MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM TANGERANG, BANTEN

(1)

i

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PONDOK

PESANTREN DAAR EL-QOLAM TANGERANG, BANTEN.

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang

Dan diterima untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar SarjanamPendidikan Islam (S.Pd.I)

Pada tanggal : 10 Juli 2014

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Prof. Ishomuddin, M.Si 1. ………

2. Prof. Dr. Syamsul Arifin, M. Si 2. ………...

3. Drs. Faridi, M.Si 3……….

4. Drs. HN Taufiq, M.Ag 4……….

Mengesahkan, Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang Dekan,


(3)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Pertama-tama dan yang paling utama tiada kata kata yang pantas kita ucapkan selain ucapan syukur kita kepada Allah SWT atas segala kebaikan, rahmah dan kasih sayangnya yang terus diberikan kepada kita hamba kesayangan-Nya. Alhamdulillah wa syukurillah dengan segala usaha dan jerih payah akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul MOTIVASI ORANGTUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM TANGERANG, BANTEN sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1), walaupun masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi baik secara moril ataupun bentuk dukungan yang lainnya, secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang beserta para Pembantu Rektor I,II dan III atas segala motivasi dan fasilitas yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang.


(4)

2. Bapak Drs. Faridi, M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam beserta para pembantu Dekan Fakultas Agama Islam Bapak Drs. HN Taufiq, M.Ag selaku pembantu Dekan I; Bapak Saiful Amien, S.Ag., M.Pd selaku pembantu Dekan II; dan Bapak Drs. Muhammad Sarif, M.Ag selaku pembantu Dekan III. Terima kasih atas segala perhatian, motivasi, bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di FAI UMM.

3. Ketua jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam UMM, Ibu Nur Afifah Khurin Maknin, S.PdI., M.Kes yang tidak pernah lelah mencurahkan perhatian dan bimbingannya kepada penulis selama menuntut ilmu di jurusan Tarbiyah FAI UMM.

4. Bapak Drs. Faridi, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. HN Taufiq, M.Ag, terimakasih atas bimbingan dan arahan selama proses pembuatan skripsi ini hingga akhirnya karya kecil ini bisa terselesaikan walaupun masih banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Semoga kesabaran dan keikhlasan selama membimbing penulis selama proses pembuatan skripsi ini dicatat sebagai salah satu amalan ibadah oleh Allah SWT. Amin.

5. Dosen-dosen Fakultas Agama Islam UMM, dan terkhususkan dosen-dosen Tarbiyah Fakultas Agama Islam UMM yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih sebesar-besarnya atas kesabaran dan keikhlasan dalam


(5)

x

memberikan ilmu yang melimpah, semoga ilmu yang penulis peroleh bisa bermanfaat bagi masyarakat. Amin.

6. Keluarga besar yang ada di Pulau Buru khususnya kedua orangtuaku yang tercinta ayahanda Fathoni Abbas dan Suryati Ningsih terima kasih atas segala ketulusan dalam merawat dan mendidik anak-anaknya dengan penuh cinta. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu dan mengasihimu sebagaimana engkau mengasihi kami sewaktu kami kecil hingga sekarang. Kedua kakakku dan satu-satunya adik kebanggaanku yang telah memberikan do’a dan dukungan dan motivasi selama menuntut ilmu, semoga perantauan ini tidak sia-sia dan ilmu yang diperoleh bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi pendidikan di Pulau Buru. Amin.

7. Teman-teman Tarbiyah Fakultas Agama Islam UMM angkatan 2010, terima kasih atas kebersamaan selama ini, semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.

8. Teman-teman seperjuangan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), komisariat “Tamaddun” FAI terkhususkan Pimpinan Harian Tamaddun FAI

periode 2012-2013. Terima kasih telah memberikan pengalaman berorganisasi yang tidak pernah penulis peroleh di bangku kuliah. Tak lupa juga terima kasih pada teman-teman seperjuangan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FAI UMM periode 2011-2012 dan 2012-2013 serta teman-teman di LSO


(6)

FAGAMA SPORT, yang telah banyak mengajarkan semangat sportivitas dan semangat perjuangan di organisasi.

