Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

(1)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA

PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

DI KEBUN TANAH RAJA PERBAUNGAN

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

SKRIPSI

OLEH IRNA ROSALYN

030302031 HPT

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

INDEKS KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA

PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

DI KEBUN TANAH RAJA PERBAUNGAN

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

SKRIPSI

OLEH IRNA ROSALYN

030302031 HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

( Ir. Mena Uly Tarigan, MS ) ( Ir. Marheni, MP ) Ketua Anggota

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

Irna Rosalyn, Diversity of Insect Populatian on plants palm coconut at Kebun Tanah Raja PTPN III Perbaungan, Serdang bedagai. With counselor commision Ir. Mena Uly Tarigan, MS as chief and Ir. Marheni, MP as a member.

This research was to know the index of insect variety in three Afdeling at Kebun Tanah Raja PTPN III Perbaungan, and also to know the pests which live at palm coconut.

This research was executed in three Afdeling at Kebun Tanah Raja PTPN III Perbaungan. Insect arrest done / conducted with the net snare, fit fall trap, and snare the lamp (Light trap). Result of perception in identifying in laboratory.

Make an index to the type variety is analysed by using calculation Shanon-Weiner.

Result of research indicated that the amount of insect caungt at Afdeling three counted 806 tail, consist of 7 orders and 30 families, at Afdeling four counted 553 tail, consist of 7 orders and 31 falimies, af Afdeling five counted 154 tail, consist of 7 orders and 21 families.

As for the index of insect variety at Afdeling three are 2,571, for Afdeling four are 2,517, and for Afdeling five are 2,492.


(4)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Irna Rosalyn, Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis quineensis) di Kebun Tanah Raja PTPN III Perbaungan, kecamatan Serdang Bedagai dibawah bimbingan Ir. Mena Uly Tarigan, MS selaku ketua dan Ir. Marheni, MP selaku anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis serangga pada perkebunan kelapa sawit pada 3 afdeling di Kebun Tanah Raja PTPN III Perbaungan, untuk mengetahui jenis-jenis hama penting dan musuh alami pada tanaman kelapa sawit.

Penelitian ini dilaksanakan pada 3 afdeling di Kebun Tanah Raja PTPN III Perbaungan. Penangkapan serangga dilakukan dengan perangkap jaring, perangkap jatuh, dan perangkap cahaya. Hasil pengamatan diidentifikasi di laboratorium. Indeks keanekaragaman jenis (Hi) dianalisis dengan menggunakan perhitungan Shannon-Weiner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga yang tertangkap pada afdeling 3 sebanyak 806 ekor yang terdiri atas 7 ordo dan 30 family, pada afdeling 4 sebanyak 553 ekor yang terdiri dari 7 ordo dan 31 family, pada afdeling 5 sebanyak 154 ekor yang terdiri dari 7 ordo dan 21 family.

Adapun nilai indeks keanekaragaman untuk afdeling 3 adalah 2,571, untuk afdeling 4 adalah 2,517, dan untuk afdeling 5 adalah 2,492.


(5)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabanjahe pada tanggal 05 September 1984 dari Ayah K. Meliala dan Ibu B.Br. Sinuhaji. Penulis merupakan putri pertama dari 3 bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU N I Kabanjahe dan pada tahun 2003 masuk ke Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi S1, Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian. Pada tahun 2002-2003, penulis mengikuti organisasi IMAPTAN sebagai bendahara umum. Penulis melaksanakn Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PPKS Marihat pada bulan juni sampai juli 2007. Penulis melaksanakan penelitian di Kebun Tanah Raja PTPN III Perbaungan pada bulan Agustus sampai September 2007.


(6)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Indeks Keanekaragaman Jenis

Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis quineensis) di Kebun Percobaan PTPN III Perbaungan”, yang merupakan salah satu syarat untuk

dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Ir. Mena Uly Tarigan, MS selaku ketua komisi pembimbing dan kepada ibu Ir. Marheni, MP sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga usulan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2007 Penulis


(7)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 5

Hipotesa Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis quineensis)... 6

Syarat Tumbuh ... 7

Status Serangga Pada Perkebunan Kelapa Sawit ... 8

Keragaman Jenis Serangga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.. 9

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Bahan dan Alat ... 12

Metode Analisa Data ... 12

Pelaksanaan Penelitian ... 14

Pengambilan Sampel ... 14

Identifikasi Serangga ... 18

Koleksi Serangga... 19

Peubah Amatan ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Serangga Yang Tertangkap ... 21

Nilai Frekuensi Mutlak, Frekunsi Relatif, Kerapatan Mutlak, Dan Kerapatan Relatif ... 28

Nilai Indeks Keragaman Jenis Serangga ... 33

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 36


(8)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN


(9)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

1. Total Jumlah serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa

No Judul Hal

sawit pada afdeling 3 ... 21 2. Total Jumlah serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa

sawit pada afdeling 4 ... 24 3. Total Jumlah serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa

sawit pada afdeling 5 ... 26 4. Nilai Kerapatan Mutlak (KM), Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi

Mutlak (FM) Frekuensi Relatif (FR) serangga pada pertanaman

Kelapa sawit pada afdeling 3 ... 29 5. Nilai Kerapatan Mutlak (KM), Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi

Mutlak (FM) Frekuensi Relatif (FR) serangga pada pertanaman

Kelapa sawit pada afdeling 4 ... 31 6. Nilai Kerapatan Mutlak (KM), Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi

Mutlak (FM) Frekuensi Relatif (FR) serangga pada pertanaman

Kelapa sawit pada afdeling 5 ... 33 7. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga ... 34 8. Pembagian Status Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit ... 48


(10)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

1. Perangkap Jaring (Sweep net) ... 15

No. Judul Hal

2. Perangkap Jatuh (Fit fall trap) ... 16 3. Perangkap Cahaya (Light trap) ... 17


(11)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 3 dengan menggunakan perangkap cahaya (Light trap) ... ... 39

No. Judul Hal

2. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 4 dengan menggunakan perangkap cahaya (Light trap) ... ... 40 3. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 5 dengan menggunakan

perangkap cahaya (Light trap) ... ... 41 4. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 3 dengan menggunakan

perangkap jatuh (Fit fall trap) ... 42 5. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 4 dengan menggunakan

perangkap jatuh (Fit fall trap) ... ... . 43 6. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 5 dengan menggunakan

perangkap jatuh (Fit fall trap) ... ... 44 7. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 3 dengan menggunakan

perangkap jaring (Sweep net) ... 45 8. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 4 dengan menggunakan

perangkap jaring (Sweep net) ... 45 9. Jenis-jenis serangga yang terdapat pada afdeling 5 dengan menggunakan

perangkap jaring (Sweep net) ... 45 10. Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga ... 46 11. Contoh Analisa Data ... 47


(12)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman serbaguna. Indonesia dan Malaysia memiliki potensi lahan yang subur serta pasokan tenaga kerja yang cukup untuk menjadikan kelapa sawit sebagai andalan pertumbuhan ekonomi. Saat ini Indonesia dan Malaysia memasok 22% dari total produksi minyak nabati dan lemak dunia. Pengembangan kelapa sawit itu akan memberikan tambahan sumber devisa bagi Negara (Anonimus,2007c).

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk golongan tumbuhan palma. Pertama kali ditanam secara massal pada tahun 1911 didaerah asalnya, Afrika Barat. Namun kegagalan penanaman membuat perkebunan dipindahkan ke Kongo. Di Indonesia penyebarannya didaerah Aceh, pantai timur Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor, diusahakan sebagai tanaman komersial pada tahun 1912, dan ekspor minyak sawit pertama kali dilakukan pada tahun 1919 (Anonimus, 2007b).

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon, tingginya dapat mencapai 24 m. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak, buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman, daging buahnya padat, daging buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin.


(13)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Ampasnya digunakan untuk makanan ternak. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Anonimus, 2007b).

Di Indonesia, perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya yang diusahakan oleh negara, tetapi juga perkebunan rakyat dan swasta. Sampai pada tahun 2003, luas areal perkebunan rakyat mencapai 1827 ribu ha, perkebunan negara seluas 645 ribu ha, dan perkebunan besar swasta seluas 2765 ribu ha (Anonimus, 2007d).

