Mediakom Edisi 30 Juni 2011 - [MAJALAH]

(1)

(2)

(3)

ETALASE

M

encegah lebih murah dari pada mengobai. Demikian, doktrin promosi kesehatan masyarakat yang sudah baku. Doktrin ini dapat mencegah penyakit menular maupun yang idak menular. Faktanya, semua jenis penyakit tersebut dapat dicegah atau diminimalisir dampak negaifnya. Belakangan ini, penyakit idak menular menunjukkan peningkatan kasus yang inggi di negara maju maupun negara berkembang. Sungguh tepat sidang World

Health Assembly (WHA) ke 64 di Jenewa, tanggal 16 - 24 Mei 2011 mengangkat tema

“Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular”.

Sidang tahunan WHO tersebut juga membahas 16 topik kesehatan dan berbagai informasi yang terkait kami angkat pada MEDIAKOM rubrik Media Utama. Selain itu, rubrik ini juga mengangkat PDBK (Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan). Program terobosan yang digagas Menkes untuk mengejar ketertinggal Kabupaten/ Kota yang IPKM (Indek Pembangunan Kesehatan Manusia) masih rendah.

Program PDBK untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dalam bidang

kesehatan, tanpa menggunakan dana besar. Mekanismenya seluruh potensi daerah mulai dari SDM, Sumber dana dan keunggulan lokal disinergikan menjadi kekuatan besar untuk membangun kesehatan di daerah.

MEDIAKOM juga mengangkat keberhasilan daerah dalam program lansia, lumpuh yang menimpanya sampai sekarang, sulitnya membina pengobat tradisonal dan berbagai peristiwa kesehatan terkini. Tak ketinggalan rubrik ragam, kolom dan lentera. Selamat membaca. §

Redaksi

drg. Murti Utami, MPH

SuSunan RedakSi

Penanggung Jawab : drg. Muri Utami, MPH

Redaktur : Dra. Hikmandari A, M.Ed, Dyah Yuniar Seiawai, SKM, MPS

editor/Penyuning : Drs. Sumardi, Mulyadi, SKM, M.Kes, Prawito, SKM, MM, M.Rijadi, SKM, MSc.PH, Busroni S.IP, Mety Seiowai, SKM, Aji Muhawarman, ST

Desain grais dan Fotografer : Drg. Anitasari, M, Resi Kianini, SKM, M.Kes, Dewi Indah Sari, SE, MM, Sri Wahyuni, S.Sos, MM, Giri Inayah, S.Sos., Wayang Mas Jendra, S.Sn

Sekretariat : Waspodo Purwanto, Endang Retnowaty, Dodi Sukmana, S.I.Kom, Okto Rusdianto, ST, Yan Zefrial alamat Redaksi: Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Kesehatan RI Blok A, Ruang 107,

Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta 12950

Telepon : 021-5201590; 021-52907416-9 Fax : 021- 5223002; 021-52960661 email: info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id Call Center: 021-500567, 021-30413700

Media

kom

RedakSi meneRima naSkah daRi PembaCa, daPaT dikiRim ke alamaT email RedakSi

Cegah dan


(4)

DAFTAR

ISI

3 4 6 6 7 8 9 9

12 14 16

17 19 20 20

22

24

25

27

29

ETALASE DAFTAR ISI INFO SEHAT

CARA SEHAT MENANGKAL LAPAR CARA HEMAT UNTUK TETAP BUGAR SURAT PEMBACA

STOP PRESS

INDONESIA TUAN RUMAH ASEAN DENGUE DAY

LUMPUH MASAL DI BOYOLALI MENKES LEPAS DOKTER PTT MEIDIANA HUTOMO DI KUKUHKAN SEBAGAI DUTA TB

RUMAH SAKIT BOLEH BERIKLAN SULITNYA MEMBINA BATTRA MEDIA UTAMA

MENTERI KESEHATAN PIMPIN DELEGASI RI PADA SIDANG WORLD HEALTH ASSEMBLY KE-64

SIDANG WHA BAHAS ENAM BELAS TOPIK

MENKES RI ADAKAN PERTEMUAN BILATERAL DENGAN MENKES CINA MEKANISME BARU VIRUS SHARING USULAN INDONESIA DITETAPKAN SEBAGAI RESOLUSI WHA

MENELUSURI DAERAH BERMASALAH KESEHATAN

MENKES KOMBINASIKAN PDBK DAN RIFASKES


(5)

RAGAM DASYATNYA MANFAAT ASI MANFAAT ASI UNTUK TUMBUH KEMBANG

ANAK PERISTIWA 11 ANGGOTA MKDKI DISUMPAH DOKTER PLUS KOMPETENSI KHUSUS MEMBANGUN KEBERSAMAAN MENKES DAN KAPOLRI TANDA TANGANI

KERJASAMA KOLOM NASIONAL INDONESIA BERHASIL TEKAN KASUS MALARIA TETAP BUGAR DI USIA TUA KEMKES KEMBANGKAN JEJARING RISET

KEDOKTERAN SISIPAN URUSAN HAJAT BESAR DI KABUPATEN BANJAR PEMBANGUNAN KESEHATAN KALSEL DAERAH GEMBIRA DI HARI TUA ALA YOGYA KEBIJAKAN PEMERINTAH DIY UNTUK LANSIA POPULASI ORANG USIA LANJUT DI INDONESIA KOLOM PR SIAPA DIA RESENSI BUKU LENTERA

31 31 33

35 35 37 38 40

41 42 42 44 46

47 47 55 59 59 62 64 65 66 68 70


(6)

INFO SEHAT

RaSa laPaR bisa saja muncul bukan karena perut dalam keadaan kosong, tetapi juga karena luktuasi hormon. Pilihan makanan sangat pening untuk mengurangi munculnya rasa lapar akibat hormon, terutama bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan.

Cobalah untuk menangkal rasa lapar dengan cara sehat. Enam cara mudah berikut yang dilansir Women’s Health :

1. ikan

Dari pada memilih daging merah atau ayam sebagai lauk di menu utama, lebih baik pilih ikan. Menurut dr. Susanna, ahli gizi asal Autralia, indeks kepuasaan memakan ikan lebih inggi dibandingkan daging dan ayam.

2. Jus buah tak disaring

Hindari mengkonsumsi jus buah dalam kemasan. Lebih baik Anda buat jus sendiri yang idak disaring. Buah yang telah hancur diblender banyak mengandung serat akan menimbulkan rasa kenyang saat Anda meminumnya.

3. Tutup hidung

Saat mencium aroma donat, roi atau muin yang baru saja matang, memang hasrat makan bisa meningkat. Untuk menghindarinya, tutup saja hidung Anda. Cara ini bisa menginduksi sekresi insulin yang membuat Anda berpikir kalau Anda lapar.

4. konsumsi wortel mentah

Wortel merupakan sayuran yang juga enak dinikmai dalam keadaan mentah. Menurut peneliian im dari Irlandia, mengkonsumsi wortel dalam keadaan mentah bisa membuat Anda lebih kenyang.

5. konsumsi vitamin

Pasikan nutrisi tubuh terpenuhi dengan baik. Jika Anda merasa ragu, konsumsi saja vitamin. Itu karena jika tubuh merasa kekurangan nutrisi, hasrat makan akan meningkat. Sehingga, Anda akan merasa lapar dan makan lebih banyak.

6. makan di tempat yang terang

Pasikan lampu di ruangan makan dalam keadaan terang. Menurut peneliian yang dilakukan im dari University of Illinois, Amerika Serikat, tempat yang temaram memicu seseorang makan berlebihan.§

berbagai sumber-ynt115

CARA SEHAT


(7)

7. Push-up

Laihan push up yang tergolong murah dan mudah karena idak memerlukan peralatan apapun bisa menawarkan manfaat kesehatan yang luar biasa. Laihan resistensi seperi push up juga dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh serta meningkatkan kekuatan otot.

CARA HEMAT

UNTUK TETAP BUGAR

unTuk TeTaP sehat, Anda tak perlu mengeluarkan banyak

uang untuk pergi ke pusat kebugaran atau membeli alat-alat olahraga yang mahal. Anda bisa tetap bugar dengan biaya murah di rumah atau kantor. Bagaimana caranya?

Berikut beberapa kegiatan di rumah atau ditempat kerja yang murah tetapi bisa membuat Anda tetap bugar dan sehat :

1. melakukan pekerjaan rumah tangga

Anda mungkin idak menyadarinya, tetapi melakukan pekerjaan rumah tangga benar-benar dapat membantu Anda untuk tetap it. Tugas-tugas seperi membersihkan debu dan berkebun bisa cukup membakar kalori

2. naik turun tangga

Anda bisa mendapatkan manfaat yang sama dengan kelas aerobik di gym hanya dengan naik dan turun tangga di rumah. Naik turun tangga adalah laihan kardio yang juga bisa membantu melaih otot. Ada baiknya menggunakan tangga daripada lit untuk menuju ruang kerja atau ruang rapat yang hanya berada dilantai 2 atau 3.

3. menggunakan barang-barang yang ada untuk

laihan

Tak perlu membeli peralatan olahraga yang mahal, Anda dapat menggunakan benda-benda di sekitar rumah untuk berolahraga. Sebagai contoh, Anda dapat mengangkat kaleng makanan, botol air atau buku untuk membangun kekuatan tubuh bagian atas.

4. Jalan kaki

Berjalan memberi tekanan yang sangat sedikit pada sendi dan sering kali merupakan pengalaman yang menyenangkan. Laihan ini dapat dilakukan di lingkungan rumah, di taman dikantor atau bahkan di mall. Mulailah dengan 5-10 menit sampai dengan 30 menit berjalan cepat seiap hari.

5. menari

Menari merupakan laihan yang luar biasa, yang besar manfaatnya bagi jantung. Para ahli setuju bahwa menari adalah laihan yang menyenangkan tanpa memerlukan alat dan bisa dilakukan di rumah. Selain itu, menari dapat meningkatkan mood (suasan hai) secara instan.

6. Sit-up

Ini adalah laihan terbaik untuk membangun dan memperkuat otot-otot perut. Bukan hanya untuk mendapatkan perut six pack, tapi itu juga merupakan faktor pening dalam mencegah masalah punggung.

Nah kapan anda akan memulainya? Mudah dan murah bukan?§


(8)

SURAT PEMBACA

PeRTanYaan

Saya seorang perawat di sebuah rumah sakit swasta dan ingin mengabdi menjadi Petugas Kesehatan Haji Indonesia. Apakah saya bisa memenuhi syarat karena saya bukan PNS dan

bagaimana syarat serta cara pendatarannya? Terima kasih.

Dari Seorang Perawat di daerah

JaWaban

Anda bisa mendatar menjadi Petugas Kesehatan Haji Indonesia untuk TKI Kloter dengan mendatar secara online melalui alamat

website: htp://puskeshaji.depkes.go.id. dan tanpa dipungut biaya.

Untuk perawat/perawat bidan harus memiliki seriikat BTLS, BTCLS, BCLS, Emergency Nursing atau PPGD, memiliki

surat ijin perawat (SIP) dan surat ijin kerja perawat (SIKP) atau

SIB, melakukan prakik keperawatan dengan rekomendasi Dinas

Kesehatan setempat.

Sedangkan persyaratan khusus PPIH untuk perawat yaitu

pendidikan minimal D3, diutamakan perawat di IGD, ICCU dan ICU, IW, perawat geriatri dan bedah.

Pendataran melalui online dan dokumen yang harus dilengkapi sebagai berikut:

1. Print out registrasi online bagi PNS dan Swasta di daerah diketahui oleh kepala unit kerja dan mendapat rekomendasi dari dinkes propinsi/kab/kota. Untuk PNS Pusat,

Kementerian/ Lembaga lain, UPT Pusat, TNI/POLRI diketahui oleh Kepala Unit Kerja masing-masing.

