Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

i

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) TANAMAN MENGHASILKAN DI
ANGSANA ESTATE, PT LADANGRUMPUN SUBURABADI,
MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN
SELATAN

TRISNA PRIANDINI QOMAR
A24060697

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

ii

RINGKASAN

TRISNA PRIANDINI QOMAR. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate,
PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan. (Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH)

Kegiatan magang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang budidaya tanaman kelapa sawit sekaligus pengolahannya, memperoleh
pengalaman dan keterampilan kerja dalam pengelolaan kebun kelapa sawit baik
teknis maupun manajerial. Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah
mempelajari pengelolaan pemupukan tanaman kelapa sawit pada tanaman
menghasilkan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi pemupukan serta pengaruhnya terhadap produksi kelapa sawit.
Kegiatan magang dilaksanakan di Angsana Estate PT Ladangrumpun
Suburabadi, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
yang dimulai dari tanggal 15 Februari hingga 15 Juni 2010.
Metode yang digunakan selama kegiatan magang adalah bekerja langsung
menjadi karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan pendamping
asisten. Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
yaitu pengamatan terhadap waktu pemupukan, dosis pupuk, jenis pupuk, cara dan
tempat pemupukan serta pengamatan visual terhadap gejala defisiensi hara yang
diperoleh langsung di lapangan maupun diskusi dengan pihak kebun. Data

sekunder meliputi kondisi umum kebun, curah hujan, produksi dan produktivitas
tanaman, jumlah tenaga kerja, realisasi pemupukan dan data-data lain yang
membantu yang diperoleh dari arsip perusahaan.
Hasil kegiatan magang ini menunjukkan bahwa pemupukan di Angsana
Estate telah terealisasi dengan baik sesuai dengan budget yang telah ditetapkan
dan telah memenuhi konsep efektivitas tepat jenis dan tepat cara, tetapi belum
memenuhi konsep tepat waktu dan tepat dosis. Angsana Estate juga telah
memenuhi konsep efisiensi pemupukan yaitu efisien waktu, biaya dan tenaga

iii
kerja. Defisiensi hara pada tanaman kelapa sawit tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap produksi kelapa sawit karena pemberian pupuk telah
disesuaikan berdasarkan hasil analisis daun yang dilakukan oleh Minamas
Research Centre. Adanya selisih produktivitas Angsana Estate dengan standar
yang ada kemungkinan disebabkan oleh peubah-peubah selain pemupukan.

Fertilization Management in Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) of
Generating Plant at Angsana Estate, PT Ladangrumpun
Suburabadi, Minamas Plantation, District of Tanah Bumbu,
South Borneo

The internship was conducted at Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi,
District of Tanah Bumbu, South Borneo on February 15th to June 15th 2010. The
internship aims to increase knowledge about the cultivation of oil palm both
technical and managerial, in addition, an internship is to review the management
of oil palm crop fertilization on crop yield, analyze the factors that affect the
efficiency and effectiveness of fertilization and its influence on palm oil
production. Data collection was conducted on the collection of primary data and
secondary data. Primary data obtained by observation and analysis of the
efficiency (time, cost, and labor), effectiveness (the right time, right dose, right
type, and the right way), nutrient deficiency, the productivity of oil palm,
interviews with employees, foremen, and assistant. Secondary data obtained from
data given by the cation garden and library administration. The data obtained was
analyzed by qualitative descriptive method.
The outcomes of this internship showed that fertilization in Angsana Estate has
been realized with good accordance with the budget and in compliance with the
concept of the effectiveness of the right kind and proper manner, but has not met
the concept of timely and appropriate dosage. Angsana Estate also has met the
concept of fertilizer efficiency that is efficient time, cost and labor. Nutrient
deficiency in oil palm plantations do not provide significant effect on palm oil
production because fertilizer has been adjusted based on the results of leaf

analysis done by Minamas Research Centre. The existence of difference in
productivity Angsana Estate with existing standards may be caused by variables
other than fertilization.
Keyword : Efficiency, Effectiveness, Fertilization, Oil Palm Production

iv

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) TANAMAN MENGHASILKAN DI
ANGSANA ESTATE, PT LADANGRUMPUN SUBURABADI,
MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN
SELATAN

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Trisna Priandini Qomar
A24060697


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

v
Judul

: MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) TANAMAN
MENGHASILKAN DI ANGSANA ESTATE,
PT LADANGRUMPUN SUBURABADI,
MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU,
KALIMANTAN SELATAN

Nama

: TRISNA PRIANDINI QOMAR

NRP


: A24060697

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS
NIP 19570711 198111 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr
NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal persetujuan :

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya, 21 Februari 1988, adalah anak pertama
dari tiga bersaudara dari Bapak Qomarrudin Syafi’I dan Ibu Priandayani. Pada
tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Ketabang V
Surabaya. Kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan di
SLTP Negeri 1 Blitar. Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA
Negeri 1 Blitar, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
tinggi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Pada semester 3, penulis
masuk ke Departemen Agronomi dan Hortikultura.
Selama kuliah penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa
Agronomi (Himagron) yaitu menjadi staf departemen pengembangan sumber daya
manusia (PSDM) pada periode 2008 dan menjadi koordinator departemen
pengembangan sumber daya manusia (PSDM) pada periode 2009. Penulis juga
aktif menjadi panitia kegiatan-kegiatan kemahasiswaan seperti: Masa Perkenalan
Departemen 2008 dan 2009, Festival Tanaman XXIX dan XXX, seminar
ketenagakerjaan 2009, Training Organisasi Profesi 2009, Rapat Umum Himagron,
Bubar akbar AGH 2009 dan panitia pemilihan raya BEM A. Selain itu, penulis
juga melaksanakan Kuliah Kerja Profesi di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara,
Tegal dan untuk menambah wawasan serta pengalaman, penulis juga pernah
menjalani magang di Kurnia Strawberry di Ciwidey, Bandung.
Tugas akhir di perguruan tinggi penulis selesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul “Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Tanah
Bumbu, Kalimantan Selatan”.

vii

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat, hidayah dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Tanah
Bumbu, Kalimantan Selatan”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Papa, mama, adik-adikdan semua keluarga yang telah memberi dukungan,
doa dan kasih sayangnya selama ini.
2. Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS sebagai dosen pembimbing skripsi, Dr. Desta
Wirnas, SP. MSi sebagai dosen pembimbing akademik dan seluruh staf
serta pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura atas bimbingannya.

