PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNINGUNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Wiwin Ayu Wianti 0905592

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Pendekatan Brain Based

Learning untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Ranah Kognitif Siswa

Oleh

Wiwin Ayu Wianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Wiwin Ayu Wianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL PENINGKATAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SETELAH DITERAPKAN BRAIN BASED LEARNING

Wiwin Ayu Wianti 0905592

Pembimbing I: Dr. Andhy Setiawan, M.Si Pembimbing II: Drs. David Edison Tarigan, M.Si

ABSTRAK

Pada pendekatan brain based learning, pembelajaran dirancang menyenangkan., menantang dan mengaktifkan siswa. Pendekatan brain based

learning merupakan pendekatan yang mengupayakan otak berfungsi secara

optimum dalam proses pembelajaran, yaitu dengan cara memperkaya input yang masuk sehingga pembelajaran menjadi lebih variatif. Selain itu dengan memperkaya input yang masuk, memungkinkan siswa lebih mudah mencerna dan memahami materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa. Penelitian mengenai penerapan pendekatan brain based learning telah dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung dengan sampel penelitian siswa kelas VII-H yang berjumlah 32 siswa. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa ditentukan melalui perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dari hasil pretest dan posttest. Instrumen hasil belajar ranah kognitif berbentuk pilihan ganda yang sebelumnya telah dijudgement dan diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Hampir seluruh kegiatan pada penerapan pendekatan brain based

learning terlaksana dengan baik dan mendapat respon yang sangat positif dari

siswa. Setelah diterapkan pendekatan ini, hasil belajar ranah kognitif siswa mengalami peningkatan sebesar 0,35 (sedang). Peningkatan hasil belajar pada setiap aspek kognitif adalah sedang untuk aspek pengetahuan (C1) dan penerapan (C3), dan rendah untuk aspek pemahaman (C2) dan analisis (C4).


(5)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE PROFILE OF IMPROVED LEARNING OUTCOMES ON COGNITIVE DOMAIN AFTER THE APPLICATION OF BRAIN BASED LEARNING

Brain based learning approach is designed to be fun, challenging, and to make students active. It is an approach which seeks optimum brain function in learning process by enriching inputso that the learning becomes more varied. In addition,it allows students more easily understand the subject so it can improve students' cognitive learning outcomes. Research on the application of brain -based learning approaches has been made in an effort to improve students' cognitive learning outcomes . The research method used is a quasi -experiment with the study one group pretest - posttest design . This study was conducted in one of the Junior High School in Bandung with the sample class VII - H , amounting to 32 students . Improved cognitive learning outcomes of students is determined by calculating the normalized gain value from the pretest and posttest. The instrument used is multiple choices whichhas previously been judged and tested for its validity, reliability, distinguishing features and difficulty level. Almost all activities in the application of brain -based learning approach are implemented well and got a very positive response from students. Having applied this approach , cognitive learning outcomes of students has increased by 0.35 (moderate) . Improved learning outcomes in every aspect of the cognitive is moderate for knowledge aspect(C1) and implementation aspect(C3) , and low for understanding aspects (C2) and analysis aspect (C4).

Key words: Brain based learning, improved of learning outcomes, cognitive domain


(6)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Pendekatan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Maret 2014 Yang membuat pernyataan,

Wiwin Ayu Wianti NIM. 0905592


(7)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa

Wiwin Ayu Wianti 0905592

Pembimbing I: Dr. Andhy Setiawan, M.Si Pembimbing II: Drs. David Edison Tarigan, M.Si

ABSTRAK

Pada pendekatan brain based learning, pembelajaran dirancang menyenangkan., menantang dan mengaktifkan siswa. Pendekatan brain based learning merupakan pendekatan yang mengupayakan otak berfungsi secara optimum dalam proses pembelajaran, yaitu dengan cara memperkaya input yang masuk sehingga pembelajaran menjadi lebih variatif. Selain itu dengan memperkaya input yang masuk, memungkinkan siswa lebih mudah mencerna dan memahami materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa. Penelitian mengenai penerapan pendekatan brain based learning telah dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung dengan sampel penelitian siswa kelas VII-H yang berjumlah 32 siswa. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa ditentukan melalui perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dari hasil pretest dan posttest. Instrumen hasil belajar ranah kognitif berbentuk pilihan ganda yang sebelumnya telah dijudgement dan diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Hampir seluruh kegiatan pada penerapan pendekatan brain based learning terlaksana dengan baik dan mendapat respon yang sangat positif dari siswa. Setelah diterapkan pendekatan ini, hasil belajar ranah kognitif siswa mengalami peningkatan sebesar 0,35 (sedang). Peningkatan hasil belajar pada setiap aspek kognitif adalah sedang untuk aspek pengetahuan (C1) dan penerapan (C3), dan rendah untuk aspek pemahaman (C2) dan analisis (C4).


(8)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan kuasaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa”. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan juga umatnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini menggambarkan bagaimana peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa setelah diterapkannya pendekatan Brain Based Learningi dengan mengambil sampel siswa kelas VII di salah satu SMP di Kota Bandung.

Dalam proses penulisan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah memberikan motivasi, bimbingan, kontribusi serta do’a kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan hal-hal yang terbaik yang peneliti butuhkan.

2. Kanjeng Romo dan Kanjeng Ibu (Bapa dan Mama) yang tidak henti-hentinya memberikan doa, semangat dan dukungannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.

3. Adikku tercinta Rasyid Al Hakim, kakakku Handy Sistanto dan keponakanku “si bendul” (Muhammad Alfarizi) yang selalu memberi suntikan semangat kepada penulis lewat canda guraunya, dan yang selalu melukiskan senyum lebar di wajah penulis. Love you...

4. Bapak Drs Iyon Suyana, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi dan bimbingannya kepada penulis selama penulis menimba ilmu di UPI.


(9)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pembimbing skripsi Dr. Andhy Setiawan, M.Si dan Drs. David Edison Tarigan, M.Si yang selalu memberikan arahan, saran serta dukungannya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Dadi Rusdiana, M.Si dan Ibu Dra. Hj. Wiendartun, M.Si selaku penguji yang telah memberi saran serta arahannya kepada peneliti sehingga dapat memperbaiki skripsi ini.

7. Seluruh dosen di Jurusan Pendidikan Fisika yang sudah membagi ilmunya kepada penulis selama penulis kuliah di UPI.

8. Teman-teman fisika angkatan 2009, khususnya “Gras-Grus” (Yayan Nuryanah, Ridha Hidayani, Hadiani Nur’azizah Mahfud, Sayyidah Fathimah), Aep Saepulloh, Yeyen dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih karena selama ini telah menemani penulis bersama-sama menimba ilmu di UPI tercinta. Terima kasih untuk lembaran kenangan manisnya.

