Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi

612.3
Ind

p

PfDOMAN TEK IS
PfMA TAUAN STATUS Gill

M]セ@

12.3

J

.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

;--;

, -lo ..' .... .. "'':'' セ@


PEDOMAN TEKNIS
PEMANTAUAN STATUS GIZI

.......................... . -

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DITJEN BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
DIREKTORAT BINA GIZI
JAKARTA

2014

Katalog Dalam Terbitan, Kementerian Kesehatan RI
612 .3
Ind

p

Indonesia . Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi ---Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2014
ISBN 978-602-235-564-9
1. Judul I. NUTRITIONAL STATUS-GUIDELINES
II. DATABASE AS TOPIC

KATA PENGANTAR

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara jumlah asupan zat gizi dengan jumlah kebutuhan zat gizi
oleh tubuh untuk berbagai proses biologis. Status gizi khususnya
status gizi anak balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat, yang akan
menentukan kualitas sumber daya manusia.
Sedemikian strategisnya status gizi dalam upaya pembangunan
manusia

Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai salah

satu


sasaran dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 2010-2014, yaitu menurunkan
prevalensi balita gizi kurang dan prevalensi balita pendek, yang
untuk pencapaiannya telah ditetapkan 8 indikator kinerja kegiatan
pembinaan gizi yang prioritas untuk dilaksanakan sebagai mana
dijabarkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 20102014 .
Untuk mengetahui pencapaian indikator kinerja utama dan
indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan, secara nasional
diperoleh dari Riskesdas yang dilaksanakan setiap 3-5 tahun
sekali . Namun demikian, untuk memenuhi kebutuhan informasi
terkait situasi status gizi dan indikator kegiatan pembinaan gizi
yang spesifik wilayah terutama di kabupaten dan kota secara
cepat, akurat, tepat waktu dan berkelanjutan, dipandang perlu
melaksanakan Pemantauan Status Gizi (PSG) secara periodik dan
berkesinambungan.

Pedoma n Tpkni s Pema ntauan S lalu5

G IZI


Buku

Pedoman Teknis PSG ini disusun dimaksudkan

untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, khususnya
pengelola kegiatan surveilans gizi dalam melaksanakan PSG di
kabupaten dan kota.
Diharapkan kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk penyempurnaan pedoman ini lebih lanjut.
Terima kasih.

--.....j

Ii

Pedoman Teknis Pemantallan Status Glz i

DAFTAR 151


Halaman
KATA PENGANTAR ...... ... ... .............. ..... ...... .. .. ... .. ...... .... .. .... ... .
DAFTAR lSI ... ... .... ...... ....... ... .... ... ..... .............. ... .. .. .............. .... iii
BAB I

PENDAHULUAN ..... .. ... ... .. ... ..... ..... .... ...... ... .... .. ....... .. 1
A. Latar Belakang ..... ............. ........ .... ............. ...... ... . 1
B. Tujuan ...... ........ ... ........... .. ..... .. .... .... ....... ... .......... . 2
C. Manfaat .. .......... ... ........................ .. .... ... ............... 3

C. Tahapan Pelaksanaan ...... .... ....... .... ... ....... ... ... ..... 3
E. Sistematika Penulisan ....... .... ... .................. ..... .. ... 4
BAB II

TAHAP PERSIAPAN PEMANTAUAN STATUS Gill ..... .. 5
A. Tujuan ....... ......... ..... ..... ..... ............ .. ..... ..... ........... 5
B. Disain, Populasi dan Sampel....... .... ....... ..... .... ..... 6

C. Penentuan Sampel (Sampling) ... .... ............ ... ...... 6

BAB III

TAHAP PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS Gill .... 21
A. Pengumpulan Data ........... ............... ... .. ..... .......... 21
B. Pelaksana ..... ............ ... ... .... ..... ......... ...... .. .. .. ... ... .. 24

C. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data .... .. 24
BAB IV

MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI PEMANTAUAN
STATUS Gill ... ...... .......... ..... .... .................. ... ..... ... ..... 27
A. Data Entry .... .......... ..... .... .... .......... .... .. ... ..... ......... 27
B. Data Cleaning ..... .. ...... ............... .......... ............ .... 27

C. Pengolahan dan Analisis Data ... .... .... .... ... .... .... .... 27
D. Penyusunan Laporan .... ... ..... .............. ... ... ... ........ 28
E. Diseminasi Hasil ............ ..... ... .............. ........ ..... .... 28

Pedoll1an Teknis Pell1anta uan Status Gizi


iii

1------

BAB V

PENGORGANISASIAN PEMANTAUAN STATUS GIZI. .. 29
A. Pelaksana dan Penanggung Jawab ...................... 29
B. Alur Pelaporan ..................................................... 30
C. Waktu Pelaksanaan ............................................. 32

