Kedudukan Dan Fungsi Internal Auditor Dalam Melaksanakan Pengawasan Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada Harian Sumut Pos Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

S K R I P S I

KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR DALAM

MELAKSANAKAN PENGAWASAN PENJUALAN DAN

PENERIMAAN KAS PADA HARIAN

SUMUT POS MEDAN

O l e h :

NAMA : ARIZONA BR MAHA

NIM : 060503183

DEPARETEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan

2010


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA MAHASISWA : ARIZONA BR MAHA NIM : 060503183

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN

PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA HARIAN SUMUT POS MEDAN

TANGGAL ... KETUA DEPARTEMEN

(Drs.Hasan Sakti Siregar,M.Si,Ak)

TANGGAL ... DEKAN


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : ARIZONA BR MAHA NIM : 060503183

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN PENJUALAN DAN

PENERIMAAN KAS PADA HARIAN SUMUT POS MEDAN

Medan, Januari 2010 Menyetujui Pembimbing


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal Januari 2010

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs.Hasan Sakti Siregar,M.Si,Ak Pembimbing : Drs. Syamsul Bahri Trb, MM, CPA,Ak Anggota : 1. Drs. Wahidin Yasin, Msi,Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : ”Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor dalam Melaksanakan Pengawasan Penjualan dan Penerimaan Kas pada Harian Sumut Pos Medan “ adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Januari 2010 Yang Membuat Pernyataan,

Arizona Br Maha NIM : 060503183


(6)

KATA PENGANTAR Asslamuaalaikum Wr. Wb

Salam Sejahtera buat kita semua

Alhamdulillah dan syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, kesehatan, rezeki, dan berkah lainnya sehingga Skripsi yang berjudul

Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor dalam Melaksanakan Pengawasan Penjualan dan Penerimaan Kas pada Harian Sumut Pos Medanini dapat diselesaikan oleh penulis. Selain itu berkat berkahNya juga, penulis bisa menyelesaikan studi program S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ini.

Manusia adalah makhluk lemah dan selalu memiliki kekurangan dimana-mana termasuk dalam penulisan skripsi ini. Penulis sangat menyadari dengan keterbatasannya sehingga belum bisa memberikan yang terbaik untuk skripsi ini. Tapi penulis sudah berusaha sebaik dan semampunya dan akan selalu belajar untuk menjadi yang lebih di hari mendatang. Selain karena kehendak Allah, usaha penulis, penulisan skripsi ini juga didukung oleh beberapa pihak. Terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan juga Kepada Pembantu Dekan, Bapak Arifin Hamzah, MM, Ak, Bapak Fahmi Natigor Nst,SE, M.Acc, dan Bapak Ami Dilham, MSi.

2. Bapak Drs.Hasan Sakti Siregar,M.Si,Ak, selaku ketua Departemen Akuntansi dan juga staf-stafnya yang telah banyak memberikan masukan.

3. Bapak Drs. Syamsul Bahri Trb, MM, CPA,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan perbaikan-perbaikan dalam penulisan skripsi juga bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulis


(7)

4. Bapak Drs. Wahidin Yasin, Msi, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Ibu Risanty, SE, Ak, Msi selaku Dosen Pembanding II yang telah banyak memberikan saran dan kritik pada penulisan skripsi ini.

5. Bapak Rudi, Ibu Apriyani dan seluruh staf Harian Sumut Pos yang telah memberikan dan membantu penulis dalam melengkapi semua data-data penulisan. 6. Bapak Setia Budi Maha dan Ibu Sabar Br P selaku orangtua penulis yang telah

memberikan dukungan moril, materil, dan motivasi sepanjang perjalanan studi penulis. Mereka adalah orangtua yang hebat. Juga kepada tiga adik fantastikku, Mario Maha, Louis Zul Kifli Maha, dan Sonia Angel Br Maha.

7. Lailan, Rina, Sri, Ratna, Reni, Dilla, Siti, dan Eni, sahabat seperjuanganku yang selalu ada dalam suka duka. Mereka gadis-gadis terbaik. Dan juga kawan-kawan Suara USU yang selalu memberikan pengalaman dan udara segar sehingga penulis tidak pernah bosan dalam menjalani kegiatan studi di kampus. Dan buat seseorang yang becita-cita mengarungi lautan dunia, Cupcake ku.


(8)

ABSTRAK

Dahulu, internal auditor dianggap sebagai musuh manajemen karena peran mereka yang lebih menyerupai ‘watch dog’ terhadap setiap kebijakan yang dilaksanakan oleh manajemen, tetapi sekarang ini internal auditor telah dianggap sebagai partner yang bukan hanya memeriksa kesalahan, tetapi juga memberikan masukan-masukan yang nantinya berguna untuk mengembangkan sistem-sistem yang ada dalam manajemen. Sehingga nantinya diharapkan segala proses baik itu produksi, pemasaran, hingga produk sampai ke tangan konsumen berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Perbedaan fungsi internal auditor pada jaman sekarang inilah yang merupakan pembeda penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian terhadap peran dan kedudukan internal auditor ini mengambil tempat di sebuah perusahaan Media di Sumatera Utara, Harian SUMUT POS. dan tujauannya adalah untuk melihat apakah internal auditor telah benar-benar melakukan perannya dengan baik atau belum.

Dan hasilnya adalah internal auditor dalam perusahaan tersebut memang melakukan perannya. Sehingga tidak heran jika Harian Sumut Pos memiliki penjualan dan pendapatan iklan cukup tinggi.


(9)

ABSTRACT

In former, internal auditor was the enemy to management because they act as “watch dog” for every single policy that had been made by management. However, internal auditor in the present has become a partner and they work not only to examine the mistakes but also give the contributions that may increase and improve the systems in management. So that the process will run well from production, marketing to distribution of product to the consumer as they have been planned before. In recent time, the different function of internal auditor today are the different function in last researches .

The research took place in media plant in north Sumatra and it was a study about the role of internal auditor in daily SUMUT POST, and the aim of this research is to analize whether the internal auditor has played an important role or not. The result is that internal auditor has played an important role in management. So, no wonder that Daily Sumut Pos got big market and revenue.


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah ... 1

II. Perumusan Masalah ... 4

III. Tujuan Penelitian ... 4

IV. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II URAIAN TEORITIS I. Pengertian Internal Auditing ... 6

II. Kedudukan Internal Auditor ... 9

III. Fungsi Internal Auditor ... 10

IV. Tujuan Audit Internal ... 11

V. Laporan Internal Auditor ... 13

G. Kerangka Konseptual ... 15

BAB III METODE PENELITIAN I. Jenis Penelitian ... 17

II. Jenis Data ... 17

III. Teknik Pengumpulan Data ... 18

IV. Metode Analisis Data ... 18


(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN

I. Data Penelitian...20

A. Gambaran Umum Perusahaan...20

1. Sejarah Singkat Perusahaan...20

2. Struktur Organisasi Harian Sumut Pos...22

3. Kegiatan Perusahaan...26

B. Sistem Pengawasan Penjualan Pada Harian Sumut Pos...27

C. Sistem Pengawasan Penerimaan Kas Pada Harian Sumut Pos...28

D. Prosedur Audit Internal...31

E. Laporan Internal Auditor...34

F. Independensi Internal Auditor...37

G. Standar Profesi Internal Auditor...39

H. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pembuatan Laporan...53

II. Analisis dan Evaluasi...57

A. Kedudukan Internal Auditor Dalam Perusahaan...57

B. Fungsi Internal Auditor dalam Perusahaan...61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN I. Kesimpulan...62

II. Saran...63

DAFTAR PUSTAKA...64 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual 15


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Laporan Hasil Pemeriksaan ix

Lampiran 2 Prosedur Penerimaan Kas x


(14)

ABSTRAK

Dahulu, internal auditor dianggap sebagai musuh manajemen karena peran mereka yang lebih menyerupai ‘watch dog’ terhadap setiap kebijakan yang dilaksanakan oleh manajemen, tetapi sekarang ini internal auditor telah dianggap sebagai partner yang bukan hanya memeriksa kesalahan, tetapi juga memberikan masukan-masukan yang nantinya berguna untuk mengembangkan sistem-sistem yang ada dalam manajemen. Sehingga nantinya diharapkan segala proses baik itu produksi, pemasaran, hingga produk sampai ke tangan konsumen berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Perbedaan fungsi internal auditor pada jaman sekarang inilah yang merupakan pembeda penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian terhadap peran dan kedudukan internal auditor ini mengambil tempat di sebuah perusahaan Media di Sumatera Utara, Harian SUMUT POS. dan tujauannya adalah untuk melihat apakah internal auditor telah benar-benar melakukan perannya dengan baik atau belum.

