Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhakti Medicare

PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA
DAN PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE

FAIZAL FAROUK

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Analisis
Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhakti Medicare adalah benar karya
saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Faizal Farouk
NIM H24114013

ABSTRAK
FAIZAL FAROUK H24114013. Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Bhakti Medicare. Dibawah bimbingan H. MUSA HUBEIS.
Rumah Sakit Bhakti Medicare (RS BM) yang beroperasi semenjak tahun
2005 didirikan untuk memenuhi kebutuhan tempat tidur atau layanan kesehatan
masyarakat di sekitar rumah sakit. RS BM merupakan kategori rumah sakit privat
atau disebut juga rumah sakit swasta. RS BM memiliki fungsi sosial ekonomis,
di mana selain menjalankan layanan kesehatan untuk kemanusiaan, juga memiliki

fungsi sebagai penghasil profit. Tujuan penelitian: (1) Menganalisis kondisi
keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat dari rasio keuangannya, (2)
Mengevaluasi laju pertumbuhan laba menurut data historikal laporan keuangan
neraca dan laba rugi 2008-2012, serta (3) Mengukur tingkat kepuasan pasien
rawat inap terhadap mutu pelayanan yang diberikan RS BM.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang berasal
dari laporan keuangan neraca dan laba rugi RS BM periode 2008-2012.
Pengumpulan data primer didapat dari wawancara dengan bagian accounting,
rekam medis, dan keperawatan. Data primer lainnya diperoleh melalui pengisian
kuesioner oleh 45 pasien rawat inap RS BM. Metode pengambilan contoh
dilakukan dengan metode purposive sampling yang merupakan bagian teknik
sampling, yaitu non probability sampling. Pengujian validitas kuesioner dilakukan
dengan uji Product Moment Pearson dan uji reliabilitas menggunakan teknik
Alpha Cronbach. Alat Analisis untuk mengukur tingkat kepuasan pasien rawat
inap adalah Customer Satisfaction Index (CSI). Pengolahan data dibantu dengan
menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS (Statistical
Package for Social Science) 16.0 for windows.
Hasil penelitian dapat disimpulkan setelah melakukan perhitungan rasio
keuangan. RS BM apabila dilihat dari likuiditasnya ada beberapa rasio yang tidak
likuid, karena asetnya kurang dapat menjamin kewajiban lancarnya. Kinerja

keuangan rumah sakit dilihat dari empat rasio keuangan, yaitu likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas dapat dikatakan baik. Faktor yang sangat
memengaruhi kinerja keuangan rumah sakit adalah pendapatan operasional berupa
penjualan jasa layanan kesehatan. Pengukuran kepuasan pasien rawat inap RS BM
dengan mengambil jumlah contoh sebanyak 45 pasien, hasil pengukuran indeks
kepuasan pasien rawat inap menunjukkan skor Customer Satisfaction Index (CSI)
80,9% dan digolongkan puas.
Kata kunci: kepuasan pasien rawat inap, mutu layanan, rasio keuangan, rumah
sakit
ABSTRACT
FAIZAL FAROUK H24114013. Application of Financial Ratio Analysis for
Predicting Income Growth and Measure Level of Inpatient Satisfaction In Bhakti
Medicare Hospital. Supervised by H. MUSA HUBEIS.
Bhakti Medicare Hospital (RS BM) operating since 2005 was established
to meet the need for a bed or public health services around the hospital. RS BM is

a private hospital. RS BM has a social economical function it mean, hospital run
the health service to humanity but also has the function as a profit producer. The
purpose of this research : (1) Analyzing the financial condition of RS BM period
2008-2012 looking from financial ratio, (2) Evaluate the earnings growth rate

according to the historical financial statements of profit and loss and balance sheet
from 2008 to 2012, and (3) Measure level of inpatient satisfaction againts the
quality of services provided by RS BM.
The data used in this study are secondary data derived from financial
statements balance sheet and profit and loss RS BM period 2008-2012. Collecting
primary data obtained from interviewing with the accounting staff, medical
records staff, and nursing. Other primary data obtained through questionnaires by
45 RS BM‟s inpatients. The sampling method was purposive sampling method
that is part sampling technique, which is non-probability sampling. The validity
test of questionnaires conducted with Pearson Product Moment and reliability
testing using Cronbach Alpha. Analysis tool to measure level of inpatient
satisfaction, is Customer Satisfaction Index (CSI). Assisted with data processing
using Microsoft Office Excel 2007 and SPSS (Statistical Package for Social
Science) 16.0 for Windows.
The results can be concluded after calculating financial ratios. RS BM if
we see from the liquidity, the hospital said to be less liquid. Because the hospital
assets less current liabilities guarantee. The financial performance of the hospital
visits of four financial ratios, the liquidity, solvency, activity, and profitability can
be quite good. The factors that influence the financial performance of the
hospital is operating income in the form of sales of health care services.

Measuring RS BM inpatient satisfaction by taking the total sample of 45 people,
the results of measurements of patient satisfaction index score indicates Customer
Satisfaction Index (CSI) of 80.9% and classified satisfied.
Keywords : financial ratios, hospital, inpatient satisfaction, quality of care

PENERAPAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA
DAN PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE

FAIZAL FAROUK

Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa
NIM

: Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Bhakti Medicare
: Faizal Farouk
: H24114013

Disetujui oleh


Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillahirobbil„alamin. Puji dan syukur penulis ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan karunia-Nya, sehingga
penulisan skripsi berjudul “Penerapan Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Pertumbuhan Laba dan Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Bhakti Medicare” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam kepada
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang secara
langsung ataupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan
pembuatan skripsi ini. Penulis sadar masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini,
maka diharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca untuk memperbaiki
skripsi ini, sehingga bermanfaat bagi berbagai pihak.

