Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi
PEDOMAN TEKNIS
PEMANTAUAN STATUS GIZI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIT JEN BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
DIREKTORAT BINA GIZI
JAKARTA
2014
Katalog Dalam Terbitan, I{ementerian Kesehatan RI
612,3
Ind
p
Indonesia, Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi ---Jakarta: Kementerian Kesl:lhatan RI. 2014
ISBN 978-602-235-564-9
1, Judul I. NUTRITIONAL STATUS-GUIDELINES
II. DATABASE AS TOPIC
KATA PENGANTAR
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara jumlah asupan zat gizi dengan jumlah kebutuhan zat gizi
oleh tubuh untuk berbagai proses biologis . Status gizi khususnya
status gizi anak balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat, yang akan
menentukan kualitas sumber daya manusia.
Sedemikian strategisnya status gizi dalam upaya pembangunan
manusia
Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai salah satu
sasaran dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RP.lMN) bidang Kesehatan 2010-2014, yaitu menurunkan
prevalensi balita gizi kurang dan prevalensi balita pendek, yang
untuk pencapaiannya telah ditetapkan 8 indikator kinerja kegiatan
pembinaan gizi yang prioritas untuk dilaksanakan sebagai mana
dijabarkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 20102014.
Untuk mengetahui pencapaian indikator kinerja utama dan
indikator kinerja kegiatan yang t elah ditetapkan, secara nasional
diperoleh dari Riskesdas yang dilaksanakan setiap 3-5 tahun
sekali. Namun demikian, untuk memenuhi kebutuhan informasi
terkait situasi status gizi dan indikator kegiatan pembinaan giz i
yang spesifik wilayah terutama di kabupaten dan kota secara
cepat, akurat, tepat waktu dan berkelanjutan, dipandang perlu
melaksanakan Pemantauan Status Gizi (PSG) secara periodik dan
berkesinambungan.
Peuoman Teklw Pemd ll lilUan Stal s Glzi
------------------------------====
j"
セM
Buku Pedoman Teknis PSG ini disusun dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, khususnya
pengelola kegiatan surveilans gizi da lam melaksanakan PSG di
kabupaten dan kota.
Diharapkan kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk penyempurnaan pedoman ini lebih lanjut.
Terima kasih.
ii
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi
DAFTAR 151
Halaman
KATA PENGANTAR ...... ...... ......... ... ,.................. ....... .... ........... .
DAFTAR lSI .. ..... ...... ....... ..... .. ....... .. ................... ...... ................
BAB I
III
PENDAHULUAN ........ .. .. .. .. ..... .. .. .. ........ .... .. .. ............. 1
A. Latar Belakang ........ .. .. .. .. .... .. .......................... .. .. . 1
B. Tujuan ......... ..... ...... .... .. ......... .. .. .... .. .... .... ....... .... .. 2
C. Manfaat ........ ........ .... .... ................... .. .................. 3
C. Tahapan Pelaksanaan .. ........ .. .... ...... .................... 3
E. Sistematika Penulisan ... ...... .. .... .. .... .. ................... 4
BAB 1/
TAHAP PERSIAPAN PEMANTAUAN STATUS GIZI .... .. . 5
A. Tujuan ............ ... ..... ... .. ..................... ... ... ... .... .... .. . 5
B. Disain, Populasi dan Sampel.. ...... ................ .. ...... 6
C. Penentuan Sampel (S ampling) ........ .................... 6
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI .. .. 21
A. Pengumpulan Data .. ...... .... .. .......... .. .. .... .. .... .... .... 21
B. Pelaksana ......... ... ............. ...... ... ..... .. .... ... ... .. .. ..... . 24
C. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data .. .... 24
BAB IV
MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI PEMANTAUAN
STATUS GIZI .... .. ... .... .......... .... ... ....... .. .................... ... 27
A . Data Entry .... ..... ........ ..... ..... .. .. .. ....... ...... ... ........... 27
B. Data Cleaning .. ...................... .. .. .. ...... .... .. .. .. .. .... .. 27
C. Pengolahan dan Analisis Data .. .... .. .. .. .......... ........ 27
D. Penyusunan Laporan .......... ...... .......................... . 28
E. Diseminas i Hasil .............. .... .... .. .......................... . 28
Pedoman Tekn is Pemantauan Status GI ZI
iii
BAB V
PENGORGANISASIAN PEMMHAUAN STATUS GIZI ... 29
A. Pelaksana dan Penanggung Jawab ...................... 29
B. Alur Pelaporan ................. , ................................... 30
C. Waktu Pelaksanaan ........ .. ................................... 32
BAB VI
PENUTUP ........ ....... ....... ....... ,................................... 33
LAMPIRAN ..................... ........................................................ 34
iv
Pedoll1an Te
;nl .... P"nlilnldUilll
S· It · GI
]Mセ
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
(RPJMN)
bidang
Kesehatan
2010-2014
adalah
menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi setinggitingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek
menjadi setinggi-tingginya 32%. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita gizi kurang berhasil
diturunkan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010,
namun pada tahun 2013 sedikit meningkat menjadi 19,6 %.
Prevalensi balita pendek turun dari 36,8% tahun 2007 menjadi
35,6% tahun 2010, namun pada tahun 2013 sedikit meningkat
menjadi 37,2%.
Untuk mendukung pencapaian RPJMN tersebut, dalam Rencana
Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator
kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2010-2014,
yaitu: (1) balita gizi buruk mendapat perawatan; (2) balita
ditimbang berat badannya; (3) bayi usia 0-6 bulan mendapat Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif; (4) rumah tangga mengonsumsi
garam beriodium; (5) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin
A; (6) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (7) kabupaten/kota
melaksanakan surveilans gizi; dan (8) penyediaan stok cadangan
(buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk
daerah bencana. Dalam mendukung tercapainya 8 indikator
tersebut terdapat beberapa indikator gizi yang dapat digunakan
sebagai informasi untuk meningkatkan sistem kewaspadaan gizi.
Riskesdas yang hasilnya menjadi salah satu dasar untuk
Ped o'Tla n Tekni s Pemantauan Status
---------------------------------
GIZI
menetapkan kebijakan berbasis bukti hanya dilakukan antara
35 tahun sekali. Sehingga untuk memperoleh informasi situa5i
status gizi dan capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah
khususnya di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan Pemantauan Status Gizi
(PSG) secara periodik dan berkesinambungan.
Pelaksanaan PSG merupakan bagian dari kegiatan monitoring
dan evaluasi program gizi. Data dan informasi yang dihasilkan
dari
kegiatan
PSG
dapat
dijadikan
bahan
pengambilalll
keputusan dan penyusunan rencana kegiatan pembinaan gizi di
suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota.
Untuk meningkatkan kapasitas petugas khususnya pengelola
kegiatan surveilans gizi baik di pro pinsi maupun di kabupaten
dan kota dalam pelaksanaan PSG, Kementerian Kesehatan RI
mempublikasikan buku Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi
sebagai acuan pelaksanaan.
B. Tujuan
Tujuan umum PSG adalah untuk menyediakan data da n
informasi status gizi balita, remaja, dewasa,
lanjut usia,
Wanita Usian Subur (WUS), ibu hamil dan ibu menyusui, serta
gambaran pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan, dengan tujuan khusus untuk
menyediakan informasi:
1. Status gizi balita, anak usia sekolah 518 tahun, remaja,
dewasa, WUS, ibu hamil dan ibu m enyusui.
2. Capaian indikator kinerja kegiat an pembinaan gizi, yaitu
balita ditimbang berat badannya, balita gizi buruk mendapat
Mセ@
perawatan, ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, bayi usia 0-6 bulan
2
Pedo m an Te kms Pe m a ntauan S tallJs Gizi
----------------------------
mendapat ASI eksklusif, balita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A, rumah tangga mengonsumsi garam beriodium.
C. Manfaat
Pelaksanaan PSG, secara nasional bermanfaat untuk tersedianya
data dan informasi dan perke m bangan status gizi balita, remaja ,
dewasa, wanita usia subur dan ibu hamil KEK secara cepat,
akurat, teraturdan berkelanjutan untuk keperluan perencanaan,
penetapan kebijakan dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi.
Untuk kabupaten dan kota, data dan informasi yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan untuk ke perluan pengambilan keputusan
dan penentuan tindakan intervensi, perencanaan dan evaluasi
kegiatan pembinaan gizi yang dilaksanakan .
D. Tahapan Pelaksanaan
Secara umum tahapan pelaksanaan Pemantauan Status Gizi
(PSG) mengikuti langkah-Iangkah pelaksanaan survei, riset atau
monitoring dan evaluasi, yang meliputi :
1. Tahap Persiapan
a. Menetapkan tujuan survei
b. Menetapkan disain
c. Menetapkan populasi dan sam pel
d . Menyediakan Instrumen dan peralatan
e. Merekrut dan melatih petugas
f. Menetapkan rencana kerja dan biaya
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Monitoring pelaksanaan pengumpulan data
(kelengkapan informasi dan editing)
PedOllldll
Tekn'> Pemantauan S atus
GIZI
3
3. Manajemen data dan Informasi
a. Data entry
b. Data cleaning
c. Pengolahan dan analisis data
4. Penyusunan Laporan
5. Diseminasi hasil
6. Pengorga nisasia n
E. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan pendahuluan yang menyajikan latar belakang,
tujuan dan manfaat dari pelaksa naan PSG. Selanjutnya pada
Bab II disajikan tahap persiapan yang terdiri dari menetapkan
tujuan, disain, populasi dan sampel, menyediakan instrumen
dan peralatan, merekrut dan melatih petugas serta menetapkan
rencana kerja dan biaya.
Pada Bab III disajikan tahap pelaksanaan PSG yang meliputi
pengumpulan data,
monitoring pelaksanaan pengumpulan
data termasuk kelengkapan informasi dan editing.
Pada Bab
IV dijelaskan tentang manajemen data dan informasi yang
meliputi data entry, data cleaning, pengolahan dan analisis
data, penyusunan laporan dan diseminasi hasil.
Pada Bab V dijelaskan pengorganisasian PSG yang terdiri dari
pelaksana dan penanggung jawab, alur pelaporan dan waktu
pelaksanaan, dan pada bagian akhir terdapat lampiran yang
terdiri dari daftar sampel kab/kot a menurut provinsi, contoh
tabel acak, daftar variabel, kuesioner PSG, dan petunjuk
pengisian kuesioner.
4
Pedoman Teknls PefTIantiluiln Stdlu G ':1
BAB II
TAHAP PERSIAPAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG)
adalah untuk memperoleh informasi status gizi dan capaian
kinerja kegiatan pembinaan gizi secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh informasi status gizi :
1) Balita dengan indeks BB/U, PB/U-TB/U, dan BB/TB
2) WUS, ibu hamil dan ibu menyusui dengan indeks liLA
3) Anak usia sekolah, remaja dan dewasa dengan indeks
IMT/U dan skor IMT
b. Untuk memperoleh informasi perkembangan pencapaian
indikator kinerja kegiata n pembinaan gizi:
1) Capaia!1 indikator ba lita ditimbang berat badannya
2) Capaian indikator balit a gizi buruk mendapat perawatan
3) Capaian indikator ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
4) Capaian indikator bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI
eksklusif
5) Capaian indikator ba lita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A
6) Capaian indikator rumah tangga mengonsumsi garam
beriodium.
Pe-dnll1an t・セョゥウ@
Pemantauan Status Glzi
5
C. Untuk memperoleh informasi perkembangan status gizi
dari waktu ke waktu
B. Disain, Populasi dan Sampel
1. Pemantauan Status Gizi (PSG) dilakukan dengan disain
potong lintang (cross sectional sur vey).
2. Populasi adalah semua Rumah Tangga (RT) yang mempunyai
anak balita usia 0-59 bulan.
3. Sam pel adalah Rumah Tangga (RT) yang terpilih dari populasi.
C. Penentuan Sampel (Sampling)
1. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel (sampling) d ilakukan dengan 3 (tiga )
tahap, yaitu: (1) tahap pertam a memilih sampel kabupaten
dan kota 1 ; (2) tahap kedua memilih klaster untuk setiap
kabupaten dan kota; dan (3) tahap ketiga memilih sampel RT
di setiap klaster.
a. Tahap I : Pemilihan Sampel Kabupaten dan Kota di Provins i
1) Jumlah kabupaten dan kota dipilih sebanyak 30% dari
jumlah kabupaten dan kota yang ada di setiap propinsi.
