2. Penyusutan dinding sel kayu terjadi ketika kadar air kayu dibawah titik jenuh serat.
3. Perubahan kadar air dibawah titik jenuh serat mengakibatkan perubahan sifat fisis dan mekanis kayu.
Penurunan kadar air kayu akan berlangsung terus hingga tercapainya kondisi kayu yang tidak lagi dapat melepas air ke lingkungannya. Kadar air pada
kondisi ini disebut kadar air kesetimbangan Tobing 1988.
Tujuan dan Manfaat Pengeringan Kayu
Tujuan pengeringan ialah untuk menjaga stabilitas dimensi akibat penyusutan kayu yang sering menimbulkan cacat bentuk. Pengeringan juga
mengurangi berat kayu, meningkatkan kekuatan kayu dengan berkurangnya kadar air dibawah titik jenuh serat, menghindari serangan agen perusak biologis,
mempermudah proses pengerjaan selanjutnya, dan mempermudah pemasukan bahan pengawet Coto 2004.
Faktor yang Mempengaruhi Pengeringan Kayu
Proses pengeringan kayu dipengaruhi oleh sifat-sifat kayu dan lingkungan pengeringan. Sifat kayu yang berpengaruh terhadap proses pengeringan adalah
struktur anatomi, diantaranya adalah :
1. Kayu gubal dan kayu teras
Kayu gubal merupakan bagian dalam batang pohon yang terdiri dari bagian xylem yang masih hidup dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan
menyimpan cadangan makanan. Bagian kayu gubal cenderung basah dan lebih mudah dikeringkan. Sedangkan pada kayu teras seluruh proses fisiologi sudah
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan banyak mengandung zat ekstraktif sehingga permeabilitas kayu menurun sehingga sulit dikeringkan dan
mudah mengalami cacat pengeringan Pandit 2008.
2. Empulur pith
Menurut Tobing 1988, sifat pengeringan bagian empulur berbeda dengan jaringan kayu lainnya, karena empulur memiliki ikatan yang lebih lemah dengan
jaringan kayu disekelilingnya sehingga terkadang mudah terlepas dalam proses pengeringannya terutama pada pengeringan suhu yang relatif tinggi.
3. Kayu remaja Juvenile wood
Kayu remaja merupakan bagian kayu yang terbentuk oleh kambium berumur muda yang memiliki banyak serat spiral dan diding sel yang tipis. Kayu
remaja berpotensi susut arah longitudinal lebih besar dibandingkan bagian kayu lainnya. Cacat yang sering terjadi pada bagian ini adalah deformasi perubahan
bentuk seperti cacat bungkuk crook dan collapse Haygreen dan Bowyer 2007.
4. Jari-jari kayu
Menurut Pandit 2008, jari-jari kayu terdiri dari sel-sel berdinding tipis oleh karena itu relatif lebih lemah terutama jari-jari yang rapat, sehingga bagian
ini sering mengalami cacat pengeringan seperti retak permukaan, pecah atau retak dalam.
5. Riap tumbuh
Pada penampang lintang batang dapat dilihat adanya garis-garis konsentris yang terlihat nyata ataupun samar. Garis-garis konsentris ini memusat pada
empulur dan disebut riap tumbuh. Dalam satu riap tumbuh terdiri dari dua bagian kayu, yaitu kayu gubal dan kayu teras Pandit 2008. Sifat pengeringan kayu
gubal dan kayu teras berbeda yang diakibatkan oleh berat jenisnya yang berbeda. Oleh karena itu penyusutan arah radial dan tangensial kayu sering diikuti oleh
deformasi.
6. Mata kayu