Bogor, November 2013

Faizal Farouk

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Perumusan Masalah ......................................................................................... 3
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 3
Ruang Lingkup Penelitian................................................................................ 4

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
Definisi Rumah Sakit ....................................................................................... 4
Prinsip Keuangan ............................................................................................. 4
Laporan Keuangan ........................................................................................... 5
Neraca
5
Laporan Laba Rugi ................................................................................... 5
Pengertian Rasio Keuangan ............................................................................. 6
Kinerja Keuangan ............................................................................................ 7
Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 7
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 8
Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................................ 8
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 10
Pengumpulan Data ......................................................................................... 10
Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 15
Sejarah Singkat Rumah Sakit......................................................................... 15
Visi dan Misi RS ............................................................................................ 15
Kondisi Keuangan RS BM............................................................................. 16
Analisis Rasio Keuangan RS BM .................................................................. 16

Rasio Likuiditas ...................................................................................... 17
Rasio Solvabilitas.................................................................................... 19
Rasio Aktivitas ........................................................................................ 20
Rasio Profitabilitas .................................................................................. 22
Analisis Tren Neraca dan Laba Rugi RS BM ................................................ 24
Customer Satisfaction Index (CSI) RS BM ............................................................... 26
Implikasi Manajerial ...................................................................................... 27
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
LAMPIRAN
31
RIWAYAT HIDUP
42

DAFTAR TABEL
1
2
3
4


Jumlah RS dan jumlah tempat tidur RS di Indonesia
Jenis ruangan dan jumlah tempat tidur RS BM
Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012
Analisis tren laporan neraca dan laba rugi 2008-2012 RS Bhakti
Medicare

1
16
17
25

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kerangka pemikiran penelitian
Nilai rasio lancar
Rasio cepat
Nilai rasio hutang terhadap aset
Rasio total hutang terhadap modal
Perputaran total aktiva
Rasio perputaran aktiva tetap
Rasio tingkat pengembalian investasi dari laba usaha
Rasio tingkat pengembalian ekuitas
Rasio margin laba bersih

9
18
19
19
20
21
22
22
23
24

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Struktur organisasi Rumah Sakit Bhakti Medicare
Kuesioner perhitungan kepuasan pasien rawat inap
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner atribut kepuasan
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner atribut kepentingan
Hasil perhitungan CSI
Karakteristik responden
Laporan neraca RS BM periode 2008-2012
Laporan laba rugi RS BM periode 2008-2012

32
33
37
38
39
40
41
42

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumah Sakit (RS) sebagai tempat pemberi layanan kesehatan bagi
masyarakat khususnya di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang seiring era
globalisasi. Masyarakat modern lebih sadar akan pentingnya investasi kesehatan
yang mendorong meningkatnya kebutuhan akan RS sebagai penyedia layanan
kesehatan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,
rumah sakit digolongkan menjadi RS publik dan RS privat, dimana RS publik
merupakan RS Pemerintah (RSP) baik RS Umum (RSU) dan RS Umum Daerah
(RSUD). Sedangkan untuk RS sektor privat, kepemilikan dipegang oleh pihak
swasta.
Jamaludin (2009) mengatakan RS sebagai penyedia layanan kesehatan
apabila dilihat dari fungsi dasarnya dapat dikategorikan menjadi RS yang
berorientasi social-non profit dan social-economis. Orientasi RS social-non profit
biasanya dianut RS publik yang pada umumnya mengedepankan faktor sosial di
atas segalanya. Berbeda dengan orientasi social-economis yang biasanya dianut
RS sektor privat, faktor sosial tetap menjadi hal yang utama namun rumah sakit
privat dikembangkan untuk menghasilkan profit bagi pemberi modal. Fungsi
sosial yang dimaksud adalah fungsi RS yang berhubungan langsung dengan
pasien rumah sakit menyangkut pelayanan kesehatan yang diberikan. RS harus
dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh
pasien.
Pertumbuhan jumlah RS publik dan RS privat di Indonesia merupakan hal
positif, karena RS perlu memenuhi kebutuhan tempat tidur masyarakat mengikuti
laju pertumbuhan masyarakat. Di sisi lain pertumbuhan jumlah RS perlu diikuti
dengan peningkatan mutu layanan kesehatan RS. Faktor kebutuhan masyarakat
akan mutu layanan kesehatan rumah sakit ini dapat dijadikan faktor kompetisi
antar RS untuk memberikan layanan kesehatan yang prima. Pertumbuhan jumlah
RS di Indonesia, baik RS publik dan privat yang jumlahnya semakin bertambah
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah RS dan jumlah tempat tidur RS di Indonesia
2008
No

13
43
375
110
71

Tempat
Tidur
9.044
13.605
41.285
10.907
6.643

467
1.079

Jumlah

1
2
3
4
5
6

2009

2010

2011

Pengelola

Kemenkes
Pemprov
Pemkab/Pemkot
TNI/POLRI
BUMN
Swasta dan
Swasta Non Profit
JUMLAH

13
44
416
123
71

Tempat
Tidur
9.131
14.029
47.811
11.821
6.747

47.266

535

128.750

1.202

Jumlah

13
48
445
129
71

Tempat
Tidur
8.873
13.955
49.436
11.771
6.925

52.064

593

52.468

634

58.372

141.603

1.299

143.428

1.370

148.125

Jumlah

Jumlah

Tempat
Tidur

15
47
472
132
70

5.714
10.927
55.487
11.272
6.353

Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012)
Data dari Tabel 1 menunjukkan pertumbuhan jumlah RS dan jumlah tempat
tidur di Indonesia, namun apabila dilihat RS swasta mengalami peningkatan yang