Secara proporsional jum lah sampel kabupaten da n
kota di setiap propinsi ditunjukan oleh Tabel 1.
1 Sampling tahap pertama hanya untuk PSG 2014, mula i tahun 2015 PSG diharapkan dapat
dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota
6
PedOfllilli Tekll15 Pemantauan Statu, Gi71
Tabell. Distribusi Jumlah Sampel Kabupaten dan Kota
Menurut Provinsi
No
Kode
,
11
12
13
14
15
16
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
17
18
19
20
31
32
33
34
35
36
51
52
53
61
62
63
64
65
71
72
73
74
75
76
81
82
91
94
Jumlah Kabupaten
dan Kota Yang Ada
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
9
5
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
497
Provinsi
Aceh
Suma tera Utara
Su matera Barat
Ri au
Jambi
Sumatera Selatan
BenQkulu
LampunQ
Kepulauan Babel
Kepulauan Riau
OKI Jakarta
Jawa Sarat
Jawa Tengah
01 Yogyakarta
Jawa rim ur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Sarat
Nusa Tenggara Timur
Ka liman tan Barat
Ka limantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kali mantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawes i Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Sarat
Papua
Indonesia
2) Pemilihan sampel
kabupaten
dan
Jumlah Kabupalen
dan Kola Terpilih
7
10
6
4
3
5
3
4
2
2
2
8
11
2
11
2
3
3
6
4
4
4
3
1
5
3
7
4
2
2
3
3
3
9
150
kota
dilaku kan
secara acak sistimatik (Systematic Random Sampling),
sebagai berikut :
a) Buat daftar kabupaten/kota untuk setiap propinsi.
b) Buat gulungan nomor 1-10 untuk di lotere.
a) Menentukan kabupaten dan kota terpilih pertama
(sampel kabupaten/kota terpilih pertama) dengan
P dornall Teknrs P"rnantauan S tatus Glz i
cara randomisasi (pernilihan acak dengan lotere).
Karena jurnlah kabupaten dan kota yang akan dipilih
sebanyak 30%, maka pernilihan kabupaten dan kota
terpilih nomor 2 dan seterusnya dilakukan dengan
menggunakan interval 3 (tiga).
Contoh: Propinsi Riau, jumlah kabupaten dan kota
= 12 maka jumlah sampel kabupaten dan kota yang
akan dipilih = 4. Jika d engan cara lotere terpili h
kabupaten nomor 8 sEbagai sam pel pertama, maka
dengan interval 3 terpilih kabupaten/kota nomor
urut 11 sebagai sampel nomor 2, kabupaten/kota
nomor urut 2 (kembal i ke nomor awal) sebagai
sam pel nomor 3, de mi kian seterusnya kabupaten/
kota nom or urut 5 sebagai sam pel nomor 4.
b. Tahap II: Pemilihan Sampel Klaster di Kabupaten dan Kot3
Terpilih
Pada setiap kabupaten dan kota dipil ih 30 klaster2 . Klaster
di kabupaten adalah desa/kelurahan, sedangkan klaster
di kota adalah Kelurahan. Pe m ilihan klaster di kabupaten
dan kota dilakukan dengan acak sistematik berdasarkan
Probability Proportional to Size (PPS), sebagai berikut :
1) Buat daftardesa/kelurahan termasukjumlah penduduk.
2) Tentukan
interval
dengan
cara
mernbagi
jurnlah
penduduk dengan jumlah kla ster.
3) Tentukan klaster pertarna dengan rnenggunakan Tabel
Acak, rnisalnya dengan rn enjatuhkan pinsil di atas
tabel acak. Contoh Tabel Acak untuk pernilihan sarnpel
Unt uk Kabupaten kla ster ada lah de sa atau kelu ra han, dan un tuk Kota klast er ada lah Ru kun
Wa rga (RW)
2
terdapat pada Lampiran. Klaster kedua dan seterusnya
sampai klaster ke-30 dipilih berdasarkan perhitungan
jumlah kumulatif penduduk dan interval.
Contoh pemilihan sampel kluster di kabupaten dan kota
terpilih, adalah sebagai berikut:
1) Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera
Utara, dengan jumlah penduduk 171.650 orang dan
ditentukan 30 klaste r, maka interval klaster adalah
171.650/30 = 5.722.
2) Jika dengan menggunakan Tabel Acak terpilih angka
4.7223, maka klaster I (pertama) yang terpilih adalah
desa atau kelurahan dengan penduduk kumulatif
sekitar 4.722. Lihat potongan Contoh Tabel Acak
berikut ini.
27767
13025
80217
10875
54127
43584
14338
36292
62004
57326
85301
54066
98525
90391
26629
88977
15243
24335
61105
10967
29490
47724
24432
57411
24472
69714
66724
24896
06368
88779
94015
66733
61880
11748
17944
64874
74108
87873
12102
05600
322444
88222
95160
80580
60478
48277
88570
59221
41867
03343
60311
49739
78626
66692
44071
42824
71484
51594
13986
28091
37301
92003
16453
99837
07362
42678
98086
94614
00582
97703
45990
76668
39014
81232
76447
43242
73209
97066
14987
12537
66067
54244
30945
69170
08345
42792
91030
57589
37403
88975
95043
45547
31732
86995
35741
52680
70818
57260
90307
85771
59820
25704
22304
17710
96163
91035
90314
59621
78851
26313
78438
15292
16499
77463
66276
76193
87064
55387
18396
59526
13057
72681
73538
52113
73035
47431
43277
53856
41207
43905
58874
30743
74699
31048
11466
08670
09301
56699
16082
25852
58905
55018
56374
35824
71708
30540
27886
61732
iセ@
75454
1) Pada Tabel 2 dapat dilihat angka 4.722 berada di angka
3 Jika besar interval angkanya 5 digit maka Tabell\cak dibaca 5 digit terakhir, jika besar interval
angkanya 4 digit maka Tabel Acak dibaca 4 digit terakhir, demikian seteru snya
Pedomdn Tekn i P,'manta uan Status Glli
9
kumulatif penduduk antara 1.298 dan 5.867 (angka
4 .722 lebih dekat ke angka 5.867 dari pada ke angka
1.298), sehingga klaster pertama berada di Desa Pakkat
Hauagong Kecamatan Pa kkat.
2) Klaster ke-2 dihitung dari 4.722+5.722=10.444 yang
berada di Desa Manalu, selanjutnya klaster ke-3
dihitung dari 10.444+5.722=16.166
yang berada di
Desa Rura Tanjung, demikia n penghitungan selanjutnya
sampai diperoleh 30 klaster, yang selengkapnya dapat
dilihat pad a Tabel 2 berikut.
Tabel2
Daftar Sam pel Klaster di Kabupaten Humbang Hasundutan
Provinsi Sumatera Utara 4
No
Nama セイッカゥョsBk。オーエ・iャ@
KecamatanlDesaiKelurahan
kッセ・@
⦅セイッカゥョウャ@
1l
1115
tl
1215010
121501000 1
1215010002
1215UI000J
1215010004
ILl !>U IUUU!>
12150100U6
121 5010007
1.n:wluuUH
セ@
Qli@
1
L
J
4
セ@
6
7
10
11
12
13
14
15
16
1
18
19
20
4
U オQu
セ@
12150100 10
1215010011
2150 uu·
1215010013
121ou1uu14
1215010015
1215010016
1 15
17
121501001B
12150 001 9
lL15uLU
1215020001
セオュ。エ・イ@
Utara
Kaoupaten Humoang
Hasundutan
Kecamatan Pakkat
Tukka Dolok
Pakkat Hauagong
Purba Bersatu
Purba Baringln
_Karya
Mana u
Pulo Godang
セ i@ ー。ァ
セ 。ョ
Jumlan
Penduduk
(Orang)
1.298
4.569
I 31
。@
SiJarango
Lumban Tonga Tonga
tampelua
Pamapa
Sibuluan
::'Igalogo
I\ecamatan :;IJama セ⦅ッ@ ang
Sanggaran I
Sitapongan
",ounluon
SiQulok
Balunajagar
Bonan Dolok II
Bonan Dolok I
HUlaglnlang
Sioortloron
Nagurguran
Kacamatan Dolak Sangyul
sosor amOOk
Sihitell
Purba Dolok
umoan "ulDa
Simarigung
Saitnihula
/leK ung
Purba Manalu
Pakkat
Pasa,lbu
Lumban Tobing
Pasa, Dolok Sanggul
Janl'
Slhlte
Hula Bagasan
!1ahh II
Mabll
Hula Gu,gu,
:;ampean
:;, aga Laga
Slnslnsl
Bonani Onan
Sileang
ウッイセ「ョァ@
Hula,a a
Pa,ik Sinomba
SimanQaronsang
i|・」。ュャABセョエッァ@
1215050001
Hulasort I
1215050002 LobulUa
l!lU!lUUUJ
I'a'gau an
1215050004
Naga Saribu I
1215050005 Naga Saribu II
15050012 sャィ。セオ@
1215050013 Sibuntuon Parpea
1215050015 Sibuntuon Partu,
W!lU!lUUI6_ _:>Itolutjanm
ap,an Nau I
1215050017
722
413
417
433
1.314
1.894
697
010
549
998
.1Lb
24.448
24.861
25.278
25.711
uNセo@
28.979
29.676
5
33.332
6
39.054
7
44.776
8
50.498
9
56.220
10
61 .942
11
67.664
12
73.386
13
79.108
14
64.830
15
90.552
16
SuNセQ@
30.740
31.738
32.864
245
410
01
231
3UU
781
941
2114
950
299
33.109
33.519
3B9
1.062
1.769
I.LUI
783
2.011
1.401
1.759
1.577
3.443
685
5.844
,9B
.231
1.848
DI4
1.8B5
1.663
JIb
3B.360
39.427
41 .196
42.4U;
43.186
45.197
46.654
48.413
49.990
53.433
54 .118
59.962
NsTQセu@
34.421
34.121
35.502
36.443
36.1U
37.67
37.976
60.060
6' .791
63.639
60.213
61.09B
68.761
「セNャji@
1.859
1.996
1.442
1,644
.145
792
1.654
IU.U41
71.900
73.896
75.338
16.9B2
IB.l21
79.519
81.173
1.363
768
.363
1.760
1.160
.000
2.400
1.161
1.41J
82.536
83.304
64.940
86.700
87 .860
B9.410
91.815
92.976
94 .449
2.004
YセNャj@
セuT@
27.610
Nlnula
セN@
".
