PERAN KOMISI PEMILIHAN DERAH (KPUD) DALAM PEMILIHAN LANGSUNG DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1999-2009.

(1)

DALAM PEMILIHAN UMUM DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

1999-2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh: Susi Nuraeni

0802944

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh Susi Nuraeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Susi Nuraeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SUSI NURAENI

PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM

PEMILIHAN UMUM DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1999-2009

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Drs. Ayi Budi Santosa, MSi NIP: 19630311 198901 1 001

Pembimbing II,

Drs. Syarif Moeis NIP: 19590305 198901 1 001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan M. Pd. NIP: 19570408 198403 1 001


(4)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul Peran Komisi Pemilihan Derah (KPUD) dalam Pemilihan Langsung di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009 berisi mengenai kinerja KPUD Kabupaten Sumedang dalam melaksanakan pemilihan langsung tahun 1999-2009. Kondisi masyarakat Kabupaten Sumedang yang beragam dan dengan laju pertumbuhan yang tinggi, akan berpengaruh terhadap kinerja KPUD Kabupaten Sumedang dalam melaksanakan pemilihan langsung. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dalam mensosialisasikan pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang tahun

1999-2009?”. Inti permasalahan kemudian dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian yaitu: (1) Bagaimana kondisi sosial masyarakat Sumedang pada tahun 1999-2009? (2) Bagaimana bentuk sosialisasi KPU dalam pemilihan langsung tahun 1999-2009? (3) Bagaimana langkah-langkah KPU dalam pemilihan umum tahun 1999-2009? (4) Bagaimana kendala-kendala dan cara mengatasi dalam pemilihan umum tahun 1999-2009?. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode historis dengan melakukan empat langkah penelitian yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Tahap heuristik atau pengumpulan data penulis melakukan teknik studi literatur yaitu mengkaji sumber-sumber yang relevan melalui permasalahn yang diteliti, selain itu dilakukan pula teknik wawancara untuk melengkapi sumber tertulis. Kondisi masyarakat Kabupaten Sumedang yang heterogen membuat KPUD Kabupaten Sumedang berusaha untuk melakukan inovasi dalam mensosialisasikan pemilihan secara langsung tahun 1999-2009, yaitu dengan bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat, sosialisasi tingkat kecamatan, mengadakan pertunjukkan kesenian daerah, berkoordinasi dengan serikat buruh Kecamatan Sumedang, melakukan road show dengan Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI), membagikan brosur di alun-alun dan sosialisasi getok tular, sosialisasi getok tular adalah sosialisasi dengan cara melatih beberapa orang untuk ditularkan kepada orang lain . Adapun kendala yang dihadapi yaitu pertumbuhan penduduk yang pesat, masih terdapat warga masyarakat yang tidak mau mengikuti kegiatan pemilu, banyaknya warga yang mencari nafkah di luar Kabupaten Sumedang dan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap para calon pemimpin. Solusi yang diterapkan yaitu kerja sama yang solid di antara para anggota KPUD Kabupaten Sumedang serta Sarana dan Prasana yang memadai, selain itu kerjasama dengan KPU pusat yang terus terorganisir dan berjalan seiringan. Dengan adanya sosialisasi yang beragam dari pemilihan ke pemilihan jumlah suara yag tidak sah semakin berkurang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Sumedang dalam


(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Metodologi Penelitian ... 7

1.6. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Pemilihan Umum (pemilu) ... 11

2.1.1 Asas Pemilu ... 12

2.1.2 Sistem Pemilu ... 15

2.2 Komisi Pemilihan Umum (KPU) ... 16

2.3 Sosialisasi KPU dalam Pemilihan Langsung... 17

2.4 Kinerja KPU... 20

2.5 Komunikasi Politik... 22

2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan... 23

2.6.1 Skripsi ... 23

2.6.2 Jurnal ... 24

2.6.3 Buku ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1. Metode Penelitian dan Teknik Penelitian ... 31

3.1.1 Metode Penelitian ... 31

3.1.2 Teknik Penelitian ... 34

3.2 Persiapan Penelitian ... 35

3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian ... ` 35

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 36

3.2.3 Mengurus Perizinan Penelitian ... 37


(6)

3.3.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis... 39

3.3.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan... 40

3.3.2 Kritik sumber ... .. 41

3.3.2.1 Kritik Eksternal ... .. 42

3.3.2.2 Kritik Internal... .. 44

3.3.3 Penafsiran (Interpretasi) ... 47

3.3.4 Penulisan Hasil Penelitian (Historograi )... 48

3.4 Laporan Hasil Penelitian ... 49

BAB IV STRATEGI DAN KINERJA KPUD KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1999-2009 ... 52

4.1 Kondisi Sosial Masyarakat Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009 ... 53

4.1.1 Letak Geografis ... 53

4.1.2 Kependudukan ... 55

4.1.3 Kondisi sosial dan Budaya Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009... 56

4.2. Gambaran Umum Komisi Pemilihan Umum ... 58

4.2.1 Sejarah Berdirinya KPUD Kabupaten Sumedang ... 62

4.2.2 Visi dan Misi KPUD Kabupaten Sumedang... 67

4.3. Bentuk-Bentuk Pemilihan Secara Umum ... 68

4.4 Pemilu Tahun 1999-2009 ... 70

4.4.1. Pemilu Tahun 1999 ... 71

4.4.2 Pemilu Tahun 2004... 72

4.4.2.1 Bentuk Sosialisasi KPUD Kabupaten Sumedang dalam Mempersiapkan Pelaksanaan Pemilu tahun 2004... 74

4.4.2.2 Persiapan Logistik Pemilu Tahun 2004... ... 76

4.4.2.3 Proses Pelaksanaan Pemilu Tahun 2004... ... 77

4.4.3 Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Gubernur tahun 2008 Kabupaten Sumedang... ... 79

4.4.3.1 Bentuk Sosialisasi KPU Kabupaten Sumedang dalam Mempersiapkan Pelaksanaan (Pilkada) dan Pemilihan Gubenur Tahun 2008... ... 81

4.4.3.2 Persiapan logistik (Pilkada) dan Pemilihan Gubenur Tahun 2008... ... 82


(7)

dalam MempersiapkanPelaksanaan Pemilu tahun 2009... ... 84

4.5.4.2 Persiapan Logistik Pemilu Tahun 2009... ... .... 86

4.5.4.3Proses Pelaksanaan Pemilu Tahun 2009... ... 86

4.4.5 Analisis Pemilihan Umum di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-Tahun 2009... ... 88

4.4.6 Kendala-Kendala dan Cara Mengatasi... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Rekomendasi ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009... 54 Tabel 4.2 Jabatan Struktural dan Non Struktural Sekretariat KPU Kabupaten

Sumedang... 59 Tabel 4.3 Jumlah Aparatur Sekretariat KPU Kabupaten Sumedang Berdasarkan


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemilihan Umum (pemilu) merupakan suatu wujud nyata dari demokrasi dan menjadi sarana bagi rakyat dalam menyatakan kedaulatannya terhadap Negara dan Pemerintah. Kedaulatan rakyat dapat diwujudkan dalam proses pemilu untuk menentukan siapa yang harus menjalankan dan mengawasi pemerintahan dalam suatu negara. Dengan adanya pemilu maka telah melaksanakan kedaulatan rakyat sebagai perwujudan hak asas politik rakyat, selain itu dengan adanya pemilu maka dapat melaksanakan pergantian pemerintahan secara aman, damai dan tertib, kemudian untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan pendapat Haryanto yang menyatakan bahwa:

Pemilihan umum merupakan kesempatan bagi para warga negara untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah dan memutuskan apakah yang mereka inginkan untuk dikerjakan oleh pemerintah dan dalam membuat keputusan itu para warga negara menentukan apakah yang sebenarnya yang mereka inginkan untuk dimiliki (Haryanto, 1984 : 81)

Penyelenggaraan pemilu yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kesadaran politik, tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat, keberagaman ideologi, etik dan suku, dan kondisi geografis. Pelaksanaan pemilu dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan baik dari jumlah partai politik maupun tata cara dalam pemilihan, oleh karena itu dibutuhkan suatu kerjasama yang baik antara rakyat dan pemerintahan yang mengatur jalannya pemilu.

Berlangsungnya pemilu yang demokratis harus menjamin pemilihan yang jujur, adil dan perlindungan bagi masyarakat yang memilih. Setiap masyarakat yang mengikuti pemilu harus terhindar dari rasa ketakutan, intimidasi, penyuapan,


(10)

penipuan dan berbagai praktek curang lainnya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 28G bahwa di dalam negara demokrasi

“Setiap orang berhak atas perlindungan dari pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,

dan harta benda di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang

merupakan hak asasi”.

Setelah jatuhnya pemerintahaan Soeharto, Indonesia menduduki masa baru yaitu masa Reformasi. Pemilu pada tahun 1999 merupakan pemilu pertama pada masa reformasi, pemungutan suara dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Sistem pemilu 1999 masih sama dengan pemilu tahun 1997 yaitu sistem perwakilan berimbang. Terdapat pebedaan dari jumlah partai dari pemilu sebelumnya, pada pemilu Orde Baru jumlah partai hanya terdapat tiga partai sementara pada pemilihan tahun 1999 berjumlah empat puluh delapan partai.

Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang melibatkan rakyat memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini merupakan suatu peristiwa penting dan bersejarah bagi Bangsa Indonesia, karena pada pemilu tahun 2004 suara rakyat yang menentukan siapa pemimpin negara Indonesia. Untuk pemilu tahun 2009 juga rakyat ikut terlibat langsung dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Akan tetapi terdapat perbedaan dari jumlah partai yang mengikuti pada tahun 2004 terdapat 34 partai sementara pada tahun 2009 terdapat 24 partai. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa “pemilihan umum perlu diselenggarakan secara lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat seluas-luasnya dan dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”.


