PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING MALANG

(1)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING

MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh :

MUHAMMAD SYAUQI MARDIKO 06810009

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING

MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1) Psikologi

Disusun Oleh :

Muhammad Syauqi Mardiko 06810009

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) di PT. Patra Trading Malang.

Nama Peneliti : Muhammad Syauqi Mardiko No.Induk Mahasiswa : 06810009

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 15 Desember 2010 s/d 10 Januari 2010

Malang, 10 Februari 2011

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji Tanggal : 5 Februari 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Drs. Tulus Winarsunu, M.Si _________________

Anggota Penguji : 1 M. Shohib, S.Psi, M.Si _________________

2 Zakarija Achmat, M.Si _________________

3 Trimuji Ingarianti, M.Psi _________________

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Syauqi Mardiko Nim : 06810009

Fakultas/Jurusan : PSIKOLOGI/PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menyatakan bahwa Skripsi / Karya Ilmiah :

Judul :

“Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) di PT. Patra Trading Malang”

1. Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan

Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi akademik sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 10 Februari 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan,


(6)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

serta salam sejahtera bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas rahmat, kekuatan,karunia, taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :

“PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) SI PT. PATRA TRADING MALANG”

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis banyak melibatkan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang tak pernah lelah memberikan do’a dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi dan selaku Dosen Pembimbing I atas waktu yang telah diberikan dan bimbingannya kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak M. Shohib, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang juga dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kakak dan adik-adikku yang selalu menjadi penghibur dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-temanku yang selalu ada dan ngumpul di Tirto Utomo gang 4 no 15, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Thanks Guys…

7. Suluruh Mahasiswa Psikologi angkatan 2006 Universitas Muhammadiyah Malang.

Semoga bantuan, dorongan serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, AMIN.


(7)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

INTISARI ... ii

ABSRACT ... iii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 10

1. Pengertian Sistem Manajemen K3 ... 10

2. Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen K3 ... 11

3. Penerapan SMK3 dalam Organisasi ... 11

B.Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

3. Upaya perlindungan Keselamatan Kerja ... 13

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 14

C.Penerapan Sistem Manajemen K3 ... 14

1. Kebijakan dan Komitmen ... 14

2. Tinjauan Awal Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 15

3. Perencanaan Sistem Manajemen K3 ... 16

4. Implementasi dan Operasional Sistem Manajemen K3... 17


(8)

iii

6. Tinjauan Manajemen ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ... 22

B.Batasan Istilah ... 22

C.Subjek Penelitian ... 23

D.Teknik Pengumpulan Data ... 23

E.Analisa Data ... 25

F. Keabsahan Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 27

B.Analisa Data ... 39

C.Pembahasan ... 42

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 48

B.Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(9)

iv

DAFTAR TABEL


(10)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Guide interview ... 54

Lampiran 2. Dokumentasi Foto ... 57

Lampiran 3. Organisasi Tanggap Darurat ... 63

Lampiran 4. Hasil Wawancara Subjek ( Verbatim ) ... 65

Lampiran 5. Kebijakan Mutu dan K3 PT. Patra Trading Malang... 83

Lampiran 6. Sertifikat Pelatihan K3 Operator PT. Patra Trading Malang ... 84


(11)

vi DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, ( 2003 ). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Dinal C. ( 2007 ) Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Stres Kerja Bagian

Weaving Ii Pt. Batam Textile Industry Ungaran Tahun 2006. Skripsi FKIP

UNES. Tidak Diterbitkan

Junita, ( 2005 ). Persepsi Tenaga kerja tentang penerapan SMK3 dan Pedoman

Penerapan SMK3 di PT. Inalum Kuala Tanjung. Skripsi FKM Universitas

Sumatera Utara Medan. Tidak diterbitkan.

Moleong, L.J. ( 2008 ). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muljono E.L, ( 1997). Peraturan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. Harvarindo. Jakarta.

Rahimah ( 2008 ) Penerapan SMK3 oleh P2K3 untuk meminimalkan kecelakaan

kerja di PT. Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008. Skripsi FKM

Universitas Sumatera Utara Medan. Tidak diterbitkan.

Ramli S, (2009). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit PT. Dian Rakyat, Jakarta.

Silalahi B.N.B ( 1991 ). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT. Putaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Sugiyono. ( 2008 ). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wahyu R.S ( 2006 ). Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Cv. Sahabat Di Klaten.

