Peningkatan Peran-Ekonomi Perempuan Dalam Memenuhi Pendapatan Keluarga Melalui Pendayagunaan Kelembagaan Lokal (Studi Kasus Keluarga Yang Terkena PHK Di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat)

PENINGKATAN PERAN-EKONOMI PEREMPUAN DALAM
MEMENUHI PENDAPATAN KELUARGA MELALUI
PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN LOKAL
(Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK di Kelurahan Cigugur Tengah
Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Propinsi Jawa Barat)

REVITA ARDYANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Peningkatan
Peran-ekonomi Perempuan dalam Memenuhi Pendapatan Keluarga Melalui
Pendayagunaan Kelembagaan Lokal (Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK
di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Provinsi Jawa Barat)” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, Januari 2007

REVITA ARDYANI
NRP A154050125

ABSTRAK

REVITA ARDYANI, Peningkatan Peran-ekonomi Perempuan dalam Memenuhi
Pendapatan Keluarga Melalui Pendayagunaan Kelembagaan Lokal (Studi Kasus
Keluarga yang Terkena PHK di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi
Tengah Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh HOLIL SOELAIMAN
sebagai Ketua, WINATI WIGNA sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Krisis nilai tukar mata uang regional pada pertengahan tahun 1997
mengakibatkan banyak perusahaan terpaksa menghentikan kegiatan produksi,
akibatnya banyak laki-laki terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kondisi Lakilaki sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga menyebabkan perlu dibantunya

peran tersebut, yaitu perempuan tampil mengambil peran-ekonomi.
Perempuan dalam berperan ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
menghambat dan mendukung. Faktor-faktor yang menghambat peran-ekonomi
perempuan dapat diatasi melalui pendayagunaan kelembagaan lokal dan modal
sosial berupa saling mengenal, sambatan atau tolong-menolong, hubungan
kerjasama yang didasarkan atas rasa saling percaya, saling mengenal, tolongmenolong dan jujur sebagai faktor pendukung perempuan berperan ekonomi.
Permasalahan yang berkaitan dengan peran-ekonomi perempuan adalah
hubungan gender yang membedakan peran laki-laki dan perempuan, rendahnya
potensi ekonomi yang dimiliki perempuan, kurangnya sumber daya lokal, kurangnya
jaringan dengan lembaga lokal dan belum dimanfaatkannya modal sosial.
Tujuan kajian ini adalah mengetahui kondisi kehidupan dan permasalahan
keluarga PHK dalam memenuhi pendapatan rumah tangganya, mengetahui peranekonomi perempuan dan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung,
mengetahui kelembagaan yang dapat dimanfaatkan dan merencanakan program
dan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan keluarga PHK di Kelurahan
Cigugur Tengah dalam memenuhi pendapatan rumah tangganya.
Kajian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu pemetaan sosial, evaluasi
program, dan kajian lapangan dengan fokus kegiatan merancang strategi dan
program peningkatan peran-ekonomi perempuan di Kelurahan Cigugur Tengah.
Metode kajian yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah pengamatan berperan serta dan wawancara

mendalam, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). FGD dilakukan
dengan perangkat kelurahan, keluarga PHK dan lembaga lokal yang ada.
Penyusunan rancangan program dilakukan secara partisipatif dengan
tahap-tahap, yaitu membahas dan menentukan masalah yang dihadapi dan
masalah yang menjadi prioritas, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
peran-ekonomi perempuan, serta melakukan penggalian aspirasi dalam rangka
penyusunan rancangan program dan strategi pengembangan masyarakat.
Hasil kajian digunakan untuk merumuskan Program Peningkatan Peranekonomi Perempuan melalui Pendayagunaan Kelembagaan Lokal, yang terdiri
dari program berupa sosialisasi hubungan gender dan peningkatan keterampilan
perempuan, serta strategi menguatkan fungsi warung sebagai lembaga penyedia
bahan baku, membina serta mencari simpul-simpul jaringan ekonomi dengan
pasar, membina jaringan keluar dan meningkatkan kegiatan PKK yang bersifat
pelatihan keterampilan, memperbaiki manajemen koperasi dan menguatkan
kembali fungsi koperasi dan meminta bantuan kepada pabrik/perusahaan untuk
lebih membuka kesempatan bagi perempuan untuk bekerja di sana.

ABSTRACT

REVITA ARDYANI, The Increase of Women-Economic Role in Fulfilling the
Family Income through Local Institution Utilization (A Case Study on The WorDisconnected Family at Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah,

Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat). Advisor Team HOLIL SOELAIMAN, as the
Chairman, and WINATI WIGNA, as the Member of Advisor Commission.
The decrease of the Rupiah value, in the middle of 1997, forced many
companies to quit their production. Consequently, a lot of men were disconnected
from their work. The condition of men as the housholders who had to earn a living
in family has triggered women to help and take over the economic role.
There are several constraining and supporting factors faced by women in
playing their economic role. They can overcome the constrains through local
institutional utilization and social capital which are mutual recognition, helping
each other, trust-based cooperation, mutual recognition, and also honest are
several factors that can support women to perform their economic role.
The problems related to women-economic role are gender relationship
discriminating the role of men and women, the low economy potential of women,
the lack of local resources, and the lack of network with local institutions, as well
as social capital which is not yet utilized.
This study aims to know the condition of the Work-Disconnected Family’s
life and their problems in fulfilling their household income, to know the womeneconomic role, the constraining and supporting factors, to know the utilizable
institutions, and to plan the appropiate strategy and program in overcoming the
work-disconnected family in fulfilling their household income at Kelurahan
Cigugur Tengah.