Pedornan T eknls Pe mantdua n Stalus GIZI
79
1215050018
セオ@
ャ\「オッセ@
セQ@
lLlouoUULU
1215050021
1215050022
lL15u5uULJ
1215050024
1,,150500"5
1 15050026
1215050027
lLbUoUUL8
1 150500"8
1215060
121506001
lLbUoUUL
121506003
121506004
1L15ubuu5
121506006
121506007
21506008
121506009
121506010
1,,1506011
1215070
121507001
lLloUIUUL
1"15 70U3
121507004
lLbuluuo
1L15u7UUb
121507007
1215080
12150800'
121508003
lLloU80U4
121508C 5
121508006
82
83
セT@
85
86
87
88
88
9U
91
8L
93
94
85
96
97
98
99
100
101
102
lUo
104
105
lUb
lu7
108
109
110
111
112
113
114
1 5
116
117
118
119
120
11
122
li3
124
125
126
1 7
12
121508007
lLloU8UU8
121508009
121508010
lL15u8Ull
121508012
121508013
1 15
14
1215090
121509006
1215090 7
121509008
121509009
121509010
1,,15U9011
Pt'dUrJ1dfl t・ォイャセ@
Siponjot
uook Margu
::>110 II
Hutasoit II
Bonan Dolok
::>igompul
Nagasaribu IV
Nagasarrbu V
Nagasanbu I I
Sigumpar
セ。イオャッィョ@
Habeahan
Kecamatan Paranginan
Lumban Sialaman
セ。イョァャ@
::>elalan
Lumban Sarat
Lobu Tolong
::>ihonongan
Paranginan Ulara
Pearung
Siborutorup
Lumban Sianturi
Lobu tol ong Habinsaran
Pearun I セイャ。ゥ@
Kecamatan Bakti Raja
Tipang
Marbun loruan
セゥオョッァ@
Unong Julu
Simamora
::>Inambela
::>imangulampe
Marbun Tonga Marbun Dolok
Kecamatan Pollung
Aek Nau I
Aek Nauli I
セ。ョ、オュ@
Sipltu Huta
Parsingguran II
Pollung
セ。イウゥョァオ@
I
Ria Ria
Huta Paung
セ。ョウオイ@
8alu
Hula Julu
Pardomuan
utapaun Ulara
Kecamatan Parlilitan
Pusuk II Simaninggir
Pusuk I
8aringm
SihotanQ HasuQlan TonQa
sionom Hudon selatan
セゥィッエ。ョァ@
Hasu Ian olok I
PelTiantJU,Hl SI atus gセj@
1.904
l.4dO
QNオェセ@
98.417
セNul@
9%3
1.355
1.27 3
1.030
OOU
lUU.801
102.079
102.649
luo 70L
104603
105.526
106.881
108.154
lUB.088
11 /39
57 1
1.L5U
1.637
1 296
1 7bL
1 301
917
1.441
339
759
1104
110.810
lUUbU
113.747
115.043
11 )8u5
118.106
119.023
120.464
120.803
121.562
1"".716
2160
b83
4'.'5
720
1 u,14
124.886
1.118
510
1.luo
851
563
1. 117
.248
1.183
lI16
1.96
1.8'.'5
1.460
924
1.893
1.4-:4
1 UBL
1.882
443
1.u8<
131.981
133.197
135.164
137.039
138.499
1J9.4iJ
141.316
142.730
143.81
145.694
146.137
14 lb5
1552
2.391
2.U;'O
963
18
107.718
19
113.440
20
19. 62
2
124.884
22
30.6u6
23
136.328
24
142.050
25
147.772
26
153.494
27
lLo.ol1
lLb.U4b
126.766
lLi.81u
1L8.J73
129.550
637
1.2;'6
101.966
QPオNWセX@
147.802
149078
150630
153021
155.U97
156 U60
128
129
130
121509012
1509013
12 1509014
セuYPQ@
セャ@
l J2
133
134
1]5
136
137
138
139
4u
14 1
142
143
44
1215U9U16
121 509017
121509018
1 ャGu セuャ セ@
121509020
121509021
12150902:
1215100
121510001
IL l ,IUUU2
121510003
121 510004
lit"UUU,
1 t lUUUb
Sionom Hudon Timur I
Sionom Hudon tara
Sionom Hudon Julu
. Sionomセオ。ッョ@
longa
Sionom Hudon oruan
Sionom Hudon VII
Simalaniari
セ@
olangHasugtan Hablnsaran
Siholang Hasugian Dolak II
Sionom Hudon T,mur II
Sionom Hudon SII ulbu on
Kecamatan Tara Bintang
Sitanduk
ara セiョャ。ァ@
Sibongkare
Sihombu
Sihotang Hasuglan oruan
セゥュ「。
976
634
1.200
9Z4
79
520
377
イ 。@
157.036
157.670
158.870
159.194
16U.013
161093
161.470
A^セu@
ャセ
940
523
958
163.000
163.523
164 .481
1.966
1.691
864
1.270
Olb
166.447
168.144
169008
170.278
. 54
セ
159.21ti
28
164.938
29
7U.bbU
JU
「u@
セu@
N@
c. Tahap III: Pemilihan Sarnpel Rumah Tangga pada Klaster
Terpilih
Setelah 30 (tiga puluh) klaster dipilih, selanjutnya adalah
memilih
sampel
rumah
tangga 5 sebagai
responde n
sebanyak 10 (sepuluh) rumah tangga untuk setiap klaster,
dengan cara purposive dengan model lingkaran anti
nyamuk, dengan langkah-Iangkah sebagai berikut :
1) Oi klaster terpilih, buat daftar pusat klaster atau titik
klaster 6 yang biasanya merupakan sarana umum,
seperti : kantor kelurahan/dusun/RW, pasar, sekolah/
madrasah, tempat peribadatan (mesjid, gereja, pura),
posyandu, balai pengobatan, puskesmas .
2) Oi setiap klaster dipilih secara acak/melotre satu pusat
klaster.
3) Oi pusat klaster terpilih tersebut, pengumpul data
berjalan dengan memilih arah yang dapat dipilih
secara acak, bisa dipilih salah satu ke kiri, kanan, depan
atau belakang. Cara yang paling mudah adalah dengan
5
6
Sampe l rumah tangga adalah rumah tangga yang mempunyai anak balita, sebanyak 10 (sepuluh)
rumah tanggal untuk tiap klaster.
Titik klaster di desa/kelurahan (kabupaten) adalah kantor desa/kelurahan, dan titik klaster di
kelurahan (kota) adalah kantor atau rumah ket'Ja RW
Pedoman t ・セ@
-------------------------------------
nl5
Pemantaual1 5 atu Gi !i
13
melempar koin untuk memilih arah jalan secara acak.
Kemudian pengumpul data berjalan sesuai arah pola
anti nyamuk dengan pusat klaster sebagai titik tenga h
lingkaran. Pola obat anti nyamuk memiliki lingkaran
dalam (terdekat dengan pusat klaster), lingkaran kedua,
ketiga dan seterusnya.
Mulailah bergerak mengikuti
lingkaran dalam, kemud ian ke lingkaran berikutnya.
Hal ini pernting agar ruma htangga sampel menyebar
di sekitar pusat klaster.
4} Sambil berjalan, pengumpul data dapat membuat peta
rumah-rumah yang dilal ui dan mengunjungi ruma h
pertama
untuk
memeriksa
apakah
rumahtangga
tersebut memiliki balita. Bila rumahtangga tersebut
memniliki balita maka dipilih sebagai sampel dan diberi
nomor 1. Selanjutnya periksa rumahtangga berikutnya
dan seterusnya sampai diperoleh 10 rumahtangga
yang memiliki balita, dan beri nomor urut 2, 3,4, ...... ,
10.
S} Setelah selesai melakukan pemetaan, rumah-rumah
yang telah diberi nomor 1 sampai 10 didatangi untuk
dilakukan wawancara, serta pengukuran/ penimbanga n
terhadap seluruh anggota rumahtangga. Lihat conto h
gambar pemetaan berikut.
Gambar
Pengambilan Sampel Rumah Tangga dengan lingkaran Anti
Nyarnuk
2. Menyediakan Instrumen dan Peralatan
a. Instrumen Pemantauan Status Gizi (PSG) terdiri dari
kuesioner dan formulir yang akan diisi oleh petugas
pengumpul data di lapangan (enumerator). Kuesioner/
formulir akan berisi data:
1)
Tanggallahir responden dan anggota rumah tangga
2)
Umur dalam bulan
3)
Berat Badan (BB)
4)
Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB)
5)
Panjang Lengan atas (PLA)
6)
Lingkar Lengan Atas (LLA)
7)
Frekuensi penimbangan balita di KMS dan atau Buku
KIA
8)
Ada/tidaknya
pena nganan
tatalaksana
anak gizi
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi
15
buruk di rumah tangga
9)
Ada/tidaknya konsumsi tablet tambah darah
10) Ada/tidaknya konsumsi kapsul vitamin A
11) Dilakukannya/tidak pernberian ASI eksklusif
12) Konsumsi garam beryo dium di rumah tangga
b. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan antara lain:
1)
Dacin/Salter untuk meni m bang berat badan balita
0-59 bulan
2)
Timbangan injak (digital ) untuk menimbang berat
badan anak usia sekolah, remaja dan dewasa
3)
Alat ukur panjang badan untuk mengukur panjang
badan anak usia 0-24 bulan
4)
Microtoise untuk mengukur tinggi badan anak diatas
24 bulan, remaja, dan dewasa
5)
Pita LLa untuk mengukur Lingkar Lengan Atas WUS
dan Ibu hamil
6)
TabeilMT menurut Umur (IIVIT/U)
7)
Aplikasi data entry
8)
Buku Standar Antrop om etri Penilaian Status Gizi
Anak
9)
Daftar jumlah penduduk menurut desa/kelurahan
10) Kuesioner dan Petunjuk Pengisian
11) Alat pengolah data
12) lodium test
3. Merekrut dan Melatih Petugas
a.
Perekrutan petugas pengumpul data dilakukan ole h
Tim PSG Propinsi, yang terdiri dari Dinkes Propinsi dan
Poltkekkes/AI PGI.
b.
Pengumpulan data dilc;kukan oleh Tim Pengumpul Data
yang terdiri dari mahasiswa telah mendapatkan kuliah
Penilaian Statu s Gizi dari Poltekkes jurusan gizi dan
Institusi Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan gizi.
c. Petugas pengumpul data (enumerator) yang direkrut
akan dilatih untuk rneningkatkan pengetahuan dan
keterampilan
dalam
pengumpulan
data.
Materi
pelatihan yang perlu cliberikan difokuskan pad a teknik
sampling, pengukuran antropometri, teknik wawancara ,
dan penggunaan aplikasi (software) pengolahan data
PSG .
Tabel Materi Pelatihan dan Petugas yang Dilatih
No
1
2
Materi Pelatihan
Cara men entukan klu ster
sampling d i tingkat
kabupaten dan kota
untuk menentukan de sa /
kelurahan terpilih
Cara men entukan rumah
tangga terpilih dari setiap
desa/kelurahan terpilih
Petugas Yang
Dilatih
Dose n
Penanggungjawab
dan Pengelola
Gizi Dinkes Kab/
Kota (Koordinator
Lapangan)
Dosen
Penanggungj awab
dan Pengelola
Gizi Dinkes Kab/
Kota (Koordin ator
La pangan)
Penanggung
Jawab
Koordinator
PSG Propin si
Koordinator
PSG Propin si
3
Pengukuran Antropometri
Petuga s Pengumpul
Data
Koordinator
PSG Propinsi
4
Menjalankan aplika si entry
data PSG
Pengolah data
Poltekes
Koordinator
PSG Propin si
5
Teknik Wawan cara
Petuga s Pengumpul
Data
Koordin ator
PSG Propin si
Pl'dorlli'ln Te>k!I!S Perna!1 iluan Status GIZI
17
4. Menetapkan Rencana Kerja dan Biaya
Penetapan
rencana
kerja
dan
biaya
dilakukan
untu k
mendapatkan gambaran jumlah tenaga, biaya dan waktu
yang diperlukan untuk melaksa nakan pemantauan status
gizi . Biaya kegiatan pemantauan status gizi dibebankan
utamanya dari dana dekonsentrasi, tetapi tidak menutup
kemungkinan ada tambahan dana dari APBD. Komponen
biaya yang diperlukan antara la in:
a. Tahap persiapan
1) Pengadaan logistik (antropometri kit, kuesioner, dan
formulir lainnya)
2) Dana kegiatan untuk rapat
3) Biaya Rekruitmen
4) Biaya pelatihan tenaga pengumpul data
5) ATK
b. Pelaksanaan
1) Transport, honorarium dan akomodasi pengumpul
data dan supervisor
2) Bahan Kontak
c. Pengolahan data
1) Biaya pengiriman data da ri kabupaten ke propinsi
2) Honorarium pengolah data
d. Penyusunan Laporan
1) Biaya Pertemuan Finalisasi Laporan
2) Penggandaan laporan
3) ATK
e. Diseminasi hasil
1) Biaya penyelenggaraan workshop
18
Ppdornan t・ォョャセ@
Pemanlalhll 1 Strltll5 G I71
2) ATK
3) Penggandaan laporan
Peduman Tek
I
P"m ln taua n S tatus Gizi
19
N
Tabel36
\l
Contoh Rencana Kerja Pemantauan Status Gizi
o
to
c..
o
3
w
::>
-I
to
"'"
'"
\l
ro
::l
ru
"ac;
"'"
I II
セ@c:;
'"G)
セ@
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI
A. Pengumpulan Data
Setelah dilakukan pemilihan sampel, pada rumah tangga yang
terpilih dilakukan pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan
data terdiri dari pengukuran antropometri dan wawancara
dengan menggunakan kuesioner.