Skripsi STAIN Surakarta. Tidak diterbitkan.

Winarsunu T, ( 2008 ). Psikologi Keselamatan Kerja, UMM Press.

Unit Diklat PTKL, 2000, Studi evaluasi perencanaan Pengelolaan Lingkungan

Melalui Pendekatan Eko-Efisiensi. .Probolinggo. Tidak diterbitkan

(http://divassumut.blogspot.com)Telkom Sumatra Mendapat 11 Penghargaan "Zero Accident Award Dan Smk3" Dari Pemerintah. Diakses tanggal 7 agustus 2010.


(12)

vii

(http://penyihir.multiply.com/journal/item/9). Penerapan TQM ( Total Quality Mangjement). Diakses tanggal 8 agustus 2010.

(www.creativebrain.web.id). Definisi Sistem Menurut Harvey. Diakses tanggal 2 september 2010.


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Era Globalisasi sekarang ini, dunia industri tumbuh berkembang dengan sangat pesat. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa pengaruh besar bagi dunia industri. Namun pemanfaatan teknologi dalam proses industri mengandung berbagai resiko. Dampak negative akibat kemajuan tekhnologi yang dirasakan oleh orang amerika ( Brauer, 1990 ) antara lain berupa semakin meningkatnya kejadian-kejadian kecelakaan, baik yang terjadi ditempat kerja, jalan raya atau dirumah. Setiap tahun terdapat lebih dari 100.000 kecelakaan yang menyebabkan kematian dan hampir 11 juta orang menjadi cacat. ( Winarsunu, 2008:2 )

Sebuah Organisasi baik perusahaan maupun instansi dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah di tetapkan oleh perusahaan atau organisasi. Bagaimanapun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan, tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil, lebih banyak ditentukan oleh sumberdaya yang mengelola, mengendalikan dan mendayagunakan sumberdaya non-manusia yang dimiliki, oleh karena itu masalah karyawan merupakan masalah yang besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan, jadi mempertahankan kondisi karyawan merupakan hal yang penting dilakukan oleh setiap perusahaan. Dalam operasional kerja suatu industri, khususnya industri berat, tentunya mengandung potensi bahaya yang sangat tinggi (hazard). Kecelakaan, penyakit dan cedera dapat menggangu jalannya suatu pekerjaan, mengganggu rutinitas dan pada akhirnya akan menimbulkan biaya tambahan dan kerugian lainnya.

Suma’mur dalam Wahyu R.S ( 2006 ) Menyatakan bahwa Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan. Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan


(14)

2

pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara. “Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja”. Soeprihanto dalam Wahyu R.S ( 2006 ) Menyatakan bahwa Teori Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya adalah faktor nasib dari para karyawan, faktor lingkungan fisik pada karyawan, seperti mesin, gedung, ruangan, peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor ketidakserasian kombinasi faktor-faktor produksi yang dikelola dalam perusahaan. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.

Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) dalam Permenaker 05/Men/1996 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Asfahl dalam Winarsunu (2008 : 92) menyatakan bahwa meskipun sikap pekerja terhadap keselamatan kerja merupakan hal penting, akan tetapi akan menjadi tidak efektif jika komitmen tentang keselamatan kerja manajemen tidak ada. Wexley & Yulk dalam Winarsusnu ( 2008 : 92 ) juga menegaskan bahwa faktor tunggal yang paling penting dalam menentukan efektivitas program keselamatan kerja adalah keterlibatan dan komitmen top-level management.

Telkom Divre-I Sumatra adalah contoh perusahaan ya ng menerima 11 (sebelas) penghargaan Zero Accident Award dan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Award dari pemerintah RI. Sebab hal itu mencerminkan bahwa Telkom menjadi salah satu perusahaan yang berhasil dan dipercaya menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(15)

