selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Tumijajar hingga tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Tumijajar, diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan

terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Tanjung Raya Desa Brabasan kecamatan Tanjung Raya kabupaten Mesuji. Dan pada tahun 2012 penulis melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Tumijajar Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat.


(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Penulis persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada:

1. Bapak Alm. Ermawan dan Ibu Jarwati tercinta, yang selalu

memperjuangkan masa depan, yang telah lama menantikan keberhasilan penulis, yang tak pernah lupa menyebut nama penulis dalam setiap doa, yang tak pernah lelah memperhatikan, dan yang selalu mendukung

penulis. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa selalu membahagiakan kalian.

2. Kakak-kakak tersayang ‘‘Eko Susanto, Lulus Prasetiya, dan Agung Laksono’’ yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan doa bagi penulis.

3.

Keluarga Besar terima kasih untuk do’a, dukungan, dan kebersamaan yang selalu dihadirkan.


(10)

MOTTO

“Meraih kesuksesan perlu kesabaran dan keuletan. Orang yang sukses bukan orang yang tidak pernah jatuh. Orang sukses adalah orang yang tidak pernah

berfikir dirinya kalah ketika ia jatuh (gagal) ia bangkit kembali, belajar dari kesalahan, bergerak maju menuju inovasi yang lebih baik”

(Abu Al – Ghifani)

“Allah tidak akan memudahkan kecuali jika engkau menjadikannya mudah, dan jika engkau menghendaki maka engkau dapat merubah

kepedihan menjadi kemudahan”. (HR. Ibnu Majah)

“Yang pertama kali datang adalah kesempatan dan yang kedua kalinya adalah keberuntungan. Jadi jangan sia-siakan kesempatan menuju suksesmu”


(11)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

4. Ibu Viyanti, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.

5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif dan konstruktif.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Bapak Drs. Pujiyanta, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Tumijajar kecamatan Tumijajar kabupaten Tulang Bawang Barat beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.


(12)

8. Bapak Maman Aprizar, S.Pd., selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas XI IPA1 dan XI IPA2 SMA Negeri 1 Tumijajar kabupaten Tulang Bawang Barat atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Alm. bapak dan mamak tercinta serta mas Eko adalah inspirator terbesar dalam hidup penulis, terima kasih untuk perhatian, doa dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini. Juga mbak dan mas tercinta Lulus dan Agung

semoga saya bisa menjadi adik yang baik untuk kalian

10. Teman seperjuangan di P. Fisika’08: Humairoh, Yesika, Intan, Ewo, Larno, Khusnul, Putu, Dedek, Andre, Arif, Via, Novi, Desni, Desti, Destiana, Dewi, Dian, Eka, Eva, Fitri, Hamidah, Hanif, Ike, Jean, Lyan, Leni, Marfiana, Meita, Nova, Nurul, Tata, Putri, Resa, Resti, Rika, Mayang, Wina, Selly, Indah, Nando, Nining, Dian, Rofa, Edo dan Yeni atas bantuan dan kebersamaannya. 11. Sahabat penulis yaitu “My Habib” (Zuriyati) selaku teman sekamar tercinta

dan Yuniar Alam serta yang telah memberikan semangat, mendengarkan segala keluh kesahku, memberikan nasehat, perhatian, dan memberikan canda tawa selama ini serta dukungan di saat penulis putus asa.

12. Seluruh teman kosan Citra yang telah memberi semangat.

13. Seluruh keluarga P. Fisika bersatu semoga selalu menjadi keluarga besar. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, April 2012 Penulis


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Komponen multimedia ... 12 2.2. Proses Pembelajaran Direct Instruction ... 23 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 33 4.1. Grafik Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif antara Resource

Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran dan Direct

Instruction Menggunakan Buku pada Kemampuan Awal Tinggi ... 60 4.2. Grafik Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif antara Resource

Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran dan Direct

Instruction Menggunakan Buku pada Kemampuan Awal Sedang ... 63 4.3. Grafik Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif antara Resource

Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran dan Direct Instruction Menggunakan Buku pada Kemampuan Awal Rendah ... 64 4.4. Grafik Interaksi Antara Kemampuan Awal Siswa dengan Resource

Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran dan Direct Instruction Menggunakan Buku terhadap


(14)

2 4.5. Grafik Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif antara Siswa pada

Kemampuan Awal Tinggi, Sedang, dan Rendah dengan Resource

Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran ... 68 4.6. Grafik Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif antara Siswa pada

Kemampuan Awal Tinggi, Sedang, dan Rendah dengan Direct


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis 2.1.1 Kemampuan Awal (prior knowledge) ... 8

2.1.2 Multimedia Pembelajaran ... 11

2.1.3 Resource Based Learning ... 16

2.1.4 Direct Instruction ... 22

2.1.5 Hasil Belajar ... 25

2.2 Kerangka Pikir... 31

2.3 Hipotesis ... 33

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36


(16)

3.4 Data Penelitian ... ... 39

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 47

4.1.1 Hasil Uji Penelitian ... 48

A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

(a) Uji Validitas Tes Awal dan Tes Akhir ... 48

(b) Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir ... 49

B. Hasil Uji Normalitas ... 49

(a) Uji Normalitas Berdasarkan Kelas ... 49

(b) Uji Normalitas Berdasarkan Kemampuan Awal ... 50

C. Hasil Uji Univariate ... 51

4.2 Pembahasan ... 59

4.2.1 Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif antara Resource Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran dan Direct Instruction Menggunakan Buku pada Kemampuan Awal Tinggi ... 59

4.2.2 Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif antara Resource Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran dan Direct Instruction Menggunakan Buku pada Kemampuan Awal Sedang ... 62

4.2.3 Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif antara Resource Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran dan Direct Instruction Menggunakan Buku pada Kemampuan Awal Rendah ... 64

4.2.4 Interaksi Antara Kemampuan Awal Siswa dengan Resource Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran dan Direct Instruction Menggunakan Buku terhadap Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 65


(17)

4.2.5 Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif Antara Siswa pada Kemampuan Awal Tinggi, Sedang, dan

Rendah dengan Resource Based Learning Menggunakan

Multimedia Pembelajaran ... 68

4.2.6 Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif Antara Siswa pada Kemampuan Awal Tinggi, Sedang, dan Rendah dengan Direct Instruction Menggunakan Buku ... 70

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 Silabus Pembelajaran Resource Based Learning ... 77

2 Silabus Pembelajaran Direct Instruction ... 79

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Resource Based Learning... 81

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Direct Instruction ... 88

5 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajan Resource Based Learning ... 94

6 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajan Direct Instruction ... 96

7 LTR 1 dan LTR 2 ... 98

8 Jawaban LTR 1 dan LTR 2 ... 100

9 Kisi-Kisi Tes Awal dan Tes Akhir ... 105

10 LKK SMA Resource Based Learning ... 114

11 LKK SMA Direct Instruction ... 129


(18)

13 Jawaban LKK SMA Direct Instruction ... 161

14 Buku Siswa ... 177

15 Uji Instumen ... 187

16 Uji Normalitas ... 195

17 Uji Hipotesis ... 198

18 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di sekolah ... 210

19 Kartu Kendali Skripsi ... 211

20 Daftar Hadir Seminar Proposal... 217


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Desain Faktorial Penelitian ... 38