There are three stages used in this study, namely social mapping, program
evalution, and field study focused on designing the increasing strategy and
program of women-economic role at Kelurahan Cigugur Tengah. This study uses
a qualitative method and data collection techniques used were participation
observatios, in-depth interviews, documents, and focus group discussion (FGD)
as well. The people involved in FGD activity were the personnel of Kelurahan, the
work-disconnected family, and the available local institutions.
The program was designed in a participatory way with several stages: (1)
discussing and determinig an encountered and prioritized problem, (2) analyzing
any factors influencing women-economic role, and (3) triggering some aspiration
in the effort to design the strategy and program of community development.
The research results were used to formulate the program concerning the
The Increase of Women-Economic Role in Fulfilling the Family Income through
Local Institution Utilization comprising socialization of gender relationship, the
increase of women skills, and the strategy for enhancing the function of small
shop as the institution providing raw material, to seek for and link the economy
network signs with the suitable markets, to maintain the outside network and
developing the activities of PKK (a women organization to increase the family
welfare) involving skills training, improving cooperation management, and reenhancing the function and requesting several companies to provide opportunity
for women to be employed.


© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun,
baik cetak, fotokopi, mikrofilm dan sebagainya

PENINGKATAN PERAN-EKONOMI PEREMPUAN DALAM
MEMENUHI PENDAPATAN KELUARGA MELALUI
PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN LOKAL
(Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK di Kelurahan Cigugur Tengah
Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Propinsi Jawa Barat)

REVITA ARDYANI

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tugas Akhir

: Peningkatan
Peran-Ekonomi
Perempuan
dalam
Memenuhi
Pendapatan
Keluarga
melalui
Pendayagunaan Kelembagaan Lokal
(Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK di
Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah
Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat)


Nama Mahasiswa

: REVITA ARDYANI

NRP

: A 154050125

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Drs. HOLIL SOELAIMAN, MSW
Ketua

Dra. WINATI WIGNA, MDS
Anggota

Diketahui :
Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat


Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. DJUARA P. LUBIS, MS

Prof. Dr. Ir. KHAIRIL A. NOTODIPUTRO, MS

Tanggal Ujian : 9 Januari 2007

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Kajian
Pengembangan Masyarakat ini (KPM) sebagai lanjutan dari kajian lapangan
yang dilaksanakan di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah.
Penulisan kajian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, sehingga dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih, terutama kepada yang

terhormat :
1. Bapak Drs. Holil Soelaiman, MSW, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran dalam
rangka penyusunan dan penyempurnaan kajian ini ;
2. Ibu Dra. Winati Wigna, MDS, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan dorongan moril
dalam rangkaian proses penyelesaian kajian ini ;
3. Departemen Sosial Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menambah pengetahuan di bidang Pengembangan
Masyarakat

melalui

Pengembangan

proses

pembelajaran

Masyarakat kerjasama


di

Institut

Magister
Pertanian

Profesional
Bogor

dan

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung ;
4. Segenap

Pimpinan

dan

civitas

akademika

Magister

Profesional

Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor ;
5. Segenap Pimpinan dan civitas akademika Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial Bandung ;
6. Ir. Fredian Tonny, MS, selaku Dosen Penguji Luar Komisi yang telah
memberikan saran dan masukan guna perbaikan kajian ini ;
7. Pemerintah Kabupaten Bandung yang telah memberikan kepercayaan dan
membantu penulis selama menjalankan kewajiban sebagai Tugas Belajar ;
8. Camat, Lurah dan masyarakat Kelurahan Cigugur Tengah yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan Kajian Pengembangan Masyarakat ;
9. Orang tua dan seluruh keluarga penulis atas segala doa dan dukungannya
yang telah memotivasi penulis hingga dapat menyelesaikan tugasnya ; dan

ix

10. Seluruh sahabat dan saudara-saudara penulis, khususnya mahasiswa
Magister Profesional Pengembangan Masyarakat dan Diploma IV STKS
Bandung, serta seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu, yang
telah

banyak

membantu

dan

memberikan

motivasi

selama

proses

perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa kajian lapangan ini masih sangat jauh dari yang
diharapkan. Hal ini disadari karena adanya keterbatasan dan kemampuan
penulis dalam melakukan analisa dan membahas data yang ada. Namun,
harapan penulis semoga apa yang telah dilakukan ini dapat menjadi langkah
awal yang baik untuk proses-proses selanjutnya.
Semoga kajian ini bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada kita semua. Amin.

Bogor, Januari 2007
REVITA ARDYANI

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cimahi pada tanggal 13 Januari 1982 dari pasangan
Ibu bernama Christina Isfandiary dan Bapak Susanto (alm). Penulis merupakan
putri

pertama

dari

dua

bersaudara.

Tahun

2000

penulis

lulus

dari

SMA Negeri 2 Cimahi dan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan
dengan mengikuti seleksi Calon Praja Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam
Negeri (STPDN) asal pendaftaran Provinsi Jawa Barat dan diterima sebagai
Praja STPDN angkatan XII. Lulus dari STPDN Jatinangor pada Bulan Juli
tahun 2004.
Penulis sejak Bulan September tahun 2004 bertugas sebagai pelaksana
pada Bagian Bina Pemerintahan Umum Sekretariat Kabupaten Bandung.
Selanjutnya pada Bulan September Tahun 2005 berkesempatan menjadi Tugas
Belajar Pemerintah Kabupaten Bandung dengan melanjutkan pendidikan di
Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat kerjasama
Institut Pertanian Bogor dengan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
atas biaya Departemen Sosial Republik Indonesia.