9. Teman-teman D’ADVENTUR terima kasih atas pengalaman tak terlupakan dan rasa persaudaraan selama berpetualang bersama. Tanpa kalian hari-hari di Malang akan terasa sepi.

10.Teman-teman Romanisti Club Malang terima kasih sudah mau menerima saya sebagai anggota keluarga RCI Malang.

11.Kepada seluruh pihak yang turut serta membantu dalam proses pembuatan skripsi yang namanya belum sempat ditulis satu persatu.

Penulis sadari masih banyak kesalahan dalam penulisan sekripsi ini. Dengan kerendahan hati penulis sangat mengaharapkan masukan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan penulisan skripsi ini. Semoga karya kecil ini bisa memberi manfaat bagi para pembacanya.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Malang, 05 Juli 2014 Penulis

Anhar Firmansyah NIM 201010010311005


(7)

DAFTAR ISI

xii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO. ... iv

PERSEMBAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Motivasi ... 13

1. Pengertian Motivasi ... 13

2. Macam-macam Motivasi... 20

3. Fungsi Motivasi... 22

B. Orangtua ... 24


(8)

2. Tujuan Motivasi Orangtua ... 25

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Orangtua..… 26

C. Pondok Pesantren ... 37

1. Pengertian Pondok Pesantren ... 37

2. Tujuan Pendidikan Pesantren ... 38

3. Unsur-unsur Pesantren ... 40

4. Ciri-ciri Pendidikan Pesantren ... 42

5. Model-model Pesantren ... 43

6. Metode Pembelajaran Pondok Pesantren ... 45

BAB III : METODE PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Lokasi Penelitian ... 52

C. Sumber dan Jenis Data ... 53

D. Informan Penelitian ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 55

F. Teknik Analisis Data……….... 57

BAB I V : HASIL PENELITIAN ... 61

A. Latar Belakang Obyek Penelitian ... 61

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Daar El-Qolam ... 61

2. Perkembangan Pondok Pesantren Daar El-Qolam ... 65

3. Tenaga Pendidik dan Pengajar ... 69

4. Kegiatan Murid di Pondok Pesantren ... 70

5. Sarana Prasarana Penunjang Proses Pendidikan ... 74


(9)

xiv

1. Motivasi Orangtua Menyekolahkan Anaknya ke Pondok

Pesantren Daar El-Qolam ... 76

2. Sistem Pembelajaran di Pondok Pesantren Daar El-Qolam ... 82

BAB V : PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Atabik, Muhdlor A. Zuhdi. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Jogjakarta: Multi Karya Grafika.

A. Partanto, Pius dan AL Barry, M. Dahlan. (2001). Kamus Ilmiah Populer,

Surabaya: Arkolah.

Atmaja Prawira, Purwa. (2012). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, Jogjakarta: AR-Ruz Media.

Barnawi, Arifin Mohammad. (2013). Branded School Membangun Sekolah Unggul Berbasis Peningkatan Mutu Jogjakarta: AR-RRUZZ MEDIA.

B. Uno, Hamzah. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya; Analisi dibidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Askara.

Bungin, M. Burhan. (2010). Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Prenada Media Group.

Departemen Agama RI. (2003). Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya, Jakarta:Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Djamas Nurhayati. (2009). Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif; dasar-dasar dan aplikasi, Malang: YA 3 Malang.

Gunawan, Imam. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif; Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Askara.

H. Schunk, Dale. et al., ( 2012). Motivasi Dalam Pendidikan; Teori, Penelitian dan Aplikasi, Edisi ketiga, Jakarta: Indeks.


(11)

88

Hasbullah. (1995). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia; Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta: RajaGrafindo.

Hidayah, Rifa. (2009). Psikologi Pengasuhan Anak, Malang: UIN Malang Press. http:// www. Daar El-Qlam.ac.id.

J. Moleong, Lexy. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kartono. (1982). Peranan Keluarga Memandu Anak, : Rajawali

Khozin. (2001). Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, Malang: UMM Press. M. Yusuf, Kadar. (2011). Tafsir Tarbawi, Riau: Zanafa Publishing.

