Prototipe Rancang Bangun Sistem Informasi dan Komunikasi Online Usaha Kecil Menengah (UKM) Agroindustri Berbasis Web.

PROTOTIPE RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI DAN
KOMUNIKASI ONLINE USAHA KECIL MENENGAH (UKM)
AGROINDUSTRI BERBASIS WEB

MAHESA AGNI PHP

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

 
 

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi dengan judul
Prototipe Rancang Bangun Sistem Informasi dan Komunikasi Online Usaha Kecil
Menengah (UKM) Agroindustri Berbasis Web merupakan karya tulis saya pribadi

dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas
disebutkan rujukannya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa tekanan
dari siapapun.
Bogor, Juli 2013
Mahesa Agni PHP
NRP F34062077

ABSTRAK
MAHESA AGNI PHP. Prototipe Rancang Bangun Sistem Informasi dan
Komunikasi Online Usaha Kecil Menengah (UKM) Agroindustri Berbasis Web.
Dibimbing oleh HARTRISARI HARDJOMIDJOJO.
Usaha kecil dan menengah (UKM) agroindustri mempunyai peran besar
dalam pembangunan ekonomi nasional. Tujuan penelitian ini adalah merancang
suatu sistem informasi dan komunikasi online yang dapat membantu masyarakat
untuk memperoleh informasi mengenai UKM agroindustri. Sistem informasi
AGROIND v 1.0 menyajikan informasi tentang bahan baku, produk, pemilihan
teknologi, komponen biaya, analisis laba-rugi, kriteria kelayakan, komunikasi
online, serta informasi tambahan mengenai UKM agroindustri. Penelitian
dilakukan dengan teknik pendekatan sistem, terdiri dari analisis kebutuhan,

formulasi permasalahan, identifikasi sistem, dan verifikasi sistem. Verifikasi
meliputi pengujian sistem dengan sebuah sampel data komoditas jamur tiram dan
produk olahan kerupuk jamur tiram. Hasil perhitungan analisis keuangan untuk
contoh produk kerupuk jamur tiram adalah NPV sebesar Rp264 126 863, payback
period selama 2.82 tahun, dan net benefit/cost sebesar 1.63. Penyediaan data
untuk AGROIND v.1.0 dapat dikembangkan untuk komoditas serta produk olahan
agroindustri lainnya.
Kata kunci: UKM, sistem informasi, komunikasi online, website, kelayakan
finansial

ABSTRACT
MAHESA AGNI PHP. Structure Design Prototype of Web-Based Information
Systems and Online Communication for Small and Medium Agroindustrial
Enterprises. Supervised by HARTRISARI HARDJOMIDJOJO.
Small and medium agroindustrial enterprises had a potential role in national
economic development. The purpose of this research was to design a system of
information and online communication that could provide people on gaining
information about small and medium agroindustrial enterprises. The information
systems called AGROIND v.1.0 provided information on raw materials, products,
technology selection, cost of investment, benefit and cost analysis, feasibility

study, online communication, and some additional information about small and
medium agroindustrial enterprises. This research used system approach, consist of
needs analysis, problem formulation, system identification, and modeling
verification. Oyster mushroom and mushroom crackers industry data were used for
model verification. The results of financial analysis showed that NPV was Rp264
126 863, payback period was 2.82-year, and benefit cost ratio was 1.63.
AGROIND v.1.0 should be developed for other agro-processed commodities and
products by added other validated data.
Keywords: Small and medium enterprises,
communication, website, financial feasibility

information

systems,

online

 
 


PROTOTIPE RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI DAN
KOMUNIKASI ONLINE USAHA KECIL MENENGAH (UKM)
AGROINDUSTRI BERBASIS WEB

MAHESA AGNI PHP

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

vii


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Sistem Informasi

2

Basis Data

4


Pendekatan Sistem

4

Web

5

Model Komunikasi Online

6

Usaha Kecil dan Menengah

6

Agroindustri

7


METODE

8

Kerangka Pemikiran Penelitian

8

Pendekatan Sistem

9

DESAIN SISTEM

13

Deskripsi AGROIND v.1.0

13


Desain Model Basis Data

15

Desain Model Evaluasi Finansial

20

Penyusunan Program Berbasis Web

22

HASIL DAN PEMBAHASAN

24

SIMPULAN DAN SARAN

42


Simpulan

42

Saran

43

DAFTAR PUSTAKA

44

RIWAYAT HIDUP

59

viii

DAFTAR TABEL


1
2
3
4

Perbandingan jumlah usaha di Indonesia tahun 2007-2008
Kontribusi usaha dalam industri manufaktur
Matriks kebutuhan informasi pengguna AGROIND v.1.0
Data produksi jamur tiram wilayah Jawa Barat per tahun

7
7
11
26 

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Kerangka pemikiran penelitian
Diagram input-output model sistem informasi dan konsultasi online
UKM agroindustri
Konfigurasi model AGROIND v.1.0
Kumpulan informasi yang dihasilkan AGROIND v.1.0
DFD level 0 AGROIND v.1.0
DFD level 1 AGROIND v.1.0
DFD level 2 proses input data AGROIND v.1.0
DFD level 2 proses update data AGROIND v.1.0
DFD level 2 proses kalkulasi kelayakan AGROIND v.1.0
DFD level 2 proses simulasi kelayakan (evaluasi finansial) AGROIND
v.1.0
Model data konseptual AGROIND v.1.0
Diagram alir AGROIND v.1.0
Tampilan halaman pembuka AGROIND v.1.0
Tampilan halaman register dan login AGROIND v.1.0
Struktur informasi AGROIND v.1.0
Contoh tampilan pilihan informasi komoditas pada AGROIND v.1.0
Contoh tampilan profil komoditas jamur tiram
Contoh tampilan pohon industri komoditas jamur tiram
Contoh tampilan alternatif produk olahan jamur tiram
Contoh tampilan halaman profil produk kerupuk jamur tiram
Contoh tampilan halaman teknologi pembuatan produk kerupuk
jamur tiram
Contoh tampilan halaman aspek pasar usaha kerupuk jamur tiram
Contoh tampilan halaman biaya investasi usaha kerupuk jamur tiram
Contoh tampilan halaman biaya tetap dan biaya variabel usaha kerupuk
jamur tiram
Contoh tampilan halaman proyeksi laba rugi dan analisis keuangan
usaha kerupuk jamur tiram
Contoh tampilan halaman simulasi keuangan
Contoh tampilan halaman input data
Contoh tampilan input komoditas baru
Contoh tampilan input produk baru
Contoh tampilan input teknologi baru

