Kinerja Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Di Kota Cimahi (Suatu Studi Tentang Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan)

(1)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak instansi pemerintah tempat

penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk

kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, 28 Agustus 2012

Penulis

JAKARIA BUDIMAN

NIM. 41708030

SEKERTARIS LURAH CIGUGUR TENGAH

KOTA CIMAHI

ABDURAHMAN, S.Sos

NIP. 196203141986031027


(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Oleh:

JAKARIA BUDIMAN NIM. 4.17.08.030

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

SUB JUDUL : SUATU STUDI TENTANG PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KELURAHAN

PENYUSUN : JAKARIA BUDIMAN NIM : 41708030

Disusun di : Bandung, Agustus 2012

Menyetujui, Pembimbing

Poni Sukaesih K, S.IP., M.Si 4127.35.31.010

Mengetahui,

Pjs. Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP UNIKOM

Tatik Rohmawati, S.IP., M.Si NIP. 4127.35.31.007

Dekan FISIP UNIKOM

Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA NIP. 4127.70.00.014


(4)

vi

Penelitian di Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi didasarkan pada kinerja aparatur dalam memberikan pelayanan sistem informasi manajemen kelurahan kepada masyarakat yang kurang profesional, hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan aparatur di bidang teknologi informasi dan komunikasi dan kurangnya motivasi yang mendukung sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menjadi terhambat.

Teori yang digunakan adalah kinerja aparatur dari Sinambella, adapun faktor yang dapat mempengaruhi kinerja aparatur yaitu faktor kemampuan dan motivasi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan studi lapangan melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik

penentuan informan yang digunakan adalah purpossive sampling untuk pihak

aparatur sedangkan informan yang ditujukan kepada masyarakat menggunakan

accidental sampling.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, pertama kemampuan

aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi dalam pelayanan Simkel dapat dikatakan belum cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari kesulitan yang dihadapi aparatur dalam mengoperasikan Simkel, dikarenakan kebugaran fisik dan kesehatan jiwa yang kurang mendukung, pelatihan yang telah dilakukan aparatur, latar belakang pendidikan yang bukan dibidang teknologi dan kurangnya

pengalaman kerja. kedua motivasi aparatur dapat dikatakan cukup baik, hal ini

didasari karena sebagian besar aparatur merasakan tidak terpenuhinya kebutuhan baik kebutuhan fisiologis maupun fsikologis, kurangnya dorongan kerja dan pemberian insentif yang diberikan pihak kelurahan. Dengan demikian kinerja aparatur kelurahan Cigugur Tengah kota Cimahi dalam pelayanan sistem informasi manajemen kelurahan dapat dikatakan cukup baik.

Kata Kunci: Kinerja, Aparatur, Pelayanan Publik, Sistem Informasi Manajemen Kelurahan


(5)

vii

Research at the Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi based on performance apparatus in providing administrative services management information system to the people who are less professional, this is due to lack of personnel in the field of information technology and communication and a lack of motivation to support that service to the public to be obstructed.

The theory used is the performance of the apparatus from Sinambella, while factors that may affect the performance of the apparatus that is the ability and motivation factors.

This research uses descriptive method with qualitative approach. The data collection technique used is literature study and field research through the method of observation, interviews and documentation. The technique used is the determination of informant sampling purpossive to the apparatus while the informant is addressed to public using accidental sampling.

Based on the results of research conducted by researchers, the first apparatus, the ability of Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi in service of kelurahan management information system can be quite good. It can be seen from difficulties encountered in operating the apparatus Simkel, due to physical fitness and mental health are lacking support, personnel training has been done, of education background is not in the field of technology and lack of work experience. second motivation of the apparatus can be quite good, this is because the most of the apparatus based on unmet needs to feel good and fsikologis physiological needs, lack of encouragement and incentives to work are given the village. As such the performance of administrative apparatus of the Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi in administrative services management information system can be quite good.

Keyword: Performance, Apparatus, Public Services, Information Management System Kelurahan


(6)

viii

dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul: “Kinerja

Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi (Suatu Studi Tentang Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan)”. Skripsi ini merupakan syarat kelulusan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Bandung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kekurangan Peneliti. Selama penyusunan ini Peneliti banyak memperoleh bimbingan, saran-saran, dan bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada:

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

2. Nia Karniawati, S.IP., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan

dan selaku Dosen Wali 2008 di Universitas Komputer Indonesia.

3. Poni Sukaesih, S.IP.,M.Si. selaku pembimbing utama skripsi yang telah

memberikan bimbingan, dan saran-saran serta motivasinya kepada peneliti.

4. Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si. selaku ketua sidang skripsi.

5. Dr. Dewi kurniasih, S.IP.,M.Si. selaku penguji sidang skripsi.

6. Para Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi.

7. Kedua Orang tua tercinta yang telah mendo’akan dan memberikan semangat

dan motivasi.

8. Lia Rosmalinda yang selalu memberikan dorongan dan motivasi.

9. Sahabat-sahabat Ilmu Pemerintahan angkatan 2008.

10. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu terselesaikannya

penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga menjadi amal baik dihari nanti.


(7)

ix dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Agustus 2012


(8)

x

LEMBAR PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1 Kinerja Aparatur ... 9

2.1.1.1 Pengertian Kinerja ... 11

2.1.1.2 Pengertian Aparatur ... 15

2.1.1.3 Faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 17

2.1.1.4 Indikator Kinerja ... 19

2.1.2 Pelayanan Publik ... 22

2.1.2.1 Pengertian Pelayanan ... 24

2.1.2.2 Pengertian Publik ... 25

2.1.3 Sistem Informasi Manajemen Kelurahan (Simkel) ... 27

2.1.3.1 Pengertian Sistem ... 27

2.1.3.2 Informasi ... 29


(9)

xi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 45

3.1.1 Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 45

3.1.1.1 Visi dan Misi Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 46

3.1.1.2 Struktur Organisasi Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 47

3.1.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 49

3.1.2 Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 53

3.1.2.1 Kegunaan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 54

3.1.2.2 Spesifikasi Server dan Client ... 55

3.1.2.3 Cara Mengoperasikan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 56

3.1.2.4 Menu Utama Sistem Informasi Manajemen Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi Kota Cimahi ... 58

3.1.2.5 Surat Keterangan... 61

3.1.2.6 Menu Refrensi ... 67

3.1.2.7 Menu Laporan... 67

3.1.2.8 Menu Tool dan Menu Logout ... 67

3.2 Metode Penelitian ... 68

3.2.1 Desain Penelitian ... 68

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 69

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 69


(10)

xii

4.1 Kemampuan Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi Dalam Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan ... 74

4.1.1 Kebugaran Fisik dan Kesehatan Jiwa Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi Dalam

Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan ... 77 4.1.2 Pendidikan Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah

Kota Cimahi Dalam Pelayanan Sistem Informasi

Manajemen Kelurahan... 83 4.1.3 Pelatihan Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah

Kota Cimahi Dalam Pelayanan Sistem Informasi

Manajemen Kelurahan... 87 4.1.4 Pengalaman Kerja Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah

Kota Cimahi Dalam Pelayanan Sistem Informasi

Manajemen Kelurahan... 93 4.2 Motivasi Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi

Dalam Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan ... 99 4.2.1 Kebutuhan Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah

Kota Cimahi Dalam Pelayanan Sistem Informasi

Manajemen Kelurahan... 104 4.2.2 Dorongan Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah

Kota Cimahi Dalam Pelayanan Sistem Informasi

Manajemen Kelurahan... 109 4.2.3 Insentif Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah

Kota Cimahi Dalam Pelayanan Sistem Informasi


(11)

xiii


(12)

xiv

Tabel 3.2 Sub Menu Trantib... 63 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 73 Tabel 4.1 Daftar Kehadiran Operator Pelayanan Simkel

di Kelurahan Cigugur Tengah ... 79 Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah

Kota cimahi ... 85 Tabel 4.3 Susunan Tim Pelatihan Simkel ... 88 Tabel 4.4 Prasarana Pemerintahan ... 105


(13)

xv

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 48

Gambar 3.2 Form Login ... 57

Gambar 3.3 Form Menu ... 58

Gambar 3.4 Form Browse ... 60

Gambar 3.5 Form Pencarian Data ... 61

Gambar 3.6 Form Isian Surat Keterangan Tidak Mampu Untuk Rumah Sakit… 64 Gambar 4.1 Olah Raga Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah ... 80

Gambar 4.2 Halaman Menu Utama Simkel ... 90


(14)

xvi

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara Masyarakat ... 125

Lampiran 3 : Transkrip Wawancara ... 127

Lampiran 4 : Surat Izin Usulan Penelitian dari Unikom ... 130

Lampiran 5 : Surat Keterangan Usulan Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa Kota Cimahi ... 131

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian Skripsi ... 132

Lampiran 7 : Surat Keterangan Penelitian Skripsi dari Kantor Kesatuan Bangsa Kota Cimahi ... 133

Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi ... 134

Lampiran 9 : Daftar Informan ... 135

Lampiran 10 : Dokumentasi ... 137


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintahan Daerah dalam menyelenggarakan pelayanan publik diarahkan untuk menciptakan kinerja yang profesional dan akuntabel. Birokrasi dalam melakukan kegiatan perbaikan pelayanan diharapkan lebih berorientasi kepada kinerja aparatur itu sendiri demi kepuasan pelanggan, yakni masyarakat sebagai pengguna jasa. Kepuasan total dari masyarakat sebagai pengguna jasa tersebut dapat dicapai apabila birokrasi pelayanan menempatkan sumber daya manusia (SDM) yang professional sebagai pihak pemberi pelayanan. Dalam era otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan tujuan untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu demi tercapainya keberhasilan di bidang pelayanan maka diperlukan langkah-langkah yang dapat mendukung, yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang dapat membantu suatu instansi pemerintahan.

