Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan menimbang masing-masing sampel adalah 500 gram per kemasan 7 hingga 8 buah per kemasan sebanyak tiga kali
pengulangan. Sampel salak yang diperlukan dalam pengamatan adalah 10 kemasan per perlakuan. Perlakuan tanpa pegemasan juga dilakukan untuk
dijadikan kontrol dari percobaan, dan dilanjutkan dengan proses penyimpanan pada suhu ruang dan suhu 15°C.
Pengamatan
Pengaruh pengemasan dan suhu terhadap perubahan mutu salak selama penyimpanan diketahui dengan melakukan pengamatan setiap tiga hari sekali
yaitu pada hari ke 1; 3; 6; 9; 12; 15; 18; 21, dan 24 selama penyimpanan. Pengamatan terhadap perubahan mutu buah salak meliputi kerusakan, kadar air,
susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, dan uji organoleptik. Prosedur pengamatan pengaruh kemasan dan kitosan terhadap perubahan mutu salak adalah
sebagai berikut :
a. Kerusakan
Pengukuran terhadap besarnya kerusakan yang terjadi pada penyimpanan salak pondoh dilakukan dengan cara pemisahan dan penimbangan salak yang
telah mengalami kerusakan berupa busuk, berjamur, memar, kemudian dibandingkan dengan berat seluruh salak dalam suatu kemasan. Masing-masing
kemasan berisi 500 gram 7-8 buah salak . Pengukuran kerusakan sampel yang diamati adalah dengan pengambilan sampel acak pada masing-masing ulangan di
tiap perlakuannya. Pengukuran dilakukan hingga kerusakan sebesar 100. Besarnya kerusakan yang terjadi dinyatakan dalam persen kerusakan berdasarkan
persamaan 2 berikut ini :
Kerusakan =
ri ai
100 ………………………………………………… 2 Keterangan :
ri = Bobot salak rusak pada hari ke-i
ai = Bobot total salak pada hari ke-i
b. Laju susut bobot
Pengukuran susut bobot menggunakan metode gravimetri yaitu berdasarkan persentase penurunan susut bobot bahan sejak awal sampai akhir
penyimpanan.Pengukuran susut bobot dapat menggunakan rumus pada persamaan 3.
Susut o ot
- a
100
…………………………………………… 3 Keterangan :
W = Bobot salak pondoh sebelum disimpan gram
Wa = Bobot salak pondoh setiap akhir penyimpanan gram hari ke
– n
c. Kekerasan
Pengukuran kekerasan salak dilakukan dengan menggunakan rheometer. Pengukuran dilakukan dengan cara menusuk buah salak dengan rheometer pada
tiga tempat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, sehingga nilai kekerasan pada masing-masing bagian salak terbaca di jarum dengan satuan kgfmm
2
.
Gambar 1 Letak titik tusuk salak pondoh dalam pengukuran kekerasan
d. Total Padatan Terlarut
Total padatan terlarut ditentukan dengan menggunakan alat Refractometer, dimana bahan dihaluskan terlebih dahulu dengan cara ditumbuk, kemudian
diambil sarinya sebagai sampel pengujian. Selanjutnya sampel diletakkan di atas obyek gelas yang terdapat pada Refractometer Atago PR-210, sehingga total
padatan terlarut TPT dapat dilihat secara langsung pada display skala pembacaan dalam satuan
o
Brix.
e. Uji Organoleptik Metode Uji Hedonik