51
5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian terdapat enam spesies Anopheles yang berhasil ditemukan di Desa Lifuleo Kecamatan Kupang Barat yaitu A. barbirostris, A. subpictus,
A. annularis, A. vagus, A. umbrosus, dan A. indefinitus. Spesies dengan frekuensi tertinggi adalah A. barbirostris 68,31, A. subpictus 19,18, A. vagus
7,36 dan A. umbrosus 3,63. Puncak kepadatan menggigigit berlangsung pada sekitar tengah malam.
A. barbirostris mempunyai puncak kepadatan menggigit dalam rumah pada pukul 22.00 – 04.00 dan luar rumah pada pukul 21.00 – 04.00, A. subpictus di dalam
rumah 20.00 – 01.00 dan luar rumah 22.00 – 23.00, A. vagus dalam dan luar rumah 22.00 – 23.00, A. umbrosus di luar rumah pukul 20.00 – 03.00, di dalam
rumah 22.00 23.00. Rata-rata kepadatan menggigit nyamuk Anopheles spp. di dalam rumah
dan luar rumah tiap ekor per orang per jam yaitu A. barbirostris 5,45 dan 6,23, A. subpictus 1,35 dan 1,56, A. vagus 0,29 dan 0,53, A. umbrosus 0,21 dan
0,29. Rata-rata kepadatan nyamuk yang istirahat di dalam rumah dan luar rumah tiap ekor per jam yaitu A. barbirostris 11,48 dan 18,69, A. subpictus 3,05 dan
6,93, A. vagus 0,98 dan 3,95, A. umbrosus 0,32 dan 1,73. Berdasarkan rata-rata kepadatan setiap jam, nyamuk Anopheles spp. di
Desa Lifuleo bersifat eksofagik dan eksofilik yaitu lebih senang menggigit di luar rumah daripada di dalam rumah dan lebih senang beristirahat di luar rumah.
Larva A. barbirostris, A. subpictus mempunyai habitat di kolam ikan dan rawa-rawa. A. annularis, A. vagus, dan A. indefinitus berkembang biak di rawa-
rawa, sedangkan A. umbrosus bekembang biak di kolam ikan
52
5.2 Saran
Mengingat sebagian besar habitat nyamuk A. barbirostris dan A. subpictus yang berperan sebagai vektor malaria merupakan tempat yang permanen maka
pengendalian stadium pradewasa larva merupakan cara yang tepat didalam menurunkan kepadatan populasi vektor di wilayah tersebut. Metode pengendalian
dapat berupa pembersihan tempat perindukan dari lumut yang merupakan makanan bagi jenis larva Anopheles spp. yang hidup di air payau.
Di samping itu, penggunaan kelambu di masyarakat merupakan salah satu cara yang dapat melindungi penduduk terhadap gigitan nyamuk vektor, mengingat
puncak kepadatan menggigitnya terjadi pada sekitar tengah malam sampai dini hari, di saat sebagian besar masyarakat istirahat tidur. Selain itu, masyarakat
dihimbau mengurangi aktivitas di luar rumah pada malam hari, jika tetap beraktivitas harus menggunakan repelen penolak nyamuk.
53
DAFTAR PUSTAKA
Ariati. J. Sukowati. S. Andris. H. 2007. Habitat Nyamuk Anopheles subpictus di Enam Pulau, Kabupaten Kepulauan Seribu. Jurnal Ekologi Kesehatan. 6 1:
511-517
Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Kupang. 2009. Data Klimatologi. Kupang
Barodji, Sumardi, Suwaryono T, Rahardjo. 2000. Beberapa Aspek Bionomik Vektor Anopheles subpictus Grassi di Kecamatan Tanjung Bunga, Flores
Timur, NTT. Buletin Penelitian Kesehatan. 272:268-281
Barodji, Mujiono, Suwarjono, Yazid M. 2003. Perilaku vektor malaria Anopheles barbirostris, A. subpictus dan A. sundaicus dan Kepadatan Populasinya, di
Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Kedokteran Yasri. 112:51-67
Boesri H. 1992. Spesies Anopheles dan Peranannya Sebagai Vektor Malaria di Lokasi Transmigrasi Manggala, Lampung Utara. www.kalbe.co.id files cdk
files09SpesiesAnopheles94.pdf09SpesiesAnopheles94003.png_files\09Spesie sAnopheles94.htm. [7 Juli 2009]
Depkes R.I. 1990. Survei Entomologi Malaria. Dit.Jen. PPM PLP. Jakarta. 44 hal.
