Masa Orde Baru Masa Reformasi

dari Muhammadiyah untuk menduduki kursi Mentri Agama. 4 Kegagalan tersebut semakin memotifasi ulama tradisional untuk keluar dari partai ini dan mendirikan partai sendiri yang diberi nama NU. Dengan adanya perpecahan dua partai ini bukan hanya mengakibatkan perpecahan dari dua golongan ulama tersebut, tetapi juga membuat umat islam yang ada di Indonesia saat itu menjadi terpecah belah. Dari kasus ini adapat kita lihat bahwa dalam hal politik ulama sudah mulai mementingkan kelompok masing-masing dan tidak melihat keadaan umat islam pada saat itu. Pada tahun 1960-an partai Masyumi dibekukan dan tinggal PNU sebagai satu-satunya partai Islam yang ada di Indonesia.

2. Masa Orde Baru

Kegagalan percobaan kudeta PKI pada 30 September 1965 memberikan konsekuensi bahwa Orde Lama akan hancur dan muncul pemerintahan Orde Baru. 5 Banyak yang menganggap bahwa kehancuran Komunis akan memberikan peran penting PNU dalam membina umat dan memajukan Negara ini dan islam akan kembali menjadi kekuatan politik sebagai mana terjadi pada masa demokrasi parlementer. Namun dengan taktik pemerintah yang didukung oleh militer dengan penundaan pemilu sampai tahun 1971 dan menjadikan Golkar sebagai organisasi politik yang mendukungnya, harapan tokoh islam tidak menjadi kenyataan karena pada saat itu Golkar menang dengan memperoleh suara 62. 6 Pada masa Orde Baru, PNU bergabung dengan PPP. Ketika Orde Baru ingin menguasai kekuasaan, Soeharto membujuk ulama untuk bergabung bersama Golkar. Sekjak itulah ulama ada yang di PPP dan ada juga yang di Golkar, dan hal itu semakin membuat perpecahan dikalangan umat islam. Pada era tersebut untuk meraih suara umat, para ulama yang tergabung di Golkar dan PPP melakukan berbagai cara, bahkan mereka juga sempat 4 Hasbi Indra, Pesantren dan Transpormasi Sosial” Jakarta: Penerbit Penamadani, 2005, hal 51 5 Nanang Tahqiq, Politik Islam, Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2004, hal 191 6 Ibid, hal 191 4 mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa “umat Islam haram hukumnya apabila tidak memilih PPP”. Dengan kasus tersebut jelas bagi kita bahwa pada saat itu ulama kita sudah berani berfatwa halal dan haram dalam memilih partai yang notabene belum tentu bersih, bijaksana dan diridhai oleh Allah.

3. Masa Reformasi

Pada pemilu pertama masa reformasi partai politik islam PPP sudah mulai melakukan berbagai cara supaya bisa memperoleh kekuasaan tertinggi di Negara ini walaupun harus melakukan berbagai cara yang tidak adil. Seperti hal yang terjadi pada pemilu 1999, pada pemilu tersebut jelas-jelas bahwa partai yang memenangkan pemilu adalah PDIP dan yang berhak menjadi Presiden pada saat utu adalah Megawati Soekarno Putri. Namun dengan taktik politiknya ulama- ulama PPP mengeluarkan fatwa bahwa dalam ajaran islam ditegaskan perempuan tidak boleh untuk menjadi pemimpin. Maka dengan berat hati Megawati harus rela jabatannya diberikan kepada Abdurahman Wahed dan Megawati harus puas denga jabatan sebagai Wakil Presiden. Namun setelah presiden Abdurahman Wahid dilengserkan dari jabatannya karena berbagai hal, maka otomatis posisi Presiden RI digantikan oleh Wakil Presiden yaitu Megawati, dan para ulama PPP akhirnya mencabut fatwa pertamanya karena alasan mudharat. Tetapi menurut pengamatan banyak orang, alasan kenapa PPP mengeluarkan fatwa yang demikian karena Megawati mengajak Hamzahas yang merupakan kader PPP untuk menjadi wakilnya. 7 Jadi jelas bagi kita bahwa fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama bukan berdasarkan kebutuhan Agama atau umat Islam, tetapi melainkan karena kepentingan Partai atau golongan mereka.

B. Ulama dan Politik Praktis