2

lebih besar. Hal ini menarik karena RS swasta tidak menggunakan dana atau
modal yang berasal dari pemerintah berbeda dengan RS sektor publik yaitu RS
pemerintah yang biaya operasionalnya ditanggung melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
RS Bhakti Medicare (RS BM) merupakan kategori RS swasta. Sama dengan
kebanyakan RS swasta lainnya, RS BM yang sudah menjadi mitra untuk layanan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda), menunjukkan RS BM tidak hanya mengejar profit namun memenuhi
fungsi sosialnya di mana Jamkesmas dan Jamkesda yang tujuan utamanya untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
RS BM yang didirikan sejak tahun 2005 mengalami laba negatif selama tiga
tahun hingga tahun 2008. Laba negatif ini tentu saja merugikan RS BM. Oleh
karena itu, RS BM yang memiliki fungsi penghasil profit perlu mengetahui
keadaan finansialnya dengan salah satu indikator kinerja laba. Indikator yang
dapat menunjukkan kinerja keuangan RS BM yaitu menggunakan analisis dari
rasio keuangan. Periode analisis rasio keuangan yang dipilih yaitu tahun
2008-2012, karena pada periode ini kondisi keuangan RS BM dikatakan normal
yaitu laba operasionalnya yang sudah positif. Alat analisis yang digunakan untuk
menilai keadaan dan kinerja finansial RS BM periode 2008-2012 yaitu melalui
rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan
profitabilitas. Melalui rasio-rasio ini, akan diketahui misalnya besarnya
perbandingan penjualan dengan total aktiva sehingga diketahui kinerja aktiva
dalam menghasilkan penjualan dan tingkat pengembalian dari sebuah investasi
melalui rasio profitabilitas.
Fungsi yang dimiliki oleh RS BM selain penghasil profit, tidak dapat
dipisahkan dari fungsi sosial yang menjadi fungsi dasar bagi sebuah RS. Dari
empat rasio keuangan, fungsi profit setidaknya dapat diukur dan diketahui
kinerjanya. Sedangkan fungsi sosial dalam penelitian ini, mengukur
bagaimanakah kepuasan pasien dan kinerja layanan RS BM dengan alat bantu
kuesioner melalui lima atribut mutu jasa sehingga diketahui umpan respon pasien
terhadap layanan yang diberikan sehingga RS BM dapat lebih meningkatkan mutu
layanan. RS BM sudah melakukan pengukuran kepuasan pasien melalui kuesioner
tetapi, pengukuran belum difokuskan kepada pasien mana yang akan diukur
tingkat kepuasannya dan standar ukuran kepuasan dari hasil kuesionernya. Oleh
karena itu, kinerja pelayanan dalam penelitian ini yang akan dibahas difokuskan
pada kinerja pelayanan rawat inap yang dirasakan oleh pasien rawat inap. Selain
itu, Menurut laporan laba rugi RS BM 2008-2012 pendapatan operasional rawat
inap lebih besar dibandingkan dengan pendapatan operasional rawat jalan.
Pengukuran kepuasan akan menggunakan lima mutu dimensi jasa. Melalui
pengukuran tingkat kepuasan pasien akan layanan rawat inap ini, diharapkan RS
mendapatkan gambaran akan bagaimana sudut pandang pasien terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan. Analisis kepuasan pasien rawat inap akan
menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI) dengan menghitung
rataan dan bobot dari atribut kepuasan dan kepentingan melalui kuesioner yang
dibagikan lalu menggunakan standar ukuran kepuasan menurut PT Sucofindo.
Melalui penerapan rasio keuangan dan pengukuran kepuasan pasien ini
diharapkan RS BM mendapatkan gambaran keterkaitan antara kepuasan pasien

3

dan peningkatan laba sehingga dapat menentukan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kepuasan pasien yang akan berdampak pada peningkatan
laba operasional.
Perumusan Masalah
Pelayanan kesehatan yang baik ditunjang oleh fasilitas medik dan nonmedik yang baik. RS BM yang beroperasi sejak tahun 2005 mengalami laba
negatif berturut-turut selama tiga tahun. Hal ini merugikan baik bagi RS BM dan
juga masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan RS BM, karena dengan laba
yang negatif RS akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan mutu
pelayanannya. Oleh karena itu, RS BM harus mengetahui kinerja keuangannya
dan umpan balik pasien berupa tingkat kepuasan untuk dapat terus meningkatkan
mutu layanan kesehatan yang diberikan. Melalui penerapan analisis rasio
keuangan dan pengukuran indeks kepuasan pasien rawat inap, perumusan masalah
dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat dari
rasio keuangannya?
2. Bagaimana pertumbuhan laba RS BM dilihat dari data historis tahun 20082012?
3. Bagaimana tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan RS BM?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan perumusan masalah sebelumnya,
maka tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Menganalisis kondisi keuangan RS BM periode tahun 2008-2012 dilihat
dari rasio keuangannya.
2. Mengevaluasi laju pertumbuhan laba RS BM menurut data historikal
laporan neraca dan laba rugi periode 2008-2012.
3. Mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan
yang diberikan RS BM.

Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan
berikut:
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pertumbuhan
laba berdasarkan lima periode laporan neraca dan laba rugi 2008-2012, serta
mendapatkan persepsi sudut pandang pasien rawat inap terhadap kualitas
layanan yang diberikan rumah sakit.
2. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk
melakukan penelitian di bidang keuangan dan persepsi pelanggan atau
pasien di sebuah rumah sakit.

4

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian difokuskan pada analisis rasio keuangan pada RS BM yang
bersumber dari laporan laba rugi dan neraca periode tahun 2008-2012, serta
mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu layanan kesehatan
RS.