Teknologi sudah digunakan diberbagai bidang pekerjaan. Seperti halnya, organisasi pemerintahan telah menggunakan teknologi sebagai media untuk mempermudah kinerja aparaturnya yang dikenal dengan istilah e-Government. Awalnya pemerintah hanya menggunakan alat elektronik dan komputer saja sebagai sarana penunjang kelancaran pekerjaan bidang administrasi baik pemberian pelayanan maupun media untuk menyimpan data-data. Namun itu saja


(16)

tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan suatu organisasi pemerintahan, maka diperlukan suatu aplikasi baru yang dapat melakukan tugas dengan mudah dan cepat yaitu dengan menggunakan teknologi informasi.

Pemerintah sebagai penyedia layanan menggunakan informasi teknologi

yang disebut dengan istilah e-Government, yaitu penggunaan teknologi informasi

yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dengan masyarakat.

E-Government ini dapat diimplementasikan dalam berbagai cara. Salah satu contohnya adalah sistem informasi manajemen kelurahan (Simkel) yang selenggarakan oleh pemerintah Kota Cimahi.

Pemanfaatan teknologi informasi dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum yaitu terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Cimahi nomor 18 Tahun

2010. Tentang pengembangan e-Government di lingkungan pemerintah Kota

Cimahi, bahwa teknologi informasi dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik. Kota Cimahi terdiri dari 15 kelurahan, setiap kelurahan mempunyai peranan dalam penyediaan sumber informasi kepada masyarakat. Khususnya informasi yang dibutuhkan oleh aparatur untuk memudahkan kinerjanya dengan tujuan agar lebih cepat dalam pelayanan kepada masyarakat.

Masyarakat sebagai pengguna layanan sangat membutuhkan proses yang cepat dan tidak berbelit-belit. Hal tersebut menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi keinginan degan mengeluarkan aplikasi yang memanfaatkan teknologi, oleh karena itu Kantor Perpustakaan dan Pengelolaan Data Elektronik (KPPDE) Kota Cimahi membuat aplikasi sistem informasi kelurahan yang bertujuan untuk


(17)

meningkatkan pelayanan dengan menerapkan Simkel tersebut di setiap kelurahan Kota Cimahi.

Adanya inisiatif dari aparatur untuk menyelenggarakan Simkel merupakan langkah untuk menjawab apa yang dibutuhkan masyarakat sebagai bentuk pelayanan. Simkel merupakan aplikasi yang dipergunakan untuk membantu dalam menangani pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pembuatan surat keterangan yang ada di kelurahan Kota Cimahi dan aplikasi sistem informasi untuk kelurahan pertama yang diterapkan di Indonesia. Berdasarkan Surat

Keputusan Wali Kota Cimahi No.045/Kep.141-KPPDE/2010 Tentang

Pembentukan Tim Koordinasi Dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan, bahwa tugas KPPDE dalam menjalankan Simkel adalah melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, dan distribusi serta penyajian data penduduk dengan memanfaatkan teknologi informasi. Terlaksananya sistem informasi tersebut berkat adanya kerja sama antara apartur KPPDE dengan pihak kelurahan sebagai pelaksana yang mengoperasikan Simkel.

Aplikasi Simkel telah diterapkan di kelurahan Cigugur Tengah karena Kelurahan merupakan pihak pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat, sehingga keberadaannya mempunyai andil yang cukup besar dalam melayani masyarakat. Peran kelurahan sebagai penyedia layanan khususnya dalam pembuatan berbagai surat keterangan, misalnya surat keterangan tidak mampu, surat keterangan nikah dan lain sebagainya, kemudian dengan pemanfaatan teknologi informasi melalui Simkel aparatur kelurahan dapat mengakses data yang


(18)

diperlukan sehingga proses pembuatan surat keterangan lebih mudah dan masyarakat tidak perlu menganteri ataupun menunggu lama.

Penggunaan teknologi Simkel di Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi, tidak semudah yang dibayangkan perlunya persiapan, pengelolaan, sumber keuangan yang memadai serta sumber daya manusia (SDM) yang handal dengan kualitas kinerja yang baik. Pengelolaan tersebut memerlukan sumber keuangan yang berperan penting dalam mengembangkan proses teknologi. Biaya menjadi salah satu hambatan berhasilnya proses aplikasi sistem informasi tersebut, misalnya biaya dalam penyelenggaraan Simkel kurang mencukupi maka kinerja aparatur dalam penyelenggaraan Simkel tidak akan terlaksana. Perlunya biaya yang cukup besar karena harga teknologi semakin maju maka akan semakin mahal.

Kelurahan umumnya jarang yang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. SDM yang handal ini biasanya ada di lingkungan bisnis atau perusahaan, Kekurangan SDM ini menjadi salah satu penghambat implementasi

dari e-government. Sayang sekali kekurangan kemampuan pemerintah ini sering

dimanfaatkan oleh oknum bisnis dengan menjual solusi yang salah dan mahal dengan menawarkan barang dan jasa di bidang teknologi dan informasi.

Penggunaan teknologi di kelurahan Cigugur Tengah dalam palayanan Simkel,memerlukan aparatur yang mempunyai kemampuan dibidang teknologi, akan tetapi kurangnya tenaga ahli yang handal yang tidak menguasai kemampuan di bidang teknologi meneyebabkan terhambatnya pelayanan kepada masyarakat. Ketika ada kerusakan pada aplikasi Simkel, aparatur kelurahan Cigugur Tengah


(19)

tidak dapat mengatasi kerusakan tersebut sehingga pelayanan kepada masyarakat dalam pembuatan surat keterangan dilayani secara manual. Aparatur kelurahan dalam melayani pembuatan surat keterangan hanya menggunakan komputer biasa atau mesin tik, sehingga masyarakat harus menunggu karena proses pembuatan memerlukan waktu yang lama mulai dari pengisian nama, alamat, jenis surat yang diperlukan dan seterusnya diketik secara manual.

Permasalahan lain juga sering terjadi kepada aparatur tertentu yang menyangkut motivasi kerja. Seringkali diacuhkan karena faktor kurangnya dorongan untuk meraih hasil prestasi kerja dan ketidak tegasan dari pihak atasan membuat aparatur santai dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini bisa dilihat dari tidak tepat waktunya jam masuk kerja yang dilakukan oleh aparatur kelurahan Cigugur tengah karena terlalu santai dan membuang-buang waktu dalam melaksanakan tugasnya. Permasalahan tersebut akan mempengaruhi hasil prestasi kerja terhadap aparatur itu sendiri dan masyarakat sebagai pengguna layanan maupun organisasi pemerintah itu sendiri. Hasil prestasi kerja dapat diperoleh apabila adanya hubungan positif antara motivasi kerja aparatur dengan tingkat kedisiplinannya untuk memaksimalkan kinerjanya. Semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula tingkat kedisiplinan aparatur, begitu pula adanya hubungan positif antara kedisiplinan kerja akan berpengaruh terhadap etos kerja aparaturnya itu sendiri.

Pemberian pelayanan yang dapat mempermudah dan mempercepat dalam pelayanan surat keterangan merupakan suatu langkah dan terobosan yang baik. Mengingat kebutuhan masyarakat akan memerlukan pelayanan yang baik sudah


(20)

menjadi sebuah kewajiban, namun ternyata dalam penerapannya di lapangan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Aparatur banyak mengalami hambatan dan tantangan dalam melaksanakan tugasnya.

