Pengelolaan panen tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) Di perkebunan pantai bonati estate, PT. Sajang heulang minamas plantation, tanah bumbu, Kalimantan Selatan

PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BONATI
ESTATE, PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION,
TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN

OLEH
AZANEL WALAD
A24070156

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN

AZANEL WALAD. Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Perkebunan Pantai Bonati Estate, PT Sajang Heulang
Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimanatan Selatan. (Dibimbing oleh
ADOLF PIETER LONTOH).
Kegiatan magang ini secara khusus mempelajari pemanenan baik dari

aspek teknis maupun pengelolaan, menganalisis dan mengatasi permasalahan
yang dihadapi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan
dalam kegiatan magang. Secara umum untuk menambah pengetahuan, melatih
keterampilan dan memperoleh pengalaman kerja secara langsung di lapangan
produksi perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) serta Menambah
kemampuan mahasiswa dalam manajerial khususnya dalam pengelolaan sebuah
perkebunan. Kegiatan magang ini dilaksanakan di Perkebunan Pantai Bonati
Estate, PT. Sajang Heulang – Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan pada tanggal 14 Februari – 14 Juni 2011.
Kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang yaitu kegiatan yang
menyangkut aspek teknis dan aspek manajerial. Pada pelaksanaan kegiatan
magang mahasiswa memposisikan diri sebagai karyawan harian lepas (KHL)
selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan dan pendamping
asisten selama dua bulan. Perincian kegiatan magang ini dicatat dalam jurnal
harian.
Pengamatan dilakukan terhadap aspek khusus meliputi perbandingan hasil
panen yang dihasilkan antara sistem panen Division of Labour-2 (DOL-2) dengan
Division of Labour-3 (DOL-3), serta pengaruhnya terhadap rotasi panen.
Perbandingan angka kerapatan panen pada tiap tahun tanam berbeda,
perbandingan hasil panen yang dihasilkan antara pemberondol SKU dan BHL dan

perbandingan hasil panen antara karyawan panen penuh dengan karyawan panen
yang memilki pekerjaan sampingan data dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan uji t - student pada taraf 5%. Hasil pengamatan yang dilakukan dari
setiap perbandingan tersebut menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Selain itu
juga dilakukan pengamatan terhadap kriteria matang panen, mutu hanca, dan

iii

kehilangan hasil (losses), rotasi panen, tenaga kerja panen dan angkutan panen.
Data ini dianalisis secara deskriptif dengan mencari rata-rata dan persentase hasil
pengamatan lalu diuraikan secara deskriptif dengan membandingkan terhadap
norma baku yang berlaku pada perkebunan kelapa sawit dan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan.
Kegiatan panen di Perekebunan Pantai Bonati menerapkan sistem Block
Harvesting System (BHS) adalah sistem panen yang kegiatan panennya setiap hari
kerja terkonsentrasi pada satu seksi panen dan tetap berdasarkan interval yang
telah ditentukan. Sistem panen ini menggunakan sisitem hanca giring tetap yang
merupakan pengembangan dari sistem hanca giring murni dan giring tetap.
Produktivitas TBS di Perkebunan Pantai Bonati sudah baik, hal tersebut
ditandai dengan peningkatan produksi dari tahun ke tahun ditambah lagi dengan

baiknya kondisi kebun dengan populasi tanaman yang optimum dan sistem
pengelolaan teknik budidaya tanaman mulai dari kegiatan pemeliharaan sampai
dengan pengangkutan TBS ke pabrik kelapa sawit.
Permasalahan utama yang terjadi pada pengelolaan pemanenan di
Perkebunan Pantai Bonati adalah tingginya tingkat absensi karyawan sehingga
mengakibatkan tingginya rotasi panen dan panen tidak serentak, tingginya rotasi
panen akan mengakibatkan kualitas buah menurun, buah restan, tingginya rasio
brondolan tinggal akibat dari banyaknya buah yang lewat matang. sehingga perlu
dibuat aturan tegas bagi karyawan yang sering absen serta supervisi yang lebih
fokus. Kontaminasi juga menjadi permasalahan di Perkebunan Pantai Bonati
terutama oleh kotoran (pasir) dan brondolan hitam. Sumber kehilangan di
Perkebunan Pantai Bonati adalah brondolan tertinggal.

PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BONATI
ESTATE, PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION,
TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
AZANEL WALAD
A24070156

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

: PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI
BONATI ESTATE, PT SAJANG HEULANG MINAMAS
PLANTATION,


TANAH

BUMBU,

SELATAN
Nama

: AZANEL WALAD

NRP

: A24070156

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS
NIP. 19570711 198111 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr
NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus: ……………………….

KALIMANTAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dumai, Propinsi Riau pada tanggal 19 Januari 1989.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari Bapak Syahyuti dan
Ibu Dewi Martini. Pada tahun 2001 penulis lulus dari SDN I Bangko,
Bagansiapiapi, Riau, kemudian pada tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di
SMPN I Bangko, Bagansiapiapi, Riau. Selanjutnya penulis lulus dari SMAN I
Bangko, Bagansiapiapi, Riau pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis diterima di
IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Pemerintah Kabupaten Rokan
Hilir sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian.

Saat menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Agronomi (Himagron) masa jabatan 2010/2011 sebagai pengurus
divisi eksternal, organisasi mahasiswa daerah Himpunan Pelajar Mahasiswa
Rokan Hilir (Hipermarohil) Bogor sebagai pengurus, organisasi mahasiswa
daerah Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Riau (IKPMR) Bogor dan Aktif di
organisasi Pelajar Islam Indonesia. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan
kegiatan mahasiswa antara lain Festival Tanaman XXXI, Saung Tani 2009 pada
masa orientasi Fakultas Fertanian dan Semai 45 pada masa orientasi Departemen
Agronomi dan Hortikultura 2009. Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Profesi (KKP) di Desa Sirnagalih, Kabupaten Bogor, Propinsi jawa Barat.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang karena atas
rahmat, hidayah serta kekuatanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini dengan baik.
Skripsi yang disusun berjudul “ Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Pantai Bonati Estate, PT. Sajang
Heulang, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan”. Skripsi ini
memberikan gambaran mengenai kegiatan magang yang dilaksanakan dalam

menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan di Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan
yang tulus kepada semua pihak yang telah turut membantu sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan, secara khusus penulis sampaikan kepada:


Ayahanda Syahyuti, Ibunda Dewi Martini, dan seluruh keluarga yang
selalu memberi dukungan semangat, doa dan motivasi, serta kasih sayang
yang tidak terbatas.



Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang telah memberikan beasiswa dan
dukungan selama perkuliahan kepada penulis.



Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan magang dan

penulisan skripsi ini.



Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MSi selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing penulis selama menempuh perkuliahaan.



Dr. Ir. Hariyadi, MS dan Ir. Supijatno, MSi selaku dosen penguji yang
telah memberikan saran dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini



Bapak Jimmy Sahata Sihombing selaku Estate Manager Pantai Bonati
Estate, PT. Sajang Heulang – Minamas Plantation, Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan.




Bapak Syahnan selaku Senior Asisten, Bapak Abduh Selaku KTU, Bapak
Purmono dan Yudi Sutopo selaku Asisten Divisi yang telah memberikan
arahan dan masukan selama pelaksanaan magang.

viii



Seluruh Direksi dan Karyawan Pantai Bonati Estate, PT. Sajang Heulang
Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.



Seluruh teman-teman Agronomi dan Hortkultura angkatan 44.
Kepada semua pihak yang tak dapat penulis sampaikan satu persatu, yang

telah membantu penulis selama perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir.
Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan manfaat yang
berharga bagi pembaca.


Bogor, September 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................

XI
xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

XIII
xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

XIIIV
xiv

PENDAHULUAN .................................................................................
Latar Belakang..............................................................................
Tujuan ..........................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
Botani Kelapa Sawit .....................................................................
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ........................................................
Pemanenan Kelapa Sawit ..............................................................

3
3
4
5

METODE MAGANG ............................................................................
Tempat dan Waktu ........................................................................
Metode Pelaksanaan .....................................................................
Pengamatan dan Pengumpulan Data..............................................
Analisis Data dan Informasi ..........................................................

7
7
7
8
10

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG.............................................
Letak Geografi ..............................................................................
Keadaan Iklim dan Tanah .............................................................
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan .............................................
Keadaan Tanaman dan Produksi ...................................................
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ......................................

11
11
11
12
12
13

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ...........................................
Aspek Teknis ................................................................................
Pengendalian Gulma ............................................................
Leaf Sampling Unit (LSU) ...................................................
Pemupukan ..........................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit ........................................
Perawatan Jalan dan Titi Panen............................................
Konservasi Tanah dan Air ....................................................
Pemanenan ..........................................................................
Aspek Manejerial ..........................................................................
Pendamping Mandor ............................................................
Pendamping Asisten ............................................................

15
15
15
18
20
25
28
29
30
37
37
40

PEMBAHASAN ....................................................................................
Persiapan Panen ............................................................................

41
41

x

Halaman
Sistem Panen ................................................................................
Penetapan Seksi Panen ..................................................................
Penetapan Luas Hanca Pemanen ...................................................
Penetapan Luas Hanca Kemandoran .............................................
Rotasi Panen .................................................................................
Taksasi Produksi (Angka Kerapatan Panen) ..................................
Kriteria Matang Panen ..................................................................
Mutu Hanca dan Kehilangan Produksi ..........................................
Brondolan Tertinggal ...........................................................
Kondisi Tanaman.................................................................
Sistem Pengawasan Panen dan Denda Panen ................................
Pengelolaan Pengangkutan ............................................................

41
45
46
48
50
51
54
57
58
60
61
63

KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
Kesimpulan...................................................................................
Saran ............................................................................................

66
66
66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

67

LAMPIRAN ..........................................................................................

68

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1.

Data Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Tahun 2006 - 2010.....

13

2.

Tingkatan dan Jumlah Karyawan di Perkebunan Pantai Bonati ...

14

3.

Rekomendasi Pemupukan oleh Badan Riset dan Prestasi Kerja
yang Diinginkan .........................................................................

23

Perbandingan Peningkatan Produksi Areal yang Diaplikasi JJK
dengan yang Tidak Diaplikasikan ...............................................

25

5.

Basis dan Premi Panen di PBE ...................................................

33

6.

Peralatan Panen yang Digunakan di Kebun Pantai Bonati ...........

36

7.

Perbandingan Hasil Panen dan Rotasi Panen yang Dihasilkan
dari Sistem Panen DOL-2 dan DOL-3 ........................................

43

8.

Luas Seksi Panen Divisi I Kebun Pantai Bonati ..........................

45

9.

Perbandingan Luas Areal Perhitungan dengan Luas Areal
Aktual ........................................................................................

46

10.

Penetapan Tenaga Kerja Panen Divisi I ......................................

47

11.

Perbandingan Hasil Panen yang Dihasilkan Pemberondol
SKU dan BHL ............................................................................

48

Perbandingan Hasil Panen yang Dihasilkan Pemanen Penuh
dengan Pemanen yang Memiliki Pekerjaan Sampingan ...............

49

13.

Persentase Absensi Karyawan Panen Bulan Januari-Mei 2011 ....

51

14.

Perbandingan Angka Kerapatan Panen Pada 3 Tahun Tanam
Berbeda ......................................................................................

52

Perbandingan Angka Kerapatan Panen Pengamatan dengan
Aktual ........................................................................................

53

16.

Rekapitulasi Pengamatan Angka Kerapatan Panen .....................

54

17.

Penggolongan Kematangan Tandan Buah Segar .........................

55

18.

Kriteria Pengamatan Kematangan Tambahan .............................

56

4.

12.

15.

xii

Nomor

Halaman

19.

Pengamatan Mutu Buah (Kriteria Matang Panen) .......................

57

20.

Persentase Posisi Brondolan Tertinggal ......................................

58

21.

Pengamatan Kehilangan Produksi Akibat Resiko Pemanenan
(Pemeriksaan Mutu Hanca).........................................................

59

Pengamatan Kondisi Tanaman ...................................................

61

22.

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.

Pengendalian Gulma Secara Kimiawi ......................................

16

2.

Kegiatan Leaf Sampling Unit (LSU) ........................................

20

3.

Organisasi Kegiatan Pemupukan .............................................

21

4.

Hasil Penyusunan Janjang Kosong...........................................

24

5.

