Evaluasi pelaksanaan PIR pada PT. Inti Indosawit subur (Kasus PIR di Pabrik Minyak Kelapa Sawit Buatan, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau)
EVALUASI PELAKSmAAN PIR
PADA PT. I N n LhVOSAWIT SUBUR
(Kasos PIR di
Pabrik ~MinyakK&pa Sawit Buatan,
Kabopaten Pelalawan, Propinsi Riao)
- ..*. . 1
Oleh:
P R O G U M S W D I iMANAJEMEN AGRIBISNIS
PAKULTAS PERTANIAN
I
WIDYASlWTL Evaluasi Pelaksanaan PIR Pada PT. lnti Indosawit Subur (ICasus
PIR di Pabrik Minyak Kelapa Sawit Buatan, &en
Pelalawan, Propinsi
Riau). Di bauah bimbingan IDQAN FAHMJ
Perkembangan produksi minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia
menunjuklran tren pe~rIgkatan yang cukup signifkin Sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang berimplikasi pada peningkatan kebutuhan
pangan, tenrtama minyak goreng, maka terdapat potensi peningkatan permintaan
CPO. Kondisi ini menyebabkan industri pengolahan kelapa sawit di lndonesia
Dalam kaitannya dengan pengadaan
berprospek cerah untuk tenrs dikembanbahan baku salah saku alternatif yang dapat dilakukan oleh a g r o i n d 6 kelapa
sawit addah dengan mengembangkin kernitman.
PT. lnti Indosawit Subur (PT. 11s) merupakan salah satu perusahaan
agroindustri kelapa sawit )ang menerapkan kemitraan dalam pen@
bahan
baku. Agar dapat meninghkan produksi dalam mgka memenuhi pennintaan
PT. 11s memeriukan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) dengan kualitas,
kuantitas. dan kontinuitas yang terjamin. Namun pada kenyataannya, kemitraan
tidak selalu berjalan sesuai harapan. Adanya penurunan volume pemasokan TBS
dari petani plasma menunjukkan kinerja kemitraan PIR belum mencapai manfaar
yang optimal Berdasarkan ha1 in1 maka p d u dilakukan s u m evaluasi terhadap
pelaksanaan kemitraan PIR antara PT. IIS dengan petani plasm,
Tujuan dari penelitian iN addah untuk mengkaji evallrasi pelaksanaan
kemitraan PIR antara PT. IIS dengan perani plamn, mengukur tingkat brepuasan
petani plasma terbadap pelaksanaan kemitraan P R , mengaoalisa dampak
kemibam PIR tehadap pendaparan mahakmi petani plasm dibandingkan dengan
petani nonplasma. dan menrmuskan altematif saategi perbaikan kineja kemitraan
PIR antara PT. lnti Indosawit Subur dengan petani plasma
Penelitian d i l a k s a d a n di pabrik minyak kelapa sawit Buaian, Kabupaten
Pelalawaq Propinsi Riau pada bulan JUN sampai dmgm Agusm 2005. J e ~ data
s
yang digadalah data primer dan data sekunder. Pengambii sampel petani
plasma dan peiani oonplasna dilakukan dengm metode Convenience Sampling.
Sampel petani plasma yang diambil adalah sebanyak 100 orang, sedangkan
sampel petani nonplasrna diambil sebanyak 30 orang. Metode analisis yang
digunakan untuk mengkaji evdlrasi pelaksanaan kernitman adalah dengan analisis
deskriptif. Analisis tingkat k e p w petani plarma terhadap pelaksanaan
e raja(mean) dan untuk mengexahui prioritas
kemitraan menggcmakan d
perbaikan &but pelayanan inti dalam kemibaan digunakan m o d e Irnpo~~ance
Pe4ommce Analysis. Analisis pendapatan usahatani dan uji aaristik dengan
kemibaan tertLadap
metode uji-T digunakan untuk menganalisa dam&
penprani PIPetani plasma dan oonplaana responden mayoritas bemsal dari Pulau Jawa
yaitu rrming-masing sebesar 68 p e c a dan 70 persen sedangkan dsanya berasal
dari Propski Sumatera Utam Berilasarkan umur, kedua kelompok petani
didominasi oleh petani berusia antara 3 1 4 tahun. D i l W dari tin*
pendidikaq
petani plasma mayoritas berpemlidikan SLTP; sedangkan peiani nonplasma
-
mayoritas berpendidikan SD. Lahan yang diusahakan oleh responden me+
milik sendiri dimana sebagian besar petani plasma memiliki lahao seluas dua
hekw dao lahan petani nonplasma seluas 3,14 hek-tar. Mayoritas pe3ani plasna
berlaiar belakang p&
dengan peagalaman bensahaiani aniara 1 1-1 5 tahun,
sedangkan perani nonplaana mayoritas adalah petani muda dengan penghmm
berusahatani antara 1-5 tahun
Kernitlaan yang dikembangkan oleh PT. IIS adalah berpola PLR-Tram
yang telah memasuki tahap pasca konversi. Keminaan mencakup kegiarao
pembinaan, pemeliharaan tanaman, dan pengolahan kebun petani plasma
Berdasakan matriks pelaksanaan hak dan kewajibaq kemitman belum
sepenuhnja sesuai dengan ahrran dalam perjanjian kerjasama Hal ini terlihat dari
adan).a petani plasma yang tidak melaksanakan panen sesuai dengan petunjuk inti,
kurangnya pemarian petani plasma terhadap pemeliharaan jalan, dan
keterlambaian pembayann hasil produksi kepada petani. Namun j i b dilihat
secara keseluruhan, pelaksanaan kemitmm antam PT. IIS dengan petani plasma
telah berlangsung dengan baik.