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Rumah Sakit
RS merupakan pusat dari pelayanan kesehatan berupa pelayanan medik
dasar, medik spesialis, rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan instalasi. Dalam
Undang-Undang No. 44 tahun 2009, dinyatakan bahwa rumah sakit adalah
institusi yang menyelenggarakan layanan kesehatan perorangan secara paripurna
dalam bentuk layanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut
Setiawan (2011), pengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan dan
pengelolaan terdiri dari tiga kategori yaitu RS swasta murni, RS yang dikelola
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan RS yang dikelola oleh pemerintah.
Perbedaan ini membuat visi, misi, organisasi, dan tujuan dari masing-masing
kategori berbeda. Sedangkan pengelompokkan berdasarkan segmentasi pasar yang
ingin dibidik terdiri dari dua kategori yaitu RS umum dan khusus.

Prinsip Keuangan
Prinsip keuangan terdiri dari sepuluh (10) prinsip yang membentuk dasar
manajemen keuangan. Aturan pengambilan keputusan dan logika yang
mendasarinya, yaitu berasal dari prinsip keuangan yang nampak sederhana, tetapi
memerlukan pengetahuan menyangkut keuangan untuk memahaminya. Prinsipprinsip dasar ini akan bergerak bersama teknik dan konsep manajemen keuangan
(Keown et al 2002). Sepuluh (10) prinsip ini adalah:
1. Trade off risiko dan return
2. Nilai waktu atas uang
3. Kas lebih penting daripada laba
4. Arus kas inkremental
5. Persaingan di pasar membuat sulit mendapatkan proyek yang
keuntungannya luar biasa
6. Pasar modal yang efisien (pasar dan harga selalu benar)
7. Masalah keagenan (pelaku kegiatan perusahaan) : manajer bekerja bagi
pemilik perusahaan demi keuntungan sendiri
8. Pajak membuat bias keputusan bisnis
9. Diversifikasi risiko
10. Dilema etika selalu muncul

5

Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan dibedakan secara
garis besar menjadi empat macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan aliran kas (Martono dan Harjito 2010). Menurut
Keown et al (2002), kas lebih penting daripada profit. Kemungkinan konflik
terjadi antara manajemen perusahaan dan pemilik perusahaan khususnya pada
perusahaan sekala besar di mana pemilik dan manajer memiliki kepentingan
berbeda. Misal manajer tidak akan bekerja untuk pemilik, kecuali jika manajer
merasa kepentingan pemilik yang terbaik baginya. Oleh karena itu, para
pemegang saham perusahaan, seperti halnya penyedia modal mempunyai
kebutuhan untuk meperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mengawasi
manajer, yaitu bersandar pada informasi umum pada sumber manapun dan salah
satu sumber informasi itu adalah laporan keuangan.

Neraca
Laporan keuangan yang memuat informasi mengenai jumlah kekayaan
(assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (di sisi aktiva). Kemudian juga
akan tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas
(modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi dalam laporan keuangan disebut
neraca (Kasmir 2008). Menurut Martono dan Harjito (2010), neraca (balance
sheet) merupakan laporan yang menggmbarkan jumlah kekayaan (harta),
kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca
biasanya disusun pada akhir tahun (31 Desember). Laporan neraca mengandung
unsur berikut :
Kekayaan = Hutang + Modal Sendiri

............................(1)

Sisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya yang dikendalikan oleh
perusahaan yaitu aktiva. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan
untuk menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Untuk
menjalankan aktivitas operasi, perusahan membutuhkan pendanaan untuk
membiayainya. Sisi kanan persamaan ini mengidentifikasi sumber pendanaan.
Kewajiban (hutang) merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban
perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas atau modal perusahaan
merupakan total dari pendapatan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh
pemilik dan akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan)
sejak berdirinya perusahaan (Wild et al 2005).

Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang
diperoleh dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang
dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam
laporan laba rugi (Kasmir 2008).

6

Menurut Brigham dan Houston (2006), laporan laba rugi merupakan laporan
yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu
periode akuntansi yang biasanya dilaporkan setiap satu kuartal atau satu tahun.
Menurut Martono dan Marjito (2010), laporan laba rugi (income statement)
merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan
dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Di dalam laporan laba rugi,
apabila penghasilan lebih besar dari biaya akan terjadi laba, sedangkan jika
penghasilan lebih kecil dari biaya maka perusahaan mengalami kerugian.
Menurut Keown et al (2002), laporan laba rugi menjawab pertanyaan,
“Seberapa menguntungkankah suatu usaha?”. Laporan laba rugi menyajikan
informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha, yaitu:
1. Penghasilan (penjualan), yaitu uang yang diperoleh dari penjualan produk
atau jasa perusahaan.
2. Harga pokok penjualan, yaitu biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan
barang-barang atau jasa yang akan dijual.
3. Beban operasi yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi produk
atau jasa dan administrasi bisnis.
4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, yaitu bunga dan deviden.
5. beban pajak yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan .pajak
pendapatan perusahaan
Laporan laba rugi dapat diformulasikan menjadi :
Laba = Penghasilan – Biaya ...……………………(2)
Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi
perusahaan untuk suatu periode. Laba atau laba bersih mengindikasikan
profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang
ekuitas, sementara pos-pos dalam laporan merinci laba yang didapat. Laba
merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi dan
kontribusi dari pemegang ekuitas. Laba kotor yang disebut juga margin kotor,
merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor
mengindikasikan seberapa jauh perusahaan mampu menutup biaya produkya.
Laba operasi merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban
operasi (Wild et al 2005).

Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan ini selain untuk mengukur kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan, juga dapat digunakan untuk menilai kemampuan manajemen
perusahaan dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif dan
efisien (Brigham dan Houston 2006). Rasio keuangan merupakan peralatan
(tools) untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca dan laba-rugi).
Analisis rasio keuangan bukanlah proses mekanis membagi pos satu dengan pos
yang lainnya. Dalam analisis rasio keuangan pembaca memerlukan pengetahuan
berbagai bentuk informasi keuangan agar dapat mengukur kinerja keuangan
perusahaan melalui analisis rasio keuangan (Mardiyanto 2009).

7

Menurut Mardiyanto (2009), analisis rasio keuangan menggunakan tiga (3)
jenis analisis. Jenis analisisnya meliputi analisis silang (cross sectional) yang
membandingkan rasio dalam waktu (tahun) yang sama, analisis runtun waktu
(time series) yang membandingkan rasio dalam waktu (tahun) yang berbeda, dan
analisis gabungan (combined) yang menyatukan kedua analisis sebelumnya. Hasil
analisis rasio keuangan ini dapat menggunakan empat standar, yaitu rataan
industri, perusahaan paling unggul, data historis, anggaran dan realisasinya.
Menurut Margaretha (2011), rasio keuangan dapat dianalisis dengan
beberapa cara, diantaranya:
1. Analisis horizontal atau trend analysis, yaitu dengan membandingkan rasiorasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu. Trend dapat dilihat
dari rasio-rasio perusahaan selama kurun waktu tertentu.
2. Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan
dengan rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk
waktu yang sama.
3. Kombinasi (1) dan (2).

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan menurut Mardiyanto (2009), umumnya diukur
berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain
seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham
(earnings per share). Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran
penghasilan (laba) adalah penghasilan dan beban. Penilaian kinerja keuangan akan
memberikan gambaran keadaan perusahaan dari segi keuangan yang didapat dari
analisis rasio keuangan dan laporan keuangan.

Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Lismawati (2009) dengan judul “Analisis Kinerja
Keuangan dan Pelayanan KUD Sumber Alam”. Metode dan analisis data
menggunakan analisis keuangan berupa analisis trend, analisis persentase per
komponen, analisis rasio dan analisis kemampuan pelayanan KUD menggunakan
CSI. Hasil analisis memperlihatkan bahwa rasio likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas KUD Sumber Alam periode tahun 2003-2007 mengalami pergerakan
positif, tetapi nilai rasio aktivitas usaha mengalami penurunan pada periode 20012007. Nilai rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas meningkat karena KUD
Sumber Alam melakukan perampingan struktur sehingga biaya yang dihasilkan
dapat diminimalkan. Nilai rasio aktivitas yang semakin menurun menunjukkan
KUD Sumber Alam dalam melakukan aktivitas usahanya belum cukup baik dalam
perputaran persediaan, piutang, aktiva tetap dan total aktivanya masih rendah.
Untuk tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan KUD
dikategorikan sedang karena anggotanya merasa cukup puas pada pelayanan
KUD.
Penelitian yang dilakukan Rahmani (2009) yang berjudul “Analisis Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus : RSU
Bhakti Asih Tangerang)”. Metode dan analisis data menggunakan Chi-Square

8

Analysis, Importance Analysis (IPA) dan CSI. Hasil analisis Chi-Square
menunjukkan jenis kelamin dan usia berdasarkan karakteristik responden tidak
memiliki hubungan dengan atribut mutu pelayanan jasa. Hasil analisis IPA
menunjukkan bahwa atribut yang berada di kuadran A (Prioritas Utama), yaitu
ketepatan dokter mendiagnosa penyakit, keamanan lingkungan rumah sakit,
kelengkapan obat-obatan di apotek, dan kelengkapan fasilitas peralatan modern.
Pada sisi kuadran B (Pertahankan Prestasi), terdapat atribut kelengkapan
penjelasan dokter, ketanggapan dokter dan perawat terhadap keluhan pasien,
kesiapsediaan dokter dan perawat dalam membantu pasien, pengetahuan dan
keterampilan medis dokter, pelayanan dokter dan perawat yang menyakinkan,
keramahan dokter dan perawat, serta kesetaraan pelayanan pengobatan. Pada
kuadran C (Prioritas Rendah), terdapat atribut kecepatan pelayanan, pelayanan
kasir yang prima, kecepatan pelayanan apotek, pelayanan petugas apotek yang
menyakinkan, keramahan dan kesopanan petugas pendaftaran dan apotek,
ketersediaan terhadap pengaduan keluhan pasien. Kuadran D terdapat atribut
ketepatan tagihan biaya, kemudahan memperoleh informasi pelayanan,
ketersediaan petunjuk arah untuk setiap ruangan, kerapihan dan kebersihan
penampilan seluruh karyawan. Hasil Analisis CS menunjukkan bahwa pasien
merasa puas akan kualitas layanan kesehatan yang diberikan RSU Bhakti Asih.
Karena analisis CSI menunjukkan angka 80,43% yang berarti pasien ada pada
kategori “sangat puas”.
Anggari (2011) dalam penelitian berjudul “Analisis Kinerja Keuangan pada
PT. Musi Hutan Persada Muara Enim (Sulsel) Berbasis Laporan Keuangan 20072010”. Metode analisis data yang digunakan adalah laporan keuangan neraca dan
laba rugi periode 2007-2010 dengan menghitung nilai rasio keuangan dan
peramalan kondisi laporan neraca dan laba rugi. Hasil penelitian pada PT. Musi
Muara Enim disimpulkan bahwa posisi neraca dengan pos keuangan kewajiban,
aktiva tetap dan aktiva lain-lain periode 2007-2010 mengalami penurunan
dibandingkan aktiva lancar, kewajiban lancar, ekuitas yang mengalami
peningkatan. Nilai rasio keuangan PT. Musi Muara Enim menunjukkan bahwa
rasio likuiditas perusahaan yang kurang likuid, rasio solvabilitas yang kurang
solvabel dan aktivitas perusahaan yang kurang efektif. Namun dari hasil analisis
perusahaan masih mampu menghasilkan marjin keuntungan. Apabila dilihat dari
analisis Du pont, kinerja perusahaan mengalami peningkatan, baik dari sisi
penjualan, aktiva dan ekuitas.