Depkes R.I. 1999a. Entomologi Malaria. Ditjen PPM dan PL. Jakarta. 168 hal. Depkes R.I. 2001a. Epidemiologi Malaria. Ditjen PPM dan PL, Jakarta.
Depkes R.I. 2001 b . Survei Kesehatan Nasional. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. 32 hal. Depkes R.I. 2007. Vektor Malaria di Indonesia. Ditjen PPM dan PL. Jakarta. 40
hal Dinkes Prov. NTT 2009. Laporan Kasus Penyakit di Propinsi Nusa Tenggara
Timur. Kupang
54
Dinkes Kab. Kupang. 2009. Laporan Kasus Malaria di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang
Effendi A. 2002. Studi Komunitas Nyamuk Anopheles di Daerah Kokap Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. [Tesis]. Bogor. Institut
Pertanian Bogor, Program Pasca Sarjana. 69 hal.
Eldridge B. F, Edman J. D. 2000. Medical Entomologi. Kluwer Academic Publishers Doedrecht. Boston. London. 659 hal
Garjito T.A, Jastal, Wijaya Y, Lili. 2004. Studi Bioekologi Nyamuk Anopheles di Wilayah Pantai Timur Kabupaten Parigi-Muotong, Sulawesi Tengah. Buletin
Penelitian Kesehatan. 322:49-61.
Hakim L, Ipa M. 2007. Sistem Kewaspadaan Dini KLB Malaria Berdasarkan Curah Hujan, Kepadatan Vektor dan Kesakitan Malaria di Kabupaten
Sukabumi. Media Litbang Kesehatan 72:1
Hardey J, Gibson G, Wyatt T.D. 2000. Insect Behaviours Associated With Associated Finding di dalam Woiwod IP. Rothamsted IACR dan Reynolds,
editor. Insect Movement : Mechanisms and Consequences. Hal 99-101
Harwood R.F, James M.T. 1979. Entomologi in Human and Animal Health. Macmillan Publishing Co, Inc. New York. 548 hal
Horsfall W.R. 1955. Mosquitoes Their Bionomic and Relation to Disease. The Ronald Press Company. New York. 723 hal
Jastal, Yunus, Lili. 2001. Fauna Nyamuk Anopheles pada Beberapa Tempat di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Med. Penel. Pengemb. Kes. 112:
14-20
Jastal. 2005. Perilaku Nyamuk Anopheles Menghisap Darah di Desa Tongoa, Donggala, Sulawesi Tengah. [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor,
Program Pasca Sarjana. 60 hal.
Kecamatan Kupang Barat. 2009. Laporan Pelaksanaan Tugas Camat Kupang Barat Periode Januari 2009. Kupang. 24 hal.
Kobayashi J, Somboo P, Keomanila H, Inthavongsa S. 2000. Malaria Prevalence and a Brief Entomological Survey in a Village Surrounded by Rice Fields in
Khmnouan Province. Lao PDR. Trop. Med. And int Hlth. 51:1-5
55
Limrat D, Rojruthai B, Apriwathnason C, Samung Y. 2001. Anopheles barbirostriscampestris as a probable vector of Malaria in Aranyaprahet,
Sa Kaeo Province, Southeast Asian. J. Trop. Med. Publ. Hlth. 324:739-744
Mahmud 2002. Studi Perilaku Bersistirahat Nyamuk Anopheles maculatus dan Anopheles balabacensis di desa Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo Yogyakarta. [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor, Program Pasca Sarjana. 58 hal.
