Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi

PEDOMAN TEKNIS
PEMANTAUAN STATUS GIZI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIT JEN BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
DIREKTORAT BINA GIZI
JAKARTA
2014

Katalog Dalam Terbitan, I{ementerian Kesehatan RI

612,3
Ind
p

Indonesia, Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi ---Jakarta: Kementerian Kesl:lhatan RI. 2014
ISBN 978-602-235-564-9
1, Judul I. NUTRITIONAL STATUS-GUIDELINES
II. DATABASE AS TOPIC


KATA PENGANTAR

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara jumlah asupan zat gizi dengan jumlah kebutuhan zat gizi
oleh tubuh untuk berbagai proses biologis . Status gizi khususnya
status gizi anak balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat, yang akan
menentukan kualitas sumber daya manusia.
Sedemikian strategisnya status gizi dalam upaya pembangunan
manusia

Indonesia, sehingga ditetapkan sebagai salah satu

sasaran dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RP.lMN) bidang Kesehatan 2010-2014, yaitu menurunkan
prevalensi balita gizi kurang dan prevalensi balita pendek, yang
untuk pencapaiannya telah ditetapkan 8 indikator kinerja kegiatan
pembinaan gizi yang prioritas untuk dilaksanakan sebagai mana
dijabarkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 20102014.

Untuk mengetahui pencapaian indikator kinerja utama dan
indikator kinerja kegiatan yang t elah ditetapkan, secara nasional
diperoleh dari Riskesdas yang dilaksanakan setiap 3-5 tahun
sekali. Namun demikian, untuk memenuhi kebutuhan informasi
terkait situasi status gizi dan indikator kegiatan pembinaan giz i
yang spesifik wilayah terutama di kabupaten dan kota secara
cepat, akurat, tepat waktu dan berkelanjutan, dipandang perlu
melaksanakan Pemantauan Status Gizi (PSG) secara periodik dan
berkesinambungan.

Peuoman Teklw Pemd ll lilUan Stal s Glzi

------------------------------====

j"

セM

Buku Pedoman Teknis PSG ini disusun dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, khususnya

pengelola kegiatan surveilans gizi da lam melaksanakan PSG di
kabupaten dan kota.
Diharapkan kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk penyempurnaan pedoman ini lebih lanjut.
Terima kasih.

ii

Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi

DAFTAR 151

Halaman
KATA PENGANTAR ...... ...... ......... ... ,.................. ....... .... ........... .
DAFTAR lSI .. ..... ...... ....... ..... .. ....... .. ................... ...... ................
BAB I

III

PENDAHULUAN ........ .. .. .. .. ..... .. .. .. ........ .... .. .. ............. 1


A. Latar Belakang ........ .. .. .. .. .... .. .......................... .. .. . 1
B. Tujuan ......... ..... ...... .... .. ......... .. .. .... .. .... .... ....... .... .. 2
C. Manfaat ........ ........ .... .... ................... .. .................. 3

C. Tahapan Pelaksanaan .. ........ .. .... ...... .................... 3

E. Sistematika Penulisan ... ...... .. .... .. .... .. ................... 4
BAB 1/  

TAHAP PERSIAPAN PEMANTAUAN STATUS GIZI .... .. . 5
A. Tujuan ............ ... ..... ... .. ..................... ... ... ... .... .... .. . 5
B. Disain, Populasi dan Sampel.. ...... ................ .. ...... 6

C. Penentuan Sampel (S ampling) ........ .................... 6
BAB III

TAHAP PELAKSANAAN PEMANTAUAN STATUS GIZI .. .. 21
A. Pengumpulan Data .. ...... .... .. .......... .. .. .... .. .... .... .... 21
B. Pelaksana ......... ... ............. ...... ... ..... .. .... ... ... .. .. ..... . 24


C. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data .. .... 24
BAB IV

MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI PEMANTAUAN
STATUS GIZI .... .. ... .... .......... .... ... ....... .. .................... ... 27
A . Data Entry .... ..... ........ ..... ..... .. .. .. ....... ...... ... ........... 27
B. Data Cleaning .. ...................... .. .. .. ...... .... .. .. .. .. .... .. 27

C. Pengolahan dan Analisis Data .. .... .. .. .. .......... ........ 27
D. Penyusunan Laporan .......... ...... .......................... . 28
E. Diseminas i Hasil .............. .... .... .. .......................... . 28

Pedoman Tekn is Pemantauan Status GI ZI

iii

BAB V

PENGORGANISASIAN PEMMHAUAN STATUS GIZI ... 29

A. Pelaksana dan Penanggung Jawab ...................... 29
B. Alur Pelaporan ................. , ................................... 30

C. Waktu Pelaksanaan ........ .. ................................... 32
BAB VI

PENUTUP ........ ....... ....... ....... ,................................... 33

LAMPIRAN ..................... ........................................................ 34

iv

Pedoll1an Te

;nl .... P"nlilnldUilll

S· It · GI

]Mセ


BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional

(RPJMN)

bidang

Kesehatan

2010-2014

adalah

menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi setinggitingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek
menjadi setinggi-tingginya 32%. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita gizi kurang berhasil

diturunkan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010,
namun pada tahun 2013 sedikit meningkat menjadi 19,6 %.
Prevalensi balita pendek turun dari 36,8% tahun 2007 menjadi
35,6% tahun 2010, namun pada tahun 2013 sedikit meningkat
menjadi 37,2%.
Untuk mendukung pencapaian RPJMN tersebut, dalam Rencana
Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator
kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2010-2014,
yaitu: (1) balita gizi buruk mendapat perawatan; (2) balita
ditimbang berat badannya; (3) bayi usia 0-6 bulan mendapat Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif; (4) rumah tangga mengonsumsi
garam beriodium; (5) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin
A; (6) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (7) kabupaten/kota
melaksanakan surveilans gizi; dan (8) penyediaan stok cadangan
(buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk
daerah bencana. Dalam mendukung tercapainya 8 indikator
tersebut terdapat beberapa indikator gizi yang dapat digunakan
sebagai informasi untuk meningkatkan sistem kewaspadaan gizi.
Riskesdas yang hasilnya menjadi salah satu dasar untuk


