Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
= − 1 1 −
�
� 2
�
2
Keterangan: : koefisien reliabilitas soal
: banyak butir soal �
� 2
: variansi item �
2
: variansi total Hasil interpretasi reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan
kriteria dari Guilford Sundayana, 2010, yaitu:
Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Koefisien Reliabilitas r
Interpretasi
0,00 ≤ r 0,20
Sangat rendah 0,20 ≤ r
0,40 Rendah
0,40 ≤ r 0,60
Sedangcukup 0,60 ≤ r
0,80 Tinggi
0,80 ≤ r ≤ 1,00
Sangat tinggi Berdasarkan hasil analisis menggunakan program Microsoft Office Excel
2007 didapat hasil reliabilitas tes adalah 0,875 yaitu mempunyai interpretasi yang tinggi. Dengan demikian tes kemampuan pemecahan masalah matematis memiliki
konsistensi yang bagus walaupun dikerjakan oleh siapa saja dalam level kemampuan akademik yang sama.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk mengklasifikasikan setiap item instrumen tes kedalam tiga kelompok tingkat kesukaran untuk mengetahui apakah
sebuah instrumen tergolong mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran tes dihitung dengan rumus Sundayana, 2010:
� = � + �
� + � Keterangan:
TK : tingkat kesukaran SA : jumlah skor kelompok atas
SB : jumlah skor kelompok bawah IA : jumlah skor ideal kelompok atas
Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
IB : jumlah skor ideal kelompok bawah
Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran
Interpretasi
TK= 0,00 Terlalu Sukar
0,000 TK 0,03 Sukar
0,03 TK 0,07 Sedang
0,70 TK 1,00 Mudah
TK= 1,00 Terlalu Mudah
Rangkuman hasil perhitungan uji tingkat kesukaran untuk setiap butir soal tes kemampuan komunikasi matematis siwa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Hasil Uji Tingkat kesukaran Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Nomor Soal Koefisien Tingkat Kesukaran
Interpretasi
1 0,657
Sedang 2
0,550 Sedang
5 0,287
Sukar 6
0,203 Sukar
7 0,150
Sukar 8
0,333 Sedang
Hasil uji tingkat kesukaran soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada Tabel 3.4 di atas bahwa kelima soal tergolong baik karena tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk diberikan kepada siswa.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai atau
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda tes dihitung dengan rumus Sundayana, 2010:
�� = � − �
� Keterangan:
DP : daya pembeda SA : jumlah skor kelompok atas
SB : jumlah skor kelompok bawah IA : jumlah skor ideal kelompok atas
Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Interpretasi perhitungan daya pembeda dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh Suherman 2003: 161 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Daya Pembeda
Interpretasi
�� 0,00 Sangat jelek
0,00 �� 0,20
Jelek 0,20
�� 0,40 Cukup
0,40 �� 0,70
Baik 0,70
�� 1,00 Sangat baik
Data dalam jumlah yang banyak kelas besar dengan n 30, maka sebanyak 27 siswa yang memperoleh skor tertinggi dikategorikan ke dalam
kelompok atas higher group dan sebanyak 27 siswa yang memperoleh skor terendah dikategorikan kelompok bawah lower group
. Untuk data di bawah n ≤ 30 maka siswa akan dibagi jadi dua kelompok sama besar Sundayana, 2010.
Rincian hasil uji daya pembeda tes kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Nomor Soal Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
1 0,367
Cukup 2
0,260 Cukup
5 0,227
Cukup 6
0,367 Cukup
7 0,207
Cukup 8
0,213 Cukup
2. Skala Self-Concept Siswa tentang Matematika