7 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
D. Pelaksanaan dan hasil
1. Kegiatan pembentukan tim SUFA sudah dilakukan dan telah di buatkan SK dari KPA Kota Denpasar nomor 01KPA
DPSI2014 tentang pembentukan kelompok kerja pokja layanan komprehensif dan berkesinambungan LKB di Kota Denpasar. Tim SUFA ini beranggotakan Dinas
Kesehatan Kota Denpasar, RS.UP Sanglah, RSUD Wangaya, KPA Kota Denpasar, Polresta Kota Denpasar, BAPEDA, Kecamatan Se-Kota Denpasar, Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Denpasar, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, LSM Peduli AIDS di Denpasar, Kader Desa Peduli AIDS
Kota Denpasar, Puskesmas Se-Kota Denpasar.
2. Sosialisasi Program SUFA dilakukan pada pemangku Kepentingan dan stakeholder
terkait. Kegiatan ini di fasilitasi dari YKP bekerjasama dengan KPA Kota Denpasar dan Dinas
Kesehatan Kota Denpasar. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman tentang program SUFA dan penanggulangan HIV-AIDS khususnya pada
populasi lelaki berisiko tinggi. Melalui kegiatan ini bertujuan : Memahami program Layanan Komprehensif Berkesinambungan – Strategic Use of ARV LKB – SUFA yang
memadukan unsur KPA dan Dinas Kesehatan Puskesmas, rumah sakit dan lembaga swadaya masyarakat. Memahami peranan fasilitas layanan kesehatan dalam pelaksanaan
program.Terjalin hubungan kerjasama antara tenaga fasilitas layanan kesehatan pemerintah maupun swasta dengan institusi terkait, petugas lapangan dan penduduk
sasaran dalam menanggulangi HIVAIDS di Kota Denpasar. Pada Kegiatan ini dibuat komitmen bersama dalam meperlancar pelaksanaan Layanan Komprehensif dan
Berkesinambuangan LKB dan SUFA di masing-masing wilayah kerja.
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat di tingkat kecamatan.
Di Kota Denpasar terdapat 4 kecamatan. Setiap kecamatan dilakukan sosialisasi program LKB-SUFA. Kegiatan ini bertujuan untuk:
8 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
1. Memahami program Layanan Komprehensif Berkesinambungan – Strategic Use of
ARV LKB – SUFA yang memadukan unsur KPA dan Dinas Kesehatan Puskesmas local, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat
2. Memahami peranan masing-masing lembaga dan tokoh masyarakat dalam
pelaksanaan program. 3.
Mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar berperan aktif dalam penanggulangan HIVAIDS, mendorong masyarakat untuk melakukan tes HIV, dan
minum ART apabila terinfeksi. 4.
Terjalin hubungan kerjasama antara tokoh masyarakat dengan petugas lapangan dalam menanggulangi HIVAIDS di Kota Denpasar.
Berdasarkan hasil pertemuan tersebut maka disepakati agar Kepala Kecamatan melakukan koordinasi dengan KPA Kota Denpasar, Dinas Kesehatan maupun LSM yang
ada apabila ada warganya yang membutuhkan informasi mengenai HIV, membutuhkan layanan dan perawatan HIV, pendampingan minum obat dan lainnya. Setiap Kecamatan
dapat mengakses informasi dan layanan di direktori nomor telefon layanan kesehatan terdekat di wilayahnya.
4. Melakukan sosialisasi dengan petugas penjangkau lapangan PL.
Sosialisasi Petugas lapangan ini bertujuan : 1.
Memahami program LKB–SUFA 2.
Memahami peranan lembaga dan petugas lapangan PL dalam pelaksanaan program.
3. Mampu berperanaktif untuk merujuk klien tes HIV, pemberian ART dan
pendampingan Odha minum ARV 4.
Terjalin hubungan kerjasama antara LSM PL dalam menanggulangi HIVAIDS di Kota Denpasar
Peserta sebanyak 47 orang terdiri dari petugas lapangan dari LSM yang ada di Kota Denpasar dan aktif dalam penanggulangan HIVAIDS. LSM tersebut adalah
Yayasan Gaya Dewata, Yayasan Dua Hati, Yayasan Kerti Praja dan petugas lapangan dari Puskesmas. Nara sumber adalah dr. Partha Muliawan yang memaparkan
peningkatan penemuan Odha melalui rujukan tes HIV, inisiasi dini ART dan
9 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
pendampingan minum ARV bagi Odha. Petugas Lapangan ini berperan besar dalam melakukan penjangkauan populasi kunci serta pendampingan ODHA. LSM di Kota
Denpasar termasuk Petugas lapangan dari puskesmas bekerjasama dalam mensukseskan program LKB-SUFA.
