BAB III TOPIK PEMBAHASAN
A. Pengawasan Internal 1. Pengertian Pengawasan Internal
Secara umum, pengawasan internal berarti pengecekanpemeriksaan yang meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan
pengawasan. Pengawasan internal mencakup struktur organisasi dan seluruh metode serta prosedur yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan. Sistem ini
digunakan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan, mengetahui seberapa jauh keakuratan data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan kepatuhan
terhadap kebijakan perusahaan. Berikut ini terdapat pengertian Pengawasan Internal menurut beberapa ahli
lembaga keuangan : Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 2002 : 29 : “Pengawasan internal
meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, memeriksa
kecermatan dan keandalan data akuntansi. Meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan”.
Menurut Griffin 2002 : 172 “Pengawasan keuangan merupakan pengendalian atas sumber daya keuangan seiring sumber daya ini mengalir ke
perusahaan misalnya pendapatan, dipegang oleh organisasi, dan mengalir keluar dari organisasi seperti pembayaran beban”.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP Pengawasan Internal di definisikan sebagai berikut: “Sistem Pengawasan Internal meliputi organisasi serta
semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, memeriksa kecermatan dan
keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.”
Dari definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengawasan internal adalah suatu kegiatan untuk mencari kebenaran dari pelaksanaan
pekerjaan. Pengawasan internal bukan hanya mencari kesalahan. Pengawasan ini dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan dan
penyelewengan yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.
Selanjutnya apabila unsur-unsur yang terdapat pada pengawasan internal yang telah sesuai dengan definisi dikelompokkan dua sub sistem yang terdiri dari
sub sistem “Pengawasan Administrasi Administrative Control dan “Pengawasan Akuntansi” Accounting Control. Jadi dalam arti yang luas, Sistem Pengawasan
Internal mencakup pengawasan yang dibedakan atas pengawasan internal yang bersifat accounting dan administrasi. google, wikipedia
Pengawasan internal Internal Control adalah langkah-langkah yang diambil perusahaan guna memastikan keandalan data akuntansinya, melindungi
aset-asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para karyawan mengikuti kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur perusahaan, dan
Universitas Sumatera Utara
mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen, divisi, dan perusahaan secara keseluruhan.
2. Tujuan Pengawasan Internal
Menurut Mulyadi 2001:163 ada empat tujuan pengawasan internal, yaitu: 1. Menjaga Harta Perusahaan
Adanya pengawasan internal untuk menghindari kemungkinan
penyelewengan harta dari kekayaan perusahaan dan memisahkan harta dengan biaya-biaya lainnya. Dengan cara mempertanggungjawabkan transaksi yang
berkaitan dengan pembelian dan penjualan, melindungi harta melalui sistem pengawasan internal yang melekat dan menetapkan bagian harta yang
dikonsumsikan. 2. Memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi
Tujuan dari internal check adalah untuk mencegah kesalahan dalam pekerjaan akuntansi baik yang disengaja atau tidak disengaja. Jika suatu kesalahan
dapat dihindari maka dianggap bahwa laporan akuntansi menyajikan informasi yang dapat diandalkan. Oleh karna itu transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai
dengan persetujuan dengan atau wewenang pimpinan, dan juga transaksi-transaksi tersebut dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya laporan
keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. 3. Mendorong efisiensi
Efisiensi didalam perusahaan dapat dilakukan dengan adanya pembagian tanggung jawab. Pada umumnya satu bagian tidak boleh bertanggung jawab untuk
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan semua tahapan-tahapan transaksi. Pembagian tanggung jawab tersebut harus memisahkan operasi, penyimpanan dan pembukuan. Maka dengan
adanya pembagian tanggung jawab dapat meningkatkan kecermatan tanpa memerlukan duplikasi atau pemborosan tenaga.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Jika manajemen telah menetapkan tujuan dan menyusun organisasi yang
tepat maka haruslah ada wewenang dan prosedur pembukuan yang sesuai untuk memastikan tugas itu dilaksnakan dengan cara memuaskan. Sistem merupakan
alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi, dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Supaya prosedur-prosedur tersebut dapat dipahami oleh karyawan perusahaan, maka dibuat pedoman prosedur yang menunjukkan arus dokumen
dalam prosedur, pekerjaan yang harus dilakukan dalam masing-masing prosedur dan rekening - rekening yang akan dipakai dalam mencatat transaksi-transaksi
tersebut. Audit kepatuhan Compliance audit juga merupakan salah satu tujuan
pengawasan internal. Griffin 2002 : 6, “audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah
kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu”.