Dan hasilnya adalah internal auditor dalam perusahaan tersebut memang melakukan perannya. Sehingga tidak heran jika Harian Sumut Pos memiliki penjualan dan pendapatan iklan cukup tinggi.


(15)

ABSTRACT

In former, internal auditor was the enemy to management because they act as “watch dog” for every single policy that had been made by management. However, internal auditor in the present has become a partner and they work not only to examine the mistakes but also give the contributions that may increase and improve the systems in management. So that the process will run well from production, marketing to distribution of product to the consumer as they have been planned before. In recent time, the different function of internal auditor today are the different function in last researches .

The research took place in media plant in north Sumatra and it was a study about the role of internal auditor in daily SUMUT POST, and the aim of this research is to analize whether the internal auditor has played an important role or not. The result is that internal auditor has played an important role in management. So, no wonder that Daily Sumut Pos got big market and revenue.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan di antara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada.

Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan (internal control).

Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilaksanakan secara langsung oleh pemiliknya sendiri dan dapat pula melalui sistem internal control. Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehigga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Dengan demikian maka dirasakan perlunya bantuan manajer-manajer yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi misalnya bidang pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain.

Perlu adanya struktur organisasi yang memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staf bisa mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab. Selain itu, dengan bertambah besarnya perusahaan


(17)

diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik agar perusahaan dapat dikelola secara efektif. Salah satu sistem pengawasan yang baik adalah melalui sistem internal control.

Dalam perusahaan Media cetak yang juga menghasilkan pendapatan dari penjualan Koran seperti halnya Harian Sumut Pos, sudah selayaknya sistem penjualan dan juga penerimaan kas harus diberi pengawasan yang baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti kecurangan atau lainnya. Selain itu, pengawasan internal juga akan membantu perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan mengawasinya.

Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal control secara berkesinambungan dalam sistem penjualan dan juga penerimaan kas. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya.

Agar fungsi pemeriksaan intern dapat berjalan dengan baik, maka seorang internal auditor haruslah orang yang benar-benar memahami prosedur audit yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga bagian ini harus memiliki kebebasan atau independensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksa.

Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem penjualan dan juga penerimaan kas yang telah ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efisien, apakah bagian penjualan dan penerimaan kas menunjukkan kinerja dan hasil usaha yang akurat serta setiap bagian benar-benar melaksanakan kebijakan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Pemeriksaan intern memberikan informasi yang tepat dan objektif untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kemampuan manajemen dan mengurangi kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan.


(18)

Melihat banyaknya sumbangan yang dapat diberikan oleh internal auditor kepada manajemen, maka penulis mencoba untuk melihat pentingnya peranan internal auditor untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan dalam bidang penjualan dan juga penerimaan kas. Selain itu, adanya pergeseran fungsi dan peran internal auditor terhadap manajemen akan menjadikan perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Perkembangan penekanan dan mekanisme telah bergeser (berubah). Pada masa lalu folus utama internal auditor adalah sebagai “watch dog” dalam perusahaan, sedangkan pada masa kini dan mendatang proses internal auditor modern telah bergeser menjadi “consultant intern” yang memberi masukan berupa pikiran-pikiran untuk perbaikan atas sistem yang telah ada serta berperan sebagai katalis. “Fungsi internal auditor sebagai ‘watchdog’ telah membuat perannya kurang disukai kehadirannya oleh unit organisasi lain” (Arief Effendi, 2006:1). Dan fungsinya sebagai konsultan internal merupakan fungsi baru bagi internal auditor sehingga penulis melakukan peninjauan dan penelitian dengan judul ”Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor dalam Melaksanakan Pengawasan Penjualan dan Penerimaan Kas Pada Harian Sumut Pos Medan.”

II. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

A. Bagaimanakah kedudukan internal auditor dalam pengawasan penjualan dan penerimaan kas pada Harian Sumut Pos Medan?

B. Apakah Fungsi internal auditor dalam pengawasan penjualan dan penerimaan kas pada Harian Sumut Pos Medan?

C. Apakah kedudukan dan fungsi internal auditor dalam pengawasan penjual paan dan penerimaan kas sudah memadai pada Harian Sumut Pos Medan?


(19)

III. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan penulisan skripsi ini adalah:

A. Untuk mengetahui dimanakah kedudukan internal auditor dalam pengawasan penjualan dan penerimaan kas pada Harian Sumut Pos Medan.

B. Untuk megetahui apakah Fungsi internal auditor dalam pengawasan penjualan dan penerimaan kas Harian Sumut Pos Medan.

C. Untuk mengetahui apakah kedudukan dan fungsi internal auditor dalam pengawasan penjualan dan penerimaan kas sudah memadai Harian Sumut Pos Medan.

IV. Manfaat Penelitian

A. Untuk menambah pengetahuna bagi penulis dan juga pembaca lainnya.

B. Sebagai masukan bagi perusahaan yang diteliti dan perusahaan lainnya agar dapat memperbaikinya jika terdapat hal-hal yang tidak diinginkan.

C. Sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

D. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan penyelesaian kuliah guna memperoleh gelar sarjana ekoomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Medan.


(20)

BAB II

URAIAN TEORITIS I. Pengertian Internal Auditing

Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan.

Institute of Internal Auditor (IIA) dikutip oleh Messier (2005:514) mendefenisikan audit internal adalah :

aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengeloaan resiko, kecukupan control, dan pengenloaan organisasi.

Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit intern merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit intern dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit intern secara independen dan obyektif tersebut akan dapat diandalkan oleh para pengguna informasi.

Dan Ruchyat Kokasih, (1985:285) mendefinisikan pemeriksaan intern sebagai berikut :

Pemerikasaan intern adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi saluran untuk meyakinkan manag\jement dengan observasi langsung apakah pengendalian yang telah ditetapkan manajement berjalan baik dan efektif, apakah pembukuan dan laporan keuangan telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sesungguhnya, teliti dan cepat serta apakah setiap bagian/unit benar-benar melaksanakan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.


(21)

Mulyadi (2002) mengatakan “internal auditing adalah proses menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi”.

“Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian independen dalam organisasi dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan”. (Hiro Tugiman, 1997:5)

Definisi lain menurut Sukrisno Agoes (2004:221) mengenai audit intern sebagai berikut :

Internal auditor adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusaahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusaahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manejemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

Definisi di atas menunjukkan bahwa audit intern telah mengalami perkembangan. Lingkup audit intern tidak lagi hanya terbatas melakukan pemerikasaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional, dan lain-lain.

Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep audit telah mengalami perubahan. Peranan audit intern sebelumnya hanya sebatas sebagai pengawas di dalam perusahaan yang kerjanya hanya mencari kesalahan, sedangkan saat ini audit intern dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini audit intern dapat juga dikatakan sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa yang akan datang. Internal auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan baik di bidang auditing sendiri maupun pengetahuan di bidang bisnis perusahaan agar dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan tersebut.


(22)

Pengertian lainnya mengenai auditing menurut Alvin A. Arrens (1991 :3) :

Auditing adalah proses yang menyeluruh dari pengumpulan dan penilaian bukti-bukti yang berkenaan dengan yang bersifat kuantitatif dari satu kesatuan ekonomi oleh seorang yang kompeten dan independen dengan tujuan untuk menentukan dan melaporkan sampai sejauh mana informasi tersebut sesuai dengan criteria yang telah ditentukan.

Unsur penting yang tersirat dari pengertian auditing di atas adalah : A.Proses pengumpulan data keuangan dan penilaian

Mengumpulkan data keuangan seperti bukti penerimaan dan pengeluaran kas, faktur pembelian dan penjualan, nota kredit, nota debet, dan bukti lainnya, dan menilai keabsahan oleh pihak-pihak indeenden

B. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak-pihak independen

Pemeriksa harus mempertahankan diri sebagai pihak yang bebas, tidak berkepentinganm tidak memihak, hingga mampu bertindak jujur dan berfikir secara objektif, serta terbebas dari prasangka.

C. Keterangan-keterangan yang terukur dari criteria-kriteria yang ditetapkan.

Dalam pemeriksaan diperlukan suatu standart atau criteria-kriteria tertentu untuk mengukur dan mengevaluasi bukti-bukti.