2. Fotokopi KTP

3. Fotokopi Ijazah pendidikan sesuai peminatan bidang tugas

yang dilegalisir oleh kepala bagian kepegawaian/ Kepala Bagian Tata Usaha.

4. Fotokopi SK terakhir yang dilegalisir oleh kepala bagian kepegawaian/ kepala bagian tata usaha, atau surat pernyataan melaksanakan tugas (SPMT) bagi pelamar

swasta.

5. Fotokopi Seriikat seperi ACLS, ATLS, ATCLS, GELS, BCLS, BTLS BTCLS, Emergency Nursing atau PPGD yang dilegalisir oleh kepala bagian kepegawaian/ kepala bagian tata usaha. 6. Fotokopi Surat Tanda Register (STR) dan SIP yang masih

berlaku bagi tenaga dokter.

7. Fotokopi surat keterangan praktek SIKP dan SIB yang masih

berlaku bagi tenaga perawat

8. Surat keterangan sehat dari im pemeriksa kesehatan

Puskesmas atau rumah sakit pemerintah.

9. Surat rekomendasi dari instansi (formulir 1).

10. Surat keterangan idak hamil bagi petugas wanita (formulir 2). 11. Surat izin tertulis dari suami/orang tua/wali bagi petugas

wanita (formulir 3).

12. Surat pernyataan idak memahrami/dimahrami (formulir 4).

13. Surat pernyataan bersedia ditempatkan sesuai kebutuhan

saat operasional (formulir 5).

Yang pening untuk dilakukan adalah bagi Calon petugas (TKHI/PPIH) berasal dari SWASTA harus mendapat rekomendasi dari DINKES KAB/KOTA atau PROPINSI, kemudian kelengkapan berkas dokumen dikirim ke Pusat melalui kOTak POS PO.bOX RekRuTmen Pkhi JkTm 12700 untuk dilakukan veriikasi

kelengkapan dan keabsahan dokumen.

Untuk pendataran PPIH Bidang Kesehatan tahun 2011 sudah selesai dilaksanakan.

MediaKuis

1. apa yang dimaksud dengan Pdbk (Penanggulangan daerah bermasalah kesehatan)?

2. Sebutkan 3 data kesehatan berbasis komunitas? 3. kapan dan dimana dilaksanakannya World health

assembly (Wha) ke 64? dan apa temanya ? Kirimkan jawaban kuis dengan mencantumkan biodata

lengkap (nama, alamat, kota/kabupaten, provinsi, kode pos dan no telp yang mudah dihubungi).

Jawaban dapat dikirim melalui : • Email : puskom.publik@yahoo.co.id

• Fax : 021 - 52907421

• Pos : Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kemenkes Jl. HR. Rasuna Said Blok X5,

Kav. 4-9, Jakarta Selatan

Jawaban diterima redaksi paling lambat minggu keempat (terakhir) bulan Juli

2011.

Nama pemenang akan

diumumkan di Majalah Mediakom edisi 31 / Agustus

2011.

10 Pemenang MediaKuis masing-masing akan mendapat hadiah t-shirt dari Mediakom.

Hadiah pemenang akan dikirim

melalui pos.

Kuis ini idak berlaku bagi Keluarga besar

Pusat komunikasi Publik kemenkes Ri.

PENETAPAN PEMENANG MEDIA KUIS

EDISI 29 APRIL 2011

Redaksi Mediakom telah menetapkan 1 (satu) orang

pemenang dengan 3 buah jawaban sebagai berikut :

JaWaban

1. Ibu hamil

2. 3 kegiatannya :

a. Peluncuran secara resmi ASEAN Dengue Day atau Hari Dengue se-ASEAN yang akan dilakukan di Jakarta pada tanggal 15 Juni 2011

b. Konferensi Obat Tradisional ini antara lain akan menyepakai pengembangan format standarisasi pada ASEAN Pharmacopeian Herbal Medicine atau Farmakope Obat Herbal ASEAN edisi III

c. 19th Meeing of ASEAn Task Force on AIDS (AFTOA)

3. Tanggal 21-24 Februari 2011

Pemenang kuiS : 1. WahYu eka aRini

Jl. Wibawa Muki II Gg. H. Dehir Rt. 08 Rw. 02 Jai Luhur, Jai Asih, Bekasi Selatan 17145


(9)

ndonesia mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan

ASEAN Dengue Day

pada tanggal 13 – 15 Juni 2011 di Jakarta. Berbagai acara dan kegiatan telah dirancang untuk memeriahkan dan mensukseskan kegiatan tersebut. Kegiatan dimulai dengan menyelenggarakan Lomba logo

ASEAN Dengue Day yang diadakan

dua kali yaitu ingkat Nasional dan ingkat ASEAN. Lomba Logo ingkat Nasional diselenggarakan tanggal 28 Februari sampai dengan 29 April diikui 289 peserta. Untuk ingkat ASEAN diadakan pada tanggal 15 Juni 2011 diikui 10 negara.

Kegiatan berikutnya adalah Lomba Poster ASEAN Task Force in AIDS

dan Lomba poster ASEAN Dengue

Day. Lomba poster ASEAN Dengue

Day Tingkat Nasional, pendataran

dan penerimaan dokumen dimulai pada tanggal 28 Februari 2011 sampai dengan 2 Mei 2011, diikui 156 peserta, sedangkan Lomba poster ASEAN Dengue Day diikui

136 peserta.

Selain itu juga diselenggarakan Lomba Debat Bahasa Inggris ingkat SMA se DKI Jakarta tentang HIV/AIDS dan Demam Berdarah Dengue. Topik ini dipilih karena kedua penyakit ini masih menjadi masalah yang membutuhkan perhaian seluruh masyarakat khususnya generasi muda.

Kegiatan tersebut dilakukan Kementerian Kesehatan dalam mendukung suksesnya Indonesa sebagai Ketua ASEAN 2011, dengan menyelenggarakan iga kegiatan yaitu

Oicial Launch of the ASEAN Dengue Day, 3rd Internaional Conference on Tradiional Medicine dan 19th Meeing of ASEAN Task Force on

AIDS/ATFOA.

Untuk memilih dan menentukan pemenang lomba telah dibentuk Dewan Juri. Dewan Juri diketuai dr. Lily S. Sulistyowai, MM, Kepala Pusat Promosi Kesehatan dengan anggota terdiri dari utusan Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informaika, Persatuan

Perusahaan Iklan Indonesia, FISIP

Universitas Indonesia dan Insitut Kesenian Jakarta, telah melakukan penilaian pada tanggal 6 Mei 2011 untuk menetapkan satu pemenang dan 2 nominasi.

LoMbA LoGo

Setelah melakukan penilaian, Dewan Juri menetapkan sebagai pemenang yaitu Rezky Nugraha, Alamat Gendeng GK IV/689 RT 71/17, Kec. Gondokusuman, Kel. Baciro, Yogyakarta dengan nilai 4668. Sedangkan sebagai nominasi pertama adalah Noval Rahman Y.P,

I

INDoNESIA

TUAN RUMAH

ASEAN DENGUE DAY


(10)

STOP PRESS

ST, alamat Jl. Datuk Ribandang III No. 17, Makassar, Sulsel dengan nilai 4632 dan nominasi kedua adalah Ali Burhan, SPI, alamat RT 04 RW 01 Menguneng, Kec. Warungasem, Kab. Batang, Jawa Tengah dengan nilai 4610.

Kepada pemenang diberikan hadiah uang sebesar lima belas juta rupiah dan diikutkan dalam lomba Tingkat ASEAN bersama 9 negara anggota lainnya yang pemenangnya diumumkan pada tanggal 15 Juni 2011 di Jakarta bersamaan dengan Launching Dengue Day. Sedangkan nominasi pertama dan kedua juga diberikan hadian sebesar masing-masing lima juta rupiah.

Oicial Launch of the ASEAN

Dengue Day pening karena DBD

masih merupakan ancaman jutaan orang di dunia dan yang paling serius terkena dampaknya adalah wilayah Asia Tenggara. Kegiatan ini pening untuk mendorong peningkatan komitmen pencegahan dan pengendalian DBD secara bersama-sama melalui kampanye dan advokasi tahunan di ingkat nasional maupun kawasan ASEAN.

LoMbA PoSTER

Untuk Lomba Poster Tingkat Nasional, pendataran dan

penerimaan dokumen dimulai pada tanggal 28 Februari 2011 sampai dengan 2 Mei 2011. Lomba Poster ASEAN Task Force in AIDS diikui

156 peserta, sedangkan Lomba poster ASEAN Dengue Day diikui

136 peserta. Pembukaan dan seleksi dokumen dilakukan pada tanggal 19 Mei dan 26 Mei 2011 oleh Paniia bersama dengan Dewan Juri Lomba yang diketuai dr. Lily S. Sulistyowai, MM, Kepala Pusat Promosi Kesehatan.

Setelah melalui seleksi yang ketat, Dewan Juri menetapkan sebagai pemenang lomba poster ASEAN Task Force in AIDS, yaitu Pemenang I, Redy Handrianto, dari Kelurahan Banyudono, Ponorogo, Jawa Timur dengan total nilai 3.066. Pemenang 2, Ario Priambudi, dari Kelurahan Tanjung Barat Kec. Jagakarsa, Jaksel dengan total nilai


(11)

2.997. Pemenang 3, Jefri Novian Abrianto, Desa Bandung, Kec. Bandung, Kab. Tulungagung, Jaim dengan nilai 2.860.

Sedangkan, pemenang lomba poster ASEAN Dengue Day, yaitu Pemenang I, Ario Priambudi, dari Kel. Tanjung Barat Kec. Jagakarsa, Jaksel dengan total nilai 3.341. Pemenang 2, Andestya Miranthi K, dari Kel. Grogol, Kec. Grogol Petamburan Kota, Jakbar dengan total nilai 3.297. Pemenang 3, Eko Haryanto, dari Kel. Manisrejo, Kec. Taman Kab. Madiun, Jaim dengan total nilai 3.271.

Kepada para pemenang I mendapatkan hadiah uang tunai dan piagam penghargaan dari Kementerian Kesehatan. Besarnya hadiah untuk pemenang 1 sebesar Rp 10 juta, pemenang 2 sebesar Rp 7,5 juta

Mei-JuNi (SebeLuM acara)

MiNggu 12 JuNi 2011

SeNiN 13 JuNi 2011

SeLaSa 14 JuNi 2011

rabu 15 JuNi 2011

1. Lomba Poster 2.

Lomba Logo ADD ingkat Nasional & ASEAN

3. Lomba Debat Bahasa Inggris

tentang HIV/AIDS

dan DBD

4. Lomba RW Bebas Jenik di DKI

Jakarta

1. Kampanye Ayo Stop DBD di DKI Jakarta & Pameran

1. ASEAN Dengue

Conference di

Hotel Sari Pan Paciic & Pameran

2. Cultural Dinner (malam hari) di

Hotel Sari Pan Paciic

1. ASEAN Dengue

Conference

(lanjutan) di Hotel Sari Pan Paciic

2. Dialog Nasional Dengue (siang s.d sore)

3. Welcome Dinner di Balai Agung DKI

1. Aksi Simpaik (pagi hari) di beberapa iik sekitar bundaran HI/Monas

Jakarta

2. Oicial Launch

(pagi-siang) di Museum Nasional &

Pameran

the announcement of:

- Naional logo compeiion - Naional Poster compeiion - Naional Debate Compeiion - ASEAN logo compeiion

- “Rekomendasi Jakarta untuk Pengendalian Dengue”

-”Jakarta Call for Acion Cambaing

Dengue” dan pemenang 3 sebesar Rp 3,5 juta

rupiah.

LoMbA DEbAT

Lomba Debat Bahasa Inggris diikui oleh sepuluh SMA yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan Nasional, adalah perwakilan dari seiap wilayah di DKI Jakarta.