Ped o'Tla n Tekni s Pemantauan Status

---------------------------------

GIZI

menetapkan kebijakan berbasis bukti hanya dilakukan antara

3­5 tahun sekali. Sehingga untuk memperoleh informasi situa5i
status gizi dan capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah
khususnya di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan Pemantauan Status Gizi
(PSG) secara periodik dan berkesinambungan.
Pelaksanaan PSG merupakan bagian dari kegiatan monitoring
dan evaluasi program gizi. Data dan informasi yang dihasilkan
dari

kegiatan

PSG


dapat

dijadikan

bahan

pengambilalll

keputusan dan penyusunan rencana kegiatan pembinaan gizi di
suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota.
Untuk meningkatkan kapasitas petugas khususnya pengelola
kegiatan surveilans gizi baik di pro pinsi maupun di kabupaten
dan kota dalam pelaksanaan PSG, Kementerian Kesehatan RI
mempublikasikan buku Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi
sebagai acuan pelaksanaan.
B. Tujuan
Tujuan umum PSG adalah untuk menyediakan data da n
informasi status gizi balita, remaja, dewasa,


lanjut usia,

Wanita Usian Subur (WUS), ibu hamil dan ibu menyusui, serta
gambaran pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan, dengan tujuan khusus untuk
menyediakan informasi:

1.   Status gizi balita, anak usia sekolah 5­18 tahun, remaja,
dewasa, WUS, ibu hamil dan ibu m enyusui.
2. Capaian indikator kinerja kegiat an pembinaan gizi, yaitu
balita ditimbang berat badannya, balita gizi buruk mendapat

Mセ@

perawatan, ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, bayi usia 0-6 bulan


 

Pedo m an Te kms Pe m a ntauan S tallJs Gizi

----------------------------

mendapat ASI eksklusif, balita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A, rumah tangga mengonsumsi garam beriodium.

C. Manfaat
Pelaksanaan PSG, secara nasional bermanfaat untuk tersedianya
data dan informasi dan perke m bangan status gizi balita, remaja ,
dewasa, wanita usia subur dan ibu hamil KEK secara cepat,
akurat, teraturdan berkelanjutan untuk keperluan perencanaan,
penetapan kebijakan dan evaluasi kegiatan pembinaan gizi.
Untuk kabupaten dan kota, data dan informasi yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan untuk ke perluan pengambilan keputusan
dan penentuan tindakan intervensi, perencanaan dan evaluasi
kegiatan pembinaan gizi yang dilaksanakan .

D. Tahapan Pelaksanaan
Secara umum tahapan pelaksanaan Pemantauan Status Gizi
(PSG) mengikuti langkah-Iangkah pelaksanaan survei, riset atau
monitoring dan evaluasi, yang meliputi :
1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan tujuan survei
b. Menetapkan disain

c.   Menetapkan populasi dan sam pel
d . Menyediakan Instrumen dan peralatan
e. Merekrut dan melatih petugas

f. Menetapkan rencana kerja dan biaya
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Monitoring pelaksanaan pengumpulan data
(kelengkapan informasi dan editing)

PedOllldll

Tekn'> Pemantauan S atus

GIZI

3

3. Manajemen data dan Informasi
a. Data entry
b. Data cleaning
c. Pengolahan dan analisis data

4. Penyusunan Laporan

5. Diseminasi hasil
6. Pengorga nisasia n
E. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan pendahuluan yang menyajikan latar belakang,
tujuan dan manfaat dari pelaksa naan PSG. Selanjutnya pada
Bab II disajikan tahap persiapan yang terdiri dari menetapkan
tujuan, disain, populasi dan sampel, menyediakan instrumen
dan peralatan, merekrut dan melatih petugas serta menetapkan
rencana kerja dan biaya.
Pada Bab III disajikan tahap pelaksanaan PSG yang meliputi
pengumpulan data,

monitoring pelaksanaan pengumpulan

data termasuk kelengkapan informasi dan editing.

Pada Bab

IV dijelaskan tentang manajemen data dan informasi yang
meliputi data entry, data cleaning, pengolahan dan analisis
data, penyusunan laporan dan diseminasi hasil.
Pada Bab V dijelaskan pengorganisasian PSG yang terdiri dari
pelaksana dan penanggung jawab, alur pelaporan dan waktu
pelaksanaan, dan pada bagian akhir terdapat lampiran yang
terdiri dari daftar sampel kab/kot a menurut provinsi, contoh
tabel acak, daftar variabel, kuesioner PSG, dan petunjuk
pengisian kuesioner.

4

Pedoman Teknls PefTIantiluiln Stdlu G ':1

BAB II
TAHAP PERSIAPAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI

A. Tujuan
1.  Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG)
adalah untuk memperoleh informasi status gizi dan capaian
kinerja kegiatan pembinaan gizi secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh informasi status gizi :
1) Balita dengan indeks BB/U, PB/U-TB/U, dan BB/TB
2) WUS, ibu hamil dan ibu menyusui dengan indeks liLA
3) Anak usia sekolah, remaja dan dewasa dengan indeks
IMT/U dan skor IMT
b. Untuk memperoleh informasi perkembangan pencapaian
indikator kinerja kegiata n pembinaan gizi:
1) Capaia!1 indikator ba lita ditimbang berat badannya
2) Capaian indikator balit a gizi buruk mendapat perawatan
3) Capaian indikator ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
4) Capaian indikator bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI
eksklusif
5) Capaian indikator ba lita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A
6) Capaian indikator rumah tangga mengonsumsi garam
beriodium.
Pe-dnll1an t・セョゥウ@

Pemantauan Status Glzi

5

C.   Untuk memperoleh informasi perkembangan status gizi

dari waktu ke waktu

B. Disain, Populasi dan Sampel
1. Pemantauan Status Gizi (PSG) dilakukan dengan disain
potong lintang (cross sectional sur vey).
2. Populasi adalah semua Rumah Tangga (RT) yang mempunyai
anak balita usia 0-59 bulan.
3. Sam pel adalah Rumah Tangga (RT) yang terpilih dari populasi.
C. Penentuan Sampel (Sampling)

1. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel (sampling) d ilakukan dengan 3 (tiga )
tahap, yaitu: (1) tahap pertam a memilih sampel kabupaten
dan kota 1 ; (2) tahap kedua memilih klaster untuk setiap
kabupaten dan kota; dan (3) tahap ketiga memilih sampel RT
di setiap klaster.
a. Tahap I : Pemilihan Sampel Kabupaten dan Kota di Provins i
1) Jumlah kabupaten dan kota dipilih sebanyak 30% dari
jumlah kabupaten dan kota yang ada di setiap propinsi.
Secara proporsional jum lah sampel kabupaten da n
kota di setiap propinsi ditunjukan oleh Tabel 1.