PENINGKATAN PERAN-EKONOMI PEREMPUAN DALAM
MEMENUHI PENDAPATAN KELUARGA MELALUI
PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN LOKAL
(Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK di Kelurahan Cigugur Tengah
Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Propinsi Jawa Barat)

REVITA ARDYANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Peningkatan
Peran-ekonomi Perempuan dalam Memenuhi Pendapatan Keluarga Melalui
Pendayagunaan Kelembagaan Lokal (Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK
di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Provinsi Jawa Barat)” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, Januari 2007

REVITA ARDYANI
NRP A154050125

ABSTRAK

REVITA ARDYANI, Peningkatan Peran-ekonomi Perempuan dalam Memenuhi
Pendapatan Keluarga Melalui Pendayagunaan Kelembagaan Lokal (Studi Kasus
Keluarga yang Terkena PHK di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi
Tengah Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh HOLIL SOELAIMAN
sebagai Ketua, WINATI WIGNA sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Krisis nilai tukar mata uang regional pada pertengahan tahun 1997
mengakibatkan banyak perusahaan terpaksa menghentikan kegiatan produksi,
akibatnya banyak laki-laki terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kondisi Lakilaki sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga menyebabkan perlu dibantunya
peran tersebut, yaitu perempuan tampil mengambil peran-ekonomi.
Perempuan dalam berperan ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
menghambat dan mendukung. Faktor-faktor yang menghambat peran-ekonomi
perempuan dapat diatasi melalui pendayagunaan kelembagaan lokal dan modal
sosial berupa saling mengenal, sambatan atau tolong-menolong, hubungan
kerjasama yang didasarkan atas rasa saling percaya, saling mengenal, tolongmenolong dan jujur sebagai faktor pendukung perempuan berperan ekonomi.
Permasalahan yang berkaitan dengan peran-ekonomi perempuan adalah
hubungan gender yang membedakan peran laki-laki dan perempuan, rendahnya
potensi ekonomi yang dimiliki perempuan, kurangnya sumber daya lokal, kurangnya
jaringan dengan lembaga lokal dan belum dimanfaatkannya modal sosial.
Tujuan kajian ini adalah mengetahui kondisi kehidupan dan permasalahan
keluarga PHK dalam memenuhi pendapatan rumah tangganya, mengetahui peranekonomi perempuan dan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung,
mengetahui kelembagaan yang dapat dimanfaatkan dan merencanakan program
dan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan keluarga PHK di Kelurahan
Cigugur Tengah dalam memenuhi pendapatan rumah tangganya.
Kajian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu pemetaan sosial, evaluasi
program, dan kajian lapangan dengan fokus kegiatan merancang strategi dan
program peningkatan peran-ekonomi perempuan di Kelurahan Cigugur Tengah.
Metode kajian yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah pengamatan berperan serta dan wawancara
mendalam, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). FGD dilakukan
dengan perangkat kelurahan, keluarga PHK dan lembaga lokal yang ada.
Penyusunan rancangan program dilakukan secara partisipatif dengan
tahap-tahap, yaitu membahas dan menentukan masalah yang dihadapi dan
masalah yang menjadi prioritas, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
peran-ekonomi perempuan, serta melakukan penggalian aspirasi dalam rangka
penyusunan rancangan program dan strategi pengembangan masyarakat.
Hasil kajian digunakan untuk merumuskan Program Peningkatan Peranekonomi Perempuan melalui Pendayagunaan Kelembagaan Lokal, yang terdiri
dari program berupa sosialisasi hubungan gender dan peningkatan keterampilan
perempuan, serta strategi menguatkan fungsi warung sebagai lembaga penyedia
bahan baku, membina serta mencari simpul-simpul jaringan ekonomi dengan
pasar, membina jaringan keluar dan meningkatkan kegiatan PKK yang bersifat
pelatihan keterampilan, memperbaiki manajemen koperasi dan menguatkan
kembali fungsi koperasi dan meminta bantuan kepada pabrik/perusahaan untuk
lebih membuka kesempatan bagi perempuan untuk bekerja di sana.

ABSTRACT

REVITA ARDYANI, The Increase of Women-Economic Role in Fulfilling the
Family Income through Local Institution Utilization (A Case Study on The WorDisconnected Family at Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah,
Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat). Advisor Team HOLIL SOELAIMAN, as the
Chairman, and WINATI WIGNA, as the Member of Advisor Commission.
The decrease of the Rupiah value, in the middle of 1997, forced many
companies to quit their production. Consequently, a lot of men were disconnected
from their work. The condition of men as the housholders who had to earn a living
in family has triggered women to help and take over the economic role.
There are several constraining and supporting factors faced by women in
playing their economic role. They can overcome the constrains through local
institutional utilization and social capital which are mutual recognition, helping
each other, trust-based cooperation, mutual recognition, and also honest are
several factors that can support women to perform their economic role.
The problems related to women-economic role are gender relationship
discriminating the role of men and women, the low economy potential of women,
the lack of local resources, and the lack of network with local institutions, as well
as social capital which is not yet utilized.
This study aims to know the condition of the Work-Disconnected Family’s
life and their problems in fulfilling their household income, to know the womeneconomic role, the constraining and supporting factors, to know the utilizable
institutions, and to plan the appropiate strategy and program in overcoming the
work-disconnected family in fulfilling their household income at Kelurahan
Cigugur Tengah.
There are three stages used in this study, namely social mapping, program
evalution, and field study focused on designing the increasing strategy and
program of women-economic role at Kelurahan Cigugur Tengah. This study uses
a qualitative method and data collection techniques used were participation
observatios, in-depth interviews, documents, and focus group discussion (FGD)
as well. The people involved in FGD activity were the personnel of Kelurahan, the
work-disconnected family, and the available local institutions.
The program was designed in a participatory way with several stages: (1)
discussing and determinig an encountered and prioritized problem, (2) analyzing
any factors influencing women-economic role, and (3) triggering some aspiration
in the effort to design the strategy and program of community development.
The research results were used to formulate the program concerning the
The Increase of Women-Economic Role in Fulfilling the Family Income through
Local Institution Utilization comprising socialization of gender relationship, the
increase of women skills, and the strategy for enhancing the function of small
shop as the institution providing raw material, to seek for and link the economy
network signs with the suitable markets, to maintain the outside network and
developing the activities of PKK (a women organization to increase the family
welfare) involving skills training, improving cooperation management, and reenhancing the function and requesting several companies to provide opportunity
for women to be employed.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun,
baik cetak, fotokopi, mikrofilm dan sebagainya