(11)

Proses demokrasi di Indonesia pada masa reformasi memasuki tahap berikutnya yaitu pemilihan Gubernur dan Bupati masing-masing sebagai kepala daerah provinsi dan Kabupaten dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Melihat keadaan seperti ini maka pemilihan dari tingkat Kabupaten sampai Negara sudah seluruhnya dipilih oleh rakyat. Penetapan aturan ini dilandasi oleh adanya keinginan kuat pemerintah untuk mengembangkan sistem pemilihan yang lebih bersifat demokratis.

Pemilihan Kepala Daerah merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam ketentuan Pasal 18 ayat 4 dinyatakan bahwa “ Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Pilkada di awal reformasi dilakukan atau dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Hal ini sesuai dengan pilkada yakni UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian diganti oleh UU No. 32 Tahun 2004. Menurut ketentuan dalam UU No.22 Tahun 1999 kepala daerah dipilih oleh DPRD, sedangkan menurut UU No. 32 Tahun 2004 kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat.

Pemilihan Bupati langsung mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2005 dan hampir seluruh kabupaten yang ada di Indonesia melaksanakannya, kepala daerah tidak lagi ditentukan dan diangkat oleh pemerintahan, melainkan dipilih secara langsung oleh rakyat daerah yang bersangkutan. Diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 sebagai pengganti UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, diharapkan mampu membawa perubahan bagi bangsa Indonesia dalam rangka mengagendakan reformasi secara demokrasi. Seperti yang dikemukakan oleh Irtanto bahwa,


(12)

Kehadiran Undang-Undang tersebut merupakan peluang untuk mewujudkan aspirasi daerah yaitu keinginan untuk memiliki pemimpin lokal yang disepakati oleh rakyat melalui pemilikada langsung (Irtanto, 2008 : 01).

Pemilihan Presiden dan Wakil presiden dilaksanakan berbarengan dengan kabupaten-kabupaten yang lainnya yang ada di Indonesia, masyarakat Sumedang ikut terlibat langsung dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2004 dan pemilihan tahun 2009. Ada beberapa permasalahan yang muncul ke permukaan ketika untuk pertama kalinya masyarakat Sumedang harus memilih Presiden dan Wakil.

Permasalahan pada masyarakat yang masih perlu mendapat perhatian, antara lain terbatasnya informasi tentang pelaksanaan pemilihan secara langsung di Kabupaten Sumedang, karena memiliki daerah-daerah yang masih sulit memperoleh akses informasi yang memadai. Dilihat dari keadaan geografis Kabupaten Sumedang, masih terdapat daerah terpencil salah satunya berada di Kecamatan Rancakalong dan akses untuk menuju atau mencapai daerah masih sangat sulit dijangkau. Selain itu, dalam hal pendidikan, masyarakat Sumedang tidak seluruh atau semuanya mengenyam pendidikan formal, jadi akan menimbulkan ketidaktahuan terhadap apa yang seharusnya dilakukan (Dinas Kependuduakn dan Catatan Sipil Bappeda Kabupaten Sumedang), sehingga akan menimbulkan beberapa permasalahan dalam pemilihan langsung. Hal ini senada dengan pendapat Sukarna yang menyatakan bahwa,

Dalam masyarakat yang warga negaranya sebagian besar buta huruf akan sukar untuk dijalankan pemilu secara bebas karena komunikasi dua arah tidak bisa dijalankan secara sempurna (Sukarna, 1981:23).

Selain dari segi geografis dan pendidikan, tata cara dalam pemilihan langsung selalu berbeda-beda yang tadinya dicoblos kemudian diganti menjadi dicontreng.


(13)

Salah satu contoh dalam pemilu tahun 2009 jumlah partai yang harus dipilih oleh rakyat sebanyak 34 partai. Karena terlalu banyak jumlah partai yang tertera di surat pemilihan maka tidak mengherankan kalau surat pemilihan bentuknya begitu besar, hal ini akan mempersulit masyarakat dalam tata cara melipat kembali surat suara dengan baik. Dengan demikian maka akan menimbulkan rasa jenuh dalam diri masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Asep Kurnia yang mengatakan bahwa,

Pemilu 2009 ini berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Sejak pertama kali digelar pada tahun 1955, pemilu identik dengan pencoblosan. Namun kebiasaan ini berubah pada pemilihan 9 April dan 8 Juni 2009. Paku diganti dengan pulpen dan saat pilpres diganti dengan spidol. Surat suara ditandai dengan percontrengan. Tidak jarang masyarakat bertanya mengapa tak lagi mencoblos padahal cara itu sangat mudah dan gampang (Kurnia, 2009:01).

Melihat kenyataan yang begitu beragam maka dibutuhkan kerja keras dalam melakukan sosialisasi tentang cara yang dilakukan dalam pemilihan langsung. Banyak yang menduga bahwa dari sekian banyak pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang dengan cara pemilihan yang berubah-ubah akan terjadi banyak kesalahan dan masyarakat akan kesulitan dalam menandai pilihannya. Hal tersebut senada dengan pendapat Asep Kurnia yang mengatakan bahwa,

Dibutuhkan waktu yang lama ketika pemilih masuk ke TPS karena harus membuka dan melipat lagi surat suara yang besar dan berisi banyak partai mencapai 38 partai politik dengan ratusan caleg serta 26 anggota DPD (Kurnia, 2009:01).

Meskipun demikian dari sekian banyak yang dipilih secara langsung oleh rakyat Sumedang mulai dari pemilihan Bupati, Gubernur sampai Presiden, tenyata berjalan dengan lancar dan selalu mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Meskipun dalam tata cara pemilihan tersebut selalu mengalami perubahan ternyata masyarakat Sumedang begitu antusias dan mengikuti dengan penuh tanggung jawab.


(14)

Tentu saja peran aktif Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumedang dalam mensosialisasikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemilihan langsung.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai pemilihan secara langsung di Kabupaten Sumedang yang mengubungkan tingkat partisipasi masyarakat Sumedang yang berhubungan dengan karakteristik masyarakat itu sendiri dengan hasil pemilihan secara langsung. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian pemilihan secara langsung. Selain itu usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menjalin koordinasi dengan ketua-ketua setempat mulai dari kecamatan sampai kelurahan. Selain itu, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang kesuksesan dari sekian banyak pemilihan yang dipilih oleh masyarakat Sumedang. Maka penulis kembangkan di dalam sebuah karya tulis yang berjudul: PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAEAH (KPUD) DALAM PEMILIHAN LANGSUNG DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1999-2009.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan diteliti adalah “ Bagaimana peran Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dalam mensosialisasikan pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang tahun 1999-2009?”

Untuk lebih mempermudah dan mengarahkan penelitian maka masalah penelitian tersebut dibatasi dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi sosial masyarakat Sumedang pada tahun 1999-2009?

2. Bagaimana bentuk sosialisasi KPU dalam pemilihan langsung tahun 1999-2009? 3. Bagaimana langkah-langkah KPU dalam pemilihan umum tahun 1999-2009? 4. Bagaimana kendala-kendala dan cara mengatasi dalam pemilihan umum tahun

1999-2009?


(15)

Secara umum tujuan dari penulisan proposal ini diharapkan dapat mengetahui gambaran yang jelas tentang peran Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dalam mensosialisasikan pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang tahun 1999-2009.

Secara khusus penulisan proposal ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat Sumedang pada tahun tahun 1999-2009.

2. Untuk menganalisis sosialisasi KPU dalam pemilihan langsung tahun 1999-2009.

3. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah KPU dalam pemilihan umum tahun 1999-2009.

4. Untuk menganalisis kendala-kendala dan cara mengatasi dalam pemilihan umum tahun 1999-2009.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan konstribusi terhadap perkembangan demokrasi khususnya di Kabupaten Sumedang.

2. Menambah khasanah pemerintahan khusunya sejarah pemilu di Kabupaten Sumedang.

3. Sebagai bahan rekomendasi atau bahan pembelajaran tertulis khususnya kiprah KPUD Kabupaten Sumedang tahun 1999-2009.

4. Sebagai sumber acuan sejarah .

Penelitian ini nantinya dapat dijadikan sumber acuan bagi pengembangan materi mata pelajaran sejarah, tepatnya untuk SMA kelas XII semester I, yang Standar Kompetensinya mengnalisis perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa Reformasi. Lebih tepatnya pada Kompetesi Dasar menganalisis perkembangan pemerintahan masa Reformasi.


(16)

Dalam mengkaji peran KPU dalam pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang tahun 1999-2009, penulis menggunakan metode historis, dimana metode historis merupakan sebuah metode yang lazim dipergunakan dalam penelitian sejarah. Dalam penelitian ini dituntut menemukan fakta, menilai dan manfsirkan fakta-fakta yang diperoleh secara sistematis dan objektif untuk memahami masa lampau. Selain itu metode historis juga mengandung pengertian sebagai suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986: 32).

Adapun langkah-langkah yang akan penulis gunakan dalam melakukan penelitian sejarah ini sebagaimana dijelaskan oleh Ismaun (2005: 48-50), yaitu terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.

1. Heuristik, yaitu kegiatan pencarian dan pengumpulan sumber-sumber yang relevan. Pada tahap ini penulis harus menentukan sumber yang cocok untuk menjawab persoalan-persoalan yang penulis dapat dan kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah. Sumber-sumber tersebut berasal dari sumber buku, surat kabar, dokumentasi departemen, wawancara dengan pihak yang bersangkutan, maupun sumber lainnya yang didapatkan dari hasil pencarian di internet.