5. Melakukan sosialisasi dengan petugas fasilitas layanan kesehatan.
Kegiatan ini bertujuan 1.
Memahami program Layanan Komprehensif Berkesinambungan – Strategic Use of ARV LKB – SUFA yang memadukan unsur KPA dan Dinas Kesehatan
Puskesmas lokal, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat 2.
Memahami peranan fasilitas layanan kesehatan dalam pelaksanaan program. 3.
Terjalin hubungan kerjasama antara tenaga fasilitas layanan kesehatan pemerintah maupun swasta dengan petugas lapangan dan penduduk sasaran dalam
menanggulangi HIVAIDS di Kota Denpasar. Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang peserta yang terdiri dari tenaga fasilitas layanan
kesehatan di Kota Denpasar seperti RS. Sanglah, RS Wangaya, RUMKITDAM, RS. Surya Husada, RS. Prima Medika, VCT lab prodia, PKBI, YRS, Lab Quantum dan 11 Puskesmas.
Kegiatan ini di fasilitasi oleh : 1. Dr. Partha Muliawan, MSc OM dari YKP
2. Dr. IB Eka Putra, M. Kes dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
Pada pertemuan ini disepakati untuk pendanaan Pra ARV pada ODHA ditanggung oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar, ODHA yang memeriksakan diri di Puskesmas dan
Rumah Sakit mendapatkan kartu khusus agar bisa gratis. Pemahaman terhadap Program Layanan Komprehensif Berkesinambungan–Strategic Use for ARV
LKB–SUFA. Terjalin hubungan kerjasama antara tenaga fasilitas layanan kesehatan pemerintah maupun
swasta dengan petugas lapangan dan penduduk sasaran dalam menanggulangi HIVAIDS di Kota Denpasar.
10 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
6. Melakukan pertemuan Kader Desa Peduli AIDS.
Pertemuan Kader Desa Peduli AIDS KDPA ini dilakukan secara rutin selama 6 kali yang bergilir dibeberapa wilayah kecamatan secara merata. Pertemuan Kader Desa ini bertujuan
1. Memahami program Layanan Komprehensif Berkesinambungan–Strategic Use of ARV LKB – SUFA yang memadukan unsur KPA dan Dinas Kesehatan
Puskesmas lokal, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat 2. Memahami peranan kader peduli AIDS dalam pelaksanaan program.
3. Terjalin hubungan kerjasama antara Kader Peduli AIDS, petugas lapangan, fasilitas layanan kesehatan dan penduduk sasaran dalam menanggulangi HIV-AIDS di Kota
Denpasar. Kegiatan ini difasilitasi oleh YKP, KPA Kota Denpasar dan Dinas Kesehatan Kota
Denpasar. Terjalin hubungan kerjasama antara kader peduli AIDS, petugas lapangan, fasilitas layanan kesehatan dan penduduk sasaran dalam menanggulangi HIV-AIDS di
Kota Denpasar.
7. Melakukan rujukan LBT ke klinik VCT.
Klien didekati oleh PL, apabila bersedia maka dirujuk ke Klinik VCT YKP. Ada yang diantar oleh PL dan juga ada yang datang sendiri. Setelah dikonseling oleh konselor
di YKP maka darah klien diambil oleh dokterperawat dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium oleh petugas laboratoriumperawat. Hasil tes HIV negatif disuruh tes ulang 3
bulan lagi dan bila HIV positif dirujuk ke dokter untuk inisiasi ART. Sejak Agustus 2014 hingga Juli 2015 ini jumlah klien yang dirujuk sebanyak 570
orang pencapain sudah 110. Adapun klien yang positif sebanyak 95 orang dengan capaian 144.
Strategi 2: Mempertahankan Odha minum ART.
8. Jumlah orang yang akses ARV
Klien yang memperoleh hasil tes HIV+ dirujuk ke dokter Klinik Amertha untuk memulai minum ARV. Untuk inisiasi ART maka dokter klinik memberikan konseling
11 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
kepada klien dengan menjelaskan kemungkinan efek samping obat dan risiko yang terjadi apabila putus minum ARV
Jumlah klien yang akses ARV sebesar 200 orang 123. Jumlah ini adalah kumulatif antara klien baru dan klien lama yang akses ARV. Klien yang akses ARV
biasanya sebelumnya sudah melalui proses konseling oleh para konselor. Mereka sudah bersedia mengkonsumsi obat secara disiplin dan sudah tahu efek sampingnya.
9. Jumlah ODHA yang dipertahankan akses ARV
Apabila sudah sepakat konsumsi ARV diberikan dan PL bertugas mendampinginya. Jumlah klien yang di damping selama 1 tahun ini sebanyak 153 orang 123. Jumlah ini
kumulatif dari klien baru dan klien yang baru bersedia minum ARV. Beberapa klien mengeluhkan efek samping minum obat dan paling banyak pada 2
minggu pertama. Jumlah yang putus obat selama setahun ini tercatat 46 orang 23.
12 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
No Indikator
Target Jumlah
Capaian setahun
persentase
1 Jumlah populasi kunci yang
dijangkau 61633
13164 2
Jumlah populasi kunci yang dirujuk ke layanan
570 3
Jumlah populasi kunci yang dirujuk tes HIV
520 570
110 4 Jumlah orang yang HIV positif
66 95
144 5 Jumlah orang yang mengakses ARV
162 200
123 6
Jumlah ODHA yang dipertahankan akses ARV
160 153
96
Tabel 1. Jumlah target vs capaian LKB-SUFA
13 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
Gambar 1. Diagram target vs capaian SUFA
Perbandingan sebelum dan setelah program SUFA di Yayasan Kerti Praja Denpasar
Berdasarkan data yang dimiliki Yayasan Kerti Praja Denpasar bahwa pada tahun 2013 jumlah WPS yang memakai ARV sebanyak 35 orang dan LSL sebanyak 28 orang. Setelah
dilakukan program Layanan komprehensif berkesinambuangan LKB dan SUFA terjadi peningkatan yang signifikan.
Pada
tahun 2014 setelah program LKB-SUFA berjalan dan dilakukan test and treat didapatkan data jumlah WPS yang memakai ARV meningkat menjadi 129 orang dan LSL
meningkat menjadi 83 orang. Peningkatan ini 2 kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini memang didukung dengan kinerja petugas lapangan dalam melakukan penjangkauan semakin
baik. Didukung dengan adanya sosialisasi direktori layanan kesehatan yang mudah diakses. Adanya Puskesmas yang terintegrasi dengan menempatkan petugas lapangan dalam melakukan
penjangkauan yang didanai APBD. Adanya insentif kepada petugas lapangan yang melakukan penjangkauan dan pendampingan.
14 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
Gambar 2. Jumlah PSK dan LSL yang menggunakan ARV sebelum dan setelah SUFA di YKP
Berdasarkan hasil Analisis Survival 308 Odha yang Test and Treat di YKP Sejak 9 November 2013 Sampai Dengan 1 Agustus 2015 ditemukan yang putus obat sebanyak 75
orang 24. Berdasarkan Kaplan-meier analisis tampak ada kecendrungan penurunan tajam penggunaan obat di 2 minggu pertama.
Gambar 3. Analisis survival ODHA putus obat
35 129
41 28
83 70
2013 2014
2015 6 BLN
WPS LSL
Setelah SUFA
0. 00
0. 25
0. 50
0. 75
1. 00
200 400
600 analysis time
Kaplan-Meier survival estimate
Sebelum SUFA
15 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
Berdasarkan analisis survival pada periode 2013 sd 2015 untuk 308 ODHA yang test dan treat di YKP terdapat WPS 166 orang dan LSL terdapat 142 orang. Berdasarkan Gambar 4 setelah
dibandingkan antara WPS dan LSL terjadi trend yang sama. Jumlah penurunan penggunaan ARV tidak jauh berbeda.
Sesuai gambar 5. Jumlah ODHA yang putus obat sebanyak 75 orang 24. Ada kecendrungan memang putus obat pada 2 minggu pertama karena takut akan efek samping obat.
Kemudian meningkat signifikan pada 2 tahunan penggunaan ARV bisa disebabkan karena pindah alamat.
Analisis Survival 308 Odha yang Test and Treat di YKP Biru = WPS 166 orang
dan Merah = LSL 142 orang
Gambar 4. Perbandingan test dan treat pada WPS dan LSL
16 PERTEMUAN NASIONAL AIDS V, 25-29 OKTOBER 2015, MAKASAR-INDONESIA
Gambar 5. Histogram Odha yang Putus Obat 75 Orang 24
E. Tantangan dan Solusi