Grandinal lomba debat ini, diadakan pada Selasa (06/06) bertempat di ruang Siwabessy, gedung Kemkes Jakarta, disaksikan Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH. dan sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan.

Keluar sebagai juara pertama adalah Tim SMAN 81 Jakarta, terdiri dari Krismita Sara Putri, Gabriel Charlote dan Raditya Naufal, berhasil

mengungguli iga im lainnya dalam grandinal dengan tema “localize prosituion to supervise the spread of HIV/AIDS”. Mereka berhasil mendapatkan trophy dan hadiah uang tunai sebesar 10 juta rupiah, serta mendapatkan predikat sebagai the best speaker.

Sebagai runner-up adalah SMAN

28 Jakarta, sedangkan SMA Kristen BPPK Penabur dan SMAN 78 Jakarta berturut-turut sebagai juara keiga dan keempat. Mereka memperoleh trophy dan sejumlah uang tunai masing-masing sebesar 8 juta rupiah untuk

runner-up, 6 juta rupiah untuk juara

keiga, dan 4 juta rupiah untuk juara keempat.

Dalam kesempatan tersebut, Menkes menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta debat, atas kontribusinya terhadap masalah kesehatan, khususnya masalah HIV/ AIDS dan DBD.

Menkes menjelaskan beberapa hal yang perlu diketahui, antara lain bahwa free-sex berbeda dengan commercial-sex. Selain itu, ada baiknya memisahkan isilah HIV dan AIDS, karena itu merupakan dua hal yang berbeda. HIV adalah virus, sementara AIDS adalah syndrome.

Menkes juga menambahkan, melokalisasi kegiatan prositusi berbeda arinya dengan membangun tempat lokalisasi.§Smd


(12)

STOP PRESS

SAKIT LUMPUH DI boYoLALI

is, seorang bapak meninggal, februari 2011 karena sakit lumpuh. Ia meninggalkan anak G yang inggal di Ciamis, juga dalam kedaan lumpuh. Dari generasi ke generasi, sejak tahun 1950 sudah 20 orang meninggal karena lumpuh, 10 diantaranya laki-laki. Hal ini terjadi di Desa Sidomulyo Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah.

Tim invesigasi Dinas Kesehatan bersama Tim Puskesmas Ampel I melakukan Penyelidikan

Epidemiologi, tanggal 29-30 Maret 2011, berikut hasil wawacara dengan 5 penderita lainnya:

aFW (P, 19 tahun)

Merupakan anak terkecil dari lima bersaudara yang keiga saudaranya juga menderita kelumpuhan. Kelumpuhan AFW dimulai sejak usianya 18 tahun, pergelangan kaki kanannya ‘keseleo’ beberapa hari selanjutnya merasakan tulang tulang kakinya terasa dingin dan beis terasa kram. Bila berjalan sempoyongan (seperi hilang keseimbangan). Persendian terasa kaku namun idak merasakan sakit. Pada malam hari (setelah maghrib) badan terasa lebih lemes dan persendian terasa lebih kaku. Saat ini AFW masih bisa berdiri tanpa bantuan namun idak bisa bertahan lama.

aM (P, 22 tahun)

AM merupakan kakak dari

AFW, AM mulai merasakan gejala sakit di usia 14 tahun. Gejala awal yang dirasakan adalah hilang keseimbangan sehingga jalan sempoyongan, suara menjadi cedal. Seiring perjalanan waktu semakin parah dan di usia 20 tahun sudah idak dapat berjalan lagi. Keadan saat ini AM hanya bisa berbaring di tempat idur dan suarapun sudah hilang (seperi layaknya orang bisu). YS (L, 26 tahun)

YS adalah kakak dari AM, YS mulai merasakan sakit pada usia 15 tahun. Keadaan ini dipicu saat YS jatuh dari atas pohon, patah tulang dan menjalani operasi. Setelah operasi sudah idak dapat berjalan lagi, bahkan setelah pen diambil. Yang dirasakan adalah kaki terasa dingin


(13)

hingga ke tulang. Keadaan saat ini YS hanya bisa berbaring di tempat idur, sudah idak dapat berjalan, bahkan berdiripun sudah idak bisa. Meski pelan masih dapat berbicara namun idak begitu jelas.

Ni (L, 37 tahun)

NI adalah kakak pertama dari iga penderita diatas. NI mulai merasakan gejala pada usia 36 tahun. Keadaan sekarang masih dapat berjalan meski sempoyongan (hilang keseimbangan). Saat ini NI masih bisa mengendarai sepeda motor, bahkan merasakan lebih nyaman jika naik sepeda motor dari pada jalan kaki. Kadaan isik NI masih terlihat seperi normal. Suaranya pun masih terdengan jelas dan dapat bercerita secara normal. DY (P, 45 tahun)

DY merupakan keluarga lain dari keempat penderita diatas, namun masih ada hubungan family. DY merupaka anak dari SH yang juga menderita penyakit serupa hingga meninggal. DY mulai merasakan sakit pada usia 37 tahun, diawali dengan hilangnya keseimbangan sehingga jalan sempoyongan. Menurut cerita suaminya, jika ditanya terasa bumi / tanah yang diinjak berputar putar.

Di usia 42 tahun DY sudah idak bisa berjalan lagi, suaranyapun perlahan menghilang. Hingga saat ini nafsu makan masih baik dan daya ingat pun masih baik.

Saat masih sehat, DY selalu akif berolahraga senam dan bola voley. Pernah menjalani perawatan di RS Pani Waluyo Surakarta dan manjalani CT-Scan. Namun bacaan hasilnya

1. Pemahaman kepada masyarakat bahwa untuk memutus penyakit ini dengan menghindari

perkawinan sedarah.

2. Perawatan penderita di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali untuk meningkatkan kualitas kesehatannya, dengan biaya bersumber dari dana Jamkesda Kabupaten Boyolali.

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali bekerjasama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dalam rangka Pemeriksaan Laboratorium lebih lanjut.

4. Pemberitan bantuan berupa kursi roda dan tetrapoid sebagai alat mobilisasi penderita dari Pemerintah Kabupaten Boyolali. 5. Perawatan Rawat jalan

Fisiotherapy di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali, dengan bantu transportasi oleh pemerintah Kecamatan Ampel dan Puskesmas Ampel I. 6. Karena kurangnya anggaran,

sampai saat ini belum diberikan Biaya Jaminan Hidup bagi penderita.

LANGKAH LANGKAH

YANG TELAH DILAKUKAN

meragukan karena sudah ada coretan di tanggal pemeriksaan dan nama pasien. (Hasil : Menyokong gambaran covum sepi pellucid & kecurigaan hypogenes corpus collosum.)

Keadaan pada saat ini penderita yang masih hidup sebanyak 18 (delapan belas) orang 13 (iga belas) diantaranya inggal di Ds. Sidomulyo, 1 (satu) orang di Ds. Urutsewu, 1 (satu) orang di Ds. Tanduk, Ampel Boyolali dan 3 (iga) orang di luar Kabupaten Boyolali.

kesimpulan :

Penyakit tersebut diduga penyakit geneik. Hasil pemeriksaan dokter spesialis saraf ( dr. Amaludin M , Sp.S ) tanggal 30 Maret 2011 di rumah penderita didapatkan: Diagnose klinis Tetraparesis spasic. Diagnose sementara Friedreich’s ataxia.

Keterangan : gangguan yang progresif secara bertahap pada sistem saraf dan otot. Penyakit keturunan bersifat autosomal resessive disease dengan kelainan pada gen x 25

Demikian kisah sedih perjalan hidup saudara kita yang menderita lumpuh. Uluran tangan dan parisipasi semua pihak kepada penderita sangat berharga.§ Pra


(14)

STOP PRESS

MENKES

LEPAS

DoKTER

PTT

enkes melepas 889 dokter dan 191 dokter Gigi untuk melaksanakan tugas di daerah terpencil dan sangat terpencil dengan masa tugas 1 tahun. Saat bersamaan, Menkes juga menerima seriikat ISO 9001:2008 untuk Sistem Manajemen Mutu Pelayanan Proses Administrasi Kepegawaian dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), di Jakarta (31/3).

Dalam sambutannya, Menkes

mengatakan pembinaan ISO akan dilaksanakan Lembaga Bureau Veritas untuk lima kegiatan Biro Kepegawaian, yaitu : 1) Sistem Rekrutmen PTT, 2) Sistem Rekrutmen CPNS, 3) Sistem Kenaikan Pangkat secara Reguler, 4) Sistem Kenaikan Pangkat secara Fungsional, dan 5) Tata Kelola Administrasi Kepegawaian.

Menkes berharap, dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dokter PTT yang bekerja di fasilitas kesehatan

daerah terpencil, sangat terpencil serta perbatasan dan kepulauan lebih mudah mengakses informasi proses rekrutmen Kementerian Kesehatan dengan prinsip transparan, adil dan akuntabel.

Lebih lanjut Menkes mengatakan, Dokter PTT diberangkatkan

pada tanggal 4 April 2011 untuk melaksanakan tugas selama setahun di fasilitas pelayanan kesehatan dengan kriteria terpencil dan sangat terpencil.

Diharapkan dengan masa tugas


(15)

yang sangat singkat tersebut, dokter PTT dapat bekerja dengan baik, penuh dedikasi, idak mengecewakan Kementerian Kesehatan, dapat memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil, teringgal, perbatasan dan kepulauan yang sangat membutuhkan, ujar Menkes.

Menurut Menkes, Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan bagian dari hak azasi manusia. Seiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bain, bertempat inggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk itu negara memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan antara lain melalui penempatan dr/drg PTT. Sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara opimal dan berkeadilan untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

Diharapkan dokter PTT dapat memahami makna daerah terpencil dan sangat terpencil, karena

daerah-daerah seperi itu adalah daerah-daerah yang sulit secara geograis, mempunyai keragaman kultur, serba kekurangan dan daerah rawan bencana, ujar Menkes.

Menkes menambahkan, untuk menunjang pelaksanaan tugas pening dan sebagai penghargaan atas tugas mulia ini, maka mulai tahun 2010 telah diberlakukan kebijakan pemberian insenif untuk penugasan dr/drg PTT baik di fasilitas pelayanan kesehatan kriteria terpencil maupun sangat terpencil. Selain itu mulai pengangkatan dr/drg PTT periode April 2011 ini, masa penugasan dr/drg PTT baik pada kriteria terpencil maupun sangat terpencil adalah selama satu tahun. Langkah perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan efekiitas pelayanan kesehatan dan kesinambungan pelaksanaan program kesehatan di daerah.

Menkes berpesan, dokter PTT supaya segera berangkat ke tempat tugas masing-masing sesuai dengan jadwal waktu yang sudah ditentukan karena masa pengabdian hanya satu

tahun. Pelajari situasi dan kondisi daerah tempat bertugas, cepat menyesuaikan diri dengan situasi itu sehingga program-program yang menjadi tanggung-jawab dapat berjalan dengan baik.

Menkes berpesan dengan kata-kata bijak “Kebahagiaan adalah mencintai apa yang Anda kerjakan dan melakukan apa yang Anda cintai”.

Umumnya, masyarakat daerah terpencil dan sangat terpencil merupakan masyarakat Indonesia memiliki kesenjangan regional dan berbagai masalah lainnya. Sehingga masyarakat menjadi berkekurangan secara ekonomi, ujar Menkes.

