Persentase Karkas dan Daging Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) Afkir pada Kepadatan Kandang yang Berbeda

RINGKASAN
Dwi Wahyu Nugraeni. D14080265. 2012. Persentase Karkas dan Daging Puyuh
(Coturnix-coturnix japonica) Afkir pada Kepadatan Kandang yang Berbeda.
Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota

: Dr. Rudi Afnan, S.Pt., M.Sc.Agr.
: Dr. Ir. Rukmiasih, MS.

Pemeliharaan puyuh selain untuk memperoduksi telur juga dapat ditujukan
untuk memproduksi karkas. Kepadatan kandang merupakan salah satu faktor
lingkungan yang penting untuk diperhatikan dalam menghasilkan performa produksi
dan kualitas karkas puyuh yang baik. Kepadatan kandang yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan dampak negatif pada puyuh.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kepadatan kandang yang
paling optimal dalam menghasilkan karkas puyuh yang baik. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai bulan Februari 2012. Pemeliharaan
dan penyembelihan puyuh dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Parting dan deboning karkas

dilakukan di Laboratorim Unggas Fakultas Peternakan, IPB. Puyuh yang berumur
sembilan minggu sebanyak 135 ekor dikelompokkan ke dalam kandang ke dalam
tiga taraf perlakuan kepadatan kandang, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.
Kepadatan kandang yang dijadikan perlakuan yaitu kepadatan kandang 12 ekor, 15
ekor, dan 18 ekor. Kandang yang digunakan berukuran panjang 62 cm, lebar 50 cm,
dan tinggi 26 cm. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap. Penyembelihan puyuh dilakuan diakhir pemeliharaan yaitu pada minggu
ke-enam. Sampel puyuh yang disembelih sebanyak 30% dari setiap ulangan dari
setiap perlakuan. Peubah yang diamati adalah bobot badan awal, bobot badan akhir,
konsumsi pakan, mortalitas, bobot potong, persentase karkas, persentase sayap,
persentase paha, persentase dada, persentase punggung, persentase daging dan tulang
(dada dan paha) serta rasio daging dan tulang (dada dan paha). Data yang diperoleh
pada penelitian ini diuji asumsi kemudian dianalisis ragam, hasil yang berbeda
dilanjutkan dengan uji Tukey. Data persentase ditransformasi arcsin sebelum
dianalisis ragam.
Kepadatan kandang yang berbeda berpengaruh (P