Ditaman botani Bogor yang terletak di Bogor, Indonesia terdapat pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika. Tempat ini dibangun pada tahun 1817, seluas 87 hektar hasil usaha Prof. Dr. Reinwadt, ahli botani Belanda. Terdapat 20000 tanaman yang tergolong dalam 6000 species (Anonimus, 2007b).

Kelapa sawit tergolong tanaman kuat. Walaupun begitu tanaman ini tidak luput dari serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkan oleh serangan hama ini sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian tanaman. Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan (Fauzi dkk, 2006).

Hama yang menyerang bibit ditanaman belum menghasilkan (TBM) dan ditanaman menghasilkan (TM) tidak selalu sama. Demikian pula hama yang menyerang kelapa sawit diwilayah pengembangan, berbeda dengan diwilayah tradisional. Ada hama yang bersifat permanen seperti ulat api dan ulat kantong. Namun ada pula yang bersifat sementara seperti gangguan jenis mamalia


(14)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

diwilayah pengembangan antara lain gajah, babi hutan, landak, dan lain-lain. Dalam hal itu sistem pengendaliannya tentu jelas berbeda (Risza, 1994).

Meskipun pestisida banyak mempunyai keuntungan seperti, cepat menurunkan populasi hama, mudah penggunaannya dan menguntungkan secara ekonomi, namun dampak negatif penggunaan semakin lama semakin dirasakan masyarakat. Dampak negatif pestisida yang merugikan kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup semakin lama semakin menonjol dan perlu memperoleh perhatian yang sungguh dari masyarakat dan pemerintah. Munculnya resistensi, resurgensi atau peletusan hama kedua dapat mengurangi keuntungan ekonomi pestisida (Untung, 2001).

PHT lebih mengutamakan berjalannya pengndalian alami khususnya pengendalian hama yang dilakukan oleh berbagai musuh alami. Dengan memberikan kesempatan sepenuhnya kepada musuh alami untuk bekerja berarti menekan sedikit mungkin penggunaan pestisida. Pestisida sendiri secara langsung dan tidak langsung dapat merugikan perkembangan populasi musuh alami (Untung, 2001).

Pengendalian hayati pada dasarnya adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh alami untuk mengendalikan populasi hama yang merugikan. Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh pengendalian alami dan keseimbangan ekosistem. musuh alami yang terdiri dari parasitoid, predator dan patogen merupakan pengendali utama hama yang bekerja secara density-dependent (Untung, 2001).

Secara teoritis pertumbuhan populasi hama akan diikuti oleh pertumbuhan populasi musuh alami. Akan tetapi, banyak faktor alamiah, seperti iklim dan


(15)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

tersedianya makanan sepanjang waktu bagi hama tertentu, dapat menyebabkan populasi hama tersebut melampaui batas kritis. Adapun pengendalian yang dilakukan adalah untuk menurunkan populasi hama sampai pada tingkat ambang batas sehingga tidak merugikan secara ekonomis dan tidak melampaui batas kritis keseimbangan alam (Risza, 1994).

Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III memiliki luas lahan 3450 ha, dimana terdiri dari 5 Afdeling. Afdeling 1 dan 2 merupakan areal yang ditanamai karet. Sedangkan Afdeling 3 sampai 5 merupakan areal yang ditanami kelapa sawit. Setiap afdeling memiliki banyak blok dengan jenis tanaman yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini ditetapkan tanaman kelapa sawit yang berumur 3 tahun pada afdeling 3 dan 5, dan tanaman kelapa sawit yang berumur 1 tahun pada afdeling 4.

Afdeling 3 memiliki luas areal 604,15 ha dan dilakukan sampling pada blok seluas 39 ha. Afdeling 4 memilki luas areal 627,12 ha dan dilakukan sampling pada blok seluas 48,20 ha. Dan Afdeling 5 memiliki luas areal 711,19 ha dan dilakukan sampling pada blok seluas 54,60 ha.

Kerugian yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit sangat besar nilainya. Terkadang karena serangannya yang besar dan hebat, sehingga dapat menurunkan produksi bahkan bisa menyebabkan kematian. Adapun serangga hama yang banyak menyerang tanaman kelapa sawit adalah kumbang penggerek (Oryctes sp.), ulat api yaitu Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta, ulat kantong yaitu Metisa plana, Mahasena corbetti, dan Crematosphisa pendula, belalang yaitu Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus, kumbang


(16)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

malam yaitu Adoratus sp., dan Apogonia sp., kutu daun, dan penggerek tandan buah (Tirathaba mundella) (Anonimus, 1992).

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis serangga pada perkebunan kelapa sawit pada 3 afdeling di Kebun Tanah Raja, Perbaungan, PT. Perkebunan Nusantara III.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis hama penting dan musuh alami pada tanaman kelapa sawit.

Hipotesa Penelitian

1. Adanya perbedaan indeks keanekaragaman serangga pada perkebunan

kelapa sawit pada 3 afdeling di Kebun Tanah Raja, Perbaungan, PT. Perkebunan Nusantara III.

2. Terdapat berbagai jenis hama dan musuh alami pada perkebunan kelapa sawit di Kebun Tanah Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan untuk mengidentifikasi jenis-jenis serangga pada perkebunan kelapa sawit.


(17)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacq.)

Adapun klasifikasi dari tanaman kelapa sawit adalah : Divisi :Spermatophyta

Subdivisi :Angiospermae Kelas :Monocotyledonae Ordo : Palmales

Famili : Palmaceae Genus : Elaeis

Species :Elaeis guineensis Jacq. (Sastrosayono, 2003).

Tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq.) dibedakan atas 2 bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun. Sedangkan bagian generatif tanaman kelapa sawit meliputi bunga dan buah (Risza, 1994).

Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar primer, sekunder, tertier dan kuarter. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah, respirasi tanaman dan sebagai penyangga berdirinya tanaman sehingga


(18)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

mampu menyokong tegaknya tanaman. Akar tanaman tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna putih atau kekuningan (Fauzi dkk, 2006).

Tanaman kelapa sawit memiliki batang yang tidak bercabang. Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak dipucuk batang, terbenam didalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis. Dibatangnya terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Sedangkan daunnya menyerupai bulu burung atau ayam. Dibagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras dikedua sisinya. Anak-anak daun tersusun berbaris dua sampai keujung daun dan ditengahnya terbentuk lidi sebagai tulang daun (Sunarko, 2007).

Susunan bunga terdiri dari karangan bunga yang terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Umumnya terdapat dalam dua tandan yang terpisah. Bunga jantan selalu masak lebih dahulu daripada bunga betina. Tandan buah tumbuh diketiak daun. Buah kelapa sawit menempel dikarangan yang disebut tandan buah. Buah kelapa sawit memiliki bagian-bagian yaitu eksokarp, mesokarp, endikarp, dan kernel (biji) (Sastrosayono, 2003).

Syarat Tumbuh

Habitat asli tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) adalah daerah semak belukar. Sawit menyukai tanah yang subur. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik didaerah tropik, pada ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut dengan kelembaban 80-90% yaitu sekitar 2000-2500 mm setahun. Tanaman kelapa sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau (Anonimus, 2007a).


(19)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1000 m dpl, namun pertumbuhan optimal pada ketinggian maksimum 400 m dpl, dengan kemiringan 0-12o atau 21%. Kesuburan tanah bukan merupakan syarat mutlak bagi perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan, karena drainase tanah dilokasi perkebunan harus baik dan lancar (Sunarko, 2007).

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar lintang utara-selatan 12o pada ketinggian 0-500 dpl. Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2000-2500 mm/tahun. Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah pada tanaman sawit. Lama penyinaran antara 5-7 jam/hari. Selain itu juga membutuhkan suhu yang optimum sekitar 24-28o C. Selain itu tanaman kelapa sawit juga membutuhkan kelembaban optimum yaitu 80%, dan kecepatan anginnya 5-6 . km/jam untuk membantu proses penyerbukan (Fauzi dkk, 2006).

Status Serangga Pada Perkebunan Kelapa Sawit

Hama utama atau hama kunci merupakan species hama pada kurun waktu yang lama selalu menyerang pada suatu daerah dengan intensitas serangan yang berat, sehingga memerlukan usaha pengendalian yang seringkali dalam daerah yang luas. Tanpa usaha pengendalian, maka hama ini akan mendatangkan kerugian ekonomi bagi petani. Biasanya pada suatu agro-ekosistem hanya satu atau dua hama utama. Sisanya adalah hama kategori hama yang lain (Untung, 2001).


