1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan bahkan khususnya mengenai perlindungan hak cipta bagi penulis buku.
2. Secara Praktis
Diharapkan dapat memberikan gambaran kepada rekan-rekan mahasiswa, praktisi, dan masyarakat yang ingin mengetahui bagaimana sanksi hukum yang dapat
diterapkan apabila terjadi pelanggaran hak cipta khusunya pembajakan buku.
D. Keaslian Penulisan
Sepanjang yang ditelusuri dan diketahui dari lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara bahwa penulisan tentang “Analisis Yuridis Terhadap
Pembajakan Buku Ditinjau Terhadap Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta”, belum pernah ditulis sebelumnya. Dengan demikian, dilihat dari permasalahan
serta tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini adalah merupakan karya sendiri yang asli yang diperoleh dari pemikiran, referensi
buku-buku seminar, makalah-makalah, media cetak seperti koran-koran, media elektronik, yaitu internet serta bantuan dari berbagai pihak.
E. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Hak Cipta
Hak cipta merupakan istilah yang populer di dalam masyarakat, walaupun demikian pemahaman tentang ruang lingkup pengertiannya tidaklah sama pada setiap
orang karena berbedanya tingkat pemahaman tentang istilah tersebut. Sebagai contoh
Universitas Sumatera Utara
sering orang awam menginterprestasikan hak cipta sama dengan hak kekayaan intelektual. Lainnya adalah pemahaman masyarakat terhadap perlindungan hak cipta ini,
sebagai contoh misalnya karena pemahaman yang kurang sehingga sering muncul pemikiran dan perkataan yang keluar yaitu hak cipta - dipatenkan atau merk - dipatenkan
sehingga seolah-olah pengertian hak cipta itu cukup luas meliputi keseluruhan ciptaan manusia padahal, pengertian hak cipta itu cukup luas meliputi keseluruhan ciptaan
manusia di bidang tertentu saja. Hak cipta sendiri secara harfiah berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta, kata
“Hak” yang sering dikaitkan dengan kewajiban adalah suatu kewenangan yang diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau tidak. Sedangkan kata
“Cipta” tertuju pada hasil karya manusia dengan menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi dan pengalaman. Sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta
berkaitan erat dengan intelektual manusia. Dalam hal ini ada beberapa pendapat sarjana mengenai pengertian hak cipta,
antara lain : 1.
WIPO World Intelektual Property Organization
“ Copy Right is legal from describing right given to creator for their literary and artistic works”
Yang artinya hak cipta adalah terminology hukum yang menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada pencipta untuk karya-karya mereka dalam bidang seni dan
sastra
5
berpendapat bahwa hak cipta adalah hak tunggal dari pencipta, atau hak dari pada yang mendapat hak tersebut atas hasil ciptaannya dalam lapangan kasusasteraan,
pengetahuan, dan kesenian. Untuk mengumumkan dan memperbanyaknya, dengan mengingat pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh Undang-undang
. 2. J. S. T Simorangkir
6
5
Sujud Margono, Hukum dan Perlindungan Hak Cipta, CV Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 2003.
6
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Seminar Hak Cipta, hal.123.
. 3. Imam Trijono
Universitas Sumatera Utara
Berpendapat bahwa hak cipta mempunyai arti tidak saja si pencipta dan hasil ciptaannya yang mendapat perlindungan hukum, akan tetapi juga perluasan ini
memberikan perlindungan kepada yang diberi kepada yang diberi kuasapun kepada pihak yang menerbitkan terjemah daripada karya yang dilindungi oleh perjanjian
ini
7
2. Pengertian Pencipta
. 4. Sedangkan Undang-undang No. 19 Tahun 2002 dalam pasal 2 ayat I memberikan
pengertian bahwa hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sehingga dasar 4 empat pendapat mengenai pengertian hak cipta, penulis menarik kesimpulan bahwa hak cipta adalah hak istimewa yang diberikan kepada
pencipta atau penerima hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, sehingga dalam hal ini baik pencipta maupun pemegang hak cipta dapat memperbanyak
ciptaannya dan dia juga berhak untuk melarang pihak lain untuk menerbitkan hasil ciptaannya ataupun memberikan persetujuan pada pihak lain untuk mengumumkan atau
memperbanyak hasil ciptaannya tersebut.