1 Sampling tahap pertama hanya untuk PSG 2014, mula i tahun 2015 PSG diharapkan dapat
dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota



PedOfllilli Tekll15 Pemantauan Statu, Gi71

Tabell. Distribusi Jumlah Sampel Kabupaten dan Kota
Menurut Provinsi
No

Kode

,

11
12
13
14
15
16

1

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

17

18
19
20
31
32
33
34
35
36
51
52
53
61
62
63
64
65
71
72
73
74
75
76
81
82
91
94

Jumlah Kabupaten
dan Kota Yang Ada
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
9
5
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
497

Provinsi
Aceh
Suma tera Utara
Su matera Barat
Ri au
Jambi
Sumatera Selatan
BenQkulu
LampunQ
Kepulauan Babel
Kepulauan Riau
OKI Jakarta
Jawa Sarat
Jawa Tengah
01 Yogyakarta
Jawa rim ur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Sarat
Nusa Tenggara Timur
Ka liman tan Barat
Ka limantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kali mantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawes i Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Sarat
Papua
Indonesia

2) Pemilihan sampel

kabupaten

dan

Jumlah Kabupalen
dan Kola Terpilih
7
10
6
4
3
5
3
4
2
2
2
8
11
2
11
2
3
3
6
4
4
4
3
1
5
3
7
4
2
2
3
3
3
9
150

kota

dilaku kan

secara acak sistimatik (Systematic Random Sampling),
sebagai berikut :

a) Buat daftar kabupaten/kota untuk setiap propinsi.
b) Buat gulungan nomor 1-10 untuk di lotere.
a) Menentukan kabupaten dan kota terpilih pertama
(sampel kabupaten/kota terpilih pertama) dengan

P dornall Teknrs P"rnantauan S tatus Glz i

cara randomisasi (pernilihan acak dengan lotere).
Karena jurnlah kabupaten dan kota yang akan dipilih
sebanyak 30%, maka pernilihan kabupaten dan kota
terpilih nomor 2 dan seterusnya dilakukan dengan
menggunakan interval 3 (tiga).
Contoh: Propinsi Riau, jumlah kabupaten dan kota

= 12 maka jumlah sampel kabupaten dan kota yang
akan dipilih = 4. Jika d engan cara lotere terpili h
kabupaten nomor 8 sEbagai sam pel pertama, maka
dengan interval 3 terpilih kabupaten/kota nomor
urut 11 sebagai sampel nomor 2, kabupaten/kota
nomor urut 2 (kembal i ke nomor awal) sebagai
sam pel nomor 3, de mi kian seterusnya kabupaten/
kota nom or urut 5 sebagai sam pel nomor 4.
b. Tahap II: Pemilihan Sampel Klaster di Kabupaten dan Kot3
Terpilih
Pada setiap kabupaten dan kota dipil ih 30 klaster2 . Klaster
di kabupaten adalah desa/kelurahan, sedangkan klaster
di kota adalah Kelurahan. Pe m ilihan klaster di kabupaten
dan kota dilakukan dengan acak sistematik berdasarkan
Probability Proportional to Size (PPS), sebagai berikut :

1) Buat daftardesa/kelurahan termasukjumlah penduduk.

2) Tentukan

interval

dengan

cara

mernbagi

jurnlah

penduduk dengan jumlah kla ster.

3) Tentukan klaster pertarna dengan rnenggunakan Tabel
Acak, rnisalnya dengan rn enjatuhkan pinsil di atas
tabel acak. Contoh Tabel Acak untuk pernilihan sarnpel
Unt uk Kabupaten kla ster ada lah de sa atau kelu ra han, dan un tuk Kota klast er ada lah Ru kun
Wa rga (RW)

2

terdapat pada Lampiran. Klaster kedua dan seterusnya
sampai klaster ke-30 dipilih berdasarkan perhitungan
jumlah kumulatif penduduk dan interval.
Contoh pemilihan sampel kluster di kabupaten dan kota
terpilih, adalah sebagai berikut:
1) Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera
Utara, dengan jumlah penduduk 171.650 orang dan
ditentukan 30 klaste r, maka interval klaster adalah
171.650/30 = 5.722.
2) Jika dengan menggunakan Tabel Acak terpilih angka
4.7223, maka klaster I (pertama) yang terpilih adalah
desa atau kelurahan dengan penduduk kumulatif
sekitar 4.722. Lihat potongan Contoh Tabel Acak
berikut ini.
27767
13025
80217
10875
54127

43584
14338
36292
62004
57326

85301
54066
98525
90391
26629

88977
15243
24335
61105
10967

29490
47724
24432
57411
24472

69714
66724
24896
06368
88779

94015
66733
61880
11748
17944

64874
74108
87873
12102
05600

322444
88222
95160
80580
60478

48277
88570
59221
41867
03343

60311
49739
78626
66692
44071

42824
71484
51594
13986
28091

37301
92003
16453
99837
07362

42678
98086
94614
00582
97703

45990
76668
39014
81232
76447

43242
73209
97066
14987
12537

66067
54244
30945
69170
08345

42792
91030
57589
37403
88975

95043
45547
31732
86995
35741

52680
70818
57260
90307
85771

59820
25704
22304
17710

96163
91035
90314
59621

78851
26313
78438
15292

16499
77463
66276
76193

87064
55387
18396
59526

13057
72681
73538
52113

73035
47431
43277
53856

41207
43905
58874
30743

74699
31048
11466
08670

09301
56699
16082

25852

58905

55018

56374

35824

71708

30540

27886

61732

iセ@
75454

1) Pada Tabel 2 dapat dilihat angka 4.722 berada di angka
3 Jika besar interval angkanya 5 digit maka Tabell\cak dibaca 5 digit terakhir, jika besar interval
angkanya 4 digit maka Tabel Acak dibaca 4 digit terakhir, demikian seteru snya

Pedomdn Tekn i P,'manta uan Status Glli

9

kumulatif penduduk antara 1.298 dan 5.867 (angka
4 .722 lebih dekat ke angka 5.867 dari pada ke angka
1.298), sehingga klaster pertama berada di Desa Pakkat
Hauagong Kecamatan Pa kkat.
2) Klaster ke-2 dihitung dari 4.722+5.722=10.444 yang
berada di Desa Manalu, selanjutnya klaster ke-3
dihitung dari 10.444+5.722=16.166

yang berada di

Desa Rura Tanjung, demikia n penghitungan selanjutnya
sampai diperoleh 30 klaster, yang selengkapnya dapat
dilihat pad a Tabel 2 berikut.