9. Kepala sekolah SMPN 12 Bandung, Bapak Tata Santa, S.Pd dan Bapak Dodi Wahyudi selaku guru kelas VII-H yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMPN 12 Bandung.

10. Siswa kelas VII-H yang telah bersedia membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekuarangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki penulisan dalam karya selanjutnya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Amin...

Bandung, Maret 2014


(10)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Brain Based Learning ... 8

B. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 18

C. Kaitan antara Brain Based Learning dengan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 20

D. Massa Jenis ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 27

C. Metode Penelitian ... 28

D. Definisi Operasional ... 28


(11)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Proses Pengembangan Instrumen ... 32

H. Teknik Pengumpulan Data ... 39

I. Teknik Pengolahan Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning ... 45

B. Respon Siswa ... 49

C. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(12)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

2.1 Kaitan antara tahapan-tahapan pendekatan Brain Based Learning dan Hasil

Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 22

3.1 Interpretasi Validitas Butir Soal ... 33

3.2 Interpretasi reliabilitas soal ... 34

3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 34

3.4 Interpretasi Daya Pembeda ... 35

3.5 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 36

3.6 Distribusi Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 38

3.7 Klasifikasi Nilai Gain yang Dinormalisasi ... 42

3.8 Interpretasi keterlaksanaan Pendekatan ... 43

3.9 Interpretasi Data Angket Siswa Pendekatan ... 44

4.1 Keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning pada Setiap Pertemuan ... 45

4.2 Keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning pada Setiap Kegiatan 45 4.3 Hasil Angket Siswa ... 50

4.4 Rata-rata Nilai Gain yang Dinormalisasi Hasil Pretest dan Posttest Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 53

4.5 Rata-rata Nilai Gain yang Dinormalisasi dan Hasil Pretest dan Posttest untuk Setiap Jenjang Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 55


(13)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagian-bagian Otak ... 9

2.2 overlap antara enam jenjang pada ranah kognitif ... 20

3.1 Desains Penelitian one group pretest-posttest design ... 27

3.2 Alur Penelitian ... 30

3.3 Interpretasi data angket siswa ... 44

4.1 Peningkatan Hasil Pretest dan Posttest Hasil belajar ranah kognitif Siswa ... 54

4.2 Grafik Peningkatan Skor Setiap Jenjang kognitif Siswa... 55


(14)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: STUDI PENDAHULUAN

A.1 Format Angket Studi Pendahuluan ... 73

A.2 Analisis Data Hasil Studi Pendahuluan ... 74

LAMPIRAN B: PERANGKAT PEMBELAJARAN B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 76

B.2 Skenario Pembelajaran B.2.1 Skenario Pembelajaran Pertemuan I... 85

B.2.1 Skenario Pembelajaran Pertemuan II ... 91

B.2.1 Skenario Pembelajaran Pertemuan III ... 95

B.3 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) B.3.1 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan I ... 98

B.3.1 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan II... 101

B.3.1 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pertemuan III ... 103

B.4 Jurnal Pembelajaran B.4.1 Format Jurnal Pembelajaran ... 109

B.4.2 Contoh Jurnal Pembelajaran ... 110

LAMPIRAN C: UJI COBA INSTRUMEN TESHASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF C.1 Hasil Judgement Instrumen ... 116

C.2 Kisi-Kisi Instrumen yang akan Diujikan ... 142

C.3 Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif yang akan Diujikan ... 160

C.4 Data Hasil Uji Instrumen ... 162

C.5 Analisis Hasil Uji Instrumen C.5.1 Analisis Validitas Butir Soal ... 163


(15)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.5.2 Analisis Daya Pembeda ... 165

C.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran ... 166

C.5.4 Analisis Reliabilitas Soal ... 167

LAMPIRAN D: INSTRUMEN PENELITIAN D.1 Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif D.1.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 169

D.1.2 Format Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 181

D.2 Format Lembar Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning D.3.1 Format Lembar Observasi Pertemuan Pertama... 186

D.3.2 Format Lembar Observasi Pertemuan Kedua ... 190

D.3.3 Format Lembar Observasi Pertemuan Ketiga ... 194

D.3 Format Angket Siswa ... 198

LAMPIRAN E: ANALISIS HASIL PENELITIAN E.1 Tes Kemampuan Kognitif E.1.1 Data Hasil Pretest ... 200

E.1.2 Data Hasil Postest Hasil Pretest... 202

E.1.3 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 204

E.1.4 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C1 E.1.4.1 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C1 ... 205

E.1.4.2 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C1 Setiap Pertemuan ... 206

E.1.5 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C2 E.1.5.1 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C2 ... 207

E.1.5.2 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C2 Setiap Pertemuan ... 208 E.1.6 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C3


(16)

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.1.6.1 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang

C3 ... 209

E.1.6.2 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C3 Setiap Pertemuan ... 210

E.1.7 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C4 E.1.7.1 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C4 ... 211

E.1.7.2 Analisis Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Jenjang C4 Setiap Pertemuan ... 212

E.2 Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning E.2.1 Hasil Observasi Keterlaksanaan PendekatanBrain Based Learning ... 213

E.2.2 Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan PendekatanBrain Based Learning ... 257

E.3 Analisis Hasil Angket Siswa ... 258

E.4 Kaitan Penerapan Pendekatan Brain Based Learning dengan Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 259

LAMPIRAN F: ADMINISTRASI PENELITIAN F.1 Lembar Perbaikan Proposal ... 262

F.2 Surat Tugas Membimbing ... 263

F.3 Lembar Kesediaan Judgment ... 264

F.4 Suart Izin Penelitian ... 266

F.5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 267

F.6 Presensi Bimbingan ... 268


(17)

1

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, fisika pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) termasuk dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,...” (BSNP, 2006). Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa hakikat dari IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena atau peristiwa yang terjadi di alam. Jadi sudah seyogyanya dalam pembelajaran IPA haruslah menghadirkan fenomena atau peristiwa yang berkaitan dengan materi tersebut. Untuk menghadirkan fenomena atau peristiwa yang berkaitan dengan materi pelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode dan media. Dengan begitu pembelajaran yang terjadi akan lebih menarik dan menyenangkan. Siswa pun mempunyai banyak pilihan cara dan sumber belajar sehingga berpeluang untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran yang aktif, menarik dan menyenangkan seperti inilah yang sesuai dengan proses pembelajaran yang tertulis dalam Pendahuluan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 yang mengatur mengenai standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang menyatakan:

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.


