Hipokotil Study on induction and maturation of somatic embryos of Jatropha Curcas L initiated from different types of explants and plant growth regulators

pengaruh interaksi hormon endogen dan eksogen di dalam media yang dapat mempengaruhi ekspresi gen. Menurut Chugh dan Khurana 2002, banyak gen yang sudah teridentifikasi yang mempenaruhi embriogenesis somatik pada tanaman, diantaranya gen yang berperan dalam signal transduksi SERKs,swCDKs, CRKs, MsCPK3, homeobox gen yang berperan dalam perkembangan embrio CHB1- CHB6, Sbh1, DcDB1, gen yang berperan dalam pendewasaan Mat1, Dc2.15, Dc3, Dc8, DcEMB1, Em, DcECP31,DcECP40, MsLEC1, MsLEC2, gen yang berperan dalam merespon hormon DcArg-1, pJW1, pJW2, DcECP63, DcECP40, DcECP31, dan gen yang berperan dalam ekspresi protein ekstraseluler EP3- 1,EP3-2, PgChi-1, PgGlu-1, EP2, DcAGP1. Proliferasi dan pendewasaan kalus embriogenik dan embrio somatik J. curcas dapat dilakukan dengan menggunakan media padat maupun cair. Pada media MS padat dengan penambahan vitamin Gamborg B5 dan phytagel 2.5 gL -1 , kalus embriogenik berkembang membentuk proembrio, globular, jantung, torpedo, kotiedon dan kecambah selama 4 minggu. Perkembangan kalus embriogenik membentuk proembrio tidak membutuhkan auksin eksogen. Auksin endogen pada kalus embriogenik tersebut dapat mendorong proliferasi dan pendewasaan embrio somatik, sehingga proembrio yang dihasikan cukup banyak. Umumnya pemberian auksin yang rendah secara eksogen akan mendorong proliferasi massa proembriogenik, sedangkan pemberian auksin yang tinggi menghambat perkembangan embrio Lyngved 2008. Proliferasi dan pendewasaan kalus embriogenik dan embrio somatik dapat terjadi pada media MS cair tanpa zat pengatur tumbuh, maupun dengan penambahan 2.5 mgL -1 picloram. Proliferasi pada media tanpa zat pengatur tumbuh lebih tinggi dibandingkan pada media yang mengandung zat pengatur tumbuh. Pada tahap proliferasi dibutuhkan auksin yang rendah atau tanpa auksin. Hal ini terjadi karena auksin endogen yang dihasilkan dari eksplan dapat menginduksi sel-sel somatik dan kalus embriogenik yang berpotensi membentuk embrio somatik, sedangkan pada media yang mengandung zat pengatur tumbuh, kalus embriogenik yang berproliferasi lebih sedikit dan mendorong perkembangan embrio somatik ke tahap perkembangan embrio selanjutnya. Sel-sel kalus dapat