BeFdasarkan analisis tingkat kepuasan petani plasma tedihat bahwva atribut
kualitas sarana produksi mempakan atribul terpenting dan memiliki nilai kepuasan
iertinggi. Abibut penetapan denda sortasi merupakan atribut dengan nilai
liepenlingan dan nilai kepuasan terendah. Dimensi pelayanan inti yang memiliki
bobot kepentingan terringpi &ah dimensi reliabiliry dan yang paling rendah
adalah dimensi e q w h y . Dimensi iangible adalah d i d pelayanan dengan nilai
kepuasan tertinggi, sedandimensi empafhy adalah dimensi dengan nilai
kepuasan terendah.
Analisis matriks kepentingan dan pelaksanaan rnenghasilkan atribut h q a
beli TBS, harga sarana produksi, dan ketanggapan inti dalam menyelesaikan
keluhan petani berztda pada kuadran 1 (Prioritas Utama). Pada lruadran 2
(Pertahankan Presrasi) terdapat &but kualitas sarana prcduksi kernudahan
memperoleb sarana produksi, daya tampung inti, pelayanan dan materi pembinaan
plasma, komunikasi yang dibangun dalam pembinaan, d ? u pembayaran TBS,
bantuan mcnanggulangi hama dan penyakit tanaman,dan disiplin dalam memati
perjanjiaa Pada kuadran 3 (Prioritas Rendah) terdapat &but pengenalan
teknologi, penetapan denda sortasi, layanan pinjaman dam, dan sikap inti
temadap kesejahtplasma. Abibut-atribut yang terdapat pada kuadran 4
(Berlebihan) meliputi atribut frekuensi pembinaan plasma dan peranan inti dalam
membantu pengembalian kredit plarma
Berdasarkan analisis pendapatan tdihat bahwa pendapatan usahatani
k e l a p sawit petani plasma lebih tinggi dibandingkan petani nonplasma Dilihat
dari nilai RIC atas biaya hmai dan biaya total, usahakmi kelapa sawit kedua
kelompok petani sama-sama menguntungkan. Jika ditinjau dari rasio B/C tedihat
bahwsa usahaiani k e l a p sawit petani plasma memberikan lebih banyak
keuntungan Hasil uji statistik dengan metode uji-T rnembUa-tikan bahwa
pendapatao usabatani petani plasma dan nonplarma berbeda nyata
Pihab: inti (PT. 11s) perlu melakvkan bebeTapa perb&an dalam ran&
meningkatkan kineja pelayanan inti dalam kernitman Pihak inti dapat
mensosialisasikan pengguuaan pupuk- organ& sebagai pupuh- altematif untuk
mag&
peningkatan harga sarana produksi, tendama pup& Agar keluhan
peiani dapat ditanggapi secara lebih cepat, inti sebailmya mmeningkatkan aktifitas
-
para asisten pembina dalam mengontrol p&
plasma Masalah panen yang
kurang dikontrol dapai diatasi dengan peranan inti dalam memberi penfluban
kepada pemni plasma tentang dampak negatif pelaksanaan panen yang diupahkan
ke orang Lain Inti juga dapat membadayakan maqadai setempat agar mau
bekerjasama dalam mengawasi k e g h n panen petani plasma. Pihak inti
diharapkan membuat suatu keteqxm yang jelas tentang sandar mutu TBS dari
pihak luar. Temadap pengurus kelompok tani d i h q k a n dapat lebih ahzif untuk
lebih terbuka kepada anggotanya, terutama dalam memberi inforrnasi mengemi
harga TBS kepada petani plasma.
