Analisa Laporan Arus Kas Pada PO. Medan Jaya

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

ANALISA LAPORAN ARUS KAS

PADA PO. MEDAN JAYA

SKRIPSI MINOR

Diajukan Oleh :

GUSTEVAN PUTRA SEBAYANG

NIM

: 052101097

JURUSAN : KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Kasih, Karunia, Penyertaan, dan Kekuatan yang telah Dia curahkan di dalam penulis mengerjakan skripsi minor ini dengan baik.

Skripsi minor ini berjudul “ ANALISA LAPORAN ARUS KAS PADA PO. MEDAN JAYA “. Dimana tujuan pembuatannya adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam skripsi minor yang sangat sederhana ini, Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan yang dimiliki Penulis. Walaupun demikian Penulis berharap semoga skripsi minor ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak yang berkepentingan.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua penulis yaitu Ayahanda tercinta Waspada Sebayang dan Ibunda tercinta Asmita Br. Bangun, BA yang telah membesarkan, mendidik, mengasihi Penulis serta memberi pengorbanan yang tiada hentinya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi minor ini (Semoga Allah Bapa di Sorga menyertai setiap langkah kehidupan dan aktivitas Bapak dan Mamak serta diberikan umur yang panjang). Juga kepada Abang tuaku Dedi Agussaputra Sebayang (ma kasih ya bang atas motivasinya, semoga Tuhan kita Yesus Kristus menuntun setiap langkah kehidupan dan aktivitas abang.) dan Abang tengahku Mahardika Putra Sebayang, Amd (aku ucapkan banyak terima kasih bang atas


(3)

dukungan serta motivasi yang abang berikan, semoga kuliah abang cepat tamat juga cepat dapat pekerjaan, sesuai dengan Allah kehendaki).

Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi minor ini banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE, MSi, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Ramona R.I Hasibuan, MP, selaku Dosen Wali penulis pada Program Studi Diploma III Keuangan, Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Drs. Liasta Ginting, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang

telah bersedia memberikan waktu, saran, tenaga, dan pikiran untuk membantu dalam penyempurnaan skripsi minor ini.

6. Bapak Mhd. Simba Sembiring, SE, selaku Ka. Sub. Bag Akademik Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.


(4)

8. Bapak / Ibu Pimpinan terutama buat Bang Menara Tarigan dan seluruh Karyawan PO. Medan Jaya.

9. Buat sahabat-sahabatku di Permata Runggun GBKP Pokok Mangga, terkhusus sektor Agave, seperti Bang Devinal Ketaren, Boy Tantra Bangun, Bang Mahayanie Ginting, Evagia Br. Sitepu, (semoga dalam pekerjaan kamu dapat berjalan dengan baik, Allah beserta kita), Rasita Br. Sembiring, Ririn Br. Perangin-angin. Semoga kita semua dapat menjadi garam dan terang dunia.

10. Buat seluruh civitas Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) terkhusus GMKI Komisariat FEDITA-USU, yaitu : PK GMKI Komisariat FEDITA-USU Masa Bakti 2007-2008 (Rosalina, Dwi, Enriko, Mel…hi..., Mel…si, Rum..hi.., Grace, Natalia, Risda, Herna, Susi, Herman ngantuk “Buktikan Merahmu Lae”). Senior (Bang Monang Sinaga, SE, Bang Aron Panjaitan, SE, Bang Daniel Silaban, Amd, Bang Dodi Afrizal Sianturi, Amd, Bang Aswan Perangin-angin, Amd dan Kakanda yang lainnya) yang telah memberikan motivasi baik dalam pergerakan terutama dalam perkuliahan.

11. Bujur ras Mejuah-juah buat Ikatan Mahasiswa Karo Ersinalsal Fakultas Ekonomi (IMKA-ERSINALSAL, FE-USU), Universitas Sumatera Utara.

12. Kepada sahabat-sahabatku di Jurusan Keuangan, terutama Rekan-Rekan Pengurus HMD - Keuangan Masa Bakti 2007-2008.


(5)

13. Thanks buat sahabat-sahabat terbaikku : Putra Kaban (Cepat kau tamat nak…jangan begadang aja kerjamu, makin ke dalam nanti matamu), Jona (Roker sejati dari Kinepen), Hiskia Barus (Pa Kayat “Full Style”), Fik’I (Kuliahmu sekali-sekali urus juga-lah jangan Kampak FC aja kau urus…), Ishak (kurangi rokok itu sak, makin kecil kau nanti…), Gonti (Sekali-sekali belilah rokokmu Gon…), Aser (Ser…kurangi konsernya…biar cepat tamat), Apriani Ginting (Senyummu dek tak ada tandingannya, kecuali senyum abang), Selly, Sugi (makasih bes atas bantuannya), Kak Nina, Aprita, Liasta, Sri, Vici, Ahmad Rajab, Natalia Sinaga, Imelda, Iqbal Damanik, Riki Yanan, Izal dan yang tidak disebut namanya satu per satu, thanks ya bes…buat masukan serta motivasinya. Aku harap semua kita sukses dalam kehidupan dan dapat berguna bagi orang di sekitar kita dengan talenta yang kita miliki.

Akhir kata penulis mengharapkan agar skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Penulis juga menyadari atas ketidaksempurnaan skripsi minor ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca.

Biarlah Kasih Setia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita sekalian. Syaloom….!

Medan, Juni 2008


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metode Penelitian ... 4

1. Lokasi Penelitian ... 4

2. Sumber Data ... 5

3. Teknik Pengumpulan Data ... 5

4. Metode Analisis Data ... 6

BAB II : GAMBARAN UMUM PO. MEDAN JAYA A. Profil Perusahaan ... 7

1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan ... 7

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 11

B. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan Perusahaan ... 16


(7)

D. Laporan Arus Kas ... 22

1. Pengertian Arus Kas ... 23

2. Perkembangan Laporan Arus Kas ... 25

3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas ... 28

4. Klasifikasi Arus Kas ... 29

5. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas ... 32

6. Teori Analisa Laporan Arus Kas ... 37

BAB III : ANALISIS DAN EVALUASI A. Sumber Kas Perusahaan ... 43

B. Penggunaan Kas Perusahaan ... 44

C. Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. MEDAN JAYA ... 45

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 Lampiran


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1, Neraca ... 39

Tabel 2, Laporan Laba Rugi ... 40

Tabel 3, Laporan Arus Kas ... 41


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu ke waktu agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran serta perlu juga mengetahui keadaan keuangan pada saat tertentu. Hal ini dapat dilihat melalui laporan pertanggung jawaban pimpinan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan ini dapat digunakan untuk menilai hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan pada masa yang lalu dan juga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan pada masa yang akan datang.

Salah satu bentuk laporan keuangan adalah laporan arus kas, dimana dalam laporan tersebut akan terlihat arus kas masuk dan arus kas keluar dari kegiatan usaha yang dapat digunakan sebagai suatu alat analisis keuangan yang sangat penting bagi pimpinan perusahaan. Dengan analisis tersebut, maka akan dapat diketahui berapa besar dana yang dibutuhkan agar mampu membiayai kegiatan operasi perusahaan dan dapat memungkinkan perusahaan untuk beroperasi seefesien mungkin serta dapat mengontrol kesulitan keuangannya.

Kas merupakan suatu bagian yang penting dalam perusahaan. Tanpa adanya kas maka tidak ada laporan keuangan. Di dalam perusahaan, kas berfungsi sangat aktif sebagai dasar dari pengelolaan fungsi-fungsi manajemen khususnya dalam bidang keuangan. Hubungan antara kas dengan fungsi-fungsi manajemen


(11)

sangat erat misalnya pada fungsi pemasaran, efisiensi anggaran kas dengan memperketat pengeluaran biaya untuk meningkatkan volume penjualan.