BAB VI

PENUTUP ................................................................. 33

LAMPI RAN ............................................................................. 34

iv

BABI

PENDAHUlUAN
A. latar Belakang

Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional

(RPJMN)

bidang

Kesehatan

2010-2014

adalah

menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi setinggitingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek
menjadi setinggi-tingginya 32%. HasH Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita gizi kurang berhasil
diturunkan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010,

namun pada tahun 2013 sedikit meningkat menjadi 19,6 %.
Prevalensi balita pendek turun dari 36,8% tahun 2007 menjadi
35,6% tahun 2010, namun pada tahun 2013 sedikit meningkat
menjadi 37,2%.
Untuk mendukung pencapaian RP.lMN tersebut, dalam Rencana
Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator
kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2010-2014,
yaitu: (1) balita gizi buruk mendapat perawatan; (2) balita
ditimbang berat badannya; (3) bayi usia 0-6 bulan mendapat Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif; (4) rumah tangga mengonsumsi
garam beriodium; (5) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin
A; (6) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (7) kabupaten/kota
melaksanakan surveilans gizi; dan (8) penyediaan stok cadangan
(buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk
daerah bencana. Dalam mendukung tercapainya 8 indikator
tersebut terdapat beberapa indikator gizi yang dapat digunakan
sebagai informasi untuk meningkatkan sistem kewaspadaan gizi.
Riskesdas yang hasilnya menjadi salah satu dasar untuk

Pedoma T knl> Pemantauan Status


Gill

menetapkan kebijakan berbasis bukti hanya dilakukan antara
3-5 tahun sekali. Sehingga untuk memperoleh informasi situasi
status gizi dan capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah
khususnya di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan Pemantauan Status Gizi
(PSG) secara periodik dan berkesinambungan.
Pelaksanaan PSG merupakan bagian dari kegiatan monitoring
dan evaluasi program gizi. Data dan informasi yang dihasilkan
dari

kegiatan

PSG

dapat

dijadikan


bahan

pengambilan

keputusan dan penyusunan rencana kegiatan pembinaan gizi di
suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota .
Untuk meningkatkan kapasitas petugas khususnya pengelola
kegiatan surveilans gizi baik di propinsi maupun di kabupaten
dan kota dalam pelaksanaan PSG, Kementerian Kesehatan RI
mempublikasikan buku Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi
sebagai acuan pelaksanaan.
B. Tujuan

Tujuan umum PSG adalah untuk menyediakan data dan
informasi status gizi balita,

remaja , dewasa, lanjut usia,

Wanita Usian Subur (WUS), ibu hamil dan ibu menyusui, serta
gambaran pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan, dengan tujuan khusus untuk
menyediakan informasi :
1. Status gizi balita, anak usia sekolah 5-18 tahun, remaja ,
dewasa, WUS, ibu hamil dan ibu menyusui .
2. Capaian indikator kinerja kegiatan pembinaan gizi, yaitu
balita ditimbang berat badannya, balita gizi buruk mendapat
perawatan, ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, bayi usia 0-6 bulan

mendapat ASI eksklusif, balita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A, rumah tangga mengonsumsi garam beriodium .

C. Manfaat
Pelaksanaan PSG, secara nasional bermanfaat untuk tersedianya
data dan informasi dan perkembangan status gizi balita, remaja,
dewasa, wanita usia subur dan ibu hamil KEK secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan untuk keperluan perencanaan,
penetapan kebijakan dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi .
Untuk kabupaten dan kota, data dan informasi yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengambilan keputusan
dan penentuan tindakan intervensi, perencanaan dan evaluasi
kegiatan pembinaan gizi yang dilaksanakan.
D. Tahapan Pelaksanaan
Secara umum tahapan pelaksanaan Pemantauan Status Gizi
(PSG) mengikuti langkah-Iangkah pelaksanaan survei, riset atau
monitoring dan evaluasi, yang meliputi:

1. Tahap Persiapan
a. Menetapkan tujuan survei
b. Menetapkan disain
c. Menetapkan populasi dan sampel
d. Menyediakan Instrumen dan peralatan
e. Merekrut dan melatih petugas

f. Menetapkan rencana kerja dan biaya
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Monitoring pelaksanaan pengumpulan data
(kelengkapan informasi dan editing)

p",dDlllan Teknl5 Pemilillauall Stell jセ@

Glzi

3

3. Manajemen data dan Informasi
a. Data entry
b. Data cleaning
c. Pengolahan dan analisis data

4. Penyusunan Laporan
5. Diseminasi hasil
6. Pengorganisasian
E. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang menyajikan latar belakang,
tujuan dan manfaat dari pelaksanaan PSG . Selanjutnya pada
Bab II disajikan tahap persiapan yang terdiri dari menetapkan
tujuan, disain, populasi dan sam pel, menyediakan instrumen
dan peralatan, merekrut dan melatih petugas serta menetapkan
rencana kerja dan biaya.
Pada Bab III disajikan tahap pelaksanaan PSG yang meliputi
pengumpulan data,

monitoring pelaksanaan pengumpulan

data termasuk kelengkapan informasi dan editing.