Pengendalian Hama Secara Biologi .........................................

26

6.

Sarana Titi Panen ....................................................................

29

7.

Teknis Konservasi di Perkebunan Pantai Bonati ......................

29

8.

Peralatan Panen di Perkebunan Pantai Bonati ..........................

35

9.

Pelaksanaan Panen Perkebunan Pantai Bonati..........................

42

10. Tenaga Kerja Panen.................................................................

47

11. Kegiatan Pemuatan TBS dari TPH kedalam Truk ....................

64

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
1.

Halaman
Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di
Perkebunan Pantai Bonati ...........................................................

69

Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping
Mandor/Mandor Besar di Perkebunan Pantai Bonati ...................

70

Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten
di Perkebunan Pantai Bonati .......................................................

71

Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Perkebunan Pantai Bonati,
PT. Sajang Heulang-Minamas Plantation, ...................................

73

5.

Peta Lokasi Perkebunan Pantai Bonati ........................................

74

6.

Struktur Organisasi Perkebunan Pantai Bonati ............................

75

7.

Denda Karyawan Panen di Perkebunan Pantai Bonati .................

76

8.

Denda Mandor di Perkebunan Pantai Bonati ...............................

77

9.

Ulasan Kinerja Produksi Sampai Dengan Bulan Mei 2011 .........

78

10. Rekapitulasi Produksi Per Tahun Tanam Sampai dengan Bulan
April 2011 ..................................................................................

78

11. Historis Produksi Tahun 2006 – 2011 di Perkebunan Pantai
Bonati Estate ..............................................................................

79

2.
3.
4.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman
perkebunan yang menyumbangkan devisa negara dalam jumlah cukup besar.
Produksi CPO tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 19 760 011 ton dari
17 350 848 ton pada tahun 2006 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010). Prospek
pengusahaan kelapa sawit di Indonesia sangat baik karena Indonesia memiliki
berbagai keunggulan yang dapat menjadikan industri kelapa sawit Indonesia
kompetitif di perdagangan dunia (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007). Luas
areal pengusahaan tanaman kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun terus
meningkat. Pada tahun 2005 luas areal pengusahaan kelapa sawit di Indonesia
mencapai 5 597 158 ha dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 8 430 206 ha
(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010).
Teknik budidaya yang diterapkan di kebun terdiri atas kegiatan
pembukaan lahan sampai dengan kegiatan panen dan penanganan pasca panen.
Semua aspek teknik budidaya dalam pengusahaan tanaman kelapa sawit harus
dilaksanakan dengan baik. Salah satu teknik budidaya yang sangat penting dalam
pengusahaan kelapa sawit adalah kegiatan pemanenan. Pemanenan adalah
pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik (Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, 2007). Pemanenan yang menghasilkan produksi
merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman. Baik dan
buruknya pemeliharaan tanaman kelapa sawit akan tercermin dari pemanenan dan
produksi (Lubis, 1992). Kegiatan pemanenan memerlukan teknik tersendiri untuk
mendapatkan hasil yang berkualitas (Fauzi et al, 2008).
Keberhasilan pemanenan akan menunjang pencapaian produktivitas
tanaman. Sebaliknya, kegagalan pemanenan akan menghambat pencapaian
produktivitas tanaman kelapa sawit. Pemeliharaan tanaman yang sudah baku dan
potensi produksi di tanaman yang tinggi, tidak ada artinya jika pemanenan tidak
dilaksanakan secara optimal (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007).
Lubis (1992) menyatakan bahwa keberhasilan pemanenan dan produksi
kelapa sawit sangat bergantung pada bahan tanam, tenaga pemanen, peralatan

2

panen, kelancaran transportasi, organisasi pemanenan, keadaan areal dan insentif
yang disediakan. Pusat Penelitian kelapa Sawit (2007) menambahkan bahwa
keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan panen,
kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen dan sarana panen. keseluruhan
faktor tersebut merupakan kombinasi yang tak terpisahkan satu sama lain.
Ketepatan waktu pengangkutan dan pengolahan kelapa sawit berkaitan
dengan kadar asam lemak bebas (ALB) yang terkandung dalam buah kelapa
sawit. Meskipun tandan yang dipanen bermutu baik, tetapi apabila transportasi
kurang baik, terlalu lama di perjalanan dan lama tertumpuk di pabrik otomatis
akan menaikkan ALB, sedangkan ALB yang tinggi akan membutuhkan biaya
yang lebih tinggi dalam proses pemucatan (Lubis, 1992). Oleh karena itu kegiatan
pemanenan harus terorganisir dengan baik karena merupakan salah satu kegiatan
yang sangat penting, baik untuk keberlanjutan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kelapa sawit maupun untuk peningkatan produksi minyak sawit yang
berkualitas.

Tujuan
Tujuan diadakannya kegiatan magang :
1.

Secara umum untuk menambah pengetahuan, melatih keterampilan dan
memperoleh pengalaman kerja secara langsung di lapangan produksi
perkebunan kelapa sawit. Menambah kemampuan mahasiswa dalam
manajerial khususnya dalam pengelolaan sebuah perkebunan. Serta
Mempelajari teknik budidaya dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit pada
keadaan lapangan yang sesungguhnya.

2. Secara khusus mempelajari pemanenan baik dari aspek teknis maupun
pengelolaan, menganalisis dan mengatasi permasalahan yang dihadapi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan dalam kegiatan
magang.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit
Hartley (1967) menyatakan bahwa kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
termasuk tumbuhan kelas Angiospermae, ordo Palmales, famili Palmae dan genus
Elaeis. Pahan (2008) menambahkan ada beberapa species dalam genus ini antara
lain Elaeis guineensis, Elaeis melanococca (Elaeis oleivera), dan Elaeis odora
(tidak ditanam di Indonesia).
Klasifikasi tanaman Kelapa Sawit adalah :
Divisi

: Tracheophyta

Sub divisi

: Pteropsida

Kelas

: Angiospermae

Sub kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Cocoidae

Famili

: Palmae (Aracaceae)

Sub family

: Cocoidae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq.
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian

vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang
dan daun, sedangkan bagian generatif yang merupakan alat perkembangan terdiri
dari bunga dan buah (Purwanto, 2009).
Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem akar serabut yang terdiri
atas akar primer, akar sekunder, akar tersier dan akar kuartener (Pahan, 2008).
Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15 – 20 m dan tidak
bercabang. Batang kelapa sawit tumbuh tegak dibungkus oleh pangkal pelepah
daun (frond base). Batang mempunyai tiga fungsi utama yaitu: (1) sebagai
struktur yang mendukung daun, bunga dan buah; (2) sebagai sistem pembuluh
yang mengangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis
(fotosintat) dari daun ke bawah; (3) kemungkinan juga berfungsi sebagai organ
penimbunan zat makanan (Pahan, 2008).