3. Dr. Ir. Hariyadi, MS dan Dr. Ir. Ade Wachjar, MS selaku dosen penguji
yang telah menguji penulis dan memberikan kritik serta saran dalam
penyempurnaan skripsi ini.
4. Bp. Masziwa Bachrum selaku General manager, Bp. Iwan Dharmawan
selaku Estate manager, Bp. Agus Setiyawan selaku Kasi Administrasi,
Bp. Syahnan selaku Asisten Kepala, Bp. Iwan Nuriyanto dan Bp. A. Isa
Almasih selaku Asisten Kebun serta Bp. Trijono atas semua bimbingan,
perhatian dan dukungannya.
5. Seluruh staf kantor besar, mandor, kerani panen, kerani divisi serta semua
karyawan Angsana Estate atas bimbingan dan dukungannya.
6. Oktavia, Rahayu L, Dian Oct., Stevanny, Yani, Anggin, Novia, Andari,
Desi, Kak Haryo, Hari, Maulana, Agus dan seluruh keluarga besar AGH
atas kebersamaannya.
Bogor, November 2010

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ................. ......................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

x

PENDAHULUAN ......................................................................................

1

Latar Belakang ..................................................................................
Tujuan ...............................................................................................

1
2

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................


4

Syarat Tumbuh .................................................................................
Pemeliharaan Tanaman .....................................................................

4
5

BAHAN DAN METODE ...........................................................................

10

Tempat dan Waktu............................................................................
Metode Pelaksanaan .........................................................................
Pengumpulan Data dan Informasi ....................................................

10
10
10

KEADAAN UMUM ...................................................................................

13

Letak Wilayah Administratif ............................................................
Keadaan Iklim dan Tanah .................................................................
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ................................................
Keadaan Tanaman dan Produksi ......................................................
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ........................................
Fasilitas Kesejahteraan Karyawan ....................................................

13
13
14
15
16
17

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ..............................................

20

Aspek Teknis ....................................................................................
Aspek Manajerial ..............................................................................

20
54

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................

57

Efektivitas Pemupukan .....................................................................
Efisiensi Pemupukan ........................................................................
Defisiensi Hara .................................................................................
Produktivitas .....................................................................................

57
65
70
73

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................

76

Kesimpulan .......................................................................................
Saran .................................................................................................

76
77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

78

LAMPIRAN ................................................................................................

80

ix

DAFTAR TABEL
Nomor
1.

Halaman
Kisaran Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan
pada Tanah Mineral ................................................................

7

Populasi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di
Angsana Estate ........................................................................

16

3.

Produksi dan Produktifitas Angsana Estate Tahun 2004-2009 ........

16

4.

Data Karyawan Angsana Estate .......................................................

19

5.

Jenis Pupuk yang Digunakan di Angsana Estate Tahun 20092010 .........................................................................................

41

6.

Dosis Pupuk untuk TBM Pada Tanah Oxisol ..................................

41

7.

Prestasi Kerja Penulis Sebagai Penabur Pupuk ................................

42

8.

Realisasi Pemupukan Angsana Estate Periode Juli 2009 – Mei
2010 .........................................................................................

59

Data Pengamatan Tepat Dosis pada Tiga Orang Penabur ................

61

10. Pengamatan Waktu Terhadap Penabur Dengan Pelangsir dan
Tanpa Pelangsir........................................................................

66

11. Kandungan Hara Pupuk Angsana Estate Tahun 2009-2010 ............

68

12. Prestasi Kerja Penabur Pupuk Angsana Estate ................................

69

13. Realisasi Pemupukan Tahun 2009 dan Pengamatan Visual
Defisiensi Hara ........................................................................

71

14. Rata-rata Produktivitas Tanaman Angsana Estate tahun 2005Maret 2010 Berdasarkan Umur Tanaman ................................

73

15. Hasil Uji-t Parsial .............................................................................

74

2.

9.

x

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.

Halaman
Aplikasi JJK (a) Pemuatan JJK Menuju Titik Aplikasi, (b) Titik
Aplikasi JJK.........................................................................

21

2.

Aplikasi POME (a) Aplikasi POME, (b) Flatbed .........................

23

3.

Buffer Zone ....................................................................................

28

4.

Alat Pelindung Diri Tim Semprot Angsana Estate .......................

29

5.

Penyemprotan Piringan .................................................................

31

6.

Aplikasi Pengendalian Gulma Secara Kimia (a) Tim Semprot
Memasuki Blok, (b) Penyemprotan Anak Kayu ................

32

Pengeceran Pupuk (a) Pemuatan Pupuk, (b) Pengeceran dari
Kendaraan ............................................................................

37

Sarana dan Prasarana Tim BMS (a) Rumah Pupuk, (b) Alat
Pelindung Diri, (c) Pembagian Ekstra Fooding ..................

38

Antrian Pagi (a) Antrian Pagi Asisten Divisi dengan Para
Mandor (b) Antrian Pagi Mandor Pupuk dengan
Karyawan Pupuk .................................................................

39

Penaburan Pupuk (a) Penabur Mengisi Bin Pupuk
(b) Penaburan Pupuk di Bibir Piringan ...............................

40

Pengumpulan Karung Bekas (a) Penggulungan Karung,
(b) Gulungan Karung Eks di Sudut Blok ............................

43

Beneficial Plants. (a) Euphorbia heterophylla, (b) Cassia
cobanensis, (c) Antigonon leptopus, (d) Turnera
subulata ...............................................................................

45

13. Burung Hantu (Tyto alba) ..............................................................

47

7.
8.
9.

10.
11.
12.

14.
15.
16.

Kegiatan Panen. (a) Pemotongan Buah, (b) Penakaran
Brondolan di TPH................................................................

53

Grafik Curah Hujan Angsana Estate Periode Juli 2009 - Mei
2010 .....................................................................................

58

Defisiensi Hara di Angsana Estate (a) Defisiensi Mg,
(b) Defisiensi B, (c) Defisiensi K ........................................

72

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.

2.

Halaman
Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas
di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi,Minamas
Plantation, Kec. Angsana, Kab. Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan....................................................................................

81

Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di
Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas
Plantation, Kec. Angsana, Kab. Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan ...................................................................................

84

Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten di
Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas
Plantation, Kec. Angsana, Kab. Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan ...................................................................................

86

4.

Peta Wilayah Angsana Estate.........................................................

88

5.

Curah Hujan Angsana Estate Tahun 1999-2009 ............................

89

6.

Peta Area Angsana Estate ..............................................................

90

7.

Struktur Organisasi Angsana Estate ...............................................

92

8.