EVALUASI PEW
PADA PT. I N n LhVOSAWIT SUBUR
(Kasos PIR di
Pabrik ~MinyakK&pa Sawit Buatan,
Kabopaten Pelalawan, Propinsi Riao)
- ..*. . 1
Oleh:
P R O G U M S W D I iMANAJEMEN AGRIBISNIS
PAKULTAS PERTANIAN
I
WIDYASlWTL Evaluasi Pelaksanaan PIR Pada PT. lnti Indosawit Subur (ICasus
PIR di Pabrik Minyak Kelapa Sawit Buatan, &en
Pelalawan, Propinsi
Riau). Di bauah bimbingan IDQAN FAHMJ
Perkembangan produksi minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia
menunjuklran tren pe~rIgkatan yang cukup signifkin Sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang berimplikasi pada peningkatan kebutuhan
pangan, tenrtama minyak goreng, maka terdapat potensi peningkatan permintaan
CPO. Kondisi ini menyebabkan industri pengolahan kelapa sawit di lndonesia
Dalam kaitannya dengan pengadaan
berprospek cerah untuk tenrs dikembanbahan baku salah saku alternatif yang dapat dilakukan oleh a g r o i n d 6 kelapa
sawit addah dengan mengembangkin kernitman.
PT. lnti Indosawit Subur (PT. 11s) merupakan salah satu perusahaan
agroindustri kelapa sawit )ang menerapkan kemitraan dalam pen@
bahan
baku. Agar dapat meninghkan produksi dalam mgka memenuhi pennintaan
PT. 11s memeriukan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) dengan kualitas,
kuantitas. dan kontinuitas yang terjamin. Namun pada kenyataannya, kemitraan
tidak selalu berjalan sesuai harapan. Adanya penurunan volume pemasokan TBS
dari petani plasma menunjukkan kinerja kemitraan PIR belum mencapai manfaar
yang optimal Berdasarkan ha1 in1 maka p d u dilakukan s u m evaluasi terhadap
pelaksanaan kemitraan PIR antara PT. IIS dengan petani plasm,
Tujuan dari penelitian iN addah untuk mengkaji evallrasi pelaksanaan
kemitraan PIR antara PT. IIS dengan perani plamn, mengukur tingkat brepuasan
petani plasma terbadap pelaksanaan kemitraan P R , mengaoalisa dampak
kemibam PIR tehadap pendaparan mahakmi petani plasm dibandingkan dengan
petani nonplasma. dan menrmuskan altematif saategi perbaikan kineja kemitraan
PIR antara PT. lnti Indosawit Subur dengan petani plasma
Penelitian d i l a k s a d a n di pabrik minyak kelapa sawit Buaian, Kabupaten
Pelalawaq Propinsi Riau pada bulan JUN sampai dmgm Agusm 2005. J e ~ data
s
yang digadalah data primer dan data sekunder. Pengambii sampel petani
plasma dan peiani oonplasna dilakukan dengm metode Convenience Sampling.
Sampel petani plasma yang diambil adalah sebanyak 100 orang, sedangkan
sampel petani nonplasrna diambil sebanyak 30 orang. Metode analisis yang
digunakan untuk mengkaji evdlrasi pelaksanaan kernitman adalah dengan analisis
deskriptif. Analisis tingkat k e p w petani plarma terhadap pelaksanaan
e raja(mean) dan untuk mengexahui prioritas
kemitraan menggcmakan d
perbaikan &but pelayanan inti dalam kemibaan digunakan m o d e Irnpo~~ance
Pe4ommce Analysis. Analisis pendapatan usahatani dan uji aaristik dengan
kemibaan tertLadap
metode uji-T digunakan untuk menganalisa dam&
penprani PIPetani plasma dan oonplaana responden mayoritas bemsal dari Pulau Jawa
yaitu rrming-masing sebesar 68 p e c a dan 70 persen sedangkan dsanya berasal
dari Propski Sumatera Utam Berilasarkan umur, kedua kelompok petani
didominasi oleh petani berusia antara 3 1 4 tahun. D i l W dari tin*
pendidikaq
petani plasma mayoritas berpemlidikan SLTP; sedangkan peiani nonplasma
-
mayoritas berpendidikan SD. Lahan yang diusahakan oleh responden me+
milik sendiri dimana sebagian besar petani plasma memiliki lahao seluas dua
hekw dao lahan petani nonplasma seluas 3,14 hek-tar. Mayoritas pe3ani plasna
berlaiar belakang p&
dengan peagalaman bensahaiani aniara 1 1-1 5 tahun,
sedangkan perani nonplaana mayoritas adalah petani muda dengan penghmm
berusahatani antara 1-5 tahun
Kernitlaan yang dikembangkan oleh PT. IIS adalah berpola PLR-Tram
yang telah memasuki tahap pasca konversi. Keminaan mencakup kegiarao
pembinaan, pemeliharaan tanaman, dan pengolahan kebun petani plasma
Berdasakan matriks pelaksanaan hak dan kewajibaq kemitman belum
sepenuhnja sesuai dengan ahrran dalam perjanjian kerjasama Hal ini terlihat dari
adan).a petani plasma yang tidak melaksanakan panen sesuai dengan petunjuk inti,
kurangnya pemarian petani plasma terhadap pemeliharaan jalan, dan
keterlambaian pembayann hasil produksi kepada petani. Namun j i b dilihat
secara keseluruhan, pelaksanaan kemitmm antam PT. IIS dengan petani plasma
telah berlangsung dengan baik.