9
12
14
15
16
16
17
18
18
19
20
23
25
27
27
28
29
29
30
31
31
32
33
34
36
37
38
38
39
39

ix

31 Contoh tampilan input biaya
32 Contoh tampilan menu komunikasi online

40
41

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
 

Model data fisik AGROIND v.1.0
Detail model data fisik AGROIND v.1.0 (1)
Detail model data fisik AGROIND v.1.0 (2)
Biaya investasi proyek ukm kerupuk jamur tiram
Biaya tetap proyek UKM kerupuk jamur tiram
Biaya variabel proyek UKM kerupuk jamur tiram
Biaya tenaga kerja proyek UKM kerupuk jamur tiram
Proyeksi pemasukan dan pengeluaran proyek UKM kerupuk jamur tiram
Analisis laba rugi proyek UKM kerupuk jamur tiram
Neraca pembayaran kredit proyek UKM kerupuk jamur tiram
Analisis finansial proyek UKM kerupuk jamur tiram

47
48
49
50
52
53
54
55
56
57
58

 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha skala kecil dan menengah (UKM) di negara berkembang merupakan
kegiatan ekonomi relatif terbesar dalam jumlah dan kemampuannya dalam
menyerap tenaga kerja. Data Badan Pusat Statistik (2008) menunjukkan bahwa
UKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97.3% dari total tenaga kerja yang
bekerja di seluruh sektor industri. Peran UKM diharapkan dapat menciptakan
kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia dan menjadi tumpuan bagi stabilitas
ekonomi nasional.
Usaha kecil dan menengah (UKM) mempunyai peran yang besar dalam
pembangunan ekonomi nasional. Usaha kecil dan menengah selama ini mampu
memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja terbesar secara nasional.
Usaha kecil dan menengah juga mampu meningkatkan pendapatan domestik kotor
nasional dan meningkatkan ekspor barang nasional. Perkembangan jumlah UKM
periode 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 2.88%, yaitu dari 49.8 juta
unit pada tahun 2007 menjadi 51.2 juta unit pada tahun 2008 (Kementerian
Negara Koperasi dan UKM 2009).
Salah satu unit usaha yang dapat dikembangkan pada sektor UKM adalah
agroindustri. Agroindustri merupakan kegiatan yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan bakunya. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan
transformasi bahan baku menjadi produk dan kegiatan pemasaran. Industri yang
berhubungan dengan pertanian meliputi industri makanan, industri kerajinan,
industri pakaian, dan beberapa industri lainnya (Joewono 2008). Agroindustri
bertujuan untuk memberikan nilai tambah bagi produk pertanian.
Program pengembangan UKM sampai sekarang masih menemui beberapa
kendala. Kendala yang dihadapi diantaranya UKM masih memiliki nilai investasi
relatif rendah dibandingkan dengan investasi di sektor industri besar. Data dari
Badan Pusat Statistik (2008) menunjukkan bahwa nilai investasi fisik sektor UKM
pada tahun 2007 hanya mencapai nilai 462 triliun rupiah atau sekitar 47% dari
total Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Indonesia. Sebagai gambaran,
proporsi populasi UKM sebesar 99.9% dari total seluruh unit usaha di Indonesia.
Kendala lain pada pengembangan UKM agroindustri adalah minimnya
pengetahuan masyarakat terhadap informasi yang cepat dan tepat mengenai UKM
agroindustri. Saat ini di beberapa media cetak dan elektronik banyak terdapat data
mengenai UKM agroindustri, namun masih bersifat umum dan belum terkumpul
sebagai suatu kumpulan informasi yang terintegrasi. Data yang tersebar di
berbagai tempat dan belum terintegrasi sering menjadi hambatan utama dalam
memperoleh informasi yang cepat, akurat, tepat waktu, dan tepat penggunaan
(Marimin et al. 1993).
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu layanan informasi mengenai
UKM agroindustri. Layanan informasi tersebut dirancang dalam rangka
menyediakan informasi yang cepat, tepat, dan akurat bagi para pengguna atau
investor yang ingin bergerak dalam pengembangan UKM agroindustri. Informasi
yang akan disampaikan kepada pengguna meliputi kelayakan usaha dan
pembiayaan, aspek teknologi, proses pembuatan produk, aspek manajemen, aspek

2
pasar,dan aspek lingkungan. Informasi UKM agroindustri tersebut disusun secara
kolektif dari berbagai komoditas dan produk. Layanan informasi tersebut perlu
didukung oleh sarana komunikasi online yang dapat memfasilitasi masyarakat
yang ingin berdialog secara interaktif agar dapat berguna dalam penerapannya
bagi praktisi UKM.
Sistem informasi dan komunikasi online UKM agroindustri berbentuk
layanan online kepada masyarakat. Layanan informasi dan komunikasi online
UKM tersebut dirancang dalam basis web, agar mudah diakses oleh pengguna
melalui internet. Sistem informasi dan komunikasi online UKM agroindustri
diharapkan menjadi panduan bagi masyarakat yang ingin mendirikan dan
mengembangkan UKM agroindustri.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah merancang suatu sistem informasi dan
komunikasi online tentang UKM agroindustri berbasis web yang diharapkan dapat
membantu masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai UKM agroindustri.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menyediakan informasi yang terpadu bagi
pengembangan UKM agroindustri. Ruang lingkup yang dikaji dalam penelitian ini
meliputi rancang bangun sistem informasi dan komunikasi online. Sistem
informasi dan komunikasi tersebut berupa layanan online berbasis web mengenai
usaha kecil menengah (UKM) agroindustri. Sistem informasi dan komunikasi
tersebut dirancang sebagai suatu prototipe yang memuat informasi mengenai
contoh jenis komoditas dan jenis produk olahan, yaitu jamur tiram. Informasi
tersebut menggunakan data sekunder komoditas jamur tiram dan kelayakan usaha
kerupuk jamur tiram untuk verifikasi. Informasi yang disajikan meliputi aspek
bahan baku, produk, teknologi pengolahan, manajemen usaha, pasar, lingkungan,
aspek finansial, dan simulasi keuangan. Sistem ini dilengkapi dengan fasilitas
komunikasi online yang akan menghubungkan administrator sistem dengan
pengguna.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Menurut Davis (1991), informasi adalah data yang telah diolah menjadi
bentuk yang berarti bagi penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
Data didefinisikan sebagai bahan mentah bagi informasi, yaitu berupa kelompok
teratur dari simbol-simbol yang mewakili suatu kuantitas, tindakan, benda, dan
sebagainya. Perubahan data menjadi informasi memerlukan operasi data yang
meliputi kegiatan pencatatan, pengecekan, pengelompokan, penyusunan,