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
RS BM sebagai pemberi layanan kesehatan wajib untuk terus meningkatkan
mutu layanannya. Meningkatnya mutu layanan akan berbanding lurus dengan
kepuasan konsumen, yaitu pasien RS. Oleh karena itu sisi finansial perlu
diperhatikan sebagai dasar perencanaan untuk langkah-langkah finansial di RS
BM yang diharapkan berdampak pada peningkatan mutu layanan kesehatan.
Kerangka pemikiran penelitian yang akan dilakukan menyangkut analisis rasio
keuangan dapat dilihat pada Gambar 1.

9

Kerangka pemikiran penelitian dimulai dengan menganalisis rasio keuangan
melalui laporan keuangan RS BM yaitu neraca dan laba rugi periode tahun 20082012. Periode awal penelitian yaitu tahun 2008, dipilih karena kondisi keuangan
RS BM berada pada kondisi yang positif berbeda dengan tahun 2005-2007 yang
kondisi keuangannya yang negatif di mana laba operasional RS. Rasio keuangan
dihitung berdasarkan runtun waktu (time series), yaitu membandingkan rasio
dalam waktu berbeda secara horizontal dimulai tahun 2008. Rasio yang dianalisis
merupakan rasio umum yang digunakan dalam penilain kinerja perusahaan, yaitu
rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas..
Pengukuran kinerja dari sisi non finansial dapat diketahui melalui tingkat
kepuasan pasien. Dalam penelitian ini kepuasan pasien difokuskan pada pasien
rawat inap karena pasien rawat inap mendapatkan semua pelayanan kesehatan
yang disediakan dan berdasarkan laporan laba rugi RS BM 2008-2012 laba
operasional pasien rawat inap lebih besar dibandingkan pasien rawat jalan.
Diharapkan hasil dari analisis aspek finansial dan non finansial ini akan menjadi
bahan evaluasi masukan untuk pengambilan keputusan bagi RS. Dengan
demikian, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Rumah Sakit Bhakti Medicare
Kinerja
Finansial

Non Finansial
-

Laporan
Keuangan

Perspektif
Pelanggan
(Pasien)

- Neraca
- Laba / Rugi

Survei Indeks
Kepuasan Pasien
Rawat Inap (CSI)

Analisis Rasio
Keuangan
-

Rasio Likuiditas
Rasio Aktivitas
Rasio Solvabilitas
Rasio Profitabilitas

Prediksi
Pertumbuhan Laba
Kinerja Sosial dan Ekonomis
Rekomendasi Finansial
dan Non Finansial Perusahaan

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

10

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RS BM Jalan Raya Siliwangi No. 187B,
Cicurug Kabupaten Sukabumi, selama kurang lebih tiga (3) bulan dimulai pada
bulan Mei 2013.

Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder RS BM berupa laporan
keuangan, baik laporan neraca dan laba rugi periode 2008-2012. Data lainnya
didapat dari literatur-literatur terkait yang mendukung pengumpulan data
penelitian. Penarikan data primer untuk mengisi kuesioner data kepuasan pasien
rawat inap menggunakan metode purposive sampling yang merupakan bagian
teknik sampling, yaitu non probability sampling. Metode purposive sampling
dipilih, karena peneliti menetapkan standar sampel responden yang harus
memenuhi kriteria, yaitu pasien rawat inap yang sekurang-kurangnya menginap
satu hari di rumah sakit. Responden juga dapat berupa keluarga atau pendampng
dari pasien rawat inap. Hal ini bertujuan agar pengisian kuesioner kepuasan pasien
rawat inap tepat dan tanggap terhadap jawabannya.
Jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden menggunakan rumus
Slovin untuk menentukan minimal contoh yang dibutuhkan pada tingkat
kesalahan yang ditoleransi adalah 5%. Ukuran populasi yang diketahui dalam
rumah sakit adalah 50 pasien rawat inap per bulan. Ukuran populasi ini didasarkan
rata-rata jumlah pasien rawat inap yang bersumber pada data rekam medis RS BM
melalui wawancara. Rumus Slovin untuk perhitungan adalah :
n=
Keterangan :

..................................................(3)

n = Jumlah minimal contoh
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan (error) yang ditoleransi.

Perhitungan minimal sampel penelitian ini adalah :
n=

= 44,444 ≈ 45 responden

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data keuangan berupa rasio keuangan pada
penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik serta data kualitatif
dideskripsikan secara analitik. Metode analisis data laporan keuangan yang
digunakan adalah analisis rasio dengan membandingkan rasio berdasarkan runtun
waktu (time series) secara horizontal dengan data input berasal dari laporan
keuangan. Laporan keuangan neraca dan laba rugi yang dianalisis menggunakan

11

analisis tren, sehingga dapat memprediksi pertumbuhan laba melalui tabel
tendensi laporan keuangan. Data kepuasan pelanggan pasien rawat inap
dikumpulkan melalui kuesioner berdasarkan jumlah sampel yang sudah
ditentukan. Data survei kepuasan pasien rawat inap diolah dengan bantuan
Microsoft Office Excel 2007 dan Statistical Package for Social Science (SPSS)
16.0 for windows.
Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah :
a. Analisis Rasio
Analisis rasio menggambarkan keadaan dari keuangan perusahaan.
Dalam penelitian ini digunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas, akivitas
dan profitabilitas.
1) Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menurut Martono dan Harjito (2010), merupakan
indikator yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio likuiditas terdiri dari :
i. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio merupakan perbandingan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar. Current ratio yang tinggi memberian
indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek (Martono dan
Harjito 2010).
Rasio lancar