3.2. Indeks Reliabilitas ... 41

3.3. Kriteria Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 42

3.4. Rumus Unsur Persiapan Anava Dua Jalan ... 45

4.1. Hasil Uji Validitas Tes Awal dan Tes Akhir ... 48

4.2. Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir ... 49

4.3. Hasil Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir Berdasarkan Kelas ... 50

4.4. Hasil Uji Normalitas Tes Awal Berdasarkan Kemampuan Awal ... 51

4.5. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Berdasarkan Kemampuan Awal ... 51

4.6. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Kemampuan Awal Tinggi ... 52

4.7. Uji Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Kemampuan Awal Tinggi ... 52

4.8. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Kemampuan Awal Sedang ... 53

4.9. Uji Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Kemampuan Awal Sedang ... 53


(20)

4.10. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Ranah Kognitif

pada Kemampuan Awal Rendah ... 54 4.11. Uji Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Kemampuan

Awal Rendah ... 55 4.12. Uji Homogenitas Interaksi ... 56 4.13. Hasil Uji Univariate ... 56 4.14. Uji Homogenitas Hasil Belajar Ranah Kognitif dengan Resource

Based Learning Menggunakan Multimedia Pembelajaran ... 57 4.15. Uji Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif dengan Resource

Based Learning Menggunakan Multimedia ... 57 4.16. Uji Homogenitas Hasil Belajar Ranah Kognitif dengan Direct

Instruction Menggunakan Buku ... 58 4.17. Uji Perbedaan Hasil Belajar Ranah Kognitif dengan Direct


(21)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan tidak dipungkiri adanya suatu proses belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Agar nilai edukatif ini dapat terbentuk dengan baik maka dalam proses belajar mengajar diperlukannya kemampuan awal. Kemampuan awal atau prior knowledge merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran. Kemampuan awal pada setiap siswa berbeda-beda. Terdapat siswa yang berkemampuan awal rendah, sedang, dan tinggi. Pada umumnya kemampuan awal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Terlihat siswa yang memiliki kecenderungan kemampuan awal rendah akan lebih sulit melanjutkan pelajaran berikutnya dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal sedang. Begitu juga siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang akan lebih sulit melanjutkan pelajaran dibandingkan dengan siswa yang memilki kemampuan awal tinggi. Kecenderungan inilah yang dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1

Tumijajar, diperoleh informasi bahwa pembelajaran fisika khususnya pada materi pokok fluida statis masih sangat monoton dengan guru sebagai sumber belajar serta model dan metode yang digunakan masih bersifat teacher center.


(22)

2 Model pembelajaran yang sering digunakan di SMA Negeri 1 Tumijajar adalah direct instruction. Direct instruction adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam pembelajaran ini peran guru sangat dominan. Pembelajaran dengan model direct instruction, guru dituntut agar dapat menjelaskan materi ajar dengan baik, guru hanya mementingkan terselesainya materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tanpa

memperdulikan informasi yang terserap oleh siswa. Dalam hal ini siswa hanya disuapi atas informasi yang berasal dari guru, dan siswa selalu merasa sebagai objek pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran ini pula siswa tidak perlu mencari informasi mengenai materi pembelajaran. Selain itu, siswa diberi petunjuk mengenai hal-hal yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, dan keterselesaian materi ajar yang tepat waktu.

Melihat dari hal tersebut, pembelajaran menggunakan model direct

instruction dengan kemampuan awal siswa yang berbeda-beda, maka untuk memperoleh kemampuan yang lebih tinggi masih kecil kemungkinannya. Dikarenakan siswa hanya dapat memperoleh informasi dari guru dan dalam hal ini kecenderungan belajar siswa akan pasif. Sehingga pembelajaran ini dirasa masih kurang efektif yang berdampak pada perolehan hasil belajar yang rendah. Adapun untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diperlukan suatu pembelajaran dengan model menggunakana metode yang telah ada melalui pendekatan yang variatif agar dapat mengarahkan siswa untuk meningkatan hasil belajar. Salah satunya yaitu melalui pendekatan resource based learning. Meskipun metode pembelajaran di SMA Negeri 1 Tumijajar sudah bervariasi, namun dengan pendekatan resource based learning masih


(23)

3 dianggap asing dan belum pernah dilakukan di SMA Negeri 1 Tumijajar. Oleh karena itu, peneliti ingin mencobakan pendekatan resources based learning dipadukan dengan metode yang sudah ada. Resource based learning adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk memudahkan siswa dalam mengatasi keterampilan siswa tentang luas dan keanekaragaman sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Pada pendekatan resource based learning siswa diberikan kebebasan dalam memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sehingga siswa dapat

berapresiasi menggunakan berbagai sumber belajar baik secara mandiri atau kelompok dengan bimbingan guru untuk mencari informasi pembelajaran. Pada pendekatan resource based learning guru bukanlah satu-satunya sumber belajar karena semua media yang dapat memberikan informasi itulah yang disebut sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan pendekatan resource based learning dengan menekankan pada sumber yang akan digunakan adalah multimedia pembelajaran.

Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi media yang digunakan dalam proses pembelajaran serta dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali. Multimedia yang digunakan pada pendekatan resource based learning diharapkan akan membantu siswa dalam belajar berdasarkan kemampuan awal melalui sumber belajar yang telah disediakan sehingga berdampak pada hasil belajar yang lebih baik. Hasil belajar antara kelas yang menggunakan pembelajaran resource based learning dengan multimedia pembelajaran dirasa berbeda dan lebih efektif


(24)

4 dibandingkan dengan pembelajaran direct instruction yang menggunakan sumber belajar buku pada umumnya. Dengan pembelajaran resources based learning menggunakan multimedia pembelajaran diharapkan siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pembelajaran fisika yang berdampak pada hasil belajar ranah kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran direct instruction menggunakan sumber belajar buku pada umumnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, telah diadakan penelitian mengenai “Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Menggunakan Multimedia

Pembelajaran Melalui Pendekatan Resource Based Learning (RBL) ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal tinggi?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal sedang?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal rendah?


(25)

5 4. Apakah ada interaksi antara kemampuan awal siswa dengan resource

based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku terhadap hasil belajar ranah kognitif? 5. Apakah ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa pada

kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah dengan resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran?

6. Apakah ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa pada kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah dengan direct instruction menggunakan buku?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction

menggunakan buku pada kemampuan awal tinggi.

2. Perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction

menggunakan buku pada kemampuan awal sedang.

3. Perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction

menggunakan buku pada kemampuan awal rendah.

4. Interaksi antara kemampuan awal siswa dengan resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction


(26)

6 5. Perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa pada kemampuan awal

tinggi, sedang, dan rendah dengan resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran.

6. Perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa pada kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah dengan direct instruction menggunakan buku. 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan bahwa pendekatan resource based learning dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memperoleh hasil belajar siswa ranah kognitif yang lebih tinggi.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan guru atau calon guru untuk memilih pembelajaran dalam mengajar fisika.

b. Dengan diterapkan pembelajaran yang sesuai dengan penyusunan materi, siswa dapat mengerti materi secara jelas.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Kemampuan awal (rendah, sedang, dan tinggi) merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi.

Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk belajar sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.


(27)

7 2. Resource based learning adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang

untuk memudahkan siswa dalam mengatasi keterampilan siswa tentang luas dan keanekaragaman sumber-sumber informasi yang dapat

dimanfaatkan untuk belajar.