Penulis menyimpulkan bahwa tujuan pengawasan internal adalah untuk keandalan pelaporan keuangan termasuk menjaga integritas informasi akuntansi,
melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, pencurian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh pihak didalam maupun diluar perusahaan, dan juga harus memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak sehingga
memperlancar proses audit jika dilaksanakan. Dan tujuan pengawasan internal kas di PT. Takaful Umum Medan belum tercapai secara maksimal karena di PT.
Takaful Umum Medan jumlah karyawannya masih sangat terbatas. Hal itu terlihat dari jumlah karyawan masing-masing divisi yang hanya terdiri dari 1 orang saja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yang mendukungnya.
3. Unsur-unsur Pengawasan Internal
Dalam konsep dan pengertian pengawasan intern yang baru atau menurut Mulyadi 2001 : 226, terdapat lima unsur pengawasan internal. Kelima unsur
pengawasan internal tersebut yaitu: a.
Lingkungan pengawasan Contol Environment Lingkungan pengawasan terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang
mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak dan pemilik perusahaan terhadap pengawasan internal perusahaan. Lingkungan pengawasan merupakan
kombinasi pengaruh dari berbagai faktor yang membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu didalam perusahaan.
b. Penilaian resiko Risk Assessment
Penilaian resiko adalah identifikasi, analisis dan manajemen resiko entitas harus memperhatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang dapat
sangat mempengaruhi kemampuannya dalam mencatat, memproses dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam
Universitas Sumatera Utara
laporan keuangan, contoh-contoh resiko seperti itu adalah sistem informasi yang baru atau diperbaiki, teknologi baru dan operasi luar negeri yang baru.
c. Informasi dan komunikasi Information and Communication
Sistem Informasi Pelaporan Keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi,
menyatukan, menganalisis, mengklarifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi entitas kejadian dan kondisi serta untuk mempertahankan akuntabilitas atas
aktiva dan kewajiban yang berkaitan. d.
Aktivitas Pengawasan Control Activities Aktivitas pengawasan merupakan kebijakan dan prosedur yang diciptakan
untuk mencapai tujuan perusahaan selain dari sistem akuntansi dan unsur-unsur lingkungan pengawasan. Pada dasarnya aktivitas pengawasan terdiri dari :
1. Prosedur otorisasi yang seharusnya dan jelas
2. Pembagian tugas yang jelas
3. Perancangan dan penggunaan dokumen yang seharusnya
4. Pengamanan yang cukup atas akses penggunaan aktiva dan catatannya
5. Pengecekan pekerjaan secara independent atas jumlah yang dicatat.
Berdasarkan uraian diatas, jelas terlihat bahwa pengawasan internal mengalami suatu hal yang penting bagi manajemen perusahaan dalam mencapai
tujuan perusahaan. Dengan adanya pengawasan internal, maka tujuan perusahaan dapat dilaksanakan dengan cepat. Hal-hal yang dapat menghambat laju
perkembangan perusahaan dapat dideteksi penyebabnya dengan segera. Hal ini disebabkan karena tujuan dari pengawasan internal adalah menciptakan
Universitas Sumatera Utara
kehandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan menjaga kekayaan perusahaan.
e. Pemantauan Monitoring
Pemantauan merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk membantu menjamin bahwa arahan manajemen telah dijalankan dengan tepat dan
benar. Ada banyak pemantauan potensial yang bisa digunakan oleh perusahaan. Salah satunya adalah pemantauan akuntansi yang dirancang untuk memberikan
jaminan yang masuk akal bahwa tujuan aktivitas pengawasan telah dipenuhi sebagaimana mestinya.
Kelima unsur tersebut sudah diterapkan dengan baik di PT. Takaful Umum karena lingkungan pengawasan yang sudah efektif dijalankan dengan prosedur
yang jelas, penilaian resiko yang teridentifikasi oleh perusahaan, informasi dan komunikasi yang cukup jelas dan terarah, keefektifan aktivitas pengawasan dan
melalui pemantauan yang memberikan arahan manajemen dijalankan dengan benar.