(18)

2

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses, proses pembelajaran juga disinggung dalam Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana.

Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai.

Dari kedua kutipan tersebut, Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan dan Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana jelas tertulis bahwa proses pembelajaran yang berlangsung haruslah proses pembelajaran yang interaktif, memotivasi, aktif, kreatif, dan menyenangkan. Artinya proses pembelajaran yang berlangsung diharapkan berlangsung secara dua arah bahkan lebih baik lagi jika lebih banyak melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajarannya sehingga dapat membuat siswa aktif, senang dan termotivasi untuk belajar. Hal ini bertujuan agar siswa dapat lebih memahami dan menangkap materi pelajaran guna meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa yang merupakan salah satu tujuan pendidikan.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan membagikan angket pada beberapa siswa kelas VII di salah satu SMP NEGERI di Bandung didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Rata-rata siswa memilih alasan kurang menyukai pelajaran fisika karena banyak perumusan yang sulit. Padahal rumus dan hitungan tersebut hanya merupakan interpretasi dari hasil pengamatan terhadap sebuah peristiwa atau fenomena yang terjadi secara real.


(19)

3

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sebanyak 67% siswa memilih lebih dari satu metode dalam pembelajaran fisika. Hal ini memperlihatkan bahwa siswa menginginkan pembelajaran yang variatif agar mereka tidak merasa bosan dan dapat memahami pelajaran dengan baik, siswa juga ingin belajar fisika dari beberapa bentuk sumber.

Dengan memunculkan fenomena atau peristiwa yang berkaitan dengan materi pelajaran, membuat pembelajaran fisika tidak hanya identik dengan perumusan-perumusan matematis yang sulit saja. Selain itu memunculkan fenomena atau peristiwa yang berkaitan dengan materi pelajaran, memungkinkan siswa belajar dengan berbagai metode dan media. Dengan begitu siswa dapat lebih mengeksplor kemampuan otaknya untuk lebih memahami materi pelajaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan Jensen (2008: 23) yang menyatakan bahwa “Manusia dapat memahami topik yang kompleks secara lebih baik apabila kita mengalaminya dengan input sensori yang kaya...”.

Proses pembelajaran yang sesuai dengan yang distandarkan dalam standar proses serta standar sarana dan prasarana yang juga dapat mengoptimalkan kemampuan otak siswa, dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan Brain Based Learning dalam pembelajaran. Pendekatan Brain Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang sangat memperhatikan fungsi dari otak. Pendekatan pembelajaran ini memenuhi kriteria pembelajaran yang tertulis pada Permendiknas nomor 41 tentang standar proses pendidikan dan Permendiknas nomor 24 tentang standar sarana dan prasarana, yaitu menciptakan proses pembelajaran yang menantang/memotivasi, aktif, dan menyenangkan. Hal ini dapat terlihat dari strategi pembelajaran yang dikembangkan dari pendekatan Brain Based

Learning. Ada tiga strategi pembelajaran yang dikembangkan dari


(20)

4

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menantang kemampuan berpikir siswa (Orchestrated immersion), menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan (Relaxed

alertness), dan menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna

bagi siswa (Active processing).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2012) yang tertulis dalam jurnalnya, menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis otak ini efektif dalam meningkatkan pemahaman sains siswa khususnya dalam materi fisika Newtonian. Dalam penelitiannya, Saleh membagi tingkatan pemahaman sains siswa menjadi empat tingkatan yaitu konsepsi sainstifik, konsepsi alternatif, konsepsi kombinasi (konsepsi sainstifik dan alternatif), dan tidak ada ide. Hasil penelitian Saleh menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang berada pada tingkatan pemahaman yang lebih tinggi setelah dilakukan treatment dengan menerapkan pendekatan pendekatan pembelajaran berbasis otak tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran berbasis otak dapat meningkatkan pemahaman sains siswa. Keempat tingkat pemahaman sains siswa yang diukur oleh saleh tidak lain adalah pemahaman siswa tentang materi fisika Newtonian. Proses atau kegiatan siswa memahami konsep-konsep materi pelajaran merupakan upaya yang menyangkut aktivitas otak atau disebut juga ranah kognitif.

Selain pembagian yang dirumuskan oleh Saleh tersebut, ranah kognitif siswa juga dibahas oleh Bloom yang ditunjukkan oleh hasil belajar ranah kognitif. Hasil belajar ranah kognitif yang dirumuskan oleh Bloom terdiri dari enam jenjang dalam taksonomi Bloom. Hasil belajar ranah kognitif merupakan salah satu tujuan pembelajaran. Sementara itu telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendekatan Brain Based Learning merupakan pendekatan yang mengoptimalkan fungsi otak dalam pembelajaran. Dari pengertian ini terlihat bahwa pendekatan Brain Based Learning sangat erat kaitannya dengan kegiatan otak dalam memahami materi pelajaran. Kemampuan otak


(21)

5

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam memahami materi pelajaran dapat dilihat dari hasil belajar ranah kognitif siswa. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian yang serupa yaitu menerapkan pendekatan Brain Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa. Maka peneliti mengambil judul penelitian “Penerapan Pendekatan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa”

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkan pendekatan Brain Based Learning pada materi massa jenis?”

Dari rumusan masalah tersebut dapat dikembangkan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana keterlaksanaan pendekatan brain based learning dalam pembelajaran?

2. Bagaimana respon siswa tentang pembelajaran dengan menerapkan pendekatan brain based learning?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkan pendekatan brain based learning?

4. Bagaimana peningkatan setiap Jenjang kognitif Siswa setelah diterapkan pendekatan brain based learning?

Untuk memperjelas bahasan dan ruang lingkup masalah dalam penelitian ini, maka dijelaskan batasan masalahnya sebagai berikut:


(22)

6

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah yang dibahas dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Brain Based Learning dalam Meningkatkan Hasil belajar ranah kognitif Siswa” ini yaitu peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa yang dimaksud adalah perbedaan atau selisih dari hasil belajar ranah kognitif siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

Brain Based Learning pada materi massa jenis di kelas VII. Peningkatan hasil

belajar ranah kognitif siswa ini dapat dilihat dari nilai gain yang dinormalisasi yang didapatkan dari hasil tes sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa juga dapat dilihat dari peningkatan masing-masing jenjang kognitif, dimana pada penelitian ini mencakup empat jenjang dari enam jenjang yang dirumuskan oleh Bloom. Keempat jenjang tersebut yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), Penerapan (C3) dan analisis (C4). Dalam pembahasan juga akan dijelaskan kaitan antara peningkatan setiap jenjang kognitif dengan penerapan pendekatan Brain Based Learning yang dilihat dari keterlaksanaan dan respon siswa terhadap penerapan pendekatan Brain Based Learning dalam pembelajaran fisika pada materi massa jenis.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilakukan ini tidak lain adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkan pendekatan Brain Based Learning.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini yaitu sebagai berikut:


(23)

7

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkan pendekatan Brain Based Learning dalam pembelajaran fisika pada materi massa jenis.