=

………………..(4)

ii. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat atau quick ratio merupakan alat ukur yang lebih akurat
untuk mengukur likuiditas perusahaan. Rasio ini merupakan
perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dibagi
hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan karena
persediaan merupakan komponen yang paling rendah tingkat
likuiditasnya (Martono dan Harjito 2010).
Rasio Lancar

=

.........(5)

2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau hutang jangka pendek dan
jangka panjang. Rasio solvabilitas dapat dihitung menggunakan rasio-rasio
yang terdiri dari :
i. Rasio Hutang (Debt Ratio)
Rasio ini menghitung seberapa besar aset perusahaan dibelanjai oleh
hutang (Martono dan Harjito 2010). Total hutang meliputi kewajiban
lancar dan utang jangka panjang.
Rasio Hutang

=

x 100% ..............(6)

ii. Rasio Total Hutang dengan Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio total hutang dengan modal sendiri merupakan perbandingan
total hutang yang dimilik perusahaan dengan modal sendiri (Martono
dan Harjito 2010).

12

Rasio Total Hutang dengan Modal =
………(7)
3) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang mengukur efektifitas
manajemen perusahaan dalam mengelola aktivanya. Rasio aktivitas ini akan
menggambarkan perputaran dari aktiva-aktiva dan penjualan sebuah
perusahaan. Rasio aktivitas dapat dihitung menggunaan rasio-rasio yang
terdiri dari :
i. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
Rasio ini mengukur perputaran dari semua aset yang dimiliki
perusahaan. Rasio dihitung dari pembagian antara penjualan dengan
total asetnya (Martono dan Harjito 2010).
Perputaran Total Aktiva

=

……………(8)

ii. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)
Rasio ini membandingkan penjualan dan aktiva tetap, yang bertujuan
mengukur efektifitas penggunaan aktiva tetap (Keown et al 2002).
Perputaran Aktiva Tetap

…………..(9)

=

4) Rasio Profitabilitas
Rasio profabilitas menurut Martono dan Harjito (2010) bisa dikatakan
rasio keuntungan. Rasio ini menunjukkan hubungan antara laba dan
penjulan. Rasio profitabilitas dapat dihitung menggunakan rasio-rasio yang
terdiri dari :
i. Tingkat Pengembalian Investasi dari Laba Usaha (Return on
Investment)
Rasio ini menggambarkan tentang tingkat kemampuan pengembalian
yang diperoleh dari suatu investasi dengan membandingkan laba
setelah pajak dengan total aktiva (Margaretha 2011).
(ROI)

=

x 100% ………..(10)

ii. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)
Rasio ini sering juga disebut rentabilitas modal sendiri yang dapat
mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan (Martono dan Harjito 2010).
(ROE)
………….(11)
iii.

=

x 100%

Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rasio ini merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung
seluruh biaya dan pajak penghasilan. Net Profit Margin menunjukkan
perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan (Martono
dan Harjito 2010).

14

Dimensi Kualitas Jasa
Banyak pakar yang mengklasifikasi dimensi kualitas jasa yang berbeda.
Namun pada penelitian ini menggunakan lima dimensi jasa menurut Parasuraman,
Zeithaml dan Berry. Terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan
tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut (Parasuraman et al dalam Tjiptono
2008) :
1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan
menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali.
2. Daya tanggap (responsiveness), berkenanaan dengan kesediaan dan
kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan.
3. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan
karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya.
4. Empati (empathy), perushaan memahami masalah para pelanggannya dan
bertindak demi kepentingan pelanggan.
5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan,
sumberdaya manusia.

Customer Satisfaction index
Survei kepuasan konsumen yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan metode CSI atau indeks kepuasan pelanggan. Pelanggan di sini
adalah pasien rawat inap RS BM. CSI menghitung tingkat kepuasan pelanggan
berdasarkan atribut-atribut. Menurut Aritonang (2005), indeks kepuasan
pelanggan sangat berguna untuk tujuan internal perusahaan. Contohnya adalah
memantau perbaikan pelayanan, motivasi karyawan, maupun pemberian bonus
sebagai gambaran yang mewakili tingkat kepuasan menyeluruh pelanggan. Skala
Likert yang digunakan untuk untuk mengukur indikator secara kualitatif adalah
sebagai berikut :
Skala : 1 = Sangat tidak puas
= Sangat tidak penting
2 = Tidak puas
= Tidak penting
3 = Cukup puas
= Cukup penting
4 = Puas
= Penting
5 = Sangat puas
= Sangat penting
CSI dihitung berdasarkan empat tahapan, yaitu (Dickson dalam Lismawati
2009) :
1. Menentukan Mean Inportance Score (MIS) dan Mean Satisfaction Score
(MSS) yang merupakan rataan dari tingkat kepuasan.
2. Membuat Weight Factor (WF) yang merupakan bobot dari persentase
atribut dimensi mutu jasa dengan total MIS seluruh atribut.
3. Menghitung Weighted Score (WS) dengan mengalikan WF dengan MSS
4. Menghitung Satisfaction Index (indeks kepuasan), yaitu dengan
menjumlahkan WS semua atribut dibagi skala maksimum kategori atribut
dikali 100%.
CSI yang dihitung kemudian dibagi ke dalam lima kriteria, yang dimulai
dari tidak puas hingga sangat puas. Kriteria bersumber pada panduan survei
kepuasan konsumen yang disusun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

15

bergerak dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian
yaitu PT Sucofindo. Kriteria kepuasan konsumen ini adalah (Panduan Suvei
Kepuasan Konsumen PT Sucofindo dalam Lismawati (2009) :
Nilai Indeks (%):