3. Sumber belajar yang digunakan adalah multimedia pembelajaran sebagai kelas eksperimen yaitu software macromedia flash, PhET Simulation, dan blog berisi materi pelajaran dan untuk kelas kontrol menggunakan buku siswa sebagai sumber belajar.

4. Hasil belajar ranah kognitif adalah segala yang berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

5. Materi pokok dalam penelitian ini adalah fluida tak bergerak sub materi hukum Archimedes. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 SMA N 1 Tumijajar semester genap tahun pelajaran 2011/2012.


(28)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoretis

2.1.1 Kemampuan Awal (prior knowledge)

Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa merupakan

prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses belajar dengan baik. Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan apa yang dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Menurut Rijal (2011: 1) bahwa kemampuan awal adalah prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan. Sedangkan menurut Tatang (2009: 1) kemampuan awal menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam pembelajaran, kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki


(29)

9 siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat

memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Kemampuan awal juga bisa disebut dengan prior knowledge. Prior knowledge merupakan langkah penting di dalam proses belajar, dengan demikian setiap guru perlu

mengetahui tingkat prior knowledge yang dimiliki para peserta didik. Secara tidak langsung prior knowledge akan dapat keluar dari simpanan para

peserta didik apabila ada trigger atau pemicu. Dalam proses pembelajaran kemampuan awal dapat diambil dari nilai yang sudah didapat sebelum materi baru diperoleh. Kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi. Kemampuan awal dapat juga diambil dari nilai tes. Selain itu juga dapat menggunakan interview atau cara-cara lain yang cukup sederhana seperti melontarkan pertanyaan-pertanyaan secara acak dengan distribusi perwakilan yang representatif.

Menurut Emnoeh (2011: 32-34) ada tujuh jenis kemampuan awal yang dapat digunakan untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru serta terdapat tiga langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis kemampuan awal siswa.

Ketujuh jenis pengetahuan itu adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan bermakna tak terorganisasi (arbitraly meaningful

knowledge) sebagai tempat mengaitkan pengetahuan hapalan (yang tak bermakna;

b. Pengetahuan analogis (analogi knowledge), yang mengaitkan

pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang amat serupa, dan berada di luar isi yang sedang dibicarakan atau dipelajari;


(30)

10

c. Pengetahuan tingkat tinggi (superordinate knowlage), yang dapat

berfungsi sebagai kerangka kaitan lanjut bagi pengetahuan baru;

d. Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge), yang dapat

memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan atau komparatif;

e. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge),

yang berfungsi untuk mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh-contoh;

f. Pengetahuan pengalaman (experienitial knowlage) yang memiliki

fungsi sama dengan pengetahuan tinggi yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkritkan dan menyediakan contoh-contoh bagi pengetahuan baru;

g. Strategi kognitif, yang menyediakan cara-cara mengolah

pengetahuan baru mulai dari penyimpanan sampai dengan pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan.

Tiga langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis kemampuan awal siswa, yaitu:

a. Melakukan pengamatan (observation) kepada siswa secara

perorangan. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan awal yang digunakan untuk mengetahui konsep-konsep, prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip yang telah dikuasai oleh siswa terkait dengan konsep, prosedur, atau prinsip yang akan diajarkan;

b. Tabulasi karakteristik pribadi siswa. Hasil pengemasan yang

dilakukan pada langkah pertama ditabulasi untuk mendapatkan klasifikasi dan rinciannya;

c. Pembuatan daftar strategi karakteristik siswa. Ada beberapa macam

instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang

karakteristik siswa meliputi: observasi, wawancara, angket, daftar pertanyaan, dan melakukan tes.

Berdasarkan pendapat di atas terdapat tujuh jenis kemampuan awal yang dapat digunakan untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru, siswa yang mempunyai

kemampuan awal sesuai dengan tujuh kemampuan awal tersebut maka dapat memperoleh informasi yang lebih tinggi secara mudah dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan awal rendah. Selain itu juga untuk dapat


(31)

11 dilakukan dalam menganalisis kemampuan awal siswa yaitu melakukan pengamatan (observation) kepada siswa secara perorangan, tabulasi karakteristik pribadi siswa, dan pembuatan daftar strategi karakteristik siswa.

2.1.2 Multimedia Pembelajaran

Saat ini pendidikan di Indonesia sudah menggunakan banyak multimedia untuk membantu pembelajaran. Multimedia pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu multimedia dan pembelajaran. Multimedia diambil dari kata multi dan media. Menurut Ariyus (2009: 2) bahwa multi berarti banyak dan media biasa diartikan alat untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantaraan, alat pengantar, suatu bentuk komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Sedangkan menurut Arsyad (2011: 171) bahwa multimedia juga dapat diartikan berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli maka multimedia dapat diartikan lebih dari satu media dengan berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi sehingga dapat menyampaikan atau membuat sesuatu, perantaraan, alat pengantar, suatu bentuk komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Multimedia ini adalah jenis media yang dapat mewakili dalam penyampaian informasi pembelajaran kepada pelajar.


(32)

12 Selanjutnya Ariyus (2009: 2) menyatakan adapun komponen sistem

multimedia yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Komponen multimedia

Sedangkan menurut Janiansyah (2009: 1) multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video. Dari gambar di atas menyatakan bahwa jika salah satu komponen tidak ada, bukan multimedia dalam arti luas namanya. Misalnya, jika tidak ada komputer untuk berinteraksi, maka itu namanya media

campuran, bukan multimedia. Kalau tidak ada alat navigasi yang

memungkinkan untuk memilih jalannya suatu tindakan maka itu namanya film, bukan multimedia. Demikian juga jika tidak mempunyai ruang untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka namanya televisi, bukan multimedia.

Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan multimedia interaktif. Daryanto (2010: 51) berpendapat bahwa multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Selanjutnya Syailendra (2009: 1) berpendapat bahwa multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh

Grafik Teks

Sistem Multimedia

Animasi Audio

Komputer


(33)

13 pengguna, sehingga pengguna dapat memilih sesuatu yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

Adapun contoh multimedia linier (berjalan sekuensial atau berurutan), contohnya: TV dan film. Sedangkan contoh multimedia interaktif adalah multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain. Dengan adanya multimedia linier dan interaktif dapat bermanfaat bagi pembelajaran guna membantu untuk memvisualisasikan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu instruction. Instruction diartikan sebagai proses interaksi antar guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis.

Menurut Asyhar (2011: 7) bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya membelajarkan pelajar (anak, siswa, dan peserta didik). Hal ini diperkuat oleh Djamarah dan Zain (2010: 38) bahwa pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru dan instruktur) dengan tujuan untuk membantu siswa agar bisa belajar dengan mudah.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas maka pembelajaran adalah suatu upaya yang dapat dilakukan oleh siapa saja dengan tujuan agar membantu siapa saja agar belajar menjadi mudah. Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut digabungkan maka multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian


(34)

14 dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.

Selanjutnya Daryanto (2010: 52) menyatakan adapun keunggulan dan karakteristik multimedia pembelajaran, yaitu:

Keunggulan multimedia, antara lain:

a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata;

b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin

dihadirkan ke sekolah;

c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan

berlangsung cepat atau lambat;

d. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh;

e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya;

f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Karakteristik multimedia pembelajaran, antara lain:

a. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen;

b. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk

mengakomodasi respon pengguna;

c. Bersifat mandiri, dalam pegertian memberi kemudahan dan

kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakantan pa bimbingan orang lain.