Menurut Munawir (2002 : 40) ada beberapa faktor yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan, antara lain :

1. Jumlah kas yang tersedia dalam suatu perusahaan terlalu kecil, sehingga mengakibatkan operasi perusahaan terganggu.

2. Perusahaan tidak efektif dan efisien dalam menggunakan kasnya sehingga akan menimbulkan kerugian.

3. Perusahaan sebaiknya memperhitungkan dan meninjau kembali kebijakan dalam aktiva tetap, untuk mengurangi resiko dan kerugian yang besar. Salah satu hal yang mengakibatkan adanya kas yang menganggur yaitu kas yang tersedia dalam suatu perusahaan terlalu besar, dimana hal ini menunjukkan adanya pemborosan yang dapat merugikan perusahaan. Dengan demikian kas yang tersedia dalam suatu perusahaan harus cukup, yaitu sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk membiayai kebutuhannya sehari-hari.

Agar perusahaan mampu memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal maka aktiva lancarnya termasuk kas harus dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan. Melihat begitu pentingnya peranan kas di dalam setiap kegiatan operasi perusahaan, maka Penulis tertarik untuk memperdalam pengetahuan dalam bidang modal kerja khususnya mengenai arus kas. Untuk itu Penulis merasa tertarik mengambil judul “ANALISA LAPORAN ARUS KAS PADA


(12)

perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi dan Penulis akan mengungkapkan bahwa sistem pencatatan laporan keuangan yaitu laporan arus kas dalam bidang jasa transportasi pada perusahaan PO. Medan Jaya yang cukup baik, yang mana perusahaan PO. Medan Jaya ini juga sudah dikenal baik oleh masyarakat baik dari segi pelayanan dan harga. Selanjutnya mengenai penjelasan akan perusahaan PO. Medan Jaya ini akan dibahas pada bab-bab berikutnya.

B. Perumusan Masalah

Untuk mengarahkan penulisan skripsi minor ini supaya memperoleh hasil yang baik, maka dibahaslah masalah-masalah berikut ini. Adapun masalah yang akan dibahas dalam skripsi minor ini adalah :

1. Bagaimana kondisi jumlah kas pada PO. Medan Jaya. Apakah dalam kondisi "well finance" atau tidak ?

2. Berapa jumlah kas yang ideal yang harus dipertahankan oleh PO. Medan Jaya sehingga dapat memprediksi arus kas masuk dan bagaimana penggunaannya pada masa yang akan datang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana kondisi jumlah kas yang ada pada PO. Medan Jaya, apakah dalam keadaan "well finance" atau tidak melalui laporan keuangan perusahaan.


(13)

b. Untuk mengetahui berapa jumlah kas yang sebaiknya dipertahankan, sehingga dapat memprediksi arus kas masuk dan penggunaannya pada masa yang akan datang.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan, Skripsi Minor ini kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk terciptanya kebijakan yang lebih baik di masa yang akan datang sehingga perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

b. Bagi Penulis, penulisan Skripsi Minor ini berguna untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

c. Bagi Lembaga Pendidikan atau Pihak lain, penulisan Skripsi Minor ini berguna sebagai masukan bagi yang membutuhkannya.

D. Metode Penelitian

Suatu penulisan skripsi minor di dalam pembahasannya maupun uraiannya haruslah didasarkan atas data atau fakta yang benar. Dalam melakukan penelitian perlu diketahui lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan.

Metode penelitian terbagi atas beberapa bagian, yaitu :

1. Lokasi Penelitian

PO. Medan Jaya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa pengangkutan ke berbagai daerah. Lokasi penelitian ini


(14)

2. Sumber Data

Sumber data ini terbagi dua macam, yaitu : a. Data Primer

Data ini diperoleh dengan jalur peninjauan langsung ke PO. Medan Jaya dan wawancara dan observasi, dilakukan untuk beroleh data meliputi : laporan keuangan tahunan yang ada pada perusahaan dan data-data yang diperlukan penulis dari perusahaan.

b. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari perusahaan atau dari berbagai literatur laporan keuangan, seperti : sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan neraca perusahaan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan dalam melakukan suatu kegiatan penelitian. Adapun teknik yang digunakan penulis ada 2 (dua) cara yaitu :

a. Interview

Mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak perusahaan yang mempunyai wewenang dalam memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan objek penelitian.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dokumen-dokumen yang dimiliki dan disediakan oleh perusahaan untuk diolah si peneliti yang berkaitan dengan laporan arus kas.


(15)

4. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan, yaitu : a. Metode Deskriptif

Menurut Ginting dan Situmorang ( 2008 : 55 ) deskriptif bertujuan membuat deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Variabel-variabel yang diteliti terbatas atau tertentu saja, tetapi dilakukan secara meluas pada suatu populasi atau daerah itu.

b. Metode Kuantitatif

Metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, merumuskan, mengklasifikasikan serta mengintreprestasikan sehingga memberikan gambaran atau keterangan yang jelas mengenai masalah yang dihadapi perusahaan.


(16)

BAB II PO. MEDAN JAYA

A. PROFIL PERUSAHAAN

1. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PERUSAHAAN

PO. Medan Jaya adalah suatu perusahaan jasa transportasi darat yang kegiatan utamanya yaitu mengantar penumpangnya sampai ketujuan dengan selamat dengan ketepatan waktu tempuh sesuai jadwal serta memberikan pelayanan yang terbaik selama dalam perjalanan.

PO. Medan Jaya berdiri pada tanggal 08 Agustus 1988 yang didirikan oleh Alm. Kim Tarigan, dengan alamat kantor pusat di Jl. Rebab No.48, Medan stasiun cabang Jl. Jamin Ginting No. 392, Medan dan Jl. Sisingamangaraja No.199, Medan. Pada awal pendiriannya bernama JASA dan JAYA lalu dimerger pada tahun yang sama menjadi PO. MEDAN JAYA yang pada saat itu hanya memiliki 8 armada alat transportasi dengan merek Merceds Benz.

Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen, maka pada tahun 1990, PO. Medan Jaya menambah jumlah armadanya sebanyak 8 (delapan) unit dengan tipe armada yang sama, dan pada tahun-tahun berikutnya terjadi penambahan armada yang dilakukan secara rutin berikut perkembangan trayek yang semakin luas yang dilakukan secara bertahap, antara lain :

1. Medan – Pekan Baru

2. Medan – Ujung Batu Rokan 3. Medan – Jakarta


(17)

4. Medan – Pekan Baru – Jakarta (Tangerang Cikokol – Cililitan Mayasari) – Cirebon

Saat Krisis Ekonomi mulai terjadi sekitar tahun 1998, PO. Medan Jaya mengalami penurunan pendapatan, dimana terjadi penurunan penumpang terutama untuk trayek Jakarta sekitar 50 % sehingga PO. Medan Jaya megalami kerugian. Penurunan Ini disebabkan juga karena menjamurnya perusahaan angkutan udara karena para konsumen menganggap sarana transportasi ini lebih cepat dan harga tiket yang tidak jauh berbeda dengan angkutan darat. Hingga saat ini PO. Medan Jaya memiliki jumlah armadanya sebanyak 50 unit, dimana rincian pembagian kelas dengan tipe bangku armadanya, yaitu :

1. Kelas AC Executive dengan tipe bangku 2-1 berjumlah 12 unit 2. Kelas Patas AC dengan tipe bangku 2-2 berjumlah 18 unit 3. Kelas Ekonomi dengan tipe bangku 2-1 berjumlah 10 unit 4. Kelas Ekonomi dengan tipe bangku 2-2 berjumlah 10 unit

Dalam menjalankan usahanya dalam bidang transportasi PO. Medan Jaya didukung dengan fasilitas, seperti pelayanan yang ramah oleh karyawan, ketepatan waktu dalam pemberangkatan dengan tepat waktu sampai di tujuan dan kebersihan armadanya serta kebersihan di stasiun cabang sehingga dapat memberikan kenyamanan, kepuasan serta keamanan yang semaksimal mungkin yang diberikan oleh PO. Medan Jaya kepada para pelanggan / konsumen. Hingga sampai saat ini PO. Medan Jaya membuka trayek-trayek antar propinsi antara lain :


(18)