2. Bagi siswa

a. Dapat belajar dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda dari biasanya.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitifnya. 3. Bagi pengembangan ilmu

a. Adanya alternatif dalam pengembangan pembelajaran yang dapat dijadikan rujukan yaitu dengan menggunakan pendekatan Brain Based

Learning.

b. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai pendekatan Brain Based Learning.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari skripsi ini yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Brain Based Learning B. Hasil Belajar Ranah Kognitif

C. Kaitan ntara Brain Based Learning dengan Hasil Belajar Ranah Kognitif D. Massa Jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian


(24)

8

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Prosedur Penelitian F. Instrumen Penelitian

G. Proses Pengembangan Instrumen H. Teknik Pengumpulan Data I. Teknik Pengolahan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keterlaksanaan Penelitian

B. Respon Siswa

C. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran


(25)

27

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2010: 173). Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Dari sembilan kelas yang menjadi populasi di SMP Negeri tersebut diambil salah satu kelas secara acak untuk dijadikan sampel, yaitu kelas VII H. Pengambilan sampel ini menggunakan teknik random sampling. “Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel” (Narbuko, 2009: 111). Dalam penelitian ini sampel dipilihkan oleh guru Fisika di sekolah tersebut.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu one group pretest-posttest

design. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas untuk diteliti, tanpa

adanya kelas kontrol. Dalam desain penelitian ini, pengambilan data dilakukan dua kali yaitu sebelum melakukan treatment (pretest) dan sesudah melakukan treatment (posttest). Alasan digunakannya desain tersebut karena variable terikat dalam penelitian ini yaitu peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa sehingga data yang diperlukan adalah hasil belajar ranah kognitif awal siswa sebelum diberikan treatment dan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah dilakukan treatment yang didapat dari pretest dan

posttest. Berikut adalah gambaran daru desain penelitian one pretest-posttest group design:

O1 X

Observsi


(26)

28

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Desain Penelitian one group pretest-posttest design Keterangan:

O1 = Hasil tes awal (pretest) O2 = Hasil tes akhir (posttest)

X = Perlakuan dengan menggunakan pendekatan Brain Based

Learning

Observasi dilakukan saat pembelajaran menggunakan pendekatan BBL berlangsung.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan hanya untuk melihat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkannya pendekatan Brain Based Learning dalam pembelajaran sehingga sampel yang digunakan pun hanya terdiri dari satu kelas yaitu kelas eksperimen, dan tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding. Selain itu pada penelitian ini, variabel-variabel lain selain veriabel bebas dan terikat yang dapat mempengaruhi hasil penelitian tidak dapat dikontrol sepenuhnya. Oleh karenanya metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi experiment.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud melihat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkannya pendekatan Brain Based

Learning dalam pembelajaran. Jadi variabel penelitian dalam penelitian ini

yaitu hasil belajar ranah kognitif siswa. Hasil belajar ranah kognitif adalah kemampuan yang mencakup kegiatan mental (otak) yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Hasil belajar ranah kognitif diukur dengan tes hasil belajar ranah kognitif yang disesuaikan dengan indikator yang diharapkan. Pengukuran hasil belajar ranah kognitif ini dilakukan dengan pretest dan


(27)

29

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

posttest sehingga dapat melihat peningkatannya. Dalam penelitian ini hasil

belajar ranah kognitif yang diukur yaitu mencakup jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis.

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi: a. Menggali permasalahan

b. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji dan model pembelajaran yang akan digunakan.

c. Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran.

d. Membuat dan menyusun instrumen penelitian berupa tes objektif dengan bentuk soal pilihan ganda, lembar observasi, serta angket siswa.

e. Instrumen yang telah dibuat di-judgement. Judgement dilakukan oleh dosen Jurusan Pendidikan Fisika.

f. Menguji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai. 2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi: a. Memilih sampel penelitian yang terdiri dari satu kelas.

b. Melakukan pretest mengukur hasil belajar ranah kognitif awal siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).

c. Memberikan perlakuan yaitu melaksanakan pembelajaran berbasis


(28)

30

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengukur peningkatan pemahaman kognitif siswa setelah diberi perlakuan.

3. Tahap Penyelesaian

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian, baik tes hasil belajar ranah kognitif lembar observasi, dan angket siswa.

b. Menarik kesimpulan dan saran.

Alur penelitian secara singkat dapat digambarkan dengan diagram berikut ini:

Menggali permasalahan

Melakukan pretest Studi literatur

Studi Pendahuluan

Judgement instrumen penelitian

Uji coba instrumen penelitian

Pengolahan dan analisis data Melakukan posttest Melakukan treatment

Menarik kesimpulan dan Saran Membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Membuat Instrumen penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Penyelesaian


(29)

31

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Alur Penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data. “...data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan” (Arikunto, 2010: 266). Pada penelitian ini ketiga jenis data tersebut diambil yaitu dengan menggunakan instrumen berupa lembar tes hasil belajar ranah kognitif, lembar observasi dan angket siswa.

1. Lembar tes hasil belajar ranah kognitif

“Untuk mengukur ada tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes” (Arikunto, 2010: 266). Sesuai dengan pernyataan tersebut, instrumen tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa yaitu pada jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis. Tes yang digunakan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal yang disesuaian dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pendekatan

Brain Based Learning. Lembar observasi ini disusun sesuai karakteristik

pembelajaran yang menggunakan pendekatan Brain Based Learning. Adapun isi dari lembar observasi adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan tidak hanya memuat data terlaksana atau tidaknya kegiatan pembelajaran, tetapi juga interaksi guru dan siswa saat pembelajaran dapat terlihat dari lembar observasi, yaitu dari keterangan tentang bagaimana keterlaksanaan pembelajarannya yang


(30)

32

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdiri dari kategori baik, cukup baik, dan kurang baik serta keterangan tambahan yang ditulis oleh observer.