Hasil Pengamatan Tepat Tempat ....................................................

93

9.

Rencana Anggaran Biaya Angsana Estate Juli 2009-Juni 2010 ....

94

10.

Analisa Biaya Pemupukan Periode Juli 2008 – Juni 2009 dan
Periode Juli 2009 – Maret 2010 ............................................

96

Realisasi Pemupukan Angsana Estate Tahun 2002-2009 ..............

98

3.

11.

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas
ekspor non migas yang menjadi prioritas utama dalam meningkatkan devisa
negara. Sejak tahun 2006 hingga tahun 2008, Indonesia menjadi negara penghasil
minyak kelapa sawit terbesar di dunia kemudian diikuti oleh Malaysia pada urutan
kedua (Ditjenbun, 2009). Pahan (2008) menyatakan bahwa lebih dari 85% pasar
dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia.
Kelapa sawit dapat diolah menjadi minyak sawit yang biasa dikenal
sebagai Crude Palm Oil (CPO) yang berasal dari daging buah dan Palm Kernel
Oil (PKO) yang berasal dari inti sawit. Kedua jenis minyak tersebut dapat diolah
menjadi berbagai macam produk olahan seperti mentega, minyak goreng,
kosmetik, sabun dan detergen. Selain itu, kelapa sawit juga dapat digunakan
sebagai biodiesel yang merupakan subtitusi bahan bakar minyak bumi
(Setyamidjaja, 2006).
Manfaat minyak sawit yang cukup beragam tersebut menyebabkan
meningkatnya konsumsi minyak sawit sehingga juga meningkatkan permintaan
produksi minyak sawit. Peningkatan konsumsi minyak sawit tersebut dapat
diketahui dari semakin meningkatnya volume ekspor minyak sawit pada setiap
tahun. Minyak sawit pada tahun 2005 diekspor dengan volume 11 418 987 ton
senilai US$ 4 344 303 dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan yang besar
yaitu dengan volume ekspor sebesar 18 141 006 ton senilai US$ 14 110 229
(Ditjenbun, 2009).
Peningkatan produksi minyak sawit harus diimbangi oleh pertambahan
luas areal perkebunan kelapa sawit dan peningkatan produksi tandan buah segar
(TBS). Data luas areal dan produksi perkebunan kelapa sawit Indonesia tahun
2005-2008 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2005 luas
areal perkebunan kelapa sawit Indonesia adalah 5 453 817 ha dengan produksi
CPO sebesar 11 861 615 ton dan mengalami peningkatan luas areal menjadi

2
7 363 847 ha dengan produksi CPO 17 539 788 ton pada tahun 2008 (Ditjenbun,
2009).
Menurut Pahan (2008), pemupukan merupakan salah satu kegiatan
pemeliharaan tanaman yang memberi kontribusi besar dalam meningkatkan
produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang
sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan
tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan resistensi
tanaman

terhadap

penyakit

dan

pengaruh

lingkungan

yang

kurang

menguntungkan. Selain itu, pemupukan juga bermanfaat untuk melengkapi
persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan
produksi yang maksimal dapat tercapai.
Pemupukan harus dikelola dengan baik sehingga dapat menjamin
tercapainya tujuan pemupukan, karena biaya pemupukan merupakan salah satu
komponen biaya produksi yang besar. PPKS (2003) menyatakan bahwa biaya
pemupukan di perkebunan kelapa sawit mencapai kurang lebih 30% dari total
biaya produksi atau sekitar 40%-60% dari total biaya pemeliharaan. Oleh karena
itu, pemupukan harus dilakukan secara efektif dan efisien.
Efektivitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk
yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara
pupuk diserap tanaman. Efektivitas pemupukan meliputi prisip 4T yaitu: tepat
waktu, tepat dosis, tepat jenis dan tepat cara. Efisiensi pemupukan berkaitan
dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja dan upah) dengan tingkat
produksi yang dihasilkan.

Tujuan
Kegiatan

magang

secara

umum

bertujuan

untuk

meningkatkan

pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit sekaligus pengolahannya,
memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam pengelolaan kebun kelapa
sawit baik teknis maupun manajerial.

3
Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah mempelajari pengelolaan
pemupukan tanaman kelapa sawit pada tanaman menghasilkan, menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pemupukan serta
pengaruhnya terhadap produksi kelapa sawit.

4

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman hutan yang dibudidayakan.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika basah kawasan
khatulistiwa di sekitar 12˚LU - 12˚LS dengan iklim Af dan Am menurut sistem
klasifikasi Koppen, maupun kelas iklim A, B dan C menurut sistem SchmidthFerguson pada ketinggian 0 - 500 m di atas permukaan laut (dpl). Jumlah hujan
yang

baik

(optimum)

untuk

budidaya

tanaman

kelapa

sawit

adalah

2 000 – 2 500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun serta tidak defisit air (Lubis,
2008).
Temperatur yang optimum yaitu 24 – 28˚C, minimum 18˚C dan
maksimum 32˚C. Kecepatan angin 5 – 6 km/jam sangat baik untuk membantu
proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan membuat tanaman yang
baru menjadi rebah (Lubis, 2008).
Menurut Setyamidjaja (2006), kelapa sawit menghendaki kelembaban
udara sekitar 80% dan penyinaran matahari yang cukup. Kelapa sawit yang tidak
mendapat sinar matahari cukup, pertumbuhannya akan terhambat, produksi bunga
betina menurun dan gangguan hama/penyakit meningkat. Lama penyinaran yang
dibutuhkan oleh kelapa sawit adalah 5-7 jam per hari. Lama penyinaran ini
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat asimilasi, tingkat pembentukan
bunga (sex ratio) serta produksi buah. Selain itu, jenis tanah juga berpengaruh
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Kelapa sawit dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah. Jenis tanah yang baik untuk kelapa sawit
adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, alluvial dan
organosol/gambut.
Lubis (2008) menyatakan bahwa derajat keasaman (pH) tanah sangat
terkait dengan ketersediaan hara yang diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat
tumbuh pada pH 4.0 – 6.0, tetapi pH optimumnya berada antara 5.0 – 5.6. Tanah
dengan pH rendah dapat ditingkatkan derajat kemasamannya dengan cara

5
pengapuran. Tanah ini biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah
gambut.

Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan
(TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam
pemeliharaan tanaman baik TBM dan TM yaitu: konsolidasi, pemeliharaan jalan,
benteng, teras, parit, penyisipan tanaman, pengendalian gulma, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, kastrasi serta penunasan pelepah.

Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan tanaman untuk
menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif
tanaman yang sehat dan produksi tandan buah segar (TBS) secara maksimum dan
ekonomis serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pemupukan yang baik
mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai
dengan kelas kesesuaian lahannya (Sutarta et al., 2003). Poeloengan et al. (2003)
menyatakan bahwa pemupukan dalam suatu usaha perkebunan kelapa sawit
merupakan

salah

satu

usaha

perawatan

tanaman

untuk

meningkatkan

pertumbuhan dan potensi produksi. Ditinjau dari segi biaya, pemupukan menjadi
sangat penting karena usaha tersebut memerlukan biaya sebesar 40 – 60 % dari
biaya pemeliharan tanaman atau sekitar 30 % dari total biaya produksi.
Menurut Pahan (2008), strategi pemupukan kelapa sawit yang baik harus
mengacu pada konsep efektivitas dan efisiensi yang maksimum. Selanjutnya
Sutarta (2002) menambahkan bahwa pemupukan yang ideal harus berprinsip pada
4 T yaitu: tepat jenis pupuk, tepat dosis, tepat cara aplikasi dan tepat waktu
aplikasi.

6
Pupuk
Menurut PPKS (2005), jenis pupuk dibagi berdasarkan kelompoknya
yaitu:
Makro

N, P, K, Ca

Mikro

B, fe, Cu, Zn

Kelompok

Hara
Jumlah
Unsur

Bentuk

Padat

Tunggal

1 unsur

Majemuk

3 unsur

Prill
Tablet

Pupuk Tablet
Pupuk Cair

Cair
Organik

Urea

Binatang

Pupuk
Kandang

Tanaman

Kompos

Asal
Mikro Bio
Alam/
Tambang

Pupuk

Pelepasan

Sintesis

TSP, Urea

Lambat
Larut

RP, Dolomit

Cepat Larut

Biotik/
Abiotik

Mineral
Biofertilizer

Sifat

RP, KCl

TSP, Urea
Pupuk in
Organik
Pupuk Organik

Asam

ZA, Kieserit

Netral

MOP

Basa

RP, Dolomit

7
Dosis Pemupukan
Siahaan dan Buma (1992) menyatakan bahwa untuk mengetahui dosis
pupuk yang harus ditambahkan ke dalam tanah yaitu dengan mempertimbangkan
jumlah hara yang diserap tanaman, status hara dalam daun, hara yang terangkut
bersama hasil panen, hara yang kembali ke tanah, hara yang hilang dari zona
perakaran dan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara. Selain itu, juga
dapat mempertimbangkan data agronomi tanaman (mencakup pertumbuhan,
produksi dan gangguan hama/penyakit), data hasil percobaan pemupukan (kalau
ada) dan pelaksanaan pemupukan sebelumnya. Kisaran dosis pemupukan tanaman
kelapa sawit menghasilkan pada tanah mineral dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kisaran Dosis Pemupukan Tanaman
Menghasilkan pada Tanah Mineral
Kelompok
Umur (tahun)
Urea
3-5
2.00
6-13
2.75
14-20
2.50
21-25
1.75
Sumber: Lubis (2008)

Jenis dan Dosis Pupuk (kg/pohon)
SP-36
MOP
Kieserite
1.50
1.50
1.00
2.25
2.25
1.50
2.00
2.00
1.50
1.25
1.25
1.00

Kelapa

Sawit

Jumlah
6.00
8.75
7.75
5.25

Menurut Riwandi (2002), tanaman kelapa sawit membutuhkan pupuk N, P
dan K yang sangat banyak sehingga diperlukan takaran pupuk yang tepat dan
optimal. Sementara itu berdasarkan analisis tanah dan daun yang telah dilakukan,
diperoleh hasil bahwa tanaman kelapa sawit memerlukan koreksi takaran pupuk
yang akan diberikan. Namun, takaran pupuk tersebut hanya berlaku 1 tahun
sehingga setiap tahun harus dilakukan analisis ulang tentang tanah dan daun untuk
menentukan takaran pupuk yang tepat bagi tanaman kelapa sawit. Kebutuhan
pupuk untuk setiap lokasi berbeda-beda, bergantung dari kondisi lokasi terebut.
Secara umum terdapat dosis optimal untuk pemupukan tanaman kelapa sawit.
Mangoensoekarjo dan Semangun (2007) menyatakan bahwa gejala
kekahatan salah satu unsur hara dapat dideteksi secara visual pada daun. Hal ini
merupakan indikasi bahwa tanaman menderita defisiensi unsur hara tertentu.
Menurut para ahli, gejala visual tersebut baru timbul pada tingkat kekahatan yang

8
cukup lanjut. Pada tingkat kekahatan yang lebih ringan, tanaman belum
menunjukkan gejala pada daun, tetapi sebenarnya tanaman sudah menderita
kekurangan,

tanaman

tidak

tumbuh

optimal

dan

dengan

demikian

produktivitasnya juga tidak optimal (berada dalam kondisi suboptimum).

Tempat dan Cara Penyebaran Pupuk
Menurut Hakim (2007), tempat penyebaran pupuk adalah tempat dimana
pupuk dapat ditaburkan yaitu di dalam bokoran yang bersih dari gulma. Sebelum
kegiatan pemupukan dilakukan pencampuran pupuk, apabila ada jenis pupuk yang
tidak boleh dicampur maka tempat penaburannya harus dipisahkan atau paling
tidak ada jarak sekitar 12 hari antara aplikasi pupuk yang satu dengan pupuk
lainnya.
Hakim (2007) menambahkan bahwa tempat penyebaran pupuk pada
tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan umur 1 bulan sampai pelepah
menutupi bokoran adalah seluruh tempat di bokoran, kecuali Rock Phosphate
yang harus ditaburkan di luar bokoran, di atas penutup tanah. Cara tersebut juga
dilakukan pada TBM yang pelepahnya sudah melewati bokoran. Tempat
penaburan pupuk pada tanaman yang sudah menghasilkan (TM) dibedakan
berdasarkan sifat masing-masing pupuk yaitu: (a) nitrogen sebaiknya ditaburkan
antara batang tanaman sampai ujung bokoran, (b) P2O5 dan MgO (phosphate dan
magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari tanaman sampai ujung bokoran.
Namun, apabila Rock Phosphate yang digunakan, maka tempat penaburan pupuk
adalah di gawangan di pinggir rumpukan pelepah.