1. Medan – Rantau Prapat – Air Jamu – Labuhan Bilik 2. Medan – Rantau Prapat – Duri – Ujung Batu Rokan

3. Medan – Rantau Prapat – Pekan Baru – Bandar Lampung – Jakarta 4. Medan – Rantau Prapat – Pekan Baru

Adapun harga tiket di PO. Medan Jaya akan dirincikan sebagai berikut :

NO. TUJUAN

KELAS DAN HARGA TIKET

EKO 2-2 EKO 2-1 AC 2-2 AC 2-1

1. Medan – Rantau Prapat – Air Jamu – Labuhan Bilik (Pagi / Malam)

Rp. 60.000,- (Pagi) Rp. 75.000,- (Malam)

- - -

2. Medan – Duri – Ujung Batu Rokan

Rp. 90.000,- - Rp. 120.000,- Rp. 180.000,-

3. Medan Bandar Lampung – Jakarta

Rp. 275.000,- Rp. 315.000,- Rp. 350.000,- -

4. Medan – Pekan Baru Rp. 90.000,- - Rp. 120.000,- Rp. 160.000,-

Sumber : Daftar Harga Tiket PO. Medan Jaya Januari 2008

Maksud dan Tujuan Po. Medan Jaya membuka trayek antar propinsi dan merincikan harga tiket serta memberikan fasilitas keamanan, kenyaman juga kebersihan armadanya adalah sebagai berikut :

1. Meremajakan armada yang telah lama beroperasi,

2. Menarik minat masyarakat untuk memilh dan menaiki bus milik PO. Medan Jaya dengan trayek yang telah ditentukan, dan


(19)

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran sistematis tentang bagian-bagian tugas dan tanggung jawab serta hubungannya. Pada hakekatnya jumlah kegiatan dan hubungan serta wewenang berfungsi untuk mengorganisir.

Struktur organisasi perusahaan mencerminkan kebijakan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan, dan fasilitas lainnya yang terlibat di dalamnya demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh perusahaan tersebut.

Bentuk organisasi yang digunakan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu dalam menetapkan kebijakan terlebih dahulu ditentukan bentuk organisasi yang akan ditetapkan dengan menyesuaikan susunan dan penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan keahliannya. Penerapan struktur organisasi juga berhubungan dengan bidang usaha dan besar kecilnya perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang jelas pembagian tugas dan tanggung jawab yang ada di dalamnya dapat terorganisir dan terkoordinir, maka kegiatan dalam organisasi akan berjalan dengan baik dan akan tercapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun struktur organisasi yang digunakan dan dipakai pada PO. Medan Jaya dapat dilihat pada gambar I


(20)

Gambar I

GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI PO. MEDAN JAYA

Keterangan : Garis Koordinasi

Garis Komando Hubungan Langsung

SUMBER : PO. MEDAN JAYA

DEWAN KOMISARIS DIREKSI

WAKIL DIREKSI

KOORDINATOR

PERWAKILAN DAERAH

PERWAKILAN DAERAH MANDOR

PUSAT

PENGAWAS ADM

PEMBUKUAN

KASIR KEUANGAN

TICKETING AGEN


(21)

Berikut ini diuraikan tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing komponen organisasi PO. Medan Jaya adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

 Melakukan pengawasan atas kebijakan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi.

 Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kantor berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dikuasai perusahaan.

 Komisaris berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lainnya serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.

 Memberhentikan untuk sementara seorang atu lebih anggota direksi apabila anggota direksi bertindak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

2. Direksi

 Melakukan pengawasan dan evaluasi keuangan dari hasil kerja setiap bagian organisasi.

 Menetukan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman yang sudah digariskan oleh Dewan Komisaris.

 Mengadakan perencanaan atas seluruh kegiatan operasional, seperti : kegiatan operasi, keuangan, keamanan dan lain-lain yang terjadi di


(22)

 Bertanggung jawab dalam pengawasan dan pengembangan kegiatan perusahaan.

 Mengambil keputusan di dalam pengangkatan dan pemberhentian karyawan.

3. Wakil Direksi

 Wakil Direksi dan setiap anggotanya wajib untuk memberikan

penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Direksi.

 Menentukan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman yang sudah digariskan oleh Direksi.

 Melaksanakan perintah Direksi dalam hal pengangkatan pegawai, dan menetapkan posisi pegawai, memberikan peringatan skorsing kepada pegawai, melaksanakan pensiun karyawan.

 Membantu Direksi dalam melakukan pengawasan atau pengembangan dan evaluasi keuangan dari hasil kerja setiap bagian organisasi.

4. Administrasi / Pembukuan

 Melaksanakan , mengatur dan mengawasi pembukuan atau pencatatan atas transaksi keuangan perusahaan dan menatausahakan segala sesuatunya yang berhubungan dengan masalah-masalh kepegawaian dan umum.

 Meneliti, menganalisa laporan-laporan keuangan untuk mendapatkan gambaran tentang likuiditas dan kegiatan perusahaan.

 Membuat laporan bulanan.


(23)

 Menyusun, merumuskan dan mengembangkan rencana dan prosedur untuk melaksanakan kegiatan di bidang keuangan akuntansi.

 Menjaga rahasia perusahaan dan senantiasa mematuhi perintah atasan.

5. Kasir / Keuangan

 Mengkoordinasikan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran beban.

 Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan anggaran serta

pelaporannya.

 Membuat daftar gaji staf karyawan.

 Melaksanakan verifikasi atas dokumen pembayaran kas, giro dan gaji.

 Mengelola data untuk keperluan akuntansi biaya.

 Menghitung berapa jumlah penjualan tiket dan jumlah penumpang setiap hari.

6. Koordinator

 Mengawasi jalannya kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing bagian dan juga melaksanakan penilaian pegawai yang ada di bawah tanggung jawabnya.

 Melaksanakan pengendalian dan pelaporan anggaran beban.

 Menyelenggarakan pengelolaan data untuk keperluan akuntansi biaya.

 Mengelola dan mengoptimalkan SDM.

7. Pengawas


(24)

 Melaksanakan, mengatur dan mengawasi pembayaran dan penerimaan uang tiket dari penumpang.

 Mengawasi kegiatan operasional lau lintas.

 Melaksanakan dan mengawasi semua kegiatan pegawai di lingkungan seksinya sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan.

8. Perwakilan Daerah

 Bertanggung jawab terhadap segala kejadian atau kecelakaan yang terjadi di daerah tempat dimana supir ditugaskan.

 Melakukan perdamaian ke kantor polisi setempat, bila terjadi keributan atau kerusuhan di daerah tersebut.

 Melaksanakan pemeliharaan dan keamanan atas kenderaaan, maupun terhadap daerah setempat.

PO. Medan Jaya memeiliki beberapa Perwakilan Daerah, yaitu : 1. Perwakilan Daerah di Pekan Baru

2. Perwakilan Daerah di Bandar Lampung 3. Perwakilan Daerah di Jakarta

4. Perwakilan Daerah di Rantau Prapat 5. Perwakilan Daerah di Duri

9. Mandor Pusat

 Mengatur jam keberangkatan di armada.

 Memberikan pelayanan yang terbaik bagi penumpang.

 Mengawasi kinerja agen dan ticketing.


(25)

 Sebagai ujung tombak perusahaan PO. Medan Jaya untuk menjualkan tiket.

 Mencari calon penumpang sebanyak-banyaknya.

 Melayani semua keiginan para penumpang untuk memperloleh hasil yang baik.

 Memberikan pelayanan yang terbaik kepada penumpang.

11.Ticketing

 Melakukan penjualan tiket kepada penumpang.

 Membuat laporan penjualan tiket dan jumlah penumpang setiap hari dan diberikan kepada kasir.

 Membuat laporan pembayaran uang kantor.

 Membantu dan melayani para penumpang yang datang untuk membeli tiket.

B. PENGERTIAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai perusahaan tersebut.


(26)

Perkembangan dari posisi keuangan perusahaan tersebut dapat dilihat dari penyajian data-data yang diperbandingkan untuk dua periode atau lebih sehingga dapat diperoleh data-data yang akan diambil.