Data yang dikumpulkan
meliputi data antropometri dan
informasi terkait indikator kegiatan pembinaan gizi, sebagai
berikut:
1. Status Gizi (Data Antropometri)
a. Anak Balita
Dilakukan dengan mengukur seluruh anak balita di rumah
tangga, meliputi:
1) Mencatat tanggallahi r atau umur (bulan)
2) Mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) atau
Panjang Badan (PB).
a. Berat badan ditimbang dengan timbangan pegas
"salter"
b. Tinggi badan diukur dengan alat microtoise untuk
anak yang sudah bisa berdiri (umur
セ@
24 bulan)
c. Panjang badan diukur dengan alat ukur panjang
badan untuk anak yang belum bisa berdiri (umur :s;
23 bulan), yaitu dengan posisi terlentang 7 .
::------7 Umur dihitung dalam bulan penuh (completed month). Jika anak umur " 23 bulan (23 bulan 29
hari) diukur berdiri dengan microtoise maka aplikasi pengolahan data antropometri akan menambah
Panjang 8adannya = OJ cm dari hasil pengukL!ran, sebaliknya anak umur セ@ 24 bulan diukur
d. Catat cara pengukuran balita dengan memberi kode
tertentu bila diukur tele ntang atau diukur berdiri.
a. Anak Sekolah, Remaja, Dewasa
Dilakukan dengan pengukura n berikut:
1) Mencatat tanggallahir atau umur
2) Mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (
3) TB), Panjang Lengan Atas (PLA) dan Lingkar Lingkar
Atas (LLA).
•
Berat Badan ditimbang dengan timbangan kamar
mandi
• Tinggi Badan diukur dengan alat microtois
4) Khusus untuk Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49
tahun) dan ibu hamil serta ibu menyusui selain BB dan
TB, juga diukur Panjang Lengan Atas (PLA) dan Lingkar
Lengan Atas (LLA) denga n menggunakan pita LLA.
2. Frekuensi Penimbangan Balita
Dilakukan dengan mencatat frekuensi penimbangan balita
dari Kartu Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain
catatan penimbangan balita yang ada di Posyandu dalam 6
bulan terakhir.
3. Tata Laksana Gizi Buruk
Dilakukan dengan menanyakan dan mencatat tata laksana
penanganan kasus balita gizi buruk dari rumah tangga dalam
setahun ini.
terl entang dengan pengukur panjang badan maka maka aplikasi pengolahan data antropometri
akan mengurangi Tinggi Badannya = 0,7 em dari ha sil pengukuran.
22
Pedoma n Teknis Pema ntauan Statu,>
G ill
4. Pemberian dan Konsumsi Tablet Tambah Oarah atau Tablet
Fe
Oilakukan
dengan
menanyakan
dan
mencatat
umur
kehamilan saat ini dan umur kehamilan saat pertama
menerima tablet TTO/Fe, jumlah Tablet Tambah Oarah
(TTO) atau tablet Fe yang diterima dan dikonsumsi ibu hamil
di rumah tangga. Jika ibu hamil tidak menerima TTO atau
tablet Fe dari program Kemenkes tetapi secara mandiri (TTO
Mandiri), maka TTO Mandi r i dicatat sebagai menerima TTO
atau tablet Fe dari Kemenkes.
5. Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Balita 6-11 bulan : dilakukan dengan mencatat dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain catatan
pemberian vitamin A pada bulan Februari atau Agustus.
b. Balita 12-59 bulan: dilakukan dengan mencatat dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain catatan
pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus.
c. Ibu Nifas: dilakukan dengan mencatat dari buku KIA
atau formulir lain catatan pemberian vitamin A pada ibu
melahirkan dalam waktu 28 hari masa nifas .
6. ASI Eksklusif pada Bayi 0-5 Bulan
Oilakukan dengan mencatat pemberian ASI dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lainnya.
Jika pemberian ASI tidak dicatat dalam KMS, buku KIA atau
formulir, ditanyakan apakah bayi 0-5 bulan hanya diberi ASI
saja tanpa makanan dan m:numan lain kecuali obat, vitamin
dan mineral selama sehari kemarin .
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi
23
7. Konsumsi Garam Beriodium di
Dilakukan
dengan
menguji
iセオュ。ィ@
Tangga
kandungan
lodium
dalam
garam yang digunakan keluarga atau rumah tangga dengan
menggunakan alat uji kandungan lodium dalam garam. Hasil
uji memberikan perubahan warna (ungu pekat atau ungu
pucat) yang mengindikasikan garam mengandung lodium,
atau jika tidak terjadi peruba han warna mengindikasikan
garam tidak mengandung lodium .
B. Pelaksana
Pengumpulan
data
dilakukan
oleh
Tim
Provinsi
yang
dikoordinasikan Dinas Kesehatan Provinsi dengan pelaksana
pengumpulan dan pengolahan data dari Asosiasi Institusi
Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) yang terdiri dari perguruan
tinggi jurusan gizi dan Poltekkes gizi, dibantu petugas kabupaten
dan kota serta pelaksana gizi eli puskesmas, atau dengan
bantuan tenaga bidan atau kader setempat
C. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pada
waktu
pelaksanaan
peng umpulan
data
dilakukan
monitoring yang meliputi:
1. Validasi data
2. Pengecekan sampel klaster, titik pusat klaster dan pemilihan
sampel rumah tangga
3. Kelengkapan pengisian kuesioner
4. Mengamati dan mengarahkan cara melakukan wawancara,
pengukuran berat badan, panjang badan/tinggi badan dan
pengujian garam konsumsi dengan lodium test
5. Melakukan reabilitas hasil pengukuran. Pelaksanaannya
24
PedO nl ;;ln Teknis Ppma nt;;l lJ an St;;ltIJS
G IZI
dengan mengukur ulang secara acak balita sam pel di
berbagai klaster yang berbeda .
Pelaksana monitoring pengurnpulan data adalah Tim Pusat
(Direktorat Bina Gizi, Badan Litbangkes), Tim Provinsi (Dinkes
Provinsi,
Poltekes/AIPGI),
Tim
Kabupaten/Kota
(Dinkes
Kabupaten/Kota dan Puskesmas).
p .,dolllan Tek nrs Pemantauan Stalus Gi zi
25
26
p,
T1an T",k111
p・ュ」ャョゥセ@
Still
G,
BABIV
MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI
PEMANTAUAN STATUS GIZI
A. Data Entry
Kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah di cek
dan validasi pengisian dan kelengkapan data yang diperlukan,
selanjutnya dientri dengan menggunakan aplikasi (software)
yang khusus dipersiapkan untuk pelaksanaan PSG.
B. Data Cleaning
Sebelum dilakukan pengolaha n dan analisis data lebih lanjut,
dilakukan pengecekan hasil data entry. Pada proses ini, kembali
dilakukan pengecekan ulang apabila ditemukan adanya data
ekstrim. Data ekstrim di validasi ulang dengan melihat kembali
kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah di cek
dan validasi .
C. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi
(software) PSG yang telah disiapkan. Analisis lebih lanjut dapat
dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau software lainnya,
misalnya SPSS dan MS Excell .
Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
dan persentase, tabel silang, grafik, gambar dan narasi.
Selanjutnya dapat disajikan analis data dengan satu variabel
(tabel frekuensi), analisis dengan dua atau tiga variabel (tabel
silang), dan analisis dengan uji statistik.
PedOnliln Teknls Pern alltauan Sta tu s Glzi
27
---
D. Penyusunan Laporan
Laporan hasil pelaksanaan PSG disusun berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data, yang disusun menurut kabupaten
dan kota serta nasional.
E. Diseminasi Hasil
Hasil
PSG
perlu
didiseminasikan
kepada
kepala
wilayah
(bupati/walikota) dan kepada pemangku kepentingan terkait.
Diharapkan hasil PSG dapat dimanfaatkan untuk penentuan
tindakan cepat (quick response), pengambilan keputusan,
penentuan kebijakan dan perencanaan.
28
Pedornan TNLセ@
ョャセ@
PenllntalJa Stat 5 GILi
----=------------------------
BABV
PENGORGANISASIAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI
A. Pelaksana dan Penanggung Jawab
Pelaksana dan penanggungjawab PSG secara berjenjang adalah:
1. Tim Pusat (Direktorat Bina Gizi, Jurusan Gizi Poltekes
Kemenkes RI/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi, Litbangkes)
mempunyai tugas:
a. Menyiapkan Petunjuk Teknis PSG, aplikasi
PSG dan
pedoman pengoperasiannya
b. Sosialisasi Juknis PSG kepada Propinsi (Dinkes Propinsi
dan Assosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia)
c. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinkes Propinsi dan
Assosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (Perguruan
Tinggi yang memiliki Jurusan Gizi dan Jurusan Gizi Poltekes).
d. Membuat rencana kerja dan biaya
e. Meningkatkan kapasitas petugas PSG di propinsi melalui
Bimbingan Teknis dan Pendampingan
f. Mengelola data dan informasi (data entry, data cleaning,
pengolahdn
dan
analisis,
penyusunan
laporan
dan
diseminasi hasil) di seluru h Indonesia.
g. Menyediakan instrumen, aplikasi PSG dan peralatan
pendukung
2. Tim Provinsi (Dinkes Provinsi, Perguruan Tinggi Jurusan Gizi
dan Jurusan Gizi Poltekes) m empunyai tugas:
a. Sosialisasi Juknis PSG kepada Pengelola Gizi Kabupaten/
Kota
Pedc,man Teklll!. Ppnlantauan St tus Gizi
29
b. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinkes Kabupate n/
Kota
c. Membuat rencana kerja dan biaya
d. Menyediakan instrumen, ap likasi PSG dan peralatan
pendukung
e. Rekruitmen dan peningkatkan kapasitas petugas PSG
f. Melasanakan pengumpulan data dengan pengukuran
antropometri dan wawancara
dengan
menggunakan
kuesioner
g. Mengelola data dan informasi (data entry, data cleaning,
pengolahan dan analisis dan penyusunan laporan) di
Kabupaten dan kota .
3. Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota mempunyai tugas :
a. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Puskesmas
b. Membantu
Tim
Provinsi
dalam
pelaksanaan
PSG
terutama dalam menetapkan kluster di kabupaten da n
kota serta pengumpulan data pada klaster terpilih
4. Puskesmas mempunyai tugas:
a. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Pustu/Polindes/
Poskesdes terutama dalam m enentukan pusat klaster d i
desa/kelurahan/RW.
b. Membantu Tim Provinsi dalam pelaksanaan PSG mulai
dari menetapkan rumah tangga pada kluster terpilih dan
pengumpulan data di rumah tangga
B. Alur Pelaporan
Pada kegiatan ini, setelah data dikum pulkan dari rumah tangga
yang dikunjungi, Tim propinsi selanjutnya mengelola data
dan informasi hasil PSG untuk dilaporkan ke Tim Pusat dalam
30
p.,dornan T ekn l5 Peillantauan Status GIZI
bentuk hard copy maupun soft copy ke alamat Direktorat Bina
Gizi, Kemenkes RI atau email subd itbkg@yahoo .com
Gambar
Alur Pelaporan Pemantauan Status Gizi
Pusat
Koordl\a31,
Direktorat Bina Glzi
Pollekes KemenkesiPerguruan Tinggi Jurusan GiZI, 8alilbangkes
i '"
SQ5lalfAs.
tan
b1pOl''''
peiJ'f\l5U111n
セLQjャョゥッ
rmnolM!f'lg
doo
lJ'TIl),ln 0,, (";' , セN。ョ@
(:.lLl,
ャゥ Iャゥ@
I
KoortinaSi. sowlisMl. ー」エヲDi\
Provinsi
Dinkes Provinsi
Pollekkes KemenkesiPeryuruan Tinggi Jurusan Gizi
ャ ャセ@
セ@
puo
PEMANTAUAN STATUS GIZI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIT JEN BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
DIREKTORAT BINA GIZI
JAKARTA
2014
Katalog Dalam Terbitan, I{ementerian Kesehatan RI
612,3
Ind
p
Indonesia, Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi ---Jakarta: Kementerian Kesl:lhatan RI. 2014
ISBN 978-602-235-564-9
1, Judul I. NUTRITIONAL STATUS-GUIDELINES
II. DATABASE AS TOPIC
KATA PENGANTAR
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara jumlah asupan zat gizi dengan jumlah kebutuhan zat gizi
oleh tubuh untuk berbagai proses biologis . Status gizi khususnya
status gizi anak balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat, yang akan
menentukan kualitas sumber daya manusia.