3

(SMK3) secara baik, sehingga selanjutnya diharapkan bisa meningkatkan layanannya kepada masyarakat. Kepada seluruh jajaran Manajemen Telkom Sumatra, Muhammad Awaluddin berharap, penghargaan yang diberikan pemerintah ini dapat menjadi spirit dan motivasi untuk lebih peduli pada keselamatan kerja. Seperti diketahui, dalam upaya menerapkan meningkatkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pihak Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi secara rutin memberikan penghargaan kepada berbagai institusi/BUMN pemerintah dan swasta dengan jangka waktu berbeda. Bagi badan usaha yang memiliki pekerja lebih dari 100 orang seperti halnya Telkom, periode penilaiannya dilakukan 3 (tiga) tahunan dengan kategori penilaian meliputi waktu dan jam kerja. Bila selama 3 (tiga) tahun berturut-turut tidak terjadi kecelakaan kerja (yang mengakibatkan karyawan tidak bekerja selama 2 (dua) hari atau mencapai 4, 8 juta jam tanpa kecelakaan, maka perusahaan tersebut bisa diusulkan untuk menerima penghargaan dari pemerintah. Penghargaan serupa juga didapatkan oleh PT. Honda Prospect Motor (HPM), atpm mobil Honda, menerima penghargaan Kecelakaan Nihil atau Zero Accident Award dari pemerintah Republik Indonesia hari Rabu (14/10) di Jakarta. HPM berhasil menerima Zero Accident Award karena mampu mengumpulkan jam kerja tanpa kecelakaan sebanyak 17.500.090 jam kerja. Berdasarkan syarat yang diajukan pemerintah, sebuah perusahaan layak menerima penghargaan ini setelah mengumpulkan 6.000.000 jam kerja tanpa kecelakaan atau tidak kehilangan jam kerja selama 3 tahun berturut-turut. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungannya, PT HPM membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang bertugas memastikan setiap proses pekerjaan berjalan sesuai dengan standar keselamatan yang telah ditentukan. Tugas panitia ini antara lain menjamin ketersediaan perangkat keselamatan seperti Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standar untuk beragam lini produksi, sistem proteksi kebakaran, mobil emergency, dan sebagainya. Berbagai pelatihan dan seminar keselamatan dan kesehatan kerja juga dilakukan secara berkala untuk memberikan pengetahuan kepada karyawan mengenai identifikasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja sehingga dapat menghindari timbulnya kecelakaan di tempat kerja.


(16)

4

Hal ini menunjukan bahwa penerapan SMK3 atau keterlibatan dan komitmen perusahaan terhadap penerapan K3 dalam perusahaan merupakan faktor penting untuk berjalannya suatu industri yang kompetitif, aman, dan Efisien dalam menghadapi pasar terbuka.

Dari hasil penelitian Junita (2005 : 1) diperoleh bahwa secara umum persepsi tenaga kerja terhadap SMK3 kurang baik oleh sebab itu perlu dilaksanakan sosialisasi untk menginformasikan berbagai hal tentang K3, serta perlu dibuat pelatihan tentang SMK3 secara kontiniu dan harus dipastikan bahwa tenaga kerja dapat mengerti dengan baik materi pelatihan tersebut, dan yang tidak kalah pentingnya sangat diperlukan pengawasan dan pemantauan pihak manajamen perusahaan dalam melaksanakan SMK3 ditempat kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahimah (2008 : 1) tentang penerapan SMK3 di PT Wijaya Karya Beton Medan menunjukan bahwa penerapan SMK3 yang dilakukan oleh PT Wijaya Karya Beton telah dilakukan dengan baik dan juga perusahaan mulai membangun komitmen dan kebijakan K3 berdasarkan pada identifikasi bahaya dan penilaian resiko, serta melakukan K3 dengan baik dengan pengukuran dan evaluasi serta tinjauan ulang oleh pihak manajemen. Dalam perusahaan ini telah menerapkan ketentuan-ketentuan pelaksanakan SMK3, diantaranya perusahaan ini telah melakukan perencanaan SMK3. Menurut Permnaker No.05/MEN/1996 Lampiran 1 perusahaan harus menjelaskan tentang perencanaan, tujuan dan sasaran serta kebijakan K3 perusahaan kepada seluruh tenaga kerja khususnya anggota P2K3. Ditahun 1999, perusahaan sudah mulai membangun komitmen K3 dengan melibatkan seluruh karyawan, staf serta pihak manajemen. Komitmen yang dilakukan manajemen cukup tinggi yaitu dengan disusunnya kebijakan K3 mulai dari tingkat koorporasi sampai ke anak perusahaan. Kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan ini salah satunya adalah selalu mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan dalam Melaksanakan setiap tahapan operasi perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip K3, hal ini didukung dengan pembentukan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Perusahaan juga melakukan

training tentang K3 secara berkala kepada seluruh karyawan.