Cara Pemupukan
Menurut Hakim (2007) ada beberapa cara pemupukan pada kelapa sawit
yang biasa digunakan yaitu:
a) Surface application (top dressing, broadcast atau disebar di atas tanah
langsung)

9
b) Furrow application (di dalam rorak-rorak/ di pinggir guludan)
c) Sub soil placement (pocket/ dibenam)
d) Soil injection (dimasukkan ke dalam tanah, biasanya dalam bentuk cairan)
e) Stem injection (langsung dimasukkan ke dalam batang/ kambium sedikit demi
sedikit)
f) Nutritional spray (follar spray/melalui daun)

Waktu Pemupukan
Pemupukan akan efektif dilaksanakan jika tanah mengandung air yaitu
pada awal musim hujan atau akhir musim hujan. Pada saat musim hujan tidak
dianjurkan dilakukan pemupukan karena zat hara akan mengalir (run off) ke
tempat yang lebih rendah dan ke sungai. Pagi sampai siang hari merupakan waktu
yang optimal untuk aplikasi pemupukan di lapangan.
Idealnya aplikasi pemupukan dilaksanakan pada saat akar dalam kondisi
baik, artinya tanah dalam keadaan lembab atau basah. Pada musim yang
kemaraunya di bawah 3 bulan, pemupukan dapat dilaksanakan kapan saja dengan
frekuensi di atas 2 kali per tahun. Pada daerah dengan musim kemarau di atas
3 bulan, aplikasi pemupukan harus disesuaikan dengan kondisi perakaran kelapa
sawit (Hakim, 2007).

10

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Kegiatan magang ini dilaksanakan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun
Suburabadi, Minamas Plantation, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
dimulai pada tanggal 15 Februari 2010 sampai 15 Juni 2010.

Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang yang dilaksanakan penulis adalah kegiatan teknis di
lapangan dan kegiatan manajerial baik di perkebunan maupun di kantor. Kegiatankegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan waktu dan jadwal yang ditentukan oleh
pihak perkebunan.
Kegiatan yang telah dilakukan oleh penulis adalah sebagai karyawan
harian lepas (KHL) selama dua bulan (Lampiran 1), kemudian sebagai
pendamping mandor selama sebulan (Lampiran 2) dan sebagai pendamping
asisten (Lampiran 3).
Kegiatan teknis di lapangan yang dilakukan penulis meliputi kegiatan
pemeliharaan dan kegiatan panen. Kegiatan pemeliharaan meliputi kegiatan
pemupukan organik dan anorganik, pengendalian gulma secara kimia dan manual
serta buka piringan pada tanaman belum menghasilkan (TBM). Kegiatan panen
yang diikuti oleh penulis adalah menjadi pengumpul brondolan kelapa sawit
(picker).

Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis meliputi pengambilan data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh
secara langsung melalui pengamatan yang dilakukan oleh penulis di lapangan
maupun diskusi langsung dengan KHL, mandor dan asisten kebun. Data primer

11
meliputi efektivitas pemupukan (tepat waktu, dosis, jenis dan cara), efisiensi
pemupukan (efisiensi waktu, biaya dan tenaga kerja) dan defisiensi hara.
Data sekunder diperoleh dari data kebun yang diberikan oleh kasi
administrasi kebun dan studi pustaka. Data sekunder yang diperoleh yaitu data
curah hujan, rekomendasi pemupukan 2009-2010, struktur organisasi, data
ketenagakerjaan, peta area, historis pemupukan dan historis produksi. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berikut adalah
rincian pengumpulan data primer oleh penulis:
1. Efektivitas pemupukan:
a. Ketepatan waktu pemupukan
Data primer ini penulis peroleh dengan mengamati waktu realisasi
pemupukan kemudian menganalisisnya berdasarkan data curah hujan
Juli 2009 - Mei 2010.
b. Ketepatan dosis pupuk
Data primer ini diperoleh dengan mengamati jumlah pokok yang dipupuk
oleh penabur dalam tiga karung pupuk. Penabur yang diamati sebanyak
tiga orang.
c. Ketepatan jenis pupuk
Penulis mendapatkan data primer ketepatan jenis pupuk dengan
melakukan pengamatan di lapangan kemudian membandingkan dengan
standar kebun.
d. Ketepatan cara pemupukan
Data diperoleh dengan mengambil sampel masing-masing 10 tanaman dari
5 jalur tanaman tiap blok pengamatan. Ada tiga blok pengamatan.
2. Efisiensi pemupukan:
a. Efisiensi waktu
Data primer penulis peroleh dengan melakukan perhitungan waktu
terhadap pelaksanaan pemupukan dengan menggunakan pelangsir dan
membandingkan dengan waktu pelaksanaan pemupukan tanpa pelangsir.

12
b. Efisiensi biaya
Data primer diperoleh dengan melakukan analisis terhadap biaya
pemupukan periode Juli 2008 - Juni 2009 dan membandingkan dengan
biaya pemupukan periode Juli 2009 - Juni 2010.
c. Efisiensi tenaga kerja
Data primer untuk parameter ini, penulis peroleh dengan menghitung
prestasi kerja pemupuk kemudian dibandingkan dengan standar kerja yang
telah ditetapkan oleh kebun.
3. Defisiensi hara
Pengamatan gejala defisiensi hara dilakukan pada tiga blok pengamatan
dengan mengambil 170 tanaman/blok. Penulis melakukan pengamatan secara
visual dari gejala-gejala defisiensi hara yang muncul pada tanaman.

13

KEADAAN UMUM

Letak Wilayah Administratif
Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit
PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak
perusahaan dari PT Minamas Gemilang, di bawah Sime Darby Group. Selain
ASE, PT LSI juga membawahi Gunung Sari Estate (GSE) dan pabrik kelapa sawit
(PKS) yang bernama Angsana Factory. Angsana Estate (ASE) ini terletak di Desa
Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan
Selatan dengan jarak 240 km dari Banjarbaru. Secara geografis, perkebunan ASE
berbatasan dengan Kebun Hutan Tanaman Industri (HTI) di sebelah utara, di
sebelah timur berbatasan dengan Sungai Sebamban, di sebelah selatan berbatasan
dengan Gunung Sari Estate dan di sebelah barat berbatasan dengan Kebun
PT Buana Karya Bakti (BKB). Peta wilayah ASE dapat dilihat pada Lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah
Rata-rata curah hujan tahunan Angsana Estate dalam kurun waktu tujuh
tahun terakhir (1999-2009) adalah 2 400 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata
123 hari. Data curah hujan selama tujuh tahun terakhir dapat dilihat pada
Lampiran 5. Curah hujan tertinggi umumnya terjadi pada bulan April (rata-rata
294 mm), sedangkan curah hujan terendah biasa terjadi pada bulan September
dengan rata-rata curah hujan sebesar 104 mm. Menurut kelas iklim SchmidthFerguson, keadaan iklim di Angsana Estate termasuk dalam tipe iklim B, yaitu
daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropika.
Berdasarkan hasil analisis tanah yang dilakukan oleh Minamas Research
Centre (MRC) pada tahun 2008, diketahui bahwa tanah Angsana Estate tergolong
ke dalam ordo oxisol, memiliki tekstur berpasir dengan kandungan besi-besi
(plintit/petroferric) yang tinggi, dengan seri tanah MM-18 Petroferric Hapludox
dan MM-19 Plinthic Hapludox. Ciri-ciri seri tanah MM-18 Petroferric Hapludox

