Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja

efisiensi yang lebih tinggi. Dalam keadaan-keadaan lain beberapa atau semua komponen sistem kerja termasuk pekerjanya diatur dan diukur untuk mendatangkan efisiensi dan produktifitas yang lebih tinggi.

2.10.2 Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja

Bila kita tinjau lebih lanjut maka ruang lingkup ilmu teknik tata cara kerja dapat dibagi kedalam dua bagian besar masing-masing pengaturan kerja dan pengukuran kerja. Peraturan kerja berisi prinsip-prinsip mengatur komponen-komponen sistem kerja untuk mendapatkan alternatif-alternatif sistem kerja terbaik. Disini komponen-komponen sistem kerja diatur sehingga secara bersama-sama berada dalam suatu komposisi yang baik yaitu yang dapat memberikan efisien dan produktifitas tertinggi. Jadi pada bagian pengaturan ini kita dipersenjatai dengan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dan diusahakan pelaksanaannya. Dengan prinsip-prinsip ini kita akian mendapatkan alternatif-alternatif sistem kerja terbaik. Harap diperhatikan bentuk jamak yang diberikan pada kata alternatif. Maka yang didapat bukanlah satu sistem terbaik, melainkan beberapa sistem terbaik. Mengapa demikian? Ini adalah karena sifat “prinsip” dari prinsip-prinsip itu sendiri yaitu bukan bertindak seperti rumus yang harus pastinya didapat segera setelah harga-harga variabel bebasnya dimasukkan ke dalamnya. Macam pekerjaan yang terdapat di sekeliling kita begitu banyak, begitu heterogennya dengan masing-masing mempunyai karakteristik sendiri-sendiri sehingga tidak mungkin untuk menyusun suatu rumus tunggal untuk itu semua dengan mana jawaban atas pertanyaan “sistem mana yang terbaik” dapat langsung diperoleh. Prinsip-prinsip yang dikembangkan, bila diperhatikan dan diusahakan penerapannya, seakan-akan membawa kita kepada beberapa alternatif terbaik dari sangat banyak alternatif sistem kerja lainnya yang tersedia. Ada empat kriteria yang dipandang sebagai pengukur yang baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu, tenaga, psikologis , dan sosiologis. Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika sistem ini memungkinkan waktu penyelesaian sangat singkat, tenaga yang diperlukan menyelesaikannya sangat sedikit dan akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan sangat minim. Berdasarkan kriteria-kriteria inilah alternatif-alternatif sistem kerja dibandingkan satu terhadap yang lainnya. Semakin “murah” semakin baiklah sistem kerja yang bersangkutan. Dengan lain perkataan semakin efisien semakin baiklah sistem kerjanya. Bagian dari teknik tata cara kerja yang mempelajari cara-cara pengukuran sistem kerja disebut pengukuran kerja. Bagian ini berisi teknik-teknik pengukur waktu, tenaga, dan akibat-akibat psikologis serta sosiologis. Teknik-teknik ini dikembangkan secara multidisiplin, artinya dengan menggunakan dan memadukan berbagai ilmu seperti statistik, fisiologis, psikologi, dan sosiologi.

2.11 Pengertian Pemborosan