Majid Abdul Khon. (2012). Hadis Tarbawi; Hadis-hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nasution, Thamrin. (1985). Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Nata, H. Abuddin. (2012). Kapita Selekta Pendidikan Islam; Isu-isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam, Jakarta: RajaGrafindo.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.

Qomar, Mujamil . Pesantren; Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga.

Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Shalahuddin, Mahfudh . ( 1990). Pengantar Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu.

Soemanto, Wasty. (1990). Psikologi Pendidikan; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Rineka Cipta.

Sopratin, Popi dan Sahrani, Sohari. (2011). Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam


(12)

Sugiono. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2010.

Suwaid, Muhammad. (2009). Mendidik Anak Bersama Nabi; Panduan Lengkap Pendidikan Anak Disertai Teladan Kehidupan Para Salaf, Solo: Pustaka Arafah.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Team Pustaka Phoenix. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, Jakarta: Pustaka Phoenix.

Thohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo.

Wahyuni, Esa Nur. (2010). Motivasi Dalam Pembelajaran, Malang: UIN Malang Press.


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Anak adalah karunia dari Allah yang diberikan kepada manusia. Imam Ghazali mengatakan:

“Anak merupakan amanah bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan mutiara yang masih polos tanpa ukiran dan gambar. Dia siap diukir dan cenderung kepada apa saja yang mempengaruhinya. Jika dia dibiasakan untuk berbuat kebaikan, dia akan tumbuh menjadi anak yang baik…..”1

.

Semua anak yang dilahirkan adalah dalam keadaan suci, maka yang membuat anaknya berbakti ataupun durhaka adalah kedua orangtuanya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

: ع ها يضرةرير ىا نع

لاق

لاق

ص ها ل سر

ها ىل

ع

ّاإ د ل م نم ام ملس يل

ُا بأف ةرطفلا ىلعدل ي

1

Muhammad Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi; Panduan Lengkap Pendidikan Anak DIsertai Teladan Kehidupan Para Salaf, (Solo: Pustaka Arafah, 2009), hal. 19.


(14)

2

ُي

أ نارِّ ُيَ نادِ

) يلع قفتم( .... ناَسَِّمُي

Artinya :Dari Abi Hurairah R.a berkata : Rasulullah SAW bersabda "Tidak ada dari seorang anak (Adam) melainkan dilahirkan atas fitrah (Islam), maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi atau beragama Nasrani atau beragama Majusi.(HR. Muttafaq `Alaih)2.

Setiap orangtua muslim pasti akan menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orangtuanya. Karena akan sangat bahagia bagi orangtua yang memiliki anak-anak yang sholeh. Selain itu anak yang sholeh bisa menjadi penyelamat orangtuanya ketika kelak sudah meninggal dunia, sebab do’a anak sholeh yang mendo’akan kedua orangtuanya termasuk salah satu amalan yang tidak akan terputus meskipun telah meninggal dunia3.

Dalam mendidik anak tentunya bukan hal yang mudah. Apalagi ditambah dengan kesibukan pekerjaan dan lain sebagainya sehingga ada istilah anak yang “broken home”. Ini disebabkan kurangnya perhatian orangtua terhadap anak sehingga anak mencari perhatian lain dengan melakukan hal-hal yang negatif. Pendidikan merupakan faktor yang harus mendapat perhatian khusus oleh orangtua baik itu pendidikan di keluarga, di masyarakat maupun pendidikan di sekolah. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku anak. Sebab, pendidikan tidak bisa dilepaskan dari pembentukan karakter dan akhlak yang

2

Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi; Hadis-hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal.235.


(15)

3

mulia. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin beretika dalam berprilaku atau melakukan tindakan.

Menentukan sekolah yang terbaik untuk anak-anak merupakan keputusan yang penting bagi setiap orangtua. Pasalnya, di sekolah itulah nantinya orangtua menitip-amanatkan dan menggantungkan harapan masa depan anak-anaknya. Dan ketika akhirnya orangtua memilih salah satu sekolah dan mengeliminasi sekolah lain, pasti ada alasan-alasan tertentu yang melatarbelakanginya. Sekolah yang dipilih tersebut pasti memiliki sesuatu yang memenuhi prasyarat tertentu. Jadi, sekolah pilihan bukanlah sekolah yang biasa saja, melainkan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah lain.