Dalam studi evaluasi perencanaan penegelolaan lingkungan melalui pendekatan eko-efisiensi (studi kasus pada unit deinking plant, PT. KERTAS LECES


(17)

5

PROBOLINGGO) Dalam seluruh kegiatan perusahaan, selalu menerapkan system manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta berusaha semaksimal mungkin mencapai efisiensi dan produktifitas melalui perbaikan teknologi, sistem organisasi dan manajemen yang berkesinambungan serta mematuhi pelaksanaan peraturan/ Undang- Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku. Merencanakan, melaksanakan, memonitor dan menyempurnakan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh karyawan serta pencegahan terhadap kejadian yang dapat menimbulkan kerugian baik menyangkut manusia maupun harta milik perusahaan sebagai akibat suatu kecelakaan. Seluruh karyawan PT. Kertas Leces (persero), karyawan anak perusahaan dan karyawan yayasan perusahaan yang berada di bawah naungan PT. Kertas Leces, wajib memahami, menghayati dan menerapkan ketetapan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam kegiatan sehari- hari di unit kerja masing- masing serta berkewajiban memelihara dan menciptakan lingkungan kerja yang ringkas, rapi, resik, rawat, rajin (5R). Seluruh karyawan PT. Kertas Leces (persero), karyawan anak perusahaan dan karyawan yayasan perusahaan yang berada di bawah naungan PT. Kertas Leces, wajib mengikuti pelatihan dan penyegaran – penyegaran mengenai keselamatan dan kesehatan kerja serta pelatihan penanggulangan keadaan darurat dan bencana pabrik secara teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh perusahaan. Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan oleh suatu panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja PT. Kertas Leces (persero) dengan dibantu oleh para pejabat fungsional Dinas Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja ini merupakan komitmen seluruh karyawan dan manajemen PT. Kertas Leces (persero).

Penerapan K3 di perusahaan sesungguhnya merupakan suatu kebutuhan, baik dalam rangka pertimbangan ekonomi maupun kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satu bentuk penerapan K3 yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah program untuk lebih meminimalisasi angka kecelakaan dalam sebuah proyek konstruksi bangunan gedung, adalah sebuah sistem kontrol pada manajemen dan kualitas proyek secara menyeluruh (Total Quality Management disingkat dengan TQM). Mulai dari


(18)

6

pemilik proyek sampai pada manajemen dan pelaksana proyek, melaksanakan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja secara menyeluruh. Contoh dari penerapan TQM yaitu setiap pelanggaran yang berhubungan dengan K3 yang dilakukan oleh semua pihak terkait, baik itu para pekerja ataupun dari pihak manajemen harus ditentukan sanksinya dengan tegas, misalnya melakukan Pelanggaran seperti tidak memakai helm pengaman, tidak memakai sepatu boot, merokok pada waktu bekerja dan bentuk pelanggaran terhadap larangan-larangan yang lain (yang tentunya, larangan-larangan tersebut sudah disepakati bersama sebelum proyek dilaksanakan), direkam dengan menggunakan kamera tersebut. Konsekuensi dari pelanggaran ketentuan keselamatan kerja adalah berupa denda. (http://penyihir.multiply.com/journal/item/9)

PT. Patra Trading merupakan perusahaan jasa tingkat nasional khususnya di bidang industri migas yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina ( A SUBSIDIARY OF PERTAMINA PT. PATRA TRADING ). Perusahaan ini didukung dengan empat unit bisnis, antara lain LPG SERVICES, LPG-RELATED SERVICES, OTHER SERVICES, TRADING. Dari paparan tersebut agar lebih spesifik pembahasannya, maka penulis mengarah ke satu sektor untuk penelitiannya dari ke empat sektor di atas yaitu pada sektor “ LPG SERVICES “, yang mana sector tersebut berfokus dalam bidang pelayanan jasa pengisian LPG (Liquified

Petroleum Gas) yang operasinya biasa kita kenal dengan sebutan SPBE (Stasiun

Pengisian Bahan Bakar Elpiji). Agar penelitian ini dapat berjalan lancar maka penulis meneliti di wilayah operasi SPBE Malang. Sebagai informasi, di SPBE tersebut memiliki 34 orang karyawan, yang terdiri dari 1 orang Kepala Operasi, 6 orang Staff, 3 orang Security, 23 Operator dan 1 orang Office Boy . untuk jam kerjanya di bagi dalam 2 shift yaitu shift pagi dan shift siang yang masing-masing shiftnya bekerja selama 8 jam kerja di shift dengan pengaturan jam kerja yaitu shift pertama mulai kerja jam 06.00 pagi s/d jam 14.00 siang, shift kedua mulai kerja jam 14.00 s/d jam 22.00 malam. Perusahaan ini termasuk dalam perusahaan dengan tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal ini terlihat dari proses produksinya yang menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi sehingga menimbulkan potensi bahaya yang cukup tinggi dan sangat berpotensi besar atau beresiko terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan adalah LPG ini