(20)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Ulat api dan ulat kantong merupakan hama utama pada kelapa sawit dilapangan. Ulat api dan ulat kantong akan memakan daun sawit hingga tinggal lidinya saja. Permukaan daun yang melakukan fotosintesa sedikit, sehingga hasil tandan buah segar menurun sebanyak 40% selama 2 tahun berikutnya. Biasanya hama ini menyerang dalam skala luas dan kadangkala menghabiskan beberapa kebun yang berdekatan atau bersebelahan. (Anonimus, 2007b).

Ulat api dan ulat kantong mempunyai musuh alami tertentu seperti serangga parasitoid ataupun predator. Musuh alami inilah yang senantiasa mengurangi populasinya dibawah ambang ekonomi. Apabila populasi musuh alami rendah, populasi hama menjadi sangat tinggi sehingga kerusakan yang ditimbulkan sangat parah (Anonimus, 2007b).

Keragaman Jenis Serangga Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Keragaman jenis adalah sifat komunitas yang memperlihatkan tingkat keanekaragaman jenis organisme yang ada didalamnya (Krebs, 1978).

Untuk memperoleh keragaman jenis ini cukup diperlukan kemampuan mengenal dan membedakan jenis meskipun tidak dapat mengidentifikasi jenis hama (Odum, 1971).

Dalam ekosistem alami semua mahluk hidup berada dalam keadaan seimbang dan saling mengendalikan sehingga tidak terjadi hama. Diekosistem alamiah keragaman jenis sangat tinggi yang berarti dalam setiap kesatuan ruang terdapat flora dan fauna yang beragam. Tingkat keanekaragaman pertanaman mempengaruhi timbulnya masalah hama. Sistem pertanaman yang beraneka ragam berpengaruh kepada populasi species hama (Oka, 1995).


(21)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Populasi setiap organisme pada ekosistem tidak pernah sama dari waktu kewaktu lainnya, tetapi naik turun. Demikian pula ekosistem yang terbentuk dari populasi serta lingkungan fisiknya senantiasa berubah dan bertumbuh sepanjang waktu (Untung, 1996).

Menurut Krebs (1978), ada 6 faktor yang saling berkaitan menentukan derajat naik turunnya keragaman jenis, yaitu :

a. Waktu, keragaman komunitas bertambah sejalan waktu, berarti komunitas tua yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme daripada komunitas muda yang belum berkembang. Waktu dapat berjalan dalam ekologi lebih pendek atau hanya sampai puluhan generasi.

b. Heterogenitas ruang, semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora dan fauna disuatu tempat tersebut dan semakin tinggi keragaman jenisnya.

c. Kompetisi, terjadi apabila sejumlah organisme menggunakan sumber yang sama yang ketersediaanya kurang, atau walaupun ketersediaannya cukup, namun persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme itu

d. Memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.

e. Pemangsaan, yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing yang berbeda dibawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar kemungkinan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, apabila intensitas dari pemangsaan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menurunkan keragaman jenis.


(22)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

f. Kestabilan iklim, makin stabil keadaan suhu, kelembaban, salinitas, pH dalam suatu lingkungan, maka semakin banyak jenis dalam lingkungan tersebut. Lingkungan yang stabil, lenih memungkinkan keberlangsungan evolusi.

g. Produktivitas, juga dapat menjadi syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi.

Dalam keadaan ekosistem yang stabil, populasi suatu jenis organisme selalu dalam keadaan keseimbangan dengan populasi organisme lainnya dalam komunitasnya. Keseimbangan ini terjadi karena adanya mekanisme pengendalian yang bekerja secara umpan balik negatif yang berjalan pada tingkat antar species (persaingan, predasi) dan tingkat inter species (persaingan, teritorial) (Untung, 1996).


(23)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kebun Tanah Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang

Bedagai dengan ketinggian tempat ± 2m diatas permukaan laut. Dan dilanjutkan di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, yang dilaksanakan mulai bulan Agustus-September 2007.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah imago yang tertangkap, air bersih, detergen, plastik transparan, kertas asturo warna kuning, formalin dan alkohol 70%.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stoples, botol kecil, kain kasa, sweep net, light trap dengan menggunakan lampu kapal, fit fall trap dengan menggunakan baskom, mikroskop, selotip, pinset, gunting, kalkulator, kamera, killing bottle, jarum suntik, buku kunci identifikasi dan alat tulis-menulis.


(24)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diagonal. Dimana dari data yang diperoleh pada setiap penangkapan setelah dikumpulkan, dikelompokkan dan diidentifikasi langsung dan juga dilaboratorium, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

- Frekuensi Mutlak (FM) suatu jenis serangga :

Frekuensi mutlak menunjukkan jumlah individu serangga tertentu yang ditemukan pada habitat yang dinyatakan secara mutlak (Suin, 1997).

FM =

% 100

× =

FM FM FR

Jumlah ditemukan suatu serangga Jumlah seluruh penangkapan

- Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis serangga :

FR = Nilai FM suatu jenis serangga setiap penangkap x 100% Nilai FM semua jenis serangga setiap penangkapan

Frekuensi relatif menunjukkan ksering hadiran suatu jenis serangga pada habitat dan dapat menggambarkan penyebaran jenis serangga tersebut (Suin, 1997).

- Kerapatan Mutlak (KM) suatu jenis serangga :

Kerapatan mutlak menunjukkan jumlah serangga yang ditemukan pada habitat yang dinyatakan secara mutlak (Suin, 1997).

KM = Jumlah individu jenis yang tertangkap x 100% Jumlah Penangkapan


(25)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

- Kerapatan Relatif (KR) suatu jenis serangga

% 100 × =

KM KM KR

KR = Jumlah individu suatu jenis dalam setiap penangkapan

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil serangga pada daerah perkebunan kelapa sawit sebanyak mungkin dan mengumpulkan semua serangga yang tertangkap. Lokasi pengamatan dilakukan pada 3 afdeling di Kebun Tanah

x 100% Total individu dalam setiap penangkapan

- Indeks Keanekaragaman jenis serangga

Untuk membandingkan tinggi rendahnya keragaman jenis serangga digunakan indeks Shanon-Weiner (H) dengan rumus :

H = -∑ pi ln pi (Michael, 1995).

Dimana : pi = perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis Pi = ni/N

ni = jumlah individu jenis ke-i

N = jumlah total individu semua jenis

Dengan kriteria indeks keanekaragaman menurut Krebs (1989) sebagai berikut : H > 3 (Tinggi)

H < H < 3 (Sedang) H < 1 (Rendah)

Pelaksanaan Penelitian


(26)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III. Sampel serangga yang diambil yaitu berupa imago dari serangga yang ada. Penangkapan serangga dilakukan dengan menggunakan berbagai perangkap yaitu sebagai berikut :

Serangga Diurnal (Serangga aktif siang hari)

Untuk penangkapan serangga yang aktif pada siang hari dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu :

1. Perangkap jaring (sweep net)

Perangkap ini terbuat dari bahan ringan dan kuat seperti kain kasa, mudah diayunkan dan serangga yang tertangkap dapat terlihat. Serangga yang tertangkap kemudian dikumpulkan dan dipisahkan lalu dimasukkan kedalam botol sampel untuk diidentifikasi. Lokasi pemantauan dilakukan pada ketiga afdeling dan dipilih satu blok tanaman yang mempunyai keseragaman umur tanaman. Kemudian dilakukan metode pengabutan 10x pengayunan dalam setiap blok. Lokasi pengabutan sesuai dengan sistem diagonal. Interval sampling dilakukan 3 hari sekali, dengan waktu pengamatan 5x pemantauan.