Melihat keungulan dan karakteristik multimedia dapat disimpulkan bahwa secara umum multimedia adalah media yang cocok digunakan sebagai sarana penunjang pembelajaran dikarenakan dapat membantu proses pembelajaran lebih menjadi lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, serta belajar siswa dapat ditingkatkan.

Terdapat prinsip utama dalam pembuatan bahan ajar multimedia yaitu harus sesuai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran serta materi ajar. Bahan ajar


(35)

15 multimedia adalah media pembelajaran yang berbasis teknologi multimedia. Bahan ajar multimedia paling sederhana adalah bahan presentasi

menggunakan powerpoint. Selain itu juga dibutuhkan kriteria pembuatan bahan ajar menurut Asyhar (2011: 172) multimedia, yaitu:

a. Tampilan harus menarik;

b. Narasi atau bahasa harus jelas dan mudah dipahami oleh peserta

didik;

c. Materi disajikan secara interaktif;

d. Kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai model (styles) yang

berbeda dalam belajar;

e. Karakteristik dan budaya personal dari populasi yang akan

dijadikan target;

f. Sesuai dengan karakteristik siswa, karakteristik materi, dan tujuan

yang ingin dicapai;

g. Dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu media

pembelajan;

h. Memungkinkan ditampilkan sesuatu virtual learning environment

(lingkungan belajar virtual);

i. Proses pembelajaran adalah salah suatu komunitas utuh, bukan

sporadik dan kajian terpisah-pisah (disconnected event). Selanjutnya dibutuhkan juga format pembuatan multimedia menurut Daryanto (2010: 54-56), yaitu: a) Tutorial; b) Driil dan practice; c) Simulasi, d) Percobaan atau eksperimen; dan e) Permaianan.

Sesuai dengan pernyataan para ahli di atas apabila pembuatan multimedia dilakukan sesuai dengan sasaran, tujuan, dan kriteria yang telah ditentukan maka multimedia ini sudah dapat digunakan sebagaimana mestinya. Sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. Selain itu juga multimedia agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya diperlukan format pembuatan yang disesuaikan. Dengan memenuhi format pembuatan multimedia maka multimedia diharapkan sudah dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.


(36)

16 Daryanto (2010: 59-62) juga menegaskan selain mempunyai manfaat dan keunggulan. Multimedia juga memiliki dampak dalam pembelajaran, yaitu:

a. Masalah filosofis, ada dua masalah yaitu kaum objektivis dan

kaum konstruktivis;

b. Lingkungan belajar multimedia interaktif dapat dikategorikan

dalam dalam tiga jenis yaitu lingkungan belajar preskriptif, demokratis dan sibernetik;

c. Sebagian besar peneliti mengatakan bahwa siswa bisa

diberdayakan melalui kontrol yang lebih besar atas belajarnya tetapi siswa juga bisa dihambat melalui kontrol atas belajarnya;

d. Adanya sifat umpan balik tergantung pada lingkungan di mana

multimedia digunakan;

e. Siswa seolah-olah dikondisikan untuk menjadi

individualis-individualis dan kontak sosial dengan teman-teman menjadi sesuatu yang asing.

Menurut pernyataan yang telah dipaparkan di atas selain mempunyai manfaat dan keunggulan, multimedia juga memiliki dampak dalam

pembelajaran apabila dalam pembuatannya sesuai dengan format yang telah ditentukan. Sehingga manfaat dan keunggulan multimedia dapat dirasakan secara utuh dalam pembelajaran.

2.1.3 Resource Based Learning

Seiring dengan kemajuan Iptek maka pembelajaran akan semakin inovatif dengan berbagai teknologi, salah satunya adalah belajar berbasis aneka sumber. Belajar berbasis aneka sumber memanfaatkan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi belajar. Menurut Siregar (2008: 4), penggunaan berbagai sumber belajarlah yang merupakan


(37)

17 belajar fleksibel, sehingga istilah belajar berbasis aneka sumber sebenarnya sudah tercakup di dalamnya.

Sedangkan Nasution (2010: 25), bahwa:

Sebenarnya istilah belajar berbasis aneka sumber bukanlah sesuatu yang baru karena siswa telah lama menggunakan sumber belajar seperti buku, kemudian terjadi peningkatan penggunaan media termasuk bahan-bahan belajar terbuka, petunjuk belajar, petunjuk buku teks, buku kerja, paket-paket video dan audio.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dengan belajar berbasis aneka sumber tidak ada penghalang untuk melakukan pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Karena dengan belajar berbasis aneka sumber jarak sudah tidak menjadi masalah yang perlu lagi dicari jalan keluarnya. Belajar berbasis aneka sumber telah lama digunakan. Namun belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber-sumber yang dapat digunakan sebagai informasi belajar.

Menurut Suryosubroto (2009: 215) resource based learning, yaitu: Resource based learning adalah suatu pendekatan yang dirancang untuk memudahkan siswa dalam mengatasi keterampilan siswa tentang luas dan keanekaragaman sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Resource based learning adalah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan sesuatu atau sejumlah individu atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang berkaitan dengan itu, bukan dengan cara konvensional di mana guru menyampaikan beban pelajaran kepada murid.


(38)

18 Nasution (2009:216) memperkuat dengan menyatakan bahwa:

Pembelajaran berdasarkan sumber “resource based learning” melibatkan keikutsertaan secara aktif dengan berbagai sumber (orang, buku, jurnal, surat kabar, multimedia, web, dan masyarakat), di mana para siswa akan termotivasi untuk belajar dengan berusaha meneruskan informasi sebanyak mungkin.

Beberapa pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan dalam resource based learning guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Murid dapat belajar dalam kelas, dalam laboratorium maupun dalam ruang

perpustakaan, dalam ruang sumber belajar yang khusus atau bahkan di luar sekolah, bila ia mempelajari lingkungan yang berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu. Dalam segala hal, murid itu sendiri aktif, apakah ia belajar menurut langkah-langkah tertentu seperti dalam belajar berprogram atau menurut pemikirannya sendiri untuk memecahkan masalah tertentu. Belajar berbasis sumber (resource based learning ) membutuhkan sejumlah sumber belajar baik secara individual ataupun kelompok. Arsyad (2011: 3) berpendapat bahwa sumber belajar menurut AECT (association of

education and communication technology) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar. Sedangkan menurut Siregar (2008: 2), yaitu:

Sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual.


(39)

19 Pernyataan para ahli bahwa agar pendekatan resource based learning ini dapat bermanfaat sesuai dengan sasaran pendidikan yang tepat dan dapat disimpulkan bahwa pendekatan resource based lerning merupakan suatu pendekatan yang menggunakan berbagai sarana atau alat yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai perantara komunikasi dalam menyampaikan isi materi pelajaran meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar.

Menurut Nasution (2010: 30-31) dalam pelaksanaan resource based learning perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pengetahuan yang ada, ini mengenai pengetahuan guru tentang

latar belakang murid dan pengetahuan murid tentang bahan pelajaran;

b. Tujuan pelajaran, guru harus merumuskan dengan jelas tujuan

yang apa yang ingin dicapai dengan pelajaran itu;

c. Memilih metodelogi; metode pengajaran banyak ditentukan oleh

tujuan;

d. Koleksi dan penyediaan bahan, harus diketahui bahan dan alat

yang dimilki oleh sekolah; dan

e. Penyediaan tempat.

