PERAN KPUD DALAM MENCIPTAKAN IKLIM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) LANGSUNG YANG DEMOKRATIS DI KOTA PROBOLINGGO (Studi Di KPUD Kota Probolinggo)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di awal implementasi kebijakan otonomi daerah, pemilihan kepala daerah
dilaksanakan dengan mekanisme pemilihan melalui Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Namun demikian, terkait mekanisme pemilihan melalui DPRD
tersebut, setidaknya telah menghadirkan berbagai kompleksitas. Sebab, dengan
mekanisme pemilihan tidak langsung melalui DPRD terjadi kecenderungan bahwa
kepala daerah yang terpilih tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat. Maka, tidak
heran jika kemudian muncul tuntutan guna mengimplementasikan gagasan sistem
pilkada langsung.
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah Indonesia,
mempunyai tujuan untuk mewujudkan pemilihan yang lebih demokratis dengan
memberikan peluang kepada massa rakyat untuk bermain di publik politik lokal.
Pemilukada tidak hanya memungkinkan terjadinya seleksi kepemimpinan dan
sirkulasi elit politik, lebih dari itu juga dapat berfungsi sebagai alat bagi warga
negara untuk melakukan kontrol terhadap kelompok penguasa, memperluas
partisipasi politik, melegitimasi elit politik terpilih, mengartikulasi aspirasi dan
kepentingan rakyat, serta menjadi alat melakukan pendidikan politik masyarakat
sehingga mereka memahami hak dan kewajibannya, memperkuat checks and
balances antara lembaga legislatif dan eksekutif serta memberi pengalaman bagi


1

rakyat untuk berkiprah dalam sistem politik demokrasi supaya mereka dapat mengerti
posisinya sebagai pemegang kedaulatan yang akan menentukan arah perjalanan bangsa
dan negara. Dengan pemilihan langsung kemungkinan kolusi antar anggota DPRD
untuk meloloskan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tertentu yang tidak
sesuai dengan kehendak rakyat dapat dieliminasi1. Dalam logika ini, rakyat berhak
dan berpeluang penuh menentukan perjalanan daerahnya, termasuk menentukan
pemimpin daerah.
Oleh karena itu pilkada langsung merupakan sebuah harapan baru bagi
masyarakat akan terakomodasinya kepentingan rakyat dalam setiap kebijakan yang
dikeluarkan oleh eksekutif di daerah, karena kepala daerah yang dipilih secara
langsung

akan

memiliki

beban


moril

untuk

mengakomodasi

kepentingan

konstituennya. Secara legal-formal, institusionalisasi politik ini tertuang pada Undangundang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah No. 6 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan,
Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah beserta
perubahannya dan UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan
Umun
Dalam pelaksanaan pilkada di beberapa daerah masih banyak ditemukan
permasalahan-permasalahan yang mengemuka sehingga memunculkan konflik politik
dan berujung pada lahirnya kekerasan dan tindakan anarkis. Masalah- masalah yang

1


M. Ryaas Rasyid, 9 Kunci Sukses Tim Sukses dalam PILKADA Langsung, Galang Press, Yogyakarta,
2005, hal. 9

2

muncul biasanya dalam pelaksanaan pilkada mulai dari permasalahan teknis seperti
misalnya ditemukan pemakaian ijasah palsu oleh bakal calon. Seandainya calon
tersebut dapat lolos bagaimana nantinya daerah tersebut karena telah dipimpin oleh
orang yang bermental korup, karena mulai dari awal saja sudah menggunakan cara
yang tidak benar. Dan juga biaya untuk menjadi calon yang tidak sedikit, jika tidak
iklas ingin memimpin maka tindakan yang pertama adalah mencari cara bagaimana
supaya uangnya dapat segera kembali atau “balik modal”, hal ini sangat berbahaya
sekali. Dalam pelaksanaan pilkada ini pasti ada yang menang dan ada yang kalah.
Seringkali bagi pihak yang kalah tidak dapat menerima kekalahannya dengan lapang
dada. Sehingga dia akan mengerahkan massanya untuk mendatangi KPUD setempat.
Kemudian masalah-masalah lain yang sering muncul dalam pelaksanaan
pilkada adalah kacaunya data pemilih sehingga masyrakat tidak masuk DPT sampai
adanya pemilih ganda. Dalam pemilihan Kepala Daerah secara langsung rakyat
dituntut untuk mampu berpikir kritis, arif, cerdas terhadap tawaran yang diberikan
oleh para calon Kepala Daerah, serta menentukan siapakah yang pantas dan layak

mejadi pemimpinnya. Dari kondisi ini maka perekrutan bagi para calon Kepala
daerah dirasakan sebagai sebuah proses yang penting karena turut pula menentukan
apakah calon yang direkrut ini memiliki posisi tawar yang tinggi dan mendapat
dukungan luas dari masyarakat.. Mengingat partai politik yang mengusung calon
tidak hanya satu partai. Maka dibutuhkan aturan main yang jelas, adil dan tidak
memihak. Oleh karena itu lembaga atau komisi penyelenggaraan pemilu dituntut