Sedemikian strategisnya status gizi dalam upaya pembangunan
manusia
Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai salah satu
sasaran dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RP.lMN) bidang Kesehatan 2010-2014, yaitu menurunkan
prevalensi balita gizi kurang dan prevalensi balita pendek, yang
untuk pencapaiannya telah ditetapkan 8 indikator kinerja kegiatan
pembinaan gizi yang prioritas untuk dilaksanakan sebagai mana
dijabarkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 20102014.
Untuk mengetahui pencapaian indikator kinerja utama dan
indikator kinerja kegiatan yang t elah ditetapkan, secara nasional
diperoleh dari Riskesdas yang dilaksanakan setiap 3-5 tahun
sekali. Namun demikian, untuk memenuhi kebutuhan informasi
terkait situasi status gizi dan indikator kegiatan pembinaan giz i
yang spesifik wilayah terutama di kabupaten dan kota secara
cepat, akurat, tepat waktu dan berkelanjutan, dipandang perlu
melaksanakan Pemantauan Status Gizi (PSG) secara periodik dan
berkesinambungan.
Peuoman Teklw Pemd ll lilUan Stal s Glzi
------------------------------====
j"
セM
Buku Pedoman Teknis PSG ini disusun dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, khususnya
pengelola kegiatan surveilans gizi da lam melaksanakan PSG di
kabupaten dan kota.
Diharapkan kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk penyempurnaan pedoman ini lebih lanjut.
Terima kasih.
ii
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi
DAFTAR 151
Halaman
KATA PENGANTAR ...... ...... ......... ... ,.................. ....... .... ........... .
DAFTAR lSI .. ..... ...... ....... ..... .. ....... .. ................... ...... ................
BAB I
III
PENDAHULUAN ........ .. .. .. .. ..... .. .. .. ........ .... .. .. ............. 1
A. Latar Belakang ........ .. .. .. .. .... .. .......................... .. .. . 1
B. Tujuan ......... ..... ...... .... .. ......... .. .. .... .. .... .... ....... .... .. 2
C. Manfaat ........ ........ .... .... ................... .. .................. 3
C. Tahapan Pelaksanaan .. ........ .. .... ...... .................... 3
E. Sistematika Penulisan ... ...... .. .... .. .... .. ................... 4
BAB 1/
TAHAP PERSIAPAN PEMANTAUAN STATUS GIZI .... .. . 5
A. Tujuan ............ ... ..... ... .. ..................... ... ... ... .... .... .. . 5
B. Disain, Populasi dan Sampel.. ...... ................ .. ...... 6
C. Penentuan Sampel (S ampling) ........ .................... 6
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI .. .. 21
A. Pengumpulan Data .. ...... .... .. .......... .. .. .... .. .... .... .... 21
B. Pelaksana ......... ... ............. ...... ... ..... .. .... ... ... .. .. ..... . 24
C. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data .. .... 24
BAB IV
MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI PEMANTAUAN
STATUS GIZI .... .. ... .... .......... .... ... ....... .. .................... ... 27
A . Data Entry .... ..... ........ ..... ..... .. .. .. ....... ...... ... ........... 27
B. Data Cleaning .. ...................... .. .. .. ...... .... .. .. .. .. .... .. 27
C. Pengolahan dan Analisis Data .. .... .. .. .. .......... ........ 27
D. Penyusunan Laporan .......... ...... .......................... . 28
E. Diseminas i Hasil .............. .... .... .. .......................... . 28
Pedoman Tekn is Pemantauan Status GI ZI
iii
BAB V
PENGORGANISASIAN PEMMHAUAN STATUS GIZI ... 29
A. Pelaksana dan Penanggung Jawab ...................... 29
B. Alur Pelaporan ................. , ................................... 30
C. Waktu Pelaksanaan ........ .. ................................... 32
BAB VI
PENUTUP ........ ....... ....... ....... ,................................... 33
LAMPIRAN ..................... ........................................................ 34
iv
Pedoll1an Te
;nl .... P"nlilnldUilll
S· It · GI
]Mセ
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
(RPJMN)
bidang
Kesehatan
2010-2014
adalah
menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi setinggitingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek
menjadi setinggi-tingginya 32%. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita gizi kurang berhasil
diturunkan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010,
namun pada tahun 2013 sedikit meningkat menjadi 19,6 %.
Prevalensi balita pendek turun dari 36,8% tahun 2007 menjadi
35,6% tahun 2010, namun pada tahun 2013 sedikit meningkat
menjadi 37,2%.
Untuk mendukung pencapaian RPJMN tersebut, dalam Rencana
Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator
kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2010-2014,
yaitu: (1) balita gizi buruk mendapat perawatan; (2) balita
ditimbang berat badannya; (3) bayi usia 0-6 bulan mendapat Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif; (4) rumah tangga mengonsumsi
garam beriodium; (5) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin
A; (6) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (7) kabupaten/kota
melaksanakan surveilans gizi; dan (8) penyediaan stok cadangan
(buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk
daerah bencana. Dalam mendukung tercapainya 8 indikator
tersebut terdapat beberapa indikator gizi yang dapat digunakan
sebagai informasi untuk meningkatkan sistem kewaspadaan gizi.
Riskesdas yang hasilnya menjadi salah satu dasar untuk
Ped o'Tla n Tekni s Pemantauan Status
---------------------------------
GIZI
menetapkan kebijakan berbasis bukti hanya dilakukan antara
35 tahun sekali. Sehingga untuk memperoleh informasi situa5i
status gizi dan capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah
khususnya di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan Pemantauan Status Gizi
(PSG) secara periodik dan berkesinambungan.
Pelaksanaan PSG merupakan bagian dari kegiatan monitoring
dan evaluasi program gizi. Data dan informasi yang dihasilkan
dari
kegiatan
PSG
dapat
dijadikan
bahan
pengambilalll
keputusan dan penyusunan rencana kegiatan pembinaan gizi di
suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota.
Untuk meningkatkan kapasitas petugas khususnya pengelola
kegiatan surveilans gizi baik di pro pinsi maupun di kabupaten
dan kota dalam pelaksanaan PSG, Kementerian Kesehatan RI
mempublikasikan buku Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi
sebagai acuan pelaksanaan.
B. Tujuan
Tujuan umum PSG adalah untuk menyediakan data da n
informasi status gizi balita, remaja, dewasa,
lanjut usia,
Wanita Usian Subur (WUS), ibu hamil dan ibu menyusui, serta
gambaran pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan, dengan tujuan khusus untuk
menyediakan informasi:
1. Status gizi balita, anak usia sekolah 518 tahun, remaja,
dewasa, WUS, ibu hamil dan ibu m enyusui.
2. Capaian indikator kinerja kegiat an pembinaan gizi, yaitu
balita ditimbang berat badannya, balita gizi buruk mendapat
Mセ@
perawatan, ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, bayi usia 0-6 bulan
2
Pedo m an Te kms Pe m a ntauan S tallJs Gizi
----------------------------
mendapat ASI eksklusif, balita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A, rumah tangga mengonsumsi garam beriodium.
C. Manfaat
Pelaksanaan PSG, secara nasional bermanfaat untuk tersedianya
data dan informasi dan perke m bangan status gizi balita, remaja ,
dewasa, wanita usia subur dan ibu hamil KEK secara cepat,
akurat, teraturdan berkelanjutan untuk keperluan perencanaan,
penetapan kebijakan dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi.
Untuk kabupaten dan kota, data dan informasi yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan untuk ke perluan pengambilan keputusan
dan penentuan tindakan intervensi, perencanaan dan evaluasi
kegiatan pembinaan gizi yang dilaksanakan .
D. Tahapan Pelaksanaan
Secara umum tahapan pelaksanaan Pemantauan Status Gizi
(PSG) mengikuti langkah-Iangkah pelaksanaan survei, riset atau
monitoring dan evaluasi, yang meliputi :
1. Tahap Persiapan
a. Menetapkan tujuan survei
b. Menetapkan disain
c. Menetapkan populasi dan sam pel
d . Menyediakan Instrumen dan peralatan
e. Merekrut dan melatih petugas
f. Menetapkan rencana kerja dan biaya
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Monitoring pelaksanaan pengumpulan data
(kelengkapan informasi dan editing)
PedOllldll
Tekn'> Pemantauan S atus
GIZI
3
3. Manajemen data dan Informasi
a. Data entry
b. Data cleaning
c. Pengolahan dan analisis data
4. Penyusunan Laporan
5. Diseminasi hasil
6. Pengorga nisasia n
E. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan pendahuluan yang menyajikan latar belakang,
tujuan dan manfaat dari pelaksa naan PSG. Selanjutnya pada
Bab II disajikan tahap persiapan yang terdiri dari menetapkan
tujuan, disain, populasi dan sampel, menyediakan instrumen
dan peralatan, merekrut dan melatih petugas serta menetapkan
rencana kerja dan biaya.
Pada Bab III disajikan tahap pelaksanaan PSG yang meliputi
pengumpulan data,
monitoring pelaksanaan pengumpulan
data termasuk kelengkapan informasi dan editing.
Pada Bab
IV dijelaskan tentang manajemen data dan informasi yang
meliputi data entry, data cleaning, pengolahan dan analisis
data, penyusunan laporan dan diseminasi hasil.
Pada Bab V dijelaskan pengorganisasian PSG yang terdiri dari
pelaksana dan penanggung jawab, alur pelaporan dan waktu
pelaksanaan, dan pada bagian akhir terdapat lampiran yang
terdiri dari daftar sampel kab/kot a menurut provinsi, contoh
tabel acak, daftar variabel, kuesioner PSG, dan petunjuk
pengisian kuesioner.
4
Pedoman Teknls PefTIantiluiln Stdlu G ':1
BAB II
TAHAP PERSIAPAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG)
adalah untuk memperoleh informasi status gizi dan capaian
kinerja kegiatan pembinaan gizi secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh informasi status gizi :
1) Balita dengan indeks BB/U, PB/U-TB/U, dan BB/TB
2) WUS, ibu hamil dan ibu menyusui dengan indeks liLA
3) Anak usia sekolah, remaja dan dewasa dengan indeks
IMT/U dan skor IMT
b. Untuk memperoleh informasi perkembangan pencapaian
indikator kinerja kegiata n pembinaan gizi:
1) Capaia!1 indikator ba lita ditimbang berat badannya
2) Capaian indikator balit a gizi buruk mendapat perawatan
3) Capaian indikator ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
4) Capaian indikator bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI
eksklusif
5) Capaian indikator ba lita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A
6) Capaian indikator rumah tangga mengonsumsi garam
beriodium.
Pe-dnll1an t・セョゥウ@
Pemantauan Status Glzi
5
C. Untuk memperoleh informasi perkembangan status gizi
dari waktu ke waktu
B. Disain, Populasi dan Sampel
1. Pemantauan Status Gizi (PSG) dilakukan dengan disain
potong lintang (cross sectional sur vey).
2. Populasi adalah semua Rumah Tangga (RT) yang mempunyai
anak balita usia 0-59 bulan.
3. Sam pel adalah Rumah Tangga (RT) yang terpilih dari populasi.
C. Penentuan Sampel (Sampling)
1. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel (sampling) d ilakukan dengan 3 (tiga )
tahap, yaitu: (1) tahap pertam a memilih sampel kabupaten
dan kota 1 ; (2) tahap kedua memilih klaster untuk setiap
kabupaten dan kota; dan (3) tahap ketiga memilih sampel RT
di setiap klaster.
a. Tahap I : Pemilihan Sampel Kabupaten dan Kota di Provins i
1) Jumlah kabupaten dan kota dipilih sebanyak 30% dari
jumlah kabupaten dan kota yang ada di setiap propinsi.