4

Daun kelapa sawit menyerupai daun kelapa. Daun kelapa sawit terdiri atas
beberapa bagian yaitu: (1) kumpulan anak daun (leaflets) yang memiliki helaian
(lamina) dan tulang daun (midrid); (2) rachis yang merupakan tempat anak daun
melekat; (3) tangkai daun atau petiole yang merupakan bagian antara daun dan
batang; serta (4) seludang daun atau sheath. Daun membentuk susunan satu
pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7.5 – 9 m. Jumlah anak daun di
sekitar pelepah berkisar 200 – 400 helai. Produksi pelepah daun bergantung pada
umur tanaman. Daun kelapa sawit biasanya muncul setiap 2 minggu, sehingga
dalam keadaan optimum tanaman dewasa kelapa sawit memiliki 40 – 50 daun
(Fauzi et al., 2008).
Tanaman kelapa sawit berumah satu atau monoecious di mana bunga
jantan dan betina berada dalam satu pohon. Tandan bunga terletak terpisah dan
keluar dari ketiak pelepah daun. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang,
sedangkan bunga betina agak bulat terbungkus oleh seludang bunga. Pada
umumnya tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang menyerbuk silang
(Lubis, 1992).
Buah sawit disebut juga fructus. Waktu yang diperlukan mulai dari
penyerbukan sampai dengan buah matang siap dipanen kurang lebih 5 - 6 bulan.
Buah kelapa sawit terdiri atas tiga lapisan, yaitu eksokarp yang merupakan bagian
kulit buah berwarna kemerahan dan licin, mesokarp atau serabut buah yang
mengandung minyak dengan rendemen yang tinggi serta endokarp atau cangkang
pelindung inti (Fauzi et al., 2008).

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh pada daerah tropika basah disekitar 12 0 LU
dan 120 LS, pada ketinggian 0 - 500 m di atas permukaan laut (m dpl). Jumlah
curah hujan yang baik adalah 2 000 – 2 500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air,
hujan agak merata sepanjang tahun. Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu
yang optimum sekitar 24 - 280C untuk tumbuh dengan baik. Meskipun demikian,
tanaman masih bisa tumbuh pada suhu terendah 180C dan tertinggi 320C. Kelapa
sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol,
hidromorfik kelabu, regosol, andosol, organosol dan alluvial. Kelapa sawit dapat

5

tumbuh pada pH 4.0 – 6.0 namun yang terbaik adalah pada pH 5.0 – 5.6, tanah
yang mempunyai pH rendah dapat ditingkatkan dengan pengapuran namun
membutuhkan biaya yang tinggi. Tanah dengan pH rendah ini biasanya dijumpai
pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992).
Bentuk wilayah dan kondisi tanah sangat berpengaruh pada produktivitas
kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur,
berdrainase baik, permeabilitas sedang dan mempunyai solum yang tebal sekitar
80 cm tanpa lapisan padas. Tekstur tanah yang ringan dengan kandungan pasir
sekitar 20 - 60 %, debu 10 - 40 % dan liat 20 - 50 %. Tanah yang kurang cocok
adalah tanah berpasir dan tanah gambut tebal. Topografi yang dianggap cukup
baik untuk tanaman kelapa sawit adalah areal dengan kemiringan 0 - 150 (Fauzi et.
al, 2008).

Pemanenan Kelapa Sawit
Pemanenan kelapa sawit adalah pemotongan tandan buah segar (TBS) dari
pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Urutan kegiatan pemanenan adalah
pemotongan buah matang panen, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah,
pengangkutan hasil ketempat pengumpulan hasil (TPH) dan pengangkutan hasil
ke pabrik (Pusat Penelitian Kelapa sawit, 2007).
Tanaman kelapa sawit secara umum sudah mulai dialihkan dari tanaman
belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan setelah berumur 30 bulan.
Parameter lain yang sering digunakan dalam menentukan kategori tanaman
menghasilkan adalah persentase jumlah pohon yang sudah berbuah matang panen
mencapai lebih dari 60 % . Pada keadaan tersebut berat tandan sudah mencapai
tiga kilogram dan pelepasan brondolan dari tanaman lebih mudah. Pemanenan
harus berorientasi terhadap kematangan buah yang optimum, buah mengandung
minyak dengan kernel optimum dengan kualitas baik, brondolan bersih, buah
tidak menginap dan angkutan ke pabrik lancar (Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
2007).
Sebelum pemanenan harus dilakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan
tersebut meliputi penyediaan tenaga kerja sesuai kebutuhan, peralatan,
pengangkutan, data kerapatan panen dan sarana panen. Peralatan panen terdiri atas