Gambar 1. Perangkap Jaring (Sweep net) Sumber : Foto langsung


(27)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

2. Perangkap jatuh (fit fall trap)

Perangkap ini digunakan untuk menangkap serangga yang hidup diatas permukaan tanah. Alat ini dibuat dari baskom kecil yang ditanamkan kedalam tanah. Pada dasar baskom dilapisi kertas berwarna kuning yang berguna untuk menarik serangga. Kemudian kedalam baskom dimasukkan air jernih yang telah dicampur dengan deterjen sehingga memungkinkan warna kertas memantul dari air tersebut. Baskom dimasukkan kedalam tanah yang diletakkan rata dengan permukaan tanah, dan disediakan penutup berupa triplek untuk menutup baskom ketika datang hujan menutup baskom agar air tidak memenuhi baskom yang dapat menyebabkan hama keluar. Serangga yang jatuh kedalam baskom dikumpulkan, serta dikelompokkan sesuai ordo serangga. Dengan demikian, serangga yang telah tertangkap siap untuk diidentifikasi. Pemasangan perangkap dilakukan pada ketiga afdeling, dimana pada setiap afdeling dipilih satu blok tanaman yang mempunyai umur tanam yang sama. Dan pemasangan perangkap dilakukan dengan sistem diagonal. Interval pemantauan adalah dilakukan dalam 3 hari sekali dengan waktu pengamatan 5x pemantauan.


(28)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 2. Perangkap Jatuh (Fit fall trap) Sumber : Foto langsung

Serangga Nocturnal (Serangga aktif malam hari)

Untuk penangkapan serangga yang aktif pada malam hari dilakukan dengan menggunakan metode :

3. Perangkap cahaya lampu (Light trap)

Perangkap ini digunakan untuk menangkap serangga yang respon terhadap cahaya pada malam hari (nocturnal) Perangkap ini menggunakan lampu kapal sebagai sumber cahaya. Lampu diletakkan didalam baskom yang diletakkan diatas papan yang telah dipaku dengan kayu broti dengan panjang 50 cm dari permukaan tanah. sehingga serangga yang tertarik jatuh kedalam ember. Serangga yang jatuh kedalam ember dikelompokkan sesuai dengan ordo serangga dan diidentifikasi. Pemasangan alat ini dilakukan pada pukul 18.00-21.00 WIB. Lokasi pemantauan dilakukan pada ketiga afdeling pada malam yang berbeda, dan dipilih satu blok tanaman yang mempunyai keseragaman umur tanaman. Dan pemasangan perangkap dilakukan dengan sistem diagonal. Pemantauan pada ketiga afdeling dilakukan pada hari yang berbeda sehingga berjumlah 5x pemantauan pada setiap afdeling.


(29)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 3. Perangkap Cahaya (Light trap) Sumber : Foto langsung

Identifikasi Serangga

Serangga yang didapat dilapangan dikelompokkan sesuai dengan ordonya. Serangga yang dikenali speciesnya diindentifikasi langsung dilapangan, sedangkan serangga yang belum dikenal diidentifikasi dilaboratorium dengan memakai mikroskop serta mengacu pada buku kunci determinasi serangga, antara lain Kalshoven (1981), dan Borror (1992). Identifikasi dilaksanakan maksimal sampai pada tingkat famili.

Adapun untuk mengetahui nama ordo dan family untuk jenis serangga dan tahap-tahap dari identifikasi serangga yaitu sebagai berikut :

Contohnya untuk Orthoptera. Ordo :

1. (a) sayap ada... 2 (b) sayap tidak ada, vestigial atau rudimenter ... 26


(30)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

2. (a) sayap depan dengan tekstur seperti mika/kulit atau tanduk terutama pada pangkal sayap, sayap belakang bila ada bersifat membran... 3 (b) semua sayap bersifat membran ... 8 8. (a) dengan satu pasang sayap ... 9 (b) dengan 2 pasang sayap ... ... 14 9. (a) pronotum memanjang ke belakang menutup abdomen dan berbentuk lancip

pada bagian ujungnya; kaki belakang membesar ... ... Orthoptera (b) pronotum tidak seperti diatas, kaki belakang tidak begitu membesar ... 10

Dan demikian selanjutnya. Family :

1. (a) Femur kaki belakang jelas lebih besar daripada femur kaki depan ………. 2 (b) Femur kaki belakang tidak seperti pada 1(a) ………... 5 2. (a) Antena sama panjang atau lebih panjang dari panjang seluruh tubuh …….. 3 (b) Antena panjangnya kira-kira separuh atau lebih pendek dari panjang seluruh tubuh ………. 4 3. (a) Tarsi 3 ruas, ovipositor panjang seperti jarum ……… Gryllidae (b) Tarsi 4 ruas, ovipositor panjang seperti pedang ……… Tettigonidae 4. (a) Tibia kaki depan membesar dan digunakan untuk menggali ……….

………... Gryllotalpidae (b) Tibia kaki depan tidak seperti pada 4(a), ovipositor pendek ……. Acrididae 5. (a) Antena pendek, tubuh besar dan memanjang, kaki depan berubah fungsinya

untuk memegang mangsa, femur dilengkapi dengan duru-duri ... Mantidae (b) Antena pendek, kaki depan tidak untuk memegang ... 6


(31)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

6. (a) Badan pipih, memanjang, ada yang menyerupai bentuk daun dan bersifat ranting ... Phasmatidae

(b) Badan oval, tebal dan nampak keras, umumnya berwarna coklat agak mengkilap ... Blattidae Demikian seterusnya.

(Sulthoni dan Subyanto, 1980).

Koleksi Serangga

Serangga-serangga yang telah tertangkap dilapangan, baik yang diindentifikasi langsung maupun yang diindentifikasi dilaboratorium, kemudian dikoleksi basah dalam campuran alkohol dan formalin untuk serangga-serangga yang berukuran kecil. Dan dikoleksi kering untuk imago serangga-serangga yang berukuran besar.

Adapun cara untuk membuat koleksi adalah sebagai berikut : 1. Koleksi kering

Koleksi kering dibuat untuk serangga-serangga yang berukuran besar. Adapun cara yang digunakan untuk membuat koleksi kering, yaitu :

- Dikumpulkan serangga yang tertangkap kedalam stoples.

- Ditutup rapat dan dibiarkan sampai serangga tersebut sampai lemas.

- Diambil formalin dan disuntikkan kebagian abdomen serangga yang telah lemas dari didalam stoples.

- Diletakkkan dipapan koleksi.

- Diatur letak tungkainya dan diatur sayapnya bagi serangga yang dapat terbang.


(32)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Koleksi basah dibuat untuk serangga-serangga yang berukuran kecil. Adapun cara yang digunakan untuk membuat koleksi basah, yaitu :

- Disediakan botol koleksi

- Dimasukkan formalin, alkohol dan air bersih dengan perbandingan 1 : 3 : 10. - Dimasukkan serangga yang berukuran kecil kedalam botol koleksi sesuai dengan familynya masing-masing.

Peubah Amatan

1. Jumlah serangga yang tertangkap baik yang berstatus hama maupun musuh alami.

2. Nilai frekuensi mutlak, frekuensi relatif, kerapatan mutlak, kerapatan relatif pada setiap pengamatan.

3. Nilai indeks keanekaragaman jenis serangga diurnal dan nocturnal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Serangga Yang Tertangkap

Jumlah serangga yang tertangkap pada setiap pengamatan pada

pertanaman kelapa sawit di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III diambil dari 3 sampling areal perkebunan kelapa

sawit. Ketiga lokasi sampling yaitu afdeling 3, 4 dan 5, dilakukan penangkapan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Perangkap cahaya (Light trap) yaitu alat yang digunakan untuk menangkap serangga yang aktif pada malam hari.


(33)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

2. Perangkap Jatuh (Fit fall trap) yaitu alat yang digunakan untuk menangkap serangga yang ada dipermukaan tanah disekitar tanaman.

3. Perangkap Jaring (sweep net) yaitu alat yang digunakan untuk menangkap serangga yang aktif pada siang hari. Dimana serangga yang paling banyak aktif yaitu pada pagi dan sore hari.

Dari beberapa perangkap yang digunakan, jumlah serangga yang paling banyak tertangkap adalah dengan menggunakan perangkap cahaya (Light trap) yang kemudian diikuti oleh perangkap jatuh (Fit fall trap). Hal ini disebabkan karena serangga yang mayoritas di areal perkebunan kelapa sawit adalah serangga-serangga yang aktif pada malam hari. Sedangkan untuk penggunaan perangkap jaring (Sweep net) yang dilakukan, hanya sedikit jumlah serangga yang dapat tertangkap. Hal ini disebabkan karena pilihan teknik penangkapan yang kurang sesuai dengan jenis serangga yang ada dilapangan sehingga kebanyakan serangga yang ada dilapangan tidak tertangkap.