14
adalah memiliki regim kelembaban Udik (tidak pernah kering selama 90 hari
kumulatif setiap tahun pada kedalaman 10 – 90 cm dari permukaan tanah) dan
pada kedalaman  125 cm terdapat kontak petroferik (lapisan hasil akumulasi
sesquioksida atau Fe-oksida yang mengeras seperti batu). Ciri-ciri MM-19
Plinthic Hapludox adalah memiliki regim kelembaban Udik (tidak pernah kering
selama 90 hari kumulatif setiap tahun pada kedalaman 10 – 90 cm dari permukaan
tanah) dan pada kedalaman  125 cm mempunyai  1 horison yang mengandung
plintit (karatan-karatan besi yang telah mengeras seperti kerikil) sebesar  0.5
volumenya atau kontinyu.
Areal Angsana Estate Estate memiliki kondisi topografi yang bervariasi
yaitu kemiringan 8-15 % seluas 1 855 ha dan kemiringan 15-20 % seluas 389 ha
untuk seri tanah MM-18 Petroferric Hapludox yang mencakup 71% dari luas
kebun, sedangkan kemiringan 3-8 % seluas 903 ha untuk seri tanah MM-19
Plinthic Hapludox yang mencakup 29 % dari luas kebun. Derajat kemasaman
tanah (pH) Angsana Estate Estate adalah 4.55-4.58. Menurut Badan Pusat
Statistik Kabupaten Tanah Bumbu (2007), Angsana Estate memiliki ketinggian
tempat 15 m di atas permukaan laut (dpl) dan suhu rata-rata tahunan berkisar
antara 28–32oC. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit,
Angsana Estate tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) yaitu pada seri
tanah MM-19 Plinthic Hapludox dan kelas S3 (kurang sesuai/moderately suitable)
pada seri tanah MM-18 Petroferric Hapludox.

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Angsana Estate (ASE) mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total
luas lahan sebesar 3 250 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman
adalah 3 033 ha yaitu 2 506 ha untuk tanaman menghasilkan (TM) dan 527 ha
untuk tanaman belum menghasilkan (TBM). Selanjutnya, 52 ha lahan digunakan
untuk pabrik kelapa sawit, 119 ha untuk emplasemen, jalan, jembatan dan
prasarana lain serta 46 ha lahan yang berbentuk bukit, sungai dan lembah.

15
ASE terdiri atas 83 blok yang terbagi menjadi tiga divisi yaitu Divisi I,
Divisi II dan Divisi III. Divisi I dengan luas areal yang ditanam seluas 991 ha
yang terdiri dari 33 blok yaitu Blok A026 sampai Blok A036, Blok A26 sampai
Blok A36 dan Blok B26 sampai Blok B36. Divisi II dengan luas areal yang
ditanam 826 ha yang terdiri dari 28 Blok yaitu Blok C24 sampai Blok C36 dan
Blok D24 sampai Blok D38. Divisi III merupakan divisi yang paling luas areal
tanamnya yaitu 1 216 ha yang terdiri dari 49 Blok yaitu Blok A0 14 sampai
A0 25, Blok A14 sampai Blok A25, Blok C14 sampai C25, Blok D21, D22 dan
Blok D23. Peta areal perkebunan Angsana Estate ini dapat dilihat pada Lampiran
6.

Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Angsana Estate adalah
varietas Tenera, hasil persilangan Dura dan Pisifera, yang berasal dari Tenera
Marihat (PPKS), Tenera Socfindo dan Tenera Guthrie. Umumnya pada TM
didominasi oleh varietas Tenera Marihat (PPKS) dan Tenera Socfindo, sedangkan
pada TBM didominasi oleh varietas Tenera Guthrie. Pola tanam yang digunakan
untuk penanaman kelapa sawit di Angsana Estate adalah pola tanam segitiga sama
sisi dengan ukuran 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan standar populasi
136 tanaman/ha. Perubahan jumlah populasi tanaman disebabkan oleh serangan
penyakit yang menyebabkan tanaman mati, roboh, tersambar petir dan terkena
longsor. Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam yang ada di
Angsana Estate terlihat pada Tabel 2.
Tanaman kelapa sawit di Angsana Estate ditanam pada beberapa tahun
tanam yaitu untuk TM ditanam pada tahun 1996 (630 ha), tahun tanam 1998
(1 605 ha), tahun tanam 1999 (187 ha) dan tahun tanam 2000 (84 ha), sedangkan
untuk TBM ditanam pada tahun tanam 2006 (308 ha), tahun tanam 2007 (182 ha)
dan tahun tanam 2008 (37 ha). Produksi dan produktivitas Angsana Estate tahun
2004-2009 disajikan pada Tabel 3.

16
Tabel 2. Populasi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di
Angsana Estate
Tahun
Tanam

Luas
(ha)

Divisi I
Jumlah
Tanaman

Luas
(ha)

Divisi II
Jumlah
Tanaman

Luas
(ha)

Divisi III
Jumlah
Tanaman

1. TM
1996

-

-

332

43 860

298

37 951

1998

482

64 934

492

66 510

629

81 937

1999

19

2 516

-

-

168

22 067

84

10 646

1179

152 601

37

4 518

2000

-

-

-

-

501

67 450

826

110 370

2006

271

28 114

-

-

2007

182

23 102

-

-

-

-

2008

37

5 013

-

-

-

-

sub total

490

56 229

-

-

sub total
2. TBM

total
991
179 908
826
Sumber: Kantor Besar ASE (Februari, 2010)

110 370

37

4 518

1216

161 637

Tabel 3. Produksi dan Produktifitas Angsana Estate Tahun 2004-2009
Tahun

Produksi
(ton)

Produktivitas
(ton/ha)

2004

26 954

10.85

7.01

2005

40 294

16.22

9.72

2006

46 982

18.91

11.92

2007

43 937

17.69

13.16

2008

42 977

17.30

15.78

2009

52 023

20.84

17.64

Berat Janjang Rata-rata (kg)

Sumber: Kantor Besar Angsana Estate (Mei, 2010)

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Angsana Estate (ASE) dipimpin oleh seorang Estate

manager yang

bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan perkembangan kebun yang
dipimpinnya. Estate manager memiliki wewenang untuk mengkoordinir kebun
yang dikelolanya serta mengambil setiap keputusan kegiatan operasional kebun.