3
perhitungan, penyimpanan, pengambilan kembali (retrieving), dan pembuatan
salinan.
Informasi menurut Kadir (2003) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memiliki pilihan benar atau salah. Informasi berhubungan dengan kebenaran
terhadap kenyataan.
b. Informasi benar-benar baru bagi penerima.
c. Informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan terhadap informasi
yang telah ada.
d. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi yang
sebelumnya kurang benar.
e. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan
terhadap informasi semakin meningkat.
Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganiasi, saling
tergantung satu sama lain, dan terpadu. Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem
secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing), dan keluaran
(output). Suatu sistem tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Umpan balik
(feedback) dari sebuah sistem berasal dari output atau dari lingkungan sistem yang
dimaksud (Kumorotomo dan Margono 1996).
Pendekatan sistem mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto 1995).
Murdict dan Ross (1984) menjelaskan sistem sebagai seperangkat elemen yang
digabungkan satu dengan yang lainnya untuk tujuan bersama. Suatu sistem dapat
dibagi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yang disebut subsistem.
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah suatu sistem yang menyediakan data
maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Sistem informasi manajemen berguna untuk menunjang proses-proses
pengambilan keputusan. Sistem informasi mempunyai makna sebagai sistem
berbasis komputer yang menyediakan pengolahan data maupun informasi untuk
pengambilan keputusan yang bersifat manajerial (Kumorotomo dan Margono
1996).
Menurut McLeod (2007), siklus hidup sistem merupakan penerapan
pendekatan sistem untuk mengembangkan dan menggunakan sistem berbasis
komputer. Siklus hidup sistem merupakan metode dalam membangun sebuah
sistem, tetapi polanya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengembangkan
sistem tersebut. Tahapan-tahapan siklus hidup sistem terdiri dari tahapan
perencanaan, tahapan analisis, tahapan rancang bangun, tahapan pengembangan,
dan tahapan penggunaan. Keempat tahapan pertama dikenal dengan siklus hidup
pengembangan sistem.
McLeod (2007) juga menambahkan, tahapan perencanaan sistem informasi
pada pengembangan proyek bertujuan untuk melakukan persiapan awal, mulai
mengidentifikasi masalah, serta menentukan tujuan sistem. Pada tahapan analisis
digunakan alat bantu bagan arus (flowchart), diagram arus data (data flow
diagram), dan penjelasan naratif proses serta data. Menurut McLeod (2007),
tahapan-tahapan dalam rancang bangun sistem berbasis komputer adalah :
a. Penggambaran diagram alir sistem yang diperlukan untuk mengidentifikasi
fungsi-fungsi pengolahan yang diperlukan.

4
b.

c.
d.

Pengalokasian fungsi-fungsi yang telah didefinisikan, diantaranya orangorang dalam sistem, peralatan yang dipergunakan, dan program-program
komputer.
Pengidentifikasian kebutuhan-kebutuhan pengujian untuk sistem.
Tahapan
pengembangan
atau
penerapan
merupakan
kegiatan
mengintegrasikan sumber daya fisik dan konsep yang menbangun sistem baru.

Basis Data
Basis data dapat didefinisikan sebagai himpunan kelompok data (arsip)
yang saling berhubungan yang diorganisir sedemikian rupa agar dapat
dimanfaatkan kembali dengan mudah (Fathansyah 2002). Data dapat berupa nilai
yang terformat, teks, citra, audio, dan video. Melalui suatu proses transformasi,
data dibuat menjadi lebih bermakna. Menurut Anonim (2000), salah satu program
penunjang manajemen basis data adalah MySQL. MySQL merupakan manajemen
basis data yang bersifat open source. MySQL merupakan suatu sistem basis data
relasional yang menyimpan data dalam tabel terpisah.
Pengelolaan basis data memerlukan perangkat lunak yang disebut
Database Management System (DBMS) yang merupakan koleksi terpadu dari
sekumpulan program yang digunakan untuk mengakses dan merawat basis data.
Menurut Post (1999), DBMS memiliki keuntungan sebagai berikut :
a.
Data menjadi sumber daya bersama dari berbagai program aplikasi atau
pengguna.
b.
Metoda akses perawatan data lebih konsisten dan seragam.
c.
Tidak terjadi redundansi dan perbedaan struktur data.
d.
Data tidak tergantung pada perubahan aplikasi.
e.
Terpeliharanya keterkaitan logis antar data.
Menurut Fathansyah (2002), basis data merupakan himpunan kelompok data
(arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak
dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Perancangan basis data
diperlukan agar dihasilkan basis data yang kompak dan efisien dalam penggunaan
ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam manipulasi data
(tambah, ubah, dan hapus). Perancangan basis data dimulai dengan analisis aliran
data dalam sistem, kemudian dilanjutkan dengan perancangan model data
konseptual, dan implementasi model data konseptual ke dalam model data fisik.
Hasil analisis aliran data dapat digambarkan dalam bentuk Data Flow Diagram
(DFD) untuk menggambarkan fungsionalitas sistem. Suatu proses yang rumit
dapat diperluas ke dalam DFD lain dengan level yang lebih rendah (Nugroho
2002).

Pendekatan Sistem
Pengembangan model merupakan bagian dari pemecahan masalah
berdasarkan teori pendekatan sistem. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang
terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai
suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks (Marimin 2004). Pendekatan

5
sistem diperlukan karena makin lama makin dirasakan interdepensinya dari
berbagai bagian dalam mencapai tujuan sistem. Metode untuk menyelesaikan
persoalan menggunakan pendekatan sistem terdiri dari beberapa tahap proses.
Tahap-tahap tersebut meliputi analisis, rekayasa model, implementasi rancangan,
implementasi dan operasi sistem. Setiap tahap dalam proses tersebut diikuti oleh
suatu evaluasi berulang guna mengetahui apakah hasil dari masing-masing tahap
telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum (Eriyatno 2003).
Analisis kebutuhan merupakan tahap awal dari pengkajian suatu sistem.
Pada tahap ini diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing pelaku
sistem (stakeholders). Setiap pelaku sistem memiliki kebutuhan yang berbedabeda yang dapat mempengaruhi kinerja sistem (Hartrisari 2007).
Formulasi permasalahan merupakan tahapan untuk merumuskan
permasalahan yang dihadapi berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang telah
diidentifikasi dari masing-masing aktor (Cahyadi 2005). Menurut Hartrisari
(2007), tujuan sistem akan sulit tercapai apabila teridentifikasi kebutuhan para
aktor yang saling kontradiktif. Rincian kebutuhan yang saling bertentangan
menjadi suatu masalah yang memerlukan solusi penyelesaian untuk
mengintegrasikan kebutuhan pelaku sistem.
Tahapan identifikasi sistem merupakan tahapan dimana pengkaji sistem
mencoba memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem. Dengan memahami
mekanisme yang terjadi dalam sistem, pengkaji sistem dapat merepresentasikan
sistem tersebut dalam sebuah model yang merupakan penyederhanaan dari sebuah
sistem (Hartrisari 2007).
Secara umum pengujian model terdiri dari tahap verifikasi. Verifikasi
merupakan tahap pembuktian bahwa model tersebut mampu melakukan simulasi
dari model abstrak yang dikaji. Pengujian ini mungkin berbeda dengan uji
validitas model itu sendiri (Eriyatno 2003).