Menurut Al Arif ada beberapa alasan mengapa harus memilih sekolah yang terbaik.

1. Anak akan menghabiskan sebagian waktunya di sekolah. Jika tidak dipilihkan sekolah yang terbaik maka akan mempengaruhi perkembangannya.

2. Sekolah adalah tempat belajar, berkembang, dan berkreativitas. Artinya sekolah memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak, kepribadian, dan kreativitasnya.

3. Anak sangat menghargai waktu disekolah. Sehingga anak akan lebih fokus belajar disekolah karena anak menyadari betul bahwasannya disekolah adalah tempat menimba ilmu4.

Dalam memilih sekolah, orangtua semakin kritis dan teliti. Hal yang dilihat tidak lagi mahal-murahnya biaya yang dikeluarkan, tetapi sudah dalam ranah seberapa jauh sekolah memberi garansi kualitas out-put-nya. Setidaknya, ada tiga hal yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih sekolah, yakni kualitas

4


(16)

4

pembelajarannya, kualitas sarana dan prasarana sekolahnya, dan tentu kualitas alumninya5.

Pandangan masyarakat tentang sekolah berkualitas cukup bervariatif. Ada sebagian masyarakat yang menganggap sekolah yang berkualitas ialah sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikannya dilakukan secara manusiawi. Dengan kata lain, proses pembelajaran dilaksanakan dengan suasana damai dan menyenangkan tidak ada tawuran atau penganiayaan di sekolah yang bersangkutan. Siswanya diberi kebebasan untuk berkreasi guna mengembangkan potensinya secara bebas. Siswanya banyak meraih prestasi lokal, nasional maupun internasional. Ada pula masyarakat yang mengatakan bahwa sekolah yang berkualitas ialah sekolah yang memiliki fasilitas yang lengkap, gedungnya megah, bersih, dan sarana pendukungnya memadai. Kemudian ada juga masyarakat memandang bahwa sekolah yang berkualitas ialah sekolah yang menghasilkan lulusan pintar, nilai bagus, dan diterima di perguruan tinggi bergengsi atau diterima di perusahaan-perusahaan besar.

Memang tidak ada batasan definitif tentang sekolah berkualitas. Tetapi, pandangan masyarakat yang tertuju pada aspek pembelajaran, sarana prasarana serta profil alumni akan mengerahkan selera masyarakat terhadap suatu lembaga pendidikan.

Sekarang ini banyak lembaga-lembaga pendidikan yang menawarkan pendidikan agama sekaligus dengan pengetahuan umum dengan konsep pondok atau para peserta didiknya tinggal di asrama yang telah disediakan. Hal ini


(17)

5

bertujuan untuk memudahkan para guru untuk memantau perkembangan para siswanya selain itu waktu belajar siswa lebih banyak dan efektif dari pada mereka yang belejar di luar lingkungan pondok atau asrama.

Pondok Pesantren Daar El-Qolam merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya juga diajarkan pengetahuan umum yang diharapkan kelak tetap eksis keberadaanya untuk mencetak generasi Islam yang tangguh dan menguasai ilmu pengetahuan yang luas guna menghadapi tantangan zaman yang semakin komplek.

Dalam perkembangannya Pesantren Daar El-Qolam secara kontinu membuka diri terhadap perkembangan pendidikan yang multi dimensi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran. Usaha tersebut dibuktikan dengan pendirian lembaga perguruan tinggi dan peningkatan sumber daya tenaga pengajar. Guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran. Kelengkapan sarana dan prasarana pesantren terus dilakukan dengan memperbaiki dan melengkapai serta memelihara sarana yang ada6.

Melihat dari perkembangannya, bahwa orangtua yang menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren Daar El-Qolam sepertinya dari tahun ke tahun mengalamai perkembangan yakni meningkat. Bahkan muridnya tidak hanya berasal dari pulau Jawa saja, yang datang dari luar pulau Jawa untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren Daar El-Qolam tidak kalah banyak jumlahnya dengan murid yang berasal dari pulau Jawa. Padahal Pondok Pesantren Daar El-Qolam

6

http:// www. Daar El-Qolam.ac.id/Panca Jangka Pondok Pesantren Daar El-Qolam/. Diakses pada Senin, 28 April 2014 pukul 13:35.


(18)

6

tidak pernah melakukan promosi atau mengiklankan diri melalui media massa, media cetak maupun papan reklame yang dipasang dipinggir jalan, tetapi orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren semakin meningkat jumlahnya.

Alumni Pondok Pesantren Daar El-Qolam sudah tersebar ke seluruh pelosok negeri bahkan ada juga yang melanjutkan pendidikannya ke luar negeri selepas dari pondok pesantren. Alumni Pondok Pesantren Daar El-Qolam berada di bawah naungan IKPD (Ikatan Keluarga Besar Pondok Pesantren Daar El-Qolam). Beberapa telah mendirikan pondok pesantren, dan beberapa aktif dalam berbagai profesi yang lain, seperti politisi, pegawai pemerintah, da’i, dosen, guru, wartawan, pengusaha dan sebagainya7.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat orangtua murid kelas1 Madrasah Tsanawiyah Daar El-Qolam menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren Daar El-Qolam. Adapun peneliti mengemas penelitian ini dengan judul : “MOTIVASI ORANGTUA MENYEKOLAHKAN ANAKANYA KE PONDOK PESANTRENDAAR EL-QOLAM TANGERANG, BANTEN.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang menjadi sasaran dalam penelitian ini:

7


(19)

7

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi orangtua murid kelas1 Madrasah Tsanawiyah Daar El-Qolam menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren ? 2. Bagaimanakah sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Daar El-Qolam ?

2.3Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi minat atau motif orangtua murid kelas1 Madrasah Tsanawiyah Daar El-Qolam menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimanakah sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Tangerang, Banten.

2.4Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan penelitian ini, penulis bisa memberikan suatu informasi yang berguna baik dari segi aspek teoritis maupun praktis bagi semua pihak baik penulis sendiri sebagai peneliti maupun para pembaca.

1. Pimpinan Pondok Pesantren Daar El-Qolam.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam pengembangan dan pembinaan dalam penyelenggaraan pesantren.

2. Bagi penulis.

Sebagai penerapan ilmu dan perluasan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan dan manajemen pesantren. Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari.


(20)

8

1.5Definisi Operasional a. Motivasi

Menurut Printich dan Schunk Motivasi berasal dari kata latin moveers

yang berarti menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan8. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivasi berasal dari kata “motif” yakni sebab-sebab yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan9. Motivasi berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dengan minat atau motivasi dimaksud usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seseorang itu mau, dan ingin melakukannya. Menurut Gleitmen dan Reber pengertian dasar motivasi ialah:

keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah10.

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi tehadap masing-masing individu manusia yang ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang dan dirangsang dengan adanya tujuan terhadap adanya tujuan11.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu,

8

Esa Nur Wahyuni, Motivasi Dalam Pembelajaran, (Malang: UIN Malang Press, 2010), hal. 12.

9

Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007), hal. 588.

10

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 151. 11


(21)

9

dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh dalam diri seseorang12.

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni motif atau usaha orangtua kandung murid kelas 1 Madrasah Tsanawiyah Daar El-Qolam menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren.

b. Pondok Pesantren

Secara bahasa, pondok berarti tempat tinggal atau bangunan sementara. Pondok dalam bahasa arab disebut al fundduq13 yang bermakna asrama, tempat penginapan sementara yang merupakan tempat para santri menuntut ilmu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pondok berarti madrasah asrama dan tempat murid-murid atau para santri belajar mengaji14. Menurut pendapat Profesor John dan CC. Berg istilah pesantren berawal dari kata santri, berawalan “pe” dan berakhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri15.

Menurut Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umunya menetap di

12

Ibid. hal. 75. 13

Atabik Ali, A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Jogjakarta: Multi Karya Grafika), hal.1408.

14

Team Pustaka Phoenix, Op.Cit.,hal. 665. 15

Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, (Malang: UMM Press, 2001), hal. 64.