Secara proporsional jum lah sampel kabupaten da n
kota di setiap propinsi ditunjukan oleh Tabel 1.
1 Sampling tahap pertama hanya untuk PSG 2014, mula i tahun 2015 PSG diharapkan dapat
dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota
6
PedOfllilli Tekll15 Pemantauan Statu, Gi71
Tabell. Distribusi Jumlah Sampel Kabupaten dan Kota
Menurut Provinsi
No
Kode
,
11
12
13
14
15
16
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
17
18
19
20
31
32
33
34
35
36
51
52
53
61
62
63
64
65
71
72
73
74
75
76
81
82
91
94
Jumlah Kabupaten
dan Kota Yang Ada
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
9
5
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
497
Provinsi
Aceh
Suma tera Utara
Su matera Barat
Ri au
Jambi
Sumatera Selatan
BenQkulu
LampunQ
Kepulauan Babel
Kepulauan Riau
OKI Jakarta
Jawa Sarat
Jawa Tengah
01 Yogyakarta
Jawa rim ur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Sarat
Nusa Tenggara Timur
Ka liman tan Barat
Ka limantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kali mantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawes i Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Sarat
Papua
Indonesia
2) Pemilihan sampel
kabupaten
dan
Jumlah Kabupalen
dan Kola Terpilih
7
10
6
4
3
5
3
4
2
2
2
8
11
2
11
2
3
3
6
4
4
4
3
1
5
3
7
4
2
2
3
3
3
9
150
kota
dilaku kan
secara acak sistimatik (Systematic Random Sampling),
sebagai berikut :
a) Buat daftar kabupaten/kota untuk setiap propinsi.
b) Buat gulungan nomor 1-10 untuk di lotere.
a) Menentukan kabupaten dan kota terpilih pertama
(sampel kabupaten/kota terpilih pertama) dengan
P dornall Teknrs P"rnantauan S tatus Glz i
cara randomisasi (pernilihan acak dengan lotere).
Karena jurnlah kabupaten dan kota yang akan dipilih
sebanyak 30%, maka pernilihan kabupaten dan kota
terpilih nomor 2 dan seterusnya dilakukan dengan
menggunakan interval 3 (tiga).
Contoh: Propinsi Riau, jumlah kabupaten dan kota
= 12 maka jumlah sampel kabupaten dan kota yang
akan dipilih = 4. Jika d engan cara lotere terpili h
kabupaten nomor 8 sEbagai sam pel pertama, maka
dengan interval 3 terpilih kabupaten/kota nomor
urut 11 sebagai sampel nomor 2, kabupaten/kota
nomor urut 2 (kembal i ke nomor awal) sebagai
sam pel nomor 3, de mi kian seterusnya kabupaten/
kota nom or urut 5 sebagai sam pel nomor 4.
b. Tahap II: Pemilihan Sampel Klaster di Kabupaten dan Kot3
Terpilih
Pada setiap kabupaten dan kota dipil ih 30 klaster2 . Klaster
di kabupaten adalah desa/kelurahan, sedangkan klaster
di kota adalah Kelurahan. Pe m ilihan klaster di kabupaten
dan kota dilakukan dengan acak sistematik berdasarkan
Probability Proportional to Size (PPS), sebagai berikut :
1) Buat daftardesa/kelurahan termasukjumlah penduduk.
2) Tentukan
interval
dengan
cara
mernbagi
jurnlah
penduduk dengan jumlah kla ster.
3) Tentukan klaster pertarna dengan rnenggunakan Tabel
Acak, rnisalnya dengan rn enjatuhkan pinsil di atas
tabel acak. Contoh Tabel Acak untuk pernilihan sarnpel
Unt uk Kabupaten kla ster ada lah de sa atau kelu ra han, dan un tuk Kota klast er ada lah Ru kun
Wa rga (RW)
2
terdapat pada Lampiran. Klaster kedua dan seterusnya
sampai klaster ke-30 dipilih berdasarkan perhitungan
jumlah kumulatif penduduk dan interval.
Contoh pemilihan sampel kluster di kabupaten dan kota
terpilih, adalah sebagai berikut:
1) Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera
Utara, dengan jumlah penduduk 171.650 orang dan
ditentukan 30 klaste r, maka interval klaster adalah
171.650/30 = 5.722.
2) Jika dengan menggunakan Tabel Acak terpilih angka
4.7223, maka klaster I (pertama) yang terpilih adalah
desa atau kelurahan dengan penduduk kumulatif
sekitar 4.722. Lihat potongan Contoh Tabel Acak
berikut ini.
27767
13025
80217
10875
54127
43584
14338
36292
62004
57326
85301
54066
98525
90391
26629
88977
15243
24335
61105
10967
29490
47724
24432
57411
24472
69714
66724
24896
06368
88779
94015
66733
61880
11748
17944
64874
74108
87873
12102
05600
322444
88222
95160
80580
60478
48277
88570
59221
41867
03343
60311
49739
78626
66692
44071
42824
71484
51594
13986
28091
37301
92003
16453
99837
07362
42678
98086
94614
00582
97703
45990
76668
39014
81232
76447
43242
73209
97066
14987
12537
66067
54244
30945
69170
08345
42792
91030
57589
37403
88975
95043
45547
31732
86995
35741
52680
70818
57260
90307
85771
59820
25704
22304
17710
96163
91035
90314
59621
78851
26313
78438
15292
16499
77463
66276
76193
87064
55387
18396
59526
13057
72681
73538
52113
73035
47431
43277
53856
41207
43905
58874
30743
74699
31048
11466
08670
09301
56699
16082
25852
58905
55018
56374
35824
71708
30540
27886
61732
iセ@
75454
1) Pada Tabel 2 dapat dilihat angka 4.722 berada di angka
3 Jika besar interval angkanya 5 digit maka Tabell\cak dibaca 5 digit terakhir, jika besar interval
angkanya 4 digit maka Tabel Acak dibaca 4 digit terakhir, demikian seteru snya
Pedomdn Tekn i P,'manta uan Status Glli
9
kumulatif penduduk antara 1.298 dan 5.867 (angka
4 .722 lebih dekat ke angka 5.867 dari pada ke angka
1.298), sehingga klaster pertama berada di Desa Pakkat
Hauagong Kecamatan Pa kkat.
2) Klaster ke-2 dihitung dari 4.722+5.722=10.444 yang
berada di Desa Manalu, selanjutnya klaster ke-3
dihitung dari 10.444+5.722=16.166
yang berada di
Desa Rura Tanjung, demikia n penghitungan selanjutnya
sampai diperoleh 30 klaster, yang selengkapnya dapat
dilihat pad a Tabel 2 berikut.
Tabel2
Daftar Sam pel Klaster di Kabupaten Humbang Hasundutan
Provinsi Sumatera Utara 4
No
Nama セイッカゥョsBk。オーエ・iャ@
KecamatanlDesaiKelurahan
kッセ・@
⦅セイッカゥョウャ@
1l
1115
tl
1215010
121501000 1
1215010002
1215UI000J
1215010004
ILl !>U IUUU!>
12150100U6
121 5010007
1.n:wluuUH
セ@
Qli@
1
L
J
4
セ@
6
7
10
11
12
13
14
15
16
1
18
19
20
4
U オQu
セ@
12150100 10
1215010011
2150 uu·
1215010013
121ou1uu14
1215010015
1215010016
1 15
17
121501001B
12150 001 9
lL15uLU
1215020001
セオュ。エ・イ@
Utara
Kaoupaten Humoang
Hasundutan
Kecamatan Pakkat
Tukka Dolok
Pakkat Hauagong
Purba Bersatu
Purba Baringln
_Karya
Mana u
Pulo Godang
セ i@ ー。ァ
セ 。ョ
Jumlan
Penduduk
(Orang)
1.298
4.569
I 31
。@
SiJarango
Lumban Tonga Tonga
tampelua
Pamapa
Sibuluan
::'Igalogo
I\ecamatan :;IJama セ⦅ッ@ ang
Sanggaran I
Sitapongan
",ounluon
SiQulok
Balunajagar
Bonan Dolok II
Bonan Dolok I
HUlaglnlang
Sioortloron
Nagurguran
Kacamatan Dolak Sangyul
sosor amOOk
Sihitell
Purba Dolok
umoan "ulDa
Simarigung
Saitnihula
/leK ung
Purba Manalu
Pakkat
Pasa,lbu
Lumban Tobing
Pasa, Dolok Sanggul
Janl'
Slhlte
Hula Bagasan
!1ahh II
Mabll
Hula Gu,gu,
:;ampean
:;, aga Laga
Slnslnsl
Bonani Onan
Sileang
ウッイセ「ョァ@
Hula,a a
Pa,ik Sinomba
SimanQaronsang
i|・」。ュャABセョエッァ@
1215050001
Hulasort I
1215050002 LobulUa
l!lU!lUUUJ
I'a'gau an
1215050004
Naga Saribu I
1215050005 Naga Saribu II
15050012 sャィ。セオ@
1215050013 Sibuntuon Parpea
1215050015 Sibuntuon Partu,
W!lU!lUUI6_ _:>Itolutjanm
ap,an Nau I
1215050017
722
413
417
433
1.314
1.894
697
010
549
998
.1Lb
24.448
24.861
25.278
25.711
uNセo@
28.979
29.676
5
33.332
6
39.054
7
44.776
8
50.498
9
56.220
10
61 .942
11
67.664
12
73.386
13
79.108
14
64.830
15
90.552
16
SuNセQ@
30.740
31.738
32.864
245
410
01
231
3UU
781
941
2114
950
299
33.109
33.519
3B9
1.062
1.769
I.LUI
783
2.011
1.401
1.759
1.577
3.443
685
5.844
,9B
.231
1.848
DI4
1.8B5
1.663
JIb
3B.360
39.427
41 .196
42.4U;
43.186
45.197
46.654
48.413
49.990
53.433
54 .118
59.962
NsTQセu@
34.421
34.121
35.502
36.443
36.1U
37.67
37.976
60.060
6' .791
63.639
60.213
61.09B
68.761
「セNャji@
1.859
1.996
1.442
1,644
.145
792
1.654
IU.U41
71.900
73.896
75.338
16.9B2
IB.l21
79.519
81.173
1.363
768
.363
1.760
1.160
.000
2.400
1.161
1.41J
82.536
83.304
64.940
86.700
87 .860
B9.410
91.815
92.976
94 .449
2.004
YセNャj@
セuT@
27.610
Nlnula
セN@
".