“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Munawir

(2002 : 2).

Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi dari dipersiapkannya laporan keuangan adalah untuk menyajikan / memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.

Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :

1. Fakta yang telah dicatat (Recorder Fact)

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (Accounting convention and Postulate)

3. Pendapat pribadi (Personal Judgement)

Laporan keuangan perusahaan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya 3 (tiga), yaitu :

a) Daftar Neraca (Balance Sheet)


(27)

c) Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Dari laporan keuangan yang telah disajikan oleh perusahaan pada suatu masa akuntansi yang merupakan pertanggungjawaban keuangan dari pimpinan perusahaan, jelaslah akan terlihat gambaran dari perkembangan perusahaan tersebut dalam suatu periode.

Sesuai dengan permasalahan di atas yaitu mengenai bentuk-bentuk laporan keuangan, maka penulis akan menjelaskan secara singkat sebagai berikut :

Ad. a. Neraca (Balance Sheet)

“Neraca adalah laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”.

Harahap (2004 : 107).

Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waku dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet.

Ad. b. Perhitungan Laba Rugi (Income Statement)

“Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu”. Syahyunan (2004 : 26).

Tujuan dari penyusunan perhitungan laba rugi untuk mengukur perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan sifat kegiatan perusahaan dan juga dapat menjelaskan bagaimana pertambahan atau


(28)

Ad.c. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

“Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyediakan atau ikhtisar tentang sumber-sumber kas selama satu periode tertentu dan untuk apa kas tersebut akan digunakan”. Soemarso (2001 : 23)

Tujuan dari laporan arus kas adalah untuk mendapatkan informasiyang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasi, pendanaan dan investasi.

Dalam hal ini, penulis akan menyajikan laporan keuangan yang utama pada PO. Medan Jaya, yaitu neraca laporan laba rugi dan laporan arus kas yang diperbandingkan untuk 2 (dua) tahun berturut-turut yakni mulai tahun 2004 sampai 2005, terdapat pada daftar tabel.

C. SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

Kas merupakan suatu pos yang berguna di dalam perusahaan karena kas banyak terlibat di dalam transaksi-transaksi keuangan. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya.

Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan hampir seluruh kegiatan perusahaan serta merupakan dasar pengukur dan pencatat semua aktivitas. Dalam penyajiannya di neraca, kas biasanya disajikan pada urutan yang


(29)

pertama dari perkiraan aktiva lancar karena kas dapat digunakan segera mungkin dan tanpa memerlukan waktu yang lama.

a) Sumber Kas

Menurut Smith dan Skosen (2001 : 490), kas mempunyai 2 (dua) sumber utama yaitu :

1. Yang disediakan oleh sumber internal dari operasi perusahaan Adalah jumlah laba bersih yang terdapat dalam perhitungan laporan laba rugi ditambah dengan deprisiasi dan anortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah dana yang berasal dari hasil operasi perusahaan, Jumlah dana yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa perhitungan rugi laba perusahaan. Dengan adanya laba dari usaha perusahaan dan apabila laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.

2. Yang disediakan oleh sumber eksternal dari operasi perusahaan

• Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga

Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva jangka pendek yang dapat dijual dan akan dapat menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan sumber dana bagi perusahaan.


(30)

Sumber lain yang dapat menambah dana adalah hasil dari penjualan aktiva tetap dan aktiva lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan.

Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva lancar lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan akan mengakibatkan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah dana yang dibutuhkan.

• Penjualan saham atau obligasi

Untuk menambah dana yang dibutuhkan perusahaan dapat mengadakan emisi saham atau meminta kepada pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, selain itu perusahaan juga dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan dananya.

b) Penggunaan Kas

Pengguna-pengguna kas yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yaitu :

•Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos perusahaan

•Pembelian persediaan

•Pembayaran upah dan gaji

•Pembayaran biaya-biaya lain

Adanya pembentukan dana pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang misalnya : dana pelunasan obligasi, dana pensiun pegawai, dan ekspedisi, ataupun dana-dana lainnya. Adanya pembentukan dana ini berarti adanya perubahan aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.


(31)

Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi dan hutang-hutang jangka panjang lainnya. Serta penarikan atau pembayaran kembali saham perusahaan yang beredar atau adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi dengan berkurangnya aktiva lancar.

Secara ringkas pengguna kas disebabkan adanya transaksi-transaksi : 1. Pembelian saham sebagai investasi janga pendek maupun jangka

panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.

2. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

3. Pembelian barang dagangan secara tunai adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji pembelian supplier kantor, pembayaran sewa bunga, premi asuransi dan advertensi.

D. LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Idealnya perusahaan memiliki kas bersih yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak harus terlalu tergantung pada kegitan investasi dan kegiatan pendanaan.

Laporan arus kas menyajikan rangkaian transaksi-transaksi keuangan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan ini menggunakan


(32)

yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungan dan tanpa penghasilan yang diperoleh maupun biaya yang terjadi.

Pengertian Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) adalah :

 Menurut Djahidin (2001 : 128 ) yaitu :

“Laporan yang disusun guna menunjukkan perubahan kas bertambah atau berkurang selama periode tertentu dan memberikan gambaran sebab-sebab dari perusahaan tersebut”.

Menurut Munawir (2002 : 157) yaitu :

“Sebuah laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama 1 (satu) periode tertentu dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-sumber dan penggunaannya dalam periode yang bersangkutan”.

1. Pengertian Arus Kas

Arus kas adalah jumlah antara laba bersih dan deprisiasi, dikurangi penambahan dalam piutang usaha dan penambahan dalam persediaan, serta ditambah dengan penambahan dalam piutang usaha yang merupakan siklus atau proses bagi perusahaan untuk menambah jumlah dan menggunakan dana tunainya.

Menurut Alexander Hamilton Institute (Panduan Mengelola Arus Kas yang Efektif 2001 : 3) hal ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :


(33)

Arus Kas = Laba Bersih + Deprisiasi – Penambahan dalam Piutang Usaha – Penambahan dalam Persediaan + Penambahan dalam Utang Usaha

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan, yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana dan menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana dan menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kas tersebut secara efktif dan efesien. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laporan arus kas merupakan laporan ke-empat yang penting bagi perusahaan disamping Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Modal.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2000 : 92) memberikan pengertian Arus Kas sebagai berikut :

“Arus kas merupakan suatu pergerakan dana tertentu dalam sistem usaha yang diakibatkan oleh keputusan sehari-hari yang menyangkut investasi, operasi dan pembiayaan”.

“Laporan Arus Kas mengklarifikasikan penerimaan kas (Cash Receipts) dan pengeluaran kas (Cash Disbursements) berdasarkan aktivitas-aktivitas operasi investasi dan pendanaan. Klasifikasi


(34)

memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan serta jumlah kas dan setara kas, baik arus kas masuk (Inflow of Cash) maupun arus kas keluar (Outflow of Cash)”.

Arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi biasanya disajikan pertama kali, kemudian diikuti oleh arus kas dari aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan, jumlah arus kas dari aktivitas-aktivitas ini adalah kenaikan bersih atau penurunan bersih kas dalam periode tertentu. Saldo kas pada awal periode ditambah kepada kenaikan atau penurunan bersih kas, dan kemudian dilaporkan saldo kas pada akhir periode. Saldo akhir pada laporan arus kas sama dengan kas yang dilaporkan pada neraca.

2. Perkembangan Arus Kas

Buku teks yang membahas tentang Sumber dan Penggunaan Dana dikarang oleh W.M. Cole yang bejudul “Accont : Their Construction And Intrepretation”, yang diterbitkan pada tahun 1918, dan dibahas oleh Homes Gregory dalam bukunya yang berjudul “Accounting Report in Management” yang diterbitkan pada tahun 1928, Nama laporan tersebut semakin terkenal pada tahun 1920-an melalui ikhtiar dari H.A. Finey kepada buku akuntansi dan editor dari majalah “Journal of Accountary”. Pada dekade selanjutnya laporan itu menjadi topik yang semakin hangat dan penting dari semua buku teks akuntansi. Pada tahun 1941. Paton dalam bukunya “Advance Accounting” memuat bentuk dan susunan Sumber dan Penggunaan Dana karena dalam APB opinion No.19


(35)

mengenai masalah Laporan Sumber dan Penggunaan Dana menetapkan bentuk yang disusun oleh Paton.