17
Estate manager dalam melaksanakan kinerjanya dibantu oleh staf-staf kebun,
yaitu; kepala seksi (kasi) administrasi, senior asisten, asisten kebun dan dokter.
Kasi bertanggungjawab terhadap semua urusan administrasi kebun dan bersama
dengan senior asisten bertugas mengelola gudang. Kasi administrasi membawahi
para karyawan kantor besar. Struktur organisasi Angsana Estate dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Senior asisten biasa disebut asisten kepala (askep) bertugas untuk
mengelola emplasemen, traksidan gudang (bersama dengan kasie) serta
mengorganisasikan para asisten divisi. Selain itu, askep juga menjadi
penanggungjawab sementara kebun apabila Estate manager sedang tidak berada
di kebun. Dokter bertugas memeriksa dan mengobati karyawan yang sakit dan
melahirkan. Asisten divisi bertanggung jawab terhadap semua kegiatan, baik
kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional yang ada di divisi yang
dipimpinnya. Dalam melaksanakan pekerjaannya, asisten divisi dibantu oleh
mandor dan kerani divisi. Mandor bertugas mengorganisir dan mengawasi kinerja
karyawan kebun, sedangkan kerani divisi bertugas mengurus seluruh kegiatan
administrasi di lapangan.
Status karyawan di Angsana Estate terdiri atas karyawan staf dan
karyawan non staf. Karyawan staf meliputi Estate manager, kasi administrasi,
senior asisten dan asisten divisi, sedangkan karyawan non staf meliputi karyawan
kantor besar, karyawan traksi, karyawan divisi dan karyawan harian.

Fasilitas Kesejahteraan Karyawan
Angsana Estate memberikan fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan para
karyawannya. Fasilitas tersebut berupa rumah, air, listrik, sarana ibadah,
poliklinik, penitipan anak, sarana pendidikan dan sarana olahraga. Fasilitas rumah
yang diberikan adalah mess untuk tamu, perumahan staf dan perumahan
karyawan. Mess dan perumahan staf terletak di emplasemen, sedangkan
perumahan karyawan terletak di sekitar kantor divisi masing-masing. Perumahan
karyawan Divisi I dan II terletak dalam satu lokasi, sedangkan perumahan

18
karyawan Divisi III terletak terpisah dari Divisi I dan II. Rumah staf merupakan
bangunan permanen, sedangkan rumah karyawan adalah bangunan semi
permanen. Rumah karyawan terdiri dari dua tipe yaitu: tipe satu rumah (G1) untuk
mandor I, kerani divisi dan mantri, sedangkan tipe dua rumah (G2) untuk
karyawan pada umumnya.
Fasilitas listrik dan air dikelola oleh masing-masing divisi. Perumahan staf
dan mess dikelola oleh emplasemen dengan aliran listrik selama 24 jam,
sedangkan perumahan di divisi mendapatkan aliran listrik selama 7 jam untuk hari
biasa dan 8 jam untuk hari libur. Fasilitas sarana ibadah yang diberikan berupa
masjid di masing-masing divisi. Sarana olahraga yang ada di emplasemen adalah
lapangan voli, bulutangkis, tenis, tenis meja, bilyard, kolam renang anak dan
berbagai macam permainan untuk anak-anak, sedangkan sarana olah raga yang
ada di masing-masing divisi adalah lapangan voli, lapangan bola dan bulutangkis.
Sarana pendidikan yang difasilitasi oleh kebun adalah Play Group, Taman
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Selain itu, kebun juga memberikan fasilitas penitipan anak yang ada di masingmasing divisi. Selain memberikan fasilitas-fasilitas umum, kebun juga
memberikan tunjangan-tunjangan kepada karyawannya, yaitu: tunjangan uang
makan dan kendaraan bagi staf serta tunjangan beras bagi karyawan tetap (SKU).
Selain itu, kebun juga memberi tunjangan pendidikan dengan membebaskan biaya
sekolah, fasilitas bus sekolah, tunjangan kesehatan gratis ke poliklinik atau rumah
sakit, tunjangan hari raya (THR) dan bonus akhir tahun. Upah pokok untuk
karyawan SKU sesuai dengan upah minimum regional (UMR) yaitu
Rp 1 024 000/bulan atau sekitar Rp 34 000,-/hari kerja. Selain itu, karyawan staf
dan non staf juga mendapatkan asuransi jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek).
Data karyawan yang ada di Angsana Estate terlihat pada Tabel 4.

19
Tabel 4. Data Karyawan Angsana Estate

No

1
2
3
4
1

2

Keterangan

I

Divisi
II
L
P

L
P
L
Staf:
Manager
Kasie
Senior asisten
Asisten divisi
1
0
0
0
1
Non staf:
a. Mandor I
1
0
1
0
1
b. Mandor
8
0
4
0
8
c. Pekerja
langsung
Perawatan
30 16 17 0 27
Panen
24 20 37 18 35
d. Pekerja tidak
langsung
SKU
bulanan
1
0
1
0
1
SKU harian
3
0
4
2
7
Pekerja
Borongan
19 21 0
0
0
Total
87 57 64 20 80
Sumber: Kantor Besar ASE (Januari, 2010)

Traksi

III
P

L

P

Kantor
Besar
L
P

Total
L

P

Jumlah

1
1
1

0
0
0

1
1
1
2

0
0
0
0

1
1
1
2

0
0
1

0
0

0
0

0
0

0
0

3
20

0
1

3
21

38
16

0
0

0
0

0
0

0
0

74
96

54
54

128
150

0
1

24
38

0
4

10
4

13
5

37
56

13
12

50
68

0
56

3
65

9
13

0
17

0
18

28
319

32
166

60
485

20

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis
Pemupukan Organik
Di dalam pengolahan TBS (tandan buah segar) di PKS, selain CPO dan
PKO juga dihasilkan bahan sampingan (by-products) dalam bentuk limbah
padatan yaitu janjang kosong (JJK) dan solid basah/ wet decanter solid (WDS)
serta limbah cair (POME atau palm oil mill effluent). Ketiga jenis by-products ini
diproduksi setiap hari di PKS dalam jumlah yang cukup besar (JJK + 23% TBS,
WDS + 4% dan POME + 50% TBS). Penanganan dan pengelolaan ketiga jenis
limbah ini secara ekonomis dan efektif sangat penting untuk menjaga kebersihan
dan kelancaran pengolahan di PKS serta untuk menjaga kelestarian lingkungan
dan meningkatkan profit margin perusahaan melalui peningkatan produksi kelapa
sawit (Manual Referensi Agronomi , 2004). Di bawah ini akan penulis uraikan
aplikasi by products sebagai pupuk organik untuk kelapa sawit oleh Angsana
Estate (ASE).
Aplikasi janjang kosong. Angsana Estate melakukan pemupukan organik
yaitu dengan menggunakan janjang kosong kelapa sawit. Janjang kosong (JJK)
merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa sawit oleh pabrik kelapa
sawit (PKS). Produksi JJK PKS adalah sekitar 23% dari tandan buah segar (TBS).
JJK yang diaplikasi adalah JJK segar yang diangkut langsung dari PKS
dan segera diaplikasikan. JJK yang sudah lama menumpuk di lapangan lebih
dari 1 minggu tetapi belum diaplikasikan akan kehilangan banyak hara terutama
kalium (hilang tercuci), sehingga manfaatnya sebagai pupuk akan jauh berkurang.
Aplikasi janjang kosong dapat dilihat pada Gambar 1.

21

Gambar 1. Aplikasi JJK (a) Pemuatan JJK Menuju Titik Aplikasi, (b) Titik
Aplikasi JJK
Metode pengaplikasian JJK dilakukan secara manual. JJK diangkut dari
PKS ke blok aplikasi dengan truk berkapasitas ± 4-5 ton dan ± 6-7 ton, kemudian
ditumpuk di gawangan mati yang telah diberi pancang bambu berukuran 2 m.
Masing-masing pancang digunakan untuk satu tumpuk JJK yang dibawa oleh truk.
Aplikasi dilakukan satu kali per tahun. Untuk TBM diaplikasikan di piringan dan
untuk TM di titik-titik pada gawangan mati (antara pohon). Dosis aplikasi JJK
adalah 27 ton/ha/tahun atau 200 kg/titik aplikasi yang setara dengan 4 kali
angkong. Penyusunan aplikasi JJK dilakukan satu lapis untuk mencegah
perkembangbiakan hama Oryctes rhinoceros dan mempercepat pelapukan.
Tiap mandor JJK yang ada di masing-masing divisi ASE membawahi
sekitar 5 hingga 7 karyawan. Standar prestasi kerja perusahaan untuk aplikasi JJK
adalah 15 titik/HK untuk karyawan SKU. Namun pada saat magang, karyawan
yang digunakan adalah karyawan borongan dengan prestasi kerja karyawan
± 38 titik/HK. Pada saat magang penulis hanya dapat mengaplikasikan satu titik
JJK dan menata 15 titik JJK karena keterbatasan alat angkut yaitu angkong dan
gancu. Harga borong untuk aplikasi JJK adalah Rp 1 250/ titik untuk TM dan Rp
1 500/titik untuk TBM.
Aplikasi palm oil mill effluent (POME). Selain janjang kosong, Angsana
Estate juga memanfaatkan POME sebagai salah satu pupuk organik untuk
membantu memberi tambahan hara bagi tanaman, menyediakan tambahan air dan
memperbaiki sifat-sifat tanah. POME yang diaplikasikan di Angsana Estate
mempunyai BOD ≤ 1 000 ppm, kadar ini sesuai dengan peraturan yang telah

22
ditetapkan oleh komisi penilai AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan)
daerah setempat. BOD (Biological Oxygen Demand) adalah kebutuhan oksigen
hayati yang diperlukan untuk merombak bahan organik. Semakin tinggi nilai
BOD air limbah, maka daya saingnya dengan mikroorganisme atau biota yang
terdapat pada kolam penampung limbah akan semakin tinggi. POME memiliki
kadar BOD yang sangat tinggi, rata – rata berkisar 25 000 – 30 000 ppm. Hal ini
telah merubah keadaan normal air dan untuk pengembalian ke kolam penampung
limbah harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pengujian terhadap kadar
BOD di Angsana Estate dilakukan setiap enam bulan sekali.
Pembuatan flatbed untuk aplikasi POME di kebun yaitu pada gawangan
mati/gawangan yang berselingan dengan jalan panen, berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran panjang 3.2 m, lebar 2.4 m dan kedalaman efektif 0.3 m,
sehingga volume per flatbed adalah 3.072 m3, setara dengan 3.072 ton. Jumlah
flatbed sesuai rekomendasi departemen riset adalah ± 150-160 flatbed/ha.
Dosis

aplikasi

POME

berdasarkan

departemen

riset

adalah

750 ton/ha/tahun dengan rotasi 3 kali setahun. Namun, rata-rata jumlah flatbed di
Angsana Estate adalah 109 flatbed/ha dengan volume aktual flatbed
± 2.3 ton/flatbed. Perbedaan jumlah flatbed per ha dan volume per flatbed tersebut
disebabkan oleh topogra

Dokumen yang terkait

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)di Gunung Kemasan Estate, PT.Bersama Sejahtera Sakti, Minamas Plantation, Pulau Laut, Kalimantan Selatan

1 7 5

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jaqc.) Di Gunung Sari Estate, Pt. Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

0 4 212

Pengelolaan panen tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) Di perkebunan pantai bonati estate, PT. Sajang heulang minamas plantation, tanah bumbu, Kalimantan Selatan

1 26 175

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Gunung Sari Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

1 21 167

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, Kalimantan Selatan.

0 5 216

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pinang Sebatang Estate, PT. Aneka Intipersada, PT. Minamas Plantation, Siak, Riau.

0 16 161

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

0 14 63

Manajemen Kualitas Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Angsana Estate, Minamas Plantation, Kalimantan Selatan

0 3 50

Pengelolaan Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Angsana Estate PT Ladangrumpun Suburabadi Minamas Plantation Kalimantan Selatan

0 13 62