Kelurahan Cigugur Tengah sebagai organisasi pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakatnya akan menjadi ukuran atau barometer bagi masyarakat dalam menilai kinerja aparatur secara keseluruhan. Dengan kata lain baik buruknya kinerja aparatur kelurahan dalam berbagai segi akan mengimbas pada citra masyarakat terhadap Pemerintah Pusat. Pemerintah sebagai penanggung jawab kemajuan wilayah dan kesejahteraan rakyat dapat memberikan kemudahan dengan memanfaatkan teknologi sistem informasi manajemen kelurahan yang bertujuan untuk mempermudah pelayanan baik untuk masyarakat maupun pemerintah itu sendiri.

Kinerja Aparatur dalam pelayanan Simkel diharapkan lebih efektif dan terorganisir dengan baik sehingga pencapaian visi dan misi Kelurahan Cigugur Tengah kota cimahi dapat tercapai. Berdasarkan latar belakang di atas, maka

peneliti mengambil judul “Kinerja Aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota

Cimahi (Suatu Studi Tentang Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan yang telah disajikan dalam latar belakang masalah di atas, maka peneliti kemudian mengidentifikasikan suatu permasalahan sebagai berikut:


(21)

1. Bagaimana kemampuan aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi dalam pelayanan Simkel?

2. Bagaimana motivasi aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi dalam

pelayanan Simkel?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi dalam memberikan pelayanan Simkel, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota

Cimahi dalam pelayanan Simkel.

2. Untuk mengetahui motivasi aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi

dalam pelayanan Simkel.

1.4 Kegunaan Penelitian

Sesuatu yang dikerjakan tentunya mempunyai maksud, tujuan dan juga diharapkan membawa manfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai kinerja aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi dalam pelayanan Simkel.


(22)

2. Secara teoritis

Penelitian ini untuk mengembangkan teori-teori yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan, serta dapat dijadikan bahan acuan untuk masa yang akan datang bagi yang melaksanakan penelitian mengenai pembahasan kinerja aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi dalam pelayanan Simkel.

3. Secara praktis

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi mengenai kinerja aparatur dalam pelayanan Simkel.


(23)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kinerja Aparatur

Kinerja Aparatur merupakan istilah yang berasal dari kata job performance

yang diartikan sebagai kinerja pegawai. Kinerja pegawai menurut Sinambela adalah ”kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu”.(Sinambela, 2011:136). Berdasarkan pendapat tersebut kinerja pegawai merupakan keahlian aparatur dalam menjalankan tugasnya dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.

Adapun pengertian kinerja karyawan menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara bahwa:

”Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. (Mangkunegara, 2009:67)

Berdasarkan pengertian di atas kinerja karyawan yang profesional jika dilaksanakan secara benar sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas terhadap organisasi yang mempunyai visi dan misi dengan jelas dan baik, maka akan dapat mempermudah instansi pemerintah dalam memberikan segala pelayanan terhadap masyarakat pada umumnya sehingga pelayanan ini penerapannya berjalan dengan baik.


(24)

Pengertian menurut Suyadi Prawirosentono adalah

“Kinerja seorang karyawan akan baik bila dia mempunyai keahlian (skill)

yang tinggi,bersedia digaji atau diberi upah sesuai dengan

perjanjian,mempunyai harapan (expectation) masa depan lebih

baik”.(Prawirosentono, 2008:3)

Berdasarkan pendapat di atas kinerja dari seseorang dapat menghasilkan prestasi kerja maka aparatur tersebut harus mempunyai keahlian dan didukung dengan upah yang sesuai, dengan tujuan untuk memotivasi agar lebih baik dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja individu dalam organisasi merupakan jawaban berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Kemampuan aparatur yang baik dapat mewujudkan kinerja yang baik pula, untuk meningkatkan prestasi kerja aparatur harus mempunyai kemampuan yang handal. Adapun prestasi kerja pegawai negeri sipil berdasarkan Undang-Undang No 43 Tahun 1999 Merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesungguhan dan lingkungan kerja, dengan ciri-ciri prestasi kerja sebagai berikut :

1) Menguasai seluk beluk bidang tugas dan bidang lain yang terkait.

2) Mempunyai ketrampilan yang amat baik dalam melaksanakan

tugas

3) Mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang tugasnya dan

bidang lain yang terkait.

4) Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam

melaksanakan tugas

5) Melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasil guna.

6) Mempunyai kesegaran jasmani dan rohani yang baik.

(UU No 43 Tahun 1999)

Hasil kerja yang dicapai oleh seorang aparatur, yang menjalankan tugas penuh tanggung jawab, dapat mempermudah arah penataan organisasi


(25)

pemerintahan. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan aparatur yaitu dengan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan bidangnya, maka akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien.

2.1.1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pegawai atau aparatur dapat belajar seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informasi dengan tujuan agar lebih mudah dan cepat dalam pelayanan kepada masyarakat. Penilaian kinerja mengacu kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan perilaku dan hasil kerja.

Menurut Amstrong dan Baron yang kemudian dikutip Wibowo dalam

bukunya Manajemen Kinerja, mengatakan bahwa:

“Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi”.(Amstrong dan Baron dalam Wibowo, 2007:2).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa kinerja hasil yang dicapai dengan cara bagaimana melaksanakan pekerjaan tersebut serta mempunyai hubungan dengan tujuan organisasi dan kepuasan konsumen. efesiensi kinerja dalam memberikan suatu pelayanan, dengan hasil akhir dapat memuaskan konsumen maupun organisasi tersebut, baik pemberi ataupun


(26)

penerima pelayanan itu sendiri. Pengertian lain menurut Maluyu S.P. Hasibuan bahwa:

“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. (Hasibuan, 2001:34)

Pengertian kinerja menurut Hasibuan diatas bahwa untuk mencapai sebuah kinerja, seorang aparatur harus memiliki kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu agar dapat barjalan seperti yang diharapkan di dalam suatu oraganisasi atau instansi pemerintahan untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan dan standar kinerja dan memotivasi kinerja para pegawai.

Menurut Bernardin and Russel, kinerja dapat didefinisikan sebagai

berikut: “Performance is defined as the record of outcomes produced on a

specified job function or activity during a time period“ (Bernardin and Russel 1998: 239). Berdasarkan pendapat tersebut kinerja merupakan hasil kerja dari fungsi pekerjaan yang pengukurannya dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Hasil kerja dapat diperoleh oleh seseorang berdasarkan kemampuan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.

Melalui pengukuran dan evaluasi kinerja dapat ditentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya. Pentingnya penilaian dari suatu kinerja organisasi pemerintah dikemukakan oleh Yeremias T. Keban, sebagai berikut:

“Bagi setiap organisasi, penilaian terhadap kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting.Penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut juga input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya”. (Keban, 1995:1).


(27)

Ukuran keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi dapat dilakukan melalui penilaian kinerja.Baik itu penilaian kinerja anggota, maupun penilaian kinerja organisasi. Kinerja anggota pada akhirnya akan bermuara pada kinerja organisasi. Untuk menilai suatu kinerja anggota dibutuhkan waktu untuk mengetahui hasil kerja.

Menurut Sedarmayanti, “performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga

berarti prestasi kerja, pencapaian kerja/hasil kerja/untuk kerja/penampilan kerja”.

(Sedarmayanti, 2001:50). Berdasarkan pendapat tersebut kinerja merupakan hasil

pencapaian kerja dimana para pegawai atau aparatur dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin menjalankan tugasnya dengan baik. Sebagai seorang profesional maka tugas aparatur sebagai penyedia layanan dalam memberikan pelayanan hendaknya dapat berimbas kepada masyarakat. Sebagai penyedia layanan, seorang aparatur hendaknya dapat meningkatkan hasil dan penampilan kinerjanya yang merupakan modal untuk mencapai keberhasilan. Sementara itu

Prawirosentono mengartikan kinerja (performance) adalah sebagai berikut:

“Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing.Dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika”.(Prawirosentono, 2008:2).

Berdasarkan definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh aparatur dilihat pada aspek moral dan etika dan kerja sama dengan tidak melanggar hukum untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi. Kinerja merupakan hasil kerja oleh pegawai atau aparatur dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan


(28)

wewenang masing-masing yang bisa dipertanggung jawabkan dan dilaksanakan sesuai prosedur dan perundang-undangan dengan tujuan untuk mencapai suatu organisasi.

Kemudian kinerja menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Berdasarkan pendapat di atas kinerja adalah hasil gabungan dari kemampuan dan usaha seseorang yang dapat menghasilkan suatu prestasi kerja. Memberikan penghargaan atas prestasi kerjanya maka sudah sewajarnya perusahaan atau instansi pemerintah juga memberikan apresiasi kepada para pegawainya yang telah bekerja keras dan memberikan kemajuan yang berarti bagi masyarakat dan pemerintah tersebut, sehinga para pegawai merasa dihargai dan akan memunculkan kembali motivasi bekerja yang lebih baik dari pada sebelumnya.