(19)

7

sangat mudah terbakar hal tesebut dapat dipicu oleh panas, bunga api atau api karena uap dapat bergerak menuju sumber panas atau kebalikannya. Kemasan LPG juga dapat meledak. Bahaya Kesehatan yang dapat ditimbulkan yaitu Uap LPG dapat menyebabkan pusing kepala atau sesak napas, Sentuhan dengan LPG akan mengakibatkan kebekuan yang parah, asap dari LPG yang terbakar mengandung gas yang mengganggu kesehatan dan beracun. Apabila LPG bersentuhan dengan kulit, akan menimbulkan luka bakar dingin yang serius uap LPG tidak boleh dihirup. Konsentrasi uap yang tinggi akan menyebabkan pusing kepala dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Dalam perusahaan ini telah diterapakan SMK3 dan ketentuan K3LL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan) yang harus dipatuhi dan dipahami oleh semua staff, pimpinan, pekerja dan seluruh personil yang terlibat dalam penanganan dan perawatan mesin-mesin yang digunakan dalam pengisian tabung LPG. Semua staff, karyawan maupun pimpinan mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri dalam penerapan keselamatan kerja atau aspek-aspek K3 dalam kendali mereka, termasuk kepatuhan pada persyaratan K3 di perusahaan. Penerapan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan ini sangatlah ketat, hal ini terlihat dari awal memasuki area kantor dan tempat pengisian LPG, terdapat tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang berisi larangan membawa Handphone (HP), korek api, dan kamera foto untuk memasuki area perusahaan, tanda-tanda dan rambu-rambu peringatan telihat jelas dan mudah dipahami oleh setiap orang yang berada diarea SPBE. Setiap karyawan, staff maupun pimpinan, semua memakai APD apabila memasuki area SPBE, budaya atau kepatuhan terhadap peraturan tentang keselamatan kerja dalam perusahaan ini di lakukan oleh semua staff dan karyawan tidak terkecuali pimpinan atau kepala Plant di perusahaan ini.

Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin perlindungan kerja terhadap seluruh kegiatan dilingkungan kerja. Upaya manajemen dilakukan terus menerus untuk menekankan kepada setiap karyawan bahwa perusahaan yang memiliki sistem K3 yang baik agar karyawan mampu memberikan performa atau kinerjanya yang baik pula. PT Patra Trading telah memperoleh penghargaan OHSAS 18001 serta beberapa sertifikasi yang terkait dengan sistem manajemen keselamatan kerja (SMK3). Penghargaan OHSAS 18001 tersebut melengkapi penghargaan yang pernah diterima, yakni ISO 14001 atau sertifikasi terkait dengan sistem manajemen


(20)

8

lingkungan. Beberapa perusahaan lain yang memperoleh penghargaan tersebut antara lain PT Pertamina (Persero), PT E&P Total Indonesia, Medco Energy, Petrochina, Chevron Indonesia Company dan British Petroleum.

Hal ini merupakan hasil dari kerja keras perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan kerja ( SMK3 ) di perusahaan ini, keberhasilan dalam sistem keselamatan kerja tidak hanya disebabkan oleh manajemen yang baik saja, namun bagaimana cara penerapannya dan selalu memberikan pemahaman tentang kesadaran karyawan untuk melakukan perilaku aman sehingga akan meningkatkan budaya aman ( safety ) dalam perusahaan tersebut. Dari hasil wawancara dan observasi awal yang dilakukan langsung oleh peneliti, diketahui bahwa setiap karyawan atau operator sebelum bekerja selalu melakukan breifing dengan kepala regu atau pengawas Teknik dan LK3 serta pengecekan APD ( Alat Pelindung Diri ) yang terdiri dari seragam, helm, sepatu, sarung tangan panjang, dan masker. Hal ini dilakukan setiap hari sebelum para operator memulai pekerjaan, yang tujuannya adalah untuk kenyamanan dan keamanan operator atau karyawan dalam bekerja. Semua pekerja atau operator haruas mengenakan Alat Pelindung Diri sesuai dengan analisa resiko dan dampak kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan uraian diatas tentang keberhasilan Manajemen dalam menerapakan sistem keselamatan kerja yang baik serta memperoleh beberapa penghargaan ber skala internasional dan juga upaya perusahaan dalam meminimalisir angka kecelakaan dalam beberapa tahun belakangan, maka dari itu penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran dan cara penerapan SMK3 secara umum pada perusahaan Patra Trading Malang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan sistem manajemen K3 yang telah dilakukan di PT. Patra Trading Malang.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui penerapan sistem manajemen K3 yang telah dilakukan di PT. Patra Trading Malang.