2. Kritik yaitu melakukan analisis sumber, dimana data-data yang telah ditemukan apakah sesuai dengan masalah penelitian atau tidak, karena peneliti tidak bisa menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis dalam sumber yang didapat tersebut, hal ini bertujuan memudahkan penulis dalam mencari jawaban permasalahan.. Tahap kritik ini dibagi menjadi dua, yaitu kritik eksternal dan internal. Pengertian kritik eksternal seperti yang dikemukakan oleh Sjamsuddin (2007: 132) ialah “cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek ‘luar’ dari sumber sejarah”. Dalam kritik eksternal dipersoalkan tokoh yang menjadi sumber lisan, umur, daya ingat. Sedangkan kritik internal lebih ditunjukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan


(17)

mempersoalkan isinya, kemampuan perbuatannya, tanggung jawab dan moralnya.

3. Penafsiran atau interpretasi. Setelah melewati tahapan di atas, peneliti melakukan proses penafsiran dan menyusun makna kata-kata. Fakta-fakta yang telah disusun tersebut kemudian ditafsirkan dengan cara menghubungkan satu fakta dengan yang lainnya sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang fokus penelitian. Proses interpretasi yang penulis lakukan dalam penelitian kali ini berupaya untuk dilakukan secara obyektif sehingga hasil dari penelitian ini tidak memiliki kecenderungan untuk memihak pihak manapun yang terkait.

4. Historiografi, peneliti berusaha melakukan penelitian dengan merangkai berbagai fakta yang ada sehingga dapat menjadi suatu cerita sejarah yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penulisan sejarah ini juga dilakukan dengan menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar serta dituliskan dengan sederhana sehingga diharapkan dapat menarik minat untuk dibaca dan mudah dimengerti.

1.6 Stuktur Organisasi Skripsi

Stuktur organisasi ini tersusun sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab pertama ini terdiri atas latar belakang masalah yang menjelaskan mengapa topik ini menarik untuk dikaji serta rumusan dan batasan masalah agar penelitian menjadi fokus dan tidak melebar. Bab ini juga mengemukakan tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian,

Bab II Kajian Pustaka. Bab kedua ini memaparkan mengenai buku-buku ataupun sumber utama lainnya yang menjadi sumber utama dan relevan dalam penelitian. Dipaparkan juga mengenai konsep-konsep yang akan memperkuat penelitian dan akan menggunakan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai partisipasi masyarakat dalam pemilihan langsung.


(18)

yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode historis serta studi literatur dan studi dokumentasi. Teknik penulisannya disesuaikan dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI dan berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Bab IV Pembahasan mengenai Strategi dan Kinerja KPU Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009. Bab ini merupakan sebuah pemaparan dari hasil penelitian mengenai peran Komisi Pemilihan Umum menjelang menjelang pemilihan langsung dari tahun 1999-2009 di Kabupaten Sumedang. Dalam bab ini akan dipaparkan kondisi sosial masyarakat Kabupaten Sumedang pada tahun 1999-2009, selain itu dalam bab ini juga akan dibahas mengenai tingkat partisipasi masyarakat Sumedang dalam pemilihan langsung dari tahun 1999-2009 serta bentuk sosialisasi KPU dalam pemilihan langsung dari tahun 1999-2009 terhadap tingkat keberhasilan di Kabupaten Sumedang. Dan yang terakhir dalam bab ini akan membahas mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang yang dikaitkan dengan Standar Kompetensi yang mengnalisis perjuangan sejak Orde Baru samapai dengan masa Reformasi.

Bab V Kesimpulan. Bab ini merupakan pembahasan terakhir dimana peneliti memberikan suatu kesimpulan dari hasil interpretasi terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian. Interpretasi peneliti ini disertai dengan analisis peneliti dalam membuat kesimpulan atas jawaban-jawaban dari permasalahan-permasalahan yang dirumuskan dalam suatu rumusan masalah. Selain itu, dalam bab ini juga berisikan saran dari peneliti yang diajukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul “Kinerja Komisi Pemilihan Umum Derah (KPUD) Terhadap Hasil Sosialisasi di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009”. Penulis mencoba memaparkan berbagai langkah maupun prosedur yang digunakan penulis dalam mencari, mengolah, menganalisis sumber dan proses penyusunannya menjadi sebuah skripsi.

3.1 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian 3.1.1.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis atau metode sejarah. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan menuliskan hasilnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh yang disebut historiografi. Gottschalk (1986: 32). Metode historis ini menggunakan studi literatur studi dokumentasi, selain itu penulis akan melakukan wawancara dengan pihak yang bersangkutan.

Menurut Sjamsuddin (2007: 17) metode historis adalah suatu proses pengkajian, penjelasan dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau. Sementara menurut Ismaun (2005: 35) metode historis diartikan sebagai proses untuk mengkaji dan menguji kebenaran rekaman dan peninggalan-peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara kritis bukti-bukti dan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan cerita sejarah yang dapat dipercaya.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode historis adalah suatu prosedur atau langkah


(20)

kerja yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap sumber atau peninggalan masa lampau yang dianalisis secara kritis dan menuliskan hasilnya berdasarkan fakta. Penggunaan metode historis sangat sesuai dalam penelitian ini. Penulis berusaha mencari data dan fakta yang berasal dari masa lampau yang berhubungan dengan permasalahan mengenai Kinerja Komisi Pemilihan Umum Derah (KPUD) Terhadap Hasil Sosialisasi di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009.

Menurut Kuntowijoyo (2003:89), dalam melaksanakan penelitian sejarah terdapat lima tahapan yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Pemilihan Topik 2. Pengumpulan Sumber 3. Verifikasi

4. Interpretasi 5. penulisan

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai tahapan dalam metode sejarah, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat kesamaan pendapat dalam menjelaskan pengertian dan langkah-langkah metode historis. Pada umumnya langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis sebagaimana pendapat-pendapat di atas terdiri dari tahapan mengumpulkan sumber, menyeleksi sumber, menganalisis, serta menyajikannya dalam bentuk skripsi.

Dalam metode historis terdapat langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk melakukan penelitian, menurut Ismaun (2005: 48-50) langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian sejarah sebagai berikut:

Langkah pertama adalah heuristik, yaitu kegiatan pencarian dan pengumpulan data serta fakta. Pada tahapan ini penulis mengumpulkan beberapa sumber dan data yang relevan, baik sumber primer maupun sekunder yang dapat digunakan dalam menjawab permasalahan yang akan dibahas. Pada tahap ini penulis menentukan sumber yang cocok untuk menjawab persoalan-persoalan


(21)

yang penulis dapat dan kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah. Sumber-sumber tersebut berasal dari Sumber-sumber buku, surat kabar, dokumentasi departemen, wawancara dengan pihak yang bersangkutan, maupun sumber lainnya yang didapatkan dari hasil pencarian di internet.

Langkah kedua adalah melakukan kritik sumber yang tujuannya untuk melakukan proses penyelidikan terhadap data dan fakta yang telah diperoleh. Data-data yang telah ditemukan harus sesuai dengan masalah penelitian, hal ini bertujuan memudahkan penulis dalam mencari jawaban permasalahan. Tahap kritik ini dibagi menjadi dua, yaitu kritik eksternal dan internal. Pengertian kritik eksternal seperti yang dikemukakan oleh Sjamsuddin (2007: 132) ialah “cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek „luar‟ dari sumber sejarah”. Dalam kritik eksternal dipersoalkan tokoh yang menjadi sumber lisan, umur, daya ingat. Sedangkan kritik internal lebih ditunjukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan perbuatannya, tanggung jawab dan moralnya.

Langkah ketiga adalah penafsiran atau interpretasi. Setelah melewati tahapan di atas, peneliti melakukan proses penafsiran dan menyusun makna kata-kata. Fakta-fakta yang telah disusun tersebut kemudian ditafsirkan dengan cara menghubungkan satu fakta dengan yang lainnya sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang fokus penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara jelas dan mendalam tentang partisipasi masyarakat dalam pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang. Proses interpretasi yang penulis lakukan dalam penelitian kali ini berupaya untuk dilakukan secara obyektif sehingga hasil dari penelitian ini tidak memiliki kecenderungan untuk memihak pihak manapun yang terkait. Selain itu tahapan penafsiran ini dilakukan dengan cara mengolah beberapa fakta yang telah dikritisi dan merujuk kepada beberapa referensi, setelah melalui beberapa proses selektif maka fakta-fakta tersebut dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan skripsi.


(22)

Tahap terakhir dalam metode historis adalah historiografi, pada tahap ini penulis berusaha untuk memproses terhadap informasi dan sumber sejarah yang didapat dari berbagai sumber kemudian hasil interpretasi terhadap fakta-fakta kemudian disusun dalam bentuk tulisan yang berjudul “Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Pemilihan Langsung Di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009”.

3.1.1.Metode Penelitian

Teknik penelitian merupakan cara-cara yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penelitian mengenai Peran Komisi Pemilihan Umum Derah (KPUD) Dalam Pemilihan Langsung Di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009, penulis menggunakan beberapa macam teknik penelitian diantaranya adalah wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi yang akan diuraikan sebagai berikut.

1. Studi litelatur yaitu dengan cara menelusuri berbagai sumber kepustakaan, baik berupa buku, dokumen maupun hasil penelitian sebelumnya. Studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan berbagai buku yang berhubungan dengan konsep-konsep maupun teori yang digunakan dalam menjelaskan kinerja KPUD dalam mensosialisasikan pemilihan langsung.