Pada Bab

IV dijelaskan tentang manajemen data dan informasi yang
meliputi data entry, data cleaning, pengolahan dan analisis
data, penyusunan laporan dan diseminasi hasil.
Pada Bab V dijelaskan pengorganisasian PSG yang terdiri dari
pelaksana dan penanggung jawab, alur pelaporan dan waktu
pelaksanaan, dan pada bagian akhir terdapat lampiran yang
terdiri dari daftar sampel kab/kota menurut provinsi, contoh
tabel acak, daftar variabel, kuesioner PSG, dan petunjuk
pengisian kuesioner.

4

Pedoman Teknls Pernantiludfl StdtU> G l

BAB II
TAHAP PERSIAPAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG)
adalah untuk memperoleh informasi status gizi dan capaian
kinerja kegiatan pembinaan gizi secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh informasi status gizi :
1) Balita dengan indeks BB/U, PB/U-TB/U, dan BB/TB
2) WUS, ibu hamil dan ibu menyusui dengan indeks liLA
3) Anak usia sekolah, remaja dan dewasa dengan indeks
IMT/U dan skor IMT
b. Untuk memperoleh informasi perkembangan pencapaian
indikator kinerja kegiatan pembinaan gizi:
1) Capaia'l indikator balita ditimbang berat badannya
2) Capaian indikator balita gizi buruk mendapat perawatan
3) Capaian indikator ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
4) Capaian indikator bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI
eksklusif
5) Capaian indikator balita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A
6) Capaian indikator rumah tangga mengonsumsi garam
beriodium.

5

C. Untuk memperoleh informasi perkembangan status gizi

dari waktu ke waktu
B. Disain, Populasi dan Sampel
1. Pemantauan Status Gizi (PSG) dilakukan dengan disain
potong lintang (cross sectional survey) .
2. Populasi adalah semua Rumah Tangga (RT) yang mempunyai
anak balita usia 0-59 bulan .
3. Sampel adalah Rumah Tangga (RT) yang terpilih dari populasi.
C. Penentuan Sampel (Sampling)

1. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel (sampling) dilakukan dengan 3 (tiga)
tahap, yaitu: (1) tahap pertama memilih sampel kabupaten
dan kota 1 ; (2) tahap kedua memilih klaster untuk setiap
kabupaten dan kota; dan (3) tahap ketiga memilih sampel RT
di setiap klaster.
a. Tahap I : Pemilihan Sampel Kabupaten dan Kota di Provinsi
1) Jumlah kabupaten dan kota dipilih sebanyak 30% dari
jumlah kabupaten dan kota yang ada di setiap propinsi .
Secara proporsional jumlah sampel kabupaten dan
kota di setiap propinsi ditunjukan oleh Tabell.

1 Sampling tahap pertama hanya untuk PSG 2014, mulai tahun 2015 PSG diharapkan dapat
dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota

l

label 1. Distribusi Jumlah Sam pel Kabupaten dan Kota
Menurut Provinsi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Kode
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
31
32
33
34
35
36
51
52
53
61
62
63
64
65
71
72
73
74
75
76
81
82
91
94

Jumlah Kabupaten
dan Kota Yang Ada
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
9
5
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
497

Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selalan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Babel
Kepulauan Riau
OKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
01Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selalan
Kalimantan Timur
Kalimantan Uta ra
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selalan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Baral
Papua

Indonesia

2) Pemilihan

sam pel

kabupaten

dan

Jumlah Kabupaten
dan Kota Terpilih
7
10
6
4
3
5
3
4
2
2
2
8
11
2
11
2
3
3
6
4
4
4
3
1
5
3
7

4
2
2
3
3
3
9

150

kota

dilakukan

secara acak sistimatik (Systematic Random Sampling),
sebagai berikut:
a) Buat daftar kabupaten/kota untuk setiap propinsi.
b) Buat gulungan nomor 1-10 untuk di lotere.
a) Menentukan kabupaten dan kota terpilih pertama
(sam pel kabupaten/kota terpilih pertama) dengan

PE'dOIII"HI Teknl Peillantauan Status GI ZI

7

cara randomisasi (pemilihan acak dengan lotere).
Karena jumlah kabupaten dan kota yang akan dipilih
sebanyak 30%, maka pemilihan kabupaten dan kota
terpilih nomor 2 dan seterusnya dilakukan dengan
menggunakan interval 3 (tiga).
Contoh: Propinsi Riau, jumlah kabupaten dan kota

= 12 maka jumlah sampel kabupaten dan kota yang
akan dipilih = 4. Jika dengan cara lotere terpilih
kabupaten nomor 8 sebagai sampel pertama, maka
dengan interval 3 terpilih kabupaten/kota nomor
urut 11 sebagai sampel nom or 2, kabupaten/kota
nomor urut 2 (kembali ke nomor awal) sebagai
sampel nomor 3, demikian seterusnya kabupaten/
kota nomor urut 5 sebagai sam pel nomor 4.
b. Tahap II: Pemilihan Sampel Klaster di Kabupaten dan Kota
Terpilih
Pada setiap kabupaten dan kota dipilih 30 klaster2. Klaster
di kabupaten adalah desa/kelurahan, sedangkan klaster
di kota adalah Kelurahan . Pemilihan klaster di kabupaten
dan kota dilakukan dengan acak sistematik berdasarkan
Probability Proportional to Size (PPS), sebagai berikut:

1) Buat daftar desa/kelurahan termasukjumlah penduduk .