(21)

9

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi khususnya psikologi industri, yang berkaitan langsung dengan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap karyawan. 2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna dalam bidang industri bagi pihak perusahaan, baik pimpinan maupun karyawan terutama tentang bagaimana mempersepsikan Penerapan Sitem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


(1)

Hal ini menunjukan bahwa penerapan SMK3 atau keterlibatan dan komitmen perusahaan terhadap penerapan K3 dalam perusahaan merupakan faktor penting untuk berjalannya suatu industri yang kompetitif, aman, dan Efisien dalam menghadapi pasar terbuka.

Dari hasil penelitian Junita (2005 : 1) diperoleh bahwa secara umum persepsi tenaga kerja terhadap SMK3 kurang baik oleh sebab itu perlu dilaksanakan sosialisasi untk menginformasikan berbagai hal tentang K3, serta perlu dibuat pelatihan tentang SMK3 secara kontiniu dan harus dipastikan bahwa tenaga kerja dapat mengerti dengan baik materi pelatihan tersebut, dan yang tidak kalah pentingnya sangat diperlukan pengawasan dan pemantauan pihak manajamen perusahaan dalam melaksanakan SMK3 ditempat kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahimah (2008 : 1) tentang penerapan SMK3 di PT Wijaya Karya Beton Medan menunjukan bahwa penerapan SMK3 yang dilakukan oleh PT Wijaya Karya Beton telah dilakukan dengan baik dan juga perusahaan mulai membangun komitmen dan kebijakan K3 berdasarkan pada identifikasi bahaya dan penilaian resiko, serta melakukan K3 dengan baik dengan pengukuran dan evaluasi serta tinjauan ulang oleh pihak manajemen. Dalam perusahaan ini telah menerapkan ketentuan-ketentuan pelaksanakan SMK3, diantaranya perusahaan ini telah melakukan perencanaan SMK3. Menurut Permnaker No.05/MEN/1996 Lampiran 1 perusahaan harus menjelaskan tentang perencanaan, tujuan dan sasaran serta kebijakan K3 perusahaan kepada seluruh tenaga kerja khususnya anggota P2K3. Ditahun 1999, perusahaan sudah mulai membangun komitmen K3 dengan melibatkan seluruh karyawan, staf serta pihak manajemen. Komitmen yang dilakukan manajemen cukup tinggi yaitu dengan disusunnya kebijakan K3 mulai dari tingkat koorporasi sampai ke anak perusahaan. Kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan ini salah satunya adalah selalu mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan dalam Melaksanakan setiap tahapan operasi perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip K3, hal ini didukung dengan pembentukan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Perusahaan juga melakukan training tentang K3 secara berkala kepada seluruh karyawan.

Dalam studi evaluasi perencanaan penegelolaan lingkungan melalui pendekatan eko-efisiensi (studi kasus pada unit deinking plant, PT. KERTAS LECES


(2)

PROBOLINGGO) Dalam seluruh kegiatan perusahaan, selalu menerapkan system manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta berusaha semaksimal mungkin mencapai efisiensi dan produktifitas melalui perbaikan teknologi, sistem organisasi dan manajemen yang berkesinambungan serta mematuhi pelaksanaan peraturan/ Undang- Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku. Merencanakan, melaksanakan, memonitor dan menyempurnakan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh karyawan serta pencegahan terhadap kejadian yang dapat menimbulkan kerugian baik menyangkut manusia maupun harta milik perusahaan sebagai akibat suatu kecelakaan. Seluruh karyawan PT. Kertas Leces (persero), karyawan anak perusahaan dan karyawan yayasan perusahaan yang berada di bawah naungan PT. Kertas Leces, wajib memahami, menghayati dan menerapkan ketetapan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam kegiatan sehari- hari di unit kerja masing- masing serta berkewajiban memelihara dan menciptakan lingkungan kerja yang ringkas, rapi, resik, rawat, rajin (5R). Seluruh karyawan PT. Kertas Leces (persero), karyawan anak perusahaan dan karyawan yayasan perusahaan yang berada di bawah naungan PT. Kertas Leces, wajib mengikuti pelatihan dan penyegaran – penyegaran mengenai keselamatan dan kesehatan kerja serta pelatihan penanggulangan keadaan darurat dan bencana pabrik secara teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh perusahaan. Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan oleh suatu panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja PT. Kertas Leces (persero) dengan dibantu oleh para pejabat fungsional Dinas Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja ini merupakan komitmen seluruh karyawan dan manajemen PT. Kertas Leces (persero).

Penerapan K3 di perusahaan sesungguhnya merupakan suatu kebutuhan, baik dalam rangka pertimbangan ekonomi maupun kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satu bentuk penerapan K3 yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah program untuk lebih meminimalisasi angka kecelakaan dalam sebuah proyek konstruksi bangunan gedung, adalah sebuah sistem kontrol pada manajemen dan kualitas proyek secara menyeluruh (Total Quality Management disingkat dengan TQM). Mulai dari


(3)

pemilik proyek sampai pada manajemen dan pelaksana proyek, melaksanakan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja secara menyeluruh. Contoh dari penerapan TQM yaitu setiap pelanggaran yang berhubungan dengan K3 yang dilakukan oleh semua pihak terkait, baik itu para pekerja ataupun dari pihak manajemen harus ditentukan sanksinya dengan tegas, misalnya melakukan Pelanggaran seperti tidak memakai helm pengaman, tidak memakai sepatu boot, merokok pada waktu bekerja dan bentuk pelanggaran terhadap larangan-larangan yang lain (yang tentunya, larangan-larangan tersebut sudah disepakati bersama sebelum proyek dilaksanakan), direkam dengan menggunakan kamera tersebut. Konsekuensi dari pelanggaran ketentuan keselamatan kerja adalah berupa denda. (http://penyihir.multiply.com/journal/item/9)

PT. Patra Trading merupakan perusahaan jasa tingkat nasional khususnya di bidang industri migas yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina ( A SUBSIDIARY OF PERTAMINA PT. PATRA TRADING ). Perusahaan ini didukung dengan empat unit bisnis, antara lain LPG SERVICES, LPG-RELATED SERVICES, OTHER SERVICES, TRADING. Dari paparan tersebut agar lebih spesifik pembahasannya, maka penulis mengarah ke satu sektor untuk penelitiannya dari ke empat sektor di atas yaitu pada sektor “ LPG SERVICES “, yang mana sector tersebut berfokus dalam bidang pelayanan jasa pengisian LPG (Liquified Petroleum Gas) yang operasinya biasa kita kenal dengan sebutan SPBE (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji). Agar penelitian ini dapat berjalan lancar maka penulis meneliti di wilayah operasi SPBE Malang. Sebagai informasi, di SPBE tersebut memiliki 34 orang karyawan, yang terdiri dari 1 orang Kepala Operasi, 6 orang Staff, 3 orang Security, 23 Operator dan 1 orang Office Boy . untuk jam kerjanya di bagi dalam 2 shift yaitu shift pagi dan shift siang yang masing-masing shiftnya bekerja selama 8 jam kerja di shift dengan pengaturan jam kerja yaitu shift pertama mulai kerja jam 06.00 pagi s/d jam 14.00 siang, shift kedua mulai kerja jam 14.00 s/d jam 22.00 malam. Perusahaan ini termasuk dalam perusahaan dengan tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal ini terlihat dari proses produksinya yang menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi sehingga menimbulkan potensi bahaya yang cukup tinggi dan sangat berpotensi besar atau beresiko terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan adalah LPG ini


(4)

sangat mudah terbakar hal tesebut dapat dipicu oleh panas, bunga api atau api karena uap dapat bergerak menuju sumber panas atau kebalikannya. Kemasan LPG juga dapat meledak. Bahaya Kesehatan yang dapat ditimbulkan yaitu Uap LPG dapat menyebabkan pusing kepala atau sesak napas, Sentuhan dengan LPG akan mengakibatkan kebekuan yang parah, asap dari LPG yang terbakar mengandung gas yang mengganggu kesehatan dan beracun. Apabila LPG bersentuhan dengan kulit, akan menimbulkan luka bakar dingin yang serius uap LPG tidak boleh dihirup. Konsentrasi uap yang tinggi akan menyebabkan pusing kepala dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Dalam perusahaan ini telah diterapakan SMK3 dan ketentuan K3LL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan) yang harus dipatuhi dan dipahami oleh semua staff, pimpinan, pekerja dan seluruh personil yang terlibat dalam penanganan dan perawatan mesin-mesin yang digunakan dalam pengisian tabung LPG. Semua staff, karyawan maupun pimpinan mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri dalam penerapan keselamatan kerja atau aspek-aspek K3 dalam kendali mereka, termasuk kepatuhan pada persyaratan K3 di perusahaan. Penerapan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan ini sangatlah ketat, hal ini terlihat dari awal memasuki area kantor dan tempat pengisian LPG, terdapat tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang berisi larangan membawa Handphone (HP), korek api, dan kamera foto untuk memasuki area perusahaan, tanda-tanda dan rambu-rambu peringatan telihat jelas dan mudah dipahami oleh setiap orang yang berada diarea SPBE. Setiap karyawan, staff maupun pimpinan, semua memakai APD apabila memasuki area SPBE, budaya atau kepatuhan terhadap peraturan tentang keselamatan kerja dalam perusahaan ini di lakukan oleh semua staff dan karyawan tidak terkecuali pimpinan atau kepala Plant di perusahaan ini.

Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin perlindungan kerja terhadap seluruh kegiatan dilingkungan kerja. Upaya manajemen dilakukan terus menerus untuk menekankan kepada setiap karyawan bahwa perusahaan yang memiliki sistem K3 yang baik agar karyawan mampu memberikan performa atau kinerjanya yang baik pula. PT Patra Trading telah memperoleh penghargaan OHSAS 18001 serta beberapa sertifikasi yang terkait dengan sistem manajemen keselamatan kerja (SMK3). Penghargaan OHSAS 18001 tersebut melengkapi penghargaan yang pernah diterima, yakni ISO 14001 atau sertifikasi terkait dengan sistem manajemen


(5)

lingkungan. Beberapa perusahaan lain yang memperoleh penghargaan tersebut antara lain PT Pertamina (Persero), PT E&P Total Indonesia, Medco Energy, Petrochina, Chevron Indonesia Company dan British Petroleum.

Hal ini merupakan hasil dari kerja keras perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan kerja ( SMK3 ) di perusahaan ini, keberhasilan dalam sistem keselamatan kerja tidak hanya disebabkan oleh manajemen yang baik saja, namun bagaimana cara penerapannya dan selalu memberikan pemahaman tentang kesadaran karyawan untuk melakukan perilaku aman sehingga akan meningkatkan budaya aman ( safety ) dalam perusahaan tersebut. Dari hasil wawancara dan observasi awal yang dilakukan langsung oleh peneliti, diketahui bahwa setiap karyawan atau operator sebelum bekerja selalu melakukan breifing dengan kepala regu atau pengawas Teknik dan LK3 serta pengecekan APD ( Alat Pelindung Diri ) yang terdiri dari seragam, helm, sepatu, sarung tangan panjang, dan masker. Hal ini dilakukan setiap hari sebelum para operator memulai pekerjaan, yang tujuannya adalah untuk kenyamanan dan keamanan operator atau karyawan dalam bekerja. Semua pekerja atau operator haruas mengenakan Alat Pelindung Diri sesuai dengan analisa resiko dan dampak kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan uraian diatas tentang keberhasilan Manajemen dalam menerapakan sistem keselamatan kerja yang baik serta memperoleh beberapa penghargaan ber skala internasional dan juga upaya perusahaan dalam meminimalisir angka kecelakaan dalam beberapa tahun belakangan, maka dari itu penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran dan cara penerapan SMK3 secara umum pada perusahaan Patra Trading Malang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan sistem manajemen K3 yang telah dilakukan di PT. Patra Trading Malang.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui penerapan sistem manajemen K3 yang telah dilakukan di PT. Patra Trading Malang.


(6)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi khususnya psikologi industri, yang berkaitan langsung dengan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap karyawan. 2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna dalam bidang industri bagi pihak perusahaan, baik pimpinan maupun karyawan terutama tentang bagaimana mempersepsikan Penerapan Sitem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)