37 Tabel 16. Hasil rata-rata kadar protein dan skor organoleptik kecap manis ampas tahu
Sampel Parameter Mutu
Kadar Protein Skor Organoleptik
1 1.93
3.3 2
1.99 3.7
3 1.48
3.4 4
1.57 3.2
5 1.22
3.3 6
1.24 3.5
7 1.16
3.4 8
1.17 3.5
Keterangan sampel : 1 = perlakuan waktu kukus 15 menit, penambahan tepung tapioka 5, fermentasi 1 bulan
2 = perlakuan waktu kukus 15 menit, penambahan tepung tapioka 10, fermentasi 1 bulan 3 = perlakuan waktu kukus 30 menit, penambahan tepung tapioka 5, fermentasi 1 bulan
4 = perlakuan waktu kukus 30 menit, penambahan tepung tapioka 10, fermentasi 1 bulan 5 = perlakuan waktu kukus 15 menit, penambahan tepung tapioka 5, fermentasi 2 bulan
6 = perlakuan waktu kukus 15 menit, penambahan tepung tapioka 10, fermentasi 2 bulan 7 = perlakuan waktu kukus 30 menit, penambahan tepung tapioka 5, fermentasi 2 bulan
8 = perlakuan waktu kukus 30 menit, penambahan tepung tapioka 10, fermentasi 2 bulan
F. Uji Mikrobiologi pada Kecap Formula Terpilih
Uji  mikrobiologi  yang  dilakukan  pada  kecap  formula  terpilih  mengacu  pada  uji mikrobiologi  yang  terdapat  pada  SNI  01-3543-1999  yang  meliputi  uji  TPC,  uji  MPN
koliform, uji MPN Eschericia coli dan  uji kapangkhamir. Uji mikrobiologi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian persyaratan mikrobiologi kecap manis ampas tahu formula
terpilih  dengan  persyaratan  mutu  kecap  menurut  SNI.  Hasil  dari  keseluruhan  uji mikrobiologi dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Pengujian Mikrobiologi Kecap Manis Ampas Tahu Formula Terpilih Parameter Mutu
Kecap Manis Ampas Tahu
Formula Terpilih Standar Kecap Manis
SNI 01-3543-1999 Angka Lempeng Total kolonig
1.8 x 10
4
Maks. 10
5
MPN Koliform APMg 3
Maks. 10
2
MPN E.coli APMg 3
3 KapangKhamir Kolonig
2.5 x 10
2
Maks. 50
a. Uji Angka Lempeng Total Total Plate Count
Metode ini digunakan untuk menetapkan angka bakteri aerob mesofil yaitu mikroba  yang  melakukan  metabolisme  dengan  bantuan  oksigen  dan  bakteri  yang
hidup  di  daerah  suhu  antara  15°-55°C,  dengan  suhu  optimum  25-40°C  dalam makanan  dan  minuman. Pada pengujian ini akan diketahui seberapa besar cemaran
bakteri  pada  sampel  kecap.  Metode  yang  digunakan  adalah  metode  uji  angka
38 lempeng  total,  dengan  menghitung  koloni  bakteri  pada  serial  pengenceran  sampel
kecap. Hasil  pengujian  Angka  Lempeng  Total  pada  kecap  manis  ampas  tahu
formula terpilih diperoleh total koloni sebanyak 1.8 x 10
4
Tabel 17. Hal ini berarti total cemaran bakteri dalam kecap manis ampas tahu formula terpilih adalah 18000
koloni  dalam  setiap  gramnya.  Bila  dibandingkan  dengan  SNI  01-3543-1999  yang mensyaratkan angka lempeng total pada kecap maksimal 10
5
kolgram, maka kecap manis ampas tahu formula terpilih masih memenuhi syarat SNI yang artinya sanitasi
saat  proses  pembuatan  kecap  cukup  higienis  sehingga  memenuhi  standar  mutu keamanan  pangan.  Total  bakteri  yang  masih  memenuhi  persyaratan  SNI  ini  dapat
disebabkan  karena  kadar  air  yang  dikandung  dalam  kecap  tidak  dapat  digunakan secara  bebas  oleh  sel  mikroba.  Gula  selain  dapat  memberikan  rasa,  juga  dapat
berperan  sebagai  pengawet  Winarno,  1980.  Apabila  gula  ditambahkan  dalam kecap pada kadar yang tinggi sukrosa 85, kira-kira a
w
= 0.80, sebagian air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air a
w
dari produk kecap menjadi berkurang. Air  berperan  dalam  proses  metabolisme  sel  mikroba,  apabila  air  tesebut
mengalami  kristalisasi  atau  terikat  dalam  larutan  gula  atau  garam  maka  mikroba tidak  dapat  menggunakan  air  tersebut  secara  bebas.  Larutan  gula  atau  garam  yang
pekat dapat mengakibatkan tekanan osmotik pada sel mikroba meningkat, air plasma sel terserap oleh larutan di luar sel sehingga dapat menyebabkan sel kekurangan air