2) Tentukan

interval

dengan

cara

membagi

jumlah

penduduk dengan jumlah klaster.
3) Tentukan klaster pertama dengan menggunakan Tabel
Acak, misalnya dengan menjatuhkan pinsil di atas
tabel acak. Contoh Tabel Acak untuk pemilihan sampel
Untuk Kabupaten klaster adalah desa atau kelurahan, dan untuk Kota klaster adalah Rukun
Warga (RW)

2

terdapat pad a Lampiran. Klaster kedua dan seterusnya
sampai klaster ke-30 dipilih berdasarkan perhitungan
jumlah kumulatif penduduk dan interval.
Contoh pemilihan sampel kluster di kabupaten dan kota
terpilih, adalah sebagai berikut:
1) Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera
Utara, dengan jumlah penduduk 171.650 orang dan
ditentukan 30 klaster, maka interval klaster adalah
171.650/30 = 5.722 .
2) Jika dengan menggunakan Tabel Acak terpilih angka
4.7223, maka klaster I (pertama) yang terpilih adalah
desa atau kelurahan dengan penduduk kumulatif
sekitar 4.722. Lihat potongan Contoh Tabel Acak
berikut ini.
27767
13025
80217
10875
54127

43584
14338
36292
62004
57326

85301
54066
98525
90391
26629

88977
15243
24335
61105
10967

29490
47724
24432
57411
24472

69714
66724
24896
06368
88779

94015
66733
61880
11748
17944

64874
74108
87873
12102
05600

322444
88222
95160
80580
60478

48277
88570
59221
41867
03343

60311
49739
78626
66692
44071

42824
71484
51594
13986
28091

37301
92003
16453
99837
07362

42678
98086
94614
00582
97703

45990
76668
39014
81232
76447

43242
73209
97066
44987
42537

66067
54244
30945
69170
08345

42792
91030
57589
37403
88975

95043
45547
31732
86995
35741

52680
70818
57260
90307
85771

59820
25704
22304
17710

96163
91035
90314
59621

78851
26313
78438
15292

16499
77463
66276
76193

87064
55387
18396
59526

13057
72681
73538
52113

73035
47431
43277
53856

41207
43905
58874
30743

74699
31048
11466
08670

09301
56699
16082

25852

58905

55018

56374

35824

71708

30540

27886

61732

iセ@
75454

1) Pada Tabel 2 dapat dilihat angka 4 .722 berada di angka
3 Jika besar interval angkanya 5 digit maka Tabel Acak dibaca 5 digit terakhir, jika besar interval
angka nya 4 digit maka Tabel Acak diba ca 4 digit terakhir, demikian seterusnya

PedOlllan Tehll5 Peman auan Status GIZI
Mセ]@

9

kumulatif penduduk antara 1.298 dan 5.867 (angka
4.722 lebih dekat ke angka 5.867 dari pada ke angka
1.298L sehingga klaster pertama berada di Desa Pakkat
Hauagong Kecamatan Pakkat.
2) Klaster ke-2 dihitung dari 4.722+5 .722=10.444 yang
berada di Desa Manalu, selanjutnya klaster ke-3
dihitung dari 10.444+5.722=16.166

yang berada di

Desa Rura Tanjung, demikian penghitungan selanjutnya
sampai diperoleh 30 klaster, yang selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut .
Tabel2
Daftar Sampel Klaster di Kabupaten Humbang Hasundutan
Provinsi Sumatera Utara 4
Nama Provln silKaoupaten/Kot aJ
Keca matan/Desa/Kelurahan

Kode

No

12
1UUlb
12 50500'

Sanggaran II
Jan i Nagodang
Hula Julu
Sihikkil
unan {jan ang
Parbotlhan
Balu Nagodang Sialas
Sampelua
Parnapa
Sibuluan
51galO9o
Kecamalan Si ama Po ang
Sanggaran I
:;, apongan
!:ill untuon
Sigulok
Balunalagar
Bonan 00' II
Bonan Dolok I
HulaglnJang
51borboron
Nagurguran
K.camalan Dolak Sanggul
:iOsor am ok
SiM.1I
Purba Dolok
umban Purba
Simarigung
Sailnlhula
Aek lung
Purba Manalu
Pakkal
Pasaribu
lumban Tobing
Pasar Dolak SanQQul
Janl'
511 lie
Hula Bagasan
Mabb"
Malill
Hula Gurgur
Sampean
Silaga aga
SlnstnSI