D.Pelaporan

Melaporkan hasil pemeriksaan kepada pihak yang memberi penugasan.

II. Kedudukan Internal Auditor

Menurut Manahan Nasution, Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor dalam struktur organisasi perusahaan yaitu:

A. Berada di bawah Dewan Komisaris.

Dalam hal ini staf internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggungjawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara ini, bagian pemeriksa intern sebenarnya


(23)

merupakan alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan. Dengan demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi.

B. Berada dibawah Direktur Utama

Menurut sistem ini staf internal auditor bertanggung jawab pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laporan yang dibuat internal auditor.

C. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan.

Menurut sistem ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan. Bagian Internal auditor bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller. Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan akuntansi.

III. Fungsi Internal Auditor

Menurut Tugiman Hiro (1997), fungsi Internal Auditing adalah:

A. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.

B. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan.

C. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungki nan resiko kerugian serta menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.

D. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi.

E. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan dan Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen.

F. pemeriksaan intern dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Sebab itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan.


(24)

G. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan

H. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.

I. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manejemen disertai rekomendasi perbaikannya

J. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan dari prosedur intern.

K. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja. L. Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen.

Sawyer (2005:32) menyebutkan fungsi audit intern bagi manajemen sebagai berikut :

A. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak B. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko

C. Mevalidasi laporan ke manajer senior

D. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis E. Membantu proses pengambilan keputusan

F. Menganalisis masa depan- bukan hanya untuk masa lalu G. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan

IV. Tujuan Audit Internal

Menurut Institute of Internal Auditor (IIA) dikutip oleh Sawyer (2005:42) adanya internal audit adalah bertujuan untuk menentukan :

A. Apakah informasi keuangan dan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan B. Apakah resiko yang dihadapi oleh perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisir C. Apakah peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah

diikuti

D. Apakah criteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi

E. Apakah sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis F. Apakah tujuan organisasi telah dicapai secara efektif

Tujuan pemeriksanaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut :


(25)

A. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. B. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah

ditetapkan oleh manajemen.

C. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecuranganm dan penyalahgunaan. D. Memastikan bahwa pengelolan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat

dipercaya.

E. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.

F. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

V. Laporan Internal Auditor

Laporan internal auditor merupakan suatu rangkaian dari keseluruhan proses pemeriksaan di mana internal auditor mengikhtisarkan segala temuan yang diperolehnya di lapangan yang ditentukan berdasarkan luasnya pemeriksaan, dan dapat dikatakan bahwa dalam fase ini internal auditor berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan terutama kepada bagian di mana ia bertanggungjawab.

Laporan hasil pemeriksaan harus disajikan dengan baik agar dapat dimengerti dan dapat ditindaklanjuti sepenuhnya. Laporan harus jelas, rapi, cermat, dan mudah dimengerti.


(26)

Pada perusahaan, laporan hasil pemeriksaan disusun setelah audit selesai dilaksanakan. Laporan yang diterbitkan akan dilaporkan kepada principal director. Laporan ini merupakan informasi penting bagi Principal Director yang sangat berguna sebagai bahan pertimbangan apakah para bawahan telah bekerja dengan baik dalam arti bebas dari setiap kesalahan baik disengaja maupun tidak,

Jika adanya temuan dalam pemeriksaan di kebun, maka audit intern terlebih dahulu membicarakannya dengan KTU (Kepala Tata Usaha) dan bila perlu dengan pengurus kebin agar didapat tanggapan sebelum laporan tertulis disusun. Untuk memberikan petunjuk selanjutnya, maka disusun laporan tertulis oleh Audit Intern dan disampaikan kepada bagian yang terkait.

Laporan internal auditor memiliki 4 fungsi utama :

A. Kesimpulan berdasarkan audit.

Laporan auditor mengikhtisarkan segala bukti yang diperoleh selama audit, dan menyajikan kesimpulan dari audit yang dilakukannya.

B. Pengungkapan keadaan

Di dalam laporannya, auditor menggambarkan bagian-bagain yang memerlukan perbaikan. Hal ini dapat dijadikan sumber informasi bagi manajemen untuk mengevaluasi dengan melihat bagian mana yang bekerja dengan baik dan mana yang tidak.

C. Kerangka kerja manajerial

Rekomendasi yang diberikan auditor dalam laporannya sebagai kesimpulan dan pekerjaannya dapat dijadikan pedoman bagi manajemen untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan, dan dapat dijadikan refrensi untuk bagian-bagian lainnya, dan untuk memastikan langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan oleh manajemen yang bersangkutan.

D. Penjelasan atas pertimbangan auditee

Adakalanya terjadi perbedaan sudut pandang antara auditor dengan bagian yang diaudit. Bagaimanapun harus dilakukan usaha untuk mencari kesesuain pandangan tersebut. Padangan dari


(27)

bagian yang diaudit dapat diuraikan dalam laporan auditor ditambah dengan tanggapan dari auditor sendiri. Hal ini akan menjadi dasar pertimbangan bagi manajemen dalam menentukan keputusan.

V. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Harian Sumut Pos Medan menempatkan internal auditor dalam suatu sektor khusus dan terpisah dari pihak manajemen. Hal ini dimaksudkan agar internal auditor dapat melaksanakan tugasnya secara professional dan laporan yang diberikannya akurat dan dapat dipercaya.

Sebagai perusahaan Media Cetak, penjualan tentu saja menjadi salah satu pendapatan utama yang nantinya akan membiayai kegiatan operasional perusahaan. Begitu pula penerimaan-penerimaan kas lainnya. Dan dengan adanya internal auditor ini, tentu saja agar sistem penjualan dan penerimaan kas yang ada dapat berjalan lebih baik juga berfungsi

Harian Sumut Pos

Pihak Manajemen Internal

auditor

PENJUALAN PENERIMAAN KAS


(28)

sebagai pengawasan agar kecurangan-kecurangan atau pun kesalahan yang ada dapat diidentifikasi dan dihindari.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

I. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menerapkan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.

Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

II. Jenis Data

Dalam penelitian ini, jenis-jenis data yang dipakai oleh penulis adalah A. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yang mana data tersebut masih perlu diolah oleh penulis. Data ini berupa hasil wawancara.

B. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk tertulis dan sudah diolah seperti struktur perusahaan atau sejarah perusahaan

III. Teknik Pengumpulan Data A. Observasi Langsung


(30)

Observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan standar lain untuk keperluan tersebut.

A.Wawancara

Wawancara adalah Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan Tanya jawab langsung dengan pihak-pihak berkepentingan.

B. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yang dipakai adalah teknik dokumentasi Naratif, yaitu pencatatan tradisional dan bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat siapa saja dari karyawan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi.

IV. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisa data di dalam skripsi ini adalah : A.Metode Analisis Deskriptif

Mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis, dan menginterpretasikan untuk mengambil kesimpulan.

B.Metode Deduktif

Menarik suatu kesimpulan logis berdasarkan teori yang diterima sebagai suatu kebenaran umum. Berdasarkan kesimpulan tersebut dirumuskan saran-saran bagi pimpinan Harian Sumut Pos Medan

C.Metode Induktif

Menarik suatu kesimpulan yang merupakan kebenaran umum melalui suatu kesimpulan-kesimpulan logis yang diperoleh selama penelitian.


(31)

V. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Harian Sumut Pos yang beralamat di Jalan Balaikota No 2 Amplas-Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2009 hingga Desember 2009.


(32)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

I. Data Penelitian

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Harian Sumut Pos merupakan bagian dari 130-an koran terkemuka di Indonesia. Sumut Pos merupakan kelompok dari Jawa Pos Medan Group di barat sampai ke timur yang memiliki kemampuan memimpin pasar (Market Leader) di daerah masing-masing. Surat Kabar Sumut Pos Medan merupakan gabungan dari dua media yang merupakan anak dari Jawa Pos Media Group yaitu Radar Medan yang berdiri pada tanggal tanggal 1 Juni 1999 di kota Medan dengan Surat Izin Penerbit Pers (SIUPP) Menpen R.No.1330/SK/SIUPP/1999 dan Radar Nauli yang berdiri pada tangal 1 Oktober 2000.