Pada tahun 1961, AICPA menspori riset dalam bidang ini yang menghasilkan suatu publikasi Accounting Research Study No.2 yang berjudl “Analisa Arus Kas” dan laporan dana studi ini merekomendasikan bahwa laporan dana dimasukkan di dalam laporan tahunan kepada pemegang saham. Pada tahun 1963, APB opinion No.3 diterbitkan untuk menstandari penyusunan dalam penyajian dana. Dewan merekomendasikan namanya menjadi “Laporan Sumber dan Penggunaan Dana” dan laporan tersebut disajikan sebagai tambahan dalam laporan keuangan. Masyarakat bisnis, bursa saham, dan SEC mendukung APB opinion No.3, hal ini mengakibatkan jumlah perusahaan yang menyajikan laporan banyak meningkat tajam.

Pada tahun 1971 APB opinion No.19, mengajukan bahwa laporan perubahan posisi keuangan disajikan sebagai bagian terpadu dari laporan keuangan. Dewan merekomendasikan bahwa judul barunya adalah “Laporan Perubahan Posisi Keuangan”. Judul ini secara eksklusif disajikan dari tahun 1972 sampai 1987. Sepanjang dekade 1960-an, laporan dana disajikan dengan memakai konsep model kerja sebagai pendekatan memadai untuk arus kas. Sejalan dengan itu, pada tahun 1981, Financial Exclusive Institute merekomendasikan perusahaan memakai dasar kas (kas dan setara kas) sebagai ganti dasar modal kerja dalam menyiapkan laporan keuangan juga banyak praktisi dan akamedisi menghimbau untuk orientasi kas yang kuat pada laporan perubahan posisi keuangan. Pada


(36)

pemasukan laporan arus kas dalam laporan keuangan utama, yang mencerminkan penerimaan kas untuk satu kesatuan yang diklasifikasikan menurut sumber kas. Pada bulan November 1987, FASB menerbitkan standar No.95 yaitu “Laporan Arus Kas” yang menjadi efektif untuk laporan keuangan tahunan untuk tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 15 juli 1988.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa sistem Akntansi di Indonesia telah diputuskan untuk mengikti aliran Amerika maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi Indonesia. Dengan melihat keadaan dan kebutuhan di Negara Indonesia khususnya mengenai informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh komite PAI – IAI dengan penelitian yang telah bertahun tahun dilakukan, mengambil suatu langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama sebagai pengganti laporan sumber dan penggunaan dana, karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang sangat dibutukan oleh para pemakai laporan. Karena itu, PSAK tahun 1944 No.2 dinyatakan bahwa suatu perusahaan harus menyusun atau diwajibkan menyusun laporan arus kasnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan (Bagian Integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini mulai efektif berlaku mulai tanggal 1 Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini merupakan perkembangan dari laporan perubahan posisi keuangan dan merupakan pengganti dari laporan sumber dan penggunaan dana yang disusun atau disajikan untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan.


(37)

3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas

Tujuan utama dari Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar kas mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Menurut Kieso dan Weygandt (2002 : 247) tujuan Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut :

a) Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas masa depan.

b) Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban.

kemampuannya membayar deviden dan kebutuhannya dan pendanaan ekstern.

c) Menilai alasan antara perbedaan laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan.

d) Menilai pengaruh pada posisi keuangan suatu perusahaan dan transaksi investasi dan pendanaan kas serta non kasnya selama satu periode.

Menurut Harahap (2004 : 257), disamping tujuan yang disebutkan diatas Laporan Arus Kas juga bermanfaat untuk :

a) Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan mengontrol arus kas masuk dengan arus kas keluar pada masa lalu.


(38)

b) Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yng akan datang.

c) Menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

d) Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke

perusahaan di masa yang akan datang.

e) Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

f) Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

4. Kalisifikasi Arus Kas

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Laporan Arus Kas harus melaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 (tiga) jenis aktiva yaitu :

a. Aktivitas Operasi (Operating) b. Aktivitas Investasi (Investing) c. Aktivitas Pendanaan (Financial)

Berikut ini dijelaskan mengenai aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan :


(39)

Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi PO. Medan Jaya dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.

Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas operasi misalnya :

• Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.

• Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan pitang lainnya.

• Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas operasi misalnya :

• Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.

• Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi hutang dagang, gaji, bunga dan sebagainya.

• Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.

• Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.

b. Aktivitas Investasi

Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya


(40)

Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas investasi misalnya :

• Penjualan aktiva tetap.

• Penjualan surat berharga yang berupa investasi.

• Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi).

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas investasi misalnya :

• Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.

• Pembelian investasi jangka panjang.

• Pemberian pinjaman ke pihak lain.

c. Aktivitas Pendanaan

Kegiatan mendapatkan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu.

Arus kas masuk yang berasal dari aktivitas pendanaan misalnya :

• Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity

(sewajarnya).

• Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka pendek lainnya.

Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas pendanaan misalnya :

• Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau


(41)

• Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik.

• Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk

mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.

5. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, di samping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebtuhan dana tersebut akan dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk apa kas tersebut digunakan, sering disebut sebagai Laporan Arus Kas.

Laporan Arus Kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode.

Laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas, mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.


(42)

a). Metode Langsung (Direct Method)

Dalam metode langsung dilapokan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain metode langsung, mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisiten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan. Format laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung adalah sebagai berikut :


(43)

PT. ABC

LAPORAN ARUS KAS

Periode yang berakhir 31 Desember 2002

Arus kas dari Aktivitas Operasi

Penerimaan kas dari pelanggan xxx

Pembayaran kas kepada pemasok (xxx)

Pembayaran bunga (xxx)

Hasil dari asuransi pabrik xxx

Pembayaran pajak penghasilan (xxx)

Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi xxx Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pembelian tanah, bangunan peralatan (xxx)

Hasil dari penjualan peralatan xxx

Penerimaan bunga xxx

Penerimaan deviden

Arus kas bersih dari Aktivitas Investasi xxxx xxx

Arus kas dari Aktivitas Pendanaan

Hasil dari penerbitan modal xxx

Hasil dari pinjaman jangka panjang xxx

Pembayaran hutang sewa guna usaha (xxx)

Pembayaran deviden

Arus kas bersih dari Aktivitas Pendanaan (xxx)

Kenaikan kas bersih dan setara kas xxxx xxxx

Kas dan setara kas pada awal periode

Kas dan setara kas pada akhir periode xxxx xxxx


(44)

b). Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Dalam metode tidak langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dari laba bersih yang diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan pengurangan, kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang. Keunggulan utama dari metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi.

Metode ini memberikan jaminan yang berguna antara laporan arus kas dan perhitungan laba rugi serta neraca. Selain itu, data yang diperlukan untuk metode tidak langsung umumnya lebih siap tersedia dan lebih mudah untuk diperoleh, dibandingkan dengan data yang diperlukan dalam metode langsung.

Dalam metode tidak langsung ini, penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perbahan-perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan hutang lancar.