3

untuk mampu bersikap netral dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
pemilihan Kepala Daerah langsung. Melihat kenyataan yang demikian maka peran
lembaga atau komisi pemilihan umum (KPU) cukup vital dalam mengawal jalannya
demokrasi yang ingin diwujudkan oleh Indonesia, apakah ia akan melemahkannya
atau bahkan menguatkan jalan untuk demorasi yang sedang dibangun.
Seiring dengan munculnya berbagai persoalan di atas, pokok kajian dan
penelitian yang patut dicermati dan menjadi menarik adalah peranan KPUD dalam
pemilihan kepala daerah secara langsung apakah mampu menciptakan iklim
demokrasi di aras local atau malah sebaliknya mengancurkan sendi-sendi demokrasi
di daerah dengan bersikap tidak independen atau partisan.
Pilkada Kota Probolinggo (pilwali), yang digelar pada tahun 2008,

merupakan pilkada langsung pertama yang melibatkan 156.366 pemilih di kota kecil
di Jawa Timur itu yang diikuti oleh calon perseorangan dan merupakan pengalaman
baru dalam proses politik di kota Probolinggo. Proses penyelenggaraanya yang
berdekataan dengan pemilu gubernur dan pemilu legislatif serta pemilu presiden
dan wakil presiden yang rawan terjadi kesalahan cukup membuat banyak kalangan
pesimis pilkada kota Probolinggo mampu berjalan dengan kondusif dan demokratis.
Sebagaimana daerah-daerah lain di provinsi Jawa Timur yang telah
melaksanakan pilkada pada tahun-tahun sebelumnya, sejak Juni 2005, Kota
Probolinggo telah usai menggelar hajat akbar yang dipercaya sebagai instrument
pengaturan kontestasi dan sirkulasi elit itu. Ada pelajaran berharga dalam

4

pemilihan kepala daerah di kota Probolinggo yang berjalan relatif demokratis,
yaitu tingkat partisipasi masyrakat cukup tinggi yang mencapai 81% dengan
angka golput hanya 19%. 2 Artinya bahwa kualitas demokrasi di kota Probolinggo
cukup baik dengan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.
Berangkat dari argumen diatas bahwa pemilihan kepala daerah secara
langsung di kota Probolinggo akan membawa iklim demokrasi yang lebih baik
tetapi jika mampu dikelola dengan baik, karena berlangsung secara demokratis

atau tidaknya proses pilkada tidak lepas dari penyeleggara dan proses
penyelenggaraanya. Oleh sebab itu, guna mengkaji dan membahas lebih dalam
peran penyelenggara pemilu dalam menciptakan iklim pemilu yang demokratis,
maka peneliti mengambil judul :
Peran KPUD Dalam Menciptakan Iklim Pilkada Langsung Yang Demokratis Di
Kota Probolinggo (Studi Di KPUD Kota Probolinggo)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis memberikan batasan
permasalahan agar penelitian terarah secara sistematis dan memperoleh gambaran
yang jelas. Oleh sebab itu, dari berbagai persoalan yang diuraikan dalam latar
belakang dispesifikkan dalam rumusan masalah: Bagaimana peran KPUD dalam
menciptakan iklim Pemilihan kepala daerah secara langsung yang demokratis di
Kota Probolinggo ?

2

Data KPUD Kota Probolinggo

5


C. Tujuan Penelitian
Relevan dengan rumusan masalah yang diambil di atas, secara khusus dalam
kajian tentang peran KPUD dalam menciptakan iklim Pemilihan kepala daerah secara
langsung yang demokratis di Kota Probolinggo, maka tujuan yang ingin dicapai
yaitu:
Untuk mengetahui peran KPUD dalam menciptakan iklim Pemilihan kepala
daerah secara langsung yang demokratis di Kota Probolinggo
D.1 Kegunaan Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap studi
tentang sistem demokrasi, sistem politik di Indonesia, dan kajian Ilmu Pemerintahan
yang telah ada, utamanya yang berkaitan dengan pilkada langsung, dan dinamika
politik lokal di era otonomi daerah serta pembangunan demokrasi diaras lokal.
D.2 Kegunaan Praktis
Secara praktis, dengan penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan dan berguna bagi instansi baik yang berada di dalam pemerintahan
khususnya KPUD maupun di luar pemerintahan birokrat, politisi, dalam mewujudkan
demokratisasi di Indonesia. Dan diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
kepada stakeholder pilkada pemerintah daerah kota Probolinggo, agar pelaksanaan
PILKADA bisa berjalan secara SAE (Sukses, Aman dan Efisien), demokratis, Free
and Fair. Sehingga, proses pilkada tidak hanya dipahami sebagai ritual rotasi