3. Angket Siswa

Angket siswa berisi 10 pernyataan positif terkait pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning yang telah dilakukan. Disamping pernyataan tersebut ada kolom skala yang terdiri dari Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, dan Tidak Setuju. Angket ini akan diisi oleh siswa yaitu dengan memilih salah satu skala yang tersedia untuk pernyataan yang ada.

G. Proses Pengembangan Instrumen

1. Proses Pengembangan Instrumen Tes Hasil belajar ranah kognitif

Instrumen yang telah disusun dan disetujui oleh dosen pembimbing skripsi, sebelumnya di judgement terlebih dahulu oleh dua orang dosen ahli di jurusan fisika. Hal ini bertujuan untuk meninjau kesesuaian soal dengan indikator soal, kesesuain bahasa dan juga konsepnya. Kemudian instrumen yang telah di judgement ini di uji cobakan untuk mengetahui kelayakan instrumen yang akan digunakan. Uji coba instrumen ini dilakukan pada siswa-siswa yang pernah belajar tentang materi fisika yang diambil dalam penelitian yaitu materi massa jenis. Hasil uji coba instrumen kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal.

Berikut penjelasannya: a. Validitas

“Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya” (Azwar, 1987:173). Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas


(31)

33

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendah. Untuk validitas isi dan validitas konstruksi diuji dengan cara

judgement oleh dosen penelaah instrumen tes terhadap butir-butir

soal yang sebelumnya dipertimbangkan oleh dosen pembimbing. Sedangkan untuk mengetahui validitas empiris digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu:

  

 

2 2

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N rxy        

Dengan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan

X : skor tiap butir soal Y : skor total

N : jumlah siswa

Penafsiran harga koefisien korelasi dapat dilakukan dengan dua cara (Arikunto, 2009:75), yaitu:

1) Dengan melihat harga r yang telah diinterpretasikan berdasarkan kategori sesuai tabel 3.1

Tabel 3.1 Interpretasi Validitas Butir Soal

2) Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan.

Nilai rxy Kriteria

0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah


(32)

34

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Reliabilitas

Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur yang digunakan. Arikunto (2009:86) menyatakan bahwa “Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”.

Persamaan yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah rumus K-R 20. Rumus K-R 20 digunakan untuk mencari realibilitas instrumen yang skornya 0 atau 1.

∑ (Arikunto, 2009:101)

Dengan : r11 = reliabilitas instrumen,

k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal. p = proporsi subyek yang menjawab benar

q = proporsi subyek yang menjawab salah ∑pq = jumlah hasil perkalian p dan q

SB2 = varians skor total/simpangan baku kuadrat Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh yaitu dengan menggunakan kriteria berikut:

Tabel 3.2 Interpretasi reliabilitas soal

c. Tingkat Kesukaran

Nilai r11 Interpretasi

0,00< r11≤ 0,20 Sangat rendah 0,20< r11≤ 0,40 Rendah 0,40< r11≤ 0,60 Cukup 0,60< r11≤ 0,80 Tinggi 0,80< r11≤ 1,00 Sangat tinggi


(33)

35

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran. Indeks kesukaran ini menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Untuk mengetahui tingkat kesukaran pada soal pilihan ganda digunakan rumus sebagai berikut:

Dengan : TK = tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS= jumlah seluruh siswa peserta tes

Besarnya indeks kesukaran ini berkisar antara 0,00-1,00. Sebagai pedoman umum klasifikasi mudah, sedang, atau sukar suatu soal dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Kriteria

0,00-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

(Arikunto, 2009:210) d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2009: 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah sebagai berikut: (Arikunto, 2009:213).


(34)

36

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan : D = daya pembeda

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar

=banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar

= banyaknya peserta kelompok atas

banyaknya peserta kelompok bawah

Daya pembeda dinyatakan baik atau tidak dapat dilihat dari tebel berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria

0,00-0,20 Jelek

0,20-0,40 Cukup

0,40-0,70 Baik

0,70-1,00 Baik sekali

Negatif Tidak mempunyai daya pembeda

(Arikunto, 2009:218) Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang telah disusun dan dijugment, diuji cobakan ke salah satu kelas VIII di SMP Negeri di Bandung. Setelah data hasil uji coba dianalisis, maka dapat diketahui nilai validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran setiap butir soal, serta reliabilitas soal yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.5 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

NO SOAL

JENJANG VALIDITAS DAYA PEMBEDA TINGKAT

KESUKARAN


(35)

37

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI

1 C1 0.36 Rendah 0.08 Jelek 0.79 Mudah D

2 C1 0.24 Rendah 0.25 Cukup 0.79 Mudah D

3 C2 0.36 Rendah 0.42 Baik 0.8 Mudah D

4 C3 0.39 Rendah 0.5 Baik 0.67 Sedang DD

5 C1 0.3 Rendah 0.17 Jelek 0.9 Mudah DD

6 C4 0.64 Tinggi 0.58 Baik 0.46 Sedang D

7 C2 0.59 Cukup 0.42 Baik 0.63 Sedang D

8 C2 0.6 Tinggi 0.5 Baik 0.42 Sedang D

9 C2 0.66 Tinggi 0.67 Baik 0.5 Sedang D

10 C3 0.06 sangat rendah 0.08 Jelek 0.21 Sukar DD

11 C4 0.63 Tinggi 0.42 Baik 0.79 Mudah D

12 C3 0.51 Cukup 0.33 Cukup 0.67 Sedang D

13 C3 0.59 Cukup 0.5 Baik 0.67 Sedang TD

14 C4 0.59 Cukup 0.42 Baik 0.79 Mudah D

15 C4 0.62 Tinggi 0.67 Baik 0.58 Sedang D

16 C3 0.15 sangat rendah 0.08 Jelek 0.04 Sukar TD

17 C1 0.36 Rendah 0 Jelek 0.83 Mudah D

18 C1 0.23 Rendah 0 Jelek 0.75 Mudah D

19 C2 -0.08 - - 0.17 - 0.17 Sukar DD

20 C4 0.04 Rendah 0 Jelek 0.42 Sedang DD

21 C3 0.46 Cukup 0.17 Jelek 0.83 Mudah DD

22 C3 0.24 Rendah 0.08 Jelek 0.79 Mudah DD

23 C2 0.47 Cukup 0.25 Cukup 0.46 Sedang D

24 C3 0.45 Cukup 0.42 Baik 0.46 Sedang TD

25 C3 0.59 Cukup 0.42 Baik 0.79 Mudah D

26 C3 0.53 Cukup 0.33 Cukup 0.5 Sedang TD

27 C3 0.5 Cukup 0.17 Jelek 0.92 Mudah D

28 C3 0.79 Tinggi 0.75 baik sekali 0.46 Sedang D

29 C3 0.53 Cukup 0.25 Cukup 0.79 Mudah D

30 C3 0.5 Cukup 0.33 Cukup 0.83 Mudah D

31 C3 0.52 Cukup 0.5 Baik 0.5 Sedang D

32 C3 0.53 Cukup 0.42 Baik 0.71 Mudah D

33 C3 0.75 Tinggi 0.67 Baik 0.5 Sedang D

34 C2 0.64 Tinggi 0.5 Baik 0.75 Mudah D

Keterangan : D = digunakan

DD = digunakan dan direvisi TD = tidak digunakan


(36)