6

dodos, kampak, egrek, ganco dan angkong. Sarana panen meliputi pengerasan
jalan, pembuatan jembatan panen, jalan panen (pasar pikul) dan pembuatan
tempat pengumpulan hasil (TPH). Persiapan pemanenan perlu dilakukan dengan
baik dan tepat waktu agar pada saat panen dimulai, produksi dapat dikumpulkan
(Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2007).
Taksasi produksi atau angka kerapatan panen adalah kegiatan menghitung
jumlah tandan buah segar yang akan diperoleh pada waktu panen berdasarkan
jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang memungkinkan menjadi tandan
buah. Berat rata-rata tandan buah sesuai dengan umur tanaman dan jenisnya
(Sunarko, 2009). Tujuan kegiatan ini adalah untuk memudahkan pengaturan dan
pelaksanaan pengerjaan panen di kebun dan pengolahan di pabrik, mengetahui
jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan untuk menyelesaikan panen pada luasan
tertentu, memudahkan penyediaan dan pengaturan transportasi.
Tandan yang telah dipanen dikumpulkan di TPH dan brondolan
dikumpulkan serta dimasukkan ke dalam karung. Tandan di TPH disusun 5 - 10
tandan per baris, gagang tandan menghadap ke atas, brondolan telah dimasukkan
kedalam karung. Pada pangkal gagang tandan ditulis nomor pemanenan.
Pelukaan buah diusahakan seminimal mungkin, baik waktu pemotongan
TBS, pengangkutan ke TPH maupun pengangkutan ke truk serta menjaga buah
tidak kotor karena tanah atau debu. Pelukaan akan mempercepat peningkatan
asam lemak bebas dari 0.2 – 0.7 % sebelum dipotong, kemudian akan naik sebesar
0.9 – 1 % setiap 24 jam ketika sudah datanah, sehingga makin cepat diangkut ke
pabrik akan semakin baik (Lubis, 1992).
Pengangkutan dalam industri perkebunan kelapa sawit menempati posisi
yang sangat menentukan dalam pencapaian mutu produksi. Oleh karena itu
pengangkutan juga menempati urutan yang penting dalam sistem pemanenan
kelapa sawit (Sutrisno dan Winahyu, 1991). Kebutuhan truk dapat diketahui
berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang meliputi data jumlah TBS per TPH,
jumlah dan nomor TPH serta nomor blok. Setelah itu buah diangkut ke pabrik
kemudian diperiksa dan disortasi lalu ditimbang. Hasil sortasi dan Penimbangan
dilaporkan kepada kepala afdeling yang bersangkutan (PPKS, 2007).

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Perkebunan Pantai Bonati Estate PT.
Sajang Heulang – Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan yang
dilaksanakanpadsa tanggal 14 Februari 2011 sampai 13 Juni 2011.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang yaitu kegiatan yang
menyangkut aspek teknis dan aspek manajerial. Pada pelaksanaan kegiatan
magang mahasiswa memposisikan diri sebagai karyawan harian lepas (KHL)
selama satu bulan, pendamping Mandor selama satu bulan dan pendamping
Asisten selama dua bulan. Perincian kegiatan magang ini dicatat dalam jurnal
harian seperti yang tercantum pada Lampiran 1 untuk status KHL, Lampiran 2
untuk status sebagai Pendamping Mandor dan Lampiran 3 untuk status sebagai
pendamping Asisten.
Kegiatan magang sebagai KHL dilaksanakan selama satu bulan meliputi :
(1) melakukan tugas lapangan sesuai kebutuhan kebun, antara lain mengikuti
kegiatan apel pagi, pemeliharaan tanaman (pemupukan, leaf sampling unit,
penunasan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, aplikasi
janjang kosong, pemancangan silt pit), pemanenan dan pengangkutan. (2) mengisi
jurnal harian yang diketahui pembimbing lapangan. (3) mencatat prestasi kerja
mahasiswa dan karyawan yang diperoleh pada setiap kegiatan, kemudian
dibandingkan dengan norma kerja di perusahaan tempat magang.
Tugas magang sebagai pendamping Mandor dilaksanakan selama satu
bulan yaitu : (1) mengawasi dan mengkoordinir para tenaga kerja, (2) pembuatan
laporan, (3) pendamping Kerani (Kerani Divisi, Kerani Panen, Kerani Transport),
(4) membuat jurnal kegiatan harian berisi waktu kegiatan, jenis pekerjaan dan
jumlah karyawan yang diawasi.
Tugas magang sebagai pendamping Asisten dilaksanakan selama dua
bulan yaitu: (1) mempelajari kegiatan manajerial di tingkat afdeling/divisi,

8

(2) membantu pengelolaan dan pengawasan tenaga kerja, (3) melakukan
kunjungan ke Pabrik Kelapa Sawit dan pengamatan terhadap aspek khusus, (4)
membuat jurnal kegiatan harian tingkat afdeling. Kegiatan sosial yang dilakukan
adalah ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti : olahraga, keagamaan,
dan bakti sosial.

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data
primer dan data sekunder. Data sekunder yang diperoleh dari kebun meliputi
lokasi dan letak geografis kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna
lahan, kondisi pertanaman dan produksi, basis dan premi panen, sistem
pengawasan dan denda, pengelolaan angkutan, norma kerja di lapangan serta
organisasi dan manajemen.
Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui
observasi lapangan maupun berupa hasil diskusi atau wawancara dengan Asisten
Kebun, Mandor dan karyawan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui
pengamatan/kegiatan lapang terhadap kegiatan yang berlangsung di perkebunan.
Data pengamatan lapangan dipusatkan pada kegiatan panen yaitu :
1. Sistem Panen
Pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan Sistem Panen
Division of Labour-2 (DOL-2) dan Division of Labour-3 (DOL-3). Sistem panen
DOL-2 menggunakan 2 pemanen dan DOL-3 menggunakan 3 pemanen.
Pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan hasil panen potong buah
(janjang/HK) dan kutip brondolan (kg/HK) yang dihasilkan dari dua sistem panen
selama tiga hari dari semua pemanen (46 orang pemanen) serta mengetahui
pengaruhnya terhadap rotasi panen.
2. Tenaga Kerja Panen
Pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan hasil panen
(janjang/HK) yang dihasilkan karyawan panen penuh dengan karyawan panen
yang memiliki pekerjaan sampingan selama tiga hari dari tiga kemandoran, yang
mana setiap kemandoran diambil contoh tiga orang pemanen penuh dan tiga orang
pemanen yang memiliki pekerjaan sampingan. Pengambilan data dilakukan