(22)

10

pesantren. Tempat dimana para santri menetap, di lingkungan pesantren, disebut dengan istilah pondok. Dari sinilah timbul istilah pondok pesantren16.

Sedangkan menurut Nurhayati Djamas pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional yang sangat popular, khususnya di Jawa, dapat dilihat dari dua sisi pengertian yaitu pengertian dari segi fisik atau bangunan dan pengertian kultural. Dari segi fisik, pesantren merupakan sebuah kompleks pendidikan yang terdiri dari susunan bangunan yang dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung penyelenggraraan pendidikan. Secara kultural, pesantren mencakup pengertian yang lebih luas mulai dari sistem nilai khas yang secara intrinsik melekat di dalam pola kehidupan komunitas santri, seperti kepatuhan pada kiyai sebagai tokoh sentral, sikap ikhlas dan tawadhu, serta tradisi keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun17.

Pondok pesantren yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren Daar El-Qolam Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan karya ilmiah haruslah diuraikan secara jelas, untuk mendapatkan uraian secara jelas, maka peneliti menyusun kepenulisan ini menjadi lima bagian (bab), yang secara sistematis adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan.

16

Op. Cit. hal. 1. 17


(23)

11

Pada bab pendahuluan ini peneliti akan mendeskripsikan secara umum dan menyeluruh mengenai skripsi ini, terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian pustaka.

Pada bab II ini diuraikan teori-teori yang menunjang penelitian, yang diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka pada penelitian ini menjelaskan tentang beberapa aspek penting yakni tentang pengertian motivasi, fungsi motivasi, faktor-aktor yang mempengaruhi motivasi orangtua, macam-macam motivasi, tujuan motivasi orangtua, pengertian pesantren, dasar dan tujuan pendidikan pesantren, unsur-unsur pesantren, cirri-ciri pendidikan pesantren, dan model-model pesantren.

BAB III : Metode penelitian.

Pada bab III ini menguraikan bagaimana penelitian dilakukan. Di dalamnya mencakup metode penelitian, yang isinya meliputi, jenis penelitian, lokasi penelitian, Informan, Sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data.


(24)

12

Pada bab IV ini menguraikan secara singkat dan jelas analisis data yang diperoleh dari lapangan serta menyajikan data dari lapangan yang kemudian digunakan untuk menemukan jawaban atas masalah-masalah penelitian.

BAB V : Kesimpulan.

Bab ini terdiri dari:

 kesimpulan

Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.

 Saran

Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, yakni pimpinan pondok pesantren sehubungan dengan hasil penelitian.


(25)

(1)

1.5Definisi Operasional a. Motivasi

Menurut Printich dan Schunk Motivasi berasal dari kata latin moveers yang berarti menggerakkan. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan8. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivasi berasal

dari kata “motif” yakni sebab-sebab yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan9. Motivasi berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dengan minat atau motivasi dimaksud usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seseorang itu mau, dan ingin melakukannya. Menurut Gleitmen dan Reber pengertian dasar motivasi ialah:

keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah10.

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi tehadap masing-masing individu manusia yang ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang dan dirangsang dengan adanya tujuan terhadap adanya tujuan11.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu,

8

Esa Nur Wahyuni, Motivasi Dalam Pembelajaran, (Malang: UIN Malang Press, 2010), hal. 12.

9

Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2007), hal. 588.

10

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 151.

11

Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 73.


(2)

dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh dalam diri seseorang12.

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni motif atau usaha orangtua kandung murid kelas 1 Madrasah Tsanawiyah Daar El-Qolam menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren.

b. Pondok Pesantren

Secara bahasa, pondok berarti tempat tinggal atau bangunan sementara. Pondok dalam bahasa arab disebut al fundduq13 yang bermakna asrama, tempat penginapan sementara yang merupakan tempat para santri menuntut ilmu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pondok berarti madrasah asrama dan tempat murid-murid atau para santri belajar mengaji14. Menurut pendapat Profesor John dan CC. Berg istilah pesantren berawal dari kata santri, berawalan “pe” dan

berakhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri15.

Menurut Atabik Ali dan A. Zuhdi Muhdlor pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umunya menetap di

12

Ibid. hal. 75.

13

Atabik Ali, A. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Jogjakarta: Multi Karya Grafika), hal.1408.

14

Team Pustaka Phoenix, Op.Cit.,hal. 665.

15

Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, (Malang: UMM Press, 2001), hal. 64.


(3)

pesantren. Tempat dimana para santri menetap, di lingkungan pesantren, disebut dengan istilah pondok. Dari sinilah timbul istilah pondok pesantren16.

Sedangkan menurut Nurhayati Djamas pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional yang sangat popular, khususnya di Jawa, dapat dilihat dari dua sisi pengertian yaitu pengertian dari segi fisik atau bangunan dan pengertian kultural. Dari segi fisik, pesantren merupakan sebuah kompleks pendidikan yang terdiri dari susunan bangunan yang dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung penyelenggraraan pendidikan. Secara kultural, pesantren mencakup pengertian yang lebih luas mulai dari sistem nilai khas yang secara intrinsik melekat di dalam pola kehidupan komunitas santri, seperti kepatuhan pada kiyai sebagai tokoh sentral, sikap ikhlas dan tawadhu, serta tradisi keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun17.

Pondok pesantren yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren Daar El-Qolam Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan karya ilmiah haruslah diuraikan secara jelas, untuk mendapatkan uraian secara jelas, maka peneliti menyusun kepenulisan ini menjadi lima bagian (bab), yang secara sistematis adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan.

16

Op. Cit. hal. 1.

17

Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca kemerdekaan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hal.20.


(4)

Pada bab pendahuluan ini peneliti akan mendeskripsikan secara umum dan menyeluruh mengenai skripsi ini, terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian pustaka.

Pada bab II ini diuraikan teori-teori yang menunjang penelitian, yang diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka pada penelitian ini menjelaskan tentang beberapa aspek penting yakni tentang pengertian motivasi, fungsi motivasi, faktor-aktor yang mempengaruhi motivasi orangtua, macam-macam motivasi, tujuan motivasi orangtua, pengertian pesantren, dasar dan tujuan pendidikan pesantren, unsur-unsur pesantren, cirri-ciri pendidikan pesantren, dan model-model pesantren.

BAB III : Metode penelitian.

Pada bab III ini menguraikan bagaimana penelitian dilakukan. Di dalamnya mencakup metode penelitian, yang isinya meliputi, jenis penelitian, lokasi penelitian, Informan, Sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data.


(5)

Pada bab IV ini menguraikan secara singkat dan jelas analisis data yang diperoleh dari lapangan serta menyajikan data dari lapangan yang kemudian digunakan untuk menemukan jawaban atas masalah-masalah penelitian.

BAB V : Kesimpulan.

Bab ini terdiri dari:

 kesimpulan

Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.

 Saran

Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, yakni pimpinan pondok pesantren sehubungan dengan hasil penelitian.


(6)

Dokumen yang terkait

Efektifitas hukuman terhadap kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Daar El-Qolam

1 32 96

Aktifitas dakwah KH.Ahmad Rifa'i Arief melalui pondok pesantren daar el qolam Gitung Jayanti Tangerang (1968-1997)

1 44 80

Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang

17 169 140

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI SMP AL-QOLAM MUHAMMADIYAH GEMOLONG KELAS VII TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Di SMP Al Qolam Muhammadiyah Gemolong Kelas Vii Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 2 18

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI SMP AL - QOLAM MUHAMMADIYAH GEMOLONG KELAS VII TAHUN Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Di SMP Al Qolam Muhammadiyah Gemolong Kelas Vii Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 1 19

PENDAHULUAN Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Di SMP Al Qolam Muhammadiyah Gemolong Kelas Vii Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 2 5

MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAKNYA Motivasi Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anaknya Di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Tahun 2012-2013.

0 1 17

MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAKNYA Motivasi Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anaknya Di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Tahun 2012-2013.

0 2 20

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI PESANTREN ISLAMIC CENTER BIN BAZ YOGYAKARTA Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anaknya di Pesantren Islamic Center Bin Baz Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 14

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI PONDOK PESANTREN RAUDHATUL ULUM

0 1 76