Sistem Penagihan PBB Analisis Data dan Pembahasan Pembahasan

38 1 bulan 7 hari Jatuh Tempo 21 hari 2x24 jam Lunas 14 hari Tidak Lunas 14 hari

6. Sistem Penagihan PBB

a. Skema prosedur pelaksanaan penagihan PBB terutang Gambar 2.4 Skema Alur Penagihan PBB b. Penjelasan prosedur pelaksanaan penagihan PBB terutang Penagihan pajak menurut Mardiasmo 2002:45 adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberikan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melakukan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Ketetapan Pajak ST Peringatan Surat Paksa SPMP Penyitaan Pencabutan Sita Pengumuman Lelang Pelaksanaan Lelang SPPT 39 Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan dilakukan apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Utang pajak dalam hal ini adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi yang telah ditetapkan. Tindakan penagihan diawali dari habisnya masa tenggang yang diberikan setelah jatuh tempo dari tanggal pembayaran yang telah ditentukan, yaitu selama 7 hari. Setelah masa tenggang 7 hari tersebut Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya maka KPP Pratama berhak menerbitkan Surat TeguranPeringatan dengan masa berlaku selama 21 hari, jika dalam waktu 21 hari setelah penerbitan Surat TeguranPeringatan Wajib Pajak tetap tidak membayar utang pajaknya, maka dilakukan pemberitahuan Surat Paksa yang dilakukan oleh Jurusita dengan membacakan isi Surat Paksa dan penyerahan Surat Paksa kepada Wajib Pajak, kemudian Jurusita dan Wajib Pajak menandatangani Berita Acara sebagai pernyataan bahwa Surat Paksa telah diberitahukan. Jika wajib pajakpenanggung pajak tidak diketahui tempat tinggalnya, atau tempat kedudukannya, maka pemberitahuan Surat Paksa dilaksanakan dengan cara menempelkan Surat Paksa pada papan pengumuman KP PBB KPP Pratama atau mengumumkan Surat Paksa tersebut melalui media massa. Apabila setelah 2 x 24 jam setelah pemberitahuan Surat Paksa tidak ada etikat baik dari Wajib Pajak untuk membayar pajak terutangnya, maka KPP Pratama yang telah menerbitkan Surat Paksa berhak untuk menerbitkan SPMP Surat Peritah Melaksanakan Penyitaan. Jika setelah menerima SPMP Wajib Pajak membayar utang pajaknya, maka penyitaan dibatalkan atau barang yang telah disita 40 dikembalikan. Namun, jika sampai 14 hari setelah diterbitkannya SPMP Wajib Pajak tetap tidak membayar utang pajaknya, maka dilakukan pengumuman untuk melelang hasil sita. Apabila wajib pajakpenanggung pajak melunasi utang–utang pajak serta biaya pelaksanaannya sesudah pengumuman lelang dimuat di surat kabarmedia cetakmedia elektronik tetapi sebelum pelaksanaan lelang, maka pengumuman lelang tersebut dibatalkan dengan memuat iklan pembatalan lelang dalam surat kabarmedia cetakmedia elektronik. Namun, jika hingga batas waktu 14 hari setelah pengumuman tidak ada pembayaran utang pajak, maka pelelangan barang sita dilaksanakan.

7. Sistem Pemungutan PBB di Kota Surakarta dengan Program Safari