Adapun salah satu tindakan yang tepat dalam melaksanakan tugasnya adalah dengan memberikan pembagian kerja. Menurut Josef Riwu Kaho “untuk mewujudkan kinerja yang baik maka harus ada pembagian kerja yang merupakan asas selanjutnya yang harus diterapkan pada setiap organisasi termasuk pemerintahan daerah”.(kaho 1988:289).

Adanya pembagian kerja kepada aparatur ditujukan untuk melakukan tugas-tugasnya sesuai tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya dengan demikian kekacauan, konflik kewenangan, timpang tindih ataupun kecenderungan menghindari tanggung jawab tidak dapat dielakan.


(29)

2.1.1.2 Pengertian Aparatur

Tercapainya tujuan kinerja yang baik karena upaya para aparatur yang terdapat pada organisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aparatur adalah:

1. Perangkat alat (negara, pemerintah).

2. Alat kelengkapan negara yang utama meliputi bidang kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan kepegawaian, yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari.

(Poerwadarminta, 1995:12)

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa aparatur adalah perangkat negara atau pemerintah yang mempunyai tugas dan wewenang yang bisa dipertanggung jawabkan.Apabila aparatur memberikan pelayanan secara profesional yang berarti kinerja seseorang sesuai dengan jabatan yang diberikan kepadanya.

Sumber daya aparatur menurut Badudu dan Sutan dalam Kamus Umum

Bahasa Indonesia, adalah:

“terdiri dari kata sumber yaitu, tempat asal dari mana sesuatu datang, daya yaitu usaha untuk meningkatkan kemampuan, sedangkan aparatur yaitu pegawai yang bekerja di pemerintahan. Jadi, sumber daya aparatur adalah kemampuan yang dimilki oleh pegawai untuk melakukan sesuatu”.(Badudu dan Sutan, 1996:1372).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sumber daya aparatur merupakan sesuatu yang dimiliki seorang pegawai yang mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. Sumber daya aparatur merupakan faktor penting untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan oleh pemerintahan. Sumber daya aparatur perlu dikelola melalui pemberian pendidikan dan latihan serta pengalihan tugas dinas yang diterapkan oleh pemerintah maupun lembaga organisasi lainnya, dalam mengembangkan


(30)

sumber daya aparatur sehingga pengembangan yang diberikan dapat meningkatkan profesionalisme pegawai. Hasil kerja aparatur tidak lepas dari apa yang dinamakan dengan sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan salah satu faktor utama dalam menjalankan tugas kepegawaian bagi aparatur. Setiap aparatur mempunyai tugas menjalankan fungsi organisasi dan pemerintahan dengan baik dan terarah.

Menurut Dharma Setyawan Salam dalam buku Manajemen

Pemerintahan Indonesia menyebutkan bahwa: ”Aparatur pemerintahan sebagai

social servant yaitu pekerja yang digaji oleh pemerintah melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan melakukan pelayanan kepada masyarakat”.(Salam, 2004:169)

Berdasarkan pendapat di atas aparatur merupakan Keberhasilan pencapaian tujuan dari setiap pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap instansi pemerintah. Orang yang digaji dalam memberikan pelayanan, pada dasarnya sangat tergantung dari tingkat kemampuan sumber daya aparat yang dimilikinya. Sebagai pelaksana dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, oleh sebab itu maka faktor sumberdaya manusia sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soerwono Handayaningrat yang mengatakan bahwa:

“Aparatur ialah aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek-aspek administrasi itu terutama ialah kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian”


(31)

Berdasarkan pendapat di atas aparatur pemerintahan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara. Maka diperlukan aspek-aspek administrasi terutama kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian yang menduduki jabatan dalam kelembagaan pemerintahan.

Tugas yang diberikan kepada orang tersebut harus dipertanggung jawabkan, karena merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan serta pekerjaan yang diberikan kepadanya tidak boleh ditinggalkan sebelum pekerjaan itu selesai. Untuk meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah, maka suatu langkah sistematis harus diambil untuk memperlancar jalannya penyelenggaraaan tugas aparatur maka diperlukan peralatan yang cukup memadai baik dalam kuantitas maupun kualitasnya peralatan merupakan instrumen perantara dan pembantu bagi aparatur pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

2.1.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Berbicara mengenai berhasil atau tidaknya kinerja tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, adapun faktor kinerja aparatur atau pegawai menurut Sinambela dapat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu:

1. Kemampuan

2. Motivasi

(Sinambela,dkk, 2011:140)

Berdasarkan pendapat tersebut kinerja aparatur dapat dipengaruhi oleh Kemampuan dan motivasi seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan merupakan keahlian kerja yang diperlukan untuk menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai. Adapun pengertian kemampuan menurut


(32)

Simanjuntak aparatur dapat dilihat dari:

1. Kebugaran fisik dan kesehatan jiwa,

Kebugaran fisik dan kesehatan jiwa membuat orang mampu dan tahan bekerja keras dan lama,sebaliknya pekerja yang kekurangan gizi akan cepat lemah dan capek.

2. Pendidikan,

Semakin lama yang digunakan seseorang untuk pendidikan, semakin tinggi kemampuan atau kompetensinya melakukan pekerjaan.

3. Pelatihan,

Merupakan bagian dari investasi SDM (Human Investment) untuk

meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja.

4. Pengalaman kerja,

Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas pengalaman kerja.

(Simanjuntak, 2011:11-14)

Berdasarkan pendapat di atas, faktor kemampuan dapat dilihat dari kebugaran fisik dan kesehatan jiwa, pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja. Hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan seorang aparatur dalam mencapai hasil kerja.

Motivasi merupakan faktor pendukung yaitu adanya dorongan untuk melaksanakan tugasnya dengan kemauan dan etos kerja yang tinggi. Menurut Harbani Pasalong unsur-unsur motivasi kerja seseorang adalah:

1. Kebutuhan,

(adalah keadaan yang memunculkan ketidakseimbangan dan

kekurangan baik fisiologis maupun secara psikologis).

2. Dorongan,

(adalah kadang disamakan dengan motif yang memicu munculnya prilaku tertentu untuk mengurangi atau memenuhi kebutuhan).

3. Insentif,

(adalah segala sesuatu yang memuaskan, mengurangi, dan memenuhi kebutuhan, sehingga menurunkan ketegangan).

(Pasalong, 2010:139)

Berdasarkan pendapat di atas unsur-unsur motivasi terdiri dari kebutuhan, yaitu terpenuhinya kebutuhan fisiologis dan psikologis secara seimbang sehingga


(33)

dapat memicu sikap aparatur untuk lebih baik lagi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Motivasi yang baik dapat dicapai dengan memberikan dorongan yang sangat diperlukan oleh aparatur untuk meningkatkan keinginan bekerja dan pemberian insentif merupakan cara yang dapat memberikan kepuasan aparatur untuk meningkatkan kinerjanya.

Mangkunegara dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan” mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu :

a. Faktor kemampuan (ability), secara psikologis kemampuan terdiri dari

kemampuan reality (knowledge + skill).

b. Faktor motivasi (motivation), motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi-kondisi yang mengerakkan diri seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

(Mangkunegara, 2009 : 68)

Berdasarkan pendapat di atas, untuk mengetahui keberhasilan pencapaian kinerja dapat dilihat dari faktor kemampuan dan motivasi. Penilaian kinerja tidak dapat terlepas dari kemampuan serta motivasi kinerja individu (aparatur) organisasi tersebut. Kinerja dari para aparatur pada akhirnya akan menghasilkan prestasi kerja aparatur itu sendiri, berkaitan dengan hal tersebut maka tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya terdapat hubungan yang erat antara kemampuan dan motivasi seseorang dalam meningkatkan kinerjanya.

2.1.1.4 Indikator Kinerja

Kinerja aparatur pemerintahan daerah harus lebih ditingkatkan, terutama dengan adanya perencanaan program pemerintahan yang dinamakan rencana kerja (Renja) dalam hal pelayanan. Oleh karena itu kesiapan aparatur perlu diseimbangkan dengan kualitas sumber daya manusia yang mampu menjalankan


(34)

tugasnya dengan kesiapan yang lebih baik lagi. Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia tahun 1999 Renja memuat sasaran dan rencana pencapaiannya, program, kegiatan dengan indikator kinerja sebagai berikut:

1. Inputs

2. Outputs

3. Outcomes

4. Benefit

5. Impacts

(LAN RI 1999:7)

Inputs adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan

dan program dapat berjalan atau untuk menghasilkan outputs (keluaran) misal :

dana, sdm, data/informasi dan lain-lain. Outputs adalah sebagai hasil langsung

dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan. Outcomes

(hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya dari outpust

kegiatan pada jangka waktu menengah (misal : meningkatnya pengetahuan, kualitas pelayanan yang lebih baik).