Pada dasarnya kedua media diatas memiliki banyak khalayak sasaran yang berbeda. Radar Medan untuk khalayak kota dan Radar Nauli untuk khalayak daerah kota. Namun mengingat serta mempertimbangkan kepentingan dan kepuasan kepada khalayak, pembaca bisa mendapatkan berita kota dan berita daerah dalam satu kemasan media yaitu Surat Kabar Harian Sumut Pos yang terbit pada tanggal 1 Oktober 2001 oleh PT. Media Medan Pers yang diresmikan pada tanggal 18 Oktober 2003, oleh Drs H.Abdillah, MBA, walikota Medan. Harian Sumut Pos Medan memiliki jaringan yang besar dengan menyediaikan berita-berita yang eksklusif. Beritanya selalu berbeda dan menarik. Demikian juga berita internasionalnya, eksklusif dengan adanya sejumlah wartawan dibelahan dunia yang strategis. Dikerjakan oleh beberapa reporter yang tersebar dan disempurnakan oleh redaktur beretos profesional.

Adapun Visi dan Misi dari Harian Sumut Pos Medan ini adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai surat kabar yang akomodatif mengedepankan masalah kependudukan, ekonomi, sosial budaya masyarakat Sumatera Utara khususnya kota Medan. Dengan Visi dan Misi


(33)

Harian Sumut Pos dapat menyaingi surat kabar lainnya di Sumatera Utara khususnya kota Medan, terbukti Harian Sumut Pos mampu menjadi peringkat pertama dalam hal banyaknya jumlah pembaca setelah Harian Waspada, Sinar Indonesia Baru yang diketahui melalui Survey Riset Indonesia (SRI).


(34)

2. Struktur Organisasi Harian Sumut Pos

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Harian Sumut Pos Medan Sumber : Sumut Pos

Pembina Manajemen

Presiden Komisaris

Komisaris

Direktur Utama

Wakil Direktur Utama

Direktur

Pemimpin Umum/

Wakil Pemimpin Umum Wakil Pemimpin Perusahaan Auditor internal

Pemimpin Redaksi

Wakil Pemimpin Redaksi

Dewan Redaksi Redepel Kompartemen Koordinator Liputan Sekretaris Redaksi Pracetak Dep.Umum/Adm Keuangan/Sdm Dep.Pracetak/ Perwajahan Dep.Pemas aran Dep.Iklan danOrganizer

IT/Jaringan Staf

Staf Iklan dan Organizer Staf Umum/Adm/

Redaktur

Ass.Koor.Liput an

Ass.Sekred Staff Pracetak


(35)

Keterangan

a. Audit Internal

• Menyusun Program Kerja Tahunan dan Mengevaluasi kesesuaian program kerja tersebut

• Melaksanakan pemeriksaan secara rutin sesuai dengan program yang telah ditetapkan • Menyusun dan menyampaikan laporan berdasarkan pemeriksaan

• Membantu pemimpin umum / redaksi dalam menyediakan informasi

b. Pembina Manajemen

• Sebagai Pemimpin Tertinggi harus mampu menetapkan kebijakan operasional. • Mampu membimbing interaksi orgnisasi dengan lingkungan.

• Merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi kegiatan-kegiatan anggota dan seluruh pengguna umber daya organiasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

c. Pemimpin Umum

• Secara langsung bertanggung jawab atas kegiatan penerbitan surat kabar

• Mengawasi pelaksanaan kebijakan, secara langsung atau melalui wakil pemimpin umum dan pemimpin redaksi.

• Memimpin jalannya rapat umum seperti dalam hal menentukan diterima tidaknya seorang calon tenaga kerja perusahaan atau pemimpin rapat untuk hal-hal lain yang dinggap perlu.

d. Wakil Pemimpin Umum

• Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan pemimpin umum.

• Menangani (mengoodinasi) hal-hal yang berkaitan dengan pemasaran, keuangan, kepegawaian dll.


(36)

e. Pemimpin Perusahaan

• Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpin umum dan wakil pemimpin umum, terutama untuk tugas yang berhubungan dengan pemasaran, keuangan, kepegawaian, dll.

• Bertanggung jawab dalam bidang pemasaran dan iklan

• Mengawasi jalannya distribusi dan pemasaran surat kabar, baik didalam maupun luar kota.

f. Pemimpin Redaksi

• Bertanggung jawab penuh atas pemuatan isi penerbitan surat kabar.

• Menjabarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh pemimpin umum kepada bawahannya.

• Mengawasi pelaksanaan umum tersebut secara langsung maupun tidak langsung ataupun wakil-wakilnya.

• Mengkoordinir tugas keredaksian, baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya.

g. Redaktur

• Mencari dan memperbaiki kesalahan-kesalahan agar tidak menyalahgunakan kode etik wartawan (KEWI).

• Mencari agar tidak terjadi kontradiksi.

• Memperbaiki kesalahan dan penggunaan tanda baca, tata bahasa, ejaan, angka, nama dan alamat.

• Menyesuaikan naskah dengan gaya surat kabar.

• Memakai ekonomi kata sesuai dengan ruang yang tersedia. h. Asisten Redaktur

• Membantu Redaktur dalam melaksanakan tugas-tugasnya. • Mewakili redaktur untuk tugas hal-hal tertentu.


(37)

• Mengkoordinir tugas-tugas bagian sekretaris redaksi, baik yang bersifat umum, intern maupun ekstern.

• Menerima dan Memeriksa surat-surat lamaran.

• Melaksanakan interview/wawancara bagi para calon juru wartawan/i. • Merekap Berita yang sudah terbit sesuai dengan kode reporter. j. Kepala Departemen Pemasaran

• Bertanggung jawab atas kelancaran pemasaran produk yang dipasarkan k. Kepala Departemen Iklan

• Memeriksa laporan dari redaksi pelaksanaan yaitu marketing, Designer dan Administrasi Piutang.

l. Kepala Departemen Keuangan

• Melaksanakan Pengolahan Uang dan surat berharga.

• Menyelenggarakan Pengurusan, Penyimpanan dan Pengamanan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

• Menyelenggarakan dan pengendalian anggaran. m. Koordinator Liputan

• Mengkoordinir para reporter dan memberi tugas meliput berita yang kemudian akan disajikan esok hari.

n. Reporter/Wartawan

• Rapar Proyeksi untuk ditugaskan meliput instansi-instansi dan meliput berita masyarakat umum yang lagi hangat dibicarakan.

• Mewawancarai narasumber yang berkepentingan. • Mengambil berita dari Jawa Pos News Network (JPNN). o. Fotografi

• Bertanggung jawab atas pengambilan foto-foto yang akan dimuat di dalam surat kabar. • Bertanggung jawab terhadap pengambilan foto yang dilipu oleh reporter kantor pusat. • Menyeleksi foto-foto yang akan dimuat.


(38)

p. Pracetak

• Bertanggung jawab mengenai perwajahan atau tata letak berita yang sudah diedit redaktur. Semua naskah berita yang diturunkan ke percetakan sudah diset bersih, desain cover dan perwajahan.

3. Kegiatan perusahaan

Seperti hanlnya kebanyakan perusahaan media, Sumut Pos dalam menghasilkan produk menggunakan bahan baku seperti kertas, tinta, plat film, dan semical. Dalam mengelolanya digunakan peralatan yang terdiri dari : computer, mesin tost, mesin expose, fixer, dan mesin cetak.

Dalam pembuatan berita, pertama-tama redaksi melakukan proyeksi berita. Dalam kegiatan ini, pemimpin dan anggota redaksi membahas tentang berita apa saja yang akan naik. Selanjutnya wartawan mencari berita. Sebelum deadline (batas waktu), wartawan menyerahkan berita yang telah diperoleh kepada redaktur dan selanjutnya akan di layout oleh layouter. Selanjutnya dari departemen iklan akan menyerahkan iklan apa saja yang akan dipasang pada setiap edisi.

Dalam memproduksi, Sumut Pos memiliki percetakan sendiri yang ada di gedung Graha Pena. Setelah selesai, Koran-koran yang telah fix pun di jual ke seluruh daerah seperti Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, dan Medan sekitarnya.

B. Sistem Pengawasan Penjualan pada Harian Sumut Pos

Kegiatan penjualan secara kredit akan menyebabkan timbulnya perkiraan piutang bagi perusahaan, dengan demikian pengawasan intern yang perlu dilakukan internal auditor terhadap penjualan kredit adalah pengawasan intern terhadap piutang, yang dapat diuraikan sebagai berikut :


(39)

1. Penilaian independen dan persetujuan atas kredit.

Saat suatu pesanan diterima, persetujuan kredit harus diperoleh. Persetujuan ini diberikan oleh bagian tertentu yang bertugas dengan wewenang yang diberikan atas kebijakan perusahaan, dan berdasarkan informasi yang sepantasnya mengenai pelanggan dan keadaan hutang-gutangnya. Hal ini juga menyangkut data berdasarkan pengalaman perusahaan dengan pelanggan tersebut, dan juga mengenai posisi piutang perusahaan. Persetujuan ini dibuat oleh bagian yang berwewenang, berdasarkan jumlah kredit.

2. Jumlah barang yang dapat diperoleh.

Ada kemungkinan bahwa barang yang dipesan tidak dapat diperoleh / dikirimkan semuanya pada saat ini. barang yang dapat diperoleh / dikirim lebih dulu, harus dirincikan dalam surat muat. Barang lain yang belum bisa diperoleh / dikrimkan harus ditutupi dengan prosedur backorder untuk dipenuhi pada pengiriman berikutnya.

3. Otorisasi atas harga dan persyaratan.

Harga dan syarat-syarat atas piutang mesti distandarisasi untuk seluruh pelanggan. Hal ini mungkin akan berbeda bagi kelompok langganan tertentu sesuai jumlah barang yang dijual. Penentuan khusus mesti mendapat persetujuan oleh bagian individu yang berwewenang.

4. Tembusan-tembusan yang mendukung

Tembusan faktur atas penjualan ini perlu disiapkan dalam jumlah yang cukup. Tembusan dari faktur ini akan diotorisasi ke bagian pengiriman, pelanggan, bagian penjualan, dan bagian piutang untuk diposting.

C. Sistem Pengawasan Penerimaan Kas pada Harian Sumut Pos

Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Pengawasan intern terhadap penerimaan kas ini, menyangkut dua


(40)

pihak, yaitu bagi pihak luar untuk memastikan bahwa kita menerima kas yang semestinya, dan bagi pihak perusahaan untuk memastikan bahwa kas yang diterima tidak dialihkan.

Pengawasan intern terhadap kas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Penerimaan kas harus dapat dipertanggungjawabkan sedini mungkin.

Lebih cepat kita mampu mengendalikan penerimaan kas, akan lebih baik pengawasan yang dapat dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan penggunaan catatan-catatan untuk mendukung pertanggungjawaban sedini mungkin, contohnya dengan membuat nomor serial penerimaaan kas secara berurutan, dengan satu lembar tembusan bagi pihak luar.

2. Pengawasan intern dilakukan terhadap seluruh praktek penerimaan kas

Penerimaan kas biasanya berhubungan dengan kegiatan lainnya yang juga memerlukan pertanggungjawaban, seperti pengumpulan piutang, dan penjualan persediaan. Hal ini juga memerlukan pengawasan.

3. Pemisahan tugas dalam pemberian layanan

Dalam beberapa kasus, penerimaan kas dilakukan dengan memberikan bukti tertentu seperti tiket. Dalam hal ini perlu dilakukan pemisahan tugas antara penjual tiket dan yang mengumpulkan tiket.

4. Penggunaan pihak luar dalam mengawasi

Dalam beberapa kasus dapat digunakan jasa pihak luar dalam membantu melakukan pengawasan, contohnya langganan dapat meyakinkan bagian kasir untuk membunyikan bel penerimaan kas pada kas register (mesin kas)

5. Konsolidasi penerimaan kas

Penerimaan kas dalam jumlah kecil dengan jumlah yang lebih besar memerlukan konsolidasi untuk mengadakan pemisahan tanggung jawab antara individu yang berbeda.


(41)

Dalam beberapa hal, bagian penerimaan kas juga diberi wewenang mengeluarkan kas untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran tertentu. Tetapi pengawasan akan efektif bila bagian penerimaan kasdipisahkan dengan bagian pengeluaran kas.

7. Penerimaan kas dalam periode tertentu langsung disetor

Adalah hal yang penting untuk segera menyetorkan uang yang diterima dalam suatu periode tertentu. Contohnya dalam periode satu hari. Hal ini berguna karena :

a. Menunda penyetoran kas akan memperbesar kemungkinan terjadinya pencurian atau penyalahgunaan kas

b. Pemeriksaan saat ini mungkin baik, tetapi akan berbeda dengan pemeriksaan berikutnya di kemudian hari.

c. Perlu untuk mengidentifikasi jumlah kas yang disetorkan dalam satu periode tertentu

d. Menunda penyetoran kas akan menyebabkan timbulnya kas menganggur yang tentunya tidak memberikan manfaat sama sekali bagi perusahaan.

8. Setiap transfer atas kas harus dapat dipertanggungjawabkan

Karena pertanggungjawaban atas kas harus dipastikan setiap saat. Sangat penting bagi setiap individu yang menerima kas untuk dapat menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap transfer yang dilakukan atas kas dengan menggunakan catatan-catatan tertentu.

9. Catatan-catatan pendukung harus dilaksanakan secara independen.

Catatan-catatang mengenai pertanggungjawaban kas harus dijaga oleh orang yang independen dan bertanggung jawab secara langsung. Pihak lain tidak dapat secara bebas mengakses catatan-catatan tersebut. Pemeriksaan harus dilakukan secara periodic untuk meyakinkan bahwa pengelolaan kas telah ditangani dengan baik.


(42)

1. Persiapan

Perusahaan perlu merencanakan kegiatan auditnya agar dapat berjalan lancar dan memenuhi sasaran dari kegiatan audit tersebut. Beberapa hal yang perlu disiapkan :

a. Tujuan dan ruang lingkup audit. b. Personil pelaksana audit.

c. Tugas dan tanggung jawab yang jelas. d. Jadual kegiatan audit.

e. Dokumentasi kegiatan audit ( prosedur, form, dll ) 2. Pelaksanaan

a. Pengumpulan informasi.

b. Peninjauan dokumen ( manual, SOP, dll ). c. Mempersiapkan alat tulis dan cheklist. d. Pembuatan jadual audit.

e. Breifing tim auditor.

f. Mempersiapkan APD ( Alat Pelindung Diri ) jika diperlukan. 3. Perencanaan

a. Pertemuan pembuka :

• Perkenalan dari tim audit

• Menjelaskan tujuan dan ruang lingkup audit • Penjelasan jadual audit

• Menjelaskan proses audit

• Menyediakan daftar hadir pertemuan pembuka b. Kegiatan audit :


(43)

• Melihat bukti obyektif dengan metode : ( Verifikasi, Observasi, Wawancara dan Mencatat secara mendetail bukti obyektif ). • Mekanisme wawancara :

• Bersikap kooperatif

• Sopan, terbuka dan jangan berprasangka buruk • Ciptakan suasana yang nyaman bagi auditee • Berikan waktu yang cukup bagi auditee • Perhatikan bahasa tubuh

• Gunakan bahasa yang jelas • Gunakan 5 W, 1 H dan Show me c. Pertemuan auditor :

• Melakukan evaluasi terhadap temuan hasil audit

• Mencatat temuan hasil audit ke dalam daftar periksa audit

• Mempersiapkan laporan temuan ketidaksesuaian untuk pertemuan penutup

d. Pertemuan penutup : • Ucapan terima kasih

• Tim audit menjelaskan seluruh hasil temuan audit kepada auditee • Auditee melakukan verifikasi terhadap temuan tim audit dan

persetujuan atas hasil temuan e. Pembuatan Laporan

• Laporan audit yang dibuat merupakan dokum,entasi dari keseluruhan audit dan hasil audit sehingga dapat menjadi bahan rapat Tinjauan Ulang Manajemen


(44)

• Detail kegiatan audit ( lokasi, tanggal, Auditee, dll ) • Kesimpulan umum

• Ruang lingkup audit

• Temuan audit dan rekomendasi perbaikan f. Tindak Lanjut

• Melakukan pemantauan tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian yg ditemuka n

• Sebagai bahan masukan kepada pihak Manajemen

• Sebagai pertimbangan untuk frekwensi audit Internal berikutnya E. Laporan Internal Auditor

Laporan hasil audit yang dikeluarkan internal auditor merupakan hasil akhir dari tahapan audit. Laporan ini haruslah objektif, independen, konstruktif dan berdasarkan atas kondisi atau fakta-fakta yang sebenarnya. Laporan ini harus mampu membantu pemberi tugas audit untuk mengetahui seberapa jauh tingkat efektivitas dan efisiensi para personil dalam melakukan tugas dan fungsinya.