Data Badan Pusat Staisik,

menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih dari 237 juta jiwa dan 13,33% di antaranya adalah masyarakat miskin. Mereka rentan terhadap berbagai macam penyakit akibat gizi buruk, pengetahuan kesehatan yang rendah, perilaku kesehatan kurang baik dan lingkungan pemukiman yang buruk.§


(16)

STOP PRESS

impinan Pusat Muhammadiyah/ Aisyiyah mengukuhan Meidiana Hutomo sebagai Duta TB. Pengukuhan ini sebagai bentuk kepedulian Muhammadiyah dan Aisyiyah pada program

penanggulangan TB. Diharapkan dengan adanya duta TB, informasi tentang TB akan mudah diserap dan dipahami masyarakat. Masyarakat tahu bahaya TB dan berupaya mencegah dan mengobai TB sehingga tercipta masyarakat bebas TB. Duta TB juga diharapkan dapat mempengaruhi pengambil kebijakan, termasuk anggaran yang berpihak

pada penanggulangan TB.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Asyiyah Dra Hj. Noordjannah Djohanini, MSi, MM, di Jakarta (31/3).

Meidiana Hutomo dipilih sebagai duta TB yang mewakili komponen masyarakat sipil setelah melalui serangkaian proses seleksi yang dilakukan pimpinan Pusat Muhammadiyah/Aisyiyah.

Menurut Noordjannah, Muhammadiyah dan Aisyiyah pernah bermitra dengan Subdit TB sebagai Implemening Unit dan

SubRecipient (SR) dalam program

penanggulangan TB. Tahun 2009 Aisyiyah menjadi Principles Recipient

P

MEIDIANA HUToMo

DI KUKUHKAN

SEbAGAI DUTA Tb

(PR) mewakili komponen civil society yang bekerja di 16 propinsi dan 35 kabupaten/kota melaksanakan program penanggulangan TB berbasis komunitas (Community TB Care). Melalui Duta TB diharapkan sosialisasi TB ke tengah-tengah masyarakat akan semakin efekif, sehingga masyarakat bisa bebas dari TB.

Untuk membangun masyarakat bebas TB diperlukan suatu

dorongan tokoh sebagai role model dalam penanggulangan TB yang berasal dari kelompok masyarakat umum yang peduli dan mampu menggerakkan masyarakat lainnya. Role model inilah yang di sebut sebagai duta TB masyarakat. Duta TB masyarakat secara sukarela mewakili masyarakat dan menjadi utusan dari program community TB care ‘Aisyiyah, yang secara bersinambungan melakukan sosialisasi dan proses penyandaran ke masyarakat dan memperkuat keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan TB, ujar Noordjannah.

Peluncuran Duta TB di hadiri ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamaadiyah Prof.DR.Din

Syamsudin, Perwakilan Kementerian Kesehatan, WHO, UNDP, USAID, YAPPARI, KNCV dan Lembaga Mitra Aisyiyah KLNU, LKC, PKNU, PERDHAKI, YARSI dan PPTI. §


(17)

asilitas kesehatan miliki Pemerintah maupun swasta boleh memasang iklan atau publikasi pelayanan kesehatan di media cetak, media elektronik, dan media luar ruang dalam bentuk berita, banner, tulisan berjalan, arikel, atau features. Ketentuan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan tanggal 14 Desember 2010.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK), dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS dalam temu media dengan topik Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan serta Pengembangan Program Keperawatan di Indonesia yang diselenggarakan Pusat Komunikasi Publik, 6 Mei 2011 di Jakarta.

Dalam beriklan, fasilitas pelayanan kesehatan harus memperhaikan eika iklan dan publikasi yang diatur dalam kode eik rumah sakit Indonesia, kode eik masing-masing

tenaga kesehatan, kode eik pariwara, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain itu dalam beriklan, harus memuat data dan fakta yang akurat, berbasis buki, informaif, edukaif dan bertanggungjawab serta wajib mencantumkan nama dan alamat fasilitas pelayanan kesehatan dan tanggal publikasi. Ruang lingkup pengaturan ini melipui iklan dan publikasi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan tradisional dan pengobatan

F

RUMAH SAKIT


(18)

STOP PRESS

komplementer-alternaif.

Dirjen BUK menambahkan iklan dan publikasi yang dilarang adalah yang bersifat menyerang atau pamer dengan merendahkan kehormatan dan profesi tenaga kesehatan, pemberian informasi yang idak benar/palsu dan menyesatkan, pengenalan metode, obat, dan teknologi pelayanan kesehatan yang belum diterima oleh masyarakat kedokteran karena manfaat dan keamanannya masih diragukan dan belum terbuki, iklan pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan yang idak berlokasi di Indonesia, iklan pelayanan kesehatan yang idak memiliki izin.

Selain itu, dalam beriklan juga dilarang mengiklankan susu formula dan zat adikif, obat keras, psikotropika dan narkoika, pemberian tesimoni, dan penggunaan gelar akademis dan sebutan profesi di bidang kesehatan.

“Tenaga kesehatan juga dilarang mengiklankan atau menjadi model iklan obat, alat kesehatan, perbekalan

kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan kecuali dalam iklan layanan masyarakat. Namun tenaga kesehatan dapat melakukan publikasi atas pelayanan kesehatan dan peneliian kesehatan dalam majalah kesehatan

atau forum ilmiah untuk lingkungan profesi,” ujar Dirjen BUK.

Untuk membina, mengawasi dan melakukan penilaian iklan dan publikasi pelayanan kesehatan, Menteri Kesehatan membentuk Tim Penilaian dan Pengawasan Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan sebelum dan setelah ditayangkan iklan dan publikasi tersebut.

Berdasarkan penilaian tersebut, apabila iklan dan publikasi

melanggar peraturan maka im dapat memerintahkan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan untuk mengubah, menarik, menghilangkan atau menghenikan iklan dalam jangka waktu paling lama 7 hari kerja.

Jika dalam 7 hari pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan idak mengubah, menarik, menghilangkan atau menghenikan iklan yang melanggar maka dikenakan indakan administraif yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 30 hari kerja.

Tindakan administraif berupa pencabutan surat izin operasional/ surat izin prakik/surat izin kerja/surat izin profesi untuk sementara waktu paling lama 1 (satu) tahun; dan pencabutan surat izin operasional/ surat izin prakik/surat izin kerja/surat izin profesi untuk selamanya.§ Smd

Direktur Jenderal bina Upaya Kesehatan (bUK), dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS

Jumpa pers Rumah Sakit boleh beriklan.


(19)

ulitnya membina pengobat tradisional (Batra). Banyaknya jenis Batra merupakan salah satu kendala karena idak semua terideniikasi. Apalagi jenis Batra ini juga tumbuh dan berkembang di pedesaan dan wilayah yang jauh dari pantuan pemerintah. Selain itu, sisi keamanan, mutu dan azas kemanfaatan belum semua jenis Batra dapat dibukikan secara medis (ilmiah). Sampai saat ini jenis Batra yang telah terbuki bermanfaat secara kesehatan baru Akupuntur.

Walau sulit, tetap harus mendapat perhaian. Sebab menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas 2010), 59,12% penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi jamu/ obat tradisional. Jadi secara peluang, obat tradisional dapat menjadi alternaif pengobatan bagi masyarakat. Sedang pengguna teringgi pada kelompok umur 55-64 tahun, pengguna perempuan lebih besar dibanding laki-laki dan pengguna masyarakat perkotaan lebih besar dibanding pedesaan.

Secara umum, Batra dikelompokan menjadi dua.

Pertama, kelompok pelayanan kesehatan tradisional keterampilan manual seperi pijat urut, patah

tulang, sunat, dukun bayi, releksi, akupressur, osteopat, shiatsu dan metoda sejenis lainnya. Kedua, Keterampilan menggunakan alat dan teknologi seperi chiropraksi, bekam, akupuntur dan metode sejenis lainnya.

Penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari griya (rumah), pondok yang memberi pelayanan perorangan atau kelompok. Sedangkan pelayanan kesehatan tradisional milik pemerintah antara lain; Sentra pengembangan dan penerapan pelayanan kesehatan tradisional (SP3T). Lembaga ini secara fungsional bertugas melakukan pengkajian, peneliian, pengujian, pendidikan dan pelaihan pelayanan kesehatan tradisonal.

Untuk mengawasi penyelenggaraan kesehatan

tradisional, pemerintah memiliki Balai kesehatan tradisonal masyarakat (LKTM), sebagai pelaksana teknis seingkat eselon III di lingkungan Kemkes yang bertugas memantau dan mengevaluasi pelayanan kesehatan tradisional. Di samping itu juga mempunyai Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM), unit pelaksana seingkat eselon IV yang bertugas melaksanakan pemantauan

dan evaluasi pelayanan kesehatan tradisional.

Demi menghindari pelayanan kesehatan tradisional yang membahayakan kesehatan, maka Batra harus mendapat bimbingan dan pelaihan yang benar dari Asosiasi Pengobat Tradisional sejenis. Berikutnya, Batra akan mendapat Surat izin pengobat tradisional dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat secara tertulis.

Sedangkan Batra yang metodenya belum teruji kemanfaatan dan keamanannya akan memperoleh surat terdatar pengobat tradisional (SPPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat.

Berhubung banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan pengobat tradisional, maka proses rujukan ke Puskesmas terdekatpun menjadi solusi. Sebab idak semua penyakit dapat ditangani oleh Batra. Hal ini ditegaskan dalam rencana pedoman penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan.

Walau buku panduan tersebut belum sempurna, paling idak sudah mengarah pada upaya pembinaan Batra menjadi lebih baik. Sebagai langkah awal menuju perbaikan yang komprehenship.§ Pra

S

Sulitnya

Membina

battra


(20)

MEDIA UTAMA

M

enteri Kesehatan,

dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH memimpin delegasi Indonesia pada World Health Assembly (WHA) ke 64 di Jenewa yang diselenggarakan tanggal 16 - 24 Mei 2011. Tahun ini, sidang teringgi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dihadiri 193 negara anggota dengan tema “Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular”.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, drg. Muri Utami, MPH, yang juga anggota delegasi RI, mengatakan Menteri Kesehatan

berpidato di WHA pada sidang hari kedua, Selasa 17 Mei 2011 dengan penekanan pada status dan prioritas pencegahan dan pengendalian penyakit idak menular serta penuntasan pembahasan “Kerangka Kesiapan Pandemi Inluenza untuk Virus dan Akses pada Vaksin dan Manfaat Lainnya” yang dipelopori dan diperjuangkan Indonesia sejak tahun 2007.

Selain “Kerangka Kesiapan Pandemi Inluenza untuk Virus dan Akses pada Vaksin dan Manfaat Lainnya”; resolusi yang dibahas pada WHA kali ini adalah “Struktur Pembiayaan Kesehatan dan Universal Coverage”;

“Penguatan Tenaga Kesehatan”; “Penguatan Kapasitas dan Ketahanan Sistem Kesehatan Nasional dalam Kedaruratan dan Penanggulangan Bencana”; “Penguatan Keperawatan dan Kebidanan”; “Penguatan Dialog Kebijakan Kesehatan untuk Membangun Kebijakan, Strategi dan Perencanaan yang Lebih Kuat”; “Malaria”; “Pencegahan Kecelakaan pada Anak”; “Mekanisme Pengendalian dan Pencegahan Kolera”.

Dilaporkan bahwa WHA juga membahas sejumlah topik teknis lainnya yaitu: MDGs bidang kesehatan, Penguatan Sistem Kesehatan,


(21)

MENTERI

KESEHATAN

PIMPIN

DELEGASI RI

PADA SIDANG

WORLD HEALTH

ASSEMBLY KE-64

Imunisasi, HIV, Obat Palsu/Substandard; Eradikasi Cacar Air; Pencegahan dan Pengendalian Penyakit-penyakit Tidak Menular; Gizi pada Anak; dan Risiko Kesehatan Anak Muda.