Benefits (manfaat) adalah kegunaan/manfaat suatu keluaran yang dirasakan langsung oleh masyarakat atau dapat berupa tersedianya fasilitas yang

diakses oleh publik. Impacts (dampak) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial,

ekonomi, lingkungan atau kepentingan umum yang ditimbulkan manfaat baik positif maupun negatif.

Nasucha mengemukakan bahwa ada lima dasar yang bisa dijadikan indikator kinerja sektor publik antara lain:


(35)

1. pelayanan yang menunjukkan seberapa besar pelayanan yang diberikan

2. ekonomi, yang menunjukkan apakah biaya yang digunakan lebih

murah dari pada yang direncanakan

3. efisien, yang menunjukkan perbandingan hasil yang dicapai dengan

pengeluaran,

4. efektivitas, yang menunjukkan perbandingan hasil yang seharusnya

dengan hasil yang dicapai

5. Equity, yang menunjukkan tingkat keadilan potensial dari kebijakan

yang dihasilkan. (Nasucha, 2004:108)

Berdasarkan pendapat di atas kinerja sektor publik dapat dilihat dari seberapa besar pelayanan pemerintah kepada masyarakat apakah masyarakat merasakan bahwa kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi dan biaya pelayanan tersebut dapat mengurangi beban masyarakat.

Kinerja individu dalam organisasi merupakan jawaban berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para aparatur sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, maka upaya yang harus dilakukan adalah menanamkan sikap

intropeksi diri. Teori kinerja dari Suyadi Prawirosentono dalam buku Kebijakan

kinerja karyawan terdapat indikator kinerja, yaitu:

1. Efektivitas dan efisiensi

2. Otoritas dan tanggung jawab

3. Disiplin

4. Inisiatif

(Prawirosentono, 2008:27).

Berdasarkan pengertian kinerja di atas, maka kinerja individu berarti orang yang berperan dalam suatu organisasi yang memiliki sikap disiplin, inisiatif dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan bersama oleh seseorang yang berada pada badan atau lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi atau tugas pemerintahan menjadi lebih baik.


(36)

2.1.2 Pelayanan Publik

Pelayanan publik merupakan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat yang menghasilkan berbagai bentuk barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Sadu Wasistiono dalam bukunya Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan

Daerah, adalah:

“Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat “.(Wasistiono, 2001 : 51-52)

Pemberian pelayanan umum atau pelayanan publik itu bukan hanya instansi atau lembaga pemerintah saja, melainkan pihak swasta pun dapat memberikan pelayanan publik.Kegiatan pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah kepada masyarakat meliputi banyak hal yang menyangkut semua kebutuhan masyarakat.

Pengertian pelayanan umum atau pelayanan publik menurut H. A. S.

Moenir dalam bukunya Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, adalah:

Pelayanan umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan factor materil melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha untuk memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. (Moenir, 1995 : 26)

Sejalan dengan tuntunan reformasi, pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan publik dengan baik atau kualitas pelayanan publik yang diberikan harus tinggi. Untuk memberikan pelayanan publik yang baik atau memberikan kualitas pelayanan publik yang tinggi, aparatur pemerintah harus memiliki tiga aspek yang


(37)

diuraikan oleh Tjahya Supriatna dalam bukunya Administrasi Birokrasi dan Pelayanan Publik, yaitu :

1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi selaku abdi negara dan abdi

masyarakat.

2. Responsif terhadap masalah yang dihadapi masyarakat khususnya yang

membutuhkan pelayanan masyarakat dalam arti luas.

3. Komitmen dan konsisten terhadap nilai standar moralitas dalam

menjalankan kekuasaan pemerintahan. (Supriatna, 1996 : 98).

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa pelayanan publik merupakan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat umum yang menjadi penduduk negara dengan atau tanpa bayaran guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendapat lain mengenai pengertian pelayanan umum juga dikemukakan oleh Widodo sebagai berikut:

“Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan” (Widodo, 2003:269).

Pelayanan umum merupakan wujud dari pemenuhan kebutuhan sosial yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat. Hal ini karena tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi sendiri oleh masyarakat diperlukan peran pemerintah untuk menyediakan layanan.

Pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat harus memuaskan masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai kepuasan terdapat indikator pelayanan publik yang terdiri dari:


(38)

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secaramemadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima pelayanan.

4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang mendorong peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi

dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status social dan lain-lain.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan public.

(Sinambela, 2011:6).

Berdasarkan pendapat di atas indikator-indikator pelayanan publik merupakan kualitas yang harus didapat oleh masyarakat sebagai penerima pelayanan. kualitas pelayanan yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat sangat diperlukan, sebagai bentuk timbale balik antara pemrintah dengan masyarakat.

2.1.2.1Pengertian Pelayanan

Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dengan memberikan layanan berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebelum membahas tentang pelayanan publik sebaiknya terlebih dahulu mengetahui mengenai pengertian pelayanan. Arti pelayanan secara etimologis dalam kamus bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta, yaitu :

“Berasal dari kata layan yang berarti membantu menyiapkan/mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang, pelayanan dapat diartikan sebagai : 1. Perihal / cara melayani

2.. Servis / jasa

3. Sehubungan dengan jual beli barang atau jasa”. (Peorwadarminta, 1995 : 571)


(39)

Pelayanan berdasarkan pendapat tersebut merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh organisasi baik berupa jasa maupun barang untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Adapun pengertian pelayanan berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik bahwa pelayanan adalah:

“Pelayanan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.”(UU No.25 Tahun 2009).

Berdasarkan pengertian tersebut pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Pamudji dalam bukunya Profesionalisme

Aparatur Negara dalam Meningkatkan Pelayanan Publik, bahwa:

“Jasa pelayanan pemerintah yaitu berbagai kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dan jasa-jasa. Jenis pelayanan publik dalam arti jasa-jasa, yaitu seperti pelayanan kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan, pelayanan haji, pelayanan pencarian keadilan, dan lain-lain” (Pamudji, 1994 : 21-22).

Berdasarkan pendapat di atas adalah suatu barang atau jasa yang dihasilkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jasa pelayanan pemerintah kepada masyarakat sejalan dengan perkembangan teknologi, pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan publik dengan mudah dan cepat atau pelayanan publik yang diberikan harus prima.

2.1.2.2Pengertian Publik

Publik merupakan istilah dari masyarakat yang paling lazim dipakai untuk menyebut sekelompok manusia yang hidup dalam suatu kesatuan pada suatu


(40)

wilayah. Menurut Inu kencana dalam bukunya ilmu administrasi publik adalah:”publik berasal dari bahasa inggris public yang berarti umum, masyarakat, atau Negara”.(Kencana,1999:17). Berdasarkan pendapat tersebut Pengertian publik merupakan istilah dari kata masyarakat yang berarti sekelompok orang yang menggunakan pelayanan. Pelayanan yang digunakan berupa kepentingan umum yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam suatu negara.

Menurut Sinambela istilah publik adalah:

“Kata publik sudah diterima menjadi bahasa Indonesia baku menjadi publik yang berarti umum,orang banyak, ramai. Padanan kata yang tepat digunakan adalah praja yang sebenarnya bermakna rakyat sehingga lahir istilah pamong praja yang berarti pemerintah yang melayani kepentingan seluruh rakyat”(Sinambela, 2011:5).

Pengertian publik berdasarkan pendapat di atas merupakan sekelompok orang banyak yang sering disebut masyarakat. Publik dapat diartikan pada hubungan masyarakatnya. Adapun pengertian masyarakat menurut Mansyur adalah:“Masyarakat merupakan pergaulan hidup yang akrab antara manusia, dipersatukan dengan cara-cara tertentu oleh hasrat-hasrat kemasyarakatan mereka” (Mansyur, 1985:22). Pengertian mengenai masyarakat adalah hubungan antar pergaulan hidup sehari-hari dari bentuk-bentuk masyarakat dan dengan kehidupan individu.

Masyarakat yang modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan.Masyarakat perkotaan menurut Soerjono Soekanto

dalam buku Pengantar sosiologi adalah “ Masyarakat yang tidak tertentu jumlah

penduduknya. Tekanan pengertian kota terletak pada sifat serta ciri kehidupan yang berbeda dengan masyakarat pedesaan” (Soekanto, 1990:169).


(41)

Sementara itu pengertian masyarakat pedesaan menurut Soerjono Soekanto adalah:

Masyarakat yang mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan umumnya hidup dari pertanian” (Soekanto, 1990:167).

