Gambaran Umum Wisatawan GAMBARAN UMUM LOKASI DAN WISATAWAN

sehingga sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke P. Pramuka akan menginap. Usia dan pekerjaan utama dari wisatawan kedua pulau menunjukkan pola yang sama, yaitu umumnya wisatawan berusia muda 19-30 tahun, didominasi oleh pria dan umumnya karyawan swasta. Berdasarkan pendidikan terakhir dan pendapatan, wisatawan di P. Pramuka umumnya memiliki pendidikan yang jauh lebih tinggi. Responden di P. Untung Jawa sebagian besar berpendidikan akhir Sekolah Menengah Umum SMU dan memiliki pendapatan per bulan berkisar antara Rp 2 000 000 - Rp 5 000 000 per bulan, sedangkan responden di P. Pramuka umumnya berpendidikan S1 bahkan tidak sedikit yang berpendidkan S2 serta memiliki pendapatan berkisar antara Rp 5 000 000 – Rp 10 000 000 per bulan. Wisatawan di P. Untung Jawa menghabiskan biaya rekreasi yang jauh lebih rendah dibandingkan wisatawan di P. Pramuka. Rata-rata wisatawan di P. Untung Jawa menghabiskan biaya kurang dari Rp 250 000 untuk satu kali kunjungan sedangkan wisatawan di P. Pramuka menghabiskan biaya Rp 250 000 - Rp 500 000 bahkan sebagian lebih dari Rp 1 000 000. Hal ini selain diakibatkan biaya perjalanan yang jauh lebih tinggi, umumnya wisatawan yang berkunjung ke P. Pramuka dapat dipastikan menginap dan melakukan pengeluaran dalam penyewaan alat untuk diving atau snorkling dan konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan wisatawan di P. Untung Jawa. Berdasarkan gambaran di atas, merujuk penggolongan wisatawan menurut Smith 1977 maka berdasarkan tipologi interaksi interactional type yang menekankan pada sifat interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal Smith, 1977 dalam Pitana dan Gayatri, 2005, maka wisatawan di kedua pulau dapat diklasifikasikan pada kelompok berbeda. Wisatawan di P. Untung Jawa dapat digolongkan ke dalam kelompok Mass dan Charter. Mass adalah wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang sama di daerahnya atau bepergian ke daerah tujuan wisata dengan environmental buble yang sama dan interaksi dengan masyarakat lokal rendah kecuali dengan mereka yang langsung berhubungan dengan pariwisata. Sedangkan charter adalah wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, biasanya hanya untuk bersantai atau bersenang-senang dan bepergian dalam jumlah besar. Sedangkan wisatawan di P. Pramuka dapat digolongkan ke dalam kelompok Off-beat dan Incipient Mass. Off-beat adalah wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak mau mengikuti ke tempat-tempat yang sudah ramai dikunjungi dan siap menerima fasilitas seadanya di tempat lokal. Incipient Mass adalah wisatawan yang melakukan perjalanannya secara individual atau kelompok kecil dan mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian authenticity. Wisatawan di P. Pramuka umumnya mencari lokasi baru di sekitar pulau untuk diving atau snorkling dan mereka tidak keberatan dengan fasilitas standar yang ditawarkan masyarakat lokal. Berdasarkan tipologi cognitive - normative Plog, 1972 dalam Pitana dan Gayatri, 2005 yang menekankan motivasi yang melatarbelakangi perjalanan wisata, maka wisatawan di kedua pulau dapat dikelompokkan ke dalam kelompok Allocentric . Kelompok ini adalah wisatawan yang ingin mengunjungi tempat- tempat yang belum diketahui, bersifat petualang adventure dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat lokal. Selanjutnya tipe wisatawan ini dikelompokkan berdasarkan tipologi tingkat perhatiannya terhadap lingkungan. Gambar 8 menunjukkan tipologi wisatawan berdasarkan tingkat perhatiannya pada lingkungan Holden 2001, dari tingkat terendah hingga tertinggi. Wisatawan di kedua pulau berada dalam kelompok yang berbeda. Wisatawan di P. Untung Jawa termasuk dalam kelompok Loungers yaitu wisatawan yang memiliki keterkaitan rendah dengan lingkungan. Wisatawan hanya berfokus kepada rekreasi dan kesenangan dimana contoh aktivitas kelompok ini adalah berjemur, berenang dan kehidupan malam. Wisatawan di P. Pramuka termasuk dalam kelompok Users yaitu kelompok wisatawan yang tertarik pada lingkungan pada tingkat dimana lingkungan memiliki ciri khas spesial yang menghasilkan berbagai aktivitas tertentu. Aktivitas kelompok wisatawan ini berdasarkan liburan, seperti scuba diving dan pengamatan satwa liar. Sumber: Cleverdon 1999 dalam Holden 2001. Gambar 8. Tipologi Wisatawan Berdasarkan Tingkat Perhatian terhadap Lingkungan Loungers Users Eco-aware Special Ecotourist berjemur, berenang aktivitas liburan, menyelam menyukai alam dan budaya luar konservasi, penelitian

5.4 Persepsi Wisatawan terhadap Kondisi Objek Wisata

Pariwisata menawarkan produk dan jasa. Produk wisata meliputi semua yang diperuntukkan atau dapat dikonsumsi oleh wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Jasa adalah layanan yang diterima wisatawan ketika mereka memanfaatkan mengkonsumsi produk tersebut. Produk dan jasa wisata tidak lepas dari unsur atraksi, aksesibilitas, amenitas dan hospitality. Semakin lengkap dan terintegrasinya unsur-unsur di atas maka semakin kuat posisi penawaran suatu objek wisata dalam kepariwisataan. Guna memperkuat posisi tersebut maka kualitas produk yang ditawarkan mutlak diperhatikan, dimana hal ini terkait dengan keunikan, otentisitas, originalitas dan keragaman. Penilaian wisatawan berupa persepsi terhadap unsur atraksi, aksesibilitas, amenitas dan hospitality, sangat penting untuk diketahui dan dievaluasi. Hal ini akan menjadi informasi yang penting bagi pengelola objek wisata agar dapat terus meningkatkan pelayanan para wisatawan. Kondisi sarana wisata di P. Untung Jawa dan P. Pramuka umumnya mendapat penilaian baik dari wisatawan. Secara umum, sarana yang kondisinya masih perlu ditingkatkan di P. Untung Jawa adalah toilet umum dan tourism center . Sedangkan di P. Pramuka beberapa sarana perlu dibangun karena sangat diperlukan wisatawan, seperti toilet umum, tempat duduk dan toko souvenir. Sarana lainnya seperti rumah makan, tempat penyewaan peralatan, telekomunikasi dan penginapan di kedua pulau dinilai sudah memadai, bahkan di P. Pramuka tersedia berbagai pilihan homestay dan tempat penyewaan peralatan yang kondisinya jauh lebih baik dibandingkan di P. Untung Jawa. Gambar 9 dan 10, menunjukkan penilaian wisatawan terhadap kondisi obyek wisata di kedua pulau. Secara umum wisatawan di kedua pulau memberikan penilaian baik terhadap aksesibilitas menuju objek wisata, baik aksesibilitas dari darat maupun aksesibilitas antar pulau. Bahkan wisatawan di P. Pramuka yang harus menempuh perjalanan lima kali lebih lama di bandingkan ke P. Untung Jawa, umumnya menyatakan aksesibilitas sangat baik. Bagi wisatawan yang berasal dari sekitar Tangerang untuk menuju P. Untung Jawa tidaklah sulit. Setelah menempuh jalur darat melalui Tangerang hingga ke Tanjung Pasir maka perjalanan dilanjutkan dengan kapal nelayan menuju P. Untung Jawa selama lebih kurang 30 menit dengan biaya Rp 7 500 per orang. Penyebrangan tersedia dari pukul 8.00 hingga pukul 15.00 dengan asumsi kondisi cuaca baik. Demikian halnya untuk perjalanan pulang, tersedia kapal nelayan dari pulau menuju Tanjung Pasir dengan biaya dan waktu tempuh yang sama. 20 40 60 80 100 P e r se p si P e r se n Sarana dan prasarana Panorama alam Akses Keamanan Sikap masyarakat Pengelola obyek wisata Atribut Wisata Sangat Baik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk Tidak Ada Gambar 9. Persepsi Wisatawan pada Atribut Wisata di Pulau Untung Jawa