38

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel tersebut dapat terlihat validitas tiap butir soal, ada 8 butir soal yang validitasnya tinggi, 14 butir soal yang validitasnya cukup, 9 butir soal yang memiliki validitas rendah, 2 soal memiliki validitas sangat rendah, dan 1 butir soal yang nilai validitasnya bernilai negatif (tidak valid). Sedangkan untuk daya pembeda, rata-rata soal memiliki daya pembeda baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan daya pembeda yang tercantum pada tabel di atas, 1 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori baik sekali, 16 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori baik, 6 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori cukup, 10 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori jelek, dan 1 butir soal memiliki daya pembeda yang nilainya negatif. Dari 34 butir soal, 3 diantaranya memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar, 15 butir soal dengan kategori sedang, dan 16 butir soal dengan kategori mudah. Berdasarkan hasil uji coba tersebut peneliti memutuskan untuk membuang 4 butir soal tanpa menghilangkan indikator yang ingin diukur. Soal yang dibuang yaitu soal nomor 13, 16, 24, dan 26 dengan pertimbangan bahwa untuk indikator keempat butir soal ini masih bisa terukur oleh soal lainnya. Petimbangan lainnya untuk soal nomor 16 memiliki validitas yang sangat rendah dan daya pembeda dengan kategori jelek sehingga peneliti memutuskan untuk tidak menggunakannya. Sementara itu ada 1 butir soal yang memiliki validitas dan daya pembeda yang nilainya negatif yaitu soal nomor 19 tetap digunakan, karena indikator untuk butir soal ini hanya memiliki 1 butir soal untuk mengukurnya sehingga peneliti memutuskan untuk tetap menggunakannya. Namun, soal nomor 19 ini direvisi terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk beberapa butir soal lainnya yang memiliki validitas yang rendah ataupun daya pembeda yang jelek, peneliti juga


(37)

39

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merevisi soal-soal tersebut yang kemudian diserahkan kepada pembimbing untuk dikoreksi kembali.

Dengan begitu jumlah soal pada instrumen untuk mengkur hasil belajar ranah kognitif ini berjumlah 30 butir soal. Namun distribusi soal untuk setiap jenjang kurang merata. Adapun distribusi setiap Jenjang kognitif pada soal-soal ini yaitu:

Tabel 3.6 Distribusi Soal Tes Hasil belajar ranah kognitif No Hasil belajar

ranah kognitif

Nomor Soal Jumlah

Soal

1 C1 1, 2, 5, 15, 16 5

2 C2 3, 6, 8, 9, 17, 21, 30 7

3 C3 4, 10, 12, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29 12

4 C4 7, 11, 13, 14, 18, 28 6

Jumlah 30

Setelah dihitung dengan menggunakan rumus KR-20 didapatlah nilai reliabilitas dari 30 butir soal sebesar 0,88 yang menunjukkan kategori yang sangat tinggi, sehingga dapat dipercaya keajegannya ketika diujikan pada situasi yang berbeda.

2. Proses Pengembangan Lembar Observasi

Lembar observasi disusun sesuai dengan penjelasan dari buku sumber dan juga dengan melihat contoh-contoh lembar observasi yang sudah ada. Lembar observasi yang disusun berisi kegiatan-kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan Brain Based Learning yang akan diterapkan dalam pembelajaran, dengan pilihan kategori yaitu “terlaksana” dan “tidak terlaksana”. Selain itu, dikembangkan juga kategori kualitas keterlaksanaannya yang terdiri dari kategori “baik”,


(38)

40

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“cukup baik” dan “kurang baik”. Lembar observasi yang telah disusun kemudian dikoreksi oleh pembimbing. Setelah itu, lembar observasi direvisi kembali sesuai dengan saran dari pembimbing, sehingga pilihan kategori dari lembar observasi tersebut mengalami sedikit perubahan, yaitu kategori kualitas keterlaksanaannya (baik, cukup baik dan kurang baik) termasuk dalam kategori “terlaksana”. Selain itu, sesuai saran pembimbing maka dibuatlah rubrik untuk setiap kategori yaitu sebagai berikut:

- Baik : jika hampir semua (±70%-100%) siswa merespon - Cukup baik : jika hanya sebagian (±30%-70%) siswa merespon - Kurang baik : jika sedikit (±0%-30%) siswa yang merespon 3. Proses Pengembangan Angket Siswa

Angket siswa disusun juga sesuai dengan penjelasan dari buku sumber serta dengan melihat contoh-contoh yang sudah ada. Pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam angket siswa disesuaikan dengan karakteristik pendekatan Brain Based Learning. Selain itu skala yang digunakan dalam angket menggunakan skala Likert. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok...” (Sugiyono, 1999:86).

H. Teknik Pengumpulan Data

Data yang didapat yaitu terdiri dari hasil tes hasil belajar ranah kognitif, hasil observasi keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning, serta angket siswa.

1. Data tes hasil belajar ranah kognitif

Tes hasil belajar ranah kognitif ini merupakan tes tertulis yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa. Data ini berbentuk kuantitatif yaitu berupa skor tes siswa. Tes hasil belajar ranah kognitif ini akan diberikan sebelum treatment (pretest) dan juga sesudah treatment


(39)

41

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibandingkan dengan data dari hasil posttest, dengan tujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa.

2. Data Keterlaksanaan Pendekatan

Selain data dari hasil pretest dan posttest, data lain yang didapatkan adalah data keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning yang diperoleh dari lembar observasi. Pengisian lembar observasi dibantu oleh observer. Lembar observasi ini berisi kegiatan yang harus dilakukan guru dan siswa saat melakukan pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning, sehingga data hasil observasi ini dapat menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran fisika menggunakan pendekatan Brain Based Learning.

Alat observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu check list. “Check list yaitu suatu daftar yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki yang bermaksud mensistematiskan catatan observasi,...” (Narbuko at all, 2009). Hal ini ditujukan agar

peneliti mendapatkan data yang meyakinkan dan sesuai dengan yang diinginkan, sebab faktor-faktor yang akan diobservasi sudah tercantum dalam lembar observasi, sehingga para observer hanya tinggal memberi tanda check list saja.