Berdasarkan pendapat di atas masyarakat sebagai warga negara yang berkelompok dengan kehidupan atas dasar kekeluargaan. Kewajiban Pemerintah adalah memberikan pelayanan publik yang menjadi hak setiap warga negara ataupun memberikan pelayanan kepada warganegara yang memenuhi.

2.1.3 Sistem Informasi Manajemen Kelurahan (Simkel) 2.1.3.1 Pengertian Sistem

Sistem merupakan serangkaian komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Sistem menurut

Irham fahmi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Kinerja adalah

“Seperangkat komponen yang berada dalam suatu organisasi yang saling berhubungan dalam menunjang aktivitas kinerja organisasi tersebut”.(fahmi, 2010:77). Berdasarkan pendapat tersebut sistem merupakan komponen yang tersusun menjadi sebuah seperangkat untuk menunjang suatu aktivitas. Sistem tersebut saling berhubungan satu sama lain yang menjadi penunjang untuk mempermudah kinerja para aparatur.

Pengertian sistem menurut Jogiyanto adalah:“kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”(Jogiyanto, 1994:4). Pengertian


(42)

sistem menurut pendapat diatas, bahwa sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponan yang saling berinteraksi adanya hubungan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan.

Sistem merupakan kesatuan dari beberapa elemen-elemen yang menjadi suatu kesatuan dalam mencapai suatu tujuan yang sama dengan mengubah input sebagai masukan menjdi output sebagai keluaran. Pendapat lain mengenai konsep-konsep sistem, Suradinata menjelaskan bahwa pada dasarnya sistem dapat dilihat dari karakteristiknya sebagai berikut:

1. Adanya komponen sistem (sub sistem) yang saling berinteraksi dan

bekerja sama membentuk suatu kesatuan yang mempunyai sifat-sifat sistem.

2. Terdapat batas sistem baik antar subsistem maupun antar sistem yang

dikenal dengan lingkungan.

3. Lingkungan luar sistem adalah semua yang berada diluar sistem yang

mempengaruh operasional sistem.

4. Penghubung sistem adalah media antar subsistem yang memungkinkan

mengalirnya sumber daya.

5. Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.

(Suradinata, 1996:8-9).

Dilihat dari pengertian diatas sistem dapat mempengaruhi kelangsungan tujuan sistem yang dicapai. Subsistem merupakan bagian dari suatu kesatuan yang menjadikan sistem tersebut saling berinteraksi sistem yang satu dengan yang lainnya, maka suatu sistem tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh subsistem. Agar tujuan tercapai harus adanya penghubung sistem antara subsistem dan lingkungan luar sistem.

Pendapat lain menurut M. Khoirul Anwar dalam bukunya Aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah menjelaskan pengertian sistem, sistem adalah “seperangkat komponen yang saling


(43)

berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan” (Anwar, 2004:4). Berdasarkan pengertian tersebut sistem merupakan seperangkat kumpulan yang telah tersusun yang saling berhubungan guna mencapai tujuan bersama.

2.1.3.2 Informasi

Informasi merupakan kebutuhan yang sudah banyak digunakan oleh manusia sebagai suatu sarana untuk menunjang kebutuhannya. Selain perusahaan yang canggih pemerintah juga menggunakan informasi yang bermanfaat untuk mengetahui dan memudahkan kinerja para aparatur. Menurut McFadden, dalam

bukunya Abdul Kadir yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi,

mendefinisikan informasi sebagai “data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut” (McFadden dalam Kadir, 2002:31). Berdasarkan pendapat tersebut informasi merupakan sekumpulan data yang diproses menjadi sebuah informasi yang berguna sehingga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

Pengertian lain menurut Jogiyanto bahwa:”informasi adalah hasil pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa menjadi informasi”. (Jogiyanto, 1999:8). Berdasarkan pendapat tersebut maka informasi merupakan data yang telah diolah menjadi sekumpulan data yang mempunyai makna yang berguna.


(44)

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin berpendapat bahwa sistem informasi

memiliki kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi oleh

beberap hal:

1. Relevan (relevancy)

Seberapa jauh tingkat relevancsi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan datang. Informs yang berkualitas kan mampu menunjukan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy)

Suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah disampaikan (completeness), seluruh pesan telah benar atau sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap

atau hanya sistem yang diinginkan oleh user (security).

3. Tepat Waktu.

Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

4. Ekonomis (economy).

Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya oprasional untuk menghasilkan informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.

5. Efesien (efficiency).

Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan romantis), namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya.

6. Dapat Dipercaya (reliability).

Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya.Sumber tersebut telah teruji tingkat kejujurannya. Misalkan output suatu program computer, bisa dikategorikan sebagai reliability, karena program computer akan memberikan output sesuai dengan input yang diberikan, dan outputnya tidak pernah dipengaruhi oleh iming-iming jabatan, ataupun setumpuk nilai rupiah.

(Ladjamudin, 2005:11-12)

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa informasi dihasilkan oleh data mentah lalu mengolahnya sehingga menghasilkan suatu informasi yang berguna, tidak cukup berguna saja, tetapi sistem informasi harus berkualitas yang


(45)

dipengaruhi dengan infomasi yang akurat, tepat waktu, relevan serta lengkap. Bahwa karakteristik dari informasi tersebut amatlah berharga bagi pemerintah ataupun masyarakat itu sendiri, oleh karena itu aparatur dituntut untuk mengelola informasi dengan baik. Sebagai seorang aparatur atau seorang pegawai harus dapat menghargai dan dapat mengelola informasi demi kemajuan organisasinya.

Perkembangan informasi berbasis komputer ini, aparatur dituntut agar siap dalam mengoperasionalkan semua pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sistem informasi. Menurut Wahyono, informasi adalah:

“Hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan” (Wahyono, 2003:3).

Berdasarkan pendapat di atas informasi merupakan hasil pengolahan data yang berguna untuk mengetahui suatu kejadian yang nyata baik yang lampau maupun yang sedang terjadi. Informasi juga dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Menurut Sondang, informasi yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: “lengkap, mutakhir, akurat, dapat dipercaya, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan sebagai alat pendukung proses pengambilan keputusan apabila diperlukan” (Siagian, 2006:76).

Berdasarkan pendapat di atas, informasi merupakan alat pendukung dalam pengambilan keputusan yang memiliki ciri yaitu lengkap, dapat dipercaya, dan disimpan sedemikian rupa sehingga apa yang diperlukan dapat terpenuhi. Sehubungan dengan penjelasan di atas mengenai sistem informasi, komponen sistem informasi menurut Jogiyanto terdiri dari:


(46)

1. Perangkat keras (hardware), merupakan komponen fisik yang terdiri dari

peralatan pengolah (processor), peralatan untuk mengingat (memory),

peralatan output dan peralatan komunikasi, terdiri dari komputer, printer, jaringan

2. Perangkat lunak (software), merupakan kumpulan dari program-program

yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer.

3. Data, merupakan komponen dasar informasi yaitu fakta-fakta atau

kumpulan bahan-bahan pemrosesan.

4. Manusia (user), sebagai pengoperasi sistem.

(Jogiyanto, 1999:12).

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa komponen sistem informasi merupakan sarana pendukung mulai dari perangkat keras sebagai media dan perangkat lunak sebagai aplikasi yang menghasilkan suatu data yang menjadi informasi yang dioperasionalkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Tanpa komponen-komponen tersebut semuanya tidak akan berjalan dengan baik karena adanya keterkaitan yang saling bekerja sama.

2.1.3.3 Manajemen

Manajemen merupakan proses yang diakukan oleh aparatur dengan

merencanakan, mengendalikan, dan pengorganisasian suatu organisasi

pemerintahan untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Manajemen pada dasarnya sudah ada sejak adanya pembagian kerja, tanggung jawab, dan kerja sama yang bertujuan meringankan pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik.

Ermaya Suradinata dalam bukunya Organisasi dan Manajemen


(47)

Manajemen pemerintahan mengandung arti sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan Negara dengan menggunakan sumber-sumber yang dikuasai Negara. Inti dari manajemen peemerintah terletak pada proses penggerakan untuk mencapai tujuan-tujuan Negara tersebut. (Suradinata, 1996: 68)

Berdasarkan pendapat tersebut maajemen merupakan suatu proses dalam menjalankan suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh instansi pemerintahan. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber yang dikuasai oleh Negara baik sumber-sumber daya manusia ataupun sumber-sumber daya lainnya dengan tujuan untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Pengertian manajemen seperti yang dikemukakan Dharma Setyawan

Salam dalam bukunya Manajemen Pemerintahan Indonesia adalah:

Manajemen adalah kegiatan organisasi, sebagai suatu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang mereka taati sedemikian rupa sehingga diharapkan hasil yang dicapai akan sempurna, yaitu efektif dan efisien. (Salam, 2004: 10) Manajemen pemerintahan juga berkaitan dengan konsep kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Agar tujuantercapai maka diperlukan ketaatan kepada peraturan dan kerja sama antara aparatur yang satu dengan aparatur yang lainnya sehingga tujuan yang ditentukan dapat dicapai dengan sempurna.