Tabel2
Daftar Sam pel Klaster di Kabupaten Humbang Hasundutan
Provinsi Sumatera Utara 4
No

Nama セイッカゥョsBk。オーエ・iャ@
KecamatanlDesaiKelurahan
kッセ・@

⦅セイッカゥョウャ@

1l
1115

tl

1215010
121501000 1
1215010002
1215UI000J
1215010004
ILl !>U IUUU!>
12150100U6
121 5010007
1.n:wluuUH

セ@

Qli@

1
L

J
4

セ@

6
7

10
11
12
13
14
15
16
1
18
19
20

4

U オQu

セ@

12150100 10
1215010011
2150 uu·
1215010013
121ou1uu14
1215010015
1215010016
1 15
17
121501001B
12150 001 9
lL15uLU
1215020001

セオュ。エ・イ@
Utara
Kaoupaten Humoang
Hasundutan
Kecamatan Pakkat
Tukka Dolok
Pakkat Hauagong
Purba Bersatu
Purba Baringln
_Karya
Mana u
Pulo Godang
セ i@ ー。ァ
セ 。ョ

Jumlan
Penduduk
(Orang)

1.298
4.569
I 31

。@

SiJarango
Lumban Tonga Tonga

tampelua
Pamapa
Sibuluan
::'Igalogo
I\ecamatan :;IJama セ⦅ッ@ ang
Sanggaran I
Sitapongan
",ounluon
SiQulok
Balunajagar
Bonan Dolok II
Bonan Dolok I
HUlaglnlang
Sioortloron
Nagurguran
Kacamatan Dolak Sangyul
sosor amOOk
Sihitell
Purba Dolok
umoan "ulDa
Simarigung
Saitnihula
/leK ung
Purba Manalu
Pakkat
Pasa,lbu
Lumban Tobing
Pasa, Dolok Sanggul
Janl'
Slhlte
Hula Bagasan
!­1ahh II
Mabll
Hula Gu,gu,
:;ampean
:;, aga Laga
Slnslnsl
Bonani Onan
Sileang
ウッイセ「ョァ@

Hula,a a
Pa,ik Sinomba
SimanQaronsang
i|・」。ュャABセョエッァ@

1215050001
Hulasort I
1215050002 LobulUa
l!lU!lUUUJ
I'a'gau an
1215050004
Naga Saribu I
1215050005 Naga Saribu II
15050012 sャィ。セオ@
1215050013 Sibuntuon Parpea
1215050015 Sibuntuon Partu,
W!lU!lUUI6_ _:>Itolutjanm
ap,an Nau I
1215050017

722
413
417
433
1.314
1.894
697
010
549
998
.1Lb

24.448
24.861
25.278
25.711
uNセo@

28.979
29.676

5

33.332

6

39.054

7

44.776

8

50.498

9

56.220

10

61 .942

11

67.664

12

73.386

13

79.108

14

64.830

15

90.552

16

SuNセQ@

30.740
31.738
32.864

245
410
01
231
3UU
781
941
2114
950
299

33.109
33.519

3B9
1.062
1.769
I.LUI
783
2.011
1.401
1.759
1.577
3.443
685
5.844
,9B
.231
1.848
DI4
1.8B5
1.663
JIb

3B.360
39.427
41 .196
42.4U;
43.186
45.197
46.654
48.413
49.990
53.433
54 .118
59.962

NsTQセu@

34.421
34.121
35.502
36.443
36.1U

37.67
37.976

60.060

6' .791
63.639
60.213
61.09B
68.761
「セNャji@

1.859
1.996
1.442
1,644
.145
792
1.654

IU.U41
71.900
73.896
75.338
16.9B2
IB.l21
79.519
81.173

1.363
768
.363
1.760
1.160
.000
2.400
1.161
1.41J

82.536
83.304
64.940
86.700
87 .860
B9.410
91.815
92.976
94 .449

2.004

YセNャj@

セuT@

27.610

Nlnula

セN@

".

Pedornan T eknls Pe mantdua n Stalus GIZI

79

1215050018

セオ@

ャ\「オッセ@
セQ@

lLlouoUULU
1215050021
1215050022
lL15u5uULJ
1215050024
1,,150500"5
1 15050026
1215050027
lLbUoUUL8
1 150500"8
1215060
121506001
lLbUoUUL
121506003
121506004
1L15ubuu5
121506006
121506007
21506008
121506009
121506010
1,,1506011
1215070
121507001
lLloUIUUL
1"15 70U3
121507004
lLbuluuo
1L15u7UUb
121507007
1215080
12150800'
121508003
lLloU80U4
121508C 5
121508006

82
83
セT@

85
86
87
88
88
9U
91
8L

93
94
85
96
97
98
99
100
101
102
lUo
104
105
lUb
lu7
108
109
110
111
112
113
114
1 5
116
117
118
119
120
11
122
li3
124
125
126
1 7

12

121508007
lLloU8UU8
121508009
121508010
lL15u8Ull
121508012
121508013
1 15
14
1215090
121509006
1215090 7
121509008
121509009
121509010
1,,15U9011

Pt'dUrJ1dfl t・ォイャセ@

Siponjot
uook Margu
::>110 II
Hutasoit II
Bonan Dolok
::>igompul
Nagasaribu IV
Nagasarrbu V
Nagasanbu I I
Sigumpar
セ。イオャッィョ@