dan akhirnya  mati akibat lisispecah.  Akan tetapi, produk dengan  kadar  gula tinggi cenderung dirusak oleh kapang. Hasil metabolisme kapang umumnya diikuti dengan
pelepasan  air  yang  dapat  mengakibatkan  naiknya  nilai  a
w
.  Jumlah  air  dalam  bahan pangan disebut dengan aktivitas air a
w
. Jenis mikroba yang berbeda membutuhkan air yang berbeda pula. Bakteri membutuhkan a
w
= 0.87-0.91, kapang membutuhkan a
w
=  0.8-0.87,  bakteri  halofilik  membutuhkan  a
w
=  0.75  dan  bakteri  xerofilik membutuhkan a
w
= 0.65 Mosse, 1975. Kadar a
w
yang dikandung pada kecap skala rumah tangga dengan umur simpan sehari memiliki nilai a
w
sebesar 0.90 sedangkan pada kecap dengan umur simpan 3 bulan, nilai a
w
mengalami kenaikan menjadi 0.92 Hendritomo,  2003.  Naiknya  nilai  a
w
ini  dapat  memicu  pertumbuhan  khamir  dan bakteri  yang  dapat  merusak  dan  memperpendek  umur  simpan  kecap.  Beberapa
bakteri  seperti  Clostridium,  bakteri  asam  laktat  dan  bakteri  pembentuk  spora  yang bersifat aerob seperti Bacillus subtilis dapat memfermentasikan karbohidrat. Bakteri
tersebut  dapat  mengubah  gula  menjadi  asam  laktat,  asam  asetat,  propionat  dan butirat serta perubahan cita rasa dan tekstur.
b. Uji MPN Koliform
Koliform  adalah  kelompok  bakteri  Gram  negatif  berbentuk  batang  yang pada umumnya menghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa. Bakteri
koliform digunakan sebagai  salah satu bakteri indikator sanitasi. Kelompok bakteri coliform  ini  terdiri  atas  Eschericia  coli,  Enterobacter  aerogenes,  Citrobacter
fruendil,  dan  bakteri  lainnya.  E.coli    biasanya  ditemukan  pada  kotoran  manusia sehingga  mikroba  yang  paling  umum  digunakan  sebagai  petunjuk  adanya  polusi
adalah  E.coli  dan  kelompok  koliform  secara  keseluruhan.  Ciri-ciri  utamanya  yaitu bakteri  gram  negatif,  batang  pendek,  tidak  membentuk  spora,  memfermentasi
39 laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º
C.  Kecap  yang  terkontaminasi  oleh  bakteri  koliform  diduga  menggunakan  bahan baku seperti air yang tidak bersih dan kontaminan yang dibawa oleh pekerja. Namun
pada umumya, kemungkinan tumbuhnya bakteri koliform pada produk kecap sangat kecil,  hal  ini  dikarenakan  bakteri  koliform  tidak  dapat  tumbuh  dengan  baik  pada
kondisi lingkungan yang mengandung kadar gula yang tinggi. Metode  MPN  ini  umumnya  digunakan  untuk  menghitung  jumlah  bakteri
khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan. MPN  didasarkan  pada  metode  statistik  teori  kemungkinan.  Tabung  yang  positif
ditandai dengan adanya gelembung gas pada tabung durham. Hasil pengujian MPN koliform  pada  kecap  manis  ampas  tahu  formula  terpilih  menunjukkan  pada
pengenceran  pertama  hingga  pengenceran  keempat,  tidak  adanya  tabung  yang terdapat  gas  didalamnya.  Hal  ini  menunjukkan  pada  keseluruhan  tabung  tidak  ada
aktivitas  dari  koliform  yang  menghasilkan  gas  pada  tabung  durham,  sehingga didapatkan  kombinasi  hasil  tabung  positif  pada  pengujian  Angka  Paling  Mungkin
MPN  koliform  kecap  yaitu  0  0  0.  Hasil  dari  pengujian  ini  lalu  dirujuk  ke  tabel MPN  seri  3  tabung,  dan  diperoleh  total  MPN  koliform  yang  terdapat  pada  kecap
manis ampas tahu formula terpilih menunjukkan angka 3 APMgram Tabel 17. Angka  yang  diperoleh  pada  tabel  MPN  ini  menyatakan  jumlah  bakteri
koliform  dalam  tiap  gram  terdapat  3  APM  bakteri.  Bila  dibandingkan  dengan syarat  SNI  01-3543-1999  yang  mensyaratkan  jumlah  maksimal  bakteri  koliform
pada  kecap  sebanyak  100  APMgram,  maka  kecap  manis  ampas  tahu  formula terpilih  telah  memenuhi  syarat  SNI.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  selama  proses
produksi kecap mulai dari persiapan bahan baku seperti air hingga pembotolan tidak tercemar oleh kotoran manusia.