PENINGKATAN PERAN-EKONOMI PEREMPUAN DALAM
MEMENUHI PENDAPATAN KELUARGA MELALUI
PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN LOKAL
(Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK di Kelurahan Cigugur Tengah
Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Propinsi Jawa Barat)

REVITA ARDYANI

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tugas Akhir

: Peningkatan
Peran-Ekonomi
Perempuan
dalam
Memenuhi
Pendapatan
Keluarga
melalui
Pendayagunaan Kelembagaan Lokal
(Studi Kasus Keluarga yang Terkena PHK di
Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah
Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat)

Nama Mahasiswa

: REVITA ARDYANI

NRP

: A 154050125

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Drs. HOLIL SOELAIMAN, MSW
Ketua

Dra. WINATI WIGNA, MDS
Anggota

Diketahui :
Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. DJUARA P. LUBIS, MS

Prof. Dr. Ir. KHAIRIL A. NOTODIPUTRO, MS

Tanggal Ujian : 9 Januari 2007

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Kajian
Pengembangan Masyarakat ini (KPM) sebagai lanjutan dari kajian lapangan
yang dilaksanakan di Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah.
Penulisan kajian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, sehingga dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih, terutama kepada yang
terhormat :
1. Bapak Drs. Holil Soelaiman, MSW, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran dalam
rangka penyusunan dan penyempurnaan kajian ini ;
2. Ibu Dra. Winati Wigna, MDS, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan dorongan moril
dalam rangkaian proses penyelesaian kajian ini ;
3. Departemen Sosial Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menambah pengetahuan di bidang Pengembangan
Masyarakat

melalui

Pengembangan

proses

pembelajaran

Masyarakat kerjasama

di

Institut

Magister
Pertanian

Profesional
Bogor

dan

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung ;
4. Segenap

Pimpinan

dan

civitas

akademika

Magister

Profesional

Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor ;
5. Segenap Pimpinan dan civitas akademika Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial Bandung ;
6. Ir. Fredian Tonny, MS, selaku Dosen Penguji Luar Komisi yang telah
memberikan saran dan masukan guna perbaikan kajian ini ;
7. Pemerintah Kabupaten Bandung yang telah memberikan kepercayaan dan
membantu penulis selama menjalankan kewajiban sebagai Tugas Belajar ;
8. Camat, Lurah dan masyarakat Kelurahan Cigugur Tengah yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan Kajian Pengembangan Masyarakat ;
9. Orang tua dan seluruh keluarga penulis atas segala doa dan dukungannya
yang telah memotivasi penulis hingga dapat menyelesaikan tugasnya ; dan

ix

10. Seluruh sahabat dan saudara-saudara penulis, khususnya mahasiswa
Magister Profesional Pengembangan Masyarakat dan Diploma IV STKS
Bandung, serta seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu, yang
telah

banyak

membantu

dan

memberikan

motivasi

selama

proses

perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa kajian lapangan ini masih sangat jauh dari yang
diharapkan. Hal ini disadari karena adanya keterbatasan dan kemampuan
penulis dalam melakukan analisa dan membahas data yang ada. Namun,
harapan penulis semoga apa yang telah dilakukan ini dapat menjadi langkah
awal yang baik untuk proses-proses selanjutnya.
Semoga kajian ini bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada kita semua. Amin.

Bogor, Januari 2007
REVITA ARDYANI

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cimahi pada tanggal 13 Januari 1982 dari pasangan
Ibu bernama Christina Isfandiary dan Bapak Susanto (alm). Penulis merupakan
putri

pertama

dari

dua

bersaudara.

Tahun

2000

penulis

lulus

dari

SMA Negeri 2 Cimahi dan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan
dengan mengikuti seleksi Calon Praja Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam
Negeri (STPDN) asal pendaftaran Provinsi Jawa Barat dan diterima sebagai
Praja STPDN angkatan XII. Lulus dari STPDN Jatinangor pada Bulan Juli
tahun 2004.
Penulis sejak Bulan September tahun 2004 bertugas sebagai pelaksana
pada Bagian Bina Pemerintahan Umum Sekretariat Kabupaten Bandung.
Selanjutnya pada Bulan September Tahun 2005 berkesempatan menjadi Tugas
Belajar Pemerintah Kabupaten Bandung dengan melanjutkan pendidikan di
Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat kerjasama
Institut Pertanian Bogor dengan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
atas biaya Departemen Sosial Republik Indonesia.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xv

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................
Perumusan Masalah ...........................................................................
Tujuan Kajian.......................................................................................
Kegunaan Kajian ................................................................................

1
4
4
5

PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka ................................................................................
Kerangka Kajian ..................................................................................

6
13

METODE KAJIAN
Metode dan Strategi Kajian..................................................................
Lokasi dan Waktu Kajian .....................................................................
Pemilihan Kasus Kajian .......................................................................
Metode Pengumpulan Data ................................................................
Analisis Data dan Pelaporan ...............................................................
Penyusunan Rancangan Program ......................................................

17
17
18
19
20
20

PETA SOSIAL KELURAHAN CIGUGUR TENGAH
Keadaan Umum Lokasi .......................................................................
Kependudukan ...................................................................................
Sistem Ekonomi ..................................................................................
Kepemimpinan Lokal ..........................................................................
Lembaga Kemasyarakatan .................................................................
Sumber Daya Lokal ............................................................................
Kesejahteraan Sosial ..........................................................................
Program Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera
(P2WKSS).. .........................................................................................