kepemimpinan, tetapi juga diharapkan untuk penguatan peran masyarakat demi

6

terciptanya iklim demokrasi di aras local yang pada akhirnya mengejawantahkan tata
pemerintahan yang mengartikulasikan kepentingan masyarakat.
E. Defenisi Konseptual
E.1 Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung
Dalam negara yang menganut demokrasi sebagai sistem politiknya, ada
beberapa pilar penting yang harus ditegakkan, diantaranya adalah adanya
pelembagaan politik yang terwujud dalam partai politik dan adanya mekanisme
rekrutmen politik yang terwujud dalam pemilihan umum (Pemilu). Pemilu
dibutuhkan sebagai media untuk melakukan rotasi kekuasaan di pemerintahan, media
pelembagaan konflik, sarana untuk menyalurkan aspirasi rakyat, dan juga sebagai
sarana untuk menyeleksi orang-orang yang akan duduk di lembaga-lembaga
pemerintahan.3
Jika Pemilu lazimnya digunakan sebagai proses politik untuk memilih
pemimpin nasional pada tataran negara, maka pemilihan kepala daerah merupakan
upaya untuk mewujudkan demokrasi di tingkat lokal melalui pemilihan pemimpinpemimpin daerah secara langsung oleh masyarakat. Mekanisme pemilihan kepala
daerah secara langsung adalah sebuah media untuk melakukan rekruitmen politik

terhadap orang-orang yang dianggap mempunyai kompetensi, konstituensi, dan
integritas guna memimpin daerah. Pemilihan kepala daerah secara langsung
merupakan cerminan sistem demokrasi langsung dimana masyarakat diberikan

Muhammad. 2006. Pemilu dan Perilaku Memilih 1955-2004. Surabaya: Pustaka Eureka dan
PusDeHAM, halaman: 3

3Asfar,

7

kesempatan untuk menyalurkan aspirasinya melalui pemberian suara dalam
menentukan pilihan terhadap orang-orang yang dipercaya sebagai pemimpin di
daerah.4
Sedangkan berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah yang dimaksud Pemilihan Kepala Daerah secara langsung adalah pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang
dilaksanakan secara demokratis berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil.
E.2 Iklim Demokrasi di Aras Local

Iklim yang dimaksud di sini adalah suasana, kondisi, atau situasi yang tercipta
oleh suatu kegiatan. Sedangkan Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut5, atau
dapat diartikan secara sederhana sebagai suatu pemerintahan yang berasal dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Dengan demikian yang dimaksud dengan iklim demokrasi, yaitu suatu
suasana yang diwujudkan oleh rakyat dalam suatu upaya mewujudkan kedaulatan
rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut.
Salah satu pilar penting dari demokrasi adalah partisipasi. Jika demokrasi
diartikan secara sederhana sebagai statu pemerntahan yang berasal dari dan untuk

4
5

Karim, Abdul Gaffar. (ed). Loc.cit, halaman: 234
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

8


rakyat, maka partisipasi merupakan sarana dalam mana rakyat dapat menentukan
siapa yang memimpin melalui pemilihan umum dan apa yang dikerjakan oleh
pemimpin(pemerintah) melalui kertlibatan dalam proses pembuatan keputusan politik
yang mengikat rakyat banyak. Dalam hubungan pengembangan demokrasi,
partisipasi masyarakat sebenarnya tidak hanya sebatas dalam proses menentukan
pemimpin dan apa yang harus dilakukan oleh pemimpin, tetapi juga menentukan
proses demokrasi itu sendiri. Dalam proses transisi dan konsolidasi demokrasi
misalnya, masyarakat mempunyai peran sangat signifikan dalam menentukan
berbagai bentuk partisipasi dan gerakan social lainya (Hollifield and Jillson, 2000:320).
E.3 Pengaruh Pilkada Terhadap Pembangunan Iklim demokrasi di Aras
Lokal
Pilkada langsung erat kaitanya dengan demokrsi karena pilkada merupakan
bagian fundamental dari sebuah proses pendalaman demokrasi di daerah. Pilkada
langsung sebagai bagian mendasar dari proses pelaman demokrasi dapat dimaknai
sebagai proses ganda yang berlangsung di sisi negara dan di sisi masyarakat. Dari sisi
negara, deepening democracy adalah pengembangan tiga hal, pertama, pelembagaan
mekanisme (institutional design) (Fung and Wright, 2003). Penciptaan
kepercayaan semua aktor politik di daerah yakni masyarakat sipil, masyarakat
politik (partai politik), termasuk state apparatuses (birokrasi, alat keamanan Negara).
Kedua, penguatan kapasitas administratif-tekrokratik pemerintah daerah yang

