Waktu dan Lokasi Penelitian Prosedur analisis hidrokarbon 1

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan analisis contoh sedimen yang diambil pada saat pelaksanaan pemantauan lingkungan perairan oleh Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut, Institut Pertanian Bogor PKSPL-IPB pada bulan Agustus 2011 di wilayah Perairan Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur Gambar 4. Gambar 4. Peta lokasi pengambilan contoh sedimen di Pesisir Manyar, Gresik, Jawa Timur Outfall = St. a, Jetty Maspion = St.b Analisis contoh sedimen dilaksanakan selama 7 bulan Maret 2012 - September 2012 di Pusat Laboraturiun Terpadu, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Cuplik sedimen Cuplik sedimen yang digunakan berasal dari pesisir Manyar yang telah dikeringkan menggunakan alat freeze dryer 24 jam dan dihomogenkan dengan cara disaring menggunakan saringan dengan mesh size 212 µ m. 3.2.2. Peralatan laboratorium Peralatan penelitian berupa soxhlet, round bottle glass, gelas beaker, gelas erlenmeyer, gelas ukur, kolom pemisah funnel glass, kolom kromatografi, pipet tetes, gelas vial yang telah dicuci dengan sabun teepol dan dibilas dengan air. Peralatan kemudian dikeringkan dengan oven 80°C selama 24 jam dan dibungkus dengan aluminium foil. Setelah kering, alat yang akan digunakan dibilas dengan methanol MeOH, diklorometana DCM dan n- heksana secara berurutan sebelum digunakan Prartono, 1995. Selain peralatan tersebut juga digunakan peralatan lain sepertti Rotary Evaporator untuk penguapan, stirrer untuk hidrolisis dan GC – MS untuk identifikasi Lampiran 1.

3.2.3. Pelarut organik

Pelarut organik yang digunakan adalah methanol MeOH; Merck; LiChrosolv, diklorometana DCM; Merck; Pro Analysis, n-heksana Merck; Pro Analysis dan etil asetat Merck; Pro Analysis yang telah didestilasi untuk mengurangi kontaminan yang terkandung dalam pelarut Prartono, 1995.

3.2.4. Sodiun Sulfat

Bahan ini digunakan untuk penyerap air dari extract sedimen. Anhydrous sodium sulfat disiapkan dengan cara membilas anhydrous sodium sulfat dengan diklorometana DCM, kemudian diaktivasi 500°C; 4 jam menggunakan oven. Selanjutnya, senyawa didinginkan pada desikator dan disimpan untuk digunakan Prartono, 1995.

3.2.5. Silika gel 60 ukuran partikel 0.040 – 0.063 mm

Silika gel yang digunakan pada kolom kromatografi 0.040 – 0.063 mm; Merck, Jerman dideaktivasi dengan 5 akuades. Tahap awal deaktivasi, silica gel 8 g dibersihkan melalui ekstraksi menggunakan alat soxhlet 6 jam dengan campuran n-heksana - methanol 1:1 sebanyak 120 ml. Silika yang telah diekstraksi kemudian dikeringkan dan dibungkus dengan aluminium foil. Aluminium foil yang berisi silika dipanaskan dalam oven 500º C; 1 jam. Setelah itu, suhu diturunkan secara bertahap menjadi 150º C hingga 120 º C, kemudian disimpan dalam desikator selama 30 menit. Deaktivasi silika gel dilakukan dengan menambah akuades 5 0.4 g pada gelas beker yang sebelumnya telah diisi silika 95 7,6 g dan diaduk hingga gumpalan menghilang. Secara umum, jumlah akuades 5 yang ditambahkan berdasarkan persamaan 1 dan 2 Prartono, 1995. W t = W s 0.95 W h = W t - W s dimana : W t = total berat SiO 2 + H 2 O W s = berat SiO 2 W h = berat H 2 O yang ditambahkan ............................................. 1 ............................................ 2

3.3. Prosedur analisis hidrokarbon 1

Ekstraksi Cuplik sedimen dikeringkan dengan alat freeze-dryer 24 jam, kemudian dihomogenkan menggunakan saringan dengan mesh size 212 µm. Cuplik sedimen yang telah dikeringkan kemudian ditimbang sebanyak 15 g. Selanjutnya cuplik sedimen diekstraksi dengan 120 mL pelarut campuran 1:1 diklorometana DCM dan methanol MeOH menggunakan soxhlet selama 24 jam. Hasil ekstraksi diuapkan dengan rotary evaporator hingga tersisa ekstrak kurang lebih 2 ml. Ekstrak dihidrolisis dengan 6 KOH dalam MeOH 30 ml; 12 jam Prartono, 1995. Setelah hidrolisis dilakukan pemisahan antara fraksi netral dan fraksi asam lemak. Fraksi netral didapat melalui ekstraksi dengan n -heksana 3x30 ml dan sisanya adalah fraksi asam lemak. 2 Fraksinasi Fraksinasi dimulai dengan memasukkan fraksi netral ke kolom kromatografi yang telah terisi silika gel 5 dideaktivasi silika; 8 g. Fraksi yang diperoleh adalah : I fraksi alifatik diperoleh dengan mengelut kolom dengan 150 ml n-heksana dan II fraksi aromatik diperoleh dengan mengelut campuran 100 ml dari n-heksana : diklorometana 1 : 1. Selanjutnya, hasil tiap fraksi diuapkan tanpa nitrogen hingga diperoleh kurang lebih 2 ml dan dimasukkan ke dalam gelas vial. Cuplik yang telah dimasukkan dalam gelas vial kemudian diuapkan dengan nitrogen hingga kering. Pelarut n -heksana ditambahkan sebanyak 0.5 ml ke dalam gelas vial bila akan dianalisis dengan GC-MS Prartono, 1995. 3 Analisis kromatografi gas-spektrometri massa GC-MS Analisis kromatografi gas –spektrometri massa Gas Chromatography– Mass Spectrometry GC-MS menggunakan kromatografi gas Shimadzu QP2010 yang dilengkapi dengan kolom silika DB-5 ms panjang 30 m; 0.32 mm diameter dalam; dan 0.25 µm ketebalan lapis film serta helium sebagai gas pendorong. Kromatografi gas memiliki batas deteksi 0.001 ppb. Kromatografi gas menggunakan mode injeksi split dengan rasio 1 : 2. Suhu oven kromatografi gas diprogram dari 40°C sampai 300°C pada laju 6°Cmenit. Kondisi GC-MS adalah ionisasi potensial electron energy 70eV, ion source temperature 230°C dan interface temperature 250°C. Full mass data dicatat antara 45 –600 Dalton setiap detik. Data dicatat dan diproses analisis dengan perangkat lunak GCMS Real Time Analysis dan GCMS Postrun Analysis. 4 Identifikasi Karbon Hidrokarbon diidentifikasi dengan menggunakan kromatografi gas dan kromatografi gas-spektrometri massa. Identifikasi hidrokarbon dilakukan dengan membandingkan indeks relative retention dan mass spectra dengan data literatur. Kemunculan n-alkana dicirikan dengan mass to charge ratio mz yang menunjukkan angka 57 Lampiran 3. Setelah teridentifikasi selanjutnya dilakukan penomoran pada hidrokarbon tersebut. Penentuan nomor karbon pada senyawa n-alkana adalah dengan menghitung bobot molekul yang muncul pada spektra massa. Bentuk fragmentasi ion dicirikan oleh kelompok peak dimana penghubung peak pada setiap kelompok bernilai 14 CH 2 satuan massa. Peak terluas pada tiap kelompok merepresentasikan C n H 2n+1 dan mz = 14n+1, dan disertai dengan fragmen C n H 2n dan C n H 2n-1 Silverstein et al., 1991. Secara sederhana dituliskan dengan persamaan : ......................................... 3 dimana: x = nomor karbon n-alkana m = bobot molekul yang muncul pada peak spektra massa 14 = berat molekul CH 2

3.4. Perhitungan parameter molekuler