Maloha M.M. 2005. Fauna Nyamuk Anopheles di Desa Pondok Meja, Jambi Luar Kota, Muaro Jambi, Jambi. [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Program
Pasca Sarjana. 59 hal
Mattingly P.F. 1969. The Biology of Mosquito-Borne Desease. Geoge Allen Unwin LTD, London. 184 hal
Munif A, Rusmiarto. S, Aryati. Y, Andris. H, Stoops C.A. 2008. Konfirmasi Status Anopheles vagus Sebagai Vektor Pendamping Saat Kejadian Luar Biasa
Malaria Di Kabupaten Sukabumi Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. 71:689-696
Munif A, Sudomo M, Soekarno. 2007. Bionomi Anopheles spp. di Daerah Endemis Malaria di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi. Buletin
Penelitian Kesehatan. 352:57-88.
Noor E. 2002. Studi Komunitas Nyamuk Anopheles di Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian
Bogor. Program Pasca Sarjana, 80 hal.
O’Connor C.T, Soepanto A. 1999a. Kunci Bergambar Nyamuk Anopheles Dewasa di Indonesia. Dit.Jen. PPM PLP. Jakarta. 40 hal.
O’Connor C.T., Soepanto A. 1999b. Kunci Bergambar Jentik Anopheles di Indonesia. Dit.Jen. PPM PLP. Jakarta. 32 hal.
Omposunggu S, Marwoto H.A, Sulaksono S.T, Atmosoedjono. 1993. Penelitian Pemberantasan Malaria di Kabupaten Sikka, Penelitian Entomologi-2 :
Tempat perindukan Anopheles spp. www.kalbe.co.id files cdk files 12PemberantasanMalaria94.pdf12PemberantasanMalaria94001.png_files\12P
emberantasanMalaria94.htm. [7 Juli 2009]
56
Puskesmas Batakte. 2009. Laporan Kasus Penyakit di Kecamatan Kupang Barat. Kupang.
Rao T. R. 1981. The Anophelines of India. Indian Coulcing of Medical Research. New Delhi. 594 hal
Riyanti F. 2002. Studi Perilaku Beristirahat Nyamuk Anopheles di Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. [Tesis]. Bogor. Institut
Pertanian Bogor, Program Pasca Sarjana. 101 hal.
Rozendaal J.A. 1997. Vector Control. Methods for Use by Individuals and Communities. WHO, Genewa. 412 hal
Russel P. F, West L. S, Manwell R. D, Macdonal G. 1963. Practical Malariology. Second Edition. Oxrford University Press. London. 309 hal
Salam A. 2005. Komunitas Nyamuk Anopheles di Desa Alat Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. [Tesis]. Bogor. Institut
Pertanian Bogor, Program Pasca Sarjana. 65 hal.
Service M.W. 2000. Medical Entomology For Student. Second Edition. Printed in the United Kingdom at the University Press. Cambridge. 283 hal
Sithiprasasna R, Jaichapor B, Chanaimongkol S, Khongtak P. 2004. Evaluation of Candidate Traps as Tools for Conducting Survellance for Anopheles
Mosquitoes in a Malaria-Endemic Area in Western Thailand. J. Med. Entomol. 412:153-157.
Shinta, Sukowati S, Mardiana. 2003. Komposisi Spesies Dominasi Nyamuk Anopheles di Daerah Pantai Banyuwangi, Jawa Timur. Media Litbang
Kesehatan 83:1-8
Situmeang R.K. 1991. Studi Perilaku Anopheles sundaicus Rodenwalt di Desa Sukaresik Pangandaran Jawa Barat dan Dampak Pemberantasan Tempat
Perindukannya. [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Program Pasca Sarjana, 59 hal.
Soedarto. 1992. Entomologi Kedokteran. EGC. Jakarta. 143 hal Sopian D. 2002. Studi Habitat Anopheles nigerrimus Giles 1900 dan
Epidemiologi Malaria di Desa Lengkong Kabupaten Sukabumi. [Tesis]: Bogor. Institut Pertanian Bogor. Program Pasca Sarjana. 58 hal.
