Internet Ali, Peraturan Perundang-undangan Pengertian Royalti

Sudarga Gautama, Hak Milik Intelektual dan Perjanjian Internasional, TRIPs, GATT, Putaran Uruguay 1994, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1999. Sujud Margono, Hukum dan Perlindungan Hak Cipta , CV Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 2003. Suprianto, Implementasi Undang-undang Hak Cipta terhadap Pembajakan Buku , Wijaya Kusuma, Surabaya, 2003 Titin Hutagalung, Peranan Ikapi dalam Penanggulangan Hak Cipta Atas Pembajakan Buku , USU, Medan, 2007 Widyopramono, Tindak Pidana Hak Cipta, Analisis dan Penyelesaiannya, Sinar Grafika, Jakarta, 1991

B. Internet Ali,

Apa Yang Dimaksud Dengan Royalty ?, http:www.pajak.go.idindex.php?Itemid=44catid=131id=7389:apa-yang- dimaksud-dengan-royalti-option=com_contentview=article, 1 Agustus 2010. Anonim, http:www.google.com Jawa Pos. 1 Agustus 2003 Tak Menjamin Bebas Barang Bajakan: Pemberlakuan UU Hak Cipta, diakses 21 Agustus 2010 Anonim, http:www.google.com, Tri Dirgantara Pamenan Buku Bajakan, Dilema yang Harus Diakhiri diakses 21 Agustus 2010 Catur, Contoh Penghitungan Royalti, http:caturhp.multiply.comjournalitem70, 29 Juli 2010 Rachmanto Surahmat, Berlaku P3B RI-Qatar, http:web.bisnis.comedisi-cetakedisi- harianpajak-bea-cukai1id37858.html, 2 Agustus 2010 http:www.google.com, Hak Cipta versus Pembajakan, Juli 2007 terakhir diakses tanggal 22 April 2010

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Universitas Sumatera Utara Surat Edaran Nomor SE-58PJ2009 tentang pph royalti dari hasil karya sinematografi yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak.

D. Surat Kabar dan Makalah

Harian Kompas, Pembajakan Merajalela, Penerbit Kini Tak Lagi Antusias Terbitkan Buku Teks , Senin 5 Maret 2007, Medan, hal. 15 Tjahjono Widarmanto, Buku Bajakan, Benalu yang Dicari , Artikel Jawa Pos, Minggu 13 Juli 2003, h. 6 Ridwan Hakim, Sebab-sebab Terjadinya Pembajakan Buku, Artikel Majalah Optimis No. 46, November 1983, h. 20-22 Titin Hutagalung, Peranan Ikapi dalam Penanggulangan Hak Cipta Atas Pembajakan Buku , USU, Medan, 2007 Universitas Sumatera Utara