Bonani Onan
Sileang
Sosar Gonling
Hulara a
Parik Sinomba
Simangaronsang
Kecamalan Inlong Nihula
Hulasoill
Lobulua
Par au an

Naga SaMbu I
Naga Saribu II
SI 。セオ@
u
Sibunluon Parpea
Sibunluon Panur
セャッ@
u セ。ョ@
aplan Naull



24.448
24.86'
25278
25.711
.085
28.979
29.676
30.19'
30.740
31.738
32.864

245
410

33.109

231
30U
78'
941

34.421
34.72'
35.502
36.443
36.12,
37.6;
37.976

Rセ@

299
jAェセ@

1.062
1.769
.20,
783
2.011
1.40'
1.759
1.577

3M3
685
5.844
598
.231
1.848
.014
1.880
1.663
376
904
NXPセ@

.996
1.442
1.644
.745
792
1.654
1.363
768
.JtiJ
1760
1.160
1.555

2.400
1.161
1.473
2.U64

'

.:

;..

722
413
417
433
. 14
1.894
697
515
549
998
.Uij

95U

'

GNセ@
セ AN@

.. .

33.519
34.190-

J8.Jb:
39.427
41.196
42.403
43.186
45.197
46.654
48.413
49.990
53.433
54 .118
59.962
60.560
61.791
63.639
65.213
67.098
68.761
69.137
70 .041
.900
:.896
75.338
76.982
78.72,
79.519
81.173
82.536
83.304
64.940
86.700
87.860
89.415
91.815
92.976
94.449
96.

27.610

5

33.332

6

39.054

7

44.776

8

SO.498

9

56.220

10

61.942

11

67.664

12

7J.38ij

13

79.108

14

64.8J1J

15

90.552

16

96.274

IT

I

Pedoman Te kn is PelTlantaudn Status Glzi

11

79
80
ti l
82
tlJ

1215050018
lL セオッャ@
OUOUULI
1215050021

84
85

12 15050023
12 15050024

-.tl"tl7
88
89
90

91
92
93

94
セッ@

96
97
98
99
100
10·
102
lUJ
104
105
106
1

108
109
110
111

'-'113
114
115
11 6

117
l ltl
119
120
12 122
1l セ@
124
125
126
127

12

l Ll 00000;>;>

Siponjol
UOOK Margu
-,,>,110 I
Hutasoit II
80nan LJOIOk
Sigompul
Naqasari bu IV
セ@ ogasa" U v
Nagasa " u III
Sigumpar
Parulohan
Habeahan

セッ

オ ッオ

オセッ@

lZ; oU5W,1i
1215050027
1215050028
1215050028
1215060
12150600 1
1;>150600;>
121506003
121506004
lLl :.IJoOUo
1215D6006
121506007
210UbUU"
1215060G 9
12150601 0
I 150601
1215070
121507 001
1Ll oU fUUL
l Ll !lOlOUJ
121507004
12 1507005
1 1507006
121507007
1215080
1 1508001
12 1508003
121JOtSUU4
Q G[ QPuセ

セャdッイオエー@

Lumban Sianturi
LobutOlong Hab,nsaran
Pearung SI ail
Keca matan Bakli Raja
Tipang
Maroun oruon
oluoong unong Julu
Simamora
Sinambela
Simangu ampe
Marbun Tonga Marbun Dolok
Keca matan! Ollung
Aek Naull I
Aek Nauli I
セ 。

lャjZ@

111

ョoオュ

。ョ@

PPlllJntclUilll

セ@

ャ@

1 118
570
1 103
851
9LJ
1.355
1.273
1 535

102.079
10;> .649
103.752
104 603
100.0;>0
10o.tltll
108. 154
109689
110.239

101.966

18

107.7 18

19

57 1
1.250
1. 687
1.296
1 70L
1301
917
1.44339
759

11 0.810
12060
11 3.747
115.043
11b.tl05
118. 106
119. 023
120.464
120 .803
121 562

113.440

20

1.164

ILL 125

21 60
bUJ
410
720
1 (}14
563

124.886
160/ 1
1Lb_04b
126.766
127.Bl0
128373
129550

124.884

22

1.24B
1.183
.;10

130.798
131.98 1

130.606

23

QN セP

1_875
1460
924
1.893
1.4 14
1.Uti.;
1882
443
1 Uti.;

ljo. c4
137.039
138.499
139.423
141 316
142.730
14H 1L
145. 694
146.137
14 1t>0

136.328

24

142.050

25

637
1.2 76
1552
2.391

147.802
149078
150630
153_02 1

147.772

26

N Tセ@

a

Q@

2 .U /b
セ「S@

sエ、オセ@

セul@

ャオNセッ

1.177

olpllu ula
Parsingguran II
Pollung
Parslngguran I
Ria Ria
Huta Paung
Pansur セ 。 エ オ@
Hula Julu
Pardomuan
ulapaung lara
Kecamatan Parl ilitan
Pusuk II Simaningg ir
Pusuk
Barongin
Siholang Hasug,an Tonga
Sionom uaon セ・@ atan
:>inolan asug,an olok I

t・ォBャセ@

984 17

セ@

Kecamatan Paranginan
Lumban Siala",an
Paran inan Se alan
Lumban Barat
Lobu Tolong
5ihonongan
Parangloan Ulara
Pea rung

