Teknik Analisis Pengolahan Data

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Sebagai bagian dari wisata minat khusus, wisata bahari tidak memerlukan pembangunan sarana dan prasarana tertentu secara khusus karena ketertarikan serta motivasi wisatawan yang datang memang menginginkan keaslian atau originalitas destinasi dan daya tarik wisatanya. 1. Pantai Nongsa memiliki potensi dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari di Kota Batam. Dilihat dari kondisi Natural Amenities, Pantai Nongsa memiliki kondisi fisik yang berpotensi untuk dikembangkan berbagai macam bentuk atraksi wisata bahari. Dengan Kecepatan angin sedang, maka gelombang yang dihasilkan kecil dan tidak berpotensi tsunami. Maka, Pantai Nongsa berpotensi dikembangkan berbagai macam jenis olahraga air. Kemudian dengan diresmikannya Pantai Nongsa sebagai Kawasan Kampung Tua Nongsa maka berpotensi dikembangkan atraksi wisata budaya berbasis budaya lokal. Disini wisatawan dapat mengenal dan belajar bagaimana cara hidup masyarakat melayu pesisir. 2. Berdasarkan persepsi wisatawan terhadap pengembangan wisata bahari di Pantai Nongsa, wisatawan menginginkan adanya pengembangan terhadap keanekaragaman atraksi serta aktivitas wisata. Dengan aktivitas wisata yang itu – itu saja wisatawan akan cepat merasa jenuh. Maka dari hasil kuesioner peneliti mengembangkan beberapa jenis atraksi serta aktivitas wisata baik dilihat dari kondisi fisik maupun sosial dan budaya. 3. Berdasarkan potensi fisik dan sosial serta persepsi wisatawan yang ada di Pantai Nongsa, pengembangan aktivitas wisata difokuskan pada atraksi air. Beberapa aktivitas olahraga air yang dapat dikembangkan adalah kayaking, flyfish, knee boarding, parasailing dan wind surfing. Kemudian berdasarkan potensi sosial-budaya yang ada dapat dikembangkan paket wisata yang menawarkan wisatawan untuk merasakan kehidupan keseharian masyarakat melayu pesisir, dari mulai bekerja yaitu sebagai nelayan, mengolah hasil tangkapan menjadi makanan khas melayu, kemudian menginap di rumah asli Kampung Tua Nongsa.

B. Rekomendasi

1. Pemerintah Agar Kebijakan Pemerintah mengenai sempadan pantai dapat diterapkan di Pantai Nongsa yaitu, bangunan minimal berada di 100 meter dari pantai. Dari hasil pengamatan peneliti terdapat satu bangunan restoran yang berdiri tepat di bibir pantai. Agar Pemerintah maupun pihak pengelola setempat dapat lebih memerhatikan hal tersebut. 2. Pengelola a. Pengembangan yang dilakukan harus sesuai dengan kaidah-kaidah pengembangan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. b. Pembangunan sarana dan prasarana di Pantai Nongsa diharapkan menggunakan arsitektur Melayu, dan mengutamakan ciri khas Kampung Tua Nongsa. 3. Masyarakat a. Masyarakat setempat harus sadar akan pariwista agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dari kegiatan pariwisata yang ada. b. Tetap menjaga kebersihan dan keamanan, agar wisatawan merasa nyaman dalam melakukan aktivitas wisata. Riskika Amelia, 2013 Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA Agung. Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa Offset. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Ed. Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Burkart, A.J and S. Medlik. 1987. Tourism Past, Present and Future. Heinemann London. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat. 1991. Standarisasi Objek Fasilitas Budaya di Jawa Barat. Bandung: DISBUDPAR Provinsi Jawa Barat. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam. 2011. Rencana Induk Pengembangan Daerah, Batam: Disparbud. Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Bulaksumur, Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Gee, Y Chuck and friends. 1985. The Travel Industry. America: Wiley. Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Riset. Yogyakarta: Andi Offset. Kecamatan Nongsa. 2011. Profil Kecamatan Nongsa. Batam: Kecamatan Nongsa. Kelurahan Sambau. 2012. Profil Kelurahan Sambau. Batam: Kelurahan Sambau. Riskika Amelia, 2013 Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Lancaster, Roger A. 1983. Recreation, Park and Open Space Standards and Guidelines. America: National Recreation and Park Assn. Lawson dan Bovy. 1977. Tourism and Recreation Development. Boston: CBI Publishing Company, INC. Marpaung, Happy dan Bahar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nontji, Anugerah. 2007. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. Pendit, Nyoman S. 2004. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita. Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. Pitana, I Gde. 2008. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. Pengembangan Wisata Bahari di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan. Richardson, John and Martin Fluker. 2004. Understanding and Managing Tourism. Australia: Pearson Education. Snead, Eldredge Rodman. 1982. Coastal Landforms and Surface Features: A Photographic Atlas and Glossary. London: Hutchinson Ross.