Delegasi RI pada WHA ke-64 ini terdiri dari Kepala Perwakilan Tetap RI untuk PBB di Jenewa/Duta Besar Dian Triansyah Djani; Direktur Jenderal P2PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, dr. Supriyantoro; Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Hubungan Kerjasama Internasional dan Kelembagaan, Drs. Bambang Guritno, MIA; Depui Badan POM Dra. Lucky

Slamet; Kepala Pusat Komunikasi Publik drg. Muri Utami, MPH., Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular, dr. Azimal; Kepala Pusat

Kerjasama Luar Negeri, Dra. Niniek K. Naryaie; dan Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Drs.Bahdar J.Hamid.§ MU,Smd

KEGIATAN KEKETUAAN ASEAN

bIDANG KESEHATAN TAHUN 2011

1. Oicial Launch of The ASEAN Dengue Day, 15 Juni 2011 di Jakarta 2. The Third Confrerence on Tradiional Medicine

# Pre-Conference : 20-21 Juni 2011 di Yogyakarta

# Conference : 31 Oktober - 2 November 2011 di Tawangmangu 3. 19th Meeing of ASEAN Task Force on AIDS (ATFOA), November 2011 di


(22)

MEDIA UTAMA

SIDANG WHA

BAHAS

ENAM BELAS

TOPIK

S

idang Majelis Kesehatan Dunia atau World Health

Assembly (WHA) digelar

tanggal 16 -24 Mei 2011 di Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia, Jenewa, Swiss. Acara ini merupakan perhelatan besar/sidang tahunan membahas 16 topik yang selanjutnya akan diputuskan sebagai Deklarasi yang mengikat semua negara untuk melaksanakannya.

drg. Muri Utami, MPH, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan yang juga anggota

delegasi RI dalam sidang WHA ke-64 mengatakan, ke-enambelas topik yang dibahas adalah sebagai berikut :

Pertama, adalah Pandemic inluenza preparedness: sharing of inluenza viruses and access to vaccines and other beneits. Topik ini sangat pening bagi Indonesia sebagai pemrakarsa dan salah satu leading country dalam isu ini.

Topik selanjutnya adalah Implementaion of the Internaional Health Regulaions (IHR 2005) yang akan berlaku penuh tahun 2012. Topik ini membahas Report of the Review Commitee on the Funcioning of the Internaional Health Regulaions (2005) in relaion to Pandemic (H1N1) 2009. Indonesia merupakan salah satu dari 29 member Review Commitee

yang menilai laporan WHO dalam mengatasi pandemi H1N1 2009 dan IHR.

Topik ke-iga adalah Health-related Millennium Development Goals. Dalam topik ini dibahas dua isu utama yaitu Neglected Tropical Diseases dan Pneumonia.

Topik ke-empat yang dibahas adalah

Health system strengthening yaitu

penguatan sistem kesehatan terkait dengan rencana operasional, program, dan agenda poliik.

Ke-lima membahas Global immunizaion vision and strategy yaitu visi dan strategi imunisasi global. Dalam kaitan ini, China, India, Indonesia dan Nigeria memulai dengan vaksin HIB serta menegaskan kembali bahwa imunisasi sebagai komponen utama pelayanan kesehatan dasar dan program Decades of Vaccine 2011 – 2020.

Ke-enam, Drat strategi WHO tentang HIV 2011 – 2015 dengan empat sasaran yaitu mengurangi infeksi baru, kasus anak, kemaian dan TB HIV. Empat strategi tersebut adalah meningkatkan program, integrasi program lain, jaminan keberlanjutan dan hilangkan hambatan akses.

Ke-tujuh, pengendalian obat palsu dan obat sub standar.

Ke-delapan, eradikasi cacar air (smallpox eradicaion) pemusnahan

stok virus cacar (variola) yang terdapat di USA dan Rusia.

Ke-sembilan, mekanisme

pengendalian dan pencegahan kolera. Ke-sepuluh, pengendalian

malaria dengan meningkatkan program, mulai pengendalian vektor, diagnosis, masalah resistensi obat dan kemungkinan penggunaan vaksin malaria

Ke-sebelas, membahas eradikasi penyakit dracunculiasis bersama penyakit polio yang akan dieradikasi dari muka bumi.


(23)

pengendalian dan pencegahan penyakit idak menular melalui berbagai pertemuan internasional di Jakarta, Moskow, dan lain-lain.

Ke-igabelas, membahas rencana implementasi gizi pada bayi, anak dan ibu.

Ke-empatbelas, membahas pencegahan kecelakaan pada anak. Di dunia seiap tahunnya terdapat 830.000 anak meninggal karena kecelakaan, arinya di dunia sekitar 2.000 keluarga kehilangan anaknya seiap hari.

manajemen keamamanan air minum untuk konsumsi manusia.

Ke-enambelas, membahas risiko kesehatan anak muda karena di dunia terdapat 1,822 milyar anak muda usia 10 sampai 24 tahun, dan dari jumlah itu 2,6 juta anak muda meninggal seiap tahun.

Pada sidang WHA ke-64 tahun ini delegasi RI dipimpin oleh Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dengan anggota Kepala Perwakilan Tetap RI untuk PBB di Jenewa/Duta Besar Dian Triansyah Djani; Direktur Jenderal

P2PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, dr.Supriyantoro; Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Hubungan Kerjasama Internasional dan Kelembagaan, Drs. Bambang Guritno, MIA; Depui Badan POM Dra.Lucky Slamet; Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dr.Azimal; Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri, Dra. Niniek K. Naryaie; dan Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Drs.Bahdar J.Hamid.§


(24)

MEDIA UTAMA

MENKES RI ADAKAN

PERTEMUAN BILATERAL

DENGAN MENKES CINA

D

i sela-sela pertemuan

World Health Assembly

ke 64, Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Kesehatan Republik Rakyat Cina tanggal 17 Mei 2011 di Jenewa.

Dr. Muri Utami, MPH, Kepala Pusat Komunikasi Publik yang juga anggota Delegasi RI mengatakan, dalam pertemuan bilateral dibahas kemungkinan kerjasama kesehatan

Joint Commitment tentang

pengawasan obat-obatan yang

beredar di kedua negara”; Peningkatan kerjasama Badan POM Indonesia dengan State Food and Drugs

Adminiatraion Cina untuk Tradiional

Medicine”; “Peningkatan kerjasama

di bidang peneliian obat Tradisional”, dan “Pengembangan Sister Hospital

untuk Transplantasi Hai”

Selain itu dalam pertemuan bilateral tersebut Menteri Kesehatan RI juga meminta dukungan Pemerintah Cina atas pencalonan Prof. Dr. Indroyono Soesilo sebagai calon Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Indroyono adalah doktor lulusan Universitas IOWA yang saat ini menjabat Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Visi yang akan dijalankan Prof. Indroyono dalam memimpin FAO yaitu pangan harus tersedia, terjangkau/ terbeli dan aman dari segi kesehatan

dan kehalalannya. Dengan misi mengurangi ingkat kelaparan dunia yaitu bantuan langsung kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Di akhir pertemuan tersebut Menkes RI mengundang Menkes Cina untuk melakukan kunjungan kerja ke Indonesia membahas lebih lanjut komitmen kerja sama dengan pemerintah Indonesia.

World Health Assembly (WHA) ke

64 di Jenewa diselenggarakan pada tanggal 16 - 24 Mei 2011. Sidang kali ini bertema “Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular”.Dihadiri oleh193 negara anggota.§ MU,Smd


(25)

MEKANISME BARU

VIRUS SHARING

USULAN INDONESIA

DITETAPKAN

SEBAGAI

RESOLUSI WHA

M

ekanisme baru Virus

Sharing dan Akses pada Vaksin dan Manfaat lainnya serta Standard Material Transfer

Agreement (SMTA) usulan Indonesia,

akhirnya ditetapkan sebagai Resolusi Majelis Kesehatan Dunia(World Health

Assembly)No. 64/56 pada Sidang WHA

ke-64 yang berlangsung tanggal 16-24 Mei 2011 di Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jenewa Swiss.

Kepala Pusat Komunikasi Publik drg. Muri Utami, MPH, yang juga anggota Delegasi RI mengatakan, penetapan resolusi ini merupakan kesuksesan besar dan mengakhiri perjuangan negara-negara berkembang, yang dimotori oleh Indonesia sejak tahun 2007 di bawah kepemimpinan Menteri Kesehatan saat itu, Dr. dr. Sii Fadilah Supari, Sp.JP (K). Indonesiapada waktu itu berinisiaif untuk mendobrak sistem penanganan pandemi inluenza dan tatanan penggunaan virus yang telah berlaku selama 64 tahun yang dinilai idak adil, idaksetara danidak transparan.

Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH., dalam pernyataannya mewakili negara-negara WHOSouth East Asian Region, menyebut resolusi ini sebagai pencapaian muliadalam tatanan kesehatan publik global, karenamembentuk mekanisme internasional yang menjamin idak hanya kepeningan kesehatan publik global, namun juga perlindungan umat manusia dengan adil, transparan dan setara.

Lebih lanjutMenteri Kesehatan RI menyatakan resolusi ini merupakan langkah awal menuju mekanisme internasional yang lebih baik yang memerlukan langkah-langkah implementasi yang nyata. Menkes RI mendesak agarsegera dibentuk Advisory Group sehingga negara-negara anggota WHO (World Health Organizaion), sektor swasta yang terlibat, dengan peranan strategis WHO dapatmemonitor dan mengawasi pelaksanaan kerangka virus sharing dan akses pada vaksin dan manfaat lainnya serta SMTA ini.


(26)

MEDIA UTAMA

26

Sementara itu, dunia pun menyambut posiif ditetapkannya resolusi ini. Seluruh negara anggota WHO sepakat kerangka ini adalah tonggak bersejarah di bidang kesehatan publik yang meletakkan fondasi untuk kesiapan pandemi yang lebih terkoordinir, komprehensif, dan setara yang mengarah pada dunia yang lebih sehat dan aman.

Dukungan serupa juga diungkapkan Menteri-Menteri Kesehatan negara anggota Gerakan Non-Blok serta 7 negara inisiator the Foreign Policy and Global Health (FPGH) yaitu Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, Norwegia, Perancis, Senegal, dan Thailandyang menyebut resolusi ini sebagai contoh konkrit dan posiif dari solidaritas global untuk kesehatan publik serta eratnya hubungan kebijakan kesehatan publik global dan kebijakan luar negeri. Beberapa negara, seperi Bangladesh, India dan Swiss, bahkan memberikan pernyataan khusus untuk mengapresiasi Indonesia atas inisiaif dan kepemimpinannya memperjuangkan keadilan dalam mekanisme virus sharing dan beneit

sharingbagi kepeningan kesehatan

publik global.

SEJUMLAH HAL PENTING YANG DISEPAKATI RESoLUSI INI ANTARA LAIN:

1. Deinisi materi biologis yang menjadi objek SMTA- materi yang termasuk dalam deinisiini adalah spesimen klinis manusia, virus yang diisolasi dari virus H5N1 ipe liar dan virus inluenza ipe liar lain yang berpotensi menimbulkan pandemic serta RNA yang diekstrak dari virus H5 N1 ipe liar;

2. Kontribusi Dana Kemitraan Tahunan - Pihak industri farmasi akan memberikan kontribusi dana tahunan sebesar 50% dari dana per tahun yang dibutuhkan untuk operasional WHO Global Inluenza Surveillance and Response System (WHO GISRS) mulai tahun 2012. 3. Standard Material Transfer

Agreement - Transfer material

hanya dapat dilakukan antara para pihak yang telah menandatangani

Standard Material Transfer Agreement (SMTA) baik antara anggota WHO GISRS (SMTA 1) maupun pihak di luar WHO GISRS seperi laboratorium non pemerintah, universitas, industri farmasi swasta dengan WHO (SMTA 2).

4. Mekanisme Pelacakan dan Pelaporan – system elektronik digunakan untuk melacak secara real ime dan transparan, pergerakan materi biologis PIP di dalam dan ke luar dari WHOGISRS. 5. Hak Atas Kekayaan Intelektual

(HAKI) - Semua pihak idak diperbolehkan mengklaim HAKI dari materi bilogis PIP dan bagiannya yang ditransfer dari WHO GISRS

6. Pembagian Manfaat:

Manfaat yang imbul dari sharing virus H5N1 dan inluenza lain yang berpotensi pandemi harus dibagi dengan semua negara anggota, khususnya negara berkembang berdasarkan ingkat pendapatan, risiko kesehatan publik dan kebutuhannya, menetapkan harga vaksin berdasarkan iered

pricing (beringkat), donasi vaksin

dan alat deteksi, transfer teknologi & proses; dan pengembangan kapasitas laboratorium dan surveilans; lisensi non-eksklusif yang bebas royali kepada WHO yang bisa di sub-lisensikan kepada produsen di Negara berkembang; 7. WHOGISRS - Dibentuknya WHO

Global Inluenza Surveillance and Response System (WHO GISRS)

yaitu sisim jaringan internasional laboratorium inluenza yang dikoordinasikan WHO untuk melakukan surveilans, analisa risiko dan memberikan bantuan untuk kesiapan menghadapi pandemi. WHOGISRS mengganikan Global Inluenza Surveillance Network (GISN) yang sebelumnya ditentang Indonesia karena idak memberikan keadilan, kesetaraan dan transparansi.

Dibukanya akses terhadap virus inluenza dan manfaat-manfaat lain berari membuka peluang besar untuk

para penelii negara berkembang untuk meningkatkan kapasitas peneliiannya sehingga Indonesia dan negara berkembang lainnya dapat mengembangkan alat diagnosik, vaksin dan obat- obatan terhadap virus H5N1 dan virus lainnya yang berpotensi pandemi, termasuk H1N1.

Menkes Endang Rahayu

Sedyaningsih, yang mengikui proses bergulirnya mekanisme ini di tahun 2007 dan sejak memimpin Kementerian Kesehatan di akhir tahun 2009

memberi arahan yang tegas dan jelas serta terlibat dalam proses negosiasi ini, telah memberikan apresiasi kepada seluruh delegasi Indonesia yang secara gigih dan idak kenal lelah memperjuangkan kesepakatan dunia tentang mekanisme virus sharing dan beneit sharing yang lebih adil, transparan dan setara ini.

Penghargaan tersebut terutama ditujukan kepadaDr. dr. Sii Fadilah Supari, Sp.JP (K), Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, DTM&H; dr. Triono Sundoro; Dubes Bambang Guritno; Dubes Dr. Makarim Wibisono; Dr. Widjaja Lukito, PhD, Sp.GK.; David Handyono Mulyono, Sp,PD, PhD; dr. Indriono Tantoro MPH; dan Dra. Niniek Kun Naryaie dari Kementerian Kesehatan RI. Jugakepada pejabat Kementerian Luar Negeri baik di Pusat maupun di Perwakilan RI Jenewa: Dubes Dian Triansyah Djani, Dubes Desra Percaya, Dubes I Gusi Agung Wesaka Puja, Sunu. M Soemarno, Cecep Herawan: Acep Soemantri, Achsanul Habib yang melakukan pendekatan diplomasi kepada negara-negara, sehaluan (Like minded countries) ASEAN, WHO SEARO, FPGH danGerakan Non Blok.

Menkes RI juga memberikan apresiasi kepada Direktur Jenderal WHO Dr. Margaret Chan, Ketua

Intergovernmental Meeing Jane Halton dari Australia, serta para Ketua Open Ended Working Group Duta Besar Bente Angel Hanssen dari Norwegia, dan Duta Besar Juan Jose Gomez Camacho dari Meksiko atas kepemimpinan dan kerja keras mereka untuk tercapainya kesepakatan untuk kepeningan kesehatan publik global.§ MU,Smd


(27)

Menelusuri

Daerah

Bermasalah

Kesehatan

L

uasnya wilayah Indonesia, yang terbentang dari Sabang hingga Meroke, terdiri dari ribuan pulau, memungkinkan terjadinya daerah-daerah bermasalah kesehatan. Banyak faktor yang menyebabkan masalah kesehatan itu diantaranya geograi, ketenagaan, biaya, teknologi, sarana dan

berbagai penyebab lainnya. Sehingga diketemukan ada daerah yang secara ekonomi idak bermasalah, tapi secara kesehatan bermasalah. Demikian juga sebaliknya, ada

daerah yang secara ekonomi bermasalah, tapi secara kesehatan tak bermasalah. Hal ini memberi dorongan, sebenarnya semua daerah mempunyai peluang menjadi tak bermasalah dalam kesehatan.

Berdasarkan para pakar bidang kesehatan disepakai 24 indikator kesehatan terpilih terdiri dari 11 indikator mutlak, 5 indikator pening dan 8 indikator untuk menetapkan daerah bermasalah kesehatan (DBK). Diantara indikator tersebut antara lain prevalensi balita gizi buruk dan kurang, balita pendek dan sangat

pendek, balita kurus dan sangat kurus, cakupan imunisasi lengkap dan penimbangan balita.

Ke 24 indikator sering disebut sebagai indikator komposit yang dirumuskan dari iga data kesehatan berbasis komunitas yakni Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Survei Ekonomi Nasional (Susenas) dan Potensi Desa (Podes). Indikator tersebut untuk menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan suatu daerah yang diberi nama Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM).


(28)

MEDIA UTAMA

Nilai IPKM berkisar 0-1. Angka 0 (Nol) menggambarkan nilai terburuk dan angka 1(satu) menggambarkan nilai terbaik. IPKM terendah adalah 0,247059 ditempai Kabupaten Pengunungan Bintang, Provinsi Papua dan teringgi 0,708959 ditempai Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

DAERAH bERMASALAH KESEHATAN (DbK)

DBK adalah kabupaten/kota yang mempunyai nilai IPKM diantara rata-rata sampai dengan – 1 (minus satu), tetapi mempunyai nilai kemiskinan di atas rata-rata untuk masing-masing kelompok kabupaten dan kota. Ada dua kelompok Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).

Pertama, Daerah bermasalah kesehatan

berat (DBK-B), adalah kabupaten / kota mempunyai nilai rata-rata lebih rendah dari rata-rata IPKM.

Kedua, Daerah Bermasalah Kesehatan Khusus (DBK-K) yakni Kabupaten/Kota yang mempunyai masalah khusus seperi yang terkait dengan geograis, yaitu daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Selain itu juga terkait dengan sosial budaya, adat, tradisi yang mempunyai dampak buruk terhadap kesehatan. Juga terkait dengan penyakit tertentu disuatu daerah, seperi Fasciolopsis buski di Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan, Schistosomiasis disekitar Danau Lindu Provinsi Sulawesi Tengah.

Dengan kriteria tersebut, saat ini terdapat 130 kabupaten/kota Daerah Bermasalah Kesehatan yang terdapat di 28 Provinsi. Untuk penanganan daerah bermasalah kesehatan diutamakan

DBK dengan IPKM rendah dan angka kemiskinan inggi yakni Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua dengan 80 Kab/Kota DBK.

PENANGGULANGAN DAERAH bERMASALAH KESEHATAN (PDbK)

PDBK merupakan upaya kesehatan terfokus, terintegrasi, berbasis buki, dilakukan secara bertahap di daerah yang menjadi prioritas bersama kementerian terkait. Program ini diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu, sampai mampu mandiri menyelenggarakan kewenangan dibidang kesehatan.

Selain itu, program dilakukan secara terintegrasi dalam perencanaan, penganggaran, dan penerapan berbasis evidence. Sesuai hasil Riskesdas dan Podes program dimulai secara bertahap dari Kab/Kota IPKM rendah dan angka kemiskinan inggi, dalam jangka waktu tertentu, sampai masalah kesehatan dapat ditangani dengan baik.

Khusus perencanaan, Kabupaten / Kota harus mengacu pada Pedoman Perencanaan dan arah kebijakan yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan ingkat Kab/Kota, Provinsi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan kementerian Keuangan. Selain mengikui ketentuan tersebut, juga harus melakukan terobosan/ inovaif yang masih dibenarkan ketentuan yang berlaku. Terobosan tersebut harus menguntungkan sebesar-besarnya

untuk rakyat. Selain itu juga memberi support bagi pemberi layanan kesehatan seperi bidan desa, kader kesehatan dan operasional pelayanan posnyandu.

Perencanaan harus terkait langsung dengan 24 indikator IPKM, dengan memilih kegiatan yang kreaif dan inovaif spesiik daerah. Untuk

memperoleh hal ini, proses perencanaan harus melibatkan unsur DBK daerah mulai bidan desa, kader pos nyandu, hingga struktur pejabatan ingkat kabupaten / kota maupun provinsi. Masing-masing menyampaikan ide-ide secara terbuka untuk mencari solusi berdasarkan pengalamannya selama ini.

PENDAMPINGAN

Ini dari PDBK adalah pendampingan daerah. Dengan adanya pendampingan, diharapkan DBK dapat mengideniikasi masalah, mengurai, mengatasi dengan pelaksanaan kegiatan yang kreaif, inovaif dengan menggerakan ujung tombak pelayanan kesehatan, terutama yang memiliki keberhasilan inggi bagi peningkatan IPKM.

Siapa pendamping ?. Ia seorang mentor, guru, pembimbing dan penasehat. Bekerja dengan sepenuh hai dan kemampuan, simpaik dalam mendampingi dan siap dalam kebersamaan mencari solusi terbaik. Tapi pendamping bukan berari seorang ahli dan maha hebat segala bidang, tanpa kekurangan dan kekeliruan. Paling pening, pedamping harus menjadi pendengar yang baik, menginspirasi solusi dan menjadi teman diskusi yang menyenangkan.

Selain itu, pendamping harus mampu menghubungan berbagai potensi yang tersedia di daerah maupun pusat, mulai dari SDM, metode, jejaring dan pendanaan. Ia bekerja secara mandiri, baik teknis maupun administrasi, sehingga secara material maupun non material idak mengganggu daerah. Tim pendamping terdiri dari pemangku jabatan struktural maupun fungsional pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Mereka berusaha keras membantu masalah kesehatan daerah secara teknis dan non teknis.

Penanggulangan daerah bermasalah kesehatan, menekankan pada prinsip


(29)

non material, yakni fokus pada memanfaatkan kapasitas dan potensi yang terdapat di daerah. Mendorong terjadinya sinkronisasi program, sumber daya, tenaga dan potensi lainnya menjadi satu kesatuan yang efekif dan eisien. Untuk itu proses pembinaan dan pembimbingan bagi semua unsur menjadi pening, mulai dari pengambil keputusan sampai masyarakat yang menjadi objek sekaligus sobjek pembangunan kesehatan.

bELAJAR DARI SULbAR

Geliat pembangunan terasa nyata di Sulawesi Barat. Provinsi Baru pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan enam tahun lalu, masih terus mematut diri mengejar keteringgalan dengan provinsi lain yang telah lahir lebih dahulu. Sebagai pendatang baru masih harus berbenah diri mulai dari infrastruktur berupa jalan raya, fasilitas layanan kesehatan, pasar dan hotel tampak menata dan merias diri, agar tampak elok dan menawan.

Dalam bidang kesehatan, Sulbar tergolong daerah bermasalah kesehatan. Angka Kemaian Ibu dan Angka

Kemaian Bayi inggi, Cakupan imunisasi belum maksimal dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Menyadari adanya masalah kesehatan yang melilitnya, Gubernur Provinsi Sulbar turun langsung memimpin gerakan perbaikan masalah kesehatan. Selama 3 hari 13-15 April 2011, seluruh pejabat dan pemangku program kesehatan provinsi, kabupaten, rumah sakit dan puskesmas dikumpulkan untuk mendapat

pencerahan tentang pemberdayaan masyarakat dari im pusat yang dipimpin Dr. Triyono Sundoro. Selanjutnya mereka berdiskusi untuk merumuskan rencana aksi yang akan dikerjakan tahun 2011 ini.

Mereka harus mengopimalkan seluruh potensi SDM, Masyarakat dan pendanaan yang ada dari pusat dan pemerintah daerah. Melalui opimalisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan pembangunan kesehatan di Sulbar, sehingga pada tahun berikutnya Sulbar dapat naik kelas dari sisi pembangunan kesehatannya.§ Pra

MENKES

KOMBINASIKAN

PDBK DAN RIFASKES

P

rogram DBK (Daerah Bermasalah Kesehatan) dan Rifaskes ( Riset Fasilitas Kesehatan) merupakan kombinasi antara pendampingan para

pemangku kebijakan di ingkat pusat dan provinsi dengan pengamatan yang dilakukan para penelii. Dengan kombinasi ini diharapkan dapat dirumuskan upaya intervensi yang tepat dan efekif sehingga IPKM daerah tersebut dapat diperbaiki secara bermakna.

“Hasil dari kedua kegiatan ini akan menjadi masukan guna penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan berbasis buki (evidence-based)”, ujar Menkes.

Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH (21/4) meluncurkan Program Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) dan Riset Fasilitas

Kesehatan (Rifaskes) di Jakarta. Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) adalah upaya kesehatan terfokus, terintegrasi, berbasis buki dan dilakukan secara bertahap di daerah yang menjadi prioritas bersama kementerian terkait.

Sedangkan Rifaskes adalah upaya untuk memetakan masalah ketersediaan fasilitas kesehatan serta kecukupan, distribusi sumber daya tenaga kesehatan dan indeks kinerja rumah sakit (RS) dan Puskesmas. Rifaskes adalah peneliian berskala nasional yang melibatkan lebih dari 9.000 Puskesmas dan lebih dari 650 RS umum pemerintah sebagai sasaran peneliian.

Kedua kegiatan dilakukan

mengingat luasnya wilayah Indonesia dan tantangan yang dihadapi berupa kurangnya fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia


(30)

MEDIA UTAMA

kesehatan. Tantangan ini akan makin jelas jika dikaitkan dengan disparitas sosio-ekonomi masyarakat, geograis, serta kapasitas Pemerintah Daerah.

Oleh karena itu diperlukan koordinasi dan dukungan dari jajaran kesehatan ingkat Pusat dan Daerah serta lintas sektor terkait seperi : Kementerian Dalam Negeri, Kementerian terkait lain, TNI-POLRI, Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

dan Pemerintah Daerah.

Menurut Menkes, Rifaskes akan melengkapi Riskesdas dengan menghasilkan data dasar fasilitas kesehatan serta indeks kinerja Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas. Dengan menyandingkan IPKM hasil Riskesdas dengan Indeks Kinerja RS dan Puskesmas, akan didapat gambaran yang lebih lengkap dan komprehensif tentang situasi kesehatan di daerah.

Tujuan Rifaskes untuk mendukung pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010 - 2014, khususnya dalam penerapan strategi mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu, berkeadilan dan berbasis buki; pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang merata dan bermutu; serta penerapan strategi ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat serta alat kesehatan.

Selain itu, Rifaskes diharapkan memberikan manfaat dalam mendukung strategi pencapaian Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Coverage; masukan dalam penyusunan kebijakan fasilitas kesehatan ingkat lanjutan di RS sesuai

dengan UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; serta masukan untuk revitalisasi Puskesmas.

Dengan membandingkan potret fasilitas kesehatan di daerah hasil Rifaskes dan hasil kegiatan PDBK, dapat diideniikasi dengan lebih tepat dan berimbang peran Pemerintah Pusat/Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam perencanaan pengembangan fasilitas kesehatan, tambah Menkes.

Menkes mengharapkan agar keberhasilan PDBK dan Rifaskes menjadi momentum kebangkitan Badan Litbangkes sebagai lokomoif pembangunan kesehatan berbasis buki. Dalam pelaksanaan kedua kegiatan strategis ini semua komponen mempunyai peran pening dan idak ada komponen yang lebih pening dari komponen lainnya.

Oleh karena itu, para pelaksana kegiatan PDBK dan Rifaskes; para pendamping, penelii, teknisi litkayasa, pelaksana administrasi manajemen, dan seluruh jajaran kesehatan di ingkat Pusat dan Daerah agar melaksanakan tugas dengan opimal, cerdas dan tangkas guna mewujudkan tercapainya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.§ Pra dr. R. Triono

Soendoro, Ph. D. SAM bidang Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan.


(31)

DAHSYATNYA MANFAAT

AIR SUSU IBU (ASI)

ayi manusia minum air susu manusia, Anak sapi minum air susu sapi, ini merupakan prinsip yang tak dapat diubah. Sebuah disain sedemikian sempurna untuk makhlukNya. Amat disayangkan, bila aneka rupa iklan susu bubuk membuat masyarakat memilih susu sapi, bukan ASI ( air susu ibu). Padahal ASI jauh lebih baik untuk bayi dibanding yang lain.

KELEbIHAN AIR SUSU IbU (ASI) DAN MANFAAT MENYUSUSI

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurilogis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

ASPEK GIzI

MANFAAT KoLoSTRUM

Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang inggi dan mengandung karbonhidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertamaberwarna hitam kehijauan.

ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang

b

sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

KoMPoSISI-TAURIN,DHDA-AA-PADA-ASI

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmiter

dan berperan pening untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa deisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada reina mata.

Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated faty acids) yang


(1)

BECKY TUMEWU

GIAT JALANI POLA HIDUP SEHAT

menJaga pola hidup sehat jadi prioritas utama presenter Rebecca

Tumewu alias Becky Tumewu. Banyaknya akivitas yang dijalani di dunia entertainment, mengharuskan Becky menjaga tubuhnya agar jauh dari penyakit berbahaya.

“Aku aku selalu menjaga pola hidup sehat, karena dengan pola hidup sehat, hidup kita juga ikutan sehat,” terangnya.

Becky mengakui, dirinya kerap bersentuhan dengan kehidupan yang idak sehat dalam menjalankan akivitasnya di dunia hiburan.

Mulai dari kerja hingga larut malam, kepulan asap rokok yang terhirup selama bekerja, dan terkadang melupakan waktu makan adalah hal-hal yang sering dialami Becky saat menjalani akivitasnya.

“Sekarang I make ime for myself untuk bisa hidup sehat, mulai dari olahraga teratur, makan makanan yang bergizi dan mengatur waktu dan jam kerja supaya cukup berisirahat,” tutupnya.

Berolahraga sudah seperi menu wajib baginya dan keluarga. Biasanya, senam menjadi pilihan saat melakukan kegiatan di rumah. Selain itu, gym 3 kali seminggu dan pilates juga dilakukan.

Walau kadang harus bekerja di kantor, Becky yang namanya popular lewat perannya di “Lenong Rumpi”, ia selalu menyempatkan diri melakukan peregangan meski hanya sebentar.

“Saya kadang senam sambil duduk, tarik nafas dalam sambil peregangan aja di kantor,” ujarnya.§

CANTIK ALAMI

DIAN

SASTRO

keCanTikan alami idak datang begitu

saja. Dian Sastrowardoyo, misalnya, memiliki kulit bersih dan kecanikan alami berkat perawatan intensif.

“Tidak mengikui tren, idak

berpatokan bahwa canik bertubuh seksi, puih, inggi. Namun canik menurut diri kamu sendiri. Dan konstruksi persepsi canik diri sendiri, yang dimulai dari keyakinan diri sendiri,” jelas Dian seperi dikuip inilah.com.

Salah satu cara yang dipakai Dian untuk menjaga kecanikannya adalah dengan mengonsumsi vitamin. Bukan cuma satu jenis vitamin, tapi Dian bisa menelan beberapa vitamin sekaligus seiap harinya.

Selain mengkonsumsi vitamin, juga menekankan bahwa inner beauty

pada wanita sangat pening dan harus dikembangkan oleh diri sendiri.

Canik perlu luar dalam, idak hanya mengandalkan isik semata, namun dalamnya tumpul.

Isteri dari Indraguna Sutowo ini idak pelit berbagi mengenai kecanikan wanita. Bukinya ia idak hanya menuturkan makna canik, namun juga mengungkapkan ips-ips canik ala Dian Sastrowardoyo, seperi berikut:

- Konsumsi suplemen anioksidan sehari dua kali. Hal ini sudah ia lakoni sejak terjun ke dunia hiburan. - Menjaga kulit senaniasa bersih

dengan idak mengoleskan make up tebal dan lengkap di wajah seiap hari. Cukup bagian mata saja. Usahakan wajah hanya ditaburkan bedak, idak dengan make up lengkap. Ini menghindari wajah idak sehat, karena lupa membersihkan wajah saking sibuknya.

- Mengonsumsi makanan berserat dan organik.

- Menjauhi gorengan dan makanan mengandung kolesterol inggi. - Tidur dan isirahat yang cukup seiap

harinya.

- Olahraga untuk menjaga stamina seiap harinya dan ruin.§


(2)

68

MediakoMNo.30/JUNI/2011

kebiaSaan merokok sudah meluas di masyarakat di Indonesia dan cenderung meningkat terutama di kalangan anak dan remaja. Mengingat risiko dan dampak merokok bagi kesehatan baik bagi perokok

maupun orang disekitarnya yang idak

merokok (perokok pasif), diperlukan langkah-langkah pengendalian dan pengamanan bahaya rokok bagi kesehatan.

Penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) telah banyak diupayakan oleh berbagai pihak baik lembaga/instansi pemerintah maupun swasta dan masyarakat sebagai salah satu solusi menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO 2008). Pada tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat ke-5 konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang. Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menyebutkan bahwa penduduk berumur di atas 10 tahun yang merokok sebesar 29,2% dan angka tersebut meningkat 34,7% pada tahun 2010 untuk kelompok umur di atas 15 tahun. Prevalensi perokok pada kelompok umur 15-24 tahun naik hampir 10% dalam kurun 3

tahun dan pada umur produkif (25-34 tahun)

meningkat dari 29% (2007) menjadi 31,1% (2010).

Pada kenyataannya upaya yang telah dilakukan tersebut berpacu dengan kencangnya penjualan, periklanan/promosi dan atau penggunaan rokok. Asumsi lain, perokok juga membebankan biaya keuangan

dan risiko isik kepada orang lain. Beban

tersebut termasuk juga biaya pelayanan kesehatan. Agar permasalahan dan kondisi tersebut dapat dikendalikan, perlu dilakukan upaya pengendalian dan pengamanan terhadap bahaya merokok melalui KTR. Hal itu bertujuan untuk mempersempit area bagi perokok sehingga generasi sekarang maupun akan datang dapat terlindungi. Merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa dan komitmen bersama untuk mewujud KTR.

Buku ini disajikan dengan kalimat

sederhana, namun menarik dan sangat

berguna bagi kita meskipun idak disajikan

gambar-gambar.§

Nomor Klasiikasi : 363.738

Judul : Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok

impresum : Jakarta; Kementerian Kesehatan RI : Pusat Promosi Kesehatan.— 2011

kolasi : 56 hlm; 21 x 27 cm

Subyek : 1. SMOKING

2. TOBACCO SMOKE POLLUTION - ENVIROMENT

Pada tahun 2007, Indonesia mendudukiperingkat

ke-5 konsumen rokok terbesar setelah China,

Amerika Serikat, Rusia dan Jepang.


