benar telah terbayar lunas, dengan demikian buku yang sifatnya konsinyasi atau kredit belum dianggap sebagai buku laku. Dalam hal ini Penerbit Madju akan selalu
menjaga kejujuran dan kepercayaan bagi semua relasinya, ini semua karena nama baik sangat penting bagi Penerbit Madju.
3. Untuk mengatasi permasalahan pembajakan buku, maka yang bisa dilakukan oleh
penerbit : Melakukan Penarikan Buku Dari Peredaran, Penerbit harus bekerja sama dengan instansi-instansi Pemerintah atau LSM-LSM yang peduli mengenai masalah
pembajakan hak cipta dengan cara mensosialisasikan dengan masyarakat tentang pentingnya Hak Cipta, Penerbit juga harus melakukan pengawasan terhadap Penerbit
lain, Penerbit juga harus menjadi anggota IKAPI agar bisa terjalin kerjasama dengan para pemilik toko buku sebagai kontrol pengawasan terlebih lagi agar terbina
hubungan baik dengan pihak kepolisian dalam pemberantasan pembajakan buku.
B. Saran-saran
1. Faktor kesadaran hukum masyarakat merupakan bagian yang terpenting dalam
mekanisme penegakan hukum khususnya di bidang hak cipta, karena kedudukannya sebagai objek hukum sekaligus subjek itu sendiri. karena itu sangat diperlukan
penerangan dan penyuluhan hukum tentang hak cipta dan ditanamkan sikap untuk menghargai dan menghormati jerih payah orang lain dan sikap untuk tidak membeli
atau menyewa bajakan. 2.
Pemerintah seharusnya membebaskan atau setidaknya menurunkan pajak kertas. Dengan diturunkannya pajak kertas, maka harga buku menjadi lebih terjangkau
sehingga pembajakan buku dapat dikurangi.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk penegak hukum kiranya lebih serius menangani masalah pembajakan buku ini,
karena saat ini Polri hanya menertibkan VCD dan kaset bajakan karena jika dibiarkan maka kerugian yang lebih besar akan dialami penerbit buku dan bukan tidak mungkin
mereka akan gulung tikar akibat kerugian yang ditimbulkan dari pembajakan buku ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS
BUKU
A. Hak cipta sebagai Hak Eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
Dalam konsep perlindungan hak cipta disebutkan bahwa hak cipta tidak melindungi ide, informasi atau fakta akan tetapi lebih melindungi bentuk dari
pengungkapan ide atau informasi yang dituangkan dalam bentuk yang khas dapat dilihat, diproduksi ulang. Sehingga dengan demikian perlindungan hak cipta dimulai apabila
seorang pencipta untuk pertama kalinya mengumumkan kepada khalayak ramai hasil ciptaannya demikian pula halnya dengan penulis buku apabila dia telah selesai
menuangkan idenya yang dituangkan menjadi sebuah buku maka penulis tersebut adalah pemegang hak cipta atas karyanya yaitu sesuai dengan bunyi pasal 2 UU No. 19 Tahun
2002: Hak Cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta atau pemegang untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya; yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan undang-
undang yang berlaku.
Dari rumusan pasal 2 di atas maka hak cipta sebagaimana ditentukan oleh undang- undang tersebut dapat dilihat bahwa hak cipta adalah hak khusus bagi penciptanya
sebagai hak khusus ia mempunyai hak untuk : 1.
Memperbanyak ciptaannya Yang dimaksud memperbanyak ciptaan adalah menambah jumlah suatu
ciptaannya dengan perbuatan yang sama, hampir sama atau menyerupai ciptaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut dengan mempergunakan bahan yang sama maupun tidak sama termasuk pengalihwujudan.
2. Mengumumkan ciptaannya
Dalam pasal 1 huruf 5 UU No. 19 Tahun 2002 yang dimaksud mengumumkan hak cipta adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran atau
penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun termasuk media internet atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat di baca,
di dengar atau dilihat orang lain. Dalam prakteknya biasanya pengumuman dan perbanyakan dilakukan oleh pihak
ketiga setelah mendapat izin dari pencipta. Dalam hal penerbitan buku maka karya penulis yang sudah dituangkan dalam bentuk buku, diperbanyak dan
diumumkan oleh penerbit. 3.
Untuk mempertahankan haknya Dalam pasal 3 UU No. 19 Tahun 2002 disebutkan bahwa hak cipta dianggap
sebagai benda bergerak. Dengan diakuinya hak cipta sebagai benda bergerak maka ia mempunyai hak untuk mempertahankan terhadap gangguan dari pihak
lain. Sehingga perlindungan hukum bagi penulis buku dimulai saat pertama kali
mengumumkan dan jangka waktu perlindungan yang diberikan oleh Undang- undang Pasal 29 adalah berlaku selama hidup pencipta hingga 50 lima puluh
tahun setelah pencipta meninggal dunia, tetapi meskipun ditetapkan adanya jangka waktu perlindungan bagi karya cipta penulis tetapi hak moral dari pencipta
tetap melekat pada ciptaannya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperoleh perlindungan berbeda dengan bidang HAKI lain yang harus didaftarkan sedangkan untuk hak cipta bukan merupakan suatu keharusan. Dalam pasal
35 4 UU No. 19 Tahun 2002 bahwa pendaftaran hak cipta tidak merupakan kewajiban untuk mendapatkan hak cipta. Dari ketentuan pasal di atas dapat ditarik 4 point penting
dalam kerangka perlindungan hak cipta. 1.
Pendaftaran hak cipta bukan merupakan suatu keharusan tetapi kerelaan volentary bagi pencipta atau pemegang hak cipta dan perlu ditegaskan bahwa
perlindungan suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada atau terwujud material form dan bukan karena suatu pendaftaran artinya disini bahwa hak cipta baik
terdaftar maupun tidak terdaftar tetap mendapat perlindungan yang sama oleh undang-undang.
2. Kantor Direktorat Hak Cipta berfungsi untuk mengadministrasikan dan mengelola
pendaftaran hak cipta saja pasal 52 UU No. 19 Tahun 2002. Kantor Direktorat Hak Cipta tidak mempunyai wewenang membenarkan hak cipta tersebut layak
didaftarkan atau tidak, kecuali hak cipta tersebut bertentangan dengan undang- undang, misalnya gambar marka jalan lalu lintas, tidak dapat didaftarkan karena
sudah menjadi milik umum. 3.
Bahwa pendaftaran cipta dalam daftar umum ciptaan tidak mengandung arti sebagai pengesahan atau isi, arti, maksud atau bentuk dari ciptaan yang didaftar,
hal ini berarti bahwa kantor Direktorat Hak Cipta tidak bertanggung jawab atas isi, maksud atau bentuk dari ciptaan yang terdaftar.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga disimpulkan bahwa pendaftaran hak cipta tidak memberikan akibat yuridis bahwa hak cipta yang telah terdaftar tersebut mempunyai kekuatan hukum
sehingga tidak dapat diganggu gugat oleh pihak lain.
B. Perlindungan Hak Cipta Atas Penulis Buku