9

mengiringi pelembagaan yang telah diciptakan. Ketiga, Pilkada langsung telah
memaksa terjadinya pelunakan watak koersi (yang diungkapkan melalui penekanan
pada fungsi pengaturan dan pengendalian) negara di tingkat lokal ke arah watak
lebih lunak (melalui penekanan baru pada fungsi distributif dan pelayanan publik
negara). Hal ini tidak dapat dihindari, terutama jika pilkada langsung dipahami
dalam kerangka ekonomi sebagai proses transaksional yang mengharuskan terjadinya
negosiasi berkelanjutan, bukan saja atas kebijakan, program dan proyek, serta
prosedur-prosedur yang melekat di dalamnya, tetapi bahkan atas arah dan tujuantujuan utama yang ingin diraih bersama di aras politik lokal.
Jadi disini dapat disimpulkan bahwa peran KPUD dalam menciptakan iklim
Pemilihan kepala daerah secara langsung yang demokratis di Kota Probolinggo
adalah kontribusi KPUD untuk menciptakan suatu kondisi pemilihan kepala daerah
yang dilakukan oleh masyarakat Kota Probolinggo secara langsung yang melibatkan
masyarakat sebagai pihak pemilih.
F. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah suatu unsur yang membantu komunikasi antara
peneliti sebagai kerangka acuan teknis menjawab rumusan masalah dan merupakan
petunjuk tentang bagaimana suatu variabel dapat diukur.6 Dalam penelitian ini,
variabel operasional yang berkaitan dengan bagaimana peran KPUD dalam

Mulyawan, Budi. 2002. Proses Pemilihan Kepala Daerah Berdasarkan UU. No. 22 th 1999 (Studi di
Kabupaten Pati). Sekripsi tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Halaman:
14.

6

10

menciptakan pemilihan kepala daerah yang demokratis di kota probolinggo. Sesuai
dengan rumusan masalah di atas, maka indikatornya adalah :
1. Profesionalitas KPUD dalam pelaksanaan Pilkada
a. Penyelenggaran pilkada sesuai dengan regulasi yang ada
2. Peran KPUD dalam Menciptakan Iklim pemilu yang demokratis
a. Sikap Netralitas KPUD dalam Pelaksanaan Pilkada
b. Adanya Transparansi kebijakan KPUD
c. Hubungan KPUD dengan Elemen Masyarakat
G. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah serangkaian prosedur berupa cara yang digunakan
untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Sehingga, dalam keberlanjutanya
menjadi satu kesatuan yang utuh dan konsisten antara metode yang digunakan dengan
tekhnik-tehknik operasional dalam pengumpulan data, instrument penelitian, dan
dalam hal analisis data.
Untuk itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualititatif. Utamanya adalah metode diskriptif, yang bisa dipahami sebagai
serangkaian prosedur yang digunakan dalam upaya pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan obyek penelitian/ atau subyek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, nilai-nilai, dan lain-lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.7

Syafri’e YH, Yana. 2002. Proses Politik Terbentuknya Propinsi Banten. Skripsi tidak Diterbitkan.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Halaman: 32

7

11

G.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan memberikan
gambaran secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan gejala, atau kelompok
tertentu, atau penyebaran suatu gejala dengan gejala lain di masyarakat8.
Dalam penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan
klasifikasi mengenai suatu fenomena sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah
variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.
Dengan kata lain penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan suatu fenomena. Peneliti menggunakan metode ini adalah untuk
mempermudah dalam menjelaskan dan menjabarkan mengenai obyek yang diteliti.
G.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat pelaksanaan penelitian. Adapun lokasi
penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah di wilayah Kota Probolinggo
dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan Pemilihan kepala Daerah Secara Langsung
yang diteliti adalah Kota Probolinggo.
G.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari obyek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai peristiwa, sikap hidup sebagai

8

Muslimin, metode penelitian di Bidang Sosial, Malang, UMM Press, 2002

12

sumber yang memiliki karakteristk tertentu dalam suatu penelitian, sehingga obyekobyek ini dapat menjadi sumber data penelitian.9
Dilihat dari jumlahnya maka populasi dapat berjumlah tak terhingga atau
terdiri dari elemen yang sukar dicari batasannya. Dari pengertian tersebut maka yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah elemen yang terlibat dalam Pemilihan
kepala daerah secara langsung Kota Probolinggo.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sesungguhnya
dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk
mewakili seluruh populasi. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
akan digunakan metode Purposive sampling atau Sampel bertujuan. Dalam teknik ini
pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian
G.4 Sumber Data
Dalam hal ini, peneliti menggunakan sumber data atau informasi yang
menjadi perhatian untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka sumber data
yang digunakan untuk menyediakan informasi ada dua, yaitu:
a.Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari nara
sumber penelitian. Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah orang-orang
yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang ada
kaitanya dengan masalah dalam penelitian yang mengenai peran KPUD dalam

9

Burhan Bungin, Metode Peneitian Sosial, Format-format penelitian kuantitatif dan kualitatif,
Airlangga University Perss, Surabaya, 2001, hal: 13

13

menciptakan pemilihan kepala daerah secara langsung yang demokratis di Kota
Probolinggo, yang antara lain:
1. KPUD

: 10 orang

2. Panitia Pengawas dan Pemantau

: 163 orang

3. Masyarakat (DPT)

: 156.614 orang

4. Peserta Pilkada (calon Bupati dan Wakil Bupati) : 6 orang (4 orang
diusung koalisi partai politik,dan 2 orang lainnya berangkat dari calon
independent).
5. Perss

: 2 orang

Dalam memperoleh data primer ini penulis sengaja menentukan orang-orang
yang memberikan informasi dengan pertimbangan narasumber yang dipilih tersebut
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan kompeten serta informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, maka
peneliti mempersempit cakupan narasumber dari Elemen-elemen yang terlibat dalam
pelaksanaan pilkada menjadi 20 orang yang terdiri dari:
1. KPUD

: 4 orang

2. Panitia Pengawas dan Pemantau

: 2 orang

3. Masyarakat (DPT)
• Tokoh Agama

: 2 orang

• Tokoh Organisasi masyarakat

: 2 orang

• Tokoh Pendidikan

: 2 orang

14

• Tokoh Pemuda

: 2 orang

4. Perss
• Jawa Pos Radar Bromo

: 1 Orang

• Radio Suara Kota

: 1 Orang

b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang dipergunakan dalam penelitian
untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari data primer. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari dokumen yang berupa literature, jurnal, buku-buku dan
data-data lain yang terkait dengan permasalahan serta tujuan penelitian.
G.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan kegiatan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis yang langsung terhadap gejala-gejala
dan peristiwa yang diteliti10. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
observasi partisipatoris yaitu peneliti ikut berpartisipasi atau terlibat langsung dalam
faktor-faktor yang di teliti.

10

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES, 1998, Hal: 34

15

b. Interview atau Wawancara
Interview atau wawancara dapat diartikan sebagai tanya jawab lisan antara
dua orang atau lebih secara langsung. Menurut Muslimin (2002: 52) wawancara
berfungsi sebagai:
-

Deskripsi: informasi yang diperoleh dari wawancara bermanfaat dalam
menetapkan pemahaman ke dalam lingkungan terbatas dan realitas
sosial.

-

Eksplorasi: adalah memberikan pemahaman dalam dimensi-dimensi
yang belum tergali dari suatu topik.

Dalam penelitian ini saya menggunakan teknik wawancara tak berstruktur
sehingga dapat berkembang di lapangan untuk mendapatkan data yang mendalam
dari responden mengenai Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data yang tertulis atau yang
diolah oleh orang lain (sekunder) yang berupa surat-surat, catatan, dan literature yang
diperlukan dan semua yang berhubungan dengan penelitian. Jadi dokumentasi bisa
berupa gambar dan tabel yang berkaitan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah
secara langsung terhadap pembangunan demokrasi di aras local studi KPUD Kota
Probolinggo. Dokumentasi dapat peneliti kategorikan sebagai sumber data sekunder
atau pendukung.

16

G.6 Analisis Data
Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisa kualitatif,
teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan
menginterpretasikan data yang didapat dari wawancara dengan responden. Dengan
tujuan mendeskripsikan pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung
terhadap pembangunan demokrasi di aras lokal. Adapun tahapan dalam menganalisis
data ini adalah:
a. Reduksi Data
Adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat
focus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Dengan demikian penulis menggunakan
data reduction bertujuan untuk mempertegas, memperpendek, membuat focus dan
mengatur data yang diperoleh dari hasil wawancara.
b. Display Data
Adalah rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan dapat
dilakukan yang meliputi gambar atau skema, jaringan kerja keberkaitan dengan
kegiatan kedalam table. Dengan demikian maksud peneliti melakukan display data
bertujuan untuk menyajikan data yang berkaitan dengan kegiatan kedalaman table
sesuai dengan data yang diperoleh melalui dokumentasi.

17

c. Pengambilan Keputusan
Akhir dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada pemahaman
atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan dengar suatu
masalah yang bobotnya tergolong komprehensif dan mendalam.

18

PERAN KPUD DALAM MENCIPTAKAN
M
IKLIM PEMILIHAN KEPA
PALA
DAERAH (PILKADA) LANGSUNG
L
YANG DEMOKRATIS DI KOTA
TA
PROBOLINGGO
di Di
(Studi
D KPUD Kota Probolinggo)

SKRIPSI

OLEH :
Tony Edy Frastian
06230037

JURUSA
SAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU
IL
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITA
TAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

PERSEMBAHAN
Syukurku yang amat mendalam kepada peniup I
nikmat dan inaya☎ nya yang ✆ erlimpa☎ dan Ro✝✞

✁ h✂

✟✞

Robb✂✄ atas semua

pem✆ uka umat yang

menjadi pelita ☎ idup
Segala kesulitan✄ kelela☎ an dan ke✆ anggaan tugas ak☎ir ini ku☎ aturkan
untuk mereka yg ✆ egitu sangat mem✆ eri arti dalam perjalanan ☎ idupku
 Yang

ter☎✠ rmat

✡☛☞☛✌q

✍✎✏

M✜✢✣✤

✚☛c✓✕☛w☛✙✔✙✛✒c✔✕✙☛

✑☛✒✓☛w✔

✎☛✕

✖✗✘✌✘

T✘✙✔✌

✥✦✧★✜✩ ✪✣✫✣✬ ✭✬✮✯✜✬✮ ✰✜✢✩✜✩

senantiasa mem✆ erikan d✠ a✄ semangat✄

✆ im✆ ingan✄ ✱inta

yg

dan kasi☎

sayang yang tiada ✆ atas✄ enta☎ dengan apa aku dapat mem✆ alas segala
✆ entuk

perjuangan dan tetes✲ tetes keringat yang tela☎ ter✱ ura☎ kan

untukku. Dan

✳aafkan

segala kesala☎an dan k☎ilaf yang perna☎

ananda lakukan selama ini. Hanya ALLA☎ SW✴ yang dapat
mem✆ alas segala keik☎ lasan Bapak dan ✵✆ u
 Yang ku sayangi Kakakku

✑☛✶ ✒✔✷ ✎☛✕ ✑✗☛✌ ✎✔✕☛✄

yang selau

mem✆ erikanku semangat serta m✠ tivasi sampai terselesaikan skripsi ini✄
dan adikku

✸✔q✔✓

semangat terus

✆ elajarnya

ya✄ sekalipun dalam

keter✆ atasan jangan perna☎ putus asa dalam mengejar impian.Serta
kep✠ nakan✹ Z☛✌✔✏ yang tela☎ meng☎ adirkan

✺arna ✆ aru

dalam

keluarga ✆ esarku
 Kakek dan

✻✼nekku✄

tanpa kalian aku tidak akan

☎ adir

di muka

✆ umi ini

 Dan tak lupa Se✆ ua☎ persem✆ a☎ an untuk pri✆ adi yang mena✺an
sakura✹
nya✺a

✽✒☛✓✾☛✿✄
✆ agi

yang tela☎ mengajarkan

✆ agaimana

mem✆ erikan

se✆ ua☎ impian. Yang tak perna☎ lela☎ mendampingiku

selama ini ✆ aik suka maupun duka✄ A ung Be✠ ng ku


✵✳✳ ❀ enaissan✱ e F✵ S✵ P ❁✳✳✄

 S✠✆ at✲ s✠✆ atku

✵P

❂❃

Almamater Keduaku

yg tla☎ mengisi perjalanan

ptualangan ✱anda ta✺a selama kurang le✆ i☎

❄✄ 5

☎ idupku

dgn

ta☎ un di k✠ ta dingin

malang dan tla❅ m❆ uka

❅atiku

❅itam❇ puti❅ serta
kerasnya ke❅idupan ❈K❇ lian smua yg ❉❊erti em❋ si● eg❋● luapan ta❍a●
te■ s air mata● ❏ ❑ mpian ku▲ makasi❅ ❆ uaanyak prend● aku ❆ angga ❆ isa
❆ erteman ❏ ❆ er❆ agi dgn klian smua sem❋ga kisa❅ ini akan ❆ erlanjut
dikemudian ❅ari
tuk ngerti mana

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayatNya, sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi dengan mengambil
judul Peran KPUD dalam Menciptakan Iklim Pemilihan Kepala Daerah
(PILKADA) Langsung Yang Demokratis di Kota Probolinggo (Studi di KPUD
Kota Probolinggo) penelitian ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Strata-1 di Universitas Muhammadiyah Malang. Semoga tulisan ini bermanfaat
bagi penulis sendiri atau semua pihak yang akan melanjutkan penyempurnaan
tulisan yang telah penulis buat.
Banyak waktu, tenaga, dan hambatan yang menyertai dalam penulisan
Skripsi ini akan tetapi berkat bimbingan Allah SWT, segala bantuan dan
bimbingan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab
itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
:
1. Segenap Pimpinan UMM: Drs. Muhajir Effendi, M.AP., Prof. DR. Ir. Sujono,
M.Kes., Drs. Mursidi, MM., Drs. Joko Widodo, M.Si.
2. Dr. Wahyudi selaku Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Drs. Jainuri, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing serta memberikan pengarahan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan .
5. Drs. Asep Nurjaman, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
membantu serta memberikan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah
banyak

memberikan

bekal

ilmu

pengetahuan

selama

mengikuti

perkuliahan di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Semua anggota KPUD yang telah membantu melengkapi semua data yang
dibutuhkan.

8. Bpk. Nasution, Ketua Fraksi DPRD kota Probolinggo, Bpk H.M Buchori
Selaku Walikota Probolinggo dan Bpk Imam Suliono Ketua LSM Wamor
9. Immawan dan Immawati seperjuangan di IMM Renaissance FISIP UMM :
Erwin (sory aku lulus duluan bro, segera menyusul ya), andrey bima
(kapan-kapan kita gerilaya ke DPR RI), kepengurusan 09/10 Thanks sudah
berjuang bersama, Saprol, Ibnun, Andi sukses terus ya....
10. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Semoga ALLAH
SWT membalas kebajikan dengan pahala yang sebaik-baiknya.
Meskipun skripsi ini telah selesai, namun penulis sadar bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran sehingga mampu melengkapi kekurangan dan memperbaiki kesalahan.
Sebagai penutup penulis meminta maaf sebesar-besarnya baik dalam proses
pembuatan skrisi ini maupun jika dalam tulisan ini ada kata-kata yang kurang
berkenaan.
Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairat

Malang, 11 Januari 2011
Penulis,

Tony Edy Frastian

MOTTO
Para Filsuf hanya sibuk berdebat tentang
mendefinisikan dunia, padahal yang paling penting adalah
merubahnya
(the Karl ‘Prophet’ Marx)

Lebih Baik Jatuh dalam Lembah Keterasingan, daripada
Hidup dalam Kemunafikan
(Soe Hok Gie)

“Segala Kebenaran Maunya Diketahui dan Dinyatakan, dan
Juga Dibenarkan, Kebenaran Itu Sendiri Tidak Memerlukan
Hal Itu, Karena Dialah yang menunjukan Apa yang Diakui
Benar dan Harus Berlaku”
(Paul Natorp)

DAFTAR PUSTAKA
Asfar, Muhammad. 2006. Pemilu dan Perilaku Memilih 1955-2004. Surabaya:
Pustaka Eureka dan PusDeHAM
Asfar, Muhammad. 2005. ’Sistem Pilkada Langsung: Beberapa Problem,
Implikasi Politik dan Solusinya.’ Jurnal Politika, Vol. 1,No. 1.
Bayu Suryaningrat, Otonomi Riil dan Seluas-luasnya Versus Otonomi Nyata dan
Bertanggung Jawab, Offcet Pt. Pos, Jakarta 1999
B.N. Marbun, SH, DPRD dan Otonomi daerah setelah Amandemen UUD 1945
dan UU Otonomi Daerah 2004, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2005 hal:
56-57
Burhan Bungin, Metode Peneitian Sosial, Format-format penelitian kuantitatif
dan kualitatif, Airlangga University Perss, Surabaya, 2001, hal: 13
Dahl, Robert. A. 2001. Perihal Demokrasi, Menjelajahi Teori dan Praktek
Demokrasi Secara Singkat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dadang Juliantara, Pembaharuan Kabupaten:
Partisipatif, Pembaruan, Yogyakarta, 2004

Mewujudkan

Kabupaten

Eko Hilal, Memandu Kemenangan Politik Kepala Daerah, Pustaka Jogja mandiri,
Yogyakarta, 2005
Francis Fukuyama, Memperkuat Negara tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad
2, Terjemahan A. Zaim Rofiqi, Gramedia, Jakarta, 2005
Gaffar, Afan. 1999. Politik Indonesia, Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Aplikasi Praktis Pembuatan
Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.
Hery Susanto, Otonom Daerah dan Kompetensi lokal (pikiran serta konsepsi
Syaukani HR),PT Dyatama Milenia, Jakarta, 2003
Huntington, Samuel. P. 2003. Tertib Politik pada Masyarakat yang Sedang
Berubah. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Josef, Riwu kaho, MPA, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik
Indonesia, RajaGrafindo, Jakarta, 2005

Karim, Abdul Gaffar. (Ed). 2003. Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah di
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kota Probolinggo dalam Angka. Probolinggo city in Figures 2008. Pemerintah
Kota Probolinggo, Badan Perencanaan Daerah. Halaman: xxxiv
Muhammad Hikam A.S, Politik Kewarganegaraan : Landasan Redemokratisasi
di Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1999
Mulyawan, Budi. 2002. Proses Pemilihan Kepala Daerah Berdasarkan UU. No.
22 th 1999 (Studi di Kabupaten Pati). Sekripsi tidak Diterbitkan. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Muslimin, metode penelitian di Bidang Sosial, Malang, UMM Press, 2002
Moleong, Lexy. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ni’matul Huda, Kewenangan DPRD Dalam Pemberhentian Kepala Daerah, jurnal
Magister hokum, Vol. 2. No. 5 juni 2002, Program Pasca Sarjana
Universitas Islam Indonesia (UII), yogyakarta, Hlm 32.
Norbert Eschborn, Tranformasi Demokrasi Lokal, diterbitkan oleh Asosiasi
DPRD Kota Seluruh Indonesia bekerjasama dengan Konkard AdneaurStiffung.
Priyatmoko, Makalah Seminar dan Lokakarya Penyelengaraan Pemerintahan
Daerah Sebagai Bagian Proses Reformasi Politik, Malang, 18-20
Februari 2001
Pradhanawati, Ari, Pilkada Langsung Tradisi Baru Demokrasi Lokal, KOMPIP,
Surakarta, 2005
Ryaas Rasyid, 9 Kunci Sukses Tim Sukses dalam PILKADA Langsung, Galang
Press, Yogyakarta, 2005.
Sadu Wasisto. M.S. Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah,
Fokusmedia, Bandung, 2003
Sekjen KPU, 2003. Undang-undang republik Indonesia No. 12 Tahun 2003,
Jakarta: Sekretaris Jenderal KPU
Singarimbun, Masri. 1982. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Surabakti, Ramlan. Memahami ilmu politik. Gramedia, jakarta, 1992

Syafri’e YH, Yana. 2002. Proses Politik Terbentuknya Propinsi Banten. Skripsi
tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
UU. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
UU. Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang No. 10 Tahun 2008, tentang pemilu, anggota dewan perwakilan
rakyat, dewan perwakilan daerah, dan dewan perwakilan rakyat daerah.
Laporan Penyusunan Data Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2008. Badan
Perencanaan Daerah Kota Probolinggo.
Media Massa
Radar Bromo, 13 Oktober 2008. Mendemokratiskan Pemilu. Halaman 33 dan 37.
Radar Bromo, 27 Oktober, “KIBAR Ancam Mundur: Protes sikap Panwas Atas
Temuan Pelanggaran.
Banjarmasin Post Edisi 30 November 2000 hal 28
Duta Masyarakat, 28 oktober, “Menggugat Peran Panwas Sebagai Pengadil”.
Internet
WWW.pdiperjuangan-jatim.org, posting tanggal 11 November 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi, Diakses tanggal 08 Februari 2010
http://kpud-kotaprobolinggo.go.id/pokok-pokok Diakses tanggal 3 April 2010

Dokumen yang terkait

Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

1 59 98

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

PROSES PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010 ( Studi Di KPUD Kabupaten Sumenep )

0 5 36

KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN MALANG

0 4 2

PENDAHULUAN PERAN DPRD KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA DALAM FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KPUD PADA TAHAP PENETAPAN CALON KEPALA DAERAH / WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG.

0 4 19

PENUTUP PERAN DPRD KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA DALAM FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KPUD PADA TAHAP PENETAPAN CALON KEPALA DAERAH / WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG.

0 3 7

Strategi Komunikasi KPUD (Strategi Komunikasi pada Humas KPUD Kabupaten Magetan Dalam Strategi Komunikasi Kpud (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi pada Humas KPUD Kabupaten Magetan Dalam Upaya Menciptakan Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kot

0 3 13

STRATEGI KOMUNIKASI KPUD ( Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi pada Humas KPUD Kabupaten Strategi Komunikasi Kpud (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi pada Humas KPUD Kabupaten Magetan Dalam Upaya Menciptakan Pilkada Bupati dan W

0 2 11

PENDAHULUAN Strategi Komunikasi Kpud (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi pada Humas KPUD Kabupaten Magetan Dalam Upaya Menciptakan Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kota Magetan yang Kondusif tahun 2013).

0 3 33

PERAN KOMISI PEMILIHAN DERAH (KPUD) DALAM PEMILIHAN LANGSUNG DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1999-2009.

1 4 46