Pedornan T eknls Pe mantdua n Stalus GIZI
79
1215050018
セオ@
ャ\「オッセ@
セQ@
lLlouoUULU
1215050021
1215050022
lL15u5uULJ
1215050024
1,,150500"5
1 15050026
1215050027
lLbUoUUL8
1 150500"8
1215060
121506001
lLbUoUUL
121506003
121506004
1L15ubuu5
121506006
121506007
21506008
121506009
121506010
1,,1506011
1215070
121507001
lLloUIUUL
1"15 70U3
121507004
lLbuluuo
1L15u7UUb
121507007
1215080
12150800'
121508003
lLloU80U4
121508C 5
121508006
82
83
セT@
85
86
87
88
88
9U
91
8L
93
94
85
96
97
98
99
100
101
102
lUo
104
105
lUb
lu7
108
109
110
111
112
113
114
1 5
116
117
118
119
120
11
122
li3
124
125
126
1 7
12
121508007
lLloU8UU8
121508009
121508010
lL15u8Ull
121508012
121508013
1 15
14
1215090
121509006
1215090 7
121509008
121509009
121509010
1,,15U9011
Pt'dUrJ1dfl t・ォイャセ@
Siponjot
uook Margu
::>110 II
Hutasoit II
Bonan Dolok
::>igompul
Nagasaribu IV
Nagasarrbu V
Nagasanbu I I
Sigumpar
セ。イオャッィョ@
Habeahan
Kecamatan Paranginan
Lumban Sialaman
セ。イョァャ@
::>elalan
Lumban Sarat
Lobu Tolong
::>ihonongan
Paranginan Ulara
Pearung
Siborutorup
Lumban Sianturi
Lobu tol ong Habinsaran
Pearun I セイャ。ゥ@
Kecamatan Bakti Raja
Tipang
Marbun loruan
セゥオョッァ@
Unong Julu
Simamora
::>Inambela
::>imangulampe
Marbun Tonga Marbun Dolok
Kecamatan Pollung
Aek Nau I
Aek Nauli I
セ。ョ、オュ@
Sipltu Huta
Parsingguran II
Pollung
セ。イウゥョァオ@
I
Ria Ria
Huta Paung
セ。ョウオイ@
8alu
Hula Julu
Pardomuan
utapaun Ulara
Kecamatan Parlilitan
Pusuk II Simaninggir
Pusuk I
8aringm
SihotanQ HasuQlan TonQa
sionom Hudon selatan
セゥィッエ。ョァ@
Hasu Ian olok I
PelTiantJU,Hl SI atus gセj@
1.904
l.4dO
QNオェセ@
98.417
セNul@
9%3
1.355
1.27 3
1.030
OOU
lUU.801
102.079
102.649
luo 70L
104603
105.526
106.881
108.154
lUB.088
11 /39
57 1
1.L5U
1.637
1 296
1 7bL
1 301
917
1.441
339
759
1104
110.810
lUUbU
113.747
115.043
11 )8u5
118.106
119.023
120.464
120.803
121.562
1"".716
2160
b83
4'.'5
720
1 u,14
124.886
1.118
510
1.luo
851
563
1. 117
.248
1.183
lI16
1.96
1.8'.'5
1.460
924
1.893
1.4-:4
1 UBL
1.882
443
1.u8<
131.981
133.197
135.164
137.039
138.499
1J9.4iJ
141.316
142.730
143.81
145.694
146.137
14 lb5
1552
2.391
2.U;'O
963
18
107.718
19
113.440
20
19. 62
2
124.884
22
30.6u6
23
136.328
24
142.050
25
147.772
26
153.494
27
lLo.ol1
lLb.U4b
126.766
lLi.81u
1L8.J73
129.550
637
1.2;'6
101.966
QPオNWセX@
147.802
149078
150630
153021
155.U97
156 U60
128
129
130
121509012
1509013
12 1509014
セuYPQ@
セャ@
l J2
133
134
1]5
136
137
138
139
4u
14 1
142
143
44
1215U9U16
121 509017
121509018
1 ャGu セuャ セ@
121509020
121509021
12150902:
1215100
121510001
IL l ,IUUU2
121510003
121 510004
lit"UUU,
1 t lUUUb
Sionom Hudon Timur I
Sionom Hudon tara
Sionom Hudon Julu
. Sionomセオ。ッョ@
longa
Sionom Hudon oruan
Sionom Hudon VII
Simalaniari
セ@
olangHasugtan Hablnsaran
Siholang Hasugian Dolak II
Sionom Hudon T,mur II
Sionom Hudon SII ulbu on
Kecamatan Tara Bintang
Sitanduk
ara セiョャ。ァ@
Sibongkare
Sihombu
Sihotang Hasuglan oruan
セゥュ「。
976
634
1.200
9Z4
79
520
377
イ 。@
157.036
157.670
158.870
159.194
16U.013
161093
161.470
A^セu@
ャセ
940
523
958
163.000
163.523
164 .481
1.966
1.691
864
1.270
Olb
166.447
168.144
169008
170.278
. 54
セ
159.21ti
28
164.938
29
7U.bbU
JU
「u@
セu@
N@
c. Tahap III: Pemilihan Sarnpel Rumah Tangga pada Klaster
Terpilih
Setelah 30 (tiga puluh) klaster dipilih, selanjutnya adalah
memilih
sampel
rumah
tangga 5 sebagai
responde n
sebanyak 10 (sepuluh) rumah tangga untuk setiap klaster,
dengan cara purposive dengan model lingkaran anti
nyamuk, dengan langkah-Iangkah sebagai berikut :
1) Oi klaster terpilih, buat daftar pusat klaster atau titik
klaster 6 yang biasanya merupakan sarana umum,
seperti : kantor kelurahan/dusun/RW, pasar, sekolah/
madrasah, tempat peribadatan (mesjid, gereja, pura),
posyandu, balai pengobatan, puskesmas .
2) Oi setiap klaster dipilih secara acak/melotre satu pusat
klaster.
3) Oi pusat klaster terpilih tersebut, pengumpul data
berjalan dengan memilih arah yang dapat dipilih
secara acak, bisa dipilih salah satu ke kiri, kanan, depan
atau belakang. Cara yang paling mudah adalah dengan
5
6
Sampe l rumah tangga adalah rumah tangga yang mempunyai anak balita, sebanyak 10 (sepuluh)
rumah tanggal untuk tiap klaster.
Titik klaster di desa/kelurahan (kabupaten) adalah kantor desa/kelurahan, dan titik klaster di
kelurahan (kota) adalah kantor atau rumah ket'Ja RW
Pedoman t ・セ@
-------------------------------------
nl5
Pemantaual1 5 atu Gi !i
13
melempar koin untuk memilih arah jalan secara acak.
Kemudian pengumpul data berjalan sesuai arah pola
anti nyamuk dengan pusat klaster sebagai titik tenga h
lingkaran. Pola obat anti nyamuk memiliki lingkaran
dalam (terdekat dengan pusat klaster), lingkaran kedua,
ketiga dan seterusnya.
Mulailah bergerak mengikuti
lingkaran dalam, kemud ian ke lingkaran berikutnya.
Hal ini pernting agar ruma htangga sampel menyebar
di sekitar pusat klaster.
4} Sambil berjalan, pengumpul data dapat membuat peta
rumah-rumah yang dilal ui dan mengunjungi ruma h
pertama
untuk
memeriksa
apakah
rumahtangga
tersebut memiliki balita. Bila rumahtangga tersebut
memniliki balita maka dipilih sebagai sampel dan diberi
nomor 1. Selanjutnya periksa rumahtangga berikutnya
dan seterusnya sampai diperoleh 10 rumahtangga
yang memiliki balita, dan beri nomor urut 2, 3,4, ...... ,
10.
S} Setelah selesai melakukan pemetaan, rumah-rumah
yang telah diberi nomor 1 sampai 10 didatangi untuk
dilakukan wawancara, serta pengukuran/ penimbanga n
terhadap seluruh anggota rumahtangga. Lihat conto h
gambar pemetaan berikut.
Gambar
Pengambilan Sampel Rumah Tangga dengan lingkaran Anti
Nyarnuk
2. Menyediakan Instrumen dan Peralatan
a. Instrumen Pemantauan Status Gizi (PSG) terdiri dari
kuesioner dan formulir yang akan diisi oleh petugas
pengumpul data di lapangan (enumerator). Kuesioner/
formulir akan berisi data:
1)
Tanggallahir responden dan anggota rumah tangga
2)
Umur dalam bulan
3)
Berat Badan (BB)
4)
Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB)
5)
Panjang Lengan atas (PLA)
6)
Lingkar Lengan Atas (LLA)
7)
Frekuensi penimbangan balita di KMS dan atau Buku
KIA
8)
Ada/tidaknya
pena nganan
tatalaksana
anak gizi
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi
15
buruk di rumah tangga
9)
Ada/tidaknya konsumsi tablet tambah darah
10) Ada/tidaknya konsumsi kapsul vitamin A
11) Dilakukannya/tidak pernberian ASI eksklusif
12) Konsumsi garam beryo dium di rumah tangga
b. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan antara lain:
1)
Dacin/Salter untuk meni m bang berat badan balita
0-59 bulan
2)
Timbangan injak (digital ) untuk menimbang berat
badan anak usia sekolah, remaja dan dewasa
3)
Alat ukur panjang badan untuk mengukur panjang
badan anak usia 0-24 bulan
4)
Microtoise untuk mengukur tinggi badan anak diatas
24 bulan, remaja, dan dewasa
5)
Pita LLa untuk mengukur Lingkar Lengan Atas WUS
dan Ibu hamil
6)
TabeilMT menurut Umur (IIVIT/U)
7)
Aplikasi data entry
8)
Buku Standar Antrop om etri Penilaian Status Gizi
Anak
9)
Daftar jumlah penduduk menurut desa/kelurahan
10) Kuesioner dan Petunjuk Pengisian
11) Alat pengolah data
12) lodium test
3. Merekrut dan Melatih Petugas
a.
Perekrutan petugas pengumpul data dilakukan ole h
Tim PSG Propinsi, yang terdiri dari Dinkes Propinsi dan
Poltkekkes/AI PGI.
b.
Pengumpulan data dilc;kukan oleh Tim Pengumpul Data
yang terdiri dari mahasiswa telah mendapatkan kuliah
Penilaian Statu s Gizi dari Poltekkes jurusan gizi dan
Institusi Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan gizi.
c. Petugas pengumpul data (enumerator) yang direkrut
akan dilatih untuk rneningkatkan pengetahuan dan
keterampilan
dalam
pengumpulan
data.
Materi
pelatihan yang perlu cliberikan difokuskan pad a teknik
sampling, pengukuran antropometri, teknik wawancara ,
dan penggunaan aplikasi (software) pengolahan data
PSG .
Tabel Materi Pelatihan dan Petugas yang Dilatih
No
1
2
Materi Pelatihan
Cara men entukan klu ster
sampling d i tingkat
kabupaten dan kota
untuk menentukan de sa /
kelurahan terpilih
Cara men entukan rumah
tangga terpilih dari setiap
desa/kelurahan terpilih
Petugas Yang
Dilatih
Dose n
Penanggungjawab
dan Pengelola
Gizi Dinkes Kab/
Kota (Koordinator
Lapangan)
Dosen
Penanggungj awab
dan Pengelola
Gizi Dinkes Kab/
Kota (Koordin ator
La pangan)
Penanggung
Jawab
Koordinator
PSG Propin si
Koordinator
PSG Propin si
3
Pengukuran Antropometri
Petuga s Pengumpul
Data
Koordinator
PSG Propinsi
4
Menjalankan aplika si entry
data PSG
Pengolah data
Poltekes
Koordinator
PSG Propin si
5
Teknik Wawan cara
Petuga s Pengumpul
Data
Koordin ator
PSG Propin si
Pl'dorlli'ln Te>k!I!S Perna!1 iluan Status GIZI
17
4. Menetapkan Rencana Kerja dan Biaya
Penetapan
rencana
kerja
dan
biaya
dilakukan
untu k
mendapatkan gambaran jumlah tenaga, biaya dan waktu
yang diperlukan untuk melaksa nakan pemantauan status
gizi . Biaya kegiatan pemantauan status gizi dibebankan
utamanya dari dana dekonsentrasi, tetapi tidak menutup
kemungkinan ada tambahan dana dari APBD. Komponen
biaya yang diperlukan antara la in:
a. Tahap persiapan
1) Pengadaan logistik (antropometri kit, kuesioner, dan
formulir lainnya)
2) Dana kegiatan untuk rapat
3) Biaya Rekruitmen
4) Biaya pelatihan tenaga pengumpul data
5) ATK
b. Pelaksanaan
1) Transport, honorarium dan akomodasi pengumpul
data dan supervisor
2) Bahan Kontak
c. Pengolahan data
1) Biaya pengiriman data da ri kabupaten ke propinsi
2) Honorarium pengolah data
d. Penyusunan Laporan
1) Biaya Pertemuan Finalisasi Laporan
2) Penggandaan laporan
3) ATK
e. Diseminasi hasil
1) Biaya penyelenggaraan workshop
18
Ppdornan t・ォョャセ@
Pemanlalhll 1 Strltll5 G I71
2) ATK
3) Penggandaan laporan
Peduman Tek
I
P"m ln taua n S tatus Gizi
19
N
Tabel36
\l
Contoh Rencana Kerja Pemantauan Status Gizi
o
to
c..
o
3
w
::>
-I
to
"'"
'"
\l
ro
::l
ru
"ac;
"'"
I II
セ@c:;
'"G)
セ@
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI
A. Pengumpulan Data
Setelah dilakukan pemilihan sampel, pada rumah tangga yang
terpilih dilakukan pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan
data terdiri dari pengukuran antropometri dan wawancara
dengan menggunakan kuesioner.