2. Selain itu penulis akan melakukan wawancara untuk melengkapi data yang diperoleh dalam penelitian skripsi ini. Penggunaan wawancara sebagai teknik dalam memperoleh data didasarkan atas pertimbangan bahwa periode pengkajian penelitian ini masih memiliki kesempatan untuk melakukan wawancara untuk sumber lisan mengenai bentuk sosialisasi KPU terhadap pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang.


(23)

3. Studi dokumentasi merupakan teknik penelitian yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang terdokumentasikan baik gambar, suara maupun tulisan.

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti akan mengemukakan tiga tahapan yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan laporan penelitian. Ketiga tahapan penelitian tersebut akan lebih dijabarkan sebagai berikut:

3.2 Persiapan Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa langkah sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Adapun yang menjadi persiapan dari penelitian terdiri dari tahap-tahap atau langkah-langkah yang ditempuh antara lain:

3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian

Tahap ini merupakan langkah awal dari suatu penelitian. Awalnya peneliti melakukan proses memilih dan menentukan topik penelitian dan penetiti mencari permasalahan yang akan diangkat dan dijadikan penelitian. Langkah selanjutnya peneliti merumuskan masalah dan melakukan pencarian sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji. Pemilihan topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual.

Judul yang penulis tentukan didasarkan pada keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang kinerja KPUD dalam pemilihan langsung terhadap hasil sosialisasi di Kabupaten Sumedang. Proses pemilihan tema ini dilakukan peneliti melalui observasi ke lapangan yaitu dengan mengunjungi KPUD Kabupaten Sumedang. Di KPUD Kabupaten Sumedang peneliti mendapatkan berbagai sumber informasi mengenai pemilu langsung dari tahun 1999-2009 yang kemudian sangat membantu penulis untuk mengetahui lebih dalam tentang pemilihan umum.

Berdasarkan hasil observasi awal dan membaca berbagai literatur peneliti selanjutnya mengajukan rancangan judul penelitian kepada Tim Pertimbangan


(24)

skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Adapun judul yang yang penulis ajukan yaitu Bentuk Sosialisasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Langsung di Kabupaten Sumedang Tahun -2009. Setelah judul tersebut dsetujui oleh TPPS, peneliti diperkenankan menyusun suatu rancangan penelitian dalam bentuk proposal.

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Proposal skripsi merupakan kerangka dasar yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan laporan penelitian. Rancangan penelitian merupakan salah satu langkah awal sebelum melakukan penelitian. Rancangan ini berupa proposal skripsi yang diajukan kepada TPPS. Proposal tersebut pada dasarnya memuat hal-hal berikut:

a. Judul Penelitian

b. Latar Belakang Masalah Penelitian c. Rumusan Masalah Penelitian d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat Penelitian f. Kajian Pustaka g. Metode Penelitian

h. Stuktur Organisasi Skripsi i. Daftar Pustaka

Proposal ini kemudian disetujui oleh Ketua dan Tim TPPS dengan judul “Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Terhadap Hasil Sosialisasi dalam Pemilihan Langsung di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009”. Pengesahan penelitian dikeluarkan melalui surat keputusan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah No. 024 / TPPS / JPS / 2012. Setelah disetujui, pengesahan untuk penulisan skripsi dikeluarkan melalui Surat Keputusan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, dan sekaligus penentuan pembimbing skripsi pada bulan April 2012 yaitu Bapak Drs. Ayi Budi


(25)

Santosa M. Si sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Syarif Moeis sebagai pembimbing II.

3.2.3 Mengurus Perizinan Penelitian

Dalam pengumpulan sumber dan data mengenai permasalahan penelitian, penulis selanjutnya menetapkan instansi atau lembaga yang dapat memberikan sumber dan data yang diperlukan. Mengurus perizinan dilakukan untuk memperlancar proses penelitian dan melakukan observasi. Untuk kelancaran penelitian ini, penulis menyiapkan segala perlengkapan penelitian berupa surat perizinan yang diperoleh dari fakultas. Perizinan yang dimaksud berbentuk surat keterangan dan surat pengantar kepada instansi-instansi terkait sebagai berikut:

1. Kantor Komisi Pemilihan Umum Derah (KPUD) Kabupaten Sumedang.

2. Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang. 3. Tokoh Masyarakat Pelaksana pemilihan langsung.

3.2.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian adalah tahapan yang paling utama dalam pengumpulan sumber dan data untuk keperluan penyusunan skripsi. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka perlengkapan penelitian harus direncanakan. Hal ini bertujuan supaya berguna bagi kelancaran dalam melakukan penelitian. Adapun perlengkapan penelitian antara lain:

a. Surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Pembantu Rektor I UPI Bandung

b. Instrumen wawancara c. Alat perekam dan kamera d. Alat tulis


(26)

3.2.5 Proses Bimbingan

Kosultasi merupakan proses bimbingan penulisan laporan penelitian yang dilakukan dengan pembimbing I dan II. Proses bimbingan ini sangat diperlukan oleh peneliti untuk membatu peneliti dalam menetukan kegiatan penelitian. Proses bimbingan dilakukan dengan menentukan waktu pelaksanaan bimbingan yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan melakukan komunikasi dan diskusi dengan dosen Pembimbing I dan II, penulis dapat melakukan proses penelitian dan penyusunan hasil penelitian dengan baik dan terarah.

Jadwal konsultasi bersifat bebas dan setiap pertemuan membahas satu bab yang diajukan. Konsultasi satu bab biasanya tidak cukup satu kali bimbingan karena selalu ada kekuarangan yang harus ditambah, dikurangi ataupun diperbaiki oleh peneliti. Hasil yang telah dikonsultasikan kemudian dicatat dalam sebuah lembar bimbingan yang formatnya telah ditentukan oleh Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Dari proses bimbingan ini penulis mendapatkan saran-saran yang baik guna penyelesaian penulisan skripsi ini. Konsultasi terus dilaksanakan sampai semua bab selesai dan penulisannya benar.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan tahap selanjutnya setelah penulis merancang dan mempersiapkan penelitian. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Sjamsuddin (2007: 86-170) bahwa pelaksanaan penelitian terdiri dari tahapan pengumpulan sumber atau heuristik, kritik eksternal dan kritik internal, serta penulisan dan interpretasi sejarah atau historiografi. Berikut adalah penjelasan tahap-tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(27)

3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Heuristik adalah kegiatan mengumpulkan sumber-sumber relevan yang terkait dengan masalah penelitian, baik itu sumber primer maupun sumber skunder. Senada dengan pendapat Sjamsuddin (2007:86) yang menyatakan heuristik adalah suatu kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji oleh penulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis sebagai berikut:

a. Studi literatur, yaitu dengan mengkaji dan menelaah secara mendalam buku-buku sumber yang berkaitan dengan tema dan judul yang penulis angkat. Buku-buku yang ditelaah secara mendalam mengenai peran KPU dalam mensosialisasikan pemilu tahun 1999-2009 dokumen-dokumen yang dapat memperkuat analisis penulis, jurnal serta artikel baik pada media cetak maupun online yang disesuaikan dengan tema penelitian.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data-data yang tidak tercantum dalam sumber tertulis. Narasumber yang diwawancarai diantara ketua KPU Kabupaten Sumedang, pimpinan pemuda Kecamatan Cimalaka dan tokoh-tokoh yang aktif dalam masyarakat.

c. Studi dokumentasi, yaitu merupakan penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam arsip, baik gambar maupun tulisan. Studi dokumentasi yang dilakukan oleh penulis yaitu ke KPU Kabupaten Sumedang.

Untuk mempermudah dalam proses pengumpulan data dilakukan melalui dua tahapan diantaranya:

3.3.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis

Dalam pencarian sumber-sumber ini, peneliti mendatangi berbagai perpustakaan dan toko buku. Adapun perpustakaan yang dikunjungi oleh peneliti


(28)

1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Di perpustakaan ini penulis menemukan sumber literatur berupa buku. Beberapa diantaranya adalah buku-buku penunjang mengenai Sistem Pemerintahan Indonesia karya Kansil selain itu juga menemukan buku Pilkada dan Dinamika Politik Lokal karya Agustino.

2. Perpustakaan Daerah Sumedang. Di perpustakaan ini penulis menemukan sumber literatur berupa buku Sumedang dalam Angka 2009 Karya Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang selain itu juga buku tentang Laporan Survei Kabupaten Sumedang, April 2009 Lingkaran Survei Indonesia.

3. Perpustakaan Gedung Sate Bandung. Di perpustakaan ini penulis menemukan banyak sumber literatur berupa buku seperti Fungsi Legislatif Dalam Sistem Politik Indonesia tahun terbitnya yaitu 1993 di Jakarta pengarang Miriam Budiarjo, Sistem Pemerintahan Indonesia karya Kansil, dan buku karya Samuel.P.Huntington, dan Nelson, Joan dalam bukunya yang berjudul Partisipasi Politik di Negara Berkembang ( 1994).

Selain sumber-sumber tertulis di atas, penulis juga melakukan penelusuran sumber melalui browsing di internet untuk mendapatkan artikel-artikel maupun jurnal yang berhubungan dengan masalah yang penulis kaji. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan informasi agar dapat mengisi kekurangan dari sumber lainnya. Dari tempat-tempat yang peneliti kunjungi, peneliti memperoleh data yang dianggap relevan.

3.3.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan

Penulis melakukan wawancara pada tanggal 21 April 2013 dengan beberapa tokoh dan masyarakat. Pada tahap ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa narasumber yang memiliki pengetahuan dan informasi mengenai pelaksanaan pemilihan langsung selama tahun 1999-2009, di antaranya adalah:

1. Bapak Asep Kurnia sebagai Ketua Umum KPUD Kabupaten Sumedang yang berusia 46 tahun. Beliau merupakan narasumber terpenting untuk


(29)

penelitian skripsi ini karena beliau merupakan ketua KPUD Kabupaten Sumedang yang memiliki peran terbesar dalam pelaksanaan pemilihan langsung.

2. Bapa Wawan Juwanta yang berusia 52 tahun, beliau merupakan tokoh pemuda di Kecamatan Cimalaka yang memiliki peran dalam setiap pemiliha di Kabupaten Sumedang untuk mengajak warga sekitar dalam pemilihan.

3. Bapak Jaenal yang berusia 69 tahun beliau merupakan tokoh masyarakat yang selalu berpean dalam setiap berlangsungnya pemilihan umum.

4. Bapak Aryo yang berusia 53 tahun beliau merupakan mantan kepala desa pada tahun 2004. Diharapkan beliau dapat memberikan seputar pemilihan lagsung karena kepala desa adalah salah satu yag selalu berbaur dan mengetahaui keadaan masyarakat sekitarnya.

Pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh penulis menggunakan proses wawancara secara terencana atau terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dimana pada proses ini wawancara yang dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara yang terdiri dari daftar pertanyaan yang telah disusun. Wawancara terstruktur ini bertujuan untuk menghindari jawaban-jawaban yang berkembang lebih dari fokus permasalahan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur bertujuan untuk lebih mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Adapun alasan penulis melakukan wawancara terhadap beberapa sumber di atas ialah karena para sumber tersebut mengetahui tentang pemilu yang berlangsung di Kabupaten Sumedang tahun 1999-2009.

3.3.2 Kritik Sumber

Tahap selanjutnya dalam metodologi penelitian adalah sejarah adalah tahap kritik sumber. Tahap ini dilakukan setelah peneliti berhasil mengumpulkan sumber-sumber yang melalui tahap heuristik. Pengkritikan sumber dalam ilmu sejarah lebih ditekankan pada penilaian kritis berupa data dan fakta. Sumber-sumber yang peneliti dapatkan dalam tahap heuristik tidak dapat digunakan secara


(30)

langsung sebagai bahan penelitian skripsi melainkan harus diseleksi terlebih dahulu.

Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena menyangkut layak atau tidaknya pemakaian suatu sumber dalam penulisan karya ilmiah sejarah sehingga dapat dihasilkan suatu karya yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebagaimana pendapat yang dipaparkan oleh Sjamsuddin (2007: 132) sebagai berikut.

”... inilah fungsi kritik sehingga karya sejarah merupakan produk dari suatu proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan hasil dari suatu fantasi, manipulasi, atau fabrikasi sejarwan.”

Dalam metode penelitian sejarah dikenal dua cara pengkritikan, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal pengujian pada bahan materi sedangkan kritik internal pengujian pada isi sumber. Untuk lebih rinci peneliti akan memberikan penjelasan mengenai kritik eksternal dan kritik internal sebagai berikut.

3.3.2.1Kritik Eksternal

Menurut Sjamsuddin (2007:132) kritik eksternal pada intinya adalah melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Lebih lanjut Sjamsuddin (2007: 133-134) menjelaskan mengenai kritik eksternal sebagai berikut:

Kritik eksternal adalah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak.

Menurut Lucey dalam Sjamsuddin (2007: 133) sebelum sejarah dapat digunakan dengan aman, paling tidak ada lima pertanyaan yang harus dijawab, yaitu:

a. Siapa yang mengatakan itu?

b. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah?


(31)

d. Apakah yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata yang kompeten, apakah ia mengetahui fakta itu?

e. Apakah orang tersebut memberikan informasi dengan sebenarnya?

Dengan demikian setiap sumber yang diperoleh harus melalui uji kelayakan yang meliputi aspek-aspek terluar dari sumber tersebut. Selain itu, kritik eksternal pada dasarnya menitik beratkan pada pengujian otensitas dan itegritas sumber. Buku pertama yang diseleksi dalam tahapan kritik eksternal adalah buku karya Samuel P.Huntington, dan Nelson, Joan dalam bukunya yang berjudul Partisipasi Politik di Negara Berkembang ( 1994). Samuel P.Huntington, dan Nelson adalah orang yang ahli dalam bidang politik sehingga buah pikirannya seringkali dijadikan sumber rujukan bagi para penulis yag melakuka kajian politik.

Kritik eksternal juga dilakukan pada buku yang berjudul Fungsi Legislatif Dalam Sistem Politik Indonesia tahun terbitnya yaitu 1993 di Jakarta pengarang Miriam Budiarjo. Apabila dilihat dari aspek eksternal yang meliputi latar belakang penulis yang memiliki perhatian besar terhadap perpolitikan, tahun penerbitan, dan tempat diterbitkannya maka penulis menganggap buku ini layak untuk dijadikan referensi dalam penulisan karya ilmiah ini. Selain judul yang diatas ada juga buku karya Miriam Budiarjo yang berjudul Partisipasi dan Partai Politik, Sebuah Bunga Rampai tahun terbit 1982 di Jakarta.

Selanjutnya penulis juga melakukan kritik eksternal terhadap buku yang berjudul Sistem Pemerintahan Indonesia karya Kansil. Secara eksternal buku ini layak dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini, karena latar belakang penulis yang merupakan seorang politikus dianggap mengetahui seluk beluk tentang dunia perpolitikan khususnya tentang pemilu.

Kritik eksternal terhadap sumber lisan dilakukan dengan cara melakukan identifikasi terhadap narasumber. Dalam melakukan kritik eksternal terhadap narasumber, penulis menentukan beberapa pertimbangan yang meliputi usia narasumber, kondisi kesehatan fisik, kedudukan di masyarakat, pekerjaan, agama,


(32)

narasumber yang penulis wawancarai rata-rata memiliki usia yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda sehingga memiliki daya ingat yang masih cukup baik.

Kritik eksternal terhadap sumber lisan dilakukan terhadap Bapak Asep Kurnia. Penulis mengajukan pertanyaan sekitar pemilihan langsung mulai dari tahap persiapan sampai akhir pelaksanaan, beliau merupakan ketua KPUD Kabupaten Sumedang sehingga wawancara dengan Bapak Asep sangat begitu penting karena beliau mengetahui seluk beluk seputar pemilihan langsung. Kritik eksternal terhadap sumber lisan dilakukan terhadap Bapak Wawan Juwanta (52 tahun) merupakan seorang tokoh pemuda yang terlibat aktif dalam pelaksanaan pemilihan langsung. Beliau juga mempunyai perhatian terhadap perpolitikan khususnya dalam mengajak para pemuda dan pemudi untuk aktif dalam pemilihan.

Narasumber lain yang juga penulis seleksi pada kritik eksternal adalah Bapak Jaenal dan Bapak Aryo. Melihat latar belakang keduanya yang sama-sama tokoh masyarakat, penulis beranggapan bahwa informasi dari keduanya dapat mewakili informasi yang penulis harapkan. Di samping itu, penulis juga melakukan wawancara terhadap masyarakat yang menjadi peserta dalam pemilihan langsung. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan pandangan masyarakat terhadap pelaksanaan pemilihan langsung. Selain itu ditujukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada pelaksanaan pemilihan langsung. Wawancara kepada masyarakat dilakukan di Kecamatan Cimalaka.

3.3.2.2. Kritik Internal

Kritik internal merupakan kegiatan pengujian terhadap sumber yang dilihat dari aspek dalam yaitu isi sember. Menurut Sjamsuddin (2007: 143) menyebutkan bahwa kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal yang menekankan pada aspek “dalam” yaitu isi dari sumber kesaksian (testimony). Dalam tahap ini, peneliti melakukan kritik internal terhadap sumber tertulis maupun sumber lisan yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi. Kritik internal yang dilakukan


(33)

terhadap sumber tertulis dilakukan dengan membandingkan antara sumber-sumber yang telah terkumpul.

Kritik internal terhadap sumber-sumber tertulis dilakukan dengan cara membandingkan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku yang akan dijadikan sebagai referensi penulisan skripsi. Perbandingan antara buku-buku tersebut dilakukan dengan cara melihat kesesuaian isi buku dengan permasalahan yang menjadi kajian penelitian. Sehingga buku-buku yang sekiranya tidak relevan dengan permasalahan penelitian tidak digunakan.

Buku pertama yang diseleksi dalam tahapan kritik internal adalah buku karya Samuel P.Huntington, dan Nelson, Joan dalam bukunya yang berjudul Partisipasi Politik di Negara Berkembang ( 1994). Buku ini banyak menjelaskan mengenai menyelenggarakan Pemilu di Indonesia dan partisipasi politik dalam sebuah tatanan negara demokrasi. Selain itu juga menjelaskan tentang demokrasi sebagai suatu sistem politik berupaya untuk memberikan wadah seluas-luasnya kepada rakyat untuk turut berpartisipasi atau ikut serta secara politik dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui buku ini penulis dapat melihat penyelenggaraan pemilu dan partisipasi masyarakat.

Buku kedua yang diseleksi dalam tahapan kritik internal adalah Partisipasi dan Partai Politik (1982) karya Miriam Budiarjo. Dari segi konten atau isi, buku ini dapat memberikan penjelasan yang mendetail mengenai memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen. Konsep tersebut dapat digunakan penulis untuk menjelaskan pelaksanaan pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang.

Kritik internal juga dilakukan pada buku Sistem Pemerintahan Indonesia karya Kansil, buku ini memaparkan secara jelas mengenai tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Indonesia, dalam penjelasan UUD 1945 oleh para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Tahun 1945. Dalam buku Sistem Pemerintahan Indonesia juga diuraikan pokok-pokok batasan pengertian negara dan pemerintahan, pembentukan pemerintahan Indonesia, serta susunan tugas dan


(34)

pemerintahan kerja sama. Pembahasan tersebut sangat sesuai dengan kajian penelitian penulis, sehingga dianggap layak untuk dijadikan referensi.

Kritik internal terhadap sumber lisan dilakukan dengan cara melakukan kaji banding terhadap hasil wawancara dari narasumber yang satu dengan yang lainnya. Kaji banding dilakukan karena mengacu pada pemikiran bahwa setiap orang memiliki pandangan berbeda terhadap suatu permasalahan. Di samping itu, kaji banding sangat penting dilakukan agar tidak melihat suatu permasalahan dari satu pihak saja sehingga dapat menghindarkan penulis dari unsur subjektifitas.

Dalam kritik internal terhadap sumber lisan, penulis melakukan kaji banding terhadap hasil wawancara dari Bapak Asep Kurnia dan Bapak Aryo. Penulis mengkaji apakah terdapat perbedaan-perbedaan informasi yang dikemukakan oleh kedua narasumber tersebut. Apabila terdapat perbedaan penulis mencari dan mengumpulkan informasi dari narasumber yang lainnya untuk mencocokan informasi yang didapatkan. Apabila kebanyakan narasumber memberikan informasi yang sama maka penulis menyimpulkan bahwa pendapat salah satu narasumber adalah benar.

Kritik internal dilakukan terhadap informasi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan Bapak Jaenal dan Bapak Wawan Juwanta yang memiliki pendapat berbeda berkaitan dengan pendekatan kepada masyarakat sekitar. Bapak Wawan berpendapat bahwa yang memiliki peran terpenting dalam mensukseska pemilihan langsung adalah kaum muda sementara menurut bapak Jaenal berpendapat bahwa kaum muda memiliki peran penting akan tetapi dari segi wawasan belum memiliki pandangan yang luas. Mengenai perbedaan pendapat ini, penulis memperoleh informasi bahwa kaum muda dan tua seharusnya mau bekerja sama supaya pemilihan langsung dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kritik sumber yang dilakukan penulis merupakan salah satu tahapan penting dalam serangkaian metode sejarah yang digunakan dalam penelitian ini. Kritik sumber, baik eksternal maupun internal, pada sumber tertulis maupun pada sumber lisan pada dasarnya dilakukan untuk melakukan pengujian atau seleksi terhadap sumber-sumber yang akan digunakan sebagai referensi dan bahan dalam penulisan skripsi yang


(35)

berjudul “Kinerja Komisi Pemilihan Umum Derah (KPUD) Terhadap Hasil Sosialisasi di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009”. Sehingga dapat dihasilkan suatu karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

3.3.3 Penafsiran (Interpretasi)

Interpetasi merupakan proses pemberian penafsiran terhadap fakta yang telah dikumpulkan. Interpretasi dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan antara fakta yang satu dengan yang lainnya baik itu fakta yang diperoleh dari sumber tertulis maupun sumber lisan. Tahap interpretasi merupakan proses analitis kritis merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara metode satu dan yang lainnya. Sjamsuddin (2007: 156) menjelaskan bahwa:

“...terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia (sejarawan) pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penelitian utuh yang disebut historiografi.”

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan sosial-politik sebagai alat bantu dalam menggambarkan suatu peristiwa yang meliputi sudut pandang pengkajian, serta dimensi-dimensi yang menjadi perhatian utama penelitian. Fakta-fakta yang telah disusun dan ditafsirkan tersebut pada akirnya diharapkan dapat menunjukan suatu keterhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian rangkaian fakta-fakta tersebut dapat memberikan penjelasan mengenai permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Selain itu, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep-konsep yang tidak melihat suatu permasalahan dari satu sudut pandang saja tetapi dilihat dari berbagai sudut pandang sehingga analisis yang dilakukan lebih mendalam dan jelas. Konsep atau teori yang peneliti baca adalah Situasi Historik yaitu timbulnya partai politik sebagai upaya suatu sistem politik untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan oleh perubahan masyarakat. Teori ini menjelaskan krisis situasi historis terjadi manakala suatu sistem politik mengalami transisi karena perubahan masyarakat


(36)

yang berstuktur kompleks (http://www.scribd.com/doc/50164698/Parpol-Dan-Sistem-Pemilu).

3.3.4 Penulisan Hasil Penelitian (Historiografi)

Menuru Sjamsuddin (2007:156), menyatakan bahwa historiografi adalah sintesis dari seluruh hasil penelitian atau penemuan berupa suatu penelitian yang utuh. Pada tahap ini seluruh daya pikiran dikerahkan bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Namun yang paling utama adalah penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analitis sehingga menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian dan penemuan dalam suatu penelitan utuh. Sementara Ismaun (2005: 28) menyatakan secara harfiah historiorafi berarti pelukisan sejarah, yaitu gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu yang disebut sehagai sejarah.

Untuk mempermudah penulisan, maka disusun kerangka tulisan dan pokok-pokok pikiran yang akan ditangkan dalam tulisan berdasarkan data-data yang telah diperoleh. Adapun dalam penulisan skripsi ini, peneliti membagi kedalam lima bab. Bab satu terdiri dari pendahuluan yang merupakan paparan dari peneliti yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua terdiri dari tinjauan pustaka yang memaparkan berbagai referensi yang berhubungan dengan permasalahan yang ahan dikaji. Penulis juga memaparkan mengenai konsep dan teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Bab tiga terdiri dari metodologi penelitian, peneliti menguraikan langkah-langkah dan prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selanjutnya bab empat, yang berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dan yang terahir adalah bab lima yang membahas mengenai kesimpulan dari permasalahan-permasalahan yang ada serta berisi tanggapan dan analisis yang berupa pendapat terhadap permaslahan secara keseluruhan.


(37)

]

Tahapan terakhir yang penulis tempuh dalam penyusunan skripsi ini adalah pembuatan laporan hasil penelitian. Laporan hasil penelitian memberikan gambaran yang telah didapatkannya. Hasil temuan berupa fakta-fakta yang diperoleh kemudian diseleksi dengan melakukan kritik eksternal maupun internal dan dianalisis secara seksama. Hasil yang telah didapatkan ini kemudian disusun secara rekonstruktif sehingga menjadi sebuah penulisan sejarah. Historiografi merupakan langkah terakhir dalam melaksanakan suatu penelitian sejarah. Seluruh hasil yang diperoleh penulis kemudian disusun menjadi suatu karya ilmiah, yaitu skripsi. Laporan penulisan ini telah disesuaikan dengan menggunakan metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode historis serta studi literatur dan studi dokumentasi. Teknik penulisannya disesuaikan dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI dan berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Seluruh hasil penelitian disusun dalam sebuah laporan tertulis dengan judul “PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM PEMILIHAN LANGSUNG DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1999-2009.” Sistematika penulisan dibagi ke dalam lima bagian yang memuat pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, pembahasan serta kesimpulan dan saran. Adapun sistematikanya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab pertama ini terdiri atas latar belakang masalah yang menjelaskan mengapa topik ini menarik untuk dikaji serta rumusan dan batasan masalah agar penelitian menjadi fokus dan tidak melebar. Bab ini juga mengemukakan tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian,

Bab II Kajian Pustaka. Bab kedua ini memaparkan mengenai buku-buku ataupun sumber utama lainnya yang menjadi sumber utama dan relevan dalam penelitian. Dipaparkan juga mengenai konsep-konsep yang akan memperkuat penelitian dan akan menggunakan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai partisipasi masyarakat dalam pemilihan langsung.


(38)

Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini peneliti memaparkan mengenai metode atau cara-cara yang akan dilaksanakan dalam melakukan penelitian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode historis serta studi literatur dan studi dokumentasi. Teknik penulisannya disesuaikan dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI dan berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Bab IV Pembahasan mengenai Strategi dan Kinerja KPUD Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009. Bab ini merupakan sebuah pemaparan dari hasil penelitian mengenai Peran KPUD menjelang pemilihan langsung dari tahun 1999-2009 di Kabupaten Sumedang. Dalam bab ini akan dipaparkan kondisi sosial masyarakat Kabupaten Sumedang pada tahun 1999-2009, selain itu dalam bab ini juga akan dibahas mengenai bentuk sosiaslisasi KPUD Kabupaten Sumedang dalam pemilihan langsung 1999-2009. Dan yang terakhir dalam bab ini akan membahas mengenai kendala-kendala dan solusi yang diterapkan oleh KPUD Kabupaten Sumedang.

Bab V Kesimpulan. Bab ini merupakan pembahasan terakhir dimana peneliti memberikan suatu kesimpulan dari hasil interpretasi terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian. Interpretasi peneliti ini disertai dengan analisis peneliti dalam membuat kesimpulan atas jawaban-jawaban dari permasalahan-permasalahan yang dirumuskan dalam suatu rumusan masalah. Selain itu, dalam bab ini juga berisikan saran dari peneliti yang diajukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.

Daftar Pustaka, dalam bab ini tercantum semua sumber yang digunakan dalam penelitian ini, baik sumber yang berupa buku, jurnal, dokumen dan sumber wawancara. Penulisan daftar pustaka ini disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Lampiran-lampiran, berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan, hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah untuk memudahkan pembaca. Setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya, dan diberi judul.


(39)

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk sosialisasi yang dilaksanakan KPU diantaranya: 1. bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat; 2. Sosialisasi tingkat kecamatan; 3. mengadakan pertunjukan kesenian daerah; 4. berkoordinasi dengan sarikat buruh kecamatan Sumedang; 5. melakukan roadshow dengan Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI); membagikan brosur di alun-alun kabupaten Sumedang; 7. sosialisasi “getok tular”.

2. Peningkatan partisipasi masyarakat kabupaten Sumedang terlihat dari hasil pemilu tahun 2009 yang mengalami peningkatan dari pemilu tahun 2004 yaitu pada pemilihan presiden telah mengalami peningkatan dari suara sah sebesar 0,81 % yaitu dari jumlah suara 536.478 suara menjadi 636.465 suara; suara tidak sah mengalami penurunan sebesar 0,81% dari 77.267 menjadi 74.271; pemilihan DPD mengalami peningkatan pada perolehan suara sah sebesar 2,08% dari 484.931 menjadi 562.034 suara dan suara tidak sah mengalami penurunan sebesar 2,08%; begitu pula pada pemilihan DPD kembali mengalami peningkatan pada perolehan suara sah sebesar 6,03% dari 476.542 menjadi 577.703 dan suara tidak sah mengalami penurunan sebesar 6,03% dari 85.656 menjadi 58.602.

3. Ada beberapa kendala yang dihadapi KPUD Kabupaten Sumedang dalam mengahdapi pemilihan langsung tahun 1999-2009 diantaranya pertumbuhan penduduk yang pesat, masih terdapat warga masyarakat yang tidak mau mengikuti kegiatan pemilu, banyaknya warga yang mencari nafkah di luar Kabupaten Sumedang dan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin. Solusi yang diterapkan yaitu kerja sama yang solid di antara para anggota KPUD Kabupaten Sumedang serta Sarana dan Prasana yang


(40)

dan berjalan seiringan 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada pembelajaran sejarah di lembaga persekolahan khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas karena sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) “Menganalisis perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa reformasi” Kompetensi Dasar 2.3 yaitu “Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta perubahan masyarakat di Indonesia pada masa reformasi”. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam penelitian ini ialah nilai cinta tanah air, patriotisme, toleransi, nasionalisme, saling menghargai dan menghormati, serta yang utama menurut penulis adalah nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan.

2. Selain itu, hasil penelitian yang telah disimpulkan, dapat kiranya dijadikan sebagai acuan bagi pegawai Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Sumedang dalam meningkatkan kinerjanya, khususnya dalam mensosialisasikan berbagai hal mengenai pemilu sebagai upaya mensukseskan pemilihan umum di masa yang akan datang.


(41)

Abdullah, H. R. 2005. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Adnyana, Y. 2006. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Memilih Dalam Pilkada di Kabupaten Badung Tahun 2005. Tesis, Fisipol UI, Jakarta. Tidak diterbitkan.

Agustino, L. 2009. Pilkada dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Alfian, M. A. 1986. Menjadi Pemimpin Politik, Perbincangan Kepemimpinan dan Kekuasaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Alfian, M. A. 2001. Mahalnya Harga Demokrasi, Catatan Atas Dinamika Transisi PolitikI Indonesia Pasca Orde Baru, Naik dan Jatuhnya Abdurahman Wahid. Intrans: Jakarta.

Ambardi, K. 2009. Mengungkap Politik Kartel, Studi Tentang Sistem Kepartaian di Indonesia Era Reformasi. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Amirudin dan Bisri A. Z. 2006. Pilkada Langsung, Problem dan Prospek, Sketsa Singkat Perjalanan Pilkada 2005. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anugrah, A. 2009. Keterwakilan Perempuan dalam Politik. Jakarta: Pancuran Alam.

Anwar, K. M. 1998. Perilaku Partai Politik. Jakarta: Grafindo.

Arifin, F. 2004. Janji-janji dan Program Hukum Calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2004. Jakarta: Pancur Siwah.

Asfa, M. 1996. Beberapa Pendekatan dalam Memahami Perilaku Pemilih. Jurnal Politik. Volume 16, tahun terbit 1996, penerbit Kerjasama Asosiasi Ilmu Politik.

Asfar, M. 2006. Mendesain Managemen Pilkada. Surabaya: PusDeHAM.

Asshiddiqie, J. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Budiardjo, M. 1982. Partisipasi dan Partai Politik, Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Garamedai.

Budiardjo, M dan Ambong, I. 1993. Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(42)

Bungin, B. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Bryson, J. M. 2002. Managing Pefomance Managing People. Terjemahan. Jakarta: Grafindo. Dahl, R. A. 2001. Perihal Demokrasi. terj. A. Rahman Zainuddin. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Gottschalk, L. 1986. Mengerti Sejarah (Terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press.

Haryanto, 1984. Partai Politik Suatu Tinjauan Umum. Yogyakarta: Liberty.

Held, D. 2004. Demokrasi dan Tatanan Global: Dari Negara Modern Hingga Pemerintahan Kosmopolitan. (terj. Damanhuri), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Herry, A. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung. Yogyakarta: Galang Press.

Hutington, P. S. 1983. Tertib Politik di dalam Masyarakat yang Sedang Berkembang. Jakarta: Rajawali.

Huntington, P. S. 1994. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Imawan, R. 1997. Membedah Politik Orde Baru. Yogyakarta: Pustakan Pelajar.

Irtanto, 2008. Dinamika Politik Lokal: Era Otonomi Daerah. Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Ishak, 2010. Posisi Politik Masyarakat Dalam Era Otonomi Daerah. Jakarta: Penaku. Ismanto, Ign.2004. Pemilihan Presiden Secara Langsung 2004. Jakarta: Grafindo.

Ismaun, 2005. Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Juliantara, D. 1998. Meretas Jalan Demokrasi. Yogyakarta, Kanisius.

Kansil, CST. 2008. Sistem Pemerintahan Indonesia. Ed. Revisi, Jakarta: Bumi Aksara.


(43)

diterbitkan.

Komisi Pemilihan Umum, 2010. Himpunan Peraturan Pemilukada. Jakarta.

Kuntowijoyo, 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakatra: Tiara Wacana Yogya.

Kurnia, A. 2009. Perjalanan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Sumedang 2008. Sumedang: KPU Kabupaten Sumedang.

Kusnadi, 2003. Masalah, Kerjasama, Konflik, dan Kinerja (Kontemporer dan Islam). Malang: Taroda.

Lubis, N. H. 2011. Sejarah Provinsi Jawa Barat. Bandung: Pemerintahan Provinsi Jawa Barata.

MacAndrews, Colin (ed), 2006. Hubungan Pusat-Daerah Dalam Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mahkamah Konstitusi RI, 2009. Buku Pintar Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2009. Cetakan Pertama, Jakarta, April 2009.

Marijan, K. 2006. Demokratisasi Di Daerah, (Pelajaran Dari Pilkada Secara Langsung), Surabaya: Eureka dan PusDeHAM.

Markoff, J. 2002. Gelombang Demokrasi Dunia: Gerakan Sosial dan Perubahan Politik (terj. Ari Setyaningrum, S.Sos). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maschab, M. 1983. Sistem Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Bina Aksa.

Mas’oed, M. 1989. Ekonomi dan Struktur Politik: Orde Baru 1966-1971 (terjemahan

disertasi). Jakarta: LP3ES.

Mas’oed, M. Dan Colin, MacAndrews. 2006. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Perss.

Mulyawan, S. 2012. Pengaruh Pengorganisasian Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten Sumedang. Skripsi, Unsap, Sumedang. Tidak diterbitkan.


(44)

Noer A. R. 1996. Demokrasi Indonesia Kontemporer. Jakatra: Garfindo.

Noer, M. 2000. Membangun Indonesia Baru, Buku Kesatu, Jakarta: Universitas Nasional Press.

Pamudji, MPA.1983. Perbandingan Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara. Poerwantana, P. K. 1994. Partai Politik di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Poentarie, E. 20012. Akses Informasi Politik dari Perspektif Birokrasi. Jurnal Politik. Vol. 1, Maret 2012, Universitas Negeri Yogyakarta.

Prihatmoko, J. J. 2008. Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi, Sistem dan Problema Penerapan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahman, H.I. A. 2007. Sistem Politik Indonesia, Jakarta: Graha Ilmu,.

Ramdansyah, 2010. Sisi Gelap Pemilu 2009, Potret Aksesori Demokrasi Indonesia. Jakarta: Rumah Demokrasi.

Ranadireska, H. 2007. Visi Bernegara Aksitektur Konstitusi Demokrasi. Bandung: Fokus Media.

Rustandi, D. dan Stellaris, S. 2009. Pemilu Legislatif Pesiden Sekarang Dicontreng. Sumedang: KPU Kabupaten Sumedang.

Sanit, A. 1981. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Seriatdji, G.1993. Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: IKAPI.

Soesanto, A.S. 1976. Filsafat Komunikasi. Bandung:Bina Cipta.

Sjamsuddin, H. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.


(45)

Sukarna, 1981. Sistem Politik. Bandung: Alumni.

Surbakti, R. 1999. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.

Surbakti, R. 2010. Sistem Pemilihan Proporsional Daftar Terbuka di Kota Makassar pada Tahun 2004. Junal Politik. Vol. 4, No. 1, Mei 2010, Universitas Atma Jaya Makasar.

Syaukani, HR, H. 2002. Otonomi Daerah, Dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Tim Redaksi Fokus Media, 2007. Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Administrasi Kependudukan. Fokus Media, Bandung.

Tunggal, H. S. 2008. Undang-undang Pemerintah Daerah Beserta Perubahannya. Jakarta: Harvarindo.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Venus, A. 2009. Manajemen Kampanye. Yogyakarya: Pustaka Belajar.

Wahidin, S. 2008. Mengawasi Pemilihan Umum Kepala Daerah, Hukum Pemerintahan Daerah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wardhan, Sri B. E. Pemilu Yang Memberdayakan Masyarakat. Jurna Politikl. Vol. 1, Tahun 2004.

Widjaja, H. 2009. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: Rajawali Perss.

Wirawan, S. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Perss.

Peraturan Perundang-undangan

Amandemen IV Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.


(46)

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (PEMILU). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Undang-undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

www.kpud-kab-sumedang.com


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H. R. 2005. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Adnyana, Y. 2006. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Memilih Dalam Pilkada di Kabupaten Badung Tahun 2005. Tesis, Fisipol UI, Jakarta. Tidak diterbitkan.

Agustino, L. 2009. Pilkada dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Alfian, M. A. 1986. Menjadi Pemimpin Politik, Perbincangan Kepemimpinan dan Kekuasaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Alfian, M. A. 2001. Mahalnya Harga Demokrasi, Catatan Atas Dinamika Transisi PolitikI Indonesia Pasca Orde Baru, Naik dan Jatuhnya Abdurahman Wahid. Intrans: Jakarta.

Ambardi, K. 2009. Mengungkap Politik Kartel, Studi Tentang Sistem Kepartaian di Indonesia Era Reformasi. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Amirudin dan Bisri A. Z. 2006. Pilkada Langsung, Problem dan Prospek, Sketsa Singkat Perjalanan Pilkada 2005. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anugrah, A. 2009. Keterwakilan Perempuan dalam Politik. Jakarta: Pancuran Alam.

Anwar, K. M. 1998. Perilaku Partai Politik. Jakarta: Grafindo.

Arifin, F. 2004. Janji-janji dan Program Hukum Calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2004. Jakarta: Pancur Siwah.

Asfa, M. 1996. Beberapa Pendekatan dalam Memahami Perilaku Pemilih. Jurnal Politik. Volume 16, tahun terbit 1996, penerbit Kerjasama Asosiasi Ilmu Politik.

Asfar, M. 2006. Mendesain Managemen Pilkada. Surabaya: PusDeHAM.

Asshiddiqie, J. 2006. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Budiardjo, M. 1982. Partisipasi dan Partai Politik, Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Garamedai.

Budiardjo, M dan Ambong, I. 1993. Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(2)

Budiardjo, M. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Bungin, B. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Bryson, J. M. 2002. Managing Pefomance Managing People. Terjemahan. Jakarta: Grafindo. Dahl, R. A. 2001. Perihal Demokrasi. terj. A. Rahman Zainuddin. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Gottschalk, L. 1986. Mengerti Sejarah (Terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press.

Haryanto, 1984. Partai Politik Suatu Tinjauan Umum. Yogyakarta: Liberty.

Held, D. 2004. Demokrasi dan Tatanan Global: Dari Negara Modern Hingga Pemerintahan Kosmopolitan. (terj. Damanhuri), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Herry, A. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung. Yogyakarta: Galang Press.

Hutington, P. S. 1983. Tertib Politik di dalam Masyarakat yang Sedang Berkembang. Jakarta: Rajawali.

Huntington, P. S. 1994. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Imawan, R. 1997. Membedah Politik Orde Baru. Yogyakarta: Pustakan Pelajar.

Irtanto, 2008. Dinamika Politik Lokal: Era Otonomi Daerah. Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Ishak, 2010. Posisi Politik Masyarakat Dalam Era Otonomi Daerah. Jakarta: Penaku. Ismanto, Ign.2004. Pemilihan Presiden Secara Langsung 2004. Jakarta: Grafindo.

Ismaun, 2005. Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Juliantara, D. 1998. Meretas Jalan Demokrasi. Yogyakarta, Kanisius.

Kansil, CST. 2008. Sistem Pemerintahan Indonesia. Ed. Revisi, Jakarta: Bumi Aksara.


(3)

Komariyah, A. 2005. Perubahan Pilihan Masyarakat pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2004. Jurnal Politik, Vol. 1 tahun 2005, Universitas Semarang. Tidak diterbitkan.

Komisi Pemilihan Umum, 2010. Himpunan Peraturan Pemilukada. Jakarta.

Kuntowijoyo, 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakatra: Tiara Wacana Yogya.

Kurnia, A. 2009. Perjalanan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Sumedang 2008. Sumedang: KPU Kabupaten Sumedang.

Kusnadi, 2003. Masalah, Kerjasama, Konflik, dan Kinerja (Kontemporer dan Islam). Malang: Taroda.

Lubis, N. H. 2011. Sejarah Provinsi Jawa Barat. Bandung: Pemerintahan Provinsi Jawa Barata.

MacAndrews, Colin (ed), 2006. Hubungan Pusat-Daerah Dalam Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mahkamah Konstitusi RI, 2009. Buku Pintar Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2009. Cetakan Pertama, Jakarta, April 2009.

Marijan, K. 2006. Demokratisasi Di Daerah, (Pelajaran Dari Pilkada Secara Langsung), Surabaya: Eureka dan PusDeHAM.

Markoff, J. 2002. Gelombang Demokrasi Dunia: Gerakan Sosial dan Perubahan Politik (terj. Ari Setyaningrum, S.Sos). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maschab, M. 1983. Sistem Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Bina Aksa.

Mas’oed, M. 1989. Ekonomi dan Struktur Politik: Orde Baru 1966-1971 (terjemahan

disertasi). Jakarta: LP3ES.

Mas’oed, M. Dan Colin, MacAndrews. 2006. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Perss.

Mulyawan, S. 2012. Pengaruh Pengorganisasian Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten Sumedang. Skripsi, Unsap, Sumedang. Tidak diterbitkan.


(4)

Nimmo, 2000. Komuniasi Politik: Khalayak dan Efek . Bandung, Rosdakarya.

Noer A. R. 1996. Demokrasi Indonesia Kontemporer. Jakatra: Garfindo.

Noer, M. 2000. Membangun Indonesia Baru, Buku Kesatu, Jakarta: Universitas Nasional Press.

Pamudji, MPA.1983. Perbandingan Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara. Poerwantana, P. K. 1994. Partai Politik di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Poentarie, E. 20012. Akses Informasi Politik dari Perspektif Birokrasi. Jurnal Politik. Vol. 1, Maret 2012, Universitas Negeri Yogyakarta.

Prihatmoko, J. J. 2008. Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi, Sistem dan Problema Penerapan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahman, H.I. A. 2007. Sistem Politik Indonesia, Jakarta: Graha Ilmu,.

Ramdansyah, 2010. Sisi Gelap Pemilu 2009, Potret Aksesori Demokrasi Indonesia. Jakarta: Rumah Demokrasi.

Ranadireska, H. 2007. Visi Bernegara Aksitektur Konstitusi Demokrasi. Bandung: Fokus Media.

Rustandi, D. dan Stellaris, S. 2009. Pemilu Legislatif Pesiden Sekarang Dicontreng. Sumedang: KPU Kabupaten Sumedang.

Sanit, A. 1981. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Seriatdji, G.1993. Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: IKAPI.

Soesanto, A.S. 1976. Filsafat Komunikasi. Bandung:Bina Cipta.

Sjamsuddin, H. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.


(5)

Sukarna, 1981. Sistem Politik. Bandung: Alumni.

Surbakti, R. 1999. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.

Surbakti, R. 2010. Sistem Pemilihan Proporsional Daftar Terbuka di Kota Makassar pada Tahun 2004. Junal Politik. Vol. 4, No. 1, Mei 2010, Universitas Atma Jaya Makasar. Syaukani, HR, H. 2002. Otonomi Daerah, Dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta, Pustaka

Pelajar.

Tim Redaksi Fokus Media, 2007. Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Administrasi Kependudukan. Fokus Media, Bandung.

Tunggal, H. S. 2008. Undang-undang Pemerintah Daerah Beserta Perubahannya. Jakarta: Harvarindo.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Venus, A. 2009. Manajemen Kampanye. Yogyakarya: Pustaka Belajar.

Wahidin, S. 2008. Mengawasi Pemilihan Umum Kepala Daerah, Hukum Pemerintahan Daerah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wardhan, Sri B. E. Pemilu Yang Memberdayakan Masyarakat. Jurna Politikl. Vol. 1, Tahun 2004.

Widjaja, H. 2009. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: Rajawali Perss.

Wirawan, S. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Perss.

Peraturan Perundang-undangan

Amandemen IV Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

Arsip Resmi Komisi Pemiliha Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Sumedang. Sumedang dalam Angka 2009 Karya Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang.


(6)

Laporan Survei Kabupaten Sumedang, April 2009 Lingkaran Survei Indonesia.

UU No. 12 Tahun 2003 pasal 31 dan 32 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (PEMILU). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Undang-undang No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

www.kpud-kab-sumedang.com


Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden Tahun 2009

1 79 98

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

PERAN KPUD DALAM MENCIPTAKAN IKLIM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) LANGSUNG YANG DEMOKRATIS DI KOTA PROBOLINGGO (Studi Di KPUD Kota Probolinggo)

0 6 36

KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN MALANG

0 4 2

HUBUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DENGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG

0 3 11

Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden Tahun 2009

0 0 10

RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MAGELANG TAHUN 2015 - 2019

0 0 90

KONTRIBUSI KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DI TINGKAT LOKAL (Studi: Kinerja Komisi Pemilihan Umum Pada Penyelenggaraan Pemilihan Legislatif Tahun 2009 di Kabupaten Sinjai)

0 0 131