22
23
26
27
27
28
30
30

PERAN EKONOMI PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
Kondisi Kehidupan dan Permasalahan Ekonomi Keluarga yang
Terkena PHK....................................................................................... 35
Peran-ekonomi Perempuan dalam Keluarga yang Terkena PHK ........ 44
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Peningkatan
Peran-ekonomi Perempuan .................................................................. 48
Keuntungan dan Kerugian Sosial bila perempuan Bekerja
Mencari Nafkah................... .................................................................. 55

xii

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN LOKAL DALAM PENINGKATAN
PERAN-EKONOMI PEREMPUAN
Keragaan Lembaga-lembaga Lokal di Kelurahan Cigugur Tengah ......
Analisis Diagram Venn Terhadap Lembaga-lembaga Lokal di
Kelurahan Cigugur Tengah..................................................................
Pendayagunaan Kelembagaan Lokal ..................................................

57
67
69

RANCANGAN PROGRAM DAN STRATEGI PENINGKATAN PERAN
EKONOMI PEREMPUAN
Program dan Strategi Peningkatan Peran-ekonomi Perempuan dalam
Mengatasi Ekonomi Keluarga yang Terkena PHK ...............................

82

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan .........................................................................................
Rekomendasi ......................................................................................

85
87

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

88

LAMPIRAN ................................................................................................

90

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman
1

Tujuan dan Teknik Pengumpulan Data ................................................

20

2

Komposisi Jumlah Penduduk Kelurahan Cigugur Tengah
Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2005................................

23

3

Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Kelurahan Cigugur Tengah Tahun 2005.............................................. 24

4

Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan
Mata Pencaharian di Kelurahan Cigugur Tengah Tahun 2005..............

26

Profil Lembaga-lembaga Lokal di Kelurahan Cigugur Tengah
Tahun 2006 .........................................................................................

66

Lembaga-lembaga Lokal dan Kaitannya dengan Peningkatan Peranekonomi Perempuan di Kelurahan Cigugur Tengah Tahun 2006 ..........

77

Analisis Masalah, Potensi dan Alternatif Pemecahan Masalah
Perempuan dari Keluarga yang Terkena PHK
di Kelurahan Cigugur Tengah...............................................................

80

5
6
7

8

Program dan Strategi Peningkatan Peran-ekonomi Perempuan melalui
Pendayagunaan Kelembagaan Lokal di
Kelurahan Cigugur Tengah................................................................... 84

xiiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Alur Pemikiran Peningkatan Peran-ekonomi Perempuan
dalam Memenuhi Pendapatan Keluarga melalui Pendayagunaan
Kelembagaan Lokal di Kelurahan Cigugur Tengah ............................................. 16
2 Diagram Venn Perempuan dan Lembaga-lembaga di
Kelurahan Cigugur Tengah...................................................................... 67

xiiiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Pedoman Wawancara .............................................................................

90

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perekonomian nasional yang dibangun dan bertumpu pada perindustrian
manufaktur, yang sebagian besar menggunakan bahan baku impor ketika terjadi
krisis nilai tukar mata uang regional pada pertengahan tahun 1997, mengalami
kelumpuhan. Banyak perusahaan yang terpaksa harus menghentikan kegiatan
produksi. Akibatnya banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya dan terkena
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selama kurun waktu bulan Agustus 1997 Agustus 1998, sekitar 4,2 juta orang berusia 15 tahun ke atas berhenti bekerja
(Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), 1998).
Departemen Sosial (1999) menyatakan bahwa salah satu persoalan yang
ditimbulkan oleh krisis ekonomi adalah banyaknya lapangan kerja yang hilang di
sektor industri, khususnya industri yang bergantung pada komponen impor. Usaha
industri yang masih mencoba bertahan terpaksa melakukan efisiensi. Efisiensi
tersebut meliputi pengurangan jam kerja, penghapusan fasilitas karyawan hingga
pengurangan jumlah karyawan melalui pemutusan hubungan kerja (PHK).
PHK merupakan langkah yang dianggap rasional untuk memungkinkan
industri tersebut tetap berjalan. Hal ini mengakibatkan bertambahnya angka
pengangguran dan kemiskinan. Kondisi perekonomian seperti ini menyebabkan
penduduk bekerja seadanya. Mereka menjadikan sektor informal sebagai pilihan.
Departemen Sosial (1999) menyatakan bahwa perempuan lebih mudah untuk
mendapat pekerjaan di sektor-sektor informal daripada laki-laki. Para pekerja
yang masih bertahan di sektor formal, bekerja dengan jumlah jam kerja terbatas
atau dengan upah lebih rendah dari upah yang biasanya mereka terima bila
bekerja penuh. Hal ini mengakibatkan terjadinya masalah ekonomi keluarga yang
berdampak luas terhadap kesehatan dan pendidikan anak-anak. Situasi demikian
menyebabkan kondisi perlu dibantunya peran pencari nafkah utama dalam hal ini
para suami. Berkaitan dengan hal tersebut, para istri tampil mengambil peran
sebagai pencari nafkah namun mereka menghadapi banyak kendala. Kendala
yang dihadapi oleh perempuan adalah kurang modal, kurang bekal pengetahuan
dan keterampilan yang menunjang dan yang juga penting adalah masalah
gender (Padmi & Haryanto, 2003).