BeFdasarkan analisis tingkat kepuasan petani plasma tedihat bahwva atribut
kualitas sarana produksi mempakan atribul terpenting dan memiliki nilai kepuasan
iertinggi. Abibut penetapan denda sortasi merupakan atribut dengan nilai
liepenlingan dan nilai kepuasan terendah. Dimensi pelayanan inti yang memiliki
bobot kepentingan terringpi &ah dimensi reliabiliry dan yang paling rendah
adalah dimensi e q w h y . Dimensi iangible adalah d i d pelayanan dengan nilai
kepuasan tertinggi, sedandimensi empafhy adalah dimensi dengan nilai
kepuasan terendah.
Analisis matriks kepentingan dan pelaksanaan rnenghasilkan atribut h q a
beli TBS, harga sarana produksi, dan ketanggapan inti dalam menyelesaikan
keluhan petani berztda pada kuadran 1 (Prioritas Utama). Pada lruadran 2
(Pertahankan Presrasi) terdapat &but kualitas sarana prcduksi kernudahan
memperoleb sarana produksi, daya tampung inti, pelayanan dan materi pembinaan
plasma, komunikasi yang dibangun dalam pembinaan, d ? u pembayaran TBS,
bantuan mcnanggulangi hama dan penyakit tanaman,dan disiplin dalam memati
perjanjiaa Pada kuadran 3 (Prioritas Rendah) terdapat &but pengenalan
teknologi, penetapan denda sortasi, layanan pinjaman dam, dan sikap inti
temadap kesejahtplasma. Abibut-atribut yang terdapat pada kuadran 4
(Berlebihan) meliputi atribut frekuensi pembinaan plasma dan peranan inti dalam
membantu pengembalian kredit plarma
Berdasarkan analisis pendapatan tdihat bahwa pendapatan usahatani
k e l a p sawit petani plasma lebih tinggi dibandingkan petani nonplasma Dilihat
dari nilai RIC atas biaya hmai dan biaya total, usahakmi kelapa sawit kedua
kelompok petani sama-sama menguntungkan. Jika ditinjau dari rasio B/C tedihat
bahwsa usahaiani k e l a p sawit petani plasma memberikan lebih banyak
keuntungan Hasil uji statistik dengan metode uji-T rnembUa-tikan bahwa
pendapatao usabatani petani plasma dan nonplarma berbeda nyata
Pihab: inti (PT. 11s) perlu melakvkan bebeTapa perb&an dalam ran&
meningkatkan kineja pelayanan inti dalam kernitman Pihak inti dapat
mensosialisasikan pengguuaan pupuk- organ& sebagai pupuh- altematif untuk
mag&
peningkatan harga sarana produksi, tendama pup& Agar keluhan
peiani dapat ditanggapi secara lebih cepat, inti sebailmya mmeningkatkan aktifitas
-
para asisten pembina dalam mengontrol p&
plasma Masalah panen yang
kurang dikontrol dapai diatasi dengan peranan inti dalam memberi penfluban
kepada pemni plasma tentang dampak negatif pelaksanaan panen yang diupahkan
ke orang Lain Inti juga dapat membadayakan maqadai setempat agar mau
bekerjasama dalam mengawasi k e g h n panen petani plasma. Pihak inti
diharapkan membuat suatu keteqxm yang jelas tentang sandar mutu TBS dari
pihak luar. Temadap pengurus kelompok tani d i h q k a n dapat lebih ahzif untuk
lebih terbuka kepada anggotanya, terutama dalam memberi inforrnasi mengemi
harga TBS kepada petani plasma.
EVALUASI PEW