9

selama empat hari. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pekerjaan sampingan karyawan panen terhadap produktivitas pemanen.
Pengamatan selanjutnya membandingkan hasil panen (kg/HK) yang
dihasilkan karyawan pemberondol SKU dan karyawan pemberondol BHL.
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah hasil panen yang
dihasilkan dari tujuh orang karyawan pemberondol SKU dan tujuh orang
karyawan pemberondol BHL dari tiga kemandoran yang ada. Pengamatan
dilakukan selama tiga hari. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui
pengaruh status karyawan serta sistem upah terhadap produktivitas karyawan.
3. Angka Kerapatan Panen
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati jumlah buah matang dari
total tanaman yang diamati. Pengamatan angka kerapatan panen dilakukan pada
enam blok dengan tahun tanam berbeda, tahun tanam 1996 (blok O 25 dan O 26),
tahun tanam 1997 (blok P 21 dan P 25), tahun tanam 1998 (blok O 19 dan N 20).
Jumlah tanaman contoh yang diamati sebesar 15% dari jumlah populasi tanaman
pada setiap blok. Pengamatan ini membandingkan angka kerapatan panen dari
tiga tahun tanam berbeda dengan uji t-student pada taraf 5 % serta
membandingkan angka kerapatan panen pengamatan dengan angka kerapatan
panen aktual.
4. Rotasi Panen
Pengamatan dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan Mandor
dan Asisten Kebun serta mencari penyebab utama terjadinya rotasi panen
terlambat dengan mengamati tingkat absensi karyawan panen dalam lima bulan
terakhir.
5. Kriteria Matang Panen
Pengamatan dilakukan dengan cara mengikuti 6 orang pemanen dari tiga
kemandoran. Kriteria matang panen didasarkan pada tingkat kematangan buah
antara lain buah mentah, kurang matang, matang, lewat matang dan janjang
kosong.
6. Mutu Hanca dan Kehilangan Produksi
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati brondolan tertinggal, buah
matang tertinggal dan kondisi tanaman. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti

10

dua orang pemanen dari tiga kemandoran, yang mana total keseluruhan pemanen
yang diikuti menjadi enam orang pemanen. Selain itu juga diamati sistem
pengawasan dan denda panen, pelaksanaan panen, pengangkutan TBS hasil
panen.

Analisis Data dan Informasi
Data primer dan data sekunder yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif
dan kuantitatif. Analisis deskriptif dengan mencari rata-rata dan persentase hasil
pengamatan lalu diuraikan secara deskriptif dengan membandingkan terhadap
norma baku yang berlaku pada perkebunan kelapa sawit dan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan. Analisis ini digunakan pada pengamatan kriteria
matang panen, mutu hanca dan kehilangan produksi, rotasi panen dan angka
kerapatan panen.
Analisis kuantitatif dilakuan dengan menggunakan uji t-student pada taraf
5 %. Analisis kuantitatif digunakan untuk pengamatan angka kerapatan panen,
yaitu dengan cara membandingkan angka kerapatan panen pada tiga tahun tanam
berbeda (1996, 1997 dan 1998). Dilakukan perbandingan hasil panen dari sistem
panen DOL-2 dan DOL-3, perbandingan hasil panen pembrondol SKU dan BHL
dan perbandingan hasil panen antara karyawan panen penuh dengan karyawan
panen yang memiliki pekerjaan sampingan. Rumus yang digunakan yaitu :

� − student =
dengan Sp =

Keterangan ;

x1 + x2
sp

1
1
+
n1 n2

n1 − 1 S1 2 + n2 − 1 S2 2
n1 + n2 − 2

x1 , x2 = rata − rata pengamatan 1 dan 2
S1 2 , S2 2 = ragam contoh 1 dan 2
n1 , n2 = jumlah pengamatan 1 dan 2
Sp
= simpangan baku gabungan

Nilai berbeda nyata apabila t hitung > ttabel dan tidak berbeda nyata apabila
thitung < ttabel, ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan derajad bebas
(n1 + n2 - 2) (Walpole, 1990).

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Letak Geografi
Secara geografis Perkebunan Pantai Bonati Estate PT. Sajang Heulang,
Minamas Plantation terletak di Desa Bonati, Kecamatan Angsana, Kabupaten
Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Lokasi Perkebunan Pantai Bonati
Estate sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sebamban dan Desa Karang Indah,
sebelah Barat berbatasan dengan Desa Angsana dengan Desa Setarap, sebelah
Selatan berbatasan dengan Desa Angsana, dan sebelah Timur berbatasan dengan
Desa Penyiputan dan Desa Dwi Marga.
Lokasi Perkebunan Pantai Bonati PT. Sajang Heulang secara geografis
terletak pada koordinat 114º 19’13” BT - 116º 33’28” BT dan 1º 21’49” LS - 4º
10’ 14” LS dengan ketinggian 0 - 50 m di atas permukaan laut (dpl).

Keadaan Iklim dan Tanah
Iklim di lokasi Perkebunan Pantai Bonati adalah iklim basah. Menurut
sistem klasifikasi Schmidt Ferguson, areal Perkebunan Pantai Bonati termasuk
dalam kelas B. Rata-rata curah hujan tahunan adalah 2 428 mm dengan rata-rata
hari hujan 138 hari. Curah hujan tertinggi antara tahun 2006 – 2011 terjadi pada
tahun 2007, dengan rata-rata curah hujan 236 mm/tahun. Curah hujan terendah
pada tahun 2009 dengan rata-rata curah hujan 178 mm/tahun. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 687 mm, sedangkan curah hujan terendah
terjadi pada bulan September 2009 sebesar 11 mm. Data curah hujan tahun 2006
sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Lampiran 4.
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Temperatur
rata-rata berkisar antara 23.3 – 32.7 ºC dengan kelembaban udara rata-rata antara
47% - 98% tiap bulan, dan rata-rata tekanan udara di PT. Sajang Heulang berkisar
antara 1 009.3 – 1 013 mm Hg.
Kondisi lahan Perkebunan Pantai Bonati mempunyai topografi datar
hingga bergelombang dengan tingkat lereng < 10% dengan panjang lereng

12

mencapai ± 150 m dan mempunyai lapisan Petroferric. Berdasarkan hasil survey
tinjau di Kebun Pantai Bonati terdapat dua jenis tanah, yakni ordo Oxisol dan
Entisol. Adapun hasil evaluasi kelas kesesuaian lahan terhadap sifat fisik dan
kimia tanahnya, maka Perkebunan Pantai Bonati tergolong dalam S3 (kurang
sesuai/moderately suitable), namun secara teknis semua lahan tersebut masih
dapat ditingkatkan menjadi kelas S2 (potensial) dengan memperbaiki faktor-faktor
pembatas utamanya (kesuburan dan adanya lapisan Petroferric yang dangkal).