Habeahan
Kecamatan Paranginan
Lumban Sialaman
セ。イョァャ@
::>elalan
Lumban Sarat
Lobu Tolong
::>ihonongan
Paranginan Ulara
Pearung
Siborutorup
Lumban Sianturi
Lobu tol ong Habinsaran
Pearun I セイャ。ゥ@
Kecamatan Bakti Raja
Tipang
Marbun loruan
セゥオョッァ@
Unong Julu
Simamora
::>Inambela
::>imangulampe
Marbun Tonga Marbun Dolok
Kecamatan Pollung
Aek Nau I
Aek Nauli I
セ。ョ、オュ@

Sipltu Huta
Parsingguran II
Pollung
セ。イウゥョァオ@
I
Ria Ria
Huta Paung
セ。ョウオイ@
8alu
Hula Julu

Pardomuan
utapaun Ulara
Kecamatan Parlilitan
Pusuk II Simaninggir
Pusuk I
8aringm
SihotanQ HasuQlan TonQa
sionom Hudon selatan
セゥィッエ。ョァ@
Hasu Ian olok I

PelTiantJU,Hl SI atus gセj@

1.904
l.4dO
QNオェセ@

98.417
セNul@

9%3
1.355
1.27 3
1.030
OOU

lUU.801
102.079
102.649
luo 70L
104603
105.526
106.881
108.154
lUB.088
11 /39

57 1
1.L5U
1.637
1 296
1 7bL
1 301
917
1.441
339
759
1104

110.810
lUUbU
113.747
115.043
11 )8u5
118.106
119.023
120.464
120.803
121.562
1"".716

2160
b83
4'.'5
720
1 u,14

124.886

1.118
510
1.luo

851

563
1. 117
.248
1.183
lI16
1.96
1.8'.'5
1.460
924
1.893
1.4-:4
1 UBL
1.882
443
1.u8<

131.981
133.197
135.164
137.039
138.499
1J9.4iJ
141.316
142.730
143.81
145.694
146.137
14 lb5

1552
2.391
2.U;'O
963

18

107.718

19

113.440

20

19. 62

2

124.884

22

30.6u6

23

136.328

24

142.050

25

147.772

26

153.494

27

lLo.ol1

lLb.U4b
126.766
lLi.81u
1L8.J73
129.550

637
1.2;'6

101.966

QPオNWセX@

147.802
149078
150630
153021
155.U97
156 U60

128
129
130

121509012
1509013
12 1509014
セuYPQ@

セャ@

l J2
133
134
1]5
136
137
138
139
4u
14 1
142
143
44

1215U9U16
121 509017
121509018
1 ャGu セuャ セ@
121509020
121509021
12150902:
1215100
121510001
IL l ,IUUU2
121510003
121 510004
lit"UUU,
1 t lUUUb

Sionom Hudon Timur I
Sionom Hudon tara
Sionom Hudon Julu
. Sionomセオ。ッョ@
longa
Sionom Hudon oruan
Sionom Hudon VII
Simalaniari
セ@
olangHasugtan Hablnsaran
Siholang Hasugian Dolak II
Sionom Hudon T,mur II
Sionom Hudon SII ulbu on
Kecamatan Tara Bintang
Sitanduk
ara セiョャ。ァ@
Sibongkare
Sihombu
Sihotang Hasuglan oruan
セゥュ「。

976
634
1.200
9Z4
79
520
377

イ 。@

157.036
157.670
158.870
159.194
16U.013
161093
161.470

A^セu@

ャセ

940
523
958

163.000
163.523
164 .481

1.966
1.691
864
1.270
Olb

166.447
168.144
169008
170.278
. 54



159.21ti

28

164.938

29

7U.bbU

JU

「u@

セu@

N@

c. Tahap III: Pemilihan Sarnpel Rumah Tangga pada Klaster
Terpilih
Setelah 30 (tiga puluh) klaster dipilih, selanjutnya adalah
memilih

sampel

rumah

tangga 5 sebagai

responde n

sebanyak 10 (sepuluh) rumah tangga untuk setiap klaster,
dengan cara purposive dengan model lingkaran anti
nyamuk, dengan langkah-Iangkah sebagai berikut :
1) Oi klaster terpilih, buat daftar pusat klaster atau titik
klaster 6 yang biasanya merupakan sarana umum,
seperti : kantor kelurahan/dusun/RW, pasar, sekolah/
madrasah, tempat peribadatan (mesjid, gereja, pura),
posyandu, balai pengobatan, puskesmas .
2) Oi setiap klaster dipilih secara acak/melotre satu pusat
klaster.
3) Oi pusat klaster terpilih tersebut, pengumpul data
berjalan dengan memilih arah yang dapat dipilih
secara acak, bisa dipilih salah satu ke kiri, kanan, depan
atau belakang. Cara yang paling mudah adalah dengan
5

6

Sampe l rumah tangga adalah rumah tangga yang mempunyai anak balita, sebanyak 10 (sepuluh)
rumah tanggal untuk tiap klaster.
Titik klaster di desa/kelurahan (kabupaten) adalah kantor desa/kelurahan, dan titik klaster di
kelurahan (kota) adalah kantor atau rumah ket'Ja RW

Pedoman t ・セ@

-------------------------------------

nl5

Pemantaual1 5 atu Gi !i

13

melempar koin untuk memilih arah jalan secara acak.
Kemudian pengumpul data berjalan sesuai arah pola
anti nyamuk dengan pusat klaster sebagai titik tenga h
lingkaran. Pola obat anti nyamuk memiliki lingkaran
dalam (terdekat dengan pusat klaster), lingkaran kedua,
ketiga dan seterusnya.

Mulailah bergerak mengikuti

lingkaran dalam, kemud ian ke lingkaran berikutnya.
Hal ini pernting agar ruma htangga sampel menyebar
di sekitar pusat klaster.
4} Sambil berjalan, pengumpul data dapat membuat peta
rumah-rumah yang dilal ui dan mengunjungi ruma h
pertama

untuk

memeriksa

apakah

rumahtangga

tersebut memiliki balita. Bila rumahtangga tersebut
memniliki balita maka dipilih sebagai sampel dan diberi
nomor 1. Selanjutnya periksa rumahtangga berikutnya
dan seterusnya sampai diperoleh 10 rumahtangga
yang memiliki balita, dan beri nomor urut 2, 3,4, ...... ,
10.
S} Setelah selesai melakukan pemetaan, rumah-rumah
yang telah diberi nomor 1 sampai 10 didatangi untuk
dilakukan wawancara, serta pengukuran/ penimbanga n
terhadap seluruh anggota rumahtangga. Lihat conto h
gambar pemetaan berikut.

Gambar
Pengambilan Sampel Rumah Tangga dengan lingkaran Anti
Nyarnuk

2. Menyediakan Instrumen dan Peralatan
a. Instrumen Pemantauan Status Gizi (PSG) terdiri dari
kuesioner dan formulir yang akan diisi oleh petugas
pengumpul data di lapangan (enumerator). Kuesioner/
formulir akan berisi data:
1)

Tanggallahir responden dan anggota rumah tangga

2)

Umur dalam bulan

3)

Berat Badan (BB)

4)

Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB)

5)

Panjang Lengan atas (PLA)

6)

Lingkar Lengan Atas (LLA)

7)

Frekuensi penimbangan balita di KMS dan atau Buku
KIA

8)

Ada/tidaknya

pena nganan

tatalaksana

anak gizi

Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi

15

buruk di rumah tangga
9)

Ada/tidaknya konsumsi tablet tambah darah

10) Ada/tidaknya konsumsi kapsul vitamin A
11) Dilakukannya/tidak pernberian ASI eksklusif
12) Konsumsi garam beryo dium di rumah tangga
b. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan antara lain:
1)

Dacin/Salter untuk meni m bang berat badan balita
0-59 bulan

2)

Timbangan injak (digital ) untuk menimbang berat
badan anak usia sekolah, remaja dan dewasa

3)

Alat ukur panjang badan untuk mengukur panjang
badan anak usia 0-24 bulan

4)

Microtoise untuk mengukur tinggi badan anak diatas
24 bulan, remaja, dan dewasa

5)

Pita LLa untuk mengukur Lingkar Lengan Atas WUS
dan Ibu hamil

6)

TabeilMT menurut Umur (IIVIT/U)

7)

Aplikasi data entry

8)

Buku Standar Antrop om etri Penilaian Status Gizi
Anak

9)

Daftar jumlah penduduk menurut desa/kelurahan

10) Kuesioner dan Petunjuk Pengisian
11) Alat pengolah data
12) lodium test
3. Merekrut dan Melatih Petugas
a.

Perekrutan petugas pengumpul data dilakukan ole h
Tim PSG Propinsi, yang terdiri dari Dinkes Propinsi dan
Poltkekkes/AI PGI.

b.

Pengumpulan data dilc;kukan oleh Tim Pengumpul Data
yang terdiri dari mahasiswa telah mendapatkan kuliah
Penilaian Statu s Gizi dari Poltekkes jurusan gizi dan
Institusi Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan gizi.

c. Petugas pengumpul data (enumerator) yang direkrut
akan dilatih untuk rneningkatkan pengetahuan dan
keterampilan

dalam

pengumpulan

data.

Materi

pelatihan yang perlu cliberikan difokuskan pad a teknik
sampling, pengukuran antropometri, teknik wawancara ,
dan penggunaan aplikasi (software) pengolahan data
PSG .
Tabel Materi Pelatihan dan Petugas yang Dilatih

No

1

2

Materi Pelatihan
Cara men entukan klu ster
sampling d i tingkat
kabupaten dan kota
untuk menentukan de sa /
kelurahan terpilih

Cara men entukan rumah
tangga terpilih dari setiap
desa/kelurahan terpilih

Petugas Yang
Dilatih
Dose n
Penanggungjawab
dan Pengelola
Gizi Dinkes Kab/
Kota (Koordinator
Lapangan)
Dosen
Penanggungj awab
dan Pengelola
Gizi Dinkes Kab/
Kota (Koordin ator
La pangan)

Penanggung
Jawab

Koordinator
PSG Propin si

Koordinator
PSG Propin si

3

Pengukuran Antropometri

Petuga s Pengumpul
Data

Koordinator
PSG Propinsi

4

Menjalankan aplika si entry
data PSG

Pengolah data
Poltekes

Koordinator
PSG Propin si

5

Teknik Wawan cara

Petuga s Pengumpul
Data

Koordin ator
PSG Propin si

Pl'dorlli'ln Te>k!I!S Perna!1 iluan Status GIZI

17

4. Menetapkan Rencana Kerja dan Biaya
Penetapan

rencana

kerja

dan

biaya

dilakukan

untu k

mendapatkan gambaran jumlah tenaga, biaya dan waktu
yang diperlukan untuk melaksa nakan pemantauan status
gizi . Biaya kegiatan pemantauan status gizi dibebankan
utamanya dari dana dekonsentrasi, tetapi tidak menutup
kemungkinan ada tambahan dana dari APBD. Komponen
biaya yang diperlukan antara la in:
a. Tahap persiapan
1) Pengadaan logistik (antropometri kit, kuesioner, dan
formulir lainnya)
2) Dana kegiatan untuk rapat
3) Biaya Rekruitmen
4) Biaya pelatihan tenaga pengumpul data
5) ATK
b. Pelaksanaan
1) Transport, honorarium dan akomodasi pengumpul
data dan supervisor
2) Bahan Kontak

c.   Pengolahan data
1) Biaya pengiriman data da ri kabupaten ke propinsi
2) Honorarium pengolah data
d. Penyusunan Laporan
1) Biaya Pertemuan Finalisasi Laporan
2) Penggandaan laporan
3) ATK
e. Diseminasi hasil
1) Biaya penyelenggaraan workshop

18

Ppdornan t・ォョャセ@

Pemanlalhll 1 Strltll5 G I71

2) ATK
3) Penggandaan laporan

Peduman Tek

I

P"m ln taua n S tatus Gizi

19

N

Tabel36

\l

Contoh Rencana Kerja Pemantauan Status Gizi

o
to

c..

o

3

w

::>
-I
to

"'"
'"
\l

ro

::l

ru

"ac;

"'"

I II

セ@c:;