B. Kas
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kas sebagai uang, yang salah satufungsinya dalam perekonomian sebagai alat pembayaran yang paling likuid.
Berikut ini beberapa pengertian kas dari para ahli lembaga keuangan :
Menurut Warren 2005 : 21 : “ Kas meliputi koin, cek, wesel, dan uang
yang disimpan di Bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari Bank yang bersangkutan”. Ikatan Akuntansi Indonesia memberikan definisi kas, dalam
Universitas Sumatera Utara
pernyataan Standar Akuntansi no. 9 2002 : 54 yang berbunyi : “Kas terdiri dari saldo kas cash on hand dan rekening giro, dengan kata lain kas adalah investasi
yang sifatnya berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko”.
Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa kas bukan hanya uang tunai yang ada dalam perusahaan, namun juga mencakup simpanan
perusahaan yang ada di bank. Simpanan ini dapat ditarik setiap saat guna membiayai kegiatan perusahaan. Kas merupakan harta perusahaan yang paling
likuid. Kas berfungsi sebagai berikut, yaitu :
a. Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besarkecil. b. Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya.
c. Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap. Selain fungsi yang disebutkan diatas, Hanafi 2004 : 537 seorang ekonom
mengemukakan beberapa tujuan perusahaan memegang kas yaitu : a.
Motif Transaksi Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi. Transaksi yang
dilakukan perusahaan diantaranya membayar gaji pegawai, membeli perlengkapan dan transaksi lainnya.
b. Motif berjaga – jaga
Alasan memegang kas lainnya adalah untuk berjaga-jaga menghadapi ketidakpastian di masa mendatang. Sebagai contoh jika sebuah
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tiba-tiba harus mengeluarkan kas yang cukup besar lembaga tersebut sudah mempunyai kas yang cukup.
c. Kebutuhan di masa mendatang
Kebutuhan kas dapat meningkat pada saat kejadian-kejadian tertentu di masa mendatang. Contohnya jika sebuah
perusahaan ingin
mengeluarkan program baru, maka akan membutuhkan kas yang cukup besar.
d. Saldo kas minimal.
Setiap perusahaanlembaga harus memiliki saldo kas minimal. Saldo kas tidak boleh nol.
C. Pengawasan internal atas penerimaan kas
Melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus mengawasi kas mulai dari diterimanya hingga disetorkan ke bank. Prosedur
semacam ini disebut pengawasan preventif. Prosedur yang dirancang untuk mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas disebut pengawasan detektif.
Dalam pengertian tertentu, pengawasan detektif juga bersifat preventif mencegah karena para karyawan akan berupaya menghindarkan pencurian atau
penyalahgunaan bila mereka mengetahui bahwa hal semacam itu kemungkinan
besar mereka akan tertangkap.
Pembuatan dan pemeliharaan pengawasan internal adalah kewajiban pihak manajemen. Aspek mendasar dari tanggung jawab penyediaan informasi pihak
manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham
Universitas Sumatera Utara
bahwa perusahaan diawasi dengan baik. Selain itu, pihak manajemen tanggung jawab untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi
keuangan yang andal secara tepat waktu. Pengawasan internal yang memadai penting bagi pihak manajemen untuk melakukan kewajiban ini.
Sehubungan dengan hal tersebut maka PT. Takaful Umum Medan memerlukan adanya pengawasan internal kas, karena kas merupakan komponen
yang paling penting didalam melaksanakan aktivitas usahanya. Dan sejauh ini PT. Takaful Umum Medan telah melakukan prosedur penerimaan kas dengan benar
dan dimanfaatkan atau digunakan dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut dapat dilihat dari prosedur penerimaan kas yang diterapkan PT. Takaful Umum Medan.
1.
Prosedur Penerimaan Kas pada PT. Takaful Umum
Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan PT. Takaful Umum Medan meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, pembayaran sampai
dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta pertanggungjawaban kembali, proses ini dapat dilakukan secara manual ataupun
menggunakan sistem terkomputerisasi. Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh PT. Takaful Umum Medan secara
lebih rinci meliputi : 1.