3. Data Respon Siswa

Adanya instrumen berbentuk angket ini bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran yang menggunakan pendekatan

Brain Based Learning. Angket siswa ini diberikan setelah siswa

melakukan pos test agar tidak mengganggu waktu pembelajaran.

I. Teknik Pengolahan Data


(40)

42

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil tes Hasil Belajar Ranah Kognitif dari pretses dan posttest diolah dengan cara sebagai berikut:

a. Pemberian skor

Dikarenakan instrumen tesnya berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda maka skor yang diberikan untuk setiap nomor dengan jawaban yang benar adalah 1, sementara untuk jawaban yang salah diberi skor 0. Pemberian skor untuk setiap siswa yaitu dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2009:172):

S = ∑ R

Data skor siswa ini kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa tentang materi ajar sebelum dan setelah dilakukan treatment.

b. Menghitung rata-rata skor pretse dan posttest siswa - Rata-rata skor pretest siswa

< ∑ - Rata-rata skor pretest siswa

< ∑ Keterangan : = skor pretst

skor posttest n = jumlah siswa

c. Mengkonversi nilai < dan < dalam bentuk persen. d. Menghitung rata-rata Gain yang dinormalisasi (<g>)

Gain yang ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh. Nilai gain yang ternormalisasi ini dapat dihitung dengan persamaan berikut:

<g

(Hake, 1999)


(41)

43

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu <G> = rata-rata gain

= rata-rata gain maksimum

= rata-rata skor posttest = rata-rata skor pretest

e. Menginterpretasikan nilai rata-rata gain yang ternormalisasi dengan menggunakan data tabel. Klasifikasi nilai rata-rata gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh tabel di bawah ini :

Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai <g> Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah

(Hake, 1999)

2. Data Keterlaksanaan Pendekatan

Data keterlaksanaan pendekatan didapat dari lembar observasi. Hasil observasi terhadap keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning diolah secara kuantitatif dengan memberikan skor satu jika kegiatan pembelajarannya terlaksana dan nol jika tidak terlaksana. Setelah pemberian skor, kemudian skor ini diolah dalam bentuk persentase untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning dalam pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a. Menghitung jawaban “Terlaksana” yang diisi oleh observer pada lembar observasi.

b. Menghitung rata-rata jawaban “Terlaksana” yang diisi oleh observer setiap pertemuan.

c. Menghitung keterlaksanaan pendekatan Brain Based Learning dalam pembelajaran dengan cara:

% keterlaksanaan pendekatan


(42)

44

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menginterpretasikan hasil yang diperoleh dengan kategori keterlaksanaan pendekatan pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Interpretasi keterlaksanaan Pendekatan

% ceklist Interpretasi

KM = 0 Tidak satupun kegiatan terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian Kecil kegiatan terlaksana 25 < KM < 50 Hampir Setengah kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian Besar kegiatan terlaksana 75 < KM < 100 Hampir Seluruh kegiatan terlaksana

100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Budiarti dalam Dewi, 2013: 36)

3. Data Respon Siswa

Hasil dari angket siswa ini menunjukkan pendapat/respon siswa tentang pembelajaran yang telah mereka lakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning. Angket ini terdiri dari beberapa pernyataan positif dimana siswa harus memilih kategori tentang pernyataan tersebut. Kategori yang tersedia ada 4 diantaranya: Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju dan Tidak Setuju. Setiap kategori diberi skor yang berbeda. Kategori tidak setuju diberi skor 1, kategori kurang setuju diberi skor 2, kategori setuju diberi skor 3, dan kategori sangat setuju diberi skor 4.

Karena skala yang digunakan pada angket siswa menggunakan skala Likert, maka data yang telah diperoleh akan diolah dan dianalisis dengan mengadopsi penjelasan Sugiyono (1999: 88) tentang skala likert yaitu dengan cara:

a. Menghitung jumlah ceklist untuk setiap kategori pada setiap nomor. b. Menghitung skor setiap nomor dengan cara:


(43)

45

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor = ∑ (jumlah ceklist x skor kategori)

c. Menginterpretasikan skor tersebut dengan melihat interval skor yang telah dihitung, berikut ini:

Batas skor tiap kategori = skor kategori x jumlah siswa

Dengan jumlah siswa sebanyak 32, maka didapatkan interval skor sebagai berikut:

Gambar 3.3 Interpretasi data angket siswa

Interpretasi data angket siswa juga dapat dilihat dari tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9 Interpretasi Data Angket Siswa

Skor Kategori

0-32 Tidak setuju

32-64 Kurang setuju

64-96 Setuju

96-128 Sangat setuju

Kurang setuju Setuju Sangat setuju

Tidak setuju


(44)

67

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian “Penerapan Pendekatan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Hasil belajar ranah kognitif Siswa” yang telah dilakukan di kelas VII H di salah satu SMP NEGERI di Kota Bandung dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan brain based learning pada penelitian ini:

1. Hampir seluruh kegiatannya terlaksana dengan baik. 2. Mendapat respon siswa yang sangat positif.

3. Dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa sebesar 0,35 yang termasuk pada kategori sedang.

4. Dapat meningkatkan setiap jenjang kognitif siswa. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pengetahuan (C1), penerapan (C3) termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi masing-masing adalah sebesar 0,40, 0,44. Sedangkan peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman (C2), dan analisis (C4) termasuk dalam kategori rendah, dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi masing-masing adalah 0,21, 0,22.

B. SARAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penelitian serupa berikutnya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan tahapan-tahapan Brain Based Learning dengan lebih baik lagi agar peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa dapat lebih maksimal, diantaranya yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Memilih kegiatan yang sesuai untuk jenjang pendidikan yang diambil dan melakukan pengelolaan kelas dengan baik agar pembagian waktu pada setiap kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan.


(45)

68

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kegiatan perayaan dilakukan dengan hal-hal yang sederhana seperti tepuk tangan, bersorak, atau memberikan hadiah untuk siswa yang unggul dalam tahap evaluasi atau yang aktif dalam pembelajaran. Karena sesuai dengan pengalaman peneliti, menggunakan jargon dalam penelitian di kelas VII ini tidak terlaksana dengan maksimal. Kalaupun ingin menggunakan jargon, biarkan siswa yang membuatnya.