Web
Web adalah jaringan informasi yang menggunakan protokol (Hyper Text
Transfer Protocol) dan FTP (File Transfer Protocol). Sumberdaya yang berguna
dalam protokol diidentifikasi oleh pengenal global berupa alamat URL (Uniform
Resource Locator). Web dapat diakses melalui interface sederhana dan mudah
digunakan. Informasi ini biasanya disajikan dalam bentuk hypertext atau
multimedia, dan disediakan oleh server yang berlokasi di berbagai penjuru dunia
(Farid 2002).
Halaman web terbagi menjadi dua macam, yaitu halaman statis dan
halaman dinamis. Halaman web statis biasanya merupakan HTML yang diketik
melalui teks editor yang disimpan dalam bentuk format data *.html atau *.htm.
Interaksi pengguna dengan browser hanya sebatas melihat informasi, tetapi tidak
dapat mengolah informasi yang dihasilkan. Halaman web dinamis adalah halaman
web yang hanya berhubungan dengan halaman web yang lain. Pengguna hanya
bisa melihat isi dokumen pada halaman web. Web yang dinamis memungkinkan
pengguna berinteraksi dengan menggunakan form, sehingga pengguna bisa
mengolah informasi yang ditampilkan (Farid 2002).

6
Bahasa PHP (atau PHP: Hypertext Preprocessor) merupakan sebuah
scripting yang menyatu dengan tag-tag HTML. PHP dieksekusi di server, dan
digunakan dalam pembuatan web dinamis Tujuan dari bahasa scripting ini adalah
untuk membuat aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada teknologi web. Aplikasi
pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya
dijalankan di web server (Farid 2002). .
Menurut Luthfie (2005), PHP tidak termasuk bahasa pemrograman. Bahasa
PHP merupakan sebuah scripting yang menyatu dengan kode-kode (tag) HTML,
menggunakan dasarbahasa C, Java, atau Perl, lalu dijalankan (dieksekusi) oleh
server sehingga menghasilkan sebuah web yang dinamis. Menurut Kristanto
(2010), PHP dirancang untuk dapat bekerja sama dengan database server dan
dibuat sedemikian rupa, sehingga pembuatan dokumen HTML yang dapat
mengakses database menjadi lebih mudah. Kelebihan PHP diantaranya bersifat
open source (dapat diperoleh secara gratis), mudah dipelajari, mudah digunakan
bersama kode HTML, dapat dijalankan oleh seluruh browser, dapat meningkatkan
kecepatan proses script, mempunyai fleksibilitas yang tinggi, dan selalu
mengikuti perkembangan teknologi.

Model Komunikasi Online
Menurut Warschauer (2001), komunikasi online adalah kegiatan membaca,
menulis, dan berkomunikasi melalui komputer yang dihubungkan dengan sebuah
jaringan. Komunikasi online pertama kali dikembangkan oleh peneliti ARPANET
pada tahun 1969 untuk mengirimkan pesan melalui komputer. Komunikasi online
secara umum terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Synchronous communication, merupakan jenis komunikasi online berbasis
mediasi komputer yang tersinkronisasi secara langsung. Beberapa orang dapat
saling berinteraksi secara langsung dengan menggunakan komputer pada saat
yang sama, contohnya komunikasi dengan menggunakan chat software atau
discussion software.
2. Asynchronous communication, merupakan jenis komunikasi online yang
menghubungkan beberapa orang secara tidak simultan, contohnya komunikasi
menggunakan program seperti e-mail.
3. Reading and writing online documents, merupakan jenis komunikasi tidak
langsung dengan media dokumen melalui halaman-halaman di internet.

Usaha Kecil dan Menengah
Definisi usaha kecil menurut UU No. 20 tahun 2008 adalah entitas yang
memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp50 000 000
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500 000 000 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 000 000 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2 500 000 000 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Usaha
menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria : (1) kekayaan bersih lebih
dari Rp500 000 000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

7
Rp10 000 000 000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2 500 000
000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50 000
000 000 (lima puluh milyar rupiah).
Tabel 1 Perbandingan jumlah usaha di Indonesia tahun 2007-2008a
Jumlah Usaha
Perkembangan
Pangsa
Indikator
(ribu unit)
(%)
(%)
2007
2008
2007-2008
2007 2008
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menengah
UMKM
Usaha Besar
a

49 287
498.6
38.3
49 824
4.5

50 698
520.2
39.6
51 257
4.4

2.86
4.34
3.59
2.88
-2.04

98.91 98.9
1.00 1.01
0.08 0.08
99.99 99.99
0.01 0.01

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (2009)

UKM mampu menyerap banyak tenaga kerja. Kecenderungan menyerap
banyak tenaga kerja membuat usaha kecil dan menengah intensif dalam
menggunakan sumber daya alam lokal. Pertumbuhan industri kecil dan menengah
akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan tenaga kerja,
pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan
pembangunan ekonomi pedesaan (Kuncoro et al. 1996).
Sektor usaha kecil dan menengah perlu mendapat perhatian dari sisi
kebijakan. Peran industri kecil di pedesaan sebagai seedbed bagi pengembangan
industri, dan sebagai pelengkap produksi pertanian bagi penduduk miskin. Usaha
kecil dan menengah memegang peranan penting dalam ekspor nonmigas. Pada
tahun 1990 total ekspor nonmigas mencapai 1,03 juta dollar atau menempati
peringkat kedua setelah ekspor dari kelompok aneka industri (Kuncoro et al.
1996).
Tabel 2 Kontribusi usaha dalam industri manufaktura
Jenis Industri
Jumlah Usaha
Jumlah Tenaga Kerja
(juta orang)
(ribu unit)
Industri Mikro
Industri Kecil
Industri Menengah
Industri UMKM
Industri Besar
a

3 043
171
18.3
3 233
1.92

6.85
1.58
1.99
10.4
1.84

Sumber: Badan Pusat Statistik (2008)

Agroindustri
Agroindustri menurut Austin (1981) adalah kegiatan usaha yang
memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang

8
dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan melalui
perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Agroindustri menurut Baharsjah (1992) dalam Samosir (2006) adakah cara
untuk mengubah bahan mentah pertanian menjadi barang jadi ataupun setengah
jadi. Agroindustri dapat memberikan peran penting dalam perekonomian di
negara berkembang. Agroindustri memiliki peran penting karena mampu
meningkatkan produk domestik bruto (PDB), meningkatkan kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha, meningkatkan pangsa pasar dan ekspor, meningkatkan
pendapatan petani, dan mempersiapkan Indonesia menuju negara industri baru.
Saragih (2001) dalam Samosir (2006) menjelaskan bahwa sektor
agroindustri adalah industri yang mempunyai hubungan kuat dengan pertanian.
Hubungan berbentuk sumber input atau output yang digunakan di bidang
pertanian. Agroindustri mencakup beberapa kegiatan, antara lain :
a. Industri hasil pengolahan pertanian dalam bentuk setengah jadi dan produksi
akhir seperti industri minyak sawit, industri pengalengan ikan.
b. Industri penanganan hasil pertanian segar, seperti industri pembekuan ikan.
c. Industri pengadaan sarana produksi pertanian, seperti pupuk dan pestisida.
d. Industri pengadaan alat pertanian dan agroindustri lain, seperti traktor
pertanian, dan sebagainya.

METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Usaha kecil dan menengah (UKM) saat ini merupakan sektor usaha yang
prospektif di Indonesia. Salah satu sektor potensial untuk pengembangan UKM
adalah sektor agroindustri, karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif dari
aspek bahan baku. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2009,
saat ini terdapat sekitar 52.7 juta unit UKM yang berdiri di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (2008), sektor UKM secara kumulatif
memberikan nilai produk domestik bruto (PDB) kepada perekonomian sebesar
56% dari total keseluruhan PDB. Kontribusi UKM tersebut relatif sangat kecil
jika dibandingkan dengan pendapatan dari industri besar. Industri besar mampu
menyumbang 44% dari total nilai PDB dengan jumlah unit usaha hanya berkisar
4300 unit atau 0.01% dari total seluruh usaha yang ada di Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa pengembangan UKM secara ekonomi belum optimal.
Pertumbuhan UKM agroindustri didasari inisiatif pelaku usaha di daerah
yang melihat adanya potensi bahan baku yang melimpah dan belum diolah secara
maksimal. Potensi bahan baku tersebut belum dapat tergali dengan maksimal
karena kendala yang dialami UKM. Proses produksi UKM terutama skala kecil
umumnya masih dilakukan dengan teknologi tradisional yang kurang efisien.
Dampaknya secara harga jual produk UKM akan sulit bersaing dengan produk
industri besar yang juga memproduksi produk sejenis dengan lebih efisien.
Selain itu, UKM terkadang sulit menentukan jumlah produksi karena
khawatir produk mereka tidak akan terserap pasar. Hal sebaliknya juga dapat

9
terjadi ketika jumlah permintaan konsumen besar, namun jumlah bahan baku yang
tersedia tidak memadai.
Informasi penambahan jumlah UKM secara kuantitatif juga diperlukan
untuk meningkatkan kontribusi UKM terhadap perekonomian. Saat ini masih
banyak sektor agroindustri yang minim suplai produk ke pasar karena kurangnya
pelaku usaha. Hal ini dapat menjadi peluang usaha bagi calon pelaku UKM baru
yang berminat. Calon UKM baru akan membutuhkan informasi mengenai
pendirian sebuah UKM, terutama dari analisis kelayakan usaha.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu layanan informasi mengenai
UKM agroindustri. Layanan informasi UKM berisi informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna, meliputi kelayakan usaha, informasi bahan baku serta ketersediaan
pasar, serta aspek lain yang terkait pendirian UKM agroindustri. Layanan
informasi UKM tersebut juga memerlukan fitur komunikasi online yang memberi
kesempatan pengguna berinteraksi dengan pemilik informasi.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Pendekatan Sistem
Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi dan
komunikasi online UKM agroindustri adalah pendekatan sistem. Menurut
Marimin (2004), pendekatan sistem umumnya ditandai oleh dua hal, yaitu (1)
mencari semua faktor penting yang ada dalam mendapatkan solusi yang baik

10
untuk menyelesaikan masalah dan (2) penyusunan suatu model kuantitatif untuk
membantu keputusan secara rasional. Tahapan dalam pendekatan sistem yang
akan digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis kebutuhan, formulasi
masalah, identifikasi sistem, pemodelan, dan verifikasi sistem.
1.

Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan tahap awal dari pengkajian suatu sistem.
Pada tahap ini dideskripsikan kebutuhan-kebutuhan dari setiap pelaku yang
terlibat dalam sistem. Menurut Marimin (2004), analisis kebutuhan selalu
menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil
keputusan terhadap jalannya sistem. Analisis ini dapat meliputi hasil suatu survei,
pendapat ahli, diskusi, observasi lapangan, dan sebagainya. Pelaku yang terlibat
dalam sistem ini adalah masyarakat, pengusaha UKM, dan pemerintah.
Analisis kebutuhan dari masing-masing pelaku adalah sebagai berikut:
a.
Informasi mengenai komoditas pertanian yang terdapat dalam database.
Informasi ini terdiri dari profil komoditas, pohon industri, potensi komoditas,
harga komoditas, dan gambar komoditas. Informasi profil komoditas dapat
berisi syarat tumbuh, budidaya komoditas, sebaran komoditas, dan informasi
lain yang berkaitan dengan komoditas.
b.
Informasi mengenai produk olahan dari komoditas, meliputi profil produk,
dan gambar produk.
c.
Informasi mengenai teknologi pengolahan produk, meliputi proses, diagram
alir proses, dan skala teknologi.
d.
Informasi mengenai pemasaran produk.
e.
Informasi mengenai aspek lingkungan dari UKM yang akan didirikan.
f.
Informasi mengenai aspek manajemen usaha dari UKM yang akan didirikan.
g.
Informasi mengenai biaya investasi, meliputi jenis barang yang dibutuhkan,
jumlah, harga per item, satuan, total biaya, umur ekonomis, biaya
penyusutan, dan nilai sisa dari komponen investasi.
h.
Informasi mengenai biaya tenaga kerja, meliputi jabatan pekerja, jumlah
pekerja, gaji per bulan, total gaji, serta total gaji kumulatif selama 1 tahun.
i.
Informasi mengenai biaya variabel, meliputi jenis barang yang dibutuhkan,
jumlah, harga per item, satuan, total biaya, dan total biaya kumulatif
j.
Informasi mengenai biaya tetap, meliputi jenis barang yang dibutuhkan,
jumlah, harga per item, satuan, total biaya, dan total biaya kumulatif selama
1 tahun.
k.
Informasi mengenai proyeksi pemasukan pendapatan usaha, meliputi jenis
pemasukan, jumlah, satuan, harga jual, total penerimaan, dan total
penerimaan kumulatif selama 1 tahun.
l.
Informasi mengenai laba rugi usaha, meliputi proyeksi keuangan, dan
jumlah laba/rugi usaha.
m. Aspek kelayakan finansial, meliputi bunga efektif, NPV, payback period,
dan benefit per cost ratio.
n.
Informasi tambahan mengenai UKM, meliputi informasi seputar UKM,
informasi pendirian UKM, dan panduan membuat business plan.
o.
Informasi interaktif melalui komunikasi dengan pengelola sistem.
Kebutuhan informasi masing-masing pengguna secara terperinci dalam
sistem informasi dapat dilihat pada tabel 3. Hasil analisis kebutuhan diperlukan