Format laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung adalah sebagai berikut :


(45)

PT. ABC

LAPORAN ARUS KAS

Periode yang berakhir 31 Desember 2002

Arus kas dari Aktivitas Operasi xxx

Laba bersih

Penyesuaian untuk :

Penyusutan xxx

Kerugian selisih kurs (xxx)

Penghasilan investasi xxx

Beban bunga xxx

Kenaikan piutang dagang (xxx)

Penurunan persediaan xxx

Penurunan hutang dagang xxx

Pembayaran pajak penghasilan (xxx)

Hasil dari asuransi pabrik xxx

Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi xxx Arus kas dari Aktivitas Investasi (xxx)

Pembelian tanah, bangunan, dan peralatan xxx Hasil dari penjualan peralatanPenerimaan bunga xxx

Penerimaan deviden xxx

Arus kas bersih dari Aktivitas Investasi xxx Arus kas bersih dari Aktivitas Pendanaan

Hasil dari penerbitan modal saham xxx

Hasil dari pinjaman janka panjang xxx

Pembayaran hutang sewa guna usaha (xxx)

Pembayaran deviden (xxx)

Ars kas bersih dari Aktivitas Pendanaan xxx

Kenaikan bersih kas dan setara kas xxx

Kas dan setara kas pada awal periode

Kas dan setara kas pada akhir periode xxx


(46)

6. Teori Analisa Laporan Arus Kas

Sebagai langkah pertama dalam analisa laporan arus kas adalah penyusunan “Laporan Perubahan Neraca” (Statement of Balance Sheet Changes) yang disusun atas dasar dua neraca dalam periode. Laporan tersebut menggambarkan perubahan masing-masing elemen neraca antara dua periode tersebut, dan setiap perubahan elemen tersebut mencerminkan adanya sumber penggunaan kas. Dari laporan perubahan neraca dengan bantuan dari laporan laba ditahan dapatlah disusun laporan arus kas.

Untuk analisa dan evaluasi ini penulis akan menggunakan laporan arus kas 2005 (dengan membandingkan dua neraca yaitu neraca tahun 2004 dan neraca tahun 2005). Laporan tersebut akan menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen neraca, dan dari kertas kerja, kemudian akan disusun laporan arus kas.

Dalam melakukan analisa laporan arus kas, penulis akan membuat komposisi dana berdasarkan laporan arus kas pada PO. Medan Jaya. Dalam komposisi dana ini, penulis akan membuat perbandingan setiap sumber kas dan perbandingan antara penggunaan kas dengan total pengunaan kas pada tahun yang bersangkutan yaitu 2005.

Sebagai bahan analisa dalam skripsi minor ini, Penulis akan mencantumkan neraca konsolidasi dua tahun, yaitu tahun 2004 dan 2005 serta laporan arus kas yang berakhir pada tahun 2004.

Adapun perubahan-perubahan dari elemen-elemen neraca yang efeknya memperbesar kas adalah sebagai berikut :


(47)

1. Berkurangnya aktiva lancar. 2. Berkurangnya aktiva tetap.

3. Bertambahnya setiap jenis hutang.

4. Bertambahnya modal sendiri (kenaikan modal disetor atau laba yang ditahan), sedangkan perubahan-perbahan yang akan memperkecil kas dan dikatakan sebagai penggunaan kas adalah sebagai berikut :

1. Bertambahnya aktiva lancar . 2. Bertambahnya aktiva tetap. 3. Berkurangnya setiap jenis hutang.

4. Berkurangnya modal sendiri (turunnya modal disetor atau laba ditahan).


(48)

Sumber : PO. MEDAN JAYA

TABEL 1 PO. MEDAN JAYA

NERACA

UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2004 DAN 2005

AKTIVA 2004 2005

Aktiva Lancar

Kas Rp. 90.090.300 Rp. 97.350.000

Jumlah Aktiva Lancar Rp. 90.090.300 Rp. 97.350.000 Aktiva Tetap

Bangunan / Gedung Rp. 150.000.000 Rp. 150.000.000

Mobil / Bus Rp. 70.000.000 Rp. 77.000.000

Inventaris Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000

Akumulasi Penyusutan (Rp. 25.000.000) (Rp. 28.350.000)

Jumlah Aktiva Tetap Rp. 215.000.000 Rp. 218.650.000

TOTAL AKTIVA Rp. 305.090.300 Rp. 316.000.000

PASSIVA Passiva

Percetakan Bali Scan Rp. 83.500.000 Rp. 70.850.000

Jumlah Passiva Rp. 83.500.000 Rp. 70.850.000

Modal

Modal Awal Rp. 155.000.000 Rp. 173.000.000

Laba Tahun Lalu Rp. 36.090.300 Rp. 38.500.000

Laba Tahun Berjalan Rp. 30.500.000 Rp. 33.650.000

Jumlah Modal Rp. 221.590.300 Rp. 245.150.000


(49)

Sumber : PO. MEDAN JAYA

TABEL 2 PO. MEDAN JAYA LAPORAN LABA RUGI

UNTUK PERIODE 31 DESEMBER 2004 DAN 2005

PENDAPATAN 2004 2005

Penjualan Tiket Rp. 250.350.000 Rp. 249.480.000

BIAYA LANGSUNG PERUSAHAAN

Biaya Cetak Tiket (Rp. 17.800.000) (Rp. 17.300.000)

Biaya Cetak Surat Jalan (Rp. 6.500.000) (Rp. 6.500.000)

Biaya Cetak Amplop dan Kertas Surat (Rp. 3.400.000) (Rp. 2.800.000)

PENGHASILAN BRUTO Rp. 222.650.000 Rp. 222.880.000 BIAYA UMUM DAN ADM

Penyusutan Gedung Rp. 6.500.000 Rp. 8.500.000

Penyusutan Mobil Rp. 12.500.000 Rp. 17.600.000

Penyusutan Inventaris Rp. 1.000.000 Rp. 2.250.000

Alat-alat Kantor Rp. 3.100.000 Rp. 3.400.000

Rekening Air Rp. 4.450.000 Rp. 5.630.000

Rekening Listrik Rp. 6.200.000 Rp. 7.800.000

Rekening Telepon Rp. 7.250.000 Rp. 6.850.000

Pemeliharaan Gedung Rp. 3.400.000 Rp. 3.800.000

Iklan dan Promosi Rp. 4.200.000 Rp. 3.650.000

Biaya Perjalanan Dinas Rp. 3.700.000 Rp. 4.200.000

Pemeliharaan Mobil Rp. 5.100.000 Rp. 4.700.000

Biaya Keamanan dan Kebersihan Rp. 3.900.000 Rp. 3.750.000

Gaji Karyawan / Pegawai Rp. 103.000.000 Rp. 103.000.000

Biaya Pengurus Kecelakaan Rp. 26.800.000 Rp. 24.350.000

TOTAL BIAYA UMUM DAN ADM (Rp. 191.100.000) (Rp. 193.180.000)

LABA KOTOR Rp. 31.550.000 Rp. 29.700.000

PAJAK (Rp. 7.300.000) (Rp. 4.150.000)


(50)

TABEL 3 PO. MEDAN JAYA LAPORAN ARUS KAS

UNTUK PERIODE BERAKHIR 31 DESEMBER 2005

Sumber : PO. MEDAN JAYA

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Laba Bersih Rp. 25.550.000

Penyusutan Rp. 28.350.000 +

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. 53.600.000

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pembelian Bus (Rp. 7.000.000)

Kenaikan Pemeliharaan (Rp. 800.000) -

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp. 45.800.000

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Modal disetor Rp. 18.000.000

Pembayaran Prive (Rp. 56.540.300) -

Kenaikan Arus Kas Rp. 7.259.700

Saldo Kas Awal Periode Rp. 85.250.000 +


(51)

TABEL 4 PO. MEDAN JAYA NERACA PERBANDINGAN

UNTUK PERIODE TAHUN 2004 DAN 2005

AKTIVA 2004 2005 NAIK / TURUN

Aktiva Lancar

Kas Rp. 90.090.300 Rp. 97.350.000 Rp. 7.259.700

Jumlah Aktiva Lancar Rp. 90.090.300 Rp. 97.350.000 Rp. 7.259.700 Aktiva Tetap

Bangunan / gedung Rp. 150.000.000 Rp. 150.000.000 ……

Mobil / Bus Rp. 70.000.000 Rp. 77.000.000 Rp. 7.000.000

Inventaris Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000 ……

Total Akum Penyusutan (Rp. 25.000.000) (Rp. 28.350.000) Rp. 3.350.000 Jumlah Aktiva Tetap Rp. 215.000.000 Rp. 218.650.000 Rp. 3.650.000 Total Aktiva Rp. 305.090.300 Rp. 316.000.000 Rp. 10.909.700

PASSIVA Passiva

Percetakan Bali Scan Rp. 83.500.000 Rp. 70.850.000 (Rp. 12.650.000) Jumlah Passiva Rp. 83.500.000 Rp. 70.850.000 Rp. 12.650.000 Modal

Modal Awal Rp. 155.000.000 Rp. 173.000.000 Rp. 18.000.000

Laba Tahun Lalu Rp. 36.090.300 Rp. 38.500.000 (Rp. 2.409.700)

Laba Tahun Berjalan Rp. 30.500.000 Rp. 33.650.000 Rp. 3.150.000 Jumlah Modal Rp. 221.590.300 Rp. 245.150.000 Rp. 23.559.700 Total Passiva Rp. 305.090.300 Rp. 316.000.000 Rp. 10.909.700


(52)

BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh dari PO. Medan Jaya. Di dalam melakukan analisa dan evaluasi Penulis membandingkan dengan teori yang diuraikan pada bab II dengan pelaksanaannya di dalam perusahaan, Sehubungan dengan adanya analisa dan evaluasi ini maka Penulis akan dapat melihat sejauh mana teori-teori yang ada tersebut telah diterapkan oleh perusahaan dalam kenyataan sehari-hari.