Prawirosentono mengatakan pengertian manajemen dan fungsinya adalah: 1. manajemen dapat diartikan sebagai alat atau piranti lunak untuk

mensinergikan berbagai sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Fungsi manajemen merupakan tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapat tujuan tersebut.


(48)

Berdasarkan pengertian tersebut mnajemen merupakan sebagai alat dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berkaitan dengan upaya seseorang atau sekelompok orang yang ingin mencapai tujuan. Sehubungan dengan itu perlu

langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, perencanaan suatu proses dalam

menjalankan suatu kegiatan dengan merencanakan apa yang harus dilakukan dan

bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua, pelaksanaan merupakan

upaya yang harus dilakukan oleh seekelompok orang berdasarkan tugas dan

kewajibannya. Ketiga, Pengawasan sebagai tahap terakhir yang harus dilakukan

setelah perencanaan dan pelaksanaan dengan tujuan hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan.

2.1.3.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Kebutuhan akan sistem manajemen yang memiliki nilai lebih dan sesuai dengan perkembangan zaman bukan lagi dilihat sebagai keterpaksaan namun sudah dilihat sebagai sebuah kebutuhan. Adapun pengertian sistem informasi manajemen menurut fahmi adalah:

Suatu perangkat manajemen yang dipergunakan untuk mendukung pihak manajemen perusahaan dalam menerima, mengolah dan mengelola perusahaan secara baik dan sistematis dengan tujuan untuk mendukung penciptaan kinerja perusahaan. (Fahmi, 2010:770).

Berdasarkan pendapat di atas sistem informasi manajemen merupakan perangkat yang digunakan oleh aparatur pemerintahan dengan cara mengolah dan mengelola jenis kegiatan. Kegiatan tersebut berupa pelayanan dengan menggunakan teknologi sistem informasi manajemen yang bertujuan membuat tugas aparatur dapat dicapai dengan mudah dan cepat.


(49)

Definisi sistem informasi manajemen menurut suwatno “merupakan salah

satu sub sistem utama CBIS (Computer Based Information system), tujuannya

adalah memenuhi kebutuhan informasi untuk semua manajer dalam perusahaan atau dalam sub-unit organisasional”.(Suwatno, 2011:330). Berdasarkan pendapat tersebut sistem informasi manajemen merupakan perangkat untuk memenuhi kebutuhan aparatur dalam menjalankan tugas-tugasnya. Perangkat menghasilkan informasi dalam bentuk laporan-laporan.

Pengertian lain menurut Sutanta dalam bukunya, bahwa Sistem Informasi Manajemen didefinisikan sebagai:

“subsistem yang saling berhubugan, berkumpul, bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk

melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa

data-data, kemudian mengolahnya (procesing), dan menghasilkan keluaran

(output) berupa informasi sebagai dasar dari pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategi organisasi, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan (Sutanta, 2003:19)”.

Berdasarkan definisi di atas, bahwa sistem informasi manajemen merupakan bagian dari subsistem yang saling berhubungan satu sama lain. Sistem informasi manajemen berfungsi dengan cara pengolahan data beupa data-data yang diproses menjadi sebuah informasi untuk mendukung kegiatan aparatur.

2.1.3.5 Pengertian Kelurahan

Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kota cimahi di wilayah kerja kecamatan. (Perda No.11 Tahun 2008 Kota Cimahi).


(50)

Berdasarkan pemahaman terhadap ruang lingkup kelurahan, maka elemen utama dari suatu kelurahan terdiri dari kesatuan wilayah administratif dengan segenap potensi sumber daya yang dimiliki, penduduk sebagai warga masyarakat, dan kelompok-kelompok masyarakat dengan tradisi dan kebiasaan yang dijunjung bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Kelurahan dalam Perda No.11 Tahun 2008 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1): Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Camat. Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota. Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan;

2. pemberdayaan masyarakat;

3. pelayanan masyarakat;

4. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

5. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan pembinaan

lembaga kemasyarakatan.

(Perda No.11/Ayat 1 /2008 Kota Cimahi)

kelurahan merupakan individu atau kelompok yang bertinggal di desa dan kelurahan. Desa atau kelurahan pada hakekatnya sebagai satu kesatuan masyarakat atau komunitas penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu lingkungan dimana mereka saling mengenal dan corak kehidupan mereka relatif homogen serta banyak bergantung kepada alam, dan desa sering diasosiasikan sebagai suatu masyarakat yang hidup sederhana, pada umumnya hidup dari lapangan pertanian, ikatan sosial, adat dan tradisi masih kuat, sifat jujur, dan bersahaja, pendidikannya relatif rendah dan lain sebagainya.


(51)

2.1.3.6 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Kelurahan

Simkel merupakan sistem informasi kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang menyediakan informasi untuk aparatur guna mendukung operasi-operasi dalam pelayanan kepada masyarakat.

“Sistem Informasi Kelurahan adalah aplikasi yang dipergunakan untuk membantu dalam menangani pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pembuatan Surat Keterangan yang ada di kelurahan Kota Cimahi”.(Dokumen Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi Tahun 2012)

Berdasarkan pengertian tersebut Simkel merupakan aplikasi untuk mempermudah proses pelayanan kepada masyarakat. Simkel tersebut adanya

inputs (masukan) yang diberikan berupa data transaksi yang telah diproses, beberapa data yang asli, model-model pengolahan data. Kemudian data-data

tersebut akan diproses menjadi outputs yaitu berupa pembuatan laporan surat

keterangan.

Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses pelayanan di kelurahan sehingga kebutuhan masyarakat akan kepuasan pelayanan dapat terpenuhi. Untuk tahap awal pengembangan aplikasi ini, pelayanan-pelayanan yang disediakan adalah jenis Surat Keterangan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Simkel merupakan aplikasi berbasis web (web based) sehingga

memberikan kemudahan pada saat instalasi dan perawatan sistem karena tidak

perlu melakukan instalasi di komputer client. Arsitektur client/server pada

aplikasi ini mendukung kestabilan sistem pada banyak client dengan pemakaian


(52)

dengan pengaturan hak akses pada masing-masing user sehingga keamanan data akan terjamin.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kinerja pada dasarnya digunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program, dan atau kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintahan daerah. Pencapaian kinerja aparatur atau pegawai yang baik dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu:

Pertama, kinerja aparatur dipengaruhi oleh kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan merupakan faktor utama untuk keberhasilan kinerja seseorang dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, untuk menilai kemampuan aparatur dapat dilihat dari kebugaran fisik dan kesehatan jiwa, pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja seseorang.

kebugaran fisik dan kesehatan jiwa merupakan daya tahan tubuh seseorang sebagai pendukung agar mampu dan tahan bekerja keras dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebaliknya, aparatur yang kurang sehat akan cepat lemah dan capek serta tidak mampu melakukan pekerjaan berat. Keadaan seperti ini tentunya akan menciptakan suatu kinerja yang buruk karena kebugaran fisik dan kesehatan jiwa yang tidak terjaga akan menghambat pencapaian kinerja seseorang

Kemampuan juga dipengaruhi dari tingkat pendidikan seseorang karena pendidikan dapat meningkatkan kecerdasan aparatur, semakin lama waktu yang digunakan seseorang untuk meningkatkan pendidikannya maka semakin tinggi


(53)

kemampuan dalam melakukan pekerjaan dan semakin tinggi kinerjanya. Pendidikan yang tinggi harus diterapkan kepada para aparatur dengan tujuan mengembangkan daya pikir agar lebih baik dalam pencapaian kinerjanya.

Hasil kerja yang dicapai oleh seorang aparatur dapat dilihat dari pelatihan yang telah diikutsertakan oleh setiap aparatur. Hal ini untuk mematangkan kemampuan dan keterampilan khususnya di bidang teknologi sehingga aparatur dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya guna tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien.