2

Kelurahan Cigugur Tengah merupakan satu kelurahan yang sebagian
besar penduduknya bekerja di sektor industri, yaitu tekstil dan produk tekstil yang
banyak mengalami PHK. Hasil pemetaan sosial pada Praktik Lapangan I yang
dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan 16 Nopember 2005 dan evaluasi
program pada Praktik Lapangan II yang dilaksanakan dari tanggal 17 sampai
dengan 24 Pebruari 2005 di Kelurahan Cigugur Tengah terdapat 8.972 orang yang
mengalami PHK dari jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 35.296 orang.
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, mereka yang terkena PHK
melakukan pekerjaan serabutan, seperti menjadi pekerja/buruh bangunan, supir
atau berdagang kecil-kecilan. Upaya lain adalah dengan perempuan (dalam hal
ini adalah istri dari para lelaki terkena PHK) tampil sebagai pencari nafkah di
sektor informal dengan penghasilan relatif rendah. Laki-laki yang terkena PHK
lebih sulit mendapatkan pekerjaan dan hanya sebagian kecil yang berhasil.
Program-program pembangunan untuk perempuan masih belum menjamin
kesempatan mereka untuk melaksanakan perannya. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal seperti yang dikemukakan Soetrisno (1997), yaitu:
a. Program-program tersebut masih dihubungkan dengan usaha-usaha yang
mendukung kelestarian jabatan pelaksana program, seperti proyek PKK.
b. Sifat administratif program tersebut sama dengan program pembangunan
lainnya yang berorientasi pada kemudahan pimpinan proyek mengawasi
tercapainya target program itu daripada menyesuaikan program itu dengan
kepentingan serta kondisi sosial-ekonomi manusia yang menjadikan objek
program.
Salah satu program untuk menanggulangi kemiskinan khususnya yang
diakibatkan oleh PHK adalah melalui pelaksanaan Program Peningkatan Peranan
Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS). Tujuannya adalah untuk
meningkatkan sumber daya manusia, sumber daya alam dan lingkungan guna
mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat sejahtera dan bahagia dalam
rangka pembangunan masyarakat desa/kelurahan dengan wanita sebagai
penggeraknya (Pedoman Umum Pelaksanaan Program P2WKSS, 1991). Bentuk
kegiatannya adalah pemberian bantuan modal, pelatihan keterampilan dan
penyuluhan

keluarga dan balita. Program

ini membantu

meningkatkan

kesejahteraan keluarga mereka, namun kurang berkembang. Permasalahan
ekonomi keluarga PHK untuk memenuhi kebutuhan hidup belum terpecahkan.
Pelaksanaannya cenderung sekedar formalitas.

3

Istri dari keluarga PHK umumnya bekerja di sektor informal dan formal
tetapi dengan gaji rendah. Hal ini disebabkan ada faktor penghambat dan
pendukung. Faktor-faktor tersebut adalah hubungan gender, potensi ekonomi
yang dimiliki perempuan, kondisi sumber daya lokal, modal sosial dan jaringan
dengan lembaga lokal.
Hubungan

gender

berupa anggapan-anggapan masyarakat

seperti

mengenai perempuan tidak seharusnya bepergian jauh dari rumah serta
anggapan bahwa kedudukan dan peran perempuan secara kodrati adalah
mengurus anak dan keluarga sedangkan laki-laki mencari nafkah. Adanya
anggapan tersebut menjadi kendala karena secara kodrati perempuan
mempunyai kemampuan melahirkan dan menyusui anak sedangkan mengurus
anak dan keluarga adalah bagian dari kewajiban perempuan. Kodrat itu sendiri
adalah hal yang tidak dapat dipertukarkan dan merupakan sesuatu yang harus
diterima dari Ilahi. Anggapan tersebut juga membuat perempuan kurang leluasa
untuk melakukan kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan ekonomi
keluarga.
Potensi ekonomi yang dimiliki perempuan dilihat dari pendidikan dan
keterampilan serta ketersediaan waktu untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Potensi ekonomi yang rendah akan menghambat peran-ekonomi perempuan
begitu pula halnya dengan kondisi sumber daya lokal dan modal sosial yang ada
dalam masyarakat. Dalam hal ini sumber daya lokal maupun modal sosial dapat
menjadi penghambat dan pendukung terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan
perempuan.

Faktor yang juga mempengaruhi peran perempuan dalam

berekonomi adalah lemah dan kurangnya jaringan dengan lembaga lokal
sehingga dapat dikatakan menjadi faktor penghambat peran perempuan dalam
berekonomi.
Kelurahan Cigugur Tengah mempunyai lembaga-lembaga lokal yang dapat
didayagunakan untuk meningkatkan peran ekonomi perempuan, baik lembaga
dalam bentuk konkret seperti yaitu Pemerintah Kelurahan, Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), kelompok arisan, koperasi, pasar dan warung,
maupun

yang berwujud abstrak seperti goyong-royong, norma-norma, tolong-

menolong, perasaan sebagai sesama warga. Lembaga-lembaga tersebut belum
banyak didayagunakan masyarakat khususnya perempuan dalam rangka
mengatasi permasalahan ekonomi keluarga (memenuhi pendapatan) akibat
PHK.

4

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
kajian pengembangan masyarakat ini adalah “bagaimana meningkatkan peranekonomi perempuan untuk memenuhi pendapatan rumah tangga pada keluarga
yang keluarga yang terkena PHK melalui pendayagunaan kelembagaan lokal”.
Pengkajian terhadap permasalahan perempuan mencari nafkah menjadi
penting karena merupakan fenomena yang umum dihadapi masyarakat.
Perumusan Masalah
Untuk menjawab permasalahan utama di atas, maka dapat dirumuskan dalam
permasalahan berikut:
1. Bagaimana kondisi kehidupan dan permasalahan keluarga PHK dalam
memenuhi pendapatan rumah tangganya di Kelurahan Cigugur Tengah ?
2. Bagaimana peran-ekonomi perempuan dari keluarga yang terkena PHK di
Kelurahan Cigugur Tengah dan faktor-faktor apa yang menghambat dan
mendukungnya ?
3. Kelembagaan apa yang dapat dimanfaatkan serta rencana program dan strategi
apa yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga PHK
dalam memenuhi pendapatan rumah tangganya di Kelurahan Cigugur Tengah ?