Tabel 1. Jumlah serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa sawit pada Afdeling 3

Serangga Pengamatan Total

1 2 3 4 5

Coleoptera

Coccinelidae** 2 1 - 2 1 6

Carabidae** - - 1 1 - 2

Cicindelidae** 4 2 1 6 5 18

Dytiscidae** - 1 - - - 1

Dermestidae** - - - 1 - 1

Orthoptera

Acrididae* - 2 2 1 1 6

Blattidae**** 3 1 5 2 1 12

Gryllidae* 4 6 10 8 5 33

Mantidae* 1 - - 1 - 2

Lepidoptera

Pieridae**** 1 - - 1 - 2


(34)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Geometridae* 10 8 21 26 20 85

Liparidae* - 1 - - 1 2

Noctuidae* 7 4 2 2 4 19

Aegeriidae**** 1 1 2 1 1 16

Pterophoridae* 2 5 7 2 3 19

Hesperidae**** - - 4 10 3 17

Diptera

Sarcophagidae** 1 - 2 1 - 4

Chloropidae** 1 1 - 1 1 4

Empididae**** - - 1 - 1 2

Stratiomyidae** 32 29 17 50 41 169

Conopidae**** 14 23 11 29 15 92

Hymenoptera

Ichneumonidae*** 1 - - - 1 2

Formicidae** 5 6 13 29 25 78

Andrenidae**** 1 3 3 6 4 17

Hemiptera

Nabidae** 5 9 13 28 15 70

Gerridae** 3 3 3 6 2 17

Beritidae**** 1 1 1 3 2 8

Notonectidae** 10 11 13 25 39 98

Araenida

Araneidae*** 2 2 3 1 2 10

Total 111 122 136 243 194 806

Ket :

* : hama ** : predator *** : parasitoid **** : NN

Pengamatan yang didapat terhadap jumlah serangga yang tertangkap pada

pertanaman kelapa sawit di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III pada Afdeling 3, dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil pengamatan yang didapat menunjukkan bahwa selama pengamatan, jumlah serangga yang tertangkap dengan menggunakan berbagai perangkap pada pertanaman kelapa sawit, pada Afdeling 3 di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu sebanyak 7 ordo yang mana terdiri dari 30 family dengan jumlah populasi serangga sebesar 806 ekor.

Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa jumlah serangga yang paling banyak adalah dari family Stratiomyidae sebesar 169 ekor, diikuti oleh family


(35)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Notonectidae sebesar 98 ekor, setelah itu disusul oleh family Conopidae sebesar 92 ekor dan family Formicidae sebesar 89 ekor. Serangga yang tertangkap pada Afdeling 3 yang paling banyak adalah dari family Stratiomydae. Hal ini diduga karena family stratiomydae merupakan bangsa dari lalat yang mana merupakan predator dari kumbang malam yang terdapat pada pertanaman kelapa sawit. Dari 5 x pengamatan, jumlah serangga yang paling banyak tertangkap terdapat pada pengamatan ke-4 sebanyak 243 ekor, sedangkan yang terendah terdapat pada pengamatan ke-1 sebanyak 111 ekor.

Dari serangga-serangga yang tertangkap pada afdeling 3, serangga yang paling banyak didapat adalah dari jenis predator. Jumlah jenis predator yang tertangkap dilapangan adalah 12 jenis predator dan jumlah jenis hama yang tertangkap adalah 8 jenis hama.

Tabel 2. Total jumlah serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa sawit pada Afdeling 4

Serangga Pengamatan Total

1 2 3 4 5

Coleoptera

Dermestidae** - - 1 - - 1 Coccinelidae** - 2 1 - 1 4 Carabidae** - 1 - - - 1 Cicindelidae** 3 1 - 2 1 7 Dytiscidae** - 1 3 1 - 5 Scarabacidae* - - 1 - - 1 Gyrinidae** 5 1 6 1 2 15 Cerambycidae**** - - 3 - - 3

Orthoptera

Acrididae* 2 2 2 1 1 8 Blattidae**** 5 6 8 7 6 32 Gryllidae* 2 - 8 5 3 18 Gryllotalpidae* - 1 - 1 - 2 Mantidae* - - 4 - - 4


(36)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Pieridae**** - 2 1 1 - 4 Geometridae* - 3 7 1 2 13 Noctuidae* 4 4 6 - 2 16 Aegeriidae**** 2 - 2 2 1 7 Pterophoridae* - 4 - 16 - 20

Diptera

Omophronidae**** - - 3 1 1 5 Chloropidae** 33 26 25 17 12 113 Empididae**** - 1 2 2 - 5 Conopidae**** 10 31 36 41 32 150 Mydidae**** - 9 14 - - 23

Hymenoptera

Ichneumonidae*** 1 2 2 1 1 7 Formicidae** 4 - 11 11 16 42 Andrenidae**** - 2 6 - 3 11

Hemiptera

Nabidae** 2 3 6 3 5 19 Gerridae** 1 - 4 - 1 6 Beritidae**** - - 1 1 1 3 Notonectidae** - 1 1 - 1 3

Araenida

Araneidae*** 1 2 1 - 1 5

Total 75 105 166 114 93 553

Ket :

* : hama ** : predator *** : parasitoid **** : NN

Pengamatan yang didapat terhadap jumlah serangga yang tertangkap pada

pertanaman kelapa sawit di Kebun Tanah Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, pada Afdeling 4, dapat dilihat pada Tabel 2.

Hasil pengamatan yang didapat menunjukkan bahwa selama pengamatan, jumlah serangga yang tertangkap dengan menggunakan berbagai perangkap pada pertanaman kelapa sawit, pada Afdeling 4 di Kebun Tanah Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu sebanyak 7 ordo yang mana terdiri dari 31 family dengan jumlah populasi serangga sebesar 553 ekor.


(37)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah serangga yang paling banyak adalah dari family Conopidae sebesar 150 ekor, diikuti oleh family Chloropidae sebesar 113 ekor, setelah itu disusul oleh family Formicidae sebesar 42 ekor dan family Blattidae sebesar 32 ekor. Serangga yang paling banyak tertangkap adalah family Conopidae yang juga berasal dari bangsa lalat yang mana merupakan predator dari kumbang malam yang terdapat pada pertanaman kelapa sawit dan juga terdapat family Blattidae yang merupakan salah satu hama pemakan daun pada tanaman kelapa sawit. Dari 5 x pengamatan, jumlah serangga yang paling banyak terdapat pada pengamatan ke-3 sebanyak 166 ekor, sedangkan yang terendah terdapat pada pengamatan ke-1 sebanyak 75 ekor.

Dari serangga-serangga yang tertangkap pada afdeling 4, serangga yang paling banyak didapat adalah dari jenis predator. Jumlah jenis predator yang tertangkap dilapangan adalah 11 jenis predator dan jumlah jenis hama yang tertangkap adalah 8 jenis hama.

Tabel 3. Total jumlah serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa sawit pada Afdeling 5

Serangga Pengamatan Total

1 2 3 4 5

Coleoptera

Coccinelidae** - - 2 1 1 4

Gyrinidae* 1 - 2 1 1 5

Cicindelidae** 1 1 - - 1 3

Dytiscidae** 3 - - - - 3

Orthoptera

Acrididae** 1 - 5 3 3 12

Blattidae**** 3 4 4 4 4 19

Gryllidae* 1 2 6 3 2 14

Lepidoptera


(38)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Licaenida* 2 - 1 - 1 3

Geometridae* - - 2 1 1 4

Liparidae* - - - 1 - 1

Noctuidae* 2 2 - 1 - 5

Aegeriidae**** - - 2 - - 2

Diptera

Sarcophagidae** 1 2 6 4 3 16

Chloropidae** - - 1 2 - 3

Empididae**** - - - 1 - 1

Stratiomydae** - 15 10 - 11 36

Hymenoptera

Formicidae* 3 1 4 2 1 11

Andrenidae**** - - 1 - - 2

Hemiptera

Notonectidae** - 1 1 - 1 3

Araenida

Araneidae*** 1 1 - 1 - 3

Total 19 30 48 26 31 154

Ket :

* : hama ** : predator *** : parasitoid **** : NN

Pengamatan yang didapat terhadap jumlah serangga yang tertangkap pada

pertanaman kelapa sawit di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, pada Afdeling 5, dapat di lihat pada Tabel 3.