11
untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mana saja yang dapat dipenuhi oleh
sistem yang dikembangkan. Hasil analisis kebutuhan selanjutnya digunakan
sebagai input untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi
dalam pengembangan sistem.
2.

Formulasi Permasalahan
Formulasi permasalahan merupakan tahapan untuk merumuskan
permasalahan yang dihadapi berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang telah
diidentifikasi dari masing-masing pelaku. Permasalahan dapat dikenali melalui
kebutuhan-kebutuhan yang saling kontradiktif akibat kelangkaan sumberdaya dan
perbedaan kepentingan (Hartrisari 2007).
Tabel 3 Matriks kebutuhan informasi pengguna AGROIND v.1.0
Pengguna Sistema
Kelompok Informasi
Pengusaha
Pemerintah
Masyarakat
UKM
Komoditas
Profil Komoditas



Pohon Industri

Potensi Komoditas


Harga Komoditas



Gambar


Produk Olahan
Profil Produk



Gambar Produk



Teknologi Pengolahan
Proses pengolahan


Diagram alir


Pemasaran Produk



Aspek manajemen usaha


Aspek Lingkungan


Biaya Investasi


Biaya Tenaga Kerja


Biaya Variabel


Biaya Tetap


Proyeksi Pemasukan


Analisis Laba Rugi


Aspek Finansial dan


Kelayakan
Informasi Pendirian UKM


Informasi pembuatan


business plan
Informasi seputar UKM


Komunikasi Online



a

Keterangan : √ membutuhkan informasi

Pengembangan UKM agroindustri dihadapkan pada kendala keterbatasan
akses informasi mengenai pendirian UKM agroindustri. Kendala lain yang

12
dihadapi UKM antara lain belum adanya informasi secara lengkap dan terpadu
yang terpusat untuk beberapa jenis produk olahan agroindustri. Selain itu,
masyarakat yang ingin mengetahui informasi juga membutuhkan penjelasan
mengenai hal-hal spesifik yang dapat dijelaskan dengan berinteraksi langsung
dengan sumber informasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem informasi
yang bermanfaat dan terintegrasi dengan baik dengan tampilan antar muka yang
mudah digunakan oleh pengguna dari berbagai kalangan.
3.

Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari
kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus
dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan tersebut (Eriyatno 2003). Pada tahap ini,
pengkaji sistem mencoba memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem. Hal
ini dimaksudkan untuk mengenali hubungan antara “pernyataan kebutuhan”
dengan “pernyataan masalah” yang harus diselesaikan dalam rangka memenuhi
kebutuhan tersebut (Hartrisari 2007). Hasil identifikasi sistem selanjutnya dapat
digambarkan dalam sebuah diagram input-output. Diagram input-output model
sistem informasi dan komunikasi online UKM agroindustri digambarkan dalam
diagram pada gambar 2.

Gambar 2 Diagram input-output model sistem informasi dan komunikasi
online UKM agroindustri

13
Pada Gambar 2, input terkontrol yang berperan penting dalam mengubah
kinerja sistem selama pengoperasian adalah data biaya, meliputi biaya investasi,
biaya tenaga kerja, biaya variabel, dan biaya tetap. Data biaya akan diolah
menjadi output berupa proyeksi pemasukan dan keputusan kelayakan investasi.
Output yang dikehendaki tersebut diharapkan menjadi pedoman bagi calon
pengusaha UKM untuk menentukan kelayakan sebuah usaha yang akan dijalani.
Output yang tidak dikehendaki memberi gambaran permasalahan yang terjadi
dalam sistem. Output tersebut akan dikendalikan oleh manajemen agroindustri
sehingga input selanjutnya dapat memberi masukan data yang lebih baik.
4.

Pemodelan Sistem
Pengembangan model merupakan bagian dari pemecahan masalah
berdasarkan teori pendekatan sistem (Marimin 2004). Pengembangan prototipe
sistem informasi dan komunikasi online UKM agroindustri dilakukan melalui
tahapan pemodelan sistem. Tahapan pemodelan sistem dalam penelitian ini
meliputi penyusunan data flow diagram (DFD), pembuatan model yang terdiri
dari model data konseptual, model data fisik, model analisis kelayakan finansial
simulasi kelayakan, komunikasi online, serta penyusunan website.
5.

Verifikasi Sistem
Verifikasi model dilakukan untuk menguji model yang telah
diimplementasikan dalam aplikasi komputer. Wasson (2006) menjelaskan bahwa
verifikasi dilakukan dengan menggunakan data aktual untuk memastikan bahwa
model telah dibuat dengan benar sesuai spesifikasi yang diinginkan. Tahapan
verifikasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadi kesalahan pada
script, tampilan, serta informasi yang terdapat dalam web. Perbaikan akan
dilakukan apabila keluaran program tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan data aktual untuk mengetahui apakah
keluaran (output) program ini telah layak untuk digunakan dan telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan.

DESAIN SISTEM
Deskripsi AGROIND v.1.0
AGROIND v.1.0 merupakan nama yang diberikan untuk program aplikasi
sistem informasi dan komunikasi usaha kecil menengah (UKM) agroindustri.
AGROIND v.1.0 merupakan rancangan awal dari sistem informasi yang berbasis
web untuk menyajikan informasi mengenai UKM agroindustri. AGROIND v.1.0
dirancang untuk membantu pengusaha, investor, serta masyarakat dalam
memperoleh informasi yang terstruktur mengenai aspek-aspek yang
dipertimbangkan dalam pendirian suatu UKM agroindustri. AGROIND v.1.0
menyediakan informasi yang cepat, tepat, dan terintegrasi yang dapat mendukung
perkembangan UKM agroindustri.
Informasi yang disajikan dalam AGROIND v.1.0 merupakan analisis usaha
dari produk-produk olahan agroindustri. Informasi diklasifikasikan menurut

14
komoditas pokok dari produk-produk olahan tersebut. Selain itu, AGROIND v.1.0
juga memfasilitasi komunikasi langsung antara pengelola sistem atau pemilik
informasi dengan masyarakat pengguna sistem. Spesifikasi sistem yang digunakan
untuk menampilkan informasi akan digunakan dalam pembuatan rancang bangun
dan kemudian diimplementasikan berupa pengembangan perangkat lunak berbasis
web.

