Analisis Skor Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu mengukur hasil pembelajaran, seperti tingkah laku siswa, kegiatan diskusi, cara bertanya dan lain-lain.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh melalui tes, lembar observasi, dan angket skala self-concept siswa. Data yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diperoleh melalui tes pre-test dan post-test. Sedangkan data yang berkaitan dengan self-concept siswa tentang matematika diperoleh melalui angket skala self-concept siswa yang diberikan sebelum diberikan perlakuan dan sesudah perlakuan diberikan.

E. Teknik Analisis Data

Data yang akan dianalisa adalah data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan data deskriptif berupa hasil observasi dan angket skala self-concept siswa. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software SPSS 16 dan Microsoft Office Excel 2007.

1. Analisis Skor Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Dalam melakukan pengolahan terhadap hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa digunakan bantuan SPSS 16 dan Microsoft Office Excel 2007 . Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran umum pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis yang terdiri dari skor rata-rata dan simpangan baku. Kemudian dilakukan analisis terhadap perbedaan dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan uji kesamaan dua rata-rata parametrik atau nonparametrik. Uji kesamaan dua rata-rata dipakai untuk membandingkan antara dua keadaan, yaitu keadaan nilai rata-rata pre-test siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata post-test siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, dan rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Sebelum data hasil penelitian dianalisis, terlebih dahulu dipersiapkan beberapa hal, antara lain: 1. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan sistem penskoran yang digunakan. 2. Membuat tabel skor pret-test dan post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Menghitung rata-rata skor tes tiap kelas. 4. Menghitung standar deviasi untuk mengetahui penyebaran kelompok dan menunjukkan tingkat variansi kelompok data. 5. Membandingkan skor pre-test dan post-test untuk mencari peningkatan gain yang terjadi sesudah pembelajaran pada masing-masing kelompok yang dihitung dengan rumus gain ternormalisasi Hake Meltzer dan David, 2002 yaitu: � = � − � � − � Keterangan: S post : Skor post-test S pre : Skor pre-test S maks : Skor maksimum Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi sebagai berikut Hake,1999: Tabel 3.7. Kriteria N-Gain N-Gain Interpretasi � 0,7 Tinggi 0,3 � 0,7 Sedang � ≤ 0,3 Rendah 6. Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi yaitu 5 � = 0,05. Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Sebelum dilakukan uji hipotesis menggunakan uji kesamaan rata-rata uji- t , terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. a. Uji Normalitas Menguji normalitas distribusi skor tes awal pretes dan tes akhir postes dengan menggunakan bantuan program SPSS 16. Penerimaan normalitas data didasarkan pada hipotesis berikut: H : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal Setelah dilakukan perhitungan, dibandingkan nilai signifikansi dengan �. Jika Nilai signifikansi �, maka H diterima. Bila tidak berdistribusi normal, dapat dilakukan dengan pengujian nonparametrik. b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas variansi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variansi kedua kelommpok sama atau berbeda. Proses perhitungan dilakukan denagn bantuan program SPSS 16. Hipotesis yang akan diuji dapat juga dinyatakan sebagai berikut. H : � 1 2 = � 2 2 H 1 : � 1 2 ≠ � 2 2 Keterangan: � 1 = variansi kelas eksperimen , � 2 = variansi kelas kontrol Kriteria pengujian adalah terima H jika nilai signifikansi �, dan tolak H jika nilai signifikansi �. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Untuk menguji apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-concept siswa yang mendapat pembelajaran group investigation bila dibandingkan dengan siswa yang Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu mendapatkan pembelajaran konvensional, maka dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata dengan taraf signifikansi � = 0,05. Adapun hipotesisnya adalah Hipotesis 1 H : Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika tipe group investigation sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional H 1 : Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika tipe group investigation lebih baih daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional Hipotesis 2 H : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika tipe group investigation sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional H 1 : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika tipe group investigation lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional Hipotesis 3 H : Self-concept siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika tipe group investigation sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional H 1 : Self-concetp siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika tipe group investigation lebih baih daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional Hipotesis 4 H : Peningkatan self-concept siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika tipe group investigation sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional Riki Musriandi, 2013 Model Pembelajaran Matematika Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept Siswa MTs Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu H 1 : Peningkatan self-concept siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika tipe group investigation lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional Hipotesis yang akan diuji adalah: H : � 1 = � 2 H a : � 1 � 2 Keterangan: � 1 = rata-rata skor kelas eksperimen � 2 = rata-rata skor kelas kontrol Jika kedua rata-rata skor berdistribusi normal dan variansinya homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t dan jika variansinya tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji- t’ dengan menggunakan bantuan program SPSS 16. Bila tidak berdistribusi normal, dapat dilakukan dengan pengujian nonparametrik, yaitu uji Mann-Withney. Pengujian nonparametrik berlaku untuk populasi yang tidak beristribusi normal. Uji Mann-Withney Uji-U adalah uji nonparametrik yang cukup kuat sebagai pengganti uji-t, dalam hal asumsi distribusi uju-t tidak terpenuhi, seperti distribusinya tidak normal dan uji selisih rerata yang variansinya tidak homogen Ruseffendi, 1998.

2. Analisis Skala Self-concept Siswa