Laporan hasil pemeriksaan satuan pemeriksa intern disusun dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan keuangan dan laporan hasil pemeriksaan operasional yang berpedoman pada pokok-pokok berikut :

1. Laporan hasil pemeriksaan keuangan

laporan hasil pemeriksaan keuangan oleh pemeriksaanintern memuat unsur-unsur sebagai berikut :

a. Laporan hasil pemeriksaan keuangan

Dalam bab ini disesuaikan laporan kegiatan yang diperiksa pemeriksa intern, misalnya laporan keuangan (neraca dan perhitungan laba rugi), laporan penjualan , dan sebagainya.


(45)

b. Hasil pemeriksaan

Bab ini memuat hal umum dan uraian hasil pemeriksaan • Umum : Ruang Lingkup dan masa pemeriksa • Uraian hasil pemeriksaan mengenai :

 Sistem pengawasan akuntansi

 Kelengkapan dan kewajiban laporan pertanggungjawaban

 Ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku (termasuk ketaatan terhadap ketepatan waktu penerbitan laporan)

 Informasi khusus yang berkaitan dengan gejala korupsi serta hambatan-hambatan yang berkeitan dengan perusahaan.

 Komentar dalam hal perusahaan mengalami kondisi keuangan yang memburuk

 Komentar atas penyimpangan atau ketidaktaatan terhadap ketentuan yang berlaku

 Rekomendasi terhadap temuan-temuan yang perlu mendapat perhatian .

c. Kesimpulan dan saran

Dalam bab ini berisikan ringkasan masalah yang perlu mendapat perhatian dari manajemen

d. Lampiran-lampiran

Daftar yang merupakan perincian lanjut dari laporan kegiatan yang diperiksa pemeriksa intern, sepanjang diperlukan.

2. Laporan hasil pemeriksa operasional


(46)

a. Pendahuluan

• Ruang lingkup pemeriksaan

• Penjelasan singkat tentang kegiatan yang diperiksa b. Prosedur melakukan pemeriksaan

Disini dinyatakan bagaimana rangkaian langkah satuan pemeriksa intern melakukan pemeriksaan atas saran pemeriksa

c. Ringkasan hasil pemeriksaan dan rekomendasi ringkasan memuat :

• Temuan yang disajikan secara singkat dan jelas dari temuan uraikan di bab hasil pemeriksaan

• Komentar pejabat yang bertanggung jawab diuraikan secara singkat • Rekomendasi yang ditujukan kepada pejabat yang berwewenang

melaksanakan rekomendasi. Dalam hal rekomendasi harus dilaksanakan hendaknya digunakan kalimat yang mengingatkan akibat yang timbul bila tindal lanjutnya tertunda

d. Lampiran

Daftar-daftar yang perlu dilampirkan : • Data penyelesaian suatu masalah

• Tanggung jawab pemeriksaan intern hanya sampai pada pemberian usul atau saran kepada pemimpin

• Penyeleksian selanjutnya merupakan tanggung jawab pimpinan

F. Independensi Internal auditor

Untuk menjamin independensi internal auditor dalam suatu perusahaan perlu diperhatikan posisi dan kedudukan internal auditor dan obyektivitas pemeriksaannya. Masalah independensi bukan hanya berkaitan dengan dewan komisaris atau para manajer perusahaan yang bersangkutan


(47)

tetapi tentang kegiatan yang dilakukan internal auditor. Secara teoritis telah dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan pejabat yang membawahi bagian internal auditor maka ruang lingkup pemeriksaan yang akan dilaksanakan akan semakin luas.

Dengan semakin luasnya bagian kegiatan yang diperiksa akan lebih memungkinkan internal auditor untuk bersikap independen dalam melakukan tanggung jawabnya. Hal ini berarti bahwa internal auditor dalam melakukan tugas

tugas yang dilimpahkan kepadanya serta bertanggung jawab yang ada dalam bagian internal auditor harus dipertanggungjawabkan kepada pemimpin yang membawahinya.

Apabila auditor menerima penugasan wewenang serta tanggung jawab dari direksi, maka wewenang yang dimiliki oleh internal auditor untuk memeriksa atau meminta informasi yang dibutuhkan langsung terhadap objek yang diperiksanya cukup kompeten, sehingga internal auditor dapat bertindak dengan tegas dalam melaksanakan pemeriksaan. Internal auditor tidak perlu khawatir atas sanksi administrative akibat objek yang diperiksannya, sebab internal auditor telah diberi mandate oleh direksi. Namun hal ini bukan berarti bahwa internal auditor bebas dari tindakan penertiban, atau internal auditor boleh melakukan kecurangan atau kesalahan secara sengaja dalam pemeriksaannya. Jika internal auditor bertindak di luar wewenangnya ia harus mempertanggung jawabkannya kepada direksi selaku pimpinan yang membawahinya.

Internal auditor juga tidak terlepas dari eksistensi dan ketergantungannya pada perusahaan, sebab internal auditor sekaligus merupakan karyawan / pegawai perusahaan, oleh karena itu maka bagian internal auditor harus tetap menjaga hubungan yang baik dengan sesame karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kedudukan internal auditor yaitu berda langsung di bawah direksi selaku pimpinan utama perusahaan yang bertanggungjawab atas pencapaian tujuan perusahaan, tak lepas dari suat


(48)

kelemahan. Di sisi lain perusahaan mempunyai kegiatan serta jaringan operasi usaha yang cukup luas memungkinkan direksi diperhadapkan pada keterbatasan waktu.

Dengan demikian saran serta rekomendasi yang disampaikan dan dilaporkan internal auditor bisa saja tidak dapat dilaksanakan dengan segera. Akibat bobot perhatiaan yang kurang menyebabkan tindakan penyempurnaan yang dilksanakan sering terlambat dan akhirnya dapat menurunkan efektivitas kinerja perusahaan.

G. Standar Profesi Internal Auditor

Standar Profesi Internal Auditor merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas kinerja Internal Auditor dan hasil audit. Standar audit sangat menekankan kualitas profesional auditor serta cara auditor mengambil pertimbangan dan keputusan sewaktu melakukan pemeriksaan dan pelaporan. Hasil audit yang memenuhi standar akan sangat membantu pelaksanaan tugas Board of directions (BOD), Board of Commissioner dan Unit Bisnis serta Unit kerja yang diaudit.

Hasil kerja Internal Auditor sangat bermanfaat bagi Pimpinan dan Unit Kerja untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hasil audit akan dapat dipakai dengan penuh keyakinan, jika pemakai jasa mengetahui dan mengakui tingkat profesionalisme Internal Auditor. sehingga diperlukan syarat yang diberlakukan dan dipatuhi oleh Internal Auditor sebagai standar perilaku yang menuntut disiplin diri Internal Auditor.

Kode Etik mengatur prinsip dasar perilaku Internal Auditor, yang dalam pelaksanaannya memerlukan pertimbangan yang seksama dari masing-masing Internal Auditor. Pelanggaran terhadap Kode Etik merupakan pelanggaran terhadap disiplin Perusahaan yang dapat mengakibatkan Internal Auditor diberi peringatan, diberhentikan dari tugas di lingkungan Internal Audit dan atau dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.


(49)

1. Memberikan kerangka dasar yang konsisten dalam mengevaluasi kegiatan dan kinerja unit internal audit maupun individu auditor.

2. Sebagai sarana bagi perusahaan dalam memahami peran, ruang lingkup, dan tujuan internal audit.

3. Mendorong peningkatan praktik audit internal dalam organisasi.

4. Memberikan kerangka untuk melaksanakan dan mengembangkan kegiatan internal audit dalam meningkatkan kinerja kegiatan organisasi.

5. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar praktik audit internal yang seharusnya (international best pratices).