Pengalaman kerja merupakan masa jabatan yang dapat dilihat dari berapa lama dan kegiatan yang telah dilakukan oleh aparatur. Tujuan pengalaman kerja dapat memperdalam dan menambah kemampuan seseorang, dikatakan berpengalaman bila seorang aparatur telah menjalankan kewajibannya dengan kurun waktu yang lama dan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaanya sebagai pendorong pencapai tujuan. Pengalaman kerja merupakan proses mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan berapa lama masa kerjanya. Semakin sering sesorang melakukan pekerjaan yang sama maka dengan sendirinya semakin terampil dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Kedua, motivasi merupakan dorongan untuk meningatkan semangat kerja seseorang yang dilakukan dengan tindakan atau perkataan yang bersifat mendorong untuk dapat meningkatkan kinerja aparatur dalam melaksanakan pekerjaan dan tugas-tugasnya. Faktor motivasi dapat dilihat dari:

kebutuhan merupakan keperluan seseorang sebagai sarana untuk membuat aparatur memperbaiki kinerjanya. Aparatur dapat menyeimbangkan antara


(54)

fisilogis dan psikologis untuk memanfaatkan pekerjaan itu sebagai kesempatan untuk mengkoreksi dirinya agar kinerja lebih baik dari yang sebelumnya serta dapat meraih prestasi kerja.

Dorongan merupakan prilaku dan kemauan aparatur untuk bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Adanya semangat dapat melaksanakan pekerjaanya lebiah baik, disamping itu dorongan dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya mempunyai pengaruh pada sikap aparatur, tetapi dapat berpengaruh terhadap mental dan etos kerjanya.

Insentif merupakan penghasilan tambahan atau imbalan yang memuaskan yang diberikan kepada aparatur untuk mencapai prestasi kerja. Aparatur yang berperan dalam suatu organisasi harus diberikan insentif, tujuan diberikannya insentif kepada setiap aparatur yaitu untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan dalam kemampuan kinerjanya dalam rangka mencapai tujuan bersama guna meningkatkan pelayanan.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yaitu dengan memanfaatkan teknologi. Salah satu upaya pemerintah Kota Cimahi yaitu dengan menyelenggarakan Simkel sebagai bentuk pelayanan yang memanfaatkan teknologi. Adapun pengertian Simkel merupakan Sistem Informasi Kelurahan merupakan aplikasi yang dipergunakan untuk membantu dalam menangani pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pembuatan Surat Keterangan yang ada di kelurahan Kota Cimahi.

Simkel merupakan pelayanan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, yang digunakan untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat


(55)

dalam pembuatan surat keterangan. penyelenggaraan aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses pelayanan di kelurahan sehingga kebutuhan masyarakat akan kepuasan pelayanan dapat terpenuhi.

Pelayanan publik merupakan pemberian layanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Pelayanan publik dengan memanfaatkan teknologi diselenggarakan dengan pengembangan aplikasi Simkel, pelayanan-pelayanan yang disediakan tersebut adalah jenis Surat Keterangan.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut:

1. Kinerja adalah kemampuan aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi

dalam pelayanan Simkel.

2. Aparatur adalah orang-orang yang menduduki jabatan dalam menjalankan

salah satu pekerjaan, kewajiban dan tugas di Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi dalam pelayanan Simkel.

3. Sistem Informasi Manajemen Kelurahan (Simkel) adalah Aplikasi yang

diselenggarakan oleh aparatur Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi untuk membantu dalam menangani pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pembuatan surat keterangan.

4. Pelayanan Publik adalah pemberian jasa atau pelayanan aparatur Kelurahan

Cigugur Tengah Kota Cimahi dalam pelayanan Simkel kepada masyarakat sesuai standar atau ukuran kualitas pelayanan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


(1)

120

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

Anwar, M. Khoirul dan Oetojo S, Asianti. 2004. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah SIMDA.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bagong, Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial:Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta:Prenada Media.

Bernardin, H.J. and Russel, J.E.A. 1998. Human Resource Management 2nd Edition – An Experiental Approach. Singapore: McGraw-Hill.

Fahmi, irham . 2010. Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabeta

Handayaningrat, Soewarno.1982. Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: PT.Gunung Agung.

Hasibuan, Malayu SP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

, Malayu S.P. 2008. Manajemen Dasar,Pengertian, dan Masalah.Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Jogiyanto. 1999. Analisis Dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:ANDI.

Kadir, Abdul. 2002. Pengenalan system informasi. Yogyakarta: Andi.

Kaho, Josef Riwu. 1988. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Keban, Yeremias T. 1995, Analisis Peran Dalam Seleksi Alternatif Kebijakan, Pusat Penelitian Kependudukan UGM Yogyakarta.

Kencana, Inu dkk. Ilmu Administrasi Publik . Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Ladjamudin. A.B.B., 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Mangkunegara AA. Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Rafika Aditama.


(2)

Moenir, H.A.S. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara

Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Grasindo. Fitriandi Primandita

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pamudji, S. 1994. Profesionalisme Aparatur Negara Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik, Widya praja No. 19 Tahun III, IIP, Jakarta

Poerwadarminta, W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Prawirosentono, Suyadi. 2008. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta. BPFE Salam, Setyawan Dharma 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta:

Djambatan.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas. Bandung Mandar Maju.

Siagian, Sondang . 2006 . Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara Simanjuntak, Payaman J. 2011. Manajemen Dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sinambela, Lijan Poltak . 2011. Reformasi Pelayanan Publi. Teori, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Soehartono, Irwan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers

Subarsono.2010. Analisis kebijakan publik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Sulistiyani, Ambar Teguh & Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supriatna, Tjahya.1996. Birokrasi Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan. Bandung: Humaniora Utama Press.

Suradinata, Ermaya. 1996. Organisasi dan Manajemen Pemerintahan. Bandung: PT. Ramadhan


(3)

122

Suwatno. 2011. Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis.Bandung:Alfabeta

Unaradjan, Dolet. 2000 .Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta:PT. Grasindo,Anggota Ikapi.

Wahyono, Teguh. 2003. Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi. Yogyakarta:GRAHA ILMU.

Wasistiono, Sadu. 2001 . Menata Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah. Bandung : Alqaprint

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Widodo, Joko. 2003. Good Governance, Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi. Surabaya: Insan Cendikia.

Dokumen :

Undang-Undang No.25 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang No.8 Tahun 1974 diperbaharui dengan UU No. 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian RI.

Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor18 Tahun 2010 Tentang pengembangan e-Government di lingkungan pemerintah Kota Cimahi.

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Kecamatan dan Kelurahan. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia tahun 1999.

Surat Keputusan Wali Kota Cimahi No.045/Kep.141-KPPDE/2010 Tentang Pembentukan Tim Koordinasi Dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan.

Dokumen Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi Tahun 2010 tentang Buku Panduan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan.


(4)

138

DATA PRIBADI

Nama : Jakaria Budiman

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 19 Juli 1987

Nomor Induk Mahasiswa : 41708030

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Kp. Andir RT. 01/15 Desa Padalarang

Kabupaten Bandung Barat 40553

Berat Badan : 75 Kg

Tinggi Badan : 175 Cm

Status Marital : Belum Kawin

Nama Ayah : Joko Susilo

Pekerjaan : Purnawirawan TNI AD

Nama Ibu : A. Juariah

Pekerjaan : PNS

Alamat : Kp. Andir RT. 01/15 Desa Padalarang


(5)

139

PENDIDIKAN FORMAL

No Tahun Uraian Keterangan

1 2008 - 2012 Strata 1 Program Studi Ilmu

Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unikom Bandung

Berijazah

2 2002 - 2005 SMK Pasundan 2 Bandung Berijazah

3 1999 - 2002 SMP Negeri I Padalarang Berijazah

4 1993 - 1999 SD Negeri Kamulyan 1 Berijazah

\

PELATIHAN DAN SEMINAR

No Tahun Uraian Keterangan

1 2008 Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)

di UNIKOM

Bersertifikat

2 2009 Seminar “ Entrepreneurship in The

Perspective of Indonesian Positive Law”

Bersertifikat

3 2010 Kuliah Umum : “Peningkatan

Pelayanan Publik Melalui

Pemanfaatan Aplikasi ICT”,

Auditorium Unikom

Bersertifikat

4 2010 Mengikuti Tes Bahasa Inggris Enter

UPI

Bersertifikat

5 2011 Mengikuti TOEFEL di UNIKOM Bersertifikat

6 2011 Diskusi Politik: “Kesiapan

Pemerintah Indonesia dalam aspek pertahanan dan keamanan NKRI dalam menghadapi gejolak politik


(6)

Timur Tengah”, Gedung Indonesia Menggugat, Bandung

7 2012 Kuliah Umum : “Pelaksanaan E-KTP

Guna Menigkatkan Pelayanan

Publik”, Auditorium Unikom

Bersertifikat

8 2012 Seminar Nasional Teknologi

Informasi : “Fun with Office 2010”, Auditorium Unikom

Bersertifikat

PENGALAMAN BERORGANISASI

No Tahun Uraian Keterangan

1 2009-2010 Anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu

Pemerintahan

-

2 2009 Panitia Latihan Dasar Kepemimpinan

(LDK)

-

Bandung, Agustus 2012

JAKARIA BUDIMAN NIM. 4.17.08.030