Denyut Jantung In Vivo Pengaruh Cassapon dan CRM
37 4.
Nilai Dugaan Komposisi Tubuh Nilai dugaan komposisi tubuh dihitung dengan metode urea space.
Prosedur urea space adalah dengan cara mengambil sampel darah pada bagian vena jungularis, penyuntikan urea ke tubuh domba dan diambil
kembali sampel darah yang telah terdapat kandungan urea tubuh. Selisih antara pengambilan sampel sebelum dan sesudah penyuntikan urea adalah
kandungan protein yang terabsorbsi. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut Warsiti 2004; Astuti Sudarman 2009:
a. Pengambilan sampel darah domba sebanyak 5 ml melalui vena
jugularis menggunakan syringe sebelum diinjeksi dengan larutan urea menit ke-0.
b. Injeksi larutan urea 20 wv sebanyak 0.65 ml untuk setiap kilogram
bobot badan metabolis melalui vena jugularis selama 2 menit secara perlahan.
c. Injeksi cairan saline 0.9 NaCI sebanyak 3 ml melalui vena jugularis
dengan tujuan untuk mendorong larutan urea. Penentuan waktu nol untuk injeksi larutan urea dilakukan dengan menghitung titik tengah
antara waktu mulai injeksi urea sampai dengan waktu selesai injeksi saline.
d. Mengambil sampel darah sebanyak 5 ml melalui vena jugularis dengan
syringe pada saat menit ke-12 setelah urea diinjeksikan, selanjutnya sampel darah tersebut langsung dimasukkan ke dalam tabung evendorf
yang mengandung bubuk EDTA. e.
Sampel darah yang telah diambil kemudian langsung disentrifus dengan kecepatan 10.000 x g dan suhu 5°C selama 10 menit, setelah
itu diambil plasma darahnya untuk dianalisis kadar ureanya dengan menggunakan kit Human Gaselchaft-Germany. Apabila tidak dapat
dianalisis pada hari itu juga, sampel plasma darah disimpan di dalam freezer.
f. Urea space atau ruang urea dihitung dengan menggunakan rumus
Astuti dan Sudarman 2009; Panaretto dan Till 1963:
38 Urea Space =
Konsentrasi urea yang disuntikan 10 x BB x Selisih konsentrasi urea
x 100 Setelah itu dihitung kandungan protein, lemak, dan air tubuh domba dengan
menggunakan rumus Astuti dan Sudarman 2009; Panaretto dan Till 1963: Air Tubuh = 59.1 + 0.22 US
– 0.04 BB Protein tubuh = 0.265 Air Tubuh
– 0.47 Lemak tubuh = 98
– 1.32 Air tubuh 5.
Konsumsi Nutrien Ransum BK, BO, NDF, GE, SK, PK Konsumsi ransum, diukur dengan menghitung selisih antara pakan yang
diberikan dengan sisa pakan yang tidak dimakan. Perhitungannya adalah dengan mengalikan hasil analisis proksimat bahan dengan pemberian
ransum kemudian dikurangi dengan sisa ransum yang telah dikalikan dengan hasil analisis proksimat AOAC 1995.
Konsumsi nutrien = Pemberian nutrien ransum – Sisa nutrien ransum
6. Kecernaan Nutrien Ransum BK, BO, NDF, GE, SK, PK
Penghitungan kecernaan nutrien ditentukan dengan metode koleksi total pada kandang metabolis. Masa adaptasi kandang dilakukan selama tiga
hari dan pengumpulan data selama tujuh hari. Pencatatan jumlah ransum yang diberikan dan sisanya dicatat, demikian juga feses dan urin yang
dikeluarkan. Setiap pemberian ransum diambil contoh untuk dianalisis. Seusai penelitian semua contoh ransum dikomposit dan diambil 10
untuk dianalisis komposisi zat-zat makanannya. Feses yang keluar dikumpulkan dan ditimbang bobotnya, kemudian dioven 60
o
C selama 2 hari. Setelah kering, feses ditimbang dan disimpan dalam kantong plastik
yang tertutup rapat. Selesai penelitian, semua sampel dikomposit dan diambil 10 untuk dianalisis komposisi kimianya. Hal yang sama juga
dilakukan terhadap urine, tetapi pada urine ditambahkan H
2
SO
4
10 sebanyak 100 ml per hari ke dalam ember penampungan agar nitrogen
dalam urine tidak menguap. Selanjutnya, dianalisis kandungan N totalnya.