Standar audit berikut ini merupakan ketentuan yang harus dipatuhi oleh Internal Auditor, yang memuat :

1. Standar Umum Internal Auditor dan Unit Internal Audit

Internal Auditor harus melaksanakan tugas secara bebas dan obyektif. Unit Internal Audit dan Internal Auditor harus independen secara organisasi dan independen secara pribadi dalam sikap perilaku kenyataan dan penampilan. Internal Auditor dapat memberikan pendapat penting yang tidak tendensius, tidak memihak kepada/ dipengaruhi oleh pihak manapun. Independensi harus dicapai melalui status organisasi dalam Perusahaan dan obyektivitas Internal Auditor. Internal Auditor tidak dibenarkan melakukan pemeriksaan atau evaluasi atas kegiatan-kegiatan dimana Internal Auditor ikut berperan sebagai pelaksana kegiatan tersebut.

a. Status Organisasi

Untuk mencapai tanggung jawab yang memadai, Unit Internal Audit berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama serta berkoordinasi dengan Komite Audit melalui kegiatan berkala. Unit Internal Audit harus berada pada level serendah-rendahnya sama dengan level tertinggi dalam organisasi diluar level Direktorat. Head of Internal Audit (HOIA)

adalah jabatan dengan posisi kepangkatan tertinggi didalam struktur kepangkatan kepegawaian di Perusahaan. Sesuai dengan kebutuhan, di wilayah-wilayah tertentu dapat dibentuk unit


(50)

b. Pengangkatan dan Pemberhentian HOIA

Pengangkatan dan pemberhentian HOIA dilakukan dengan Surat Keputusan Direktur Utama setelah mendapat persetujuan Komisaris Utama.

c. Obyektivitas

• Dalam menjalankan tugas, setiap Internal Auditor harus memiliki sifat sifat : Sikap mental independen, setiap individu Internal Auditor dalam menjalankan tugas

harus mampu dan berani menolak segala pengaruh/ intervensi dari pihak manapun, Objektif dalam menjalankan tugas, setiap individu Internal Auditor harus hasil

kerjanya handal, dapat dipercaya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas, Internal Auditor harus berada dalam posisi dapat mengambil keputusan profesional secara bebas dan obyektif.

• Untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme dari setiap individu Internal Auditor, diperlukan program/ usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan dari Unit Internal Audit maupun individu Internal Auditor.

• Program/ usaha yang diperlukan oleh Unit Internal Audit dalam meningkatkan kemampuan profesionalisme Internal Auditor antara lain :

 Pemenuhan kebutuhan Unit Internal Audit untuk memiliki individu yang secara kolektif mempunyai pengetahuan, kecakapan dan disiplin ilmu yang diperlukan dalam melaksanakan tugas.

 Susunan Tim yang akan diberi penugasan untuk melaksanakan audit, yang memenuhi syarat kemampuan teknis dan pendidikan tertentu menurut jenis, luas, dan kompleksitas penugasan.

 Supervisi secara seksama, terdokumentasi dan dapat diuji keefektifannya atas pelaksanaan tugas secara berkelanjutan mulai dari perencanaan, penyusunan program kerja, pelaksanaan tugas di lapangan, pelaporan, dan pemantauan tindak lanjut.


(51)

 Pemberian kesempatan yang seluas-luasnya bagi Internal Auditor untuk mendapatkan pendidikan berkelanjutan berupa training, seminar, studi banding dan sebagainya, sehingga tetap dapat mengikuti dan memahami perkembangan terakhir mengenai standar, prosedur, dan teknik audit serta dunia usaha Perusahaan,

 Bila pengetahuan, keterampilan dan kompetensi dari Internal Auditor tidak memadai untuk pelaksanaan tugasnya maka pimpinan Unit Internal Audit berwenang memperoleh saran dan asistensi dari pihak yang kompeten.

• Program/ usaha individu Internal Auditor dalam meningkatkan kecakapan profesionalismenya, antara lain :

Kepatuhan kepada Standar Profesional Internal Audit dan Kode Etik Internal Audit.

Penguasaan atas pengetahuan, kecakapan, dan disiplin ilmu tertentu yang berkaitan dengan tugasnya, termasuk kemampuan menerapkan standar, kemampuan menerapkan pendekatan risk-based audit, prosedur dan teknik audit, praktek bisnis yang sehat, pemahaman prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

Keharusan memiliki pengetahuan tentang resiko dan pengendalian yang penting dalam bidang teknologi informasi dan teknik-teknik audit berbasis teknologi informasi.

Kemampuan berkomunikasi lisan dan tertulis secara efektif dan baik denga n ma na jemen P erusa haa n ma upun piha k t er ka it lainnya.

Keharusan memelihara kemampuan teknis audit melalui pendidikan berkelanjutan berupa training, seminar dan sebagainya, sehingga tetap mengikuti dan paham tentang perkembangan terakhir standar, prosedur, dan teknik audit serta dunia usaha Perusahaan.

Keharusan menjaga tingkat kecermatan dan kewaspadaan terhadap kemungkinan penyimpangan, ketidakhematan, ketidakefektifan dan


(52)

kelemahan pengendalian internal dengan melakukan pengujian dan verifikasi yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Keharusan menggunakan kemahiran dan kecermatan profesional Internal Auditor dengan memperhatikan :

 Lingkup penugasan.

 Tingkat materialitas atau signifikansi masalah,

 Tingkat keandalan dan efektivitas pengendalian internal.

 Biaya penugasan dibandingkan dengan potensi manfaat yang diperoleh.  Standar operasi yang ada.

 Penggunaan teknik-teknik bantuan komputer dan teknik-teknik analisis lainnya.

2. Standar Pelaksanaan Penugasan

Pelaksanaan penugasan harus meliputi perencanaan, pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pengevaluasian informasi serta pengkomunikasian hasil.

a. Internal Auditor harus merencanakan setiap kegiatan penugasan dan mendokumentasikan rencana penugasan tersebut.

b. Internal Auditor harus mempelajari dengan seksama seluruh bisnis proses dan pengendalian internal yang berhubungan dengan penugasan, sehingga diperoleh dasar yang memadai untuk penentuan sifat, saat dan luas pengujian atau penelitian yang harus dilakukan serta sumber-sumber pembuktian yang kompeten dan relevan.

c. Internal Auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten, dan relevan melalui observasi, inspeksi, konfirmasi dan tanya jawab serta menganalisa, menafsirkan dan mendokumentasikan bukti-bukti yang diperoleh untuk mendukung hasil penugasan.

d. Ketua Tim mengkoordinasikan dan mereview pelaksanaan penugasan di lapangan untuk memperoleh kepastian bahwa proses penugasan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan penugasan.


(53)

e. Pengawas Tim melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dilapangan, menelaah kertas kerja penugasan, dan draft laporan hasil penugasan.

f. Sebelum dituangkan ke dalam laporan, matrik temuan penugasan harus diklarifikasi terlebih dahulu dengan pihak obyek penugasan dan harus diteguhkan oleh penanggung jawab bidang yang menjadi obyek penugasan.

g. Bila dalam pelaksanaan penugasan, terutama penelaahan (review), evaluasi ataupun audit diperoleh indikasi kuat bahwa diperlukan tindakan yang lebih mendalam ataupun diperlukan suatu investigasi tertentu, maka hal itu harus segera dikomunikasikan oleh ketua tim kepada

HOIA. Bilamana menurut pertimbangan HOIA temuan itu cukup beralasan untuk ditindak lanjuti dengan penugasan khusus, maka laporan Tim harus diteruskan sebagai laporan Interim

HOIA kepada Direktur Utama, dan Direktur Utama dapat menerbitkan Surat Perintah Kerja tersendiri untuk penugasan temuan tersebut.

h. Dalam setiap temuan penugasan khusus yang berisi indikasi kemungkinan adanya kerugian keuangan Perusahaan ataupun menyangkut pelanggaran terhadap ketentuan perundangan tertentu, Internal Audit dapat meminta Internal Legal Opinion.

3. Standar Pelaporan dan Tindak Lanjut

Internal Auditor harus membuat laporan hasil pelaksanaan penugasan. HOIA harus mengkomunikasikan laporan tersebut kepada Direktur Utama.

a. Laporan hasil pelaksanaan penugasan harus dibuat secara tertulis dan harus memuat Intisari (Abstrak), Badan Laporan (yang berisi : Pendahuluan, Uraian Hasil Audit, Kesimpulan dan Saran/Rekomendasi) dan Lampiran-lampiran.

b. Laporan Hasil Penugasan harus disampaikan oleh HOIA kepada Direktur Utama dan Komite Audit serta tembusannya disampaikan kepada Direktur terkait.

c. Laporan hasil pelaksanaan penugasan harus diperlakukan sebagai dokumen rahasia baik oleh penyusunnya, maupun penerimanya.