Sedangkan menurut Siregar (2008: 3) untuk menjamin bahwa sumber belajar adalah sebagai sumber belajar yang cocok, harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu: a) Harus dapat tersedia dengan cepat; b) Harus dapat memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri; c) Harus bersifat individual.


(40)

20 Menanggapi pernyataan tersebut walaupun banyak sumber belajar yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, namun harus memenuhi tiga persyaratan sumber belajar, maka tidak semua sumber belajar dapat

digunakan dengan memerhatikan pelaksaan resource based learning. Apabila salah satu sumber belajar tidak memenuhi persyaratan tersebut maka sumber belajar tidak dapat efektif untuk digunakan.

Adapun ciri-ciri belajar berbasis sumber menurut Nasution (2010: 26-28), yaitu:

a. Memanfaatkan sepenuhnya segala informasi sebagai sumber

belajar;

b. Berusaha memberi pengertian kepada siswa tentang luas dan

aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar;

c. Berhasrat untuk mengganti fasilitas siswa dalam belajar

tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya;

d. Berusaha untuk meningkatkan moivasi belajar dengan meyajikan

berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi yang berbeda sekali dengan kelas

konvensional yang mengharuskan para siswa belajar yang sama dengan cara yang sama;

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja menurut

kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas;

f. Lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar;

g. Berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri siswa dalam hal

belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.

Berdasarkan ciri-ciri belajar berbasis sumber maka siswa memiliki kebebasan mencari informasi dari bebagai sumber yang ada yang

menurutnya cocok untuk digunakan. Dengan kesempatan yang diberikan dalam belajar berbasis sumber maka dapat membuat siswa menjadi lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar sehingga dapat


(41)

21 meningkatkan moivasi belajar dengan meyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi yang berbeda sekali dengan kelas konvensional yang mengharuskan para siswa belajar yang sama dengan cara yang sama.

Menurut Hadi (2010: 1) tujuan belajar berbasis aneka sumber (resource based learning) adalah sebagai berikut:

a. Membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya

kepada peserta didik;

b. Guru dapat mengetahui perbedaan individu baik dalam hal gaya

belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan siswa;

c. Mendorong pengembangan kemampuan memecahkan masalah,

mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi;

d. Mendorong siswa untuk bertanggung jawab terhadap belajarnya

sendiri;

e. Menyediakan peluang kepada siswa untuk menjadi pengguna

teknologi informasi dan komunikasi yang efektif;

Selanjutnya Siregar (2008: 5-6) menyatakan bahwa belajar berbasis aneka sumber memberikan berbagai keuntungan antara lain:

a. Selama pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang

kemudian akan menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar;

b. Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topik

pembelajaran;

c. Meningkatkan ketrampilan berpikir seperti ketrampilan

memecahkan masalah, memberikan pertimbangan-pertimbangan dan melakukan evaluasi melalui penggunaan informasi dan penelitian secara mandiri;

d. Meningkatkan perolehan ketrampilan pemrosesan informasi

secara efektif, dengan mengatahui sifat dasar informasi dan keberagamannya;

e. Memungkinkan pengumpulan informasi sebagai proses yang

berkesinambungan;

f. Meningkatkan sikap murid dan guru;

g. Membuat orang antusias belajar dan terinspirasi untuk


(42)

22

h. Meningkatkan prestasi akademik dalam penguasaan materi, sikap

dan berpikir kritis.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas tujuan dan keuntungan belajar berbasis sumber yaitu dalam hal ini guru terlibat dalam setiap langkah proses belajar, dari perencanaan, penentuan, dan mengumpulkan sumber-sumber informasi, memberi bantuan apabila diperlukan dan bila dirasakan perlu memperbaiki kesalahan. Dengan belajar berbasis aneka sumber siswa dapat belajar bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri. Sehingga siswa dapat belajar dengan kesungguhan dengan memanfaatkan segala ketrampilan yang ada pada diri setiap individu.

2.1.4 Direct Instruction

Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher center). Dalam pembelajaran ini peran guru sangat dominan. Guru dituntut agar dapat menjelaskan materi ajar dengan baik dan memberi petunjuk mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran langsung didasarkan atas teori belajar behavioristik. Paradigma behaviorisme memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku yang didasarkan kepada unsur stimulus – respon (S-R). Aspek yang mendorong S-R adalah kebutuhan dan stimulus

kemudian muncul respon. Unsur yang paling penting adalah reinforcement atau penguatan. Penguatan berfungsi untuk memotivasi siswa agar ia merasakan adanya kebutuhan untuk melakukan tugas pelajaran melalui


(43)

23 respons yang diberikan dalam tugas itu. Proses S-R dapat bertahap-tahap hingga perilaku itu terjadi.

Gambar 2.2. Proses Pembelajaran Direct Instruction

(Dantes, 2009: 2) Proses stimulus-stimulus ini terdiri dari beberapa unsur. Pertama, unsur dorongan, siswa merasakan adanya kebutuhan sesuatu dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan ini. Kedua, unsur stimulus, siswa diberikan stimulus yang selanjutnya akan dapat menyebabkan siswa memberikan respons. Ketiga, unsur respon, siswa memberikan suatu reaksi (respons) terhadap stimulus yang diterimanya dengan jalan melakukan suatu tindakan yang dapat dilihat. Keempat, unsur penguatan (reinforcement), unsur ini diberikan kepada siswa agar siswa merasakan adanya kebutuhan untuk memberikan respons lagi. Demikian selanjutnya sehingga siswa dirangsang terhadap stimulus tertentu untuk menimbulkan respons.

Prinsip-prinsip teori behaviorisme sebagaimana dinyatakan Soekamto (2009: 19) banyak dipakai, diantaranya, yaitu:

1. Materi pelajaran dibentuk dalam unit-unit kecil dan diatur

berdasarkan urutan yang logis sehingga siswa mudah mempelajarinya;

2. Dalam proses belajar siswa ikut berpartisipasi aktif di dalamnya;

3. Tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung

sehingga siswa dapat segera mengetahui apakah respons yang diberikan telah benar atau belum,

S R Hubungan langsung (koneksi


(44)

24

4. Setiap kali siswa memberikan respons yang benar maka ia perlu

diberi penguatan.

Sedangkan menurut Dahar (2009: 30-32), bahwa ada beberapa prinsip yang melandasi teori prilaku, adalah sebagai berikut:

1. Konsekuensi-konsekuensi; bahwa prilaku berubah menurut

konsekuensi-konsekuensi langsung. Prilaku menyenangkan akan memperkuat, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan melemahkan. Konsekuensi yang menyenangkan biasanya disebut reinforser, sedangkan yang melemahkan disebut hukuman (Punishers);

2. Kesegeraan (immediacy); bahwa konsekuensi-konsekuensi yang

mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada konsekuensi-konsekuensi yang lambat datangnya;

3. Pembentukan (shaping); bahwa dalam mengajarkan

keterampilan-keterampilan baru atau perilaku-perilaku dengan memberikan reinforsemen pada para siswa dalam mendekati perilaku akhir yang diinginkan.