Adapun masalah-masalah yang akan dianalisa dan dievaluasi oleh Penulis adalah sebagai berikut :

A. Sumber Kas Perusahaan B. Penggunaan Kas Perusahaan C. Analsa Laporan Arus Kas

A. SUMBER KAS PERUSAHAAN

Sumber kas yang dimiliki oleh perusahaan pada tahun 2004 dan 2005 terdiri dari sumber-sumber yang berasal dari 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Penulis akan menjelaskan secara ringkas sumber dan penggunaan kas yang diperoleh perusahaan pada tahun 2004 dan 2005.


(53)

a. Sumber kas yang berasal dari aktivitas operasi Sumber Kas pada tahun 2005

Kenaikan Laba Bersih

Laba bersih merupakan smber dana utama bagi perusahaan. Pada tahun 2005 PO. Medan Jaya memperoleh laba bersih sebesar Rp. 25.550.000,- sedangkan pada tahun 2004 memperoleh laba sebesar Rp. 24.250.000,- Maka antara tahun 2004 dan 2005 terjadi kenaikan laba bersih sebesar Rp. 1.300.000,-.

Penyusutan

Penyusutan diadakan untuk mengurangi nilai buku dari aktiva tetap sesuai dengan penggunannya (karena aktiva tetap pada waktunya akan diganti) tetapi tidak mengakibatkan adanya suatu pengeluaran uang (pengeluaran telah dilakukan sekaligus pada waktu pembelian aktiva tetap), penyusutan hanya mengurangi jumlah laba bersih sebagai sumber dana.

b. Sumber kas yang berasal dari aktivitas pendanaan

Modal disetor merupakan sumber dana bagi perusahaan. Antara tahun 2004 dan tahun 2005 terjadi penambahan modal disetor dalam perusahaan PO. Medan Jaya yaitu sebesar Rp. 18.000.000,-

B. PENGGUNAAN KAS PERUSAHAAN

a. Penggunaan kas untuk aktivitas operasi tahun 2005 yang dikeluarkan oleh


(54)

surat jalan, biaya cetak amplop dan kertas surat pembayaran rekening air, rekening listrik, rekening telepon pembuatan iklan dan promosi, biaya perjalanan dinas, biaya keamanan dan kebersihan, dan pembayaran gaji karyawan / pegawai.

b. Penggunaan kas untuk aktivitas investasi.

Perusahaan selama tahun 2005 telah mengeluarkan kasnya untuk melakukan investasi sebesar Rp. 7.00.000,- yaitu pembelian bus dan juga kenaikan pemeliharaan sebesar Rp. 800.000,-

c. Penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan.

Penggunaan kas dilakukan untuk pembayaran cash devided yaitu pada tahun 2004 adalah pembayaran prive sebesar Rp. 56.540.300,-.

C. ANALISA LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas pada PO. Medan Jaya dibuat dengan menggunakan metode tidak langsung dan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Langkah pertama yang dilakukan dalam penyusunan laporan arus kas adalah membuat laporan laba rugi untuk dua tahun terakhir. Untuk analisa dan evaluasi ini penulis menggunakan laporan arus kas untuk tahun 2005 yaitu dengan membandingkan dua neraca yaitu neraca tahun 2004 dan neraca tahun 2005, dan juga laporan laba rugi per 31 Des 2005. Laporan-laporan tersebut akan menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen neraca dan laporan laba rugi dan kemudian disusun menjadi laporan arus kas.


(55)

Dalam melakukan analisa laporan arus kas ini, penulis akan membuat komposisi dana berdasarkan laporan arus kas pada PO. Medan Jaya. Dalam komposisi dana ini, akan dibuat setiap sumber kas dengan jumlah total sumber kas dan perbandingan antara jumlah setiap penggunaan kas dengan total penggunaan kas.

Pada PO. Medan Jaya, dalam waktu yang bersangkutan total sumber kas pada tahun 2005 adalah sebesar Rp. 71.600.000,- (Sumber kas yang berasal dari aktivitas operasi dan aktivitas pendanaan (modal disetor)) dan total penggunaan kas pada perusahaan PO. Medan Jaya adalah sebesar Rp. 64.340.300,- (penggunaan kas yang berasal dari aktivitas investasi (pembelian bus + kenaikan pemeliharaan) dan aktivitas pendanaan (pembayaran prive)).

Berikt ini akan dibuat komposisi kas yaitu sumber dan penggunaan kas pada tahun 2005 yaitu :

1. Aktivitas Operasi tahun 2005.

Jumlah masing-masing sumber kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah :

Laba bersih sebesar Rp. 25.550.000,-

Penyusutan aktiva tetap Rp. 28.350.000,-

Persentase masing-masing sumber kas terhadap sumber kas adalah sebagai berikut :

Laba bersih = Rp. 25.550.000,- Rp. 71.600.000,-


(56)

Penyusutan aktiva tetap = Rp. 28.350.000,-Rp. 71.600.000,-

x 100 %

= 39,59 %

Berdasarkan perhitungan di atas untuk tahun 2005 sumber kas yang terbesar adalah dari hasil aktivitas operasi yaitu laba bersih sebesar 35,68 %, sedangkan penyusutan aktiva tetap pada tahun 2005 adalah sebesar 39,59 %.

Jumlah penggunaan kas untuk aktivitas operasi pada tahun 2005 sebesar Rp. 161.480.000,-.

2. Aktivitas Investasi tahun 2005.

Sumber kas dari aktivitas investasi pada perusahaan PO. Medan Jaya tidak ada yang menambah.

Akan tetapi total penggunaan kas untuk aktivitas investasi pada tahun 2005 adalah sebagai berikut :

Pembelian bus Rp. 7.000.000,-

Kenaikan Pemeliharaan Rp. 800.000,-

Persentase masing-masing penggunaan kas untuk aktivitas investasi adalah :

Pembelian bus dan pemeliharaannya = Rp. 7.800.000,-Rp. 71.600.000,-

x 100 %


(57)

Pembelian bus dan pemeliharaannya pada tahun 2005 adalah sebesar 10,89 %. Dalam hal ini perusahaan harus mampu menghemat pembelian bus dan pemeliharaannya untuk investasi di masa yang akan datang karena dapat menyebabkan harta perusahaan akan berkurang.

3. Aktivitas Pendanaan tahun 2005

Sumber kas dari aktivitas pendanaan pada tahun 2004 dan 2005 adalah berasal dari adaya penambahan modal yang disetor. Pada tahun 2005 modal dalam perusahaan PO. Medan Jaya mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp. 18.000.000,- Besarnya persentase terhadap total sumber kas dari aktivitas pendanaan adalah sebagai berikut :

Kenaikan modal disetor = Rp. 18.000.000,-

Rp. 71.600.000,-

x 100 %

= 25,13 %

Jumlah penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2005 adalah untuk pembayaran prive sebesar Rp. 56.540.300,-.