Dalam konsep perlindungan hak cipta adalah melindungi pencipta dan hasil ciptanya dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 terdapat perbedaan antara
pencipta dan pemegang hak cipta. Pencipta menurut Pasal 1 huruf 2 adalah seorang atau beberapa orang secara
bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan kedalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Sedangkan pemegang hak cipta menurut pasal 1 huruf 4 adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta atau pihak yang menerima hak tersebut
dari pencipta atau pihak lain yang menerima hak tersebut.
7
Ibid, h. 184.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga berdasarkan pengertian diatas pencipta dapat sekaligus sebagai pemegang hak cipta dalam hal hak cipta tersebut tidak dialihkan kepada pihak lain,
demikian juga pemegang hak cipta belum tentu ia sebagai pencipta karena dapat dimungkinkan pemegang hak cipta menerima pengalihan hak dari pencipta atau membeli
hak tersebut dari pencipta
8
1. Orang yang namanya tercantum dalam daftar umum ciptaan pada Direktorat
Jendral ; .
Berikut ini yang dapat dikategorikan sebagai pencipta yang sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 8 UU Hak Cipta No.19 Tahun 2002 adalah
sebagai berikut:
2. Orang yang namanya tersebut dalam ciptaan atau diumumkan sebagai pencipta pada
suatu ciptaan ; 3.
Penceramah ; 4.
Orang yang memimpin dan mengawasi penyelesaian suatu ciptaan atau orang yang menghimpun dengan tidak mengurangi hak cipta pada masing-masing bagian ;
5. Perancang, dalam hal ini orang yang merancang ciptaan itu ;
6. Pemimpin dalam suatu hubungan kerja kepegawaian ;
7. Majikan dalam hal suatu hubungan kerja swasta ;
8. Badan Hukum atau Instansi.
Sehingga dari penjelasan diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa adanya perbedaan antara pencipta dan pemegang hak cipta sedangkan untuk dapat
dikatakan sebagai pencipta harus memenuhi kriteria-kriteria dan ketentuan Pasal 5 sampai dengan Pasal 9 UU Hak Cipta No.12 Tahun 2002.
3. Pengertian Karya Tulis Buku
Buku sebagai salah satu wujud dari karya tulis harus dilindungi karena karya tulis adalah segala ciptaan yang bebentuk tertulis. Karya tulis ini perlu mendapat
8
Sujud Margono, Op. Cit, h. 38-39
Universitas Sumatera Utara
perlindungan karena beberapa alasan yang sebagaimana dikemukakan oleh John Feather, yaitu ;
1. Karena hanya beberapa penulis yang memperoleh manfaat ekonomi yang besar dari
tulisannya; 2.
Masyarakat di negara maju baik disektor pemerintah maupun disektor swasta dimana sebagian besar hak cipta dihasilkan, telah menghasilkan banyak uang untuk penelitian
yang menghasilkan karya tulis ini; 3.
Penelitian lokal dan nasional perlu didorong dan dikembangkan; 4.
Sejumlah Investor termasuk tenaga buruh, pemikir dan yang telah dimasukkan dalam menghasilkan karya tulis.
9
Sedangkan pengertian buku adalah karya tulis yang paling populer berwujud lembaran yang dicetak, dilipat dan diikat bersama pada punggung serta diberi sampul.
10
4. Pihak-pihak yang Terkait dalam Penerbitan Buku
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karya tulis buku adalah ciptaan yang tertulis dan berwujud berupa lembaran yang dicetak, dilipat dan diikat sehingga dapat
dibaca atau dinikmati semua orang.
Dalam penerbitan sebuah buku terdapat pihak yang terlibat didalamnya dan tugas mereka ini saling berhubungan. Pihak tersebut adalah :
9
John Feather, Copy Right In Development Country, Necesty or Luxury, Intelektual Library, review, h. 16-25.