Gambar 3 Konfigurasi model AGROIND v.1.0
Sistem manajemen dialog (user interface) merupakan bagian yang berfungsi
untuk menghubungkan pengguna dengan sistem AGROIND v.1.0. Sistem
manajemen dialog dirancang dengan prinsip user friendly untuk mempermudah
pengguna (user) berinteraksi dengan sistem AGROIND v.1.0. dalam tampilan
informasi dan simulasi evaluasi finansial. Sistem manajemen dialog dapat
menerima masukan (input) dari pengguna dan menampikan keluaran (output)
sesuai dengan yang diinginkan oleh pengguna. Masukan dari pengguna dapat
berupa suatu perintah atau data aktual pada suatu perusahaan. Keluaran yang
ditampilkan oleh sistem manajemen dialog berupa informasi dalam bentuk
pernyataan, tabel, dan informasi dalam bentuk cetak (hardcopy).
Pusat pengolahan merupakan modul utama yang berfungsi mengendalikan
sistem manajemen dialog, mengendalikan akses data ke modul sistem manajemen
basis data, dan mengendalikan proses pada model evaluasi finansial. Pusat
pengolahan merupakan modul yang berperan mengintegrasikan bagian-bagian
yang lain sehingga membentuk kesatuan AGROIND v.1.0.
Menurut Cahyadi (2005), sistem manajemen basis data pada suatu sistem
penilaian merupakan modul yang berfungsi untuk mengelola data, baik data
empirik yang dimasukkan oleh pengguna (data dinamis), maupun data-data
penunjang yang berfungsi sebagai keterangan (data statis). Sistem manajemen
basis data AGROIND v.1.0 terdiri dari tiga komponen data utama, yaitu:
1. Data komoditas, berisi data umum pengenalan suatu komoditas
2. Data produk, berisi data umum pengenalan suatu produk. Data produk juga
berisi informasi aspek-aspek yang terkait dengan pembuatan produk.

15
3.

Data evaluasi finansial, berisi data yang terkait dengan pembiayaan pendirian
suatu UKM agroindustri.
Komponen data utama tersebut akan ditampilkan menjadi sebuah kumpulan
informasi seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Kumpulan informasi yang dihasilkan AGROIND v.1.0
Model evaluasi finansial pada AGROIND v.1.0 dirancang berdasarkan
kriteria kelayakan usaha. Kriteria kelayakan usaha yang digunakan adalah Net
Present Value, Benefit/Cost Ratio, dan Payback Period. Masukan dari model
evaluasi finansial berasal dari pengguna atau database awal yang dimasukkan
oleh administrator.

Desain Model Basis Data
Perancangan basis data dimulai dengan analisis aliran data dalam sistem,
kemudian dilanjutkan dengan perancangan model data konseptual, dan
implementasi model data konseptual ke dalam model data fisik. Hasil analisis
aliran data dapat digambarkan dalam bentuk Data Flow Diagram (DFD). Model
DFD merupakan gambaran sistem dalam bentuk jaringan atau grafis dari sudut
pandang data yang diproses. Model DFD tingkat 0 dapat dilihat pada gambar 5.
DFD mampu menggambarkan kegiatan-kegiatan yang berlangsung paralel.
Pembuatan DFD dilakukan bertahap untuk memudahkan penggambaran aliran
data. Proses aliran data AGROIND v.1.0 diperinci dengan DFD level 1 dan 2.
Proses belum digambarkan secara rinci pada DFD level 0. Pada DFD level 1,
proses-proses yang terjadi dalam sistem mengalami dekomposisi sehingga
menjadi lebih terperinci. Model DFD tingkat 0 menggambarkan keseluruhan
sistem dengan satu proses berikut sumber dan tujuan data secara jelas. DFD level
1 (gambar 6) menggambarkan secara ringkas tentang proses-proses dan aliran data
hingga menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pengguna.

16

Gambar 5 DFD level 0 AGROIND v.1.0

Gambar 6 DFD level 1 AGROIND v.1.0
Seluruh proses pada DFD level 1 memiliki keterkaitan dengan proses
lainnya. Entitas administrator berinteraksi langsung dengan pengguna melalui
proses komunikasi yang terpisah dari sistem informasi. Interaksi tidak langsung
antara administrator dengan pengguna terjadi melalui data yang dimasukkan ke

17
dalam sistem. Data tersebut kemudian menjadi informasi yang tersampaikan
kepada pengguna.
Model DFD level 1 menunjukkan interaksi proses dengan seluruh database
yang terdapat dalam sistem. Database data usaha mencakup data-data yang
dimasukkan secara manual ke dalam AGROIND v.1.0 oleh operator atau
administrator. Database data usaha meliputi bahan baku, produk, teknologi,
lingkungan, manajemen, pemasaran, biaya tetap, biaya investasi, biaya variabel,
biaya tenaga kerja, serta pemasukan.
Database keuangan pada DFD level 1 merupakan data-data yang tersimpan
dalam sistem setelah proses kalkulasi kelayakan. Database keuangan bersifat
dinamis, merujuk aktivitas yang dilakukan pada proses input data atau update data.
Diagram DFD level 2 menjelaskan tentang proses-proses yang terjadi pada
DFD level 1, meliputi proses input data (gambar 7), update data (gambar 8),
kalkulasi kelayakan (gambar 9), serta simulasi kelayakan (gambar 10). Simulasi
kelayakan yang ditunjukkan dalam bentuk DFD level 2 (gambar 10) merupakan
database imajiner atau database sementara yang tidak tersimpan dalam sistem.

Gambar 7 DFD level 2 proses input data AGROIND v.1.0

18

Gambar 8 DFD level 2 proses update data AGROIND v.1.0
Proses input data dan update data dapat dibagi menjadi 11 proses. Setiap
proses merupakan pemecahan atau pengelompokan data ke dalam database yang
lebih spesifik. Proses kalkulasi kelayakan (gambar 9) terdiri dari kalkulasi outflow,
kalkulasi laba rugi, serta kalkulasi analisis kelayakan. Masukan dari proses
kalkulasi outflow berasal dari database biaya.