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Perkebunan Pantai Bonati dibangun diareal konsesi seluas 2 715 ha, areal
konsesi terbagi menjadi areal tanaman menghasilkan (TM) seluas 2 505 ha, areal
okupasi atau areal pembukaan baru seluas 40 ha, areal prasarana (emplasement,
jalan, jembatan dan parit) seluas 170 ha. Perkebunan Pantai Bonati terbagi
menjadi 3 divisi, yaitu Divisi I seluas 1 086 ha, Divisi II seluas 867 ha dan Divisi
III seluas 762 ha. Areal statement Perkebunan Pantai Bonati dapat dilihat pada
Lampiran 5.

Keadaan Tanaman dan Produksi
Varietas yang digunakan di Perkebunan Pantai Bonati adalah Varietas
Marihat dan Socfindo. Adapun jenis buah dari Varietas Marihat dan Socfindo
yang digunakan adalah Tenera, yaitu hasil persilangan Dura x Pisifera. Populasi
rata-rata dari total area yang ditanam adalah 133 tanaman/ha. Jarak tanam kelapa
sawit yang digunakan 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan tata tanam segitiga sama sisi.
Penanaman kelapa sawit dimulai sejak tahun 1996. Perusahaan memiliki target
produksi yang ditetapkan untuk dicapai oleh masing-masing divisi. Produktivitas
panen di Perkebunan Pantai Bonati dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari Tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa produksi Perkebunan Pantai
Bonati pada tahun 2010 mengalami peningkatan. hal ini dipengaruhi kondisi
iklim, curah hujan, umur tanaman. Selain itu juga dapat diketahui produktivitas
tanaman kelapa sawit di Perkebunan Pantai Bonati selalu fluktuatif dari tahun ke
tahun, hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah di Perkebunan Pantai Bonati
yang dominan adalah tanah berpasir karena lokasi kebun yang berada disekitar

13

pantai. Berdasarkan hasil evaluasi kelas kesesuaian lahan terhadap sifat fisik dan
kimia tanahnya, Perkebunan Pantai Bonati tergolong dalam S3 (kurang
sesuai/moderately suitable).
Tabel 1. Data Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Tahun 2006 - 2010
Tahun
Produksi (ton/ha)
Tanam
2006
2007
2008
1996
30.40
20.67
25.00
1997
25.19
18.22
26.14
1998
21.85
17.61
23.74
Rata - rata
23.30
18.02
24.41
Sumber : Kantor Besar Perkebunan Pantai Bonati 2011

2009
18.55
17.92
17.46
17.65

2010
28.21
25.52
23.17
24.22

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Perkebunan kelapa sawit Pantai Bonati, PT. Sajang Heulang merupakan
salah satu unit usaha dari Minamas Plantation. Struktur organisasinya berdasarkan
susunan garis dan staf dengan kekuasaan tertinggi adalah Dewan Direksi dan
General Manager (GM) yang membawahi beberapa Manajer Kebun. Manajer
Kebun (Estate Manager) dibantu oleh seorang Asisten Kepala (Senior Assistant),
dua orang Asisten Divisi dan seorang Kepala Tata Usaha (KTU). Struktur
organisasi Perkebunan Pantai Bonati dapat dilihat dalam Lampiran 6.
Manajer

Kebun

bertugas

mengelola,

mengorganisasikan

dan

mengendalikan kebun dalam rangka membangun dan merawat tanaman kelapa
sawit. Untuk mencapai target produksi tandan buah segar yang merupakan
kebutuhan bahan mentah Crude Palm Oil (CPO) yang telah ditetapkan dengan
rencana dan standar teknis kerja yang berlaku.
Asisten Divisi bertugas dan bertanggung jawab kepada Manajer Kebun
untuk mengelola kegiatan divisi dan transportasi unit (traksi) dengan tujuan
mencapai target produksi seluruh divisi dan mengelola kelancaran pengangkutan
seluruh kebun. Pada Perkebunan Pantai Bonati Asisten Kepala merangkap sebagai
Asisten Divisi I, Asisten Divisi bertugas dan bertanggung jawab terhadap kebun
dengan melaksanakan administrasi divisi dengan tertib, pembinaan sumberdaya
manusia yang dipimpinnya, pengendalian biaya yang telah disetujui dan menjadi
tanggung jawab divisi.

14

Pengelolaan administrasi yang dilakukan oleh Asisten Divisi meliputi
pembuatan rencana kerja (harian, bulanan, tahunan) memeriksa dan mengevaluasi
laporan kerja mandor, laporan manajemen dan laporan lainnya serta membuat bon
permintaan dan pengeluaran barang (BPPB). Dalam melaksanakan tugasnya
Asisten Divisi dibantu oleh Mandor I untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan
yang ada di lapangan. Kepala Administrasi atau KTU bertugas menangani seluruh
kegiatan administrasi dan keuangan di tingkat kebun.
Tenaga kerja di Perkebunan Pantai Bonati terdiri dari karyawan staf dan
non staf. Tenaga kerja staf terdiri dari Manajer Kebun, Asisten Kepala, Asisten
Divisi dan Kepala Tata Usaha (KTU). Karyawan non staf terdiri dari Serikat
Karyawan Utama Bulanan dan Harian serta Karyawan Harian Lepas. Jumlah
karyawan di Perkebunan Pantai Bonati sampai dengan bulan Juni 2011 396 orang
yang terdiri dari 5 orang staf dan 391 orang karyawan non staf. Sistem
pengupahan yang diberlakukan didasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR)
sebesar Rp 45 000/HK. Indeks tenaga kerja di Perkebunan Pantai Bonati 0.15.
Adapun standar ITK untuk perkebunan kelapa sawit adalah 0.2 – 0.4. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di Perkebunan Pantai Bonati belum
ideal. Tingkatan dan Jumlah Karyawan di PBE dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkatan dan Jumlah Karyawan di Perkebunan Pantai Bonati
Tingkatan Karyawan
Karyawan Staf
Estate Manager
Senior Asisten
Asisten Divisi
KTU
Kasie
Karyawan Non Staf
SKU-B Kantor
SKU-B Traksi
SKU-B Afdeling
SKU-B Harian
BHL
Honorer
Jumlah Total
Indeks Tenaga Kerja
Standar ITK
Sumber : Kantor Besar Perkebunan Pantai Bonati 2011

Jumlah
....orang...
1
1
2
1
12
18
23
338
396
0.15
0.2 – 0.3

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis
Pengendalian Gulma
Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi
menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian
gulma secara manual. Kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi pada Kebun
Pantai Bonati dinamakan Block Spraying System (BSS). BSS merupakan sistem
penyemprotan/pengendalian gulma kimiawi terkonsentrasi yang dikerjakan blok
per blok dengan sasaran mutu penyemprotan yang lebih baik, supervisi lebih
fokus dan produktivitas yang lebih tinggi.
Block Spraying System terdiri dari kegiatan semprot piringan kimiawi dan
semprot gawangan kimiawi. Setiap kegiatan memiliki cara, alat, bahan dan target
penyemprotan yang berbeda. Setiap bahan yang digunakan tergantung kondisi
areal, yaitu kondisi areal berat, sedang dan ringan. Kegiatan BSS ini membagi tim
kerja semprot menjadi dua tim yaitu tim BSS 1 yang mengerjakan semprot
piringan kimiawi (Divisi I, II, III) dan BSS II yang mengerjakan semprot
gawangan kimiawi (Divisi I, II, III). Semprot piringan memiliki 3 kali
rotasi/tahun dan semprot gawangan 2 kali rotasi/tahun. Jumlah rotasi di suatu
kebun tergantung pada : umur tanaman, jenis gulma yang dominan, jenis dan
dosis herbisida yang digunakan, jenis tanah, kerapatan gulma dan keadaan iklim.
Semprot piringan. Tujuan pemberantasan gulma umum di piringan
mengurangi kompetisi unsur hara dan air, karena akar halus tanaman masih
berada di sekitar piringan/tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan,
mempermudah kontrol pelaksanaan panen dan aplikasi pemupukan, memudahkan
pengutipan brondolan (menekan kehilangan hasil brondolan).
Kegiatan semprot piringan dimulai dengan mandor menyebar karyawan
pada hancanya masing-masing dimana setiap pekerja memiliki hanca dua pasar
pikul untuk volume tanki 6 l, penyemprot bergerak dari sisi collection road
kemudian pindah ke pasar pikul sebelahnya yang kosong atau tidak ada
benderanya. Kegiatan semprot piringan menggunakan alat Micron Herbiside

16

Sprayer (MHS). Sasaran kerja dari semprot piringan adalah semua piringan,
pasar pikul, pasar tengah, kaki lima, kaki lima blok dan TPH. Hasil yang
diharapkan dari kegiatan semprot piringan adalah tingkat kematian gulma sasaran
di atas 90% dan hasil semprotan merata sesuai sasaran.
Bahan herbisida yang digunakan untuk semprot piringan adalah Prima Up
(150 ml/ha/rotasi) dan starane (10 ml/ha/rotasi). Starane 0.9 – 1 % berfungsi
sebagai herbisida gulma berdaun lebar seperti Ageratum conyzoides, Borreria
latifolia, Mikania micrantha, Pueraria javanica dan gulma berkayu (semak)
seperti Chromolaena odorata, Melastoma malabathricum. Prima Up dengan
bahan aktif Glyphosate isopropylamine salt (480 g/l) berfungsi sebagai herbisida
gulma berdaun sempit seperti kentosan dan pakis-pakisan. Untuk prestasi kerja
standar karyawan semprot piringan 6 ha/HK/rotasi. Upah minimum regional utuk
kegiatan semprot Rp. 45 000/HK. Teknis pengendalian gulma secara kimiawi
dapat dilihat pada Gambar 1.

(a) Kegiatan Semprot Piringan

(b) Kegiatan Semprot Gawangan

Gambar 1. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi
Semprot gawangan. Tujuan pengendalian gulma di gawangan :
mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari, mempermudah kontrol
pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lain dan menekan populasi hama
(terutama pada TBM). Kegiatan semprot gawangan dimulai dengan mandor
menyebar karyawan pada hancanya masing-masing dimana setiap pekerja
bergerak dari sisi collection road sampai dengan pasar tengah blok, yang
kemudian pindah ke pasar pikul sebelahnya yang kosong atau tidak ada
benderanya. Kegiatan semprot gawangan menggunakan alat RB - 15 yang besar
volume semprot berdasarkan ukuran nozzle. Sasaran kerja dari semprot gawangan

17

adalah semua tumbuhan (gulma berdaun lebar) di gawangan yang berpotensi
menjadi kompetitor dalam penyerapan hara dan menganggu aktivitas pekerja
(panen, pemupukan dan aktivitas lainnya) kecuali Nephrolephis biserrata,
Turnera subulata dan Casia cubanensis.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan semprot gawangan ini adalah tingkat
kematian gulma di atas 90 % dan hasil semprotan merata sesuai sasaran. Bahan
yang digunakan untuk kegiatan semprot gawangan adalah Garlon dan Kenlon
berbahan aktif triklopir butoksi etil ester 480 g/l untuk gulma Chromolaena
odorata, Ally 20 WDG (Water Disperable Granule) dengan bahan aktif metil
metsulfuron untuk gulma alang-alang dan pakis-pakisan. Namun untuk saat ini
Perkebunan Pantai Bonati tidak lagi menggunakan Ally 20 WDG dan diganti
dengan Metafuron yang berbahan aktif sama dengan harga yang lebih murah dan
lebih efektif. Prestasi kerja standar karyawan 2.5 ha/HK.
Kendala yang terjadi selama semprot gawangan adalah keteraturan dalam
dosis herbisida, prestasi kerja karyawan yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan,
tertundanya kegiatan akibat turunnya hujan, rusaknya alat semprot dan rusaknya
unit angkut tanki semprot ditambah berkurangnya anggota tim semprot

Dokumen yang terkait

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT. Bhumireksa Nusa Sejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

0 25 72

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

1 29 212

Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)di Gunung Kemasan Estate, PT.Bersama Sejahtera Sakti, Minamas Plantation, Pulau Laut, Kalimantan Selatan

1 7 5

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jaqc.) Di Gunung Sari Estate, Pt. Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

0 4 212

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Gunung Sari Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

1 21 167

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, Kalimantan Selatan.

0 5 216

Manajemen Kualitas Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Angsana Estate, Minamas Plantation, Kalimantan Selatan

0 3 50

Pengelolaan Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate PT Ladangrumpun Suburabadi Minamas Plantation Kalimantan Selatan

0 13 62