'"G)
セ@

BAB III

TAHAP PELAKSANAAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI

A. Pengumpulan Data

Setelah dilakukan pemilihan sampel, pada rumah tangga yang
terpilih dilakukan pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan
data terdiri dari pengukuran antropometri dan wawancara
dengan menggunakan kuesioner.
Data yang dikumpulkan

meliputi data antropometri dan

informasi terkait indikator kegiatan pembinaan gizi, sebagai
berikut:

1. Status Gizi (Data Antropometri)
a. Anak Balita
Dilakukan dengan mengukur seluruh anak balita di rumah
tangga, meliputi:
1) Mencatat tanggallahi r atau umur (bulan)
2) Mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) atau
Panjang Badan (PB).
a. Berat badan ditimbang dengan timbangan pegas
"salter"
b. Tinggi badan diukur dengan alat microtoise untuk
anak yang sudah bisa berdiri (umur

セ@

24 bulan)

c. Panjang badan diukur dengan alat ukur panjang
badan untuk anak yang belum bisa berdiri (umur :s;
23 bulan), yaitu dengan posisi terlentang 7 .
::------7 Umur dihitung dalam bulan penuh (completed month). Jika anak umur " 23 bulan (23 bulan 29
hari) diukur berdiri dengan microtoise maka aplikasi pengolahan data antropometri akan menambah
Panjang 8adannya = OJ cm dari hasil pengukL!ran, sebaliknya anak umur セ@ 24 bulan diukur

d. Catat cara pengukuran balita dengan memberi kode
tertentu bila diukur tele ntang atau diukur berdiri.
a. Anak Sekolah, Remaja, Dewasa
Dilakukan dengan pengukura n berikut:
1) Mencatat tanggallahir atau umur
2) Mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (
3) TB), Panjang Lengan Atas (PLA) dan Lingkar Lingkar
Atas (LLA).


Berat Badan ditimbang dengan timbangan kamar
mandi

• Tinggi Badan diukur dengan alat microtois
4) Khusus untuk Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49
tahun) dan ibu hamil serta ibu menyusui selain BB dan
TB, juga diukur Panjang Lengan Atas (PLA) dan Lingkar
Lengan Atas (LLA) denga n menggunakan pita LLA.
2. Frekuensi Penimbangan Balita
Dilakukan dengan mencatat frekuensi penimbangan balita
dari Kartu Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain
catatan penimbangan balita yang ada di Posyandu dalam 6
bulan terakhir.
3. Tata Laksana Gizi Buruk
Dilakukan dengan menanyakan dan mencatat tata laksana
penanganan kasus balita gizi buruk dari rumah tangga dalam
setahun ini.

terl entang dengan pengukur panjang badan maka maka aplikasi pengolahan data antropometri
akan mengurangi Tinggi Badannya = 0,7 em dari ha sil pengukuran.

22

Pedoma n Teknis Pema ntauan Statu,>

G ill

4. Pemberian dan Konsumsi Tablet Tambah Oarah atau Tablet
Fe
Oilakukan

dengan

menanyakan

dan

mencatat

umur

kehamilan saat ini dan umur kehamilan saat pertama
menerima tablet TTO/Fe, jumlah Tablet Tambah Oarah
(TTO) atau tablet Fe yang diterima dan dikonsumsi ibu hamil
di rumah tangga. Jika ibu hamil tidak menerima TTO atau
tablet Fe dari program Kemenkes tetapi secara mandiri (TTO
Mandiri), maka TTO Mandi r i dicatat sebagai menerima TTO
atau tablet Fe dari Kemenkes.
5. Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Balita 6-11 bulan : dilakukan dengan mencatat dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain catatan
pemberian vitamin A pada bulan Februari atau Agustus.
b. Balita 12-59 bulan: dilakukan dengan mencatat dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lain catatan
pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus.
c. Ibu Nifas: dilakukan dengan mencatat dari buku KIA
atau formulir lain catatan pemberian vitamin A pada ibu
melahirkan dalam waktu 28 hari masa nifas .
6. ASI Eksklusif pada Bayi 0-5 Bulan
Oilakukan dengan mencatat pemberian ASI dari Kartu
Menuju Sehat (KMS), buku KIA atau formulir lainnya.
Jika pemberian ASI tidak dicatat dalam KMS, buku KIA atau
formulir, ditanyakan apakah bayi 0-5 bulan hanya diberi ASI
saja tanpa makanan dan m:numan lain kecuali obat, vitamin
dan mineral selama sehari kemarin .
Pedoman Teknis Pemantauan Status Gizi

23

7. Konsumsi Garam Beriodium di
Dilakukan

dengan

menguji

iセオュ。ィ@

Tangga
kandungan

lodium

dalam

garam yang digunakan keluarga atau rumah tangga dengan
menggunakan alat uji kandungan lodium dalam garam. Hasil
uji memberikan perubahan warna (ungu pekat atau ungu
pucat) yang mengindikasikan garam mengandung lodium,
atau jika tidak terjadi peruba han warna mengindikasikan
garam tidak mengandung lodium .
B. Pelaksana

Pengumpulan

data

dilakukan

oleh

Tim

Provinsi

yang

dikoordinasikan Dinas Kesehatan Provinsi dengan pelaksana
pengumpulan dan pengolahan data dari Asosiasi Institusi
Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) yang terdiri dari perguruan
tinggi jurusan gizi dan Poltekkes gizi, dibantu petugas kabupaten
dan kota serta pelaksana gizi eli puskesmas, atau dengan
bantuan tenaga bidan atau kader setempat

C. Monitoring Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pada

waktu

pelaksanaan

peng umpulan

data

dilakukan

monitoring yang meliputi:

1.   Validasi data
2. Pengecekan sampel klaster, titik pusat klaster dan pemilihan
sampel rumah tangga
3. Kelengkapan pengisian kuesioner
4. Mengamati dan mengarahkan cara melakukan wawancara,
pengukuran berat badan, panjang badan/tinggi badan dan
pengujian garam konsumsi dengan lodium test
5. Melakukan reabilitas hasil pengukuran. Pelaksanaannya

24

PedO nl ;;ln Teknis Ppma nt;;l lJ an St;;ltIJS

G IZI

dengan mengukur ulang secara acak balita sam pel di
berbagai klaster yang berbeda .
Pelaksana monitoring pengurnpulan data adalah Tim Pusat
(Direktorat Bina Gizi, Badan Litbangkes), Tim Provinsi (Dinkes
Provinsi,

