Analisis Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu melihat validitas butir tes, reliabilitas tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes.

1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Tes kemampuan pemecahan masalah matematis dibuat dalam bentuk uraian. Tes tertulis ini terdiri dari tes awal pre-test dan tes akhir post-test. Tes diberikan pada semua siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Soal-soal pre-test dan post-test dibuat ekuivalenrelatif sama. Pemberian pre-test dimaksud untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dengan model yang diterapkan, sedangkan post-test dilakukan untuk mengetahui perolehan hasil belajar setelah pembelajaran dilakukan dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan setelah mendapat pembelajaran dengan model yang diterapkan. Soal tes yang baik harus melalui beberapa tahap penilaian, diantaranya harus dinilai terlebih dahulu validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Untuk mendapatkan validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran maka soal tes harus diujicobakan pada kelas lain di sekolah pada tingkat yang sama.

a. Analisis Validitas

1 Validitas Muka dan Isi Untuk mendapatkan soal yang memenuhi syarat validitas muka, validitas isi dan validitas konstruk maka pembuatan soal dilakukan dengan meminta pertimbangan dan saran dari ahli expert, dosen pembimbing, guru-guru senior bidang studi matematika serta mahasiswa pascasarjana program studi pendidikan matematika. Validitas muka disebut pula validitas bentuk soal pertanyaan, pernyataan, suruhan atau validitas tampilan, yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya dan tidak menimbulkan tafsiran lain Suherman.dkk, 2003:106. Sedangkan validitas isi berarti ketepatan tes tersebut ditinjau dari segi materi yang diajukan, yaitu materi bahan yang dipakai sebagai tes tersebut merupakan sampel yang representatif dari pengetahuan yang harus Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dikuasai, termasuk kesesuaian antara indikator dan butir soal, kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa dan kesesuaian materi serta tujuan yang ingin dicapai. 2 Validitas Butir Soal Arikunto Sundayana, 2010 validitas butir soal tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya suatu validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gamabaran tentang variabel yang dimaksud. Adapun langkah-langkah untuk menguji validitas butir soal tes Sundayana, 2010adalah sebagai berikut: 1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment , yaitu: = − 2 − 2 2 − 2 Keterangan : : koefisien korelasi : jumlah responden : skor item butir soal : skor total tiap soal 2. Melakukan perhitungan uji t dengan rumus: ℎ� � = − 2 1 − 2 Keterangan: r = koefisien korelasi hasil r hitung n = jumlah responden 3. Mencari dengan = � = − 2, dengan � = 0,05. 4. Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Jika ℎ� � , berarti valid, atau Jika ℎ� � , berarti tidak valid. Rincian uji validitas tes kemampuan pemecahan masalah matematis disajikan pada Table 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Nomor Soal t.Hitung

t.Tabel Keterangan