(3)

iSTilah ’Perubahan Iklim’ sering digunakan secara

tertukar dengan isilah ‘Pemanasan Global’. Fenomena

pemanasan global adalah merupakan bagian dari

perubahan iklim, karena parameter iklim idak hanya

temperatur, melainkan ada parameter lain yang terkait

seperi presipitasi, kondisi awan, angin, maupun radiasi

matahari. Sedangkan pemanasan global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang dekat permukaan bumi dan di troposfer, yang berkontribusi pada perubahan pola iklim global. Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya jumlah emisi Gas Rumah

Kaca (GRK) di atmosir.

Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi isik atmosir bumi yang terjadi idak hanya sesaat, tetapi

dalam kurun waktu yang panjang, antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia

(Kementerian Lingkungan Hidup, 2001). Perubahan

iklim sudah terjadi baik secara global maupun regional termasuk di Indonesia.

Hasil peneliian Hulme and Sherrand (1999) di Indonesia mengalami peningkatan temperatur 0,03˚C/tahun dan hujan meningkat 2 hingga 3% pertahun. Perubahan periode ENSO (El Nino Southern Oscillaion), normal adalah 3 sampai 7

tahun, saat ini 2 sampai 5 tahun (Ratag, 2001).

Penanganan dampak perubahan iklim merupakan

suatu upaya yang integraif dengan program

pembangunan suatu bangsa dan idak bisa dilakukan

secara terpisah dari mainstream pembangunan secara

umum. Sehingga upaya miigasi dan adaptasi perubahan

iklim harus diintegrasikan kedalam perencanaan pembangunan baik nasional maupun daerah. Dokumen

Bappenas tentang Indonesia Climate Change Sectoral

Roadmap, prioritas teringgi aksi upaya tersebut

akan diintegrasikan kedalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan perlu

dianisipasi, salah satu upaya sektor kesehatan adalah

melakukan adaptasi. Dalam implementasi adaptasi terhadap perubahan iklim, program-program kesehatan harus diintegrasikan dalam pengarustamaan program-program pembangunan di sektor lain.

Dalam menghadapi isu perubahan iklim, sektor kesehatan perlu strategi untuk penguatan kapasitas lokal, peningkatan koordinasi pusat-daerah, perencanaan dan pendanaan, sosialisasi agar masyarakat lebih memahami terhadap isu perubahan iklim, meningkatkan ketahanan keluarga miskin dan kelompok rentan lainnya, dan

melakukan peneliian-peneliian untuk menambah

pemahaman akan dampak perubahan iklim. Untuk itu Kementerian Kesehatan menyusun strategi Adaptasi Dampak Perubahan iklim yang dapat dilaksanakan baik

ingkat pusat maupun di daerah.

Buku ini berisi informasi yang mendasar tentang

dampak perubahan iklim terhadap kesehatan. Informasi yang disampaikan untuk menumbuhkan pemahaman

dasar tentang perlunya memberikan perhaian lebih

terhadap dampak perubahan iklim. Diharapkan buku ini dapat memberikan pemahaman lebih baik bagi pihak-pihak yang terkait.§

Nomor Klasiikasi : 613.11

Judul : Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

impresum : Jakarta : Kementerian Kesehatan RI : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan—

2011

kolasi : 42 hlm; 21 x 15 cm

iSbn : 978-602-8937-61-0


(4)

70

MediakoMNo.30/JUNI/2011

LENTERA

M

elayani itu kebutuhan, bukan beban,

sehingga idak harus menghindar

untuk memberikan pelayanan, apapun alasannya. Sebab hakekat melayani orang lain, adalah melayani diri sendiri. Apabila memperlakukan orang lain dengan baik, hakekatnya telah memperlakukan diri sendiri dengan baik. Sebalikya, bila

memperlakukan orang lain idak baik, sesungguhnya

telah memperlakukan buruk diri sendiri. Tegakah kita memperlakukan buruk kepada diri sendiri, padahal kita mampu memperlakukan orang lain dengan baik ?

Mungkin ada orang yang sinis dan ragu dengan

pernyataan di atas, tapi survey membukikan demikian,

sering menyebutkan “hukum karma”. Sebuah sebab-akibat yang akan terjadi dalam kehidupan. Kejadian sebab-akibat itu akan terjadi dalam waktu dekat atau jangka panjang

atas perbuatan masa lalu. Banyak balasan baik atau buruk

sebagai akibat perilaku kepada orang lain dimasa lalu.

Banyak jenis pelayanan dalam hidup ini, mulai dari

yang paling sederhana, murah dan tanpa modal, sampai pemberian yang penuh pengorbanan dan perjuangan. Semakin besar pengorbanan dan perjuangan dalam memberi pelayanan, semakin besar manfaat bagi orang

lain. Hal ini seperi yang dilakukan im sukarelawan Jepang untuk menjinakkan reaktor nuklir Fukujima, Jepang. Mereka

siap dengan segala risiko yang akan menimpa diri, demi menyelamatkan manusia di muka bumi dari bahaya reaktor nuklir.

Sedangkan pelayanan yang mudah dan murah, idak

memerlukan pengorbanan yang besar dan perjuangan yang

sulit. Seperi memberikan pelayanan antar jemput bagi

petugas jasa transportasi, milik pemerintah atau swasta. Pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit, klinik dan unit layanan kesehatan lainnya.

Mengapa mudah dan murah? Mudah, karena pelayanan tersebut sudah menjadi tugas harian, selalu berulang dengan kasus yang sama. Kalau ada pembelajaran sifatnya penambahan pengetahuan yang sudah ada, bukan hal baru

yang belum diketahui. Murah, idak memerlukan biaya.

Cukup dengan bekal pengetahuan yang dimiliki dapat

melayani kebutuhan masyarakat dengan baik. Bahkan masyarakat yang dilayani idak menerima pelayanan secara grais, mereka tetap rela mengeluarkan biaya atas jasa pelayanan tersebut. Bagi masyarakat miskin, jasa pelayanan

ditanggung pemerintah melalui jamkesmas, jamkesda atau jaminan kesehatan lainnya.

Melayani itu kebutuhan, bukan beban, mau tahu

bukinya? Pertama; lihatlah puluhan ribu pelamar ingin menjadi CPNS, mereka hakikatnya ingin menjadi pelayan. Walau formasi terbatas, mereka tetap berulangkali

mengikui test untuk menjadi pelayan. Bukankah mereka

butuh melayani? Terlepas setelah menjadi PNS ada yang meminta dilayani, bukan melayani.

Kedua; bagi mereka yang menjelang pensiun. Sejujurnya,

kalau ditanya dari lubuk hai yang paling dalam, mereka

juga enggan meninggalkan mimbar pelayanan. Mereka tetap ingin memberi pelayanan, walau sudah paripurna. Ini

buki bahwa melayani itu kebutuhan, bukan beban.

Sebagai pemberi layanan patut mensyukuri atas amanah tersebut. Masih banyak antrian panjang dibelakang

yang siap mengganikan peran itu, jika kita sudah idak mau. Mari kita nikmai wujud pelayanan ini dengan melayani sepenuh hai. Walau banyak variasi dan aneka

sifat masyarakat yang kita layani. Mari tetap tersenyum, bergembira dan berbahagia. Sebab kita telah mendapat amanah untuk melayani, sebagai kebutuhan hidup untuk

dinikmai. Selamat menikmai….!§

Prawito

MELAYANI ITU

KEbUTUHAN

banyak jenis pelayanan dalam hidup ini,

mulai dari yang paling sederhana, murah dan

tanpa modal, sampai pemberian yang penuh

pengorbanan dan perjuangan. Semakin

besar pengorbanan dan perjuangan dalam

memberi pelayanan, semakin besar manfaat

bagi orang lain.


(5)

H

idup memang serba terbatas, karena dibatasi penciptaNya. Terbatas umur, harta, kekuatan, penglihatan, pendengaran, ilmu pengetahuan dan keterbatasan lainnya. Tak ada yang berlebih tanpa batas. Sekalipun seluruh mahluk berkolaborasi dan bekerja sama untuk menerobos keterbatasan. Hasilnya tetap saja terbatas.

Mengapa harus dibatasi? Karena dengan keterbatasan justru memudahkan, bukan menyulitkan. Bayangkan...!,

keika manusia mempunyai umur tanpa batas, bumi akan

penuh sesak dengan manusia, sumber makanan akan habis dan akan terjadi huru hara, kekacauan yang tak berkesudahan. Tak ada regenerasi, semua akan berproses tanpa akhir.

Bayangkan..!, keika manusia dapat mendengar apa

saja, termasuk bunyi-bunyian halus, selama ini hanya

dapat didengar mahluk halus. Pasi telinga tak akan pernah isirahat mendengar. Terus dalam berisik dan bising, sulit idur dan isirahat. Untuk itulah mengapa pendengaran

manusia di batasi frekuensinya. Tak semua frekuensi dapat didengar.

Bayangkan...!, jika penglihatan manusia tak dibatasi, sehingga dapat melihat apa saja, termasuk benda yang berukuran milimikron. Mampu juga melihat mahluk halus yang bergentayangan dimana-mana. Ia duduk di

kursi, bermain di kamar idur, bahkan isirahat di ruang

kendaraan. Mereka memiliki aneka rupa wajah, ada yang sangat jelek, ada pula yang rupawan dan jelita. Betapa susahnya bila dapat melihat semua mahluk itu tanpa kuasa

mengendalikan, seperi mahluk nyata selama ini.

Bayangkan...!, bila manusia dapat melihat tembus tembok dan pakaian, sehingga tubuh manusia dapat terlihat dari ujung kaki sampai ujung rambut, walau telah berbusana tebal dan berlapis. Atau dapat melihat pikiran dan perasaan seseorang. Seandainya ada seseorang yang berpikiran buruk atau baik dapat saling melihat, niscaya mereka akan saling curiga, menuduh, membenci dan bermusuhan berkepanjangan. Sulit memberi maaf. Bila ini terjadi sudah tak ada lagi rahasia dalam hidup. Tak perlu lagi busana penutup aurat, tembok pemisah dan ruang privasi.

Demikian juga makan. Bila manusia diberi harta yang

berlimpah, kemudian boleh makan apa saja dan kapan saja tanpa batas. Lalu sebesar apakah perut dan badannya? Sementara tubuh yang sehat, indah dan bugar yakni mereka yang makan secara terpilih dan terbatas. Masihkah menginginkan keberlimpahan tanpa batas ?

Sebaliknya, bila lepas kendali justru idak menemukan kenikmatan. Mari kita perhaikan, seperi orang

menggunakan kendaraan mewah dan nyaman,

bila digunakan ugal-ugalan dan lepas kendali, idak

mengindahkan rambu-rambu, jalan raya serasa milik sendiri, orang lain dianggap ngontrak, maka akan berakhir dengan kehancuran.

Terbatas itu nikmat dan menentramkan. Sebagai contoh;

keika lapar, lalu makan dan berheni makan sebelum kenyang, pasi lebih nikmat dibanding makan

sekenyang-kenyangnya. Apalagi yang dimakan memang terbatas,

kemudian ia rela berbagi dengan yang lain. Pasi akan lebih nikmat. Menikmai idak sendirian, juga berbagi dengan orang lain yang ikut menikmai.

Keterbatasan itu memang kodrai. Dibatasi untuk dapat menikmai. Maka, tak perlu sedih dengan keterbatasan.

Jikapun berlebih, harus membatasi diri, bila ingin

menikmai. Jadi kemampuan menikmai seiring dengan

kemampuan membatasi, bukan lepas tanpa kendali.

Selamat menikmai keterbatasan...!§

Terbatas itu Nikmat

Prawito

Seandainya ada seseorang yang

berpikiran buruk atau baik dapat

saling melihat, niscaya mereka akan

saling curiga, menuduh, membenci

dan bermusuhan berkepanjangan. Sulit

memberi maaf. bila ini terjadi sudah

tak ada lagi rahasia dalam hidup. Tak

perlu lagi busana penutup aurat, tembok

pemisah dan ruang privasi.


(6)

68

MediakoMNo.29/APRIL/2011