Sistem penerimaan kas secara langsung melalui kasirbank Sistem penerimaan kas melalui bank berasal dari pusat Jakarta dikirim ke
rekening cabang. Dana tersebut digunakan untuk antara lain : a.
untuk biaya operasional perusahaan b.
pembayaran klaim
Universitas Sumatera Utara
c. pembayaran bagi hasil
d.
penerimaan premi melalui bank 2.
Sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagihan Sistem penerimaan kas dari piutang premi melalui penagihan dijelaskan
sebagai berikut : a. Bagian piutang Bagian Keuangan PT. Takaful Umum Medan
memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihanagen. Di samping melakukan penerimaan premi secara
langsung juga melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui penagihagen perusahaan atau melalui pos, fungsi penagihan
bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih
b. Bagian penagihan mengirimkan dokumen penagihan melalui karyawan
penagih atau melalui pos, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
c. Berdasarkan Dokumen PenagihanDebit Penagihan, maka nasabah dapat langsung melakukan pembayaran utang premi atas kepesertaan
asuransi PT. Takaful Umum Medan melalui Bank Mitra PT. Takaful Umum Medan yaitu Bank Muamalat Indonesia.
d. Berdasarkan bukti transaksi tersebut kuitansi bukti penerimaanbukti setor bank kemudian dibuatlah Daftar Cetakan Kuitansi Premi.
Dalam Daftar Cetakan Kuitansi Premi terdapat sejumlah data cetak
Universitas Sumatera Utara
yang berisi identitas kuitansi premi yang tercatat dalam setiap hari transaksi di PT. Takaful Umum Medan. Detailnya isi dari Daftar
Cetakan Kuitansi Premi antara lain kantor, nomor polis, bulan kuitansi, tanggal cetak kuitansi, tanggal BK, besar premi, status
kuitansi, nomor BK, identitas penerima dan yang menyerahkan. Setiap akhir bulan setiap transaksi penerimaan kas dari piutang melalui
penagihan dicatat dalam neraca lajur oleh Divisi Internal AuditKeuangan khususnya pada Bagian Keuangan PT. Takaful
Umum Medan. Dalam Tugas Akhir ini penulis membahas lebih dalam mengenai prosedur
penerimaan kas yang berasal dari premi nasabah dan pembayaran operasional dari kantor pusat. Karena sumber ini bersifat rutin setiap bulan.
Prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang
seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, menerima, dan
mencatat penerimaan uang. b.
Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya. Untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip pengawasan internal
dalam hal penerimaan kas perlu pemisahan fungsi seperti pemisahan antara fungsi penerimaan uang, pencatatannya, penyimpanan kas serta
yang melakukan rekonsiliasi bank.
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis penerimaan kas pada PT. Takaful Umum Medan bersumber dari :
a. Premi nasabah
b. Droping dari kantor pusat operasional, pembayaran klaim,
pembayaran bagi hasil Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas pada PT. Takaful
Umum Medan antara lain : 1.
Daftar Persetujuan Penerbitan Polis 2.
Dokumen PenagihanDebit Penagihan 3.
KuitansiBukti Penerimaan 4.
Bukti Setor Bank 5. Daftar Cetakan Kuitansi Premi
D. Pengawasan Internal atas Pengeluaran Kas
Pengawasan internal atas pengeluaran kas harus memberikan jaminan yang memadai bahwa pengeluaran dilakukan hanya untuk transaksi yang diotorisasi.
Disamping itu, pengawasan harus memastikan bahwa kas digunakan secara efisien. Pengeluaran kas dalam dalam perusahaan dilakukan dengan
menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek, biasanya karena jumlah uang yang relatif kecil. PT. Takaful Umum Medan telah
melakukan prosedur pengeluaran kas dengan baik karena semua pengeluaran kas harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pusat dan telah dijalankan
dengan baik oleh bagian keuangan perusahaan dengan melaksanakan prosedur pengeluaran kas secara efektif.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur Pengeluaran Kas pada PT. Takaful Umum Medan
Prosedur pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan,
transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada PT. Takaful
Umum Medan. Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh PT.