Tujuan Kajian
Tujuan dari kajian pengembangan masyarakat ini adalah untuk:
1. Mengetahui kondisi kehidupan dan permasalahan keluarga PHK dalam
memenuhi pendapatan rumah tangganya di Kelurahan Cigugur Tengah.
2. Mengetahui peran-ekonomi perempuan dari keluarga yang terkena PHK di
Kelurahan Cigugur Tengah dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
3. Mengetahui kelembagaan yang dapat dimanfaatkan dan merencanakan
program dan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi
keluarga

PHK

dalam

Kelurahan Cigugur Tengah.

memenuhi

pendapatan

rumah

tangganya

di

5

Kegunaan Kajian
Hasil kajian pengembangan masyarakat yang dilaksanakan di Kelurahan
Cigugur Tengah, diharapkan dapat berguna untuk :
1. Pemerintah Kelurahan Cigugur Tengah, sebagai bahan masukan tentang
bagaimana mengatasi masalah kesejahteraan keluarga PHK.
2. Lembaga-lembaga

lokal,

sebagai

bahan

dalam

rangka

mengatasi

permasalahan ekonomi keluarga yang terkena PHK.
3. Keluarga PHK, sebagai pengembangan peran untuk mengatasi masalah
perekonomian keluarganya.
4. Pengkaji, sebagai wahana pembelajaran dan menambah wawasan tentang
teori dan praktik pengembangan masyarakat, dengan harapan dapat
mengembangkan suatu model pengembangan masyarakat di daerah lain.

6

PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Krisis ekonomi akhir tahun 1997 mengakibatkan banyak perusahaan
manufaktur bangkrut dan mengakibatkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan
yang pada akhirnya menimbulkan permasalahan ekonomi bagi keluarganya.
Pasal 25 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menyatakan bahwa PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu

yang

mengakibatkan

berakhirnya

hak

dan

kewajiban

antara

pekerja/buruh dan pengusaha.
Krisis dapat menjadi tantangan sekaligus peluang karena sebelumnya
perempuan hanya berada di rumah menjadi dapat keluar rumah untuk
mengaktualisasikan

dirinya

(self

actualization).

Deere

et.al

(2005)

mengemukakan bahwa: “The impact of the crisis and structural adjusment
policies has been devastating for poor women due primarily to three factors: (1) a
sharp fall in wages and rising female unemployment; (2) the unequal burden
which the rising cost of living imposes on women; (3) the reductions in public
spending for services on which women rely”.
Ada empat langkah strategi mengatasi dampak krisis ekonomi seperti
dikemukakan oleh Deere et.al (2005) berikut :
Four main strategies can be detected, (1) women are entering the labour
force in increasing numbers, particularly as workers in export-processing
industries; (2) along with men, they are engaging in a wide variety of
activities in the informal sector; (3) household are diversifying their survival
strategies, changing living and consumption patterns; and (4) women are
joining, and even predominating in, the international migration stream. All
of these constitute important economic and social changes of the last
decade.
Empat strategi pokok dapat dideteksi, (1) perempuan semakin banyak
yang menjadi tenaga kerja, umumnya sebagai pekerja di industri-industri
yang memproduksi barang untuk diekspor; (2) bersama laki-laki,
perempuan memperluas aktivitasnya di sektor informal; (3) rumah tangga
melakukan banyak strategi bertahan hidup, mengalami perubahan pola
hidup dan konsumsi; dan (4) perempuan ikut serta bahkan menginginkan
terlibat dalam arus migrasi internasional. Kesemua strategi ini
menyumbang pada perubahan ekonomi dan sosial dalam dekade terakhir.

7

Snel dan Staring (2001) mengatakan terdapat empat tipe strategi yang
dilakukan oleh keluarga yang terkena PHK, yaitu (1) membatasi pengeluaran
rumah tangga dengan mengkonsumsi lebih sedikit atau mengurangi unit yang
mengkonsumsi; (2) menggunakan sumber daya internal rumah tangga secara
lebih intensif atau membangun hubungan tolong-menolong di dalam jaringan
sosial informal yang ada; (3) melakukan kegiatan, seperti menjual aset rumah
tangga, mempertukarkan keterampilan dengan upah di sektor pekerjaan formal
maupun informal; (4) mengupayakan dukungan dari pihak yang mempunyai
kekuatan sosial-ekonomi-politik yang lebih besar, seperti institusi negara, tokoh
masyarakat lokal atau organisasi-organisasi swasta. Keempat tipe strategi ini
menunjukkan tingkat ketergantungan. Jika sumber daya sudah berada di luar
jangkauan (kontrol) keluarga pekerja yang terkena dampak PHK, tingkat
ketergantungan mereka terhadap pihak lain semakin rentan kondisinya.
Masalah PHK menjadi semakin berat dirasakan oleh keluarga karena
laki-laki yang terkena PHK merupakan pencari nafkah/pendapatan utama dan
satu-satunya dalam keluarga. Strategi yang paling mungkin untuk dilakukan pada
saat terjadi kondisi demikian adalah perempuan tampil menjadi pencari nafkah.
Akan tetapi, tampilnya perempuan sebagai pencari nafkah masih sangat
terbatas. Ruang gerak perempuan yang terbatas tersebut bukan hanya karena
keterikatan mereka pada tugas rumah tangga, tetapi juga karena adanya norma
dalam masyarakat yang menganggap pantang bagi perempuan pergi jauh-jauh
dari rumah tanpa pendamping, serta rendahnya tingkat pendidikan dan
keterampilan, kurangnya keterampilan, kurangnya pengetahuan, pengalaman
dan pergaulan yang sempit.
Keadaan krisis yang berdampak pada menurunnya kesejahteraan keluarga
mempunyai efek paling parah terhadap perempuan seperti yang dikemukakan
Deere et.al (2005) sebagai berikut:
Poor women, especially those with families, have had to bear the major
brunt of the regional economic crisis. The economic crunch has hit women
harder than men because women’s disadvantaged occupational
distribution and more limited access to resources, makes them more
vulnerable; moreover their roles as producers and consumers are different.
In addition, women have always assumed a primary role in household
survival strategies, securing and allocating usually meagre cash and other
resources to enable their families to make ends meet.
Perempuan miskin, terutama mereka yang telah berkeluarga, mengalamai
masalah paling berat akibat krisis ekonomi regional. Menurunnya ekonomi
telah memukul perempuan lebih keras daripada laki-laki karena