Poltekes/AIPGI),

Tim

Kabupaten/Kota

(Dinkes

Kabupaten/Kota dan Puskesmas).

p .,dolllan Tek nrs Pemantauan Stalus Gi zi

25

26

p,

T1an T",k111
p・ュ」ャョゥセ@

Still

G,

BABIV
MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI
PEMANTAUAN STATUS GIZI

A. Data Entry

Kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah di cek
dan validasi pengisian dan kelengkapan data yang diperlukan,
selanjutnya dientri dengan menggunakan aplikasi (software)
yang khusus dipersiapkan untuk pelaksanaan PSG.
B. Data Cleaning

Sebelum dilakukan pengolaha n dan analisis data lebih lanjut,
dilakukan pengecekan hasil data entry. Pada proses ini, kembali
dilakukan pengecekan ulang apabila ditemukan adanya data
ekstrim. Data ekstrim di validasi ulang dengan melihat kembali
kuesioner atau formulir pengumpulan data yang telah di cek
dan validasi .

C. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi
(software) PSG yang telah disiapkan. Analisis lebih lanjut dapat
dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau software lainnya,
misalnya SPSS dan MS Excell .
Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
dan persentase, tabel silang, grafik, gambar dan narasi.
Selanjutnya dapat disajikan analis data dengan satu variabel
(tabel frekuensi), analisis dengan dua atau tiga variabel (tabel
silang), dan analisis dengan uji statistik.
PedOnliln Teknls Pern alltauan Sta tu s Glzi

27

---

D. Penyusunan Laporan
Laporan hasil pelaksanaan PSG disusun berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data, yang disusun menurut kabupaten
dan kota serta nasional.
E. Diseminasi Hasil
Hasil

PSG

perlu

didiseminasikan

kepada

kepala

wilayah

(bupati/walikota) dan kepada pemangku kepentingan terkait.
Diharapkan hasil PSG dapat dimanfaatkan untuk penentuan
tindakan cepat (quick response), pengambilan keputusan,
penentuan kebijakan dan perencanaan.

28

Pedornan TNLセ@

ョャセ@

PenllntalJa Stat 5 GILi

----=------------------------

BABV
PENGORGANISASIAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI

A. Pelaksana dan Penanggung Jawab

Pelaksana dan penanggungjawab PSG secara berjenjang adalah:

1. Tim Pusat (Direktorat Bina Gizi, Jurusan Gizi Poltekes
Kemenkes RI/Perguruan Tinggi Jurusan Gizi, Litbangkes)
mempunyai tugas:
a. Menyiapkan Petunjuk Teknis PSG, aplikasi

PSG dan

pedoman pengoperasiannya
b. Sosialisasi Juknis PSG kepada Propinsi (Dinkes Propinsi
dan Assosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia)
c. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinkes Propinsi dan
Assosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia (Perguruan
Tinggi yang memiliki Jurusan Gizi dan Jurusan Gizi Poltekes).
d. Membuat rencana kerja dan biaya
e. Meningkatkan kapasitas petugas PSG di propinsi melalui
Bimbingan Teknis dan Pendampingan
f. Mengelola data dan informasi (data entry, data cleaning,
pengolahdn

dan

analisis,

penyusunan

laporan

dan

diseminasi hasil) di seluru h Indonesia.
g. Menyediakan instrumen, aplikasi PSG dan peralatan
pendukung
2. Tim Provinsi (Dinkes Provinsi, Perguruan Tinggi Jurusan Gizi
dan Jurusan Gizi Poltekes) m empunyai tugas:
a. Sosialisasi Juknis PSG kepada Pengelola Gizi Kabupaten/
Kota

Pedc,man Teklll!. Pp­nlantauan St tus Gizi

29

b. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Dinkes Kabupate n/
Kota

c.   Membuat rencana kerja dan biaya
d. Menyediakan instrumen, ap likasi PSG dan peralatan
pendukung
e. Rekruitmen dan peningkatkan kapasitas petugas PSG

f.   Melasanakan pengumpulan data dengan pengukuran
antropometri dan wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner
g. Mengelola data dan informasi (data entry, data cleaning,
pengolahan dan analisis dan penyusunan laporan) di
Kabupaten dan kota .
3. Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota mempunyai tugas :
a. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Puskesmas
b. Membantu

Tim

Provinsi

dalam

pelaksanaan

PSG

terutama dalam menetapkan kluster di kabupaten da n
kota serta pengumpulan data pada klaster terpilih
4. Puskesmas mempunyai tugas:
a. Konsolidasi Pelaksanaan PSG dengan Pustu/Polindes/
Poskesdes terutama dalam m enentukan pusat klaster d i
desa/kelurahan/RW.
b. Membantu Tim Provinsi dalam pelaksanaan PSG mulai
dari menetapkan rumah tangga pada kluster terpilih dan
pengumpulan data di rumah tangga
B. Alur Pelaporan

Pada kegiatan ini, setelah data dikum pulkan dari rumah tangga
yang dikunjungi, Tim propinsi selanjutnya mengelola data
dan informasi hasil PSG untuk dilaporkan ke Tim Pusat dalam

30

p.,dornan T ekn l5 Peillantauan Status GIZI

bentuk hard copy maupun soft copy ke alamat Direktorat Bina
Gizi, Kemenkes RI atau email subd itbkg@yahoo .com
Gambar

Alur Pelaporan Pemantauan Status Gizi
Pusat

Koordl\a31,

Direktorat Bina Glzi
Pollekes KemenkesiPerguruan Tinggi Jurusan GiZI, 8alilbangkes

i '"

SQ5lalfAs.

tan

b1pOl''''

peiJ'f\l5U111n

セLQjャョゥッ

rmnolM!f'lg

doo

lJ'TIl),ln 0­,, (";' , セN。ョ@

(:.lLl,

ャゥ Iャゥ@

I

KoortinaSi. sowlisMl. ー」エヲDi\

Provinsi
Dinkes Provinsi
Pollekkes KemenkesiPeryuruan Tinggi Jurusan Gizi

ャ ャセ@

セ@

puo