(54)

d. Internal Audit harus berkoordinasi dengan Komite Audit mengenai Laporan Hasil Penugasan yang telah disampaikan kepada Komite Audit untuk:

• Membahas temuan audit guna mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal;

• Jika diperlukan, memperluas review untuk menilai sifat, lingkup, besaran dan dampak kelemahan signifikan pengendalian internal yang ikut berpengaruh pada laporan keuangan.

e. Internal Auditor harus membuat laporan periodik mengenai aktivitas penugasan yang dilakukan. Dalam laporan tersebut Unit Internal Audit harus memberikan pernyataan bahwa aktivitas penugasan telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Profesi Internal Audit serta didukung oleh hasil penilaian program pengendalian kualitas (Quality Assurance).

f. Apabila dalam pelaksanaan penugasan terdapat ketidakpatuhan terhadap standar dan kode etik yang berpengaruh signifikan terhadap ruang lingkup dan aktivitas Internal Audit, maka dalam laporan hasil penugasan kepada Direktur Utama dan Komite Audit perlu diungkapkan:

• Standar yang tidak dipatuhi, • Alasan ketidakpatuhan, dan

• Dampak yang ditimbulkan dari ketidakpatuhan terhadap standar.

g. Internal Auditor harus memantau dan melaporkan kepada Direktur Utama /Direktur terkait tentang tindak lanjut yang dilaksanakan oleh pihak yang menjadi obyek penugasan atas saran-saran perbaikan yang telah dikemukakan oleh Internal Audit, untuk mendapatkan kepastian bahwa langkah yang tepat atas temuan penugasan telah dilakukan sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan kepada obyek penugasan.

h. Dalam hal Direktur Utama menginstruksikan kepada obyek penugasan (Auditee) untuk menindak lanjuti saran-saran perbaikan, maka Internal Audit berkewajiban memantau pelaksanaan instruksi Direktur Utama tersebut.


(55)

i. Apabila dikemudian hari ternyata laporan hasil penugasan mengandung kesalahan dan kealpaan, maka HOIA harus mengkomunikasikan kembali laporan hasil penugasan yang telah dikoreksi kepada semua pihak yang telah menerima laporan hasil penugasan.

4. Standar Mutu Pengelolaan Unit Internal Audit

a. HOIA harus menyusun rencana kerja pelaksanaan tugas kewajiban unitnya dan harus mendapatkan pengesahan dari Direktur Utama, setelah direview Komite Audit. Untuk itu, hal berikut harus dipenuhi, yaitu :

• Penyusunan rencana kerja jangka panjang sejalan dengan Charter Internal Audit dan tujuan perusahaan.

• Penyusunan rencana kerja tahunan yang prioritasnya telah disusun berdasarkan pendekatan risk-based, yang meliputi penetapan tujuan, obyek penugasan, jadwal kerja penugasan, rencana pemakaian dan pengembangan sumber daya manusia, budget keuangan, dan sarana pendukung lainnya

Semua pelaksanaan kegiatan Unit Internal Audit harus mengikuti rencana yang telah disahkan. Dalam hal ada instruksi Direktur Utama untuk melaksanakan sesuatu kegiatan yang belum tercakup dalam rencana kerja dan menyebabkan tidak seluruh rencana kerja dapat dijalankan dengan sumber daya manusia yang ada, maka HOIA dapat tidak melaksanakan atau menunda pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan yang menurut pertimbangannya memiliki prioritas yang paling rendah.

b. Program/ kegiatan yang sudah tercantum dalam rencana kerja, namun tidak dapat dilaksanakan karena adanya tugas lain atas instruksi Direktur Utama, harus diberitahukan oleh HOIA kepada Direktur Utama.

c. Perubahan-perubahan atas rencana kerja yang tidak disebabkan oleh pelaksanaan instruksi khusus dari Direktur Utama harus mendapatkan pengesahan Direktur Utama.


(56)

d. HOIA harus mempunyai dan melakukan program jaminan kualitas secara menyeluruh dan berkesinambungan untuk mengevaluasi kinerja unitnya, dengan tujuan agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kinerja Unit Internal Audit telah sesuai dengan Charter,

rencana kerja dan ketentuan lainnya.

Untuk memastikan hal tersebut, HOIA harus melakukan:

• Supervisi yang terus menerus sejak tahap perencanaan, pelaksanaan evaluasi, pelaporan, sampai tindak lanjut penugasan.

Review internal secara periodik oleh pimpinan, staf atau tim internal yang mampu dan independen untuk menilai tingkat efektivitas penugasan dan kepatuhan internal auditor terhadap standar profesional internal audit, kode etik, kebijakan dan ketentuan yang berlaku lainnya.

Self Assessment. Penelaahan secara berkala seperti dimaksud butir 2) harus dilakukan sendiri oleh Unit Internal Audit.

Review eksternal oleh pihak atau individu yang mampu, independen terhadap Perusahaan, dan tidak mempunyai konflik kepentingan untuk menilai dan memberikan opini tentang kepatuhan Unit Internal Audit terhadap Charter, rencana kerja dan ketentuan yang berlaku lainnya. HOIA harus melaporkan hasil review dari pihak eksternal ini kepada Direktur Utama dan Komite Audit.

HOIA harus menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis termasuk manual penugasan, untuk pedoman pelaksanaan tugas staf Unit Internal Audit.

HOIA harus mempunyai program pengembangan sumber daya manusia di unitnya, yang meliputi:

DJM (Distinct Job Manual) setiap jenjang petugas Internal Audit  Penetapan kualifikasi dan kemampuan individu auditor

 Kesempatan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan setiap auditor  Penilaian kinerja terhadap setiap auditor setiap tahun, dan


(57)

 Pemberian kesempatan berkonsultansi kepada auditor tentang kinerja dan pengembangan profesionalisme mereka.

HOIA harus berkoordinasi dengan Komite Audit secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil penugasan yang berkualitas. Untuk itu harus ada rapat berkala dengan Komite Audit membahas masalah kepentingan bersama seperti laporan hasil penugasan.

• Untuk memudahkan pengelolaan penugasan, diperlukan penggunaan data base guna menyimpan seluruh aspek penugasan termasuk monitoring atas rekomendasi.

Para Internal Auditor harus memegang teguh dan mematuhi Kode Etik – Standar Perilaku berikut, yaitu :

1. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif, cermat dan sungguh-sungguh serta selalu mempergunakan kemahiran jabatan (Due Professional Care) dalam melaksanakan tugas.

2. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi, perusahaan dan Unit Internal Audit.

3. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan Internal Auditor senantiasa harus mempertahankan sikap bebas (Independent).

4. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan atau patut diduga dapat merugikan profesi Internal Audit atau Perusahaan.

5. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan (Conflict Of Interest)

atau yang mengakibatkan tidak dapat melakukan tugas kewajiban secara obyektif.

6. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan dari siapapun, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk dari obyek penugasan, klien, kastamer, pemasok, rekanan dan atau pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang mengganggu atau patut diduga dapat mengganggu pertimbangan profesional auditor.

7. Mematuhi sepenuhnya standar profesional Internal Audit, kebijakan perusahaan dan peraturan perundangan.


(58)

8. Memelihara dan mempertahankan moral, dan martabat Internal Auditor.

9. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan atau keuntungan pribadi atau hal lain dengan alasan apapun yang dapat menimbulkan atau patut diduga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik dari sisi finansial maupun dari sisi Citra Perusahaan.

10. Tidak dibenarkan mengungkapkan informasi apapun yang diketahuinya karena menjalankan tugas Internal Audit kepada siapapun, kecuali melalui ketentuan/prosedur yang berlaku.

11. Melaporkan semua hasil penugasan yang material dengan mengungkapkan kebenaran sesuai fakta yang ada dan tidak menyembunyikan hal yang dapat merugikan Perusahaan dan atau dapat merupakan pelanggaran hukum.

H. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pembuatan Laporan

Dalam melaksanakan pemeriksaan, internal auditor perusahaan menyusun audit program yang dikenal dengan nama Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT). PKPT ini sangat berguna untuk membantu pekerjaan internal auditor dalam melakukan pemeriksaan.

PKPT merupakan suatu alat yang sangat penting bagi internal auditor karena tanpa PKPT tersebut, pemeriksaan yang dilakukan internal auditor menjadi tidak jelas arahnya. PKPT merupakan rincian dari tindakan-tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan internal auditor dalam melaksanakan pemeriksanaan. PKPT juga dipergunakan sebagai alat pengawasan apakah pemeriksaan yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan.

PKPT yang disusun oleh internal auditor memuat unsure-unsur yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan antara lain :

1. Jadwal pemeriksaan 2. Objek pemeriksaan


(59)

3. Sasaran pemeriksaan

4. Petugas pelaksana pemeriksaan 5. Dll

PKPT yang telah disusun oleh seorang internal auditor di dalam sebuah perusahaan memiliki unsure kebaikan dan kelemaha. Kebaikan dari adanya PKPT ini adