35 Model matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y
ij
= µ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ρ
k
+ ε
ijk
Keterangan : Y
ij
= Respons yang diamati sebagai akibat faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan kelompok ke-k
µ = Rataan umum
α
i
= Pengaruh utama faktor A perlakuan ransum taraf ke-i β
j
= Pengaruh utama faktor B bangsa domba taraf ke-j αβ
ij
= Pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j ρ
k
= Pengaruh kelompok ke-k ε
ijk
= Galat percobaan atau pengaruh acak yang menyebar normal
Peubah yang diamati
1. Pertambahan Bobot Badan
Data bobot badan dihitung setiap dua minggu sekali dengan menggunakan timbangan dengan kapasitas 112 kg dan skala 200 gram merk Patterson
®
. Penghitungan bobot badan dilakukan hingga akhir percobaan yang
dilakukan di kandang metabolis untuk dihitung pertambahan bobot badan harian. Penghitungan bobot badan harian adalah sebagai berikut :
PBBH =
1 14
BB
2
- BB
1
+ BB
3
- BB
2
+ …. +BB
i
- BB
�−1
i
Keterangan: i adalah frekuensi penimbangan, jumlah penimbangan yang dilakukan adalah 15 selama penelitian berlangsung.
2. Respons Fisiologis Ternak
Respons fisiologis yang diamati adalah laju denyut jantung, laju respirasi, suhu rektal, dan suhu permukaan kulit.
a. Denyut Jantung
Pengukuran denyut jantung dilakukan dengan mengukur jumlah detakan di bagian dada kiri atas dekat lengan dekat tulang axilla
sebelah kiri dengan menggunakan stetoskop. Penghitungan denyut jantung dengan cara menghitung jumlah denyutan jantung selama satu
menit. Hitungan diulang sebanyak tiga kali dalam setiap pengambilan data denyut jantung. Data denyut jantung adalah rata-rata dari ketiga
penghitungan Schmidt-Nielsen 1997.
36
b. Laju Respirasi
Penghitungan proses respirasi dilakukan dengan menghitung aliran napas pada rongga dada dengan stetoskop. Penghitungan laju respirasi
dilakukan dengan cara menghitung frekuensi napas selama satu menit. Penghitungan diulang sebanyak tiga kali dalam setiap pengambilan
data frekuensi respirasi. Data frekuensi respirasi adalah rata-rata dari ketiga penghitungan Schmidt-Nielsen 1997.
c. Suhu Rektal
Suhu rektal diukur dengan memasukkan termometer klinis ke rektal domba ± 1 menit. Kemudian dihitung suhu tubuhnya berdasarkan
rumus St = 0.86 Sr + 0.14 Sk St = suhu tubuh, sk = suhu permukaan kulit Schmidt-Nielsen 1997.
d. Suhu Permukaan Kulit
Panas tubuh dihitung dengan menembakan sinar uv dari alat penghitung panas tubuh empat titik lokasi pengukuran, yaitu di bagian
punggung tepat di belakang pundak A, bagian dada tepat di belakang ketiak B, tungkai kaki depan bagian atas C, dan tungkai kaki depan
bagian bawah metacarpus D. Rataan suhu permukaan kulit dihitung berdasarkan rumus Sk = 0.25 A + B + 0.32 C + 0.18 D Schmidt-
Nielsen 1997. 3.
Kondisi lingkungan Temperature Humidity Index THI dihitung menggunakan rumus Marrai
et al. 2007 dan LPHSI 1990: THI = T
bk
− 0.55 − 0.55 RH T
bk
– 55.8 Keterangan: T
bk
= Suhu termometer bola kering °F T
bb
= Suhu termometer bola basah °F Nilai THI 82 = Tidak terdapat cekaman panas
Nilai THI 82-84 = Cekaman panas normal Nilai THI 84-86 = Mulai terjadi cekaman panas
Nilai THI 86 = Cekaman panas berlebih