Tugas guru dalam model pembelajaran langsung adalah membantu siswa memperoleh pengetahuan secara deklaratif. Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif. Fase pembelajaran pada model pembelajaran langsung antara lain, guru mengawali pelajaran dengan tujuan dan latar belakang pembelajaran serta memotivasi siswa untuk menerima penjelasan yang diberikan oleh guru secara langsung. Fase persiapan dan motivasi yang diikuti dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu yang diberikan oleh guru. Pelajaran ini termasuk juga pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik (feed back) terhadap keberhasilan yang telah dilakukan. Guru


(45)

25 memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari (Dahar, 2009: 10).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran direct instruction adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam

pembelajaran ini peran guru sangat dominan. Guru dituntut agar dapat menjelaskan materi ajar dengan baik dan memberi petunjuk mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Tugas guru adalah membantu siswa memperoleh pengetahuan secara deklaratif.

Pengetahuan deklaratif menyatakan pengetahuan tentang sesuatu, misalnya dalam menghafal rumus atau hukum tertentu dalam sains. Kekuatan yang paling penting dalam pengajaran ini adalah reinforcement yang berfungsi memotivasi siswa agar dapat merasakan adanya kebutuhan untuk

melakukan tugas pelajaran melalui respon yang diberikan dalam tugas itu.

2.1.5 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2007: 159) bahwa hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan menurut Sukardi (2008: 2) hasil belajar merupakan pencapaian


(46)

26 pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Penacapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes. Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes maupun non tes dilakukan. Untuk mengukur hasil belajar biasanya guru melakukan kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara memberikan tes pada akhir pembelajaran seperti tes akhir, tes formatif, tes sumatif yang dapat menunjukkan sejauh mana penguasaan siswa tehadap suatu materi tersebut.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan tersebut terjadi dengan peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

dibandingkan dengan yang sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Selanjutnya adapun dampak pengiring, dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang merupakan transfer belajar.


(47)

27 Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tingkat perkembangan siswa tampak pada evaluasi hasil belajar siswa, hasil belajar diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung dari aktivitas belajar siswa itu sendiri. Karena aktivitas yang tinggi dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap pelajaran yang diterimanya. Sehingga keberhasilan proses belajar mengajar diukur dari hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti yang tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan melompat setelah latihan. Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

Menurut Hamalik (2007: 30-31), yaitu:

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu, adalah:

a. Pengetahuan

b. Pengertian

c. Kebiasaan

d. Keterampilan

e. Apresiasi

f. Emosional

g. Hubungan sosial

h. Jasmani


(48)

28 Sedangkan menurut Slameto (2008:131) hasil belajar itu sendiri meliputi 3 aspek, yaitu: a) Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif); b) Kepribadian atau sikap (afektif); c) Keterampilan atau penampilan (psikomotor). Sedangkan hasil belajar dalam kecakapan kognitif menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 10) memiliki beberapa tingkatan, yaitu:

a. Informasi non verbal

b. Informasi fakta dan pengetahuan verbal

c. Konsep dan prinsip

d. Pemecahan masalah dan kreatifitas

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas bahwa hasil belajar diakhir dari suatu proses pembelajaran, maka siswa akan memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar tampak apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Pendapat dari Slameto ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh baik perubahan pada perilaku maupun kepribadian secara keseluruhan. Sardiman (2009: 95) menyatakan bahwa belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik harus aktif. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Sedangkan Djamarah (2011: 67) menambahkan bahwa belajar


(49)

29 sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa tidak hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru saja tetapi lebih dari itu seperti diskusi, melakukan percobaaan, memecahkan masalah, dan lain-lain yang dapat merangsang motivasi siswa untuk terus belajar. Ini menunjukkan bahwa aktivitas selama pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang selama pembelajaran aktif mungkin akan memberikan hasil belajar yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak aktif selama pembelajaran.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 13), bahwa:

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran. Djamarah dan Zain (2010: 121) menambahkan bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya


(50)

30 suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka.

Menurut Dalyono (2009: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:

a. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan,

intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar;

b. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Menurut Daryanto (2010: 100) ada tiga ranah yang menjadi sasaran dalam evaluasi hasil belajar yaitu “ ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotor”. Namun dalam penelitian ini hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif saja. Selanjutnya adapun aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang diantaranya: pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), sintsis (syntesis), dan evaluasi penilaian (evaluation).

Merujuk pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal). Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka seorang siswa harus biasa mengelola faktor-faktor ini dengan baik terutama faktor yang berasal dari dalam dirinya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak ukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Selain itu, nilai aspek kognitif diperoleh dari pengetahuan,


(51)

31 pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis siswa yang dievaluasi di setiap akhir pembelajaran. Hasil evaluasi kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk hasil belajar siswa. Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan seseorang yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

2.2 Kerangka Pikir

Kenyataannya fisika di sekolah masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, menakutkan bahkan kurang menyenangkan. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan awal agar siswa lebih siap menghadapi pembelajaran. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti

pembelajaran. Kemampuan awal atau prior knowledge juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam pembelajaran

selanjutnya. Dalam diri setiap siswa terdapat perbedaan kemampuan awal. Terdapat siswa yang berkemampuan awal rendah, sedang, dan tinggi. Siswa yang memiliki kecenderungan kemampuan awal rendah akan labih sulit melanjutkan pelajaran berikutnya dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal sedang. Begitu juga siswa yang mempuanyai kemampuan awal sedang akan lebih sulit melanjutkan pelajaran

dibandingkan dengan siswa yang memilki kemampuan awal tinggi. Dalam pembelajaran ini akan dipilih 2 kelas sampel, 1 kelas eksperimen sebagai kelas yang diberi perlakuan dan 1 kelas kontrol sebagai kelas pembanding. Pada kelas kontrol dengan pembelajaran pada umumnya yaitu direct


(52)

32 instruction menggunakan buku sebagai sumber belajar dan kelas

eksperimen dengan resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran. Pada pembelajaran kelas eksperimen ataupun kelas kontrol akan dibentuk suatu kelompok kecil berisi kelompok-kelompok yang heterogen, yaitu dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Pada kelas eksperimen sumber belajar yang akan digunakan adalah multimedia pembelajaran (macromedia flash, PhET Simulation, dan blog berisi materi pembelajaran), sedangkan pada kelas kontrol adalah buku siswa.

Hasil belajar antara kelas yang diterapkan resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran berbeda dan lebih efektif

dibandingkan dengan kelas yang diterapkan direct instruction menggunakan buku. Pembelajaran resource based learning siswa lebih bebas dalam berapresiasi mencari informasi belajar sesuai dengan sumber belajar yang ada. Dengan menggunakan multimedia pembelajaran melalui pembelajaran resources based learning siswa menjadi lebih tertarik belajar fisika yang berdampak pada hasil belajar ranah kognitif lebih tinggi yang dijelaskan dalam kerangka pikir di bawah ini:


(53)

33

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

2.3 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Hipotesis Pertama

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource

based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal tinggi.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based

learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal tinggi.

Kemampuan Awal Siswa

Tinggi Sedang Rendah

Hasil Belajar Ranah Kognitif

Tes akhir Tes akhir

RBL-Multimedia DI-Buku


(54)

34

2. Hipotesis Ke-dua

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource

based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal sedang.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based

learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal sedang.