Bab III Pengaturan Atas Royalti Terhadap Penulis Buku

A. Pengertian Royalti

Royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan apa pun, baik dilakukan secara berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas 20 1. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusasteraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, disain atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual industrial atau hak serupa lainnya; : 2. Penggunaan atau hak menggunakan peralatan perlengkapan industrial, komersial atau ilmiah; 3. Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial atau komersial; 4. Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1., penggunaan atau hak menggunakan peralatanperlengkapan tersebut pada angka 2., atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3., berupa: a. Penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; 20 Kesowo, Bambang, 1993, Hak Cipta, Paten, Merek, Royalti Pengaturan Pemahaman dan Pelaksanaan, Jakarta: Yayasan Pusat Pengkajian Hukum Jakarta Universitas Sumatera Utara b. Penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkandipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; c. Penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi; d. Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup motion picture films, film atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; e. Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektualindustrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas. Pembayaran Kepada seseorang karena mengeksploitasikan wewenang yang merupakan monopoli seseorang. Misalnya pada hak atas karya cipta, biasanya royalti dihitung atas presentasi barang yang terjual. 21 Pengertian royalti lainnya adalah imbalan sehubungan dengan penggunaan: 22 1. Hak atas harta tak berwujud, misalnya hak pengarang, paten, merek dagang, formula, atau rahasia perusahaan; 2. Hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat-alat industri, komersial, dan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud dengan alat-alat industri, komersial dan ilmu pengetahuan adalah setiap peralatan yang mempunyai nilai intelektual, misalnya 21 Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, h. 511 22 Ali, Apa Yang Dimaksud Dengan Royalty ?, http:www.pajak.go.idindex.php?Itemid=44catid=131id=7389:apa-yang-dimaksud-dengan-royalti- option=com_contentview=article, diakses pad tanggal 1 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara peralatan-peralatan yang digunakan di beberapa industri khusus seperti anjungan pengeboran minyak drilling rig, dan sebagainya; 3. informasi, yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum, walaupun mungkin belum dipatenkan, misalnya pengalaman di bidang industri, atau bidang usaha lainnya. Ciri dari informasi dimaksud adalah bahwa informasi tersebut telah tersedia sehingga pemiliknya tidak perlu lagi melakukan riset untuk menghasilkan informasi tersebut. Tidak termasuk dalam pengertian informasi di sini adalah informasi yang diberikan oleh misalnya akuntan publik, ahli hukum, atau ahli teknik sesuai dengan bidang keahliannya, yang dapat diberikan oleh setiap orang yang mempunyai latar belakang disiplin ilmu yang sama. Definisi royalti meliputi hak cipta, hak paten, merek dagang, desain atau model, rencana, rumus rahasia atau cara pengolahan dan informasi mengenai pengalaman di bidang industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan, hak untuk menggunakan alat-alat perlengkapan industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan. Pengertian royalti juga meliputi pemberian bantuan sebagai penunjang atas penggunaan hak dimaksud. Selain itu, definisi royalti juga meliputi hak untuk menggunakan film bioskop, atau film-film atau pita atau video rekaman yang digunakan untuk siaran radio atau siaran televisi. 23 23 Rachmanto Surahmat, Berlaku P3B RI-Qatar, Pengertian royalti tidak terdapat dalam undang-undang Hak Cipta, akan tetapi satu-satunya pengertian royalti yang diatur secara tegas secara yuridis adalah terdapat dalam Pasal 4 Surat Eedaran Nomor SE-58PJ2009 tentang PPH Royalti Dari Hasil Karya Sinematografi yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak. http:web.bisnis.comedisi-cetakedisi- harianpajak-bea-cukai1id37858.html,, 02 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara Penghasilan yang diterima atau diperoleh pemegang hak cipta dari pemberian hak menggunakan hak cipta kepada pihak lain sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf b dan huruf c, termasuk dalam pengertian royalti. Berdasarkan Pasal dalam surat edaran tersebut royalti merupakan segala penghasilan yang diperoleh oleh pemegang hak cipta yang berasal dari pemanfaatan hasil Karya Sinematografi yang dilakukan melalui suatu perjanjian penggunaan hasil Karya Sinematografi, yaitu dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kepada pihak lain untuk mengumumkan danatau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya, dengan persyaratan tertentu seperti penggunaan Karya Sinematografi untuk jangka waktu atau wilayah tertentu. Pengertian Royalti juga termasuk penghasilan yang diperoleh dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil Karya Sinematografi kepada pihak lain untuk mengumumkan ciptaannya dengan menggunakan pola bagi hasil antara pemegang hak cipta dan pengusaha bioskop. Jadi dapat disimpulkan disini bahwa pengertian royalti tidak terdapat dalam UU Hak cipta, akan tetapi pengertian-pengertian tersebut dapat ditemukan di kamus hukum, pendapat pakar hak kekayaan intelektual dan Surat Eedaran Nomor SE-58PJ2009 dari Dirjen Pajak.

B. Sistem Pemberian Royalti Terhadap Penulis Buku