121508006
121508007
1 '1508008
121508009
121508010
l Ll00tlOl
121508012
121508013
1 セ QUPX
Q T@
1215090
121509006
12/509007
121509008
121 S09009
121509010
12150901 1

P d'lIl

1.904
lMo

Gil

QセN「l@

ャjェNセQ@

ャ ッU

N オセQ@

J:jb UbU

QUェ

_lIB



uセ

セッョュエャオo@

uセ@

ャlセ@

ャ lQセu

ャェ@

130
131
132
133
134

121509014
121509015
1215090 16
121509017
1215090 18

Qjセ@

ャ lャセu@

136
137
138

121509020
121509021
121509022
1215100
121510001

139
14U
141
142
143
144

Qセ

Ilmur
HuOon utara
Sionom Hudon Jutu
Sionom Hudon Tonga
Sionom Hudon oruan
Sionom Hudon VII
Simatanian
セ ャ ィッエ。ョAl@
Hasuglant1abinsaran
Sihotang Hasuglan Dolok II
Sionom Hudon Timur II
Sionom Hudon Sibu u on
Kecamatan Tara Bintang
Sitanduk
ara Intan
Sibongkare
Sihombu
Sihotang Hasuglan Toruan
Simbara
セi

セ Q@

121510003
121510004
121510005
12151 106

ッョ

セ ゥ「@
ャセゥ

oj4
1.200
924
179
520
377

ッュ@

セAju@

940
523
958
1.966
セ@

864
1 270
876
496

Nuェ

「@

l!>i.oiU
158.870
159.794
160.573
161093
161470
loL.l)i)I)
161000
161523
164 48
166.447
.lbB.o"14
169008
170.278
171 .154
1 1.650

159.216

28

164.938

29

170.660

30

c. Tahap III: Pemilihan Sampel Rumah Tangga pada Klaster
Terpilih
Setelah 30 (tiga puluh) klaster dipilih, selanjutnya adalah
memilih

sampel

rumah

tangga 5 sebagai

responden

sebanyak 10 (sepuluh) rumah tangga untuk setiap klaster,
dengan cara purposive dengan model lingkaran anti
nyamuk, dengan langkah-Iangkah sebagai berikut:
1) Oi klaster terpilih, buat daftar pusat klaster atau titik
klaster 6 yang biasanya merupakan sarana umum,
seperti: kantor kelurahan/dusun/RW, pasar, sekolah/
madrasah, tempat peribadatan (mesjid, gereja, pura),
posyandu, balai pengobatan, puskesmas.
2) Oi setiap klaster dipilih secara acak/melotre satu pusat
klaster.
3) Oi pusat klaster terpilih tersebut, pengumpul data
berjalan dengan memilih arah yang dapat dipilih
secara acak, bisa dipilih salah satu ke kiri, kanan, depan
atau belakang. Cara yang paling mudah adalah dengan
5

6

Sam pel rumah tangga adalah rumah tang ga yang mempunyai anak balita , sebanyak 10 (sepuluh)
rumah tanggal untuk tiap kl aster.
Titik klaster di desa/kelurahan (kabupaten ) adalah kanto r de sa/kelurahan , dan titik klast er di
ke lurahan (kota) adalah kantor atau rumah ketua RW

p,

duma" Tekl1ts Pf'mdflldlJdll Sid us G,Z,

13

melempar koin untuk memilih arah jalan secara acak .
Kemudian pengumpul data berjalan sesuai arah pola
anti nyamuk dengan pusat klaster sebagai titik tengah
lingkaran . Pola obat anti nyamuk memiliki lingkaran
dalam (terdekat dengan pusat klaster), lingkaran kedua,
ketiga dan seterusnya . Mulailah bergerak mengikuti
lingkaran dalam, kemudian ke lingkaran berikutnya.
Hal ini pernting agar rumahtangga sampel menyebar
di sekitar pusat klaster.
4) Sambil berjalan, pengumpul data dapat membuat peta
rumah-rumah yang dilalui dan mengunjungi rumah
pertama

untuk

memeriksa

apakah

rumahtangga

tersebut memiliki balita . Bila rumahtangga tersebut
memniliki balita maka dipilih sebagai sampel dan diberi
nomor 1. Selanjutnya periksa rumahtangga berikutnya
dan seterusnya sampai diperoleh 10 rumahtangga
yang memiliki balita , dan beri nomor urut 2, 3, 4, ..... .,
10.
5) Setelah selesai melakukan pemetaan, rumah-rumah
yang telah diberi nomor 1 sampai 10 didatangi untuk
dilakukan wawancara , serta pengukuran/ penimbangan
terhadap seluruh anggota rumahtangga. Lihat contoh
gambar pemetaan berikut.