Takaful Umum Medan meliputi: a
Semua pengeluaran harus dapat persetujuan dari pejabat yang berwenang, yaitu kepala cabang
b Harus dipisahkan antara pejabat operasional dan penyimpanan
pencatatan. c
Semua pengeluaran dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran rutin yang jumlahnya kecil.
d Dibentuk dana kas kecil untuk membayar pengeluaran yang
jumlahnya kecil-kecil. e
Pembayaran klaim tidak boleh kas, langsung transfer dari rekening ke rekening.
f Pembayaran bagi hasil juga tidak boleh kas, melalui transfer dari
rekening ke rekening g
Biaya diatas Rp.250.000,- bayar melalui rekening dan biaya dibawah Rp. 250.000,- dibayar kas
Universitas Sumatera Utara
h Dipisahkan antara karyawan yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat dalam pengeluaran kas.
i Penarikan dana operasional melalui bank harus tanda tangan 2 orang
yang ditunjuk , yaitu kepala cabang dan bagian keuangan. Dalam praktek tidak semua pengeluaran uang dapat dilakukan dengan cek.
Pengeluaran dalam jumlah kecil misalnya tidak dapat dapat dilakukan dengan cek, oleh karena tidak praktis untuk mengatasi pengeluaran-pengeluaran semacam itu
perusahan menyisihkan sejumlah uang tertentu yang disebut dana kas kecil Petty cash. Mulyadi 1999: 55, ”Salah satu bagian dari pengawasan dan pengendalian
kas yang baik adalah dengan membentuk dana kas kecil sistem Imprest, sistem ini menghendaki adanya saldo rekening kas yang selalu berjumlah tetap dan
pengeluaran-pengeluaran rutin dilakukan dengan mengisi saldo dana kas kecil”. Jika perusahaan menggunakan sistem ini, maka pengawasan terhadap
pengeluaran kas dimulai sejak terjadinya kewajiban yang kelak harus dibayar. Hanya karyawan bagian keuangan yang diberi kewenangan oleh pihak pusat
perusahaan untuk mengesahkan transaksi yang menimbulkan kewajiban. Ada kemungkinan kewenangan tersebut dibatasi jumlahnya, sehingga ada otorisasi
bertingkat untuk setiap pengeluaran perusahaan. Limit itu sendiri harus ditentukan terlebih dahulu dari pihak manajemen, misalnya untuk pengeluaran Rp. 250.000,-
dapat diotorisasidisetujui oleh manajer operasional, sedangkan untuk pengeluaran diatas Rp.250.000,- maka harus disetujui oleh bagian keuangan kantor
pusatJakarta. Dengan adanya pembatasan limit wewenang atas setiap
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran kas
maka akan
meminimalisasi adanya
penyelewengan penyalahgunaan penggunaan kas perusahaan.
Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan terdiri atas :
1. Bukti kas keluar
2. Cek
3. Permintaan cek check request
Jenis-jenis pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan : a.
Terkait dengan bagian Sumber Daya Manusia
terdiri dari : 1
Biaya perjalanan dinas : biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk perjalanan dinaskerja karyawan perusahaan dalam upaya
meningkatkan kinerja perusahaan 2
Biaya training : biaya yang dikeluarkan selama proses rekrutmenpelatihan karyawan baru
3 Biaya upah magang : biaya untuk upah karyawan magang
4 Biaya rekrutmen berupa iklan, jasa psikotes, tes kesehatan, dan lain-
lain 5
Biaya pembinaan karyawan : biaya pembinaan pegawai untuk meningkatkan kinerja karyawan
6 Biaya sewa gedung
Universitas Sumatera Utara
7 Biaya pemeliharaan alat kantor seperti : service printer, komputer, AC
dan kendaraan dinas 8
Pembelian inventaris : biaya pembelian peralatan-peralatan pendukung kinerja perusahaan, seperti : komputer, printer, kertas, dan
lain-lain 9
Beban PBBPajak Bumi Bangunan
b. Terkait dengan Bagian Pemasaran
Terdiri dari : 1
Biaya entertain : seperti jamuan makan untuk relasi perusahaan atau nasabah, biaya hiburan untuk nasabah dan lain-lain
2 Biaya promosi
Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengawasan yang baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek, pengeluaran-pengeluaran
dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil. b.
Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih dahulu.
c. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran
kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN