Luas Hutan Kota Berdasarkan Penyerapan Karbondioksida di Beberapa Kota.

Keterangan : L : Luasan hutan kota ha a : CO 2 yang dihasilkan seorang manusia gjam b : CO 2 yang dihasilkan dari pembakaran bensin gl c : CO 2 yang dihasilkan dari pembakaran solar gl d : CO 2 yang dihasilkan dari pembakaran minyak tanah gl e : CO 2 yang dihasilkan dari pembakaran LPG gl V : Jumlah penduduk jiwa W : Jumlah konsumsi bensin ljam X : Jumlah konsumsi solar ljam Y : Jumlah Konsumsi minyak tanah ljam Z : Jumlah konsumsi LPG gjam K : Kemampuan hutan dalam menyerap karbondioksida 8.000 gjamha Prabang 2009. 2. Pendekatan Global Pendekatan ini menganggap bahwa semua wilayah administratif kota dan kabupaten sebagai areal wilayah hutan kota dan penggunaan lahan seperti : pemukiman, industri, perdagangan, pendidikan, pemerintahan, olahraga, dan kesenian serta keperluan lainnya dianggap sebagai enclave yang harus dihijaukan agar fungsi hutan kota dapat terwujud dengan nyata.

2.4. Luas Hutan Kota Berdasarkan Penyerapan Karbondioksida di Beberapa Kota.

Penelitian mengenai penentuan luas hutan kota berdasarkan penyerapan karbondioksida telah dilakukan di beberapa kota. Berdasarkan hasil penelitian Rosa 2005 luas hutan kota yang akan dibangun di Palembang tahun 2005-2020 seperti yang tertera pada tabel 1. Tabel 1. Luas hutan kota di Palembang tahun 2005-2020 Tahun Luas Hutan Kota ha Persentase Luas Hutan Kota 2005 2.465,88 6,16 2010 2.796,04 6,98 2015 3.126,20 7,81 2020 3.456,36 8,63 Berdasarkan hasil penelitian Herdiansah 2006 luas hutan kota yang dibangun tahun 2005-2020 seperti yang tertera pada tabel 2. Tabel 2. Luas hutan kota di Bogor tahun 2005-2020 Tahun Luas Hutan Kota ha Persentase Luas Hutan Kota 2005 1.970,97 16,63 2010 2.350,01 19,83 2015 2.729,04 23,03 2020 3.108,08 26,23

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau. Studi tentang penentuan luas hutan kota berdasarkan penyerapan karbondioksida CO 2 ini dilakukan selama dua bulan yaitu dari bulan Mei - Juni 2008.

3.2. Bahan dan Alat

Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Kamera Digital untuk mendokumentasikan bentuk dan tipe hutan kota yang ada dan seperangkat PC komputer yang digunakan dalam proses penyusunan skripsi. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data tata guna lahan Kota Pasir Pengaraian, jumlah konsumsi energi yang meliputi konsumsi minyak tanah, bahan bakar bensin dan solar serta pemanfaatan LPG.

3.3. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data-data dan informasi yang diperlukan serta menganalisis data sesuai dengan yaitu perencanaan pembangunan hutan kota. Tahapannya adalah sebagai berikut :

3.3.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh gambaran nyata tentang biofisik, terutama mengenai lokasi- lokasi taman kota, jalur hijau, kebun atau pekarangan dan bentuk hutan kota lainnya, pusat-pusat keramaian dan lokasi pencemaran udara, bau serta kebisingan. Data-data sekunder diperoleh dari berbagai instansi dan studi literatur, terdiri dari : a Data tata guna lahan Kota Pasir Pengaraian. b Tingkat konsumsi minyak tanah, bahan bakar bensin dan solar serta LPG diperoleh dari PT. Pertamina Unit Pemasaran Pekanbaru Propinsi Riau. c Jumlah penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Rokan Hulu.