10
Kamus Besar bahasa Indonesia, DepDikBud Edisi ke II, Balai Pustaka, 1991.
Universitas Sumatera Utara
1. Penerbit
Bagi mereka yang awan di dalam dunia penerbitan buku ada dua istilah pengertian yaitu penerbit dan percetakan. Secara sepintas kedua istilah tersebut seolah-
olah sama. Namun pengertian tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda satu sama lain tetapi satu dengannya saling tergantung. Beberapa orang pendapatnya
mengenai pengertian penerbit. a.
Hasan Pambudi memberi definisi menerbit berarti mempublikasikan kepada umum mengetengahkan kepada khalayak ramai kata dan gambar yang telah
diciptakan oleh jiwa kreatif, kemudian disunting oleh penyunting.
11
b. Dalas C. Smith Jr, mengemukakan bahwa penerbit adalah merupakan pusat
segala kegiatan yang mempunyai hubungan dengan unsur-unsur lainnya dalam industri buku.
12
Sehingga dari dua pendapat tersebut di atas dapat dilihat bahawa penerbit adalah bahwa pengertian penerbit ditekankan kepada aktivitas manusia sebagai
koordinator dalam penyebarluasan hasil karya pengarang. Dengan demikian secara ringkas dapat dikemukakan bahwa penerbit adalah orang yang mengkoordinasikan
penyebarluasan karya seseorang dalam bidang kesusastraan dan ilmu pengetahuan. 2.
Pengarang Pengarang atau penulis merupakan sebuah profesi yang apabila ditekuni secara
profesional dapat menjadi sandaran hidup yang berasal dari hasil karyanya dalam menulis.
11
Hasan Pambudi, Dasar dan Teknik Penerbitan Buku, Sinar Harapan, Jakarta, 1981, Cet 1, h. 1.
12
Dalas C. Smith Jr, Penuntun Penerbitan Buku, Grafika Indonesia, Jakarta, 1975, h. 21.
Universitas Sumatera Utara
Pengarang adalah orang yang menulis tentang gagasan atau ide-idenya baik di bidang sastra, seni dan ilmu pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk naskah buku,
gambar pola atau merupakan daftar. Jadi tugas utama pengarang adalah menuangkan pokok-pokok pikirannya yang
orisinil ke dalam suatu ringkasan kalimat-kalimat yang berbentuk naskah maupun buku. Selain dua pihak di atas masih ada pihak-pihak lagi yang terlibat dalam
penerbitan sebuah buku yaitu : 1.
Editor yang bertugas untuk memeriksa atau mengedit suatu naskah dalam praktek sehari-hari dilakukan editor.
2. Percetakan.
3. Distributor dan toko buku.
5. Pengertian Pembajakan
Istilah pembajakan sebenarnya tidak dikenal didalam Undang-Undang Hak Cipta, hanya dalam praktek sehari-hari istilah tersebut telah dikenal oleh masyarakat luas
pada umumnya. Pembajakan secara harfiah berasal dari kata “ bajak “ yang berarti perampok dan hal tersebut dilakukan oleh penjahat, sehingga pembajak berarti
perampokan yang artinya mengambil hak milik orang lain dengan cara paksa ataupun dengan cara kekerasan.
13
Pembajakan, yaitu suatu tindakan memperbanyak suatu buku kemudian menjualnya tanpa seijin pemilik hak cipta yaitu pengarang dan pemegang hak
penerbitan yaitu penerbit dan perbuatan ini dilakukan untuk mencari keuntungan.
14
13
Dalas C. Smith Jr, Penuntun Penerbitan Buku, Grafika Indonesia, Jakarta, 1975, h. 21
14
IKAPI, Pembajakan Buku, diterbitkan IKAPI Pusat, 1984, h. 8.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dari rumusan pengertian pembajakan diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa suatu pembajakan adalah tindakan memperbanyak buku tanpa ijin
pengarangnya atau pemegang hak cipta demi kepentingan pribadi pembajak karena tindakan tersebut merupakan pelanggaran hak cipta
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian