Pengawasan Internal 1. Pengertian Pengawasan Internal

BAB III TOPIK PEMBAHASAN

A. Pengawasan Internal 1. Pengertian Pengawasan Internal

Secara umum, pengawasan internal berarti pengecekanpemeriksaan yang meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan pengawasan. Pengawasan internal mencakup struktur organisasi dan seluruh metode serta prosedur yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan. Sistem ini digunakan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan, mengetahui seberapa jauh keakuratan data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan. Berikut ini terdapat pengertian Pengawasan Internal menurut beberapa ahli lembaga keuangan : Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 2002 : 29 : “Pengawasan internal meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, memeriksa kecermatan dan keandalan data akuntansi. Meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan”. Menurut Griffin 2002 : 172 “Pengawasan keuangan merupakan pengendalian atas sumber daya keuangan seiring sumber daya ini mengalir ke perusahaan misalnya pendapatan, dipegang oleh organisasi, dan mengalir keluar dari organisasi seperti pembayaran beban”. Universitas Sumatera Utara Dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP Pengawasan Internal di definisikan sebagai berikut: “Sistem Pengawasan Internal meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, memeriksa kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.” Dari definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengawasan internal adalah suatu kegiatan untuk mencari kebenaran dari pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan internal bukan hanya mencari kesalahan. Pengawasan ini dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan dan penyelewengan yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Selanjutnya apabila unsur-unsur yang terdapat pada pengawasan internal yang telah sesuai dengan definisi dikelompokkan dua sub sistem yang terdiri dari sub sistem “Pengawasan Administrasi Administrative Control dan “Pengawasan Akuntansi” Accounting Control. Jadi dalam arti yang luas, Sistem Pengawasan Internal mencakup pengawasan yang dibedakan atas pengawasan internal yang bersifat accounting dan administrasi. google, wikipedia Pengawasan internal Internal Control adalah langkah-langkah yang diambil perusahaan guna memastikan keandalan data akuntansinya, melindungi aset-asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para karyawan mengikuti kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur perusahaan, dan Universitas Sumatera Utara mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen, divisi, dan perusahaan secara keseluruhan.

2. Tujuan Pengawasan Internal

Menurut Mulyadi 2001:163 ada empat tujuan pengawasan internal, yaitu: 1. Menjaga Harta Perusahaan Adanya pengawasan internal untuk menghindari kemungkinan penyelewengan harta dari kekayaan perusahaan dan memisahkan harta dengan biaya-biaya lainnya. Dengan cara mempertanggungjawabkan transaksi yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan, melindungi harta melalui sistem pengawasan internal yang melekat dan menetapkan bagian harta yang dikonsumsikan. 2. Memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi Tujuan dari internal check adalah untuk mencegah kesalahan dalam pekerjaan akuntansi baik yang disengaja atau tidak disengaja. Jika suatu kesalahan dapat dihindari maka dianggap bahwa laporan akuntansi menyajikan informasi yang dapat diandalkan. Oleh karna itu transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan dengan atau wewenang pimpinan, dan juga transaksi-transaksi tersebut dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. 3. Mendorong efisiensi Efisiensi didalam perusahaan dapat dilakukan dengan adanya pembagian tanggung jawab. Pada umumnya satu bagian tidak boleh bertanggung jawab untuk Universitas Sumatera Utara melaksanakan semua tahapan-tahapan transaksi. Pembagian tanggung jawab tersebut harus memisahkan operasi, penyimpanan dan pembukuan. Maka dengan adanya pembagian tanggung jawab dapat meningkatkan kecermatan tanpa memerlukan duplikasi atau pemborosan tenaga. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Jika manajemen telah menetapkan tujuan dan menyusun organisasi yang tepat maka haruslah ada wewenang dan prosedur pembukuan yang sesuai untuk memastikan tugas itu dilaksnakan dengan cara memuaskan. Sistem merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi, dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Supaya prosedur-prosedur tersebut dapat dipahami oleh karyawan perusahaan, maka dibuat pedoman prosedur yang menunjukkan arus dokumen dalam prosedur, pekerjaan yang harus dilakukan dalam masing-masing prosedur dan rekening - rekening yang akan dipakai dalam mencatat transaksi-transaksi tersebut. Audit kepatuhan Compliance audit juga merupakan salah satu tujuan pengawasan internal. Griffin 2002 : 6, “audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu”. Penulis menyimpulkan bahwa tujuan pengawasan internal adalah untuk keandalan pelaporan keuangan termasuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, pencurian yang Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh pihak didalam maupun diluar perusahaan, dan juga harus memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak sehingga memperlancar proses audit jika dilaksanakan. Dan tujuan pengawasan internal kas di PT. Takaful Umum Medan belum tercapai secara maksimal karena di PT. Takaful Umum Medan jumlah karyawannya masih sangat terbatas. Hal itu terlihat dari jumlah karyawan masing-masing divisi yang hanya terdiri dari 1 orang saja. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yang mendukungnya.

3. Unsur-unsur Pengawasan Internal

Dalam konsep dan pengertian pengawasan intern yang baru atau menurut Mulyadi 2001 : 226, terdapat lima unsur pengawasan internal. Kelima unsur pengawasan internal tersebut yaitu: a. Lingkungan pengawasan Contol Environment Lingkungan pengawasan terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak dan pemilik perusahaan terhadap pengawasan internal perusahaan. Lingkungan pengawasan merupakan kombinasi pengaruh dari berbagai faktor yang membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu didalam perusahaan. b. Penilaian resiko Risk Assessment Penilaian resiko adalah identifikasi, analisis dan manajemen resiko entitas harus memperhatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang dapat sangat mempengaruhi kemampuannya dalam mencatat, memproses dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam Universitas Sumatera Utara laporan keuangan, contoh-contoh resiko seperti itu adalah sistem informasi yang baru atau diperbaiki, teknologi baru dan operasi luar negeri yang baru. c. Informasi dan komunikasi Information and Communication Sistem Informasi Pelaporan Keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, menyatukan, menganalisis, mengklarifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi entitas kejadian dan kondisi serta untuk mempertahankan akuntabilitas atas aktiva dan kewajiban yang berkaitan. d. Aktivitas Pengawasan Control Activities Aktivitas pengawasan merupakan kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk mencapai tujuan perusahaan selain dari sistem akuntansi dan unsur-unsur lingkungan pengawasan. Pada dasarnya aktivitas pengawasan terdiri dari : 1. Prosedur otorisasi yang seharusnya dan jelas 2. Pembagian tugas yang jelas 3. Perancangan dan penggunaan dokumen yang seharusnya 4. Pengamanan yang cukup atas akses penggunaan aktiva dan catatannya 5. Pengecekan pekerjaan secara independent atas jumlah yang dicatat. Berdasarkan uraian diatas, jelas terlihat bahwa pengawasan internal mengalami suatu hal yang penting bagi manajemen perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pengawasan internal, maka tujuan perusahaan dapat dilaksanakan dengan cepat. Hal-hal yang dapat menghambat laju perkembangan perusahaan dapat dideteksi penyebabnya dengan segera. Hal ini disebabkan karena tujuan dari pengawasan internal adalah menciptakan Universitas Sumatera Utara kehandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan menjaga kekayaan perusahaan. e. Pemantauan Monitoring Pemantauan merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk membantu menjamin bahwa arahan manajemen telah dijalankan dengan tepat dan benar. Ada banyak pemantauan potensial yang bisa digunakan oleh perusahaan. Salah satunya adalah pemantauan akuntansi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa tujuan aktivitas pengawasan telah dipenuhi sebagaimana mestinya. Kelima unsur tersebut sudah diterapkan dengan baik di PT. Takaful Umum karena lingkungan pengawasan yang sudah efektif dijalankan dengan prosedur yang jelas, penilaian resiko yang teridentifikasi oleh perusahaan, informasi dan komunikasi yang cukup jelas dan terarah, keefektifan aktivitas pengawasan dan melalui pemantauan yang memberikan arahan manajemen dijalankan dengan benar.

B. Kas

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kas sebagai uang, yang salah satufungsinya dalam perekonomian sebagai alat pembayaran yang paling likuid. Berikut ini beberapa pengertian kas dari para ahli lembaga keuangan : Menurut Warren 2005 : 21 : “ Kas meliputi koin, cek, wesel, dan uang yang disimpan di Bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari Bank yang bersangkutan”. Ikatan Akuntansi Indonesia memberikan definisi kas, dalam Universitas Sumatera Utara pernyataan Standar Akuntansi no. 9 2002 : 54 yang berbunyi : “Kas terdiri dari saldo kas cash on hand dan rekening giro, dengan kata lain kas adalah investasi yang sifatnya berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko”. Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa kas bukan hanya uang tunai yang ada dalam perusahaan, namun juga mencakup simpanan perusahaan yang ada di bank. Simpanan ini dapat ditarik setiap saat guna membiayai kegiatan perusahaan. Kas merupakan harta perusahaan yang paling likuid. Kas berfungsi sebagai berikut, yaitu : a. Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besarkecil. b. Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya. c. Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap. Selain fungsi yang disebutkan diatas, Hanafi 2004 : 537 seorang ekonom mengemukakan beberapa tujuan perusahaan memegang kas yaitu : a. Motif Transaksi Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi. Transaksi yang dilakukan perusahaan diantaranya membayar gaji pegawai, membeli perlengkapan dan transaksi lainnya. b. Motif berjaga – jaga Alasan memegang kas lainnya adalah untuk berjaga-jaga menghadapi ketidakpastian di masa mendatang. Sebagai contoh jika sebuah Universitas Sumatera Utara perusahaan tiba-tiba harus mengeluarkan kas yang cukup besar lembaga tersebut sudah mempunyai kas yang cukup. c. Kebutuhan di masa mendatang Kebutuhan kas dapat meningkat pada saat kejadian-kejadian tertentu di masa mendatang. Contohnya jika sebuah perusahaan ingin mengeluarkan program baru, maka akan membutuhkan kas yang cukup besar. d. Saldo kas minimal. Setiap perusahaanlembaga harus memiliki saldo kas minimal. Saldo kas tidak boleh nol.

C. Pengawasan internal atas penerimaan kas

Melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus mengawasi kas mulai dari diterimanya hingga disetorkan ke bank. Prosedur semacam ini disebut pengawasan preventif. Prosedur yang dirancang untuk mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas disebut pengawasan detektif. Dalam pengertian tertentu, pengawasan detektif juga bersifat preventif mencegah karena para karyawan akan berupaya menghindarkan pencurian atau penyalahgunaan bila mereka mengetahui bahwa hal semacam itu kemungkinan besar mereka akan tertangkap. Pembuatan dan pemeliharaan pengawasan internal adalah kewajiban pihak manajemen. Aspek mendasar dari tanggung jawab penyediaan informasi pihak manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham Universitas Sumatera Utara bahwa perusahaan diawasi dengan baik. Selain itu, pihak manajemen tanggung jawab untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi keuangan yang andal secara tepat waktu. Pengawasan internal yang memadai penting bagi pihak manajemen untuk melakukan kewajiban ini. Sehubungan dengan hal tersebut maka PT. Takaful Umum Medan memerlukan adanya pengawasan internal kas, karena kas merupakan komponen yang paling penting didalam melaksanakan aktivitas usahanya. Dan sejauh ini PT. Takaful Umum Medan telah melakukan prosedur penerimaan kas dengan benar dan dimanfaatkan atau digunakan dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut dapat dilihat dari prosedur penerimaan kas yang diterapkan PT. Takaful Umum Medan. 1. Prosedur Penerimaan Kas pada PT. Takaful Umum Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan PT. Takaful Umum Medan meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, pembayaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta pertanggungjawaban kembali, proses ini dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan sistem terkomputerisasi. Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh PT. Takaful Umum Medan secara lebih rinci meliputi : 1. Sistem penerimaan kas secara langsung melalui kasirbank Sistem penerimaan kas melalui bank berasal dari pusat Jakarta dikirim ke rekening cabang. Dana tersebut digunakan untuk antara lain : a. untuk biaya operasional perusahaan b. pembayaran klaim Universitas Sumatera Utara c. pembayaran bagi hasil d. penerimaan premi melalui bank 2. Sistem penerimaan kas dari piutang melalui penagihan Sistem penerimaan kas dari piutang premi melalui penagihan dijelaskan sebagai berikut : a. Bagian piutang Bagian Keuangan PT. Takaful Umum Medan memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihanagen. Di samping melakukan penerimaan premi secara langsung juga melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui penagihagen perusahaan atau melalui pos, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih b. Bagian penagihan mengirimkan dokumen penagihan melalui karyawan penagih atau melalui pos, untuk melakukan penagihan kepada debitur. c. Berdasarkan Dokumen PenagihanDebit Penagihan, maka nasabah dapat langsung melakukan pembayaran utang premi atas kepesertaan asuransi PT. Takaful Umum Medan melalui Bank Mitra PT. Takaful Umum Medan yaitu Bank Muamalat Indonesia. d. Berdasarkan bukti transaksi tersebut kuitansi bukti penerimaanbukti setor bank kemudian dibuatlah Daftar Cetakan Kuitansi Premi. Dalam Daftar Cetakan Kuitansi Premi terdapat sejumlah data cetak Universitas Sumatera Utara yang berisi identitas kuitansi premi yang tercatat dalam setiap hari transaksi di PT. Takaful Umum Medan. Detailnya isi dari Daftar Cetakan Kuitansi Premi antara lain kantor, nomor polis, bulan kuitansi, tanggal cetak kuitansi, tanggal BK, besar premi, status kuitansi, nomor BK, identitas penerima dan yang menyerahkan. Setiap akhir bulan setiap transaksi penerimaan kas dari piutang melalui penagihan dicatat dalam neraca lajur oleh Divisi Internal AuditKeuangan khususnya pada Bagian Keuangan PT. Takaful Umum Medan. Dalam Tugas Akhir ini penulis membahas lebih dalam mengenai prosedur penerimaan kas yang berasal dari premi nasabah dan pembayaran operasional dari kantor pusat. Karena sumber ini bersifat rutin setiap bulan. Prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, menerima, dan mencatat penerimaan uang. b. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya. Untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip pengawasan internal dalam hal penerimaan kas perlu pemisahan fungsi seperti pemisahan antara fungsi penerimaan uang, pencatatannya, penyimpanan kas serta yang melakukan rekonsiliasi bank. Universitas Sumatera Utara Jenis-jenis penerimaan kas pada PT. Takaful Umum Medan bersumber dari : a. Premi nasabah b. Droping dari kantor pusat operasional, pembayaran klaim, pembayaran bagi hasil Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas pada PT. Takaful Umum Medan antara lain : 1. Daftar Persetujuan Penerbitan Polis 2. Dokumen PenagihanDebit Penagihan 3. KuitansiBukti Penerimaan 4. Bukti Setor Bank 5. Daftar Cetakan Kuitansi Premi

D. Pengawasan Internal atas Pengeluaran Kas

Pengawasan internal atas pengeluaran kas harus memberikan jaminan yang memadai bahwa pengeluaran dilakukan hanya untuk transaksi yang diotorisasi. Disamping itu, pengawasan harus memastikan bahwa kas digunakan secara efisien. Pengeluaran kas dalam dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek, biasanya karena jumlah uang yang relatif kecil. PT. Takaful Umum Medan telah melakukan prosedur pengeluaran kas dengan baik karena semua pengeluaran kas harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pusat dan telah dijalankan dengan baik oleh bagian keuangan perusahaan dengan melaksanakan prosedur pengeluaran kas secara efektif. Universitas Sumatera Utara Prosedur Pengeluaran Kas pada PT. Takaful Umum Medan Prosedur pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan. Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh PT. Takaful Umum Medan meliputi: a Semua pengeluaran harus dapat persetujuan dari pejabat yang berwenang, yaitu kepala cabang b Harus dipisahkan antara pejabat operasional dan penyimpanan pencatatan. c Semua pengeluaran dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran rutin yang jumlahnya kecil. d Dibentuk dana kas kecil untuk membayar pengeluaran yang jumlahnya kecil-kecil. e Pembayaran klaim tidak boleh kas, langsung transfer dari rekening ke rekening. f Pembayaran bagi hasil juga tidak boleh kas, melalui transfer dari rekening ke rekening g Biaya diatas Rp.250.000,- bayar melalui rekening dan biaya dibawah Rp. 250.000,- dibayar kas Universitas Sumatera Utara h Dipisahkan antara karyawan yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat dalam pengeluaran kas. i Penarikan dana operasional melalui bank harus tanda tangan 2 orang yang ditunjuk , yaitu kepala cabang dan bagian keuangan. Dalam praktek tidak semua pengeluaran uang dapat dilakukan dengan cek. Pengeluaran dalam jumlah kecil misalnya tidak dapat dapat dilakukan dengan cek, oleh karena tidak praktis untuk mengatasi pengeluaran-pengeluaran semacam itu perusahan menyisihkan sejumlah uang tertentu yang disebut dana kas kecil Petty cash. Mulyadi 1999: 55, ”Salah satu bagian dari pengawasan dan pengendalian kas yang baik adalah dengan membentuk dana kas kecil sistem Imprest, sistem ini menghendaki adanya saldo rekening kas yang selalu berjumlah tetap dan pengeluaran-pengeluaran rutin dilakukan dengan mengisi saldo dana kas kecil”. Jika perusahaan menggunakan sistem ini, maka pengawasan terhadap pengeluaran kas dimulai sejak terjadinya kewajiban yang kelak harus dibayar. Hanya karyawan bagian keuangan yang diberi kewenangan oleh pihak pusat perusahaan untuk mengesahkan transaksi yang menimbulkan kewajiban. Ada kemungkinan kewenangan tersebut dibatasi jumlahnya, sehingga ada otorisasi bertingkat untuk setiap pengeluaran perusahaan. Limit itu sendiri harus ditentukan terlebih dahulu dari pihak manajemen, misalnya untuk pengeluaran Rp. 250.000,- dapat diotorisasidisetujui oleh manajer operasional, sedangkan untuk pengeluaran diatas Rp.250.000,- maka harus disetujui oleh bagian keuangan kantor pusatJakarta. Dengan adanya pembatasan limit wewenang atas setiap Universitas Sumatera Utara pengeluaran kas maka akan meminimalisasi adanya penyelewengan penyalahgunaan penggunaan kas perusahaan. Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan terdiri atas : 1. Bukti kas keluar 2. Cek 3. Permintaan cek check request Jenis-jenis pengeluaran kas pada PT. Takaful Umum Medan : a. Terkait dengan bagian Sumber Daya Manusia terdiri dari : 1 Biaya perjalanan dinas : biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk perjalanan dinaskerja karyawan perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan 2 Biaya training : biaya yang dikeluarkan selama proses rekrutmenpelatihan karyawan baru 3 Biaya upah magang : biaya untuk upah karyawan magang 4 Biaya rekrutmen berupa iklan, jasa psikotes, tes kesehatan, dan lain- lain 5 Biaya pembinaan karyawan : biaya pembinaan pegawai untuk meningkatkan kinerja karyawan 6 Biaya sewa gedung Universitas Sumatera Utara 7 Biaya pemeliharaan alat kantor seperti : service printer, komputer, AC dan kendaraan dinas 8 Pembelian inventaris : biaya pembelian peralatan-peralatan pendukung kinerja perusahaan, seperti : komputer, printer, kertas, dan lain-lain 9 Beban PBBPajak Bumi Bangunan b. Terkait dengan Bagian Pemasaran Terdiri dari : 1 Biaya entertain : seperti jamuan makan untuk relasi perusahaan atau nasabah, biaya hiburan untuk nasabah dan lain-lain 2 Biaya promosi Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengawasan yang baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek, pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil. b. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih dahulu. c. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN