Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan permintaan konsumen dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan konsumen. Konsumen menghendaki waktu penyelesaian order yang cepat dan waktu pengiriman yang singkat. Untuk memenuhi hal tersebut, perusahaan harus meningkatkan kecepatan pelayanannya. Jika suatu perusahaan tidak meningkatkan kecepatan pelayanannya, maka perusahaan tersebut tidak dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Karena konsumen akan lebih memilih perusahaan yang memberikan pelayanan dengan cepat. Untuk meningkatkan kecepatan pelayanan terhadap konsumen, perusahaan harus mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain adalah waktu setup, waktu proses, kondisi mesin dan lain-lain. Waktu setup dan waktu proses sangat mempengaruhi waktu siklus pembuatan suatu produk. Untuk meningkatkan kecepatan pelayanan, perusahaan harus bisa meminimalisasi waktu set-up dan waktu proses, sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi dan kepuasan konsumen akan tercapai. PT. Naga Bhuana Aneka Piranti adalah sebuah perusahaan meubel, yang berdiri pada tanggal 25 Agustus 1998. Seiring dengan perkembangan perusahaan, jenis barang yang dihasilkan PT. Naga Bhuana Aneka Piranti meliputi garden furniture, indoor furniture, dan juga berbagai macam handicraft. Hal ini dilakukan sesuai dengan permintaan pasar dan perluasan produk-produk tersebut lebih menguntungkan perusahaan. Selama ini PT Naga Bhuana Aneka Piranti menerapkan sistem produksi secara massal. Saat ini PT Naga Bhuana Aneka Piranti sedang memproduksi kursi lipat. Untuk memenuhi pesanan tersebut dibutuhkan waktu penyelesaian yang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kendala yang dihadapi oleh PT Naga Bhuana Aneka Piranti adalah keterlambatan dalam penyelesaian pembuatan kursi lipat sehingga tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Keterlambatan dalam beberapa departemen mengakibatkan waktu penyelesaian yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Contoh keterlambatan tersebut terjadi pada departemen saw mill dimana waktu yang direncanakan 6 hari mengalami keterlambatan menjadi 8 hari. Waktu penyelesaian pembuatan kursi lipat dipengaruhi oleh waktu set-up dan waktu proses. Dalam hal ini, waktu set-up mengambil bagian yang cukup besar dari total waktu penyelesaian. Penghematan waktu set-up dapat mempercepat penyelesaian produk sehingga produk dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal produksi. Dampak dari ketepatan waktu ini adalah meningkatnya produktivitas yang mengakibatkan penambahan pendapatan perusahaan. Dengan adanya permasalahan tersebut, PT Naga Bhuana Aneka Piranti perlu melakukan pengurangan waktu set-up untuk mengatasi keterlambatan penyelesaian produksi kursi lipat. Pengurangan waktu set up dapat dilakukan dengan menggunakan metode Single-Minute Exchange of Die SMED.

1.2 Perumusan Masalah