Besarnya persentase penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan terhadap total penggunaan kas adalh sebagai berikut :

Pembayaran prive = Rp. 56.540.300,-

Rp. 64.340.300,-

x 100 %


(58)

Berdasarkan perhitungan secara keseluruhan pada tahun 2005 sumber kas yang terbesar adalah dari hasil aktivitas operasi yaitu laba bersih sebesar 35,68 % dari total sumber kas. Penggunaan kas yang terbesar selama tahun 2004 berasal dari aktivitas pendanaan yaitu pembayaran prive sebesar 87,87 %.

Dari perhitungan secara keseluruhan dari laporan arus kas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas perusahaan pada tahun 2005 adalah baik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sumber kas yang terbear berasal dari aktivitas operasi yaitu laba bersih yang merupakan sumber kas utama bagi perusahaan yang “Well Finance”.

Pada neraca konsolidasi dapat dilihat beberapa jumlah kas yang tersedia untuk dua tahun terakhir yaitu :

 Pada tahun 2004 = Rp. 90.090.300,-

 Pada tahun 2005 = Rp. 97.350.000,-

Rata-rata kas =

2

Rp. 90.090.300,- + Rp. 97.350.000,-

= Rp. 93.720.150,-

Rasio kas terbesar = (Rp. 90.090.300,- + Rp. 97.350.000,-) / 2 x 100%

= 96,27 %

Jika ditinjau dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kas rata-rata dari dua tahun terakhir adalah sebesar 96,27 %. Berdasarkan teori,


(59)

dalam dua tahun terakhir perusahaan telah lalai menggunakan dana atau kas yang tidak efesien dalam menggunakan kasnya (adanya kas yang menganggur).


(60)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan evaluasi terhadap laporan analisa arus kas pada PO. Medan Jaya yang telah diuraikan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. PO. Medan Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi.

2. PO. Medan Jaya Berdiri pada tahun 1988.

3. Pihak manajemen mendapatkan sumber modal kerja dari 3 (tiga) aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, tetapi aktivitas yang paling berperan dan berpengaruh adalah aktivitas operasi. 4. Laporan arus kas pada PO. Medan Jaya berdasarkan metode tidak

langsung yang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Berdasarkan laporan arus kas tersebut, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan selama dua tahun terakhir tidak efesien dalam menggunakan kasnya.

5. Pada dasarnya aktivitas perusahaan adalah baik, hal ini dapat dibuktikan bahwa sumber kas yang terbesar berasal dari aktivitas operasi yaitu laba bersih yang merupakan sumber kas utama bagi perusahan yang “Well Finance”.


(61)

6. Dalam dua tahun terakhir perusahaan mengalami adanya kas yang menganggur .

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat Penulis berikan atas hasil penelitian pada PO. Medan Jaya untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang dan dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan hendaknya meningkatkan efesiensi kas dalam perusahaan dan efektifitas kerja dengan cara mempertahankan kinerja perusahaan dan menggunakan dana atau kas seefesien mungkin untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi.

2. Penjualan tiket harus dipertahankan, jangan sampai kalah bersaing dengan perusahaan lain, misalnya melakukan promosi dan iklan ditingkatkan. 3. Hendaknya perusahaan dapat memaksimalkan kas yang menganggur.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Djahidin, Farid, 2001. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.

Ginting Paham, Situmorang Syafrizal Helmi, 2008. Filsafat Ilmu dan

Metode Riset, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.

Harahap, Sofyan Syafri, 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Petama, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Grafindo Persada, Jakarta.

Kieso dan Weygandt, 2002. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas, Edisi Kedua, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2003. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, S, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Raharjo Budi, 2001. Laporan Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama, Penerbit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Smith dan Skosen, 2001. Sumber dan Penggunaan Kas, Edisi Ketiga, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Syahyunan, SE, M.Si, 2004. Manajemen Keuangan Satu, Cetakan Pertama, Penerbit, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Tunggal, Amin Widjaya, 2001. Dasar-Dasar Analisa Laporan


(63)

(1)

Gustevan Putra Sebayang : Analisa Laporan Arus Kas Pada PO. Medan Jaya, 2008. USU Repository © 2009

Berdasarkan perhitungan secara keseluruhan pada tahun 2005 sumber kas yang terbesar adalah dari hasil aktivitas operasi yaitu laba bersih sebesar 35,68 % dari total sumber kas. Penggunaan kas yang terbesar selama tahun 2004 berasal dari aktivitas pendanaan yaitu pembayaran prive sebesar 87,87 %.

Dari perhitungan secara keseluruhan dari laporan arus kas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas perusahaan pada tahun 2005 adalah baik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa sumber kas yang terbear berasal dari aktivitas operasi yaitu laba bersih yang merupakan sumber kas utama bagi perusahaan yang “Well Finance”.

Pada neraca konsolidasi dapat dilihat beberapa jumlah kas yang tersedia untuk dua tahun terakhir yaitu :

 Pada tahun 2004 = Rp. 90.090.300,-  Pada tahun 2005 = Rp. 97.350.000,- Rata-rata kas =

2

Rp. 90.090.300,- + Rp. 97.350.000,-

= Rp. 93.720.150,-

Rasio kas terbesar = (Rp. 90.090.300,- + Rp. 97.350.000,-) / 2 x 100%

= 96,27 %

Jika ditinjau dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kas rata-rata dari dua tahun terakhir adalah sebesar 96,27 %. Berdasarkan teori,


(2)

dalam dua tahun terakhir perusahaan telah lalai menggunakan dana atau kas yang tidak efesien dalam menggunakan kasnya (adanya kas yang menganggur).


(3)

Gustevan Putra Sebayang : Analisa Laporan Arus Kas Pada PO. Medan Jaya, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan evaluasi terhadap laporan analisa arus kas pada PO. Medan Jaya yang telah diuraikan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. PO. Medan Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi.

2. PO. Medan Jaya Berdiri pada tahun 1988.

3. Pihak manajemen mendapatkan sumber modal kerja dari 3 (tiga) aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, tetapi aktivitas yang paling berperan dan berpengaruh adalah aktivitas operasi. 4. Laporan arus kas pada PO. Medan Jaya berdasarkan metode tidak

langsung yang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Berdasarkan laporan arus kas tersebut, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan selama dua tahun terakhir tidak efesien dalam menggunakan kasnya.

5. Pada dasarnya aktivitas perusahaan adalah baik, hal ini dapat dibuktikan bahwa sumber kas yang terbesar berasal dari aktivitas operasi yaitu laba bersih yang merupakan sumber kas utama bagi perusahan yang “Well Finance”.


(4)

6. Dalam dua tahun terakhir perusahaan mengalami adanya kas yang menganggur .

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat Penulis berikan atas hasil penelitian pada PO. Medan Jaya untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang dan dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan hendaknya meningkatkan efesiensi kas dalam perusahaan dan efektifitas kerja dengan cara mempertahankan kinerja perusahaan dan menggunakan dana atau kas seefesien mungkin untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi.

2. Penjualan tiket harus dipertahankan, jangan sampai kalah bersaing dengan perusahaan lain, misalnya melakukan promosi dan iklan ditingkatkan. 3. Hendaknya perusahaan dapat memaksimalkan kas yang menganggur.


(5)

Gustevan Putra Sebayang : Analisa Laporan Arus Kas Pada PO. Medan Jaya, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Djahidin, Farid, 2001. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.

Ginting Paham, Situmorang Syafrizal Helmi, 2008. Filsafat Ilmu dan

Metode Riset, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.

Harahap, Sofyan Syafri, 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Petama, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Grafindo Persada, Jakarta.

Kieso dan Weygandt, 2002. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas, Edisi Kedua, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2003. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, S, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Raharjo Budi, 2001. Laporan Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama, Penerbit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Smith dan Skosen, 2001. Sumber dan Penggunaan Kas, Edisi Ketiga, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Syahyunan, SE, M.Si, 2004. Manajemen Keuangan Satu, Cetakan Pertama, Penerbit, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Tunggal, Amin Widjaya, 2001. Dasar-Dasar Analisa Laporan


(6)