Perincian Per Obyek Pertanggungjawaban Administratif dan Penyampaiannya

41

4.1.3 Perincian Per Obyek

Setelah BKU selesai dibuat, maka BPP membuat SPJ 2 rincian per obyek. Dimana rincian perobyek tersebut terdiri dari rincian per belanja. Rinian perobyek memudahkan Bendahara Pengeluaran Pembantu dalam meyusun Surat Pertanggungjawaban yang dikutip dari Buku Kas Umum BKU. Buku pembantu ini hanya menggambarkan obyek belanja saja, sehingga untuk pencatatan obyek belanja per program dan kegiatan diperlukan catatan tersendiri untuk masing- masing programkegiatan. Gambar 4.2 Perincian Per Obyek 42 Buku pembantu rincian per obyek diatas disebut sebagai SPJ 2. Karena buku pembantu rincian per obyek merupakan rekapitulasi dari BKU yang digolongkan sesuai dengan kegiatan. SPJ 2 tersebut ditandatangani oleh KPA, Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan Bendahara Pengeluaran. SPJ ini dibuat setiap akhir bulan, begitu juga dengan SPJ 1, SPJ 3 administratif, dan SPJ fungsional.

4.1.4 Pertanggungjawaban Administratif dan Penyampaiannya

Pertanggungjawaban secara administratif dibuat oleh bendahara pengeluaran dan disampaikan kepada pejabat pengguna anggaranpengguna barang atau kuasa pengguna anggarankuasa pengguna barang paling lambat tanggal 5 lima bulan berikutnya. Pertanggungjawaban administratif tersebut berupa surat pertanggungjawaban SPJ yang menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara kumulatif maupun per kegiatan. SPJ ini dibuat oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu yang diketahui oleh Kuasa Pengguna anggaran KPA dan Bendahara Pengeluaran. Dalam proses pelaksanaan belanja, dibutuhkan dokumen-dokumen yang diberikan oleh PPTK yang dicatat oleh bendahara dalam buku-buku sebagai berikut: a. Buku Kas Umum Pengeluaran b. Buku Pembantu Pengeluaran per rrincian obyek c. Buku Pembantu kas tunai d. Buku pembantu simpananbank 43 e. Buku pembantu panjar f. Buku pembantu pajak Berdasarkan 6 enam dokumen tersebut, ditambah dengan SPJ pengeluaran pembantu yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu, Bendahara pengeluaran membuat SPJ pengeluaran. SPJ Pengeluaran tersebut dibuat rangkap empat, satu untuk arsip, satu untuk BUD dan dua untuk diverifikasi PPK-SKPD. Apabila disetujui, maka PPK-SKPD menyampaikan satu kopi SPJ pengeluaran kepada Kepala SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, dan satu kopi SPJ lainnya dicatat pada register Penerimaan SPJ Pengeluaran. Apabila ditolak, maka PPK-SKPD mengembalikan satu kopi SPJ Pengeluaran kepada bendahara pengeluaran untuk diperiksa ulang, sementara satu kopi lainnya dan dicatat pada Register Penolakan SPJ Pengeluaran. Kepala SKPD mengesahkan SPJ Pengeluaran. Surat Pengesahan SPJ dibuat dua rangkap, satu diregister dalam arsip, sementara yang satu lagi diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran untuk dijadikan dasar atas pengajuan SPP bulan berikutnya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu dalam membuat pertanggungjawaban administratif adalah sebagai berikut: 1. Bendahara Pengeluaran Pembantu mengumpulkan kwitansi-kwitansi sebagai bukti yang sah atas transaksi pengeluaran yang dilakukan dalam suatu kegiatan. 2. Kemudian Bendahara Peneluaran Pembantu membuat Buku Kas Umum BKU yang dilandasi dengan kwitansi-kwitansi tersebut yang kemudian disebut sebagai SPJ 1. 44 3. Setelah membuat BKU, maka Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat Rincian Per Obyek SPJ 2 yang di dalamnya hanya dikelompokkan berdasarkan nama rekening. 4. Kemudian Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat SPJ 3 yaitu SPJ administratif yang merupakan SPJ kumulatif dari SPJ 1 dan SPJ 2 dan dirinci berdasarkan jenis Belanja. 5. Setelah membuat SPJ administratif, Bendahara Pengeluaran Pembantu meminta persetujuan dari KPA untuk disetujui dan kemudian SPJ administratif tersebut diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran untuk diketahui kemudian diverifikasi oleh PPK-SKPD. 6. Setelah mendapat verifikasi, maka SPJ adminstratif dilaporkan kepada Pengguna Anggaran sebagai bentuk pengesahan. Berikut penulis sajikan contoh format SPJ Administratif: Tabel 4.1 SPJ Administratif 45 SPJ Administratif dibuat oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu. Dimana SPJ tersebut terdiri dari kode rekening, uraian, jumlah anggaran, SPJ LS barang dan jasa, SPJ UPGUTU, jumlah SPJ, dan sisa pagu anggaran. Kolom kode rekening diisi sesuai dengan jenis belanja. Setiap jenis belanja, pasti memiliki kode rekening guna memudahkan untuk dikelompokkan. Kemudian uraian nama kode rekening diisi sesuai kelompok jenis belanja. Jumlah anggaran yang ditetapkan dalam APBD atas masing-masing kode rekening. Kolom SPJ LS Barang dan Jasa, digunakan untuk mengisi SP2D atas pembayaran LS-gaji dan tunjangan yang telah diterbitkanSPJ sampai dengan bulan lalu, bulan ini, sampai dengan bulan ini. SPJ UPGUTU digunakan untuk pembayaran LS-Pihak Ketiga yang telah diterbitkanSPJ sampai dengan bulan lalu, LS-Pihak Ketiga yang telah diterbitkanSPJ bulan ini, sampai dengan bulan ini, penggunaan dana UPGUTU sampai dengan bulan lalu, bulan ini, sampai dengan bulan, penggunaan dana LS+UPGUTU sampai dengan bulan ini, penggunaan dana LS=UPGUTU sampai dengan bulan ini. SPJ Administratif hanya merinci transaksi perkegiatan. Jadi di dalam SPJ Adminisratif transaksi yang dilakukan, diuraikan lebih rinci. Karena SPJ Administratif merupakan rekapan dari Buku Kas Umum SPJ 1 dan rincian per 46 obyek SPJ 2. SPJ Administratif ditandatangani oleh KPA, Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan Bendahara Pengeluaran. Karena SPJ Administratif hanya dilaporkan kepada Pengguna Anggaran PA sebagai bukti pertanggungjawaban KPA yang diberi kuasa oleh PA.

4.1.5 Buku Kas Umum BKU Bendahara Pengeluaran