TINJAUAN PUSTAKA LAPORAN PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Konsumtif Remaja Hempel 1996, menjelaskan bahwa perilaku konsumtif sebagai sebuah ketegangan antara kebutuhan dan keinginan. Tambunan 2001, perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan makasimal. Sumartono 2002, perilaku konsumtif yaitu tindakan menggunakan suatu suatu produk secara tidak tuntas, di mana belum habis menggunakan suatu produk, seseorang telah menggunakan produk yang sama dari merk lain. Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dalam Sumartono, 2002 menjelaskan bahwa perilaku konsumtif itu adalah kecenderungan manusia untuk mengkonsumsi barang tanpa batas dan manusia lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan. Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan akan menggunakan definisi perilaku konsumtif menurut Tambunan 2001, karena definisi tersebut sangat konprehensif dengan definisiperilaku konsumtif. Adapun definisi perilaku konsumtif menurut Tambunan 2001 yaitu keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal. Definisi tersebut sangat menggambarkan perilaku remaja saat ini, di mana sebagian besar remaja banyak menghabiskan uang mereka untuk membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan melainkan hanya untuk mengikuti trend agar diterima dan diakui oleh orang lain dalam lingkungannya. Ajizah dan Sundusiah 2010 menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif remaja yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun veriabel- variabel dalam faktor internal yaitu : a. Faktor Psikologis. Remaja berada dalam masa badai dan stres sehingga membuat kondisi psikologis remaja tidak stabil. Salah satu bentuk ketidakstabilan psikologis remaja adalah sering berpikir tidak rasional. Misalnya, membeli barang bukan 8 karena kebutuhan, melainkan karena remaja tersebut berpikir bahwa ini merupakan cara untuk meneguhkan status atau diakuidan diterima oleh kelompok di lingkungannya. b. Motivasi. Karena keinginan yang tinggi untuk memiliki suatu barang mendorong individu untuk cenderung membelinya tanpa memikirkan mereka membutuhkan atau mampu secara finansial atau tidak. Solomon 2011 menjelaskan alasan lain dari para konsumen termotivasi untuk membeli produk adalah untuk mengejar sebuah status, sehingga menaikkan prestise dan membuat mereka diakui dalam lingkungannya. c. Persepsi. Persepsi adalah proses menginterpretasi suatu stimulus. Persepsi erat kaitannya dengan motivasi. Misalnya, remaja melihat iklan suatu produk dan menginterpretasikan bahwa iklan tersebut keren atau menguntungkan sehingga memotivasi remaja untuk membeli produk tersebut. d. Sikap pendirian dan kepercayaan. Mangkunegara 2009 menjelaskan bahwa sikap mempengaruhi kepercayaan, begitu juga sebaliknya. Sikap dan keyakinan sangat berpengaruh pada pemilihan produk. Melihat remaja adalah pasar yang potensial karena sikap remaja mudah terpengaruh dan percaya pada rayuan iklan sehingga menjadikan remaja berperilaku konsumtif. Variabel-variabel dalam faktor eksternal yaitu Faktor Kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan keluarga. Mangkunegara 2009, menjelakan kebudayaan merupakan hal yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma-norma yang berlaku pada masyarakat. Jika perilaku konsumtif telah menjadi sebuah kebiasaan dalam lingkungan remaja maka lambat laun remaja akan mengikuti kebiasan tersebut. Hal itu karena lingkungan menjadi tempat ke dua setelah keluarga dalam proses belajar remaja, mengingat di usia ini remaja banyak menghabiskan waktunya di lingkungan luar keluarga, yaitu teman sebaya. Sehingga tidak heran jika remaja ingin sama dengan kebiasaan yang ada dalam lingkungannya yaitu teman sebaya sebagai bentuk konformitas dan ingin diakui. Kondisi ekonomi seseorang akan mempengaruhi seberapa konsumtif orang tersebut. Mangkunegara 2009 menjelaskan tentang kaitan kelas sosial dengan perilaku konsumtif, di mana orang dengan dengan kelas sosial rendah membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari yang diobral atau harga promosi. Sedangkan orang dengan kelas 9 sosial menengah ke atas cenderung untuk membeli barang mahal dan untuk menampakkan kekayaan. Kelompok sosial adalah sekumpulan individu yang saling bekerja sama, berinteraksi dan berhubungan timbal balik. Jika dihubungkan dengan perilaku konsumtif pada remaja hal itu disebabkan karena ada interaksi dan hubungan timbal balik antar remaja sehingga value atau perilaku kelompok pada suatu produk menjadi panutan bagi remaja yang bergabung dalam kelompok tersebut Anharmifta, 2013. Mangkunegara 2009 menyebut sebagai kelompok anutan, yaitu suatu kelompok yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kelompok anutan ini ikut berperan dalam mempengaruhi pemilihan produk remaja yang menjadi anggota kelompok untuk memilih produk atau merk yang digunakan sesuai dengan aspirasi kelompok. Keluarga adalah lingkungan pertama tempat individu belajar. Nilai-nilai dan norma-norma dipelajari oleh individu pertama kali di dalam keluarga. Oleh karena itu kenapa keluarga sangat berperan dalam menentukan perilaku individu, salah satunya adalah perilaku membeli. Mangkunegara 2009 menjelaskan bahwa keluarga merupakan suatu unit masyarakat terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Artinya, keluarga adalah salah satu unit yang berperan dalam membentuk perilaku membeli individu. Sehingga jika perilaku membeli yang berlebihan telah dipelajari oleh anak sejak kecil maka kemungkinan saat memasuki usia remaja anak tersebut akan menjadi remaja yang konsumtif. B. Modifikasi Perilaku dan Asesmen Modifikasi perilaku digunakan dalam proses perubahan perilaku yang yang dianggap bermasalah. Karakteristik perilaku yang dimaksud haruslah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi dalam beberapa cara dan menggunakan perubahan dalam ukuran perilaku. Indikator masalah haruslah jelas sehingga dapat dilihat perilaku yang akan muncul seperti apa. Modifikasi perilaku adalah sebuah prosedur treatmen dan teknik untuk mengubah perilaku seseorang dalam lingkungan agar perilakunya dapat berfungsi dengan baik. Dalam modifikasi perilaku, berbicara dengan individu yang akan dimodifikasi perilakunya adalah hal penting. Modifikasi perilaku biasa digunakan pada kasus-kasus psikologis tertentu secara klinis namun pada modifikasi kelompok juga dapat digunakan pada perilaku kelompok dalam suatu lingkungan tertentu. 10 Pada dasarnya modifikasi perilaku adalah teknik yang kerap digunakan individu dalam keseharian kehidupannya sehingga modifikasi perilaku dapat membantu seseorang dalam berbagai situasi, misalnya saja bagaimana seorang perokok berat berusaha untuk berhenti dari aktivitas merokok. Modifikasi perilaku sebagian besar menggunakan teknik dasar penelitian dalam proses belajar secara umum dan prinsip- prinsip instrumental Povlov Pear, 2001. Modifikasi perilaku adalah sebuah ilmu yang didalamnya terdapat intervensi perilaku tertentu bertanggungjawab terhadap perubahan perilaku tertentu tersebut dengan sistematis prosedur dan prinsip belajar. Dalam modifikasi perilaku perlu dilakukan asesmen perilaku terlebih dahulu. Asesmen perilaku dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data serta informasi untuk mengidentifikasi dan mendiskripsikan target perilaku yang diharapkan, mengidentifikasi penyebab masalah atau perilaku, sebagai panduan untuk menyeleksi treatmen perilaku yang sesuai dan melakukan evaluasi terhadap hasil Martin Pear, 2011 11

BAB III METODE PENELITIAN