81,00-100,00
66,00-80,99
51,00-65,99
35,00-50,99
0,00-34,99

= Sangat Puas
= Puas
= Cukup Puas
= Kurang Puas
= Tidak Puas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Singkat Rumah Sakit
RS BM merupakan rumah sakit swasta yang didirikan dan mulai beroperasi
sejak tanggal 25 Mei 2005. RS BM merupakan rumah sakit swasta terlengkap di
daerah Cicurug Kabupaten Sukabumi. RS ini merupakan bagian dari PT.
Medikarya Utama dengan direktur utama Bapak Supriadi Setiawan dan direktur
rumah sakit dr. Rahmini Sabariah. RS BM sudah melakukan kerjasama dengan
PT. Jamsostek Sukabumi sejak 2008. Selain itu rumah sakit juga telah melakukan
kerjasama dengan lebih dari 20 perusahaan asuransi untuk dapat memudahkan
pasien dalam mendapatkan pelayanan.

Visi dan Misi RS
Rumah Sakit Bhakti Medicare memiliki visi yaitu “Menjadi Rumah Sakit
Terpercaya Keluarga anda”. Visi ini tertuang dalam slogan yang dijunjung RS
BM yaitu “Melayani dengan Sepenuh Hati”. Misi rumah sakit adalah :
- Menyediakan jasa layanan kesehatan rawat jalan
- Menyediakan jasa layanan kesehatan rawat inap
- Menyediakan penunjang medis dengan tenaga kerja yang profesional
- Memberikan pelayanan kesehatan yang dapat menciptakan rasa aman
(secure) dan nyaman (convenience) pada seluruh pasien tanpa membedakan
kelas, suku, ras dan agama.

Fasilitas Rumah Sakit
RS BM memiliki fasilitas medik dan penunjang medik yang lengkap dengan
didukung oleh dokter-dokter umum dan spesialis yang kompeten di bidangnya.
Untuk fasilitas rawat inap, RS BM menyediakan jenis ruangan seperti :
- Ruang rawat inap (VIP, Kelas Utama, Kelas I, Kelas II dan Kelas III)
- HCU (High Care Unit)
- Ruang OK atau Ruang Operasi

16

Jumlah tempat tidur yang dimiliki dari fasilitas rawat inap RS BM dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis ruangan dan jumlah tempat tidur RS BM
Jenis Ruangan

VK
HCU
OK
Ferma
Rawat Inap Kelas I
Rawat Inap Kelas II
Rawat Inap Kelas III
Rawat Inap Kelas Utama
Ruang VIP
Ruang Ibu
Ruang Anak
TOTAL

Jumlah Tempat Tidur
(buah)

3
2
1
5
5
10
10
3
1
3
3
45

Sumber : Wawancara Bagian Pemasaran RS BM, tahun 2013

Kondisi Keuangan RS BM
Kinerja sebuah perusahaan harus dapat diukur dan diketahui baik dalam hal
finansial dan non finansial. Kondisi finansial dari sebuah perusahaan juga dapat
menggambarkan dari kesehatan keuangannya yang bisa dilihat dari laporan
keuangan yang pada umumnya berupa laporan laba rugi dan neraca. RS BM yang
memiliki dualitas fungsi, yaitu berorientasi sosial dan profit perlu untuk
mengetahui kinerja dan kondisi keuangannya. Dalam penelitian ini, kondisi
keuangan RS BM dilihat melalui laporan laba rugi dan neraca tahun 2008-2012.

Analisis Rasio Keuangan RS BM
Perkembangan sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan
operasionalnya dapat tercermin melalui kondisi keuangan yang berasal dari
laporan keuangan. Analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui gambaran
akan kinerja dan kondisi keuangan, yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan. Di dalam
analisis rasio, sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan dan dalam
penelitian ini untuk menganalisis rasio keuangan RS BM digunakan dua laporan
keuangan, yaitu laporan laba rugi dan neraca. Rasio-rasio yang akan dianalisis di
RS BM adalah rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas. Laporan
keuangan yang menjadi sumber data rasio keuangan ini menggunakan laporan
keuangan periode 2008-2012.. Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012
dapat dilihat pada Tabel 3.

17

Tabel 3. Hasil analisis rasio keuangan periode 2008-2012
No

Rasio Keuangan

1

Analisis Likuiditas
Rasio Lancar
Rasio Cepat
Rasio Solvabilitas
Rasio Hutang (%)
Rasio Total Hutang dengan Modal (%)
Rasio Aktivitas
Perputaran Total Aktiva
Perputaran Aktiva Tetap
Rasio Profitabilitas
Tingkat Pengembalian Investasi dari
Laba Usaha (%)
Tingkat Pengembalian Ekuitas (%)
Marjin Laba Bersih (%)

2

3

4

2008

2009

Tahun
2010

2011

2012

1,571
1,214

1,480
1,170

1,440
1,126

1,292
0,998

1,321
0,991

1,440
1,126

0,062
0,066

0,067
0,071

0,073
0,079

0,083
0,091

0,088
0,097

0,073
0,079

0,652
0,722

0,763
0,847

0,849
0,949

0,855
0,958

0,903
1,022

0,849
0,949

0,058

0,114

0,157

0,152

0,172

0,152

0,062
0,089

0,122
0,149

0,170
0,185

0,165
0,177

0,189
0,191

0,165
0,177

Sumber : Laporan Keuangan RS BM Periode 2008-2012 (diolah)

Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas dapat menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam
melunasi kewajiban-kewajiban finansial yang harus segera dilunasi. Analisi rasio
ini dapat menggunakan dua pendekatan. Pertama membandingkan antara kas atau
berupa aktiva-aktiva yang dapat segera diubah dalam