c. Uji MPN E.coli
E. coli adalah bakteri gram-negatif, anaerobik fakultatif dan non spora. Sel- sel  E.coli
biasanya  berbentuk  batang  yang  panjangnya  sekitar  2  mikrometer  μm dan
diameternya 0,5 μm r, dengan volume sel 0,6-0,7 μm
3
.  E.  coli  dapat  hidup  di berbagai  substrat.  E.  coli  menggunakan  fermentasi  asam  campuran  dalam  kondisi
anaerobik, menghasilkan laktat, suksinat, etanol, asetat dan karbondioksida. Bakteri koliform  merupakan  salah  satu  bakteri  indikator  sanitasi,  selain  kelompok
Streptococcus  Enterococcus  fekal  dan  Clostridium  perfringens.  Bakteri  indikator
sanitasi  adalah  bakteri  yang  keberadaannya  dalam  pangan  menunjukkan  bahwa  air
atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia. Pada  dasarnya  prinsip  pengujian  MPN  E.coli  hampir  sama  dengan
pengujian  MPN  koliform,  namun  yang  membedakan  terletak  pada  uji  lanjut  yang dilakukan  pada  tabung  yang  positif  terdapat  gas.  Uji  lanjut  yang  digunakan  adalah
uji IMVIC yang merupakan singkatan dari uji Indol, Methyl Red, Voges-Proskauer dan  Citrate.  Uji  ini  digunakan  untuk  mengetahui  jenis  koliform  yang  terdapat
didalam contoh. Pengujian  Angka  Paling  Mungkin  MPN  E.coli  pada  uji  praduga
menunjukkan  tidak  ada  tabung  positif  yang  menunjukkan  perubahan  warna  dari ungu menjadi kekuning-kuningan dan terbentuk gas dalam tabung durham, sehingga
tidak  diperlukan  uji  lanjut  menggunakan  IMVIC.  Pada  uji  praduga  didapatkan
40 kombinasi  hasil  tabung  yang  positf  yaitu  0  0  0.  Kombinasi  ini  kemudian  dirujuk
pada  tabel  MPN  seri  3  tabung  yang  menunjukkan  hasil  3  APMgram  Tabel  17. Hasil ini telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan pada SNI 01-3543-1999 yang
mensyaratkan jumlah maksimal bakteri E.coli pada kecap adalah 3 APMgram.
d. Uji Kapangkhamir
Uji angka
kapangkhamir digunakan
untuk menetapkan
angka kapangkhamir  dalam  makanan.  Kapang  merupakan  mikroorganisme  multiseluler
bersel banyak  yang  memiliki ukuran  mikroskopis sampai  makroskopis dan tumbuh pada bagian luar permukaan bahan pangan yang tercemar. Kapang berbentuk benang-
benang  dan  memiliki  struktur  eukariotik,  memiliki  dinding  sel  yang  kaku  dan  terdiri dari hifa kumpulan benang-benang. Satu hifa dapat menghasilkan beribu-ribu spora
aseksual yang tahan terhadap perubahan lingkungan, seperti spora Aspergillus oryzae tetapi tidak setahan endospora bakteri. Ukuran spora kapang antara 2-10 mikron, bisa
lolos  pada  proses  penyaringan  dengan  ukuran  penyaring  100  mesh.  Bahan  pangan yang tercemar oleh kapang menjadi lengket, berbulu sebagai hasil produksi miselium
dari  spora  kapang  dan  berwarna  Hendritomo,  2003.  Kamir  adalah  mikroba  bersel tunggal  dengan  ukuran  antara  5-25  mikron  atau  10  kali  lebih  besar  bakteri  0,5-2,5
mikron,  sel  kamir  sering  dijumpai  secara  tunggal,  tetapi  ada  juga  dalam  bentuk pseudomiselium.  Beberapa  kamir  membentuk  kapsul  yang  terdiri  dari  polisakarida
kompleks.  Kamir  dapat  tumbuh  pada  media  cair  maupun  padat,  lingkungan  bergula dengan pH rendah seperti kecap.
Pada  pengujian  ini  akan  diketahui  seberapa  besar  cemaran  kapangkhamir pada sampel kecap manis ampas tahu formula terbaik. Metode yang digunakan adalah
metode  uji  angka  kapangkamir  total,  dengan  menghitung  koloni  kapang  dan  kamir pada serial pengenceran sampel kecap. Hasil pengujian ini akan dibandingkan dengan
standar standar uji cemaran mikroba SNI 01-3543-1999 yaitu angka kapang maksimal pada  kecap  adalah  50  koloni  gram.  Dari  hasil  perhitungan  jumlah  kontaminasi
kapangkamir  melalui  uji  angka  kapangkamir  dari  sampel  kecap  diperoleh  hasil perhitungan  angka  kapangkamir  sebanyak  2.5  x  10
2
kolonigram  Tabel  17  yang artinya  terdapat  250  koloni  kapangkamir  pada  setiap  gram  kecap.  Hal  ini
menunjukkan total kapangkamir pada kecap manis ampas tahu formula terpilih tidak memenuhi  syarat  yang  telah  ditetapkan  pada  SNI  01-3543-1999  yaitu  maksimal  50
kolonigram. Hasil  pemeriksaan  terhadap  kecap  manis  skala  rumah  tangga  yaitu  kecap
Cap  Korma  menunjukkan  bahwa  di  dalam  produk  kecap  yang  baru  jadi  atau  produk kecap  yang  baru  saja  masuk  ke  dalam  botol,  jumlah  kapang  yang  terkandung  di
dalamnya  sudah  mencapai  400  koloniml  kecap.  Selama  tiga  bulan  penyimpanan, jumlah  tersebut  terus  meningkat  dari  400  koloniml  menjadi  4800  koloniml  atau
meningkat 1100  Hendritomo, 2003. Angka tersebut ternyata jauh lebih besar dari angka  SNI  yang  memaksimumkan  total  kapangkamir  sebanyak  50  koloniml  yang
diperkenankan  pada  produk  kecap.  Peningkatan  kapang  yang  cukup  besar  ini menunjukkan  bahwa  kapang  mempunyai  kemampuan  hidup  pada  konsentrasi  gula
tinggi.  Konsentrasi  gula  yang  tinggi  berangsur  sedikit  demi  sedikit  dihidrolisis  oleh kapang  untuk  pertumbuhannya.  Total  gula  pada  kecap  menjadi  berkurang  sementara
total kapang terus meningkat. Peningkatan jumlah kapang secara visual dapat terlihat
41 dengan jelas yaitu terjadinya perubahan fisik dari kecap. Kecap menjadi keruh bahkan
terjadi penggumpalan Hendritomo, 2003. Bila  dibandingkan  dengan  hasil  penelitian  yang  didapatkan  oleh
Hendritomo,  maka  total  kapang  yang  dikandung  dalam  kecap  manis  ampas  tahu formula  terpilih  lebih  sedikit.  Hal  ini  berarti  sanitasi  pada  proses  pembuatan  kecap
manis ampas tahu dari persiapan bahan baku sampai pembotolan cukup baik. Menurut Winarno et al., 1980, untuk mencegah pertumbuhan kamir dan kapang pada produk
kecap perlu ditambahkan bahan pengawet.
G. Pembandingan Mutu Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Kecap Manis Ampas