2. Memvariasikan kegiatan setiap tahapan pada setiap pertemuan, sehingga dapat dianalisis lebih dalam tentang fungsi bagian otak yang mana yang dapat lebih memaksimalkan peningkatan setiap Jenjang kognitif.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respon yang sangat positif terhadap penerapan pendekatan brain based learning. Dengan demikian respon siswa yang sangat positif diharapkan dapat memberikan motivasi belajar yang baik, sehingga menarik juga untuk diteliti penerapan pendekatan brain based learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. Pendekatan Brain Based Learning juga menarik untuk diterapkan pada pembelajaran dengan materi pokok yang berbeda karakteristiknya, misalnya untuk SK dan KD yang tidak dapat dilakukan dengan hand on contohnya materi atom dan gas ideal. Sehingga bisa juga dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa dengan menerapkan pendekatan brain based learning pada materi yang dapat dilakukan dengan hand on dan tidak dapat dilakukan dengan hand on.


(46)

69

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa


(47)

69

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (1987). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dewi, Haryati. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science

Plus Reading (ISR) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMP pada Mata Pembelajaran Fisika. Skripsi FPMIPA UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Funderstanding. (2011). Brain-Based-Learning [online]. Tersedia: http://www.funderstanding.com/theory/brain-based-learning/brain-based-learning/ [28 Juli 2013]

Hake, RR. (1999). Analyzing Change/Gain Scores [online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [28 Juli 2013]

Handanawuri, Dewi. (2011). Pengaruh Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis

terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Inquiry. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Jensen, Eric. (2008). Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lestari, Dian Dwi. (2012). Penerapan Desain Pembelajaran Matematika

Berdasarkan Prinsip Brain Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Rasional Matematis Siswa. Skripsi FPMIPA UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadyani, Dini. (2011). Penerapan Brain Based Learning dalam Pembelajaran


(48)

70

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koneksi Matematis Siswa (Studi Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas IX Suatu SMP Negeri di Kabupaten Bandung). [online]. Tersedia:

http://dinidinidini.wordpress.com/2011/01/04/140/.[8Desember2012]. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Saleh, Salmiza. (2012). The Effektivenes of the Brain Based Teaching Approach

in Enhancing Scientific Understanding of Newtonian Physics among Form Four Students. International Journal of Environmental & Science Education.

Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Peendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo.

Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta bandung.

Syapa’at, Asep. (2007). Brain Based Learning. [online]. Tersedia:

http://sahabatguru.wordpress.com/2007/07/10/brain-based-learning/.[8Desember2012]


(49)

71

Wiwin Ayu Wianti, 2014

Penerapan Pendekatan Brain Based Learning Untuk Meningkatkan Hasail Belajar Ranah Kognitif Siswa


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian “Penerapan Pendekatan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Hasil belajar ranah kognitif Siswa” yang telah dilakukan di kelas VII H di salah satu SMP NEGERI di Kota Bandung dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan brain based learning pada penelitian ini:

1. Hampir seluruh kegiatannya terlaksana dengan baik. 2. Mendapat respon siswa yang sangat positif.

3. Dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa sebesar 0,35 yang termasuk pada kategori sedang.

4. Dapat meningkatkan setiap jenjang kognitif siswa. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pengetahuan (C1), penerapan (C3) termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi masing-masing adalah sebesar 0,40, 0,44. Sedangkan peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman (C2), dan analisis (C4) termasuk dalam kategori rendah, dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi masing-masing adalah 0,21, 0,22.

B. SARAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penelitian serupa berikutnya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan tahapan-tahapan Brain Based Learning dengan lebih baik lagi agar peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa dapat lebih maksimal, diantaranya yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Memilih kegiatan yang sesuai untuk jenjang pendidikan yang diambil dan melakukan pengelolaan kelas dengan baik agar pembagian waktu pada setiap kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan.


(2)

b. Kegiatan perayaan dilakukan dengan hal-hal yang sederhana seperti tepuk tangan, bersorak, atau memberikan hadiah untuk siswa yang unggul dalam tahap evaluasi atau yang aktif dalam pembelajaran. Karena sesuai dengan pengalaman peneliti, menggunakan jargon dalam penelitian di kelas VII ini tidak terlaksana dengan maksimal. Kalaupun ingin menggunakan jargon, biarkan siswa yang membuatnya.

2. Memvariasikan kegiatan setiap tahapan pada setiap pertemuan, sehingga dapat dianalisis lebih dalam tentang fungsi bagian otak yang mana yang dapat lebih memaksimalkan peningkatan setiap Jenjang kognitif.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respon yang sangat positif terhadap penerapan pendekatan brain based learning. Dengan demikian respon siswa yang sangat positif diharapkan dapat memberikan motivasi belajar yang baik, sehingga menarik juga untuk diteliti penerapan pendekatan brain based learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. Pendekatan Brain Based Learning juga menarik untuk diterapkan pada pembelajaran dengan materi pokok yang berbeda karakteristiknya, misalnya untuk SK dan KD yang tidak dapat dilakukan dengan hand on contohnya materi atom dan gas ideal. Sehingga bisa juga dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa dengan menerapkan pendekatan brain based learning pada materi yang dapat dilakukan dengan hand on dan tidak dapat dilakukan dengan hand on.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (1987). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dewi, Haryati. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading (ISR) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMP pada Mata Pembelajaran Fisika. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Funderstanding. (2011). Brain-Based-Learning [online]. Tersedia: http://www.funderstanding.com/theory/brain-based-learning/brain-based-learning/ [28 Juli 2013]

Hake, RR. (1999). Analyzing Change/Gain Scores [online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [28 Juli 2013]

Handanawuri, Dewi. (2011). Pengaruh Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Inquiry. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan. Jensen, Eric. (2008). Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lestari, Dian Dwi. (2012). Penerapan Desain Pembelajaran Matematika Berdasarkan Prinsip Brain Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Rasional Matematis Siswa. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhadyani, Dini. (2011). Penerapan Brain Based Learning dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan


(5)

Koneksi Matematis Siswa (Studi Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas IX Suatu SMP Negeri di Kabupaten Bandung). [online]. Tersedia: http://dinidinidini.wordpress.com/2011/01/04/140/.[8Desember2012]. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Saleh, Salmiza. (2012). The Effektivenes of the Brain Based Teaching Approach in Enhancing Scientific Understanding of Newtonian Physics among Form Four Students. International Journal of Environmental & Science Education. Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Peendidikan. Jakarta: PT

RajaGrafindo.

Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta bandung.

Syapa’at, Asep. (2007). Brain Based Learning. [online]. Tersedia:

http://sahabatguru.wordpress.com/2007/07/10/brain-based-learning/.[8Desember2012]


(6)