Hasil pengamatan yang didapat menunjukkan bahwa selama pengamatan, jumlah serangga yang tertangkap dengan menggunakan berbagai perangkap pada pertanaman kelapa sawit, pada Afdeling 5 di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu sebanyak 7 ordo yang mana terdiri dari 21 family dengan jumlah populasi serangga sebesar 154 ekor.

Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa jumlah serangga yang paling banyak adalah dari family Stratiomydae sebesar 36 ekor, diikuti oleh family Blattidae sebesar 19 ekor, setelah itu disusul oleh family Sarcophagidae sebesar 16 ekor dan family Acrididae sebesar 12 ekor. Serangga yang paling banyak tertangkap adalah


(39)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

bangsa dari lalat yang mana merupakan predator dari kumbang malam yang terdapat pada pertanaman kelapa sawit dan juga tertangkap belalang yang merupakan salah satu hama pemakan daun pada tanaman kelapa sawit. Dari 5 x pengamatan, jumlah serangga yang paling banyak terdapat pada pengamatan ke-3 sebanyak 48 ekor, sedangkan yang terendah terdapat pada pengamatan ke-1 sebanyak 19 ekor.

Dari serangga-serangga yang tertangkap pada afdeling 5, serangga yang paling banyak didapat adalah dari jenis predator. Jumlah jenis predator yang tertangkap dilapangan adalah 8 jenis predator dan jumlah jenis hama yang tertangkap adalah 7 jenis hama.

Dari hasil pengamatan yang sudah didapatkan, terdapat berbagai hama dan predator yang terdapat pada ketiga afdeling. Banyaknya serangga yang terdapat pada setiap afdeling juga berbeda-beda. Dan dari ketiga afdeling tersebut serangga predator yang paling banyak tertangkap.

2. Nilai Frekuensi mutlak, Frekuensi relatif, Kerapatan mutlak dan Kerapatan relatif

Nilai-nilai frekuensi mutlak, frekuensi relatif, kerapatan mutlak dan kerapatan relatif dari serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa sawit di Kebun Tanah Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III pada Afdeling 3 dapat kita lihat pada Tabel 4.

Dari hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 4. menunjukkan bahwa nilai frekuensi relatif (FR) yang tertinggi terdapat pada family Cicindelidae, Gryllidae, Geometridae, Noctuidae, Pterophoridae, Hesperidae, Formicidae, Andrenidae,


(40)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Nabidae, Gerridae, Berritidae dan Notonectidae yaitu sebesar 4,34%. Dan yang terendah terdapat pada family Dytiscidae dan Dermestidae yaitu sebesar 0,87%.

Sedangkan untuk nilai kerapatan relative (KR) serangga yang tertinggi terdapat pada family Stratiomydae yaitu sebesar 20,9% dan yang terendah terdapat pada family Dytiscidae dan Dermestidae yaitu sebesar 0,12%. Besarnya nilai KM menunjukkan banyaknya jumlah dan jenis serangga yang terdapat dalam habitat. Semakin banyak jumlah dan jenis serangga yang tertangkap, maka akan semakin besar nilai KRnya.

Tabel 4. Nilai Frekuensi mutlak, Frekuensi relatif, Kerapatan mutlak dan Kerapatan relatif pada Afdeling 3

Serangga FM FR(%) KM KR(%)

Coleoptera

Coccinelidae 4 3,47 6 0,74

Carabidae 2 1,74 2 0,24

Cicindelidae 5 4,34 18 2,23

Dytiscidae 1 0,87 1 0,12

Dermestidae 1 2,87 1 0,12

Orthoptera

Acrididae 4 3,47 6 0,74

Blattidae 5 4,34 12 1,48

Gryllidae 5 4,34 33 4,09


(41)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Lepidoptera

Pieridae 2 1,74 2 0,24

Licaenida 3 2,61 4 0,49

Geometridae 5 4,34 85 10,5

Liparidae 2 1.74 2 0,24

Noctuidae 5 4,34 19 2,35

Aegeriidae 5 4,34 6 0,74

Pterophoridae 5 4,34 19 2,35

Hesperidae 3 2,61 17 2,11

Diptera

Sarcophagidae 3 2,61 4 0,49

Chloropidae 4 3,47 4 0,49

Empididae 2 1,74 2 0,24

Stratiomydae 5 4,34 169 20,9

Conopidae 5 4,34 92 11,4

Hymenoptera

Ichneumonidae 2 1,74 2 0,24

Formicidae 5 4,34 78 9,67

Andrenidae 5 4,34 17 2,11

Hemiptera

Nabidae 5 4,34 70 8,68

Gerridae 5 4,34 17 2,11

Berritidae 5 4,34 8 0,99

Notonectidae 5 4,34 98 12,1

Araenida

Araneidae 5 3,34 10 1,24

Total 115 100 809 100

Nilai-nilai frekuensi mutlak, frekuensi relatif, kerapatan mutlak, dan kerapatan relatif dari serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa sawit di Kebun Tanah Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III pada afdeling 4, tertera pada Tabel 5.

Dari hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 5. menunjukkan bahwa nilai frekuensi relatif (FR) yang tertinggi terdapat pada family Blattidae, Acrididae, Gyrinidae, Ichneumonidae, Chloropidae, Conopidae, Formicidae dan Nabidae yaitu sebesar 4,95%. Dan yang terendah terdapat pada family Dermestidae,


(42)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Scarabacidae, Cerambycidae, Mantidae, Carabidae dan Gryllotalpa yaitu sebesar 0,89%.

Sedangkan untuk nilai kerapatan relative (KR) serangga yang tertinggi terdapat pada family Conopidae yaitu sebesar 27,1% dan yang terendah terdapat pada family Carabidae, Dermestidae dan Scarabacidae yaitu sebesar 0,18%. Besarnya nilai KM menunjukkan banyaknya jumlah dan jenis serangga yang terdapat dalam habitat. Semakin banyak jumlah dan jenis serangga yang tertangkap, maka akan semakin besar nilai KRnya.

Tabel 5. Nilai Frekuensi mutlak, Frekuensi relatif, Kerapatan mutlak dan Kerapatan relatif pada Afdeling 4

Serangga FM FR(%) KM KR(%)

Coleoptera

Dermestidae Coccinelidae

1 3

0,99 2,97

1 4

0,18 0,72

Carabidae 1 0,99 1 0,18

Cicindelidae 4 3,96 7 1,26

Dytiscidae 3 2,97 5 0,91

Scarabacidae 1 0,99 1 0,18

Gyrinidae 5 3,57 15 2,73


(43)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Orthoptera

Acrididae 5 4,95 8 1,46

Blattidae 5 4,95 32 5,78

Gryllidae 4 3,96 18 3,25

Gryllotalpidae 2 1,98 2 0,36

Mantidae 1 0,99 4 0,72

Lepidoptera

Pieridae 3 2,97 4 0,72

Geometridae 4 3,96 13 2,35

Noctuidae 4 3,96 16 2,9

Aegeriidae 4 3,96 7 1,26

Pterophoridae 2 1,98 20 3,61

Diptera

Omophronidae 3 2,97 5 0,91

Chloropidae 5 4,95 113 20,4

Empididae 3 2,97 5 0,91

Conopidae 5 4,95 150 27,1

Mydidae 2 1,98 23 4,16

Hymenoptera

Ichneumonidae 5 4,95 7 1,26

Formicidae 4 3,96 42 7,59

Andrenidae 3 3,97 11 1,99

Hemiptera

Nabidae 5 4,95 19 3,43

Gerridae 3 2,97 6 1,08

Beritidae 3 2,97 3 0,54

Notonectidae 3 2,97 3 0,54

Araenida

Araneidae 4 3,96 5 0,91

Total 101 100 553 100

Nilai-nilai frekuensi mutlak, frekuensi relatif, kerapatan mutlak, dan kerapatan relatif dari serangga yang tertangkap pada pertanaman kelapa sawit di Kebun Tanah Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III pada Afdeling 5, tertera pada Tabel. 6

Hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 6. menunjukkan bahwa nilai frekuensi relatif (FR) yang tertinggi terdapat pada family Blattidae, Gryllidae, Sarcophagidae, dan Formicidae yaitu sebesar 4,95%. Dan yang terendah terdapat


(44)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

pada family Empididae, Dytiscidae, Aegerridae dan Liparidae yaitu sebesar 1,58%.