14

Pedoman Teknls Pema ntauan Status

GI L

======-----------------------

Gambar
Pengambilan Sampel Rumah Tangga dengan Lingkaran Anti
Nyamuk

2. Menyediakan Instrumen dan Peralatan
a. Instrumen Pemantauan Status Gizi (PSG) terdiri dari
kuesioner dan formulir yang akan diisi oleh petugas
pengumpul data di lapangan (enumerator). Kuesioner/
formulir akan berisi data:
1)

Tanggallahir responden dan anggota rumah tangga

2)

Umur dalam bulan

3)

Berat Badan (BB)

4)

Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB)

5)

Panjang Lengan atas (PLA)

6)

Lingkar Lengan Atas (LLA)

7)

Frekuensi penimbangan balita di KMS dan atau Buku
KIA

8)

Ada/tidaknya

penanganan

tatalaksana

anak

Pedoman Tekn ls Pernantauan Status

G IZI

gizi

15

'---

bur uk di rumah tangga
9)

Ada/tidaknya konsumsi tablet tambah darah

10) Ada/tidaknya konsumsi kapsul vi tamin A
11) Dilakukannya/tidak pemberian ASI eksklusif
12) Konsumsi garam beryodium di rumah tangga
b. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan antara lain :
1)

Dacin/Salter untuk menimbang berat bad an ba lit a
0-59 bulan

2)

Timbangan injak (digital) untuk menimbang berat
badan anak usia sekolah, remaja dan dewasa

3)

Alat ukur panjang badan untuk mengukur panjang
badan anak usia 0-24 bulan

4)

Microtoise untuk mengukur tinggi badan ana k diatas
24 bulan, remaja, dan dewasa

5)

Pi t a LLa untuk mengukur Lingkar Lengan Atas W US
dan Ibu hamil

6)

TabeilMT menu rut Umur (IMT/U)

7)

Aplikasi data entry

8)

Buku Standar Antrop o met ri Penilaian Status Gizi
An ak

9)

Daftar jumlah penduduk m enu rut d esa/kel ur han

10) Kuesioner dan Pet unjuk Pengisian
11) Alat pengolah data
12) lodium test
3. Merekrut dan Melatih Petuga s
a.

Perekrutan petugas pengum pu l data d il akukan o le h
Tim PSG Propinsi, yang terdiri d ari Dinkes Prop insi dan
Poltkekkes/AIPGI.

16

F

G

b.

Pengumpulan data dilakukan oleh Tim Pengumpul Data
yang terdiri dari mahasiswa telah mendapatkan kuliah
Penilaian Status Gizi dari Poltekkes jur usan gizi dan
Institusi Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan gizi.

c.

Petugas pengumpul data (enumerator) yang direkrut
akan dilatih untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan

dalam

pengumpulan

data.

M ateri

pelatihan yang perlu diberikan difokuskan pada teknik
sampling, pengukuran antropometri, teknik wawancara,
dan penggunaan aplikasi (software) pengolahan data
PSG.
Tabel Materi Pelatihan dan Petugas yang Dilatih

No

1

2

Materi Pelatihan
Cara menentukan kluster
samp ling di tingkat
kabupaten dan kota
untuk menentukan desa/
kel ura han terpilih

Cara menentukan rumah
tangga terpilih dari setiap
desa/kelurahan terpilih

Petugas Yang
Dilatih
Dosen
Penanggungjawab
dan Pengelola
Gizi Dinkes Kab/
Kota (Koordinator
Lapangan)
Dosen
Penanggungjawab
dan Pengelola
Gizi Dinkes Kab/
Kota (Koordinator
Lapangan)

Penanggung
Jawab

Koordinator
PSG Propinsi

Koordinator
PSG Propin si

3

Pengukuran Antropometri

Petugas Pengumpul
Data

Koordinator
PSG Propinsi

4

Menjalankan aplikasi entry
data PSG

Pengolah data
Poltekes

Koordinator
PSG Propinsi

5

Teknik Wawancara

Petugas Pengumpul
Data

Koordinator
PSG Propinsi

17

4. Menetapkan Rencana Kerja dan Biaya
Penetapan

rencana

kerja

dan

biaya

dilakukan

untuk

mendapatkan gambaran jumlah tenaga , biaya dan waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan pemantauan status
gizi. Biaya kegiatan pemantauan status gizi dibebankan
utamanya dari dana dekonsentrasi, tetapi tidak menutup
kemungkinan ada tambahan dana dari APBD. Komponen
biaya yang diperlukan antara lain :
a. Tahap persiapan
1) Pengadaan logistik (antropometri kit, kuesioner, dan
formulir lainnya)
2) Dana kegiatan untuk rapat
3) Biaya Rekruitmen
4) Biaya pelatihan tenaga pengumpul data
5) ATK
b. Pelaksanaan
1) Transport, honorarium dan akomodasi pengumpul
data dan supervisor
2) Bahan Kontak
c. Pengolahan data
1) Biaya pengiriman data dari kabupaten ke propinsi
2) Honorarium pengolah data
d . Penyusunan Laporan
1) Biaya Pertemuan Finalisasi Laporan
2) Penggandaan laporan
3) ATK
e. Diseminasi hasil
1) Biaya penyelenggaraan workshop