8

perempuan mempunyai ketidakberuntungan dalam distribusi pekerjaan
dan lebih terbatas dalam hal akses terhadap sumber-sumber, membuat
mereka lebih terpukul; lebih jauh lagi karena peran mereka sebagai
produsen dan konsumen juga berbeda. Sebagai tambahan, perempuan
selalu diasumsikan sebagai pemegang peranan utama dalam strategi
bertahan hidup suatu rumah tangga, mengamankan dan mengalokasikan
uang kontan yang sangat kecil serta sumber-sumber lain agar kebutuhan
tetap terpenuhi.
Hal senada diungkapkan Davies dan Patricia (2005) sebagai berikut.
The economic crisis has made it extremely difficult for families to survive on a
single wage, forcing additional women into labour force to meet the rising cost
of living and the decreased wage-earning capacity of men due to
unemployment or wage cuts, or due to their absence as a result of migration.
At the same time structural adjustment policies are forcing families to absorb a
greater share of the cost of survival as a result of cutbacks in social services,
such as health and education, and the elimination or reduction of subsidies on
food, transportation and utilities. By shifting more responsibility for survival
from the state to the household, structural adjustment policies are increasing
the burden on the poor, especially women.
Krisis ekonomi telah membuat kesulitan bagi keluarga untuk bertahan
hanya dengan satu jenis upah, memaksa perempuan bekerja untuk
mengatasi kenaikan biaya hidup dan penurunan upah akibat laki-laki diPHK menjadi alasan terjadinya migrasi. Pada saat yang sama kebijakan
struktural memaksa keluarga untuk membatasi pengeluaran sebagai hasil
dari pengurangan pelayanan sosial, seperti kesehatan dan pendidikan, dan
eliminasi atau pengurangan subsidi makanan, transportasi dan fasilitas.
Dengan membagi tanggung jawab untuk bertahan hidup dari negara
kepada rumah tangga, kebijakan struktural seperti ini akan menambah
jumlah orang miskin, terutama perempuan.
Strategi bertahan hidup seperti dikemukakan di atas dilakukan perempuan
untuk mempertahankan keluarganya. Perempuan yang kemudian bekerja atau
melakukan aktivitas ekonomi untuk mencari nafkah dapat diartikan sebagai
peran-ekonomi perempuan dalam keluarga. Peran-ekonomi perempuan akan dilihat
dari besarnya kontribusi pendapatan perempuan.
Hubungan Gender
Gender sebagaimana diungkapkan Fakih (1996) adalah suatu sifat yang
melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara social
maupun cultural (misalnya perempuan dikenal sebagai lemah lembut dan
emosional, sedangkan laki-laki dianggap kuat dan rasional). Identitas, peran,
fungsi, pola perilaku, kegiatan dan persepsi tentang perempuan dan laki-laki
ditentukan oleh masyarakat dan kebudayaan tempat mereka dilahirkan dan
dibesarkan (Tan dalam Sumarti dan Ekawati, 2006).

9

Perbedaan gender melahirkan peran gender. Persoalan dapat muncul dari
pembedaan peran gender. Peran gender perempuan seringkali dinilai lebih
rendah dan kurang berarti dibanding peran laki-laki (Fakih, 1996). Peran gender
dapat dilihat dari pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Pembagian
kerja yang dimaksud adalah dalam hal kegiatan produktif dan reproduktif, yaitu
sejauhmana perempuan dan laki-laki melakukan pembagian kerja atau peran
dengan baik sehingga perempuan dapat melakukan pekerjaan produktif.
Beban domestik yang pada umumnya menjadi tanggung jawab perempuan
dikerjakan secara bersama-sama dengan laki-laki atau dapat digantikan oleh
laki-laki dengan tujuan membuka peluang perempuan untuk berusaha. Sumarti
dan Ekawati (2005) mengemukakan bahwa pembagian kerja dalam keluarga
maupun masyarakat pada umumnya dapat dilihat dari profil kegiatannya. Profil
kegiatan ini mencakup informasi, yaitu (a) siapa (pria, wanita atau bersama) yang
melakukan kegiatan (produktif, reproduktif dan sosial), (b) kapan dan di mana
kegiatan dilaksanakan serta berapa frekuensi dan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan tersebut, dan (c) berapa pendapatan yang dihasilkan
melalui kegiatan tersebut.
Kegiatan produktif adalah kegiatan yang menyumbang pendapatan keluarga
dalam bentuk uang atau barang, misalnya bertani, berkebun, beternak, berdagang.
Kegiatan reproduktif adalah kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup manusia
dan keluarga, seperti mengandung, melahirkan dan mengasuh anak, pekerjaan
rumah tangga, memasak, mencuci. Kegiatan-kegiatan aksi sosial di luar rumah
tangga adalah keterlibatan bersama kelompok atau organisasi sosial.
Potensi Ekonomi Perempuan
Potensi adalah sesuatu yang bisa dimanfaatkan atau didayagunakan.
Pengertian ekonomi