39
4.1.1 Pencairan SP2D
Sebelum SP2D cair, yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran terlebih dahulu yaitu pengajuan SPP UPGUTULS. Di dalam SPP tersebut terdapat
rincian belanja. Pengajuan yang diajukan, sesuai dengan kebutuhan belanja OPD. Setelah SPP UPGUTULS diajukan, Bendahara Pengeluaran membuat SPM dan
disahkan oleh PA untuk mencairkan SP2D UPGUTULS. Setelah di validasi oleh bagian Kasda dan disetujui oleh PPKD selaku Bendahara Umum Daerah
BUD, maka SP2D tersebut dapat dicairkan. SP2D UPGUTU dimasukan ke dalam buku pembantu simpanan bank Bendahara Pengeluaran terlebih dahulu.
Setelah itu baru dimasukan ke dalam Buku Kas Umum BKU Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu. Setelah SP2D cair dan
dibagikan ke Bendahara Pengeluaran Pembantu, maka SP2D tersebut dibelanjakan dan bukti dari belanja tersebut dikumpulkan sebagai bahan
pembuatan pertanggungjawaban administratif.
4.1.2 Buku Kas Umum BKU Bendahara Pengeluaran Pembantu
Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat BKU yang di dalamnya mencatat bukti belanjaBPK Bukti Pengeluaran Kas, pungutan pajak yang
dilakukan dalam belanja, kemudian pungutan pajak tersebut disetorkan kembali ke kas negara melalui Bendahara Pengeluaran. Setiap transaksi belanja yang
dilakukan, maka Bendahara Pengeluaran Pembantu wajib mencatatnya ke dalam BKU BPP. Setiap pembelian yang memungut pajak dan kemudian disetorkan ke
40
kas negara, Bendahara Pengeluaran juga mencatat ke dalam BKU di kolom penerimaan dan pengeluaran. Berikut penulis sajikan contoh BKU BPP:
Gambar 4.1 BKU BPP
Buku Kas Umum diatas dibuat oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu yang disetujui oleh Kabid di setiap bidang selaku KPA. BKU tersebut yang
nantinya dilaporkan kepada PA melalui Bendahara Pengeluaran. BKU ini lah yang disebut dengan SPJ 1.
41
4.1.3 Perincian Per Obyek