Sedangkan untuk nilai kerapatan relative (KR) serangga yang tertinggi terdapat pada family Stratiomydae yaitu sebesar 23,3% dan yang terendah terdapat pada family Liparidae dan Empididae yaitu sebesar 0,64%. Besarnya nilai KM menunjukkan banyaknya jumlah dan jenis serangga yang terdapat dalam habitat. Semakin banyak jumlah dan jenis serangga yang tertangkap, maka akan semakin besar nilai KRnya.

Tabel 6. Nilai Frekuensi mutlak, Frekuensi relatif, Kerapatan mutlak dan Kerapatan relatif pada Afdeling 5

Serangga FM FR(%) KM KR(%)

Coleoptera

Coccinelidae 3 4,76 4 2,59

Gyrinidae 4 6,34 5 3,24

Cicindelidae 3 4,46 3 1,94

Dytiscidae 1 1,58 3 1,94

Orthoptera

Acrididae 4 6,34 12 7,79


(45)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Gryllidae 5 4,95 14 9,09

Lepidoptera

Pieridae 4 6,34 4 2,59

Licaenida 2 1,98 3 1,94

Geometridae 3 4,46 4 2,59

Liparidae 1 1,58 1 0,64

Noctuidae 3 4,46 5 3,24

Aegeriidae 1 1,58 2 1,29

Diptera

Sarcophagidae 5 4,95 16 10,3

Chloropidae 2 1,98 3 1,94

Empididae 1 1,58 1 0,64

Stratiomydae 3 4,46 36 23,3

Hymenoptera

Formicidae 5 4,95 11 7,14

Andrenidae 2 1,98 2 1,29

Hemiptera

Notonectidae 3 4,46 3 1,94

Araenida

Araneidae 3 4,46 3 1,94

Total 63 100 154 100

3. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga

Hasil perhitungan indeks keragaman jenis serangga pada pertanaman kelapa sawit di Kebun Tanah Raja, Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III pada 3 afdeling dapat kita lihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada 3 Afdeling

No Lokasi Indeks Keanekaragaman Jenis Keterangan

1 Afdeling 3 2,571 Sedang

2 Afdeling 4 2,517 Sedang


(46)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Menurut Michael (1995), ada 3 kriteria keanekaragaman jenis serangga yaitu, bila Hi < 1 berarti keanekaragaman serangga rendah, dimana keberadaan serangga hama dan musuh alami tidak seimbang yang dapat membuat kerusakan pada tanaman, bila Hi 1-3 berarti keanekaragaman serangga sedang, yaitu mengarah kebaik dimana keberadaan hama dan musuh alami dilapangan hampir seimbang, dan bila Hi > 3 berarti keanekaragaman serangga tinggi, dimana keadaan ekosistem yang ada dilapangan adalah seimbang yaitu antara hama dan musuh alaminya dalam keadaan seimbang sehingga tidak diperlu dilakukan perlakuan untuk membunuh serangga hama.

Tabel 7. menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman jenis serangga tertinggi sampai terendah berturut-turut pada ketiga afdeling yaitu 2,571 pada Afdeling 3, 2,517 pada Afdeling 4, dan 2,492 pada Afdeling 5. Hal ini berarti jenis serangga yang tertangkap paling banyak terdapat pada Afdeling 3.

Dan berdasarkan kriteria menurut Michael (1995), keanekaragaman jenis serangga yang terdapat pada pertanaman kelapa sawit diketiga afdeling adalah tergolong sedang yang berarti sedang mengarah kebaik. Dimana keberadaan hama dan musuh alami yang ada dilapangan hampir seimbang. Hal ini dapat kita lihat dari hasil pengamatan dilapangan keberadaan serangga predator lebih banyak dibandingkan serangga hama. Hal ini dikarenakan umur tanaman yang masih muda yaitu 3 tahun dimana pada umur tanaman muda, dan perlakuan pestisida pada tanaman kelapa sawit masih kurang. Akibat umur yang masih muda, dan keberadaan serangga hama tidak melebihi musuh alami, sehingga perlakuan pestisida masih kurang.


(47)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Total jumlah serangga yang tertangkap pada Afdeling 3 sebanyak 806 ekor, Afdeling 4 sebanyak 553 ekor, dan Afdeling 5 sebanyak 154


(48)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

ekor. Dengan demikian maka jumlah individu tertinggi terdapat pada Afdeling 3.

2. Nilai indeks keragaman serangga yang tertinggi untuk setiap afdeling yaitu Afdeling 3 sebesar 2,571, Afdeling 4 sebesar 2,517, dan Afdeling 5 sebesar 2,492.

3. Dari beberapa perangkap yang digunakan, maka perangkap cahaya (Light trap) merupakan perangkap yang efektif menangkap serangga dibandingkan perangkap lainnya.

4. Kebanyakan jenis serangga yang tertangkap pada ketiga Afdeling adalah yang bersifat sebagai predator pada pertanaman kelapa sawit.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman serangga pada tanaman kelapa sawit berdasarkan fase pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hama penting dan musuh alami pada setiap afdeling.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 1992. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonimus, 2007a. Pokok Kelapa Sawit. Available on line at : http://ms.wikipedia.org/wiki/sawit (21 januari, 2007).


(49)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

, 2007b. Kelapa Sawit. Available on line at :

, 2007c. Revitalisasi Industri Kelapa Sawit Nasional. Available on line at :

, 2007d. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis : Kelapa Sawit. Available on line at : Borror, D. J. Triplehorn, C. A dan N, F. Johson, 1992. Pengenalan Pelajaran

Serangga Edisi ke-enam. Diterjemahkan oleh Soetiyono Partosoedjono, Msc. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Fauzi dkk, 2006. Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Kalshoven, L. G. E, 1981. The Pests Of Crops In Indonesia. PT. Ichtan Baru- Van Hoeve, Jakarta.

Krebs, 1978. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. Third Edition. Harper and Row Publisher, New York.

, 1989. Ecological Methodology. Harper and Row Publisher, New York. Michael, 1995. Metoda Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.

Terjemahan Yanti R. Koester. UI-Press, Jakarta.

Odum E. P., 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunders, Philadelphia.

Oka. I.n., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. UGM-Press, Yogyakarta.

Risza, 1994. Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Sastrosayono, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Sulthoni, A., dan Subyanto, 1980. Kunci Determinasi Serangga. Universitas Gajah mada, Yogyakarta.

Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengelolaan Kelapa Sawit. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Untung K., 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.


(50)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Untung K., 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. UGM-Press, Yogyakarta.

Tabel 8. Pembagian Status Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit

Serangga Hama Predator Parasitoid Tidak

Diketahui Coleoptera


(51)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Cicindelidae √ Dermestidae √ Carabidae √ Coccinelidae √ √

Cerambycidae √

Scarabacidae √

Gyrinidae √

Diptera

Stratiomydae √

Conopidae √

Sarcophagidae √ √ Chloropidae √ √

Empididae √

Omophronidae √

Mydidae √

Orthoptera

Blattidae √

Mantidae √ √ Acrididae √

Gryllidae √ √ Gryllotalpidae √

Lepidoptera

Aegerridae √

Pterophoridae √ Geometridae √ Noctuidae √

Hesperidae √

Pieridae √

Lycaenidae √ Liparidae √

Hymenoptera

Formicidae √

Andrenidae √

Ichneumonidae √

Hemiptera

Notonectidae √ Nabidae √ √

Gerridae √

Beritidae √

Araenida

Araneidae √

Lampiran 10. Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga

Serangga Afdeling 3 Afdeling 4 Afdeling 5

Coleoptera

Dytiscidae 0,008 0,042 0,074


(52)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Dermestidae 0,008 0,011 -

Carabidae 0,014 0,011 -

Coccinelidae 0,036 0,035 0,094

Cerambycidae - 0,028 -

Scarabacidae - 0,011 -

Gyrinidae - 0,097 0,109

Diptera

Stratiomydae 0,328 - 0,338

Conopidae 0,247 0,353 -

Sarcophagidae 0,026 - 0,233

Chloropidae 0,026 0,323 0,074

Empididae 0,014 0,042 0,032

Omophronidae - 0,042 -

Mydidae - 0,13 -

Orthoptera

Blattidae 0,059 0,162 0,257

Mantidae 0,014 0,035 -

Acrididae 0,036 0,059 0,196

Gryllidae 0,131 0,109 0,215

Gryllotalpidae - 0,02 -

Lepidoptera

Aegeridae 0,036 0,052 0,056

Pterophoridae 0,086 0,119 -

Geometridae 0,236 0,086 0,094

Noctuidae 0,086 0,102 0,109

Hesperidae 0,081 - -

Pieridae 0,014 0,035 0,094

Lycaenidae 0,026 - 0,074

Liparidae 0,014 - 0,032

Hymenoptera

Formicidae 0,224 0,195 0,187

Andrenidae 0,081 0,074 0,056

Ichneumonidae 0,014 0,052 -

Hemiptera

Notonectidae 0,255 0,028 0,074

Nabidae 0,21 0,114 -

Gerridae 0,081 0,028 -

Beritidae 0,045 0,028 -

Araenida

Araneidae 0,052 0,042 0,074

H 2,571 2,517 2,492

Lampiran 11. Contoh Analisa Data

Untuk Ordo Diptera, Family Stratiomydae pada Afdeling 3 1. Kerapatan Mutlak (KM) suatu jenis serangga


(53)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

KM = Jumlah Individu Jenis Serangga yang tertangkap Jumlah Penangkapan

KM = 169

2. Kerapatan Relatif (KR) suatu jenis serangga

KR = KM x 100% ∑ KM

KR = 169 x 100% = 20,96% 806

3. Frekuensi Mutlak (FM) suatu jenis serangga

FM = Jumlah ditemukan suatu jenis serangga Jumlah seluruh penangkapan

FM = 5

4. Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis serangga

FR = FM x 100% ∑ FM

FR = 5 x 100% 115

5. Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga

Hi = -∑ pi ln pi Hi = 0,328


(1)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

ekor. Dengan demikian maka jumlah individu tertinggi terdapat pada Afdeling 3.

2. Nilai indeks keragaman serangga yang tertinggi untuk setiap afdeling yaitu Afdeling 3 sebesar 2,571, Afdeling 4 sebesar 2,517, dan Afdeling 5 sebesar 2,492.

3. Dari beberapa perangkap yang digunakan, maka perangkap cahaya (Light trap) merupakan perangkap yang efektif menangkap serangga dibandingkan perangkap lainnya.

4. Kebanyakan jenis serangga yang tertangkap pada ketiga Afdeling adalah yang bersifat sebagai predator pada pertanaman kelapa sawit.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman serangga pada tanaman kelapa sawit berdasarkan fase pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hama penting dan musuh alami pada setiap afdeling.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 1992. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonimus, 2007a. Pokok Kelapa Sawit. Available on line at : http://ms.wikipedia.org/wiki/sawit (21 januari, 2007).


(2)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

, 2007b. Kelapa Sawit. Available on line at :

, 2007c. Revitalisasi Industri Kelapa Sawit Nasional. Available on line at :

, 2007d. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis : Kelapa Sawit. Available on line at : Borror, D. J. Triplehorn, C. A dan N, F. Johson, 1992. Pengenalan Pelajaran

Serangga Edisi ke-enam. Diterjemahkan oleh Soetiyono Partosoedjono, Msc. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Fauzi dkk, 2006. Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Kalshoven, L. G. E, 1981. The Pests Of Crops In Indonesia. PT. Ichtan Baru- Van Hoeve, Jakarta.

Krebs, 1978. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. Third Edition. Harper and Row Publisher, New York.

, 1989. Ecological Methodology. Harper and Row Publisher, New York. Michael, 1995. Metoda Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.

Terjemahan Yanti R. Koester. UI-Press, Jakarta.

Odum E. P., 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunders, Philadelphia.

Oka. I.n., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. UGM-Press, Yogyakarta.

Risza, 1994. Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Sastrosayono, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Sulthoni, A., dan Subyanto, 1980. Kunci Determinasi Serangga. Universitas Gajah mada, Yogyakarta.

Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengelolaan Kelapa Sawit. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Untung K., 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.


(3)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Untung K., 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. UGM-Press, Yogyakarta.

Tabel 8. Pembagian Status Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit

Serangga Hama Predator Parasitoid Tidak

Diketahui Coleoptera


(4)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Cicindelidae √

Dermestidae √

Carabidae √

Coccinelidae √ √

Cerambycidae √

Scarabacidae √

Gyrinidae √

Diptera

Stratiomydae √

Conopidae √

Sarcophagidae √ √

Chloropidae √ √

Empididae √

Omophronidae √

Mydidae √

Orthoptera

Blattidae √

Mantidae √ √

Acrididae √

Gryllidae √ √

Gryllotalpidae √

Lepidoptera

Aegerridae √

Pterophoridae √

Geometridae √

Noctuidae √

Hesperidae √

Pieridae √

Lycaenidae √

Liparidae √

Hymenoptera

Formicidae √

Andrenidae √

Ichneumonidae √

Hemiptera

Notonectidae √

Nabidae √ √

Gerridae √

Beritidae √

Araenida

Araneidae √

Lampiran 10. Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga

Serangga Afdeling 3 Afdeling 4 Afdeling 5

Coleoptera

Dytiscidae 0,008 0,042 0,074


(5)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

Dermestidae 0,008 0,011 -

Carabidae 0,014 0,011 -

Coccinelidae 0,036 0,035 0,094

Cerambycidae - 0,028 -

Scarabacidae - 0,011 -

Gyrinidae - 0,097 0,109

Diptera

Stratiomydae 0,328 - 0,338

Conopidae 0,247 0,353 -

Sarcophagidae 0,026 - 0,233

Chloropidae 0,026 0,323 0,074

Empididae 0,014 0,042 0,032

Omophronidae - 0,042 -

Mydidae - 0,13 -

Orthoptera

Blattidae 0,059 0,162 0,257

Mantidae 0,014 0,035 -

Acrididae 0,036 0,059 0,196

Gryllidae 0,131 0,109 0,215

Gryllotalpidae - 0,02 -

Lepidoptera

Aegeridae 0,036 0,052 0,056

Pterophoridae 0,086 0,119 -

Geometridae 0,236 0,086 0,094

Noctuidae 0,086 0,102 0,109

Hesperidae 0,081 - -

Pieridae 0,014 0,035 0,094

Lycaenidae 0,026 - 0,074

Liparidae 0,014 - 0,032

Hymenoptera

Formicidae 0,224 0,195 0,187

Andrenidae 0,081 0,074 0,056

Ichneumonidae 0,014 0,052 -

Hemiptera

Notonectidae 0,255 0,028 0,074

Nabidae 0,21 0,114 -

Gerridae 0,081 0,028 -

Beritidae 0,045 0,028 -

Araenida

Araneidae 0,052 0,042 0,074

H 2,571 2,517 2,492

Lampiran 11. Contoh Analisa Data

Untuk Ordo Diptera, Family Stratiomydae pada Afdeling 3 1. Kerapatan Mutlak (KM) suatu jenis serangga


(6)

Irna Rosalyn : Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III, 2007.

USU Repository © 2009

KM = Jumlah Individu Jenis Serangga yang tertangkap Jumlah Penangkapan

KM = 169

2. Kerapatan Relatif (KR) suatu jenis serangga KR = KM x 100%

∑ KM

KR = 169 x 100% = 20,96% 806

3. Frekuensi Mutlak (FM) suatu jenis serangga FM = Jumlah ditemukan suatu jenis serangga Jumlah seluruh penangkapan

FM = 5

4. Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis serangga FR = FM x 100%

∑ FM

FR = 5 x 100% 115

5. Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Hi = -∑ pi ln pi


Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Evaluasi Karakter Pertumbuhan Beberapa Varietas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery Pada Beberapa Komposisi Media Tanam Tanah Gambut

1 56 86

Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Di Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Berbagai Umur Tanaman Di PTPN III Kebun Huta Padang

0 37 81

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Media Kombinasi Gambut Dan Tanah Salin Yang Diaplikasi Tembaga (Cu) Di Pembibitan Utama

0 42 79

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Studi keanekaragaman serangga di Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineenis Jack.) di PTPN III, Huta Padang, Kabupaten Asahan

2 51 76

Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

6 115 51

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75