Gambar 9 DFD level 2 proses kalkulasi kelayakan AGROIND v.1.0
Data biaya pada DFD level 2 ini dimasukkan oleh pengguna dalam proses
simulasi kelayakan (gambar 10). Informasi keuangan kemudian ditampilkan
menyesuaikan perubahan yang dilakukan oleh pengguna. Informasi keuangan
kembali menjadi default setelah session kunjungan pengguna berakhir.

19

Gambar 10 DFD level 2 proses simulasi kelayakan (evaluasi finansial)
AGROIND v.1.0
Aliran data dan proses pada DFD level 2 sudah cukup menggambarkan
keseluruhan model AGROIND v.1.0 sehingga pada tahap selanjutnya DFD level 2
ini dapat digunakan sebagai dasar penyusunan model data konseptual yang
menggambarkan hubungan antar entitas di dalam sistem tanpa
mempertimbangkan detail implementasi fisiknya. Gambar 11 menyajikan model
data konseptual AGROIND v.1.0.
Berbeda dengan model data konseptual, model data fisik memperlihatkan
hasil implementasi entitas dalam bentuk hubungan antar tabel. Model data fisik
disusun dengan format database MySQL berdasarkan model data konseptual yang
telah dibuat sebelumnya. Model data fisik AGROIND v.1.0 dibangun berdasarkan
model data konseptual AGROIND v.1.0. Model ini menggambarkan diagram
hubungan antar entitas di dalam sistem dengan memperhatikan detail
implementasinya.
Detail implementasi digambarkan dengan internal relationship yang
menghubungkan atribut pada suatu tabel dengan atribut pada tabel lain. Entitas
dalam model data fisik AGROIND v.1.0 adalah tabel-tabel yang berisi record data
AGROIND v.1.0. Model data fisik AGROIND v.1.0 dapat dilihat pada pada
lampiran 1,2, dan 3.

20
PASAR
BAHAN_BAKU

PRODUK

bb_id
bb_nama
bb_profil
bb_pohin
bb_potensi
bb_harga
bb_gambar
bb_rekomendasi

pr_id
pr_nama
pr_profil
pr_gambar

pas_id
pas_penjelasan

TEKNOLOGI

of_id
of_item
of_total
of_totaltahun

BIAYA_INVESTASI

BIAYA_VARIABEL

TENAGA_KERJA

bi_id
bi_nama
bi_jumlah
bi_harga
bi_total
bi_satuan
bi_umureko
bi_penyusutan
bi_sisa

bv_id
bv_item
bv_jumlah
bv_harga
bv_total
bv_satuan
bv_totaltahun

tk_id
tk_jabatan
tk_jumlah
tk_gaji
tk_totalgaji
tk_totaltahun

LABA_RUGI

KONSULTASI
USERNAME
us_id
us_fn
us_mn
us_ln
us_user
us_pass
us_alamat
us_kota
us_zip
us_notelp
us_email

INFLOW

if_id
if_item
if_jumlah
if_satuan
if_harga
if_total
if_totaltahun

BIAYA_TETAP

OUTFLOW

li_id
li_penjelasan

man_id
man_chart
man_keterangan
tec_id
tec_nama
tec_proses
tec_flowchart
tec_skala

bt_id
bt_item
bt_jumlah
bt_harga
bt_total
bt_satuan
bt_totaltahun

LINGKUNGAN

MANAJEMEN

kon_id
kon_konten
kon_user
Keterangan :

Satu masukan pada tabel A
berhubungan dengan satu atau
banyak masukan pada tabel B atau
tidak sama sekali.
Satu masukan pada tabel A
berhubungan dengan satu atau
banyak masukan pada tabel B.
Satu masukan pada tabel A
berhubungan dengan satu masukan
pada tabel B.

lr_id
lr_inflow
lr_outflow
lr_labarugi

FINANSIAL

fn_id
fn_pv
fn_npv
fn_pbp
fn_bc
fn_bunga

Gambar 11 Model data konseptual AGROIND v.1.0

Desain Model Evaluasi Finansial
Evaluasi finansial dilakukan untuk memperkirakan jumlah dana yang
diperlukan. Selain itu, struktur pembiayaan serta sumber dana yang
menguntungkan juga perlu dipelajari. (Sutojo 1993). Secara umum, biaya
dikelompokkan menjadi biaya investasi dan biaya modal kerja.Selanjutnya
dilakukan penilaian aliran dana yang diperlukan dan kapan dana tersebut dapat
dikembalikan sesuai dengan jumlah waktu yang ditetapkan, serta apakah proyek
tersebut menguntungkan atau tidak.

21
Menurut Umar (2000), dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh
sebagai dasar penerimaan atau penolakan atas pengurutan suatu proyek, telah
dikembangkan berbagai cara yang dinamakan kriteria investasi. Kriteria investasi
yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio, dan
Payback Period.
1.

Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah metode untuk menghitung selisih antara
nilai investasi sekarang dan nilai penerimaan kas bersih di masa yang akan datang
pada tingkat bunga tertentu. Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :
NPV = Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value)
Bt
= total pendapatan yang diperoleh pada tahun ke-t (Rp)
Ct
= total biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rp)
i
= tingkat suku bunga yang digunakan (%)
t
= umur proyek (tahun)
n
= jumlah tahun
Kriteria NPV dikategorikan menguntungkan dan layak diusahakan apabila
perhitungan yang dilakukan menghasilkan NPV positif atau nol. Jika hasil NPV
negatif, maka investasi dikategorikan tidak layak.
2.

Net Benefit Cost Ratio
Net Benefit Cost Ratio merupakan angka perbandingan antara jumlah
present value yang bernilai positif dan negatif (modal investasi). Perhitungan ini
dilakukan untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang
dikeluarkan. Rumus menghitung Net B/C ratio adalah sebagai berikut (Umar
2000) :

/





0

0

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) juga dapat dibuat dalam bentuk persamaan
perbandingan antara total penerimaan kotor dan total biaya produksi. Persamaan
yang digunakan untuk menghitung B/C Ratio adalah :
/

Kriteria keputusan yang diambil dalam menentukan kelayakan Net B/C ratio
adalah :
• Jika B/C ratio ≥ 1 maka proyek dikategorikan layak diterima
• Jika B/C ratio < 1 maka proyek dikategorikan tidak layak diterima

22
3.

Payback Period
Payback Period (PBP) merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan seluruh investasi yang dikeluarkan untuk mendirikan suatu usaha
dan dihitung berdasar aliran kas bersih. Rumus perhitungan PBP adalah sebagai
berikut (Umar 200