18

P edon'a'l Tekn is P enlan tauan Stat J5

Gill

2) ATK

3) Penggandaan laporan

Pedoman T e k-., ,, P ef'lantau dll S tatus GIZ I

----------------------------=-

19

N

Tabel36

-0

Contoh Rencana Kerja Pemantauan Status Gizi

o

It.
CL

o

3
OJ

:J

Mセ@

N

Jems Keglatan
Maret

0

-I

1

f1)

"::J
Vi

1

-0

f1)

:1

OJ
::::J

Q;
C

OJ

::>

セ@
セ@

C

'"G'I

!iUlan

2

セ@

3

4
5
6

Persiapan pelaksanaan PSG
I. Konsolldasl Dlnkes Prop,
Kab/Kota, dan
Poltekkes/AIPGI
ii. Persiapan Logistik
Penetapan klaster dan
Sam pel
Rekruitmen dan pelatihan
Pelaksanaan PSG
r>engumpulan data
Supervisi (validasi data)
Pengiriman data kab ke
propinsi
Pengolahan data di propinsi
Laporan Hasil
Disemlnasl hasil

2

3

Apnl

Mel

I3

4 1 2 3

..-

4 1 2

Jum

セ@

4

Nセ@

1

2

JUII

3

セ ZL@ I- セ セ

4 1

2

:;eptember

Agustus

3 4

1 2

3

4

1

2

oktOber

3 4 1 2

Lセ@
I
セ@

..

.
-

,

j
セ@

II, iu

I

セ@ セ@

Ih
-.:" i ,

3

4i

BAB III

TAHAP PElAKSANAAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI

A. Pengumpulan Data
Setelah dilakukan pemilihan sam pel, pada rumah tangga yang
terpilih dilakukan pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan
data terdiri dari pengukuran antropometri dan wawancara
dengan menggunakan kuesioner.
Data yang dikumpulkan

meliputi

data

antropometri dan

informasi terkait indikator kegiatan pembinaan gizi, sebagai
berikut:

1. Status Gizi (Data Antropometri)
a. Anak Balita
Dilakukan dengan mengukur seluruh anak balita di rumah
tangga, meliputi:
1} Mencatat tanggallahir atau umur (bulan)
2} Mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) atau
Panjang Badan (PB).
a. Berat badan ditimbang dengan timbangan pegas
lisa Iter"
b. Tinggi badan diukur dengan alat microtoise untuk
anak yang sudah bisa berdiri (umur

セ@

24 bulan)

c. Panjang badan diukur dengan alat ukur panjang
badan untuk anak yang belum bisa berdiri (umur ::;
23 bulan), yaitu dengan posisi terlentang 7 .
7 Umur dihitung dalam bulan penuh (completed month). Jika anak umur セ@ 23 bulan (23 bulan 29
hari) diukur berdiri dengan microtoise maka aplikasi pengolahan data antropometri akan menambah
Panjang Bad annya = 0,7 em dari ha sil pengukuran, sebaliknya anak umur セ@ 24 bulan diukur

P doman Tekms Pemantauan Statu s Giz i

21

d. Catat cara pengukuran balita dengan memberi kode
tertentu bila diukur telentang atau diukur berdiri.
a. Anak Sekolah, Remaja, Dewasa
Dilakukan dengan pengukuran berikut:
1) Mencatat tanggallahir atau umur
2) Mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (
3) TB), Panjang Lengan Atas (PLA) dan Lingkar Lingkar
Atas (LLA) .


Berat Badan ditimbang dengan timbangan kamar
mandi



Tinggi Badan diukur dengan alat microtois

4) Khusus untuk Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49
tahun) dan ibu hamil serta ibu menyusui selain BB dan
TB, juga diukur Panjang Lengan Atas (PLA) dan Lingkar
Lengan Atas (LLA) dengan menggunakan pita LLA.
2. Frekuens i Penimbangan Balita
Dilakukan dengan mencatat frekuensi penimbangan balita
dari Kartu Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain
catatan penimbangan balita yang ada di Posyandu dalam 6
bulan terakhir.
3. Tata Laksana Gizi Buruk
Dilakukan dengan menanyakan dan mencatat tata laksana
penanganan kasus balita gizi buruk dari rumah tangga dalam
setahun ini.

ter lentan g de nga n pengu ku r pa nja ng bad an ma ka ma ka ap li kas i pengolaha n d ata ant rop o metr i
akan m enguran gi Tinggi Badan nya = 0, 7 em dari has il pe ng uk ura n.

22

Pedoman t ・ォ

イ ャ セ@ P emant