Data yang dikumpulkan
meliputi data antropometri dan
informasi terkait indikator kegiatan pembinaan gizi, sebagai
berikut:
1. Status Gizi (Data Antropometri)
a. Anak Balita
Dilakukan dengan mengukur seluruh anak balita di rumah
tangga, meliputi:
1) Mencatat tanggallahi r atau umur (bulan)
2) Mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) atau
Panjang Badan (PB).
a. Berat badan ditimbang dengan timbangan pegas
"salter"
b. Tinggi badan diukur dengan alat microtoise untuk
anak yang sudah bisa berdiri (umur
セ@
24 bulan)
c. Panjang badan diukur dengan alat ukur panjang
badan untuk anak yang belum bisa berdiri (umur :s;
23 bulan), yaitu dengan posisi terlentang 7 .
::------7 Umur dihitung dalam bulan penuh (completed month). Jika anak umur " 23 bulan (23 bulan 29
hari) diukur berdiri dengan microtoise maka aplikasi pengolahan data antropometri akan menambah
Panjang 8adannya = OJ cm dari hasil pengukL!ran, sebaliknya anak umur セ@ 24 bulan diukur
d. Catat cara pengukuran balita dengan memberi kode
tertentu bila diukur tele ntang atau diukur berdiri.
a. Anak Sekolah, Remaja, Dewasa
Dilakukan dengan pengukura n berikut:
1) Mencatat tanggallahir atau umur
2) Mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (
3) TB), Panjang Lengan Atas (PLA) dan Lingkar Lingkar
Atas (LLA).
•
Berat Badan ditimbang dengan timbangan kamar
mandi
• Tinggi Badan diukur dengan alat microtois
4) Khusus untuk Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49
tahun) dan ibu hamil serta ibu menyusui selain BB dan
TB, juga diukur Panjang Lengan Atas (PLA) dan Lingkar
Lengan Atas (LLA) denga n menggunakan pita LLA.
2. Frekuensi Penimbangan Balita
Dilakukan dengan mencatat frekuensi penimbangan balita
dari Kartu Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain
catatan penimbangan balita yang ada di Posyandu dalam 6
bulan terakhir.
3. Tata Laksana Gizi Buruk
Dilakukan dengan menanyakan dan mencatat tata laksana
penanganan kasus balita gizi buruk dari rumah tangga dalam
setahun ini.
terl entang dengan pengukur panjang badan maka maka aplikasi pengolahan data antropometri
akan mengurangi Tinggi Badannya = 0,7 em dari ha sil pengukuran.
22
Pedoma n Teknis Pema ntauan Statu,>
G ill
4. Pemberian dan Konsumsi Tablet Tambah Oarah atau Tablet
Fe
Oilakukan
dengan
menanyakan
dan
mencatat
umur
kehamilan saat ini dan umur kehamilan saat pertama
menerima tablet TTO/Fe, jumlah Tablet Tambah Oarah
(TTO) atau tablet Fe yang diterima dan dikonsumsi ibu hamil
di rumah tangga. Jika ibu hamil tidak menerima TTO atau
tablet Fe dari program Kemenkes tetapi secara mandiri (TTO
Mandiri), maka TTO Mandi r i dicatat sebagai menerima TTO
atau tablet Fe dari Kemenkes.
5. Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Balita 6-11 bulan : dilakukan dengan mencatat dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain catatan
pemberian vitamin A pada bulan Februari atau Agustus.
b. Balita 12-59 bulan: dilakukan dengan mencatat dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain catatan
pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus.
c. Ibu Nifas: dilakukan dengan mencatat dari buku KIA
atau formulir lain catatan pemberian vitamin A pada ibu
melahirkan dalam waktu 28 hari masa nifas .
6. ASI Eksklusif pada Bayi 0-5 Bulan
Oilakukan dengan mencatat pemberian ASI dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lainnya.
Jika pemberian ASI tidak dicatat dalam KMS, buku KIA atau
formulir, ditanyakan apakah bayi 0-5 bulan hanya diberi ASI
saja tanpa makanan dan m:numan lain kecuali obat, vitamin
dan mineral selama sehari kemarin .
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi
23
7. Konsumsi Garam Beriodium di
Dilakukan
dengan
menguji
iセオュ。ィ@
Tangga
kandungan
lodium
dalam
garam yang digunakan keluarga atau rumah tangga dengan
menggunakan alat uji kandungan lodium dalam garam. Hasil
uji memberikan perubahan warna (ungu pekat atau ungu
pucat) yang mengindikasikan garam mengandung lodium,
atau jika tidak terjadi peruba han warna mengindikasikan
garam tidak mengandung lodium .
B. Pelaksana
Pengumpulan
data
dilakukan
oleh
Tim
Provinsi
yang
dikoordinasikan Dinas Kesehatan Provinsi dengan pelaksana
pengumpulan dan pengolahan data dari Asosiasi Institusi
Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) yang terdiri dari perguruan
tinggi jurusan gizi dan Poltekkes gizi, dibantu petugas kabupaten
dan kota serta pelaksana gizi eli puskesmas, atau dengan
bantuan tenaga bidan atau kader setempat
C. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pada
waktu
pelaksanaan
peng umpulan
data
dilakukan
monitoring yang meliputi:
1. Validasi data
2. Pengecekan sampel klaster, titik pusat klaster dan pemilihan
sampel rumah tangga
3. Kelengkapan pengisian kuesioner
4. Mengamati dan mengarahkan cara melakukan wawancara,
pengukuran berat badan, panjang badan/tinggi badan dan
pengujian garam konsumsi dengan lodium test
5. Melakukan reabilitas hasil pengukuran. Pelaksanaannya
24
PedO nl ;;ln Teknis Ppma nt;;l lJ an St;;ltIJS
G IZI
dengan mengukur ulang secara acak balita sam pel di
berbagai klaster yang berbeda .
Pelaksana monitoring pengurnpulan data adalah Tim Pusat
(Direktorat Bina Gizi, Badan Litbangkes), Tim Provinsi (Dinkes
Provinsi,
Poltekes/AIPGI),
Tim
Kabupaten/Kota
(Dinkes
Kabupaten/Kota dan Puskesmas).
p .,dolllan Tek nrs Pemantauan Stalus Gi zi
25
26
p,
T1an T",k111
p・ュ」ャョゥセ@
Still
G,
BABIV
MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI
PEMANTAUAN STATUS GIZI
A. Data Entry
Kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah di cek
dan validasi pengisian dan kelengkapan data yang diperlukan,
selanjutnya dientri dengan menggunakan aplikasi (software)
yang khusus dipersiapkan untuk pelaksanaan PSG.
B. Data Cleaning
Sebelum dilakukan pengolaha n dan analisis data lebih lanjut,
dilakukan pengecekan hasil data entry. Pada proses ini, kembali
dilakukan pengecekan ulang apabila ditemukan adanya data
ekstrim. Data ekstrim di validasi ulang dengan melihat kembali
kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah di cek
dan validasi .
C. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi
(software) PSG yang telah disiapkan. Analisis lebih lanjut dapat
dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau software lainnya,
misalnya SPSS dan MS Excell .
Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
dan persentase, tabel silang, grafik, gambar dan narasi.
Selanjutnya dapat disajikan analis data dengan satu variabel
(tabel frekuensi), analisis dengan dua atau tiga variabel (tabel
silang), dan analisis dengan uji statistik.
PedOnliln Teknls Pern alltauan Sta tu s Glzi
27
---
D. Penyusunan Laporan
Laporan hasil pelaksanaan PSG disusun berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data, yang disusun menurut kabupaten
dan kota serta nasional.
E. Diseminasi Hasil
Hasil
PSG
perlu
didiseminasikan
kepada
kepala
wilayah
(bupati/walikota) dan kepada pemangku kepentingan terkait.
Diharapkan hasil PSG dapat dimanfaatkan untuk penentuan
tindakan cepat (quick response), pengambilan keputusan,
penentuan kebijakan dan perencanaan.
28
Pedornan TNLセ@
ョャセ@
PenllntalJa Stat 5 GILi
----=------------------------
BABV
PENGORGANISASIAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI
A. Pelaksana dan Penanggung Jawab
Pelaksana dan penanggungjawab PSG secara berjenjang adalah:
1. Tim Pusat (Direktorat Bina Gizi, Jurusan Gizi Poltekes
Kemenkes RI/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi, Litbangkes)
mempunyai tugas:
a. Menyiapkan Petunjuk Teknis PSG, aplikasi
PSG dan
pedoman pengoperasiannya
b. Sosialisasi Juknis PSG kepada Propinsi (Dinkes Propinsi
dan Assosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia)
c. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinkes Propinsi dan
Assosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (Perguruan
Tinggi yang memiliki Jurusan Gizi dan Jurusan Gizi Poltekes).
d. Membuat rencana kerja dan biaya
e. Meningkatkan kapasitas petugas PSG di propinsi melalui
Bimbingan Teknis dan Pendampingan
f. Mengelola data dan informasi (data entry, data cleaning,
pengolahdn
dan
analisis,
penyusunan
laporan
dan
diseminasi hasil) di seluru h Indonesia.
g. Menyediakan instrumen, aplikasi PSG dan peralatan
pendukung
2. Tim Provinsi (Dinkes Provinsi, Perguruan Tinggi Jurusan Gizi
dan Jurusan Gizi Poltekes) m empunyai tugas:
a. Sosialisasi Juknis PSG kepada Pengelola Gizi Kabupaten/
Kota
Pedc,man Teklll!. Ppnlantauan St tus Gizi
29
b. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinkes Kabupate n/
Kota
c. Membuat rencana kerja dan biaya
d. Menyediakan instrumen, ap likasi PSG dan peralatan
pendukung
e. Rekruitmen dan peningkatkan kapasitas petugas PSG
f. Melasanakan pengumpulan data dengan pengukuran
antropometri dan wawancara
dengan
menggunakan
kuesioner
g. Mengelola data dan informasi (data entry, data cleaning,
pengolahan dan analisis dan penyusunan laporan) di
Kabupaten dan kota .
3. Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota mempunyai tugas :
a. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Puskesmas
b. Membantu
Tim
Provinsi
dalam
pelaksanaan
PSG
terutama dalam menetapkan kluster di kabupaten da n
kota serta pengumpulan data pada klaster terpilih
4. Puskesmas mempunyai tugas:
a. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Pustu/Polindes/
Poskesdes terutama dalam m enentukan pusat klaster d i
desa/kelurahan/RW.
b. Membantu Tim Provinsi dalam pelaksanaan PSG mulai
dari menetapkan rumah tangga pada kluster terpilih dan
pengumpulan data di rumah tangga
B. Alur Pelaporan
Pada kegiatan ini, setelah data dikum pulkan dari rumah tangga
yang dikunjungi, Tim propinsi selanjutnya mengelola data
dan informasi hasil PSG untuk dilaporkan ke Tim Pusat dalam
30
p.,dornan T ekn l5 Peillantauan Status GIZI
bentuk hard copy maupun soft copy ke alamat Direktorat Bina
Gizi, Kemenkes RI atau email subd itbkg@yahoo .com
Gambar
Alur Pelaporan Pemantauan Status Gizi
Pusat
Koordl\a31,
Direktorat Bina Glzi
Pollekes KemenkesiPerguruan Tinggi Jurusan GiZI, 8alilbangkes
i '"
SQ5lalfAs.
tan
b1pOl''''
peiJ'f\l5U111n
セLQjャョゥッ
rmnolM!f'lg
doo
lJ'TIl),ln 0,, (";' , セN。ョ@
(:.lLl,
ャゥ Iャゥ@
I
KoortinaSi. sowlisMl. ー」エヲDi\
Provinsi
Dinkes Provinsi
Pollekkes KemenkesiPeryuruan Tinggi Jurusan Gizi
ャ ャセ@
セ@
puo