3. Hipotesis Ke-tiga

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource

based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal rendah.

H1 : Ada hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning

menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku pada kemampuan awal rendah.

4. Hipotesis Ke-empat

H0 : Tidak ada interaksi antara kemampuan awal siswa dengan resource

based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku terhadap hasil belajar ranah kognitif.

H1 : Ada interaksi antara kemampuan awal siswa dengan resource based

learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct


(55)

35

5. Hipotesis Ke-lima

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa dengan

kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah pada resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa dengan

kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah pada resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran.

6. Hipotesis Ke-enam

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa dengan

kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah pada direct instruction menggunakan buku.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa dengan

kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah pada direct instruction menggunakan buku.


(56)

III.METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 antara bulan Januari-Juni 2012 di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat pada tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari empat kelas, yaitu XI IPA1 sampai

dengan XI IPA4. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, kemudian yang terambil sebagai sampel adalah kelas XI IPA1 yang berjumlah 25 siswa sebagai kelas ekperimen dan

kelas XI IPA2 yang berjumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian desain faktorial. Dalam penelitian ini dua kelas yang dijadikan sampel diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas XI IPA2 sebagai kelas


(57)

37 kontrol. Pada kelas XI IPA1 siswa mendapat perlakuan dengan resource

based learning menggunakan multimedia pembelajaran. Pada kelas XI IPA2

siswa mendapat perlakuan pembelajaran pada umumnya yaitu menggunakan

direct instruction dengansumber belajar buku. Pada kedua kelas tersebut

terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan awal yang berbeda dan pada penelitian ini siswa digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Kemampuan awal diambil dari nilai tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum

mendapatkan perlakuan. Berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa, dibentuk kelompok-kelompok yang heterogen, yaitu dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok heterogen ini dibagi dalam 5 kelompok, terdiri dari 5 sampai 6 siswa. Adapun rata-rata kemampuan awal dengan kriteria sebagai berikut:

Nilai tes ≥ 76 : kemampuan awal tinggi 65 ≤ nilai tes ≤ 75 : kemampuan awal sedang Nilai tes < 65 : kemampuan awal rendah

(Widyastuti, 2011:30) Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara

resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dengan

direct instruction menggunakan sumber belajar buku ditinjau dari


(58)

38 Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x3 yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Faktorial Penelitian Kemampuan Awal (B)

Pembelajaran (A) Tinggi (B1)

Sedang (B2)

Rendah (B3)

RBL-Multimedia pembelajaran (A1) A1B1 A1B2 A1B3

DI-Buku (A2) A2B1 A2B2 A2B3

Adapun langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi, berguna untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas

yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru fisika selama pembelajaran.

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dangan resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran untuk kelas XI IPA1 dan direct intruction menggunakan

sumber belajar buku untuk kelas XI IPA2.

3. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar ranah kognitif beserta aturan penskorannya.

4. Melakukan validasi instrumen dan perbaikan instrumen.

5. Melakukan uji coba soal tes hasil belajar ranah kognitif dan menghitung reliabilitasnya.

6. Melaksanakan penelitian.

7. Mengadakan tes hasil belajar ranah kognitif. 8. Menganalisis data dan membuat kesimpulan.


(59)

39

3.4 Data Penelitian

Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari: 1. Data kemampuan awal

2. Data hasil belajar ranah kognitif

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri atas data kemampuan awal, dan hasil belajar ranah kognitif. Untuk memperoleh data kemampuan awal diambil dari nilai tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Data hasil belajar ranah kognitif diperoleh melalui nilai tes akhir yang diberikan kepada siswa setelah mengikuti resource based learning

menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction menggunakan buku. Tes yang akan diberikan kepada siswa berbentuk soal essay yang terdiri dari 6 item pertanyaan. Dalam upaya mendapatkan data hasil belajar ranah kognitif yang akurat, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik. Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi, yakni validitas yang dilihat dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar, isinya dapat mewakili secara representatif

terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan. Langkah-langkah dalam penyusunan soal tes ini adalah sebagai berikut: 1) Menentukan indikator yang akan diukur yang sesuai dengan materi dalam

penelitian


(60)

40 3) Menyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

4) Melakukan penilaian terhadap butir tes

Selain itu, butir tes dikonsultasikan dengan dosen pembimbing terlebih dahulu kemudian dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran fisika kelas XI IPA. Jika ada penilaian dosen pembimbing dan guru menyatakan butir-butir tes telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur, maka tes tersebut dikatakan valid. Instrumen yang akan digunakan diuji coba terlebih dahulu pada kelas diluar sampel tetapi masih dalam populasi. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes.

a. Validitas

Validitas isi memiliki sejauh mana instrumen yang digunakan dalam penelitian mencerminkan isi yang diukur. Karena penelitian ini yang akan diukur adalah hasil belajar ranah kognitif siswa, maka untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif tersebut menggunakan alat ukur berupa tes. Untuk mengetahui apakah isi tes tersebut mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan, validitas isi dari suatu tes hasil belajar ranah kognitif dapat diketahui dengan jalan membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil belajar ranah kognitif dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan untuk pelajaran fisika, apakah hal-hal yang tercantum dalam tujuan instruksional khusus sudah terwakili secara nyata dalam tes hasil belajar ranah kognitif tersebut atau belum.


(61)

41 b. Reliabilitas

Reliabilitas tes diukur berdasarkan koefisien reliabilitas dan digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan suatu tes. Untuk menghitung koefisien reliabiltas tes digunakan rumus Alpha.

              

22

11 1 1

i i n n r   Keterangan: 11

r = Koefisien reliabilitas yang dicari

2 i

= Jumlah varians skor tiap-tiap item 2

i

= Varians total

n = banyaknya item angket Dimana:

N

N X

Xi i

i /

2 2

2   

Keterangan:

2 i

X = Kuadrat skor total

i

X = Skor total

N = Banyaknya responden

Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas,

dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.2 Indeks Reliabilitas

No. Indeks Reliabilitas Kriteria

1 antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

2 antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

3 antara 0,400 sampai dengan 0,600 Sedang

4 antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

5 antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah


(62)

42 c. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Data hasil belajar ranah kognitif berupa nilai tes akhir. Nilai tes akhir diambil di akhir pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian.

Teknik penskoran nilai tes awal dan tes akhir yaitu :

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa

Poin Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245)

3.6 Teknik Analisis Data

Data diambil dari hasil belajar ranah kognitif siswa. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka hasil belajar ranah kognitif yang diperoleh dianalisis terlebih dahulu. Analisis hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.


(63)

43 Analisis data dilakukan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Pada tahapan ini pengujian dilakukan untuk menguji normalitas sampel antara ketiga kelompok yang berdistribusi normal atau tidak.

Menurut Sudjana (2005: 466) terdiri atas dua rumusan hipotesis, yaitu: Ho : Populasi berdistribusi normal

H1 : Populasi berdistribusi tidak normal

Bila nilai signifikansi yang didapat pada hasil analisis menggunakan one

samplekolmogorov smirnov > α maka H0 diterima dan H1 ditolak

begitupun sebaliknya, bila nilai signifikansi ≤ α maka H0 ditolak dan H1

diterima. Untuk menguji hipotesis nol maka diperlukan tahapan sebagai berikut:

1) Pengamatan Xi... dan seterusnya, dijadikan bilangan baku Zi... dan seterusnya dengan rumus:

S X Xi Zi

 

 (X dan S masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku sampel).

2) Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung peluang F(Zi) = P(Z  Zi).

3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ....Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

S((ZI) n

Z yang Z Z

banyaknyaZi, 2...., ni


(64)

44 5) Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak

tersebut. Harga terbesar ini disebut LO.

6) Bila harga LO tersebut lebih kecil dari Ftabel( nilai kritis uji Lilliefors)

pada tabel dengan n adalah ukuran sampel pada taraf nyata = 0,05 berarti data berasal dari distribusi normal dan sebaliknya.

2. Uji Homogenitas Variansi

Homogenitas diuji dengan menggunakan uji Barlett (Sudjana, 2005: 263) sebagai berikut:

X2 = (ln 10)

( 1)log 2

I

i S

n

B 

Hipotesis statistik: H0 : 1x12x23x3

H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

Kriteria uji: Tolak H0 jika X²  X²( 1-)(k-1) dimana X²( 1-)(k-1) didapat dari

distribusi Chi Kuadrat dengan peluang (1-), dk (k-1)dan  = 0,05.

3. Uji Analisis Variansi Univariate

Analisis univariate merupakan cara yang digunakan untuk menguji

signifikansi efek dua variabel bebas dan satu variabel terikat, dan interaksi kedua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji Univariate: a) Varians homogen (sama)

b) Variabel terikat ada satu dan variabel bebas ada dua c) Data berdistribusi normal


(1)

46 4. Pengujian Hipotesis

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:

1). Bila nilai Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol diterima dan hipotesis satu ditolak.

2). Bila nilai Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima.


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan:

1. Ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning

menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction

menggunakan buku pada kemampuan awal tinggi.

2. Tidak ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction

menggunakan buku pada kemampuan awal sedang.

3. Ada Perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara resource based learning

menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction

menggunakan buku pada kemampuan awal rendah.

4. Ada interaksi antara kemampuan awal siswa dengan resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dan direct instruction

menggunakan buku terhadap hasil belajar ranah kognitif.

5. Ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa pada kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah dengan resource based learning

menggunakan multimedia pembelajaran.

6. Tidak ada perbedaan hasil belajar ranah kognitif antara siswa pada kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah dengan direct instruction.


(3)

73 5.2 Saran

Berdasarkan teori-teori yang melandasi operasional penelitian dan hasil pengamatan serta temuan selama proses penelitian dilaksanakan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pendekatan resource based learning menggunakan multimedia pembelajaran dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk memperoleh nilai hasil belajar ranah kognitif yang lebih tinggi.

2. Bagi guru dalam menerapkan pembelajaran resource based learning, hendaknya memperhatikan koleksi (sumber informasi seperti buku diperpustakaan) dan penyediaan bahan, harus diketahui bahan dan alat yang dimiliki oleh sekolah dan penyediaan tempat.

3. Sebaiknya guru mempertimbangkan jumlah siswa bila ingin menerapkan pembelajaran resource based leraning dengan menyesuaikan sumber media pembelajaran yang akan digunakan untuk memperoleh informasi karena apabila tidak memperhatikan hal itu maka pembelajaran akan berlangsung tidak efektif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta

. 2010. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Ariyus, Dony. 2009. Keamanan Multimedia. Andipublisher. Yogyakarta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Dahar, Ratna Wilis. 2009. Teori-teori Belajar. Erlangga. Bandung. Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Dantes, Nyoman. 2009. Teori-Teori Belajar, Teori-Teori Instruksional dan Model-Model Pembelajaran. STKIP Singaraja. Singaraja.

Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. . 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Emnoeh. 2011. Pengertian Kemampuan Awal. Diakses pada tanggal 06 Desember 2011 dari http://www.scribd.com/doc/50747553/Bab-3

Hadi, Efran. 2010. Strategi Pembelajaran Resource Based Learning Terhadap Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 3 Palembang. Diakses pada tanggal 06 Desember 2011 dari

http://syu3f.blogspot.com/2010/06/strategi-pembelajaran-resource-based.html


(5)

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Janiansyah. 2009. Pengertian Multimedia. Diakses pada tanggal 06 Desember

2011 dari http://janiansyah.wordpress.com/2009/05/15/pengertian-multimedia/

Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nawangsari, Citra. 2010. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Pokok Bahasan Organisme Kehidupan Dengan Penerapan Model Resource – Based Learning Siswa Kelas VIIE SMP Negeri I Teras (Tahun Ajaran 2009/2010)”. Sekripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. [On line]. Diakses tanggal 26 Maret 2011

http://etd.eprints.ums.ac.id/8526/1/A420060002.pdf

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rasiman dan Fuji Rahayu. 2011. “Efektifivat Pembelajaran Resource Based Learning Berbantuan CD Pembelajaran Pada Materi Program Linear Kelas XI SMK”. Sekripsi. [On line]. Diakses pada tanggal 25 Maret 2011 dari http://www10310185.blogspot.com/

Rijal. 2011. Kemampuan Awal (Prior Knowledge). Diakses pada tanggal 04 Desember 2011 dari

http://resolusirijal.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior-knowledge.html

Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raya Grafindo Persada. Jakarta.

Saputro, Agung Fajar. 2011. Pengaruh Kemampuan Awal dan Sikap Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat (Pada Siswa Kelas X Semester I SMA Muhammadiyah 1 Surakarta). Sekripsi. [On line]. Diakses pada tanggal 25 Maret 2011 dari

http://www.10310186.blogger.com.htm

Siregar, Eveline. 2008. Pengembangan Belajar Berbasis Aneka Sumber

(Resources-based Learning). [On line]. Diakses pada tanggal 06 Desember 2011 dari

http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2008/02/eveline_belajar_berbasis_aneka_sumber.PDF Situmeang, Drs. Pangihutan. 2010. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan

Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Fisika”. Sekripsi. Lembaga Penelitian UNIMED (FMIPA). Diakses tanggal 26 Maret 2011


(6)

Slameto. 2008. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka. Jakarta.

Soekamto. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Inquiry. Diunduh 06 Desember 2011 dari http://www.slideshare.net/guestf6b63af/penerapan-model-pembelajaran.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara. Jakarta.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Syailendra, Stab. 2009. Pengantar Multimedia Pembelajaran. Diakses pada tanggal 06 Desember 2011 dari

http://pengantar-mltimedia-pembelajaran.html

Tatang, Ade, Berbagai Macam Pengelolaan Kelas dan Implikasinya terhadap Pengembangan RPP. 13 Januari 2009. Posting lebih baru posting lama beranda. Langgan: poskom komentar (atom). September 2010

Widiyastuti, Rani. 2011. “Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif NHT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Resource Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS (Sosiologi) Siswa SMP Nusantara Plus kelas VIII

2 13 170

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING

46 279 461

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

5 17 85

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING)DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

2 14 78

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA RESOURCE BASED LEARNING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA KELAS X

16 112 357

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Problem Based Learning Dan Discovery Learning Berbasis Ict Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan

0 3 18

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA.

0 2 49

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING Peningkatan Motivasi Belajar IPS melalui Pendekatan Pembelajaran Resource Based Learning pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Kara

0 1 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF.

1 1 45

ANALISIS HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN PROFIL AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD.

0 0 45