57
Stoops C.A, Gionar Y.R, Shinta, Sismadi P. 2007. Environmantal Factors Associated with Spatial and Temporal Distribution of Anopheles Diptera:
Culicidae Larvae in Sukabumi, West Java, Indonesia. J. Med. Entomol. 444:543-553.
Sukowati S. 2001. Pengembangan Model Pemberantasan Malaria Secara Efektif dan Efisien di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Media Litbang
Kesehatan 61:1 Taboada O. 1966. Medical Entomology. Naval Medical School, National Naval
Medical Center, Bethesda, Maryland. 395 hal Triboewono D. 1986. Pengaruh Penempatan Ternak Kerbau dan Sapi Terhadap
Investasi Nyamuk Dalam Rumah. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Program Pasca Sarjana. 88 hal.
WHO. 1995. Vector Control for Malaria and Other Mosquito Borne Diseases. WHO Technical Report. Series 857. 77 hal.
58
Lampiran 1 Peta Penyebaran Malaria di Dunia dan Indonesia
Sumber : www.who.int
malaria malaria
endemiccountries.html
Sumber : Depkes 2007
Lampiran 2 Penyebaran Vektor Malaria di IndonesIa Tahun 2008
PETA ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA TAHUN 2007
Low Moderate
Free
1 dot = 50 Kasus
1 dot = 250 kasus High
0-1 1-5
5-49 50-100
100 API
ooo
59
Sumber : Depkes 2007
Lampiran 2 Penyebaran Vektor Malaria di Indonesia Tahun 2008
Keterangan :
1. A.aconitus 6. A.barbumbrosus
11. A. kochi 16. A. Maculatus 21. A. subpictus
2. A.annularis 7. A. flavirostris
12. A.punctulatus 17. A.minimus 22. A.
sinensis 3. A.balabacensis 8. A.farauti
13. A.ludlowi 18 A.nigerimus 23. A.
umbrosus 4. A.barbirostris 9. A.karwari
14. A.letifer 19. A. parangensis
24. A. vagus
5. A.bancrofti 10. A.koliensis
15. A.leucosphyrus 20. A. Sundaicus 25. A.
tessellatus
Vektor Malaria di Nusa Tenggara Timur
Keterangan :
1. A.aconitus 6. A. barbumbrosus
11. A.kochi 16. A. maculatus
21. A. subpictus 2. A.annularis
7. A. flavirostris 12. A.punctulatus
17. A. minimus 22. A. sinensis
3. A.balabacensis 8. A. farauti
13. A.ludlowi 18. A. nigerimus
23. A. umbrosus 4. A.barbirostris
9. A. karwari 14. A.letifer
19. A. parangensis 24. A. vagus
5. A.bancrofti 10. A.koliensis
15. A.leucosphyrus 20. A. sundaicus
25. A. tessellatus
Vektor Malaria di Nusa Tenggara Timur
1 1
2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
12 13
14 14
15 15
16
16 16
17
17 18
19
20 20
20
20 21
21 21
21 22
22
23
24 24
25 25
PENYEBARAN VEKTOR MALARIA DI INDONESIA 2008
•
60
Lampiran 3 Siklus Hidup Plasmodium spp.
Sumber : http:www.dpd.cdc.govdpdx
61
Lampiran 4 Kasus Malaria di Desa Lifuleo Kecamatan Kupang Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur Tahun 2006 – 2008
62
Lanjutan Lampiran 4 …………….
63
62
Lampiran 5 Rata-rata Nyamuk yang Tertangkap Melalui Umpan Orang Jam 18.00 - 06.00 WITA di Desa Lifuleo, Maret - Juni
2009
Jam Bulan
Metode A.barbirostri
s A.subpictus
A.annulari s
A.vagus A.umbrosu
s A.indefinitu
s
18.00-19.00 Maret
UOD 16
12 2
April UOD
9 12
1 Mei
UOD 14
1 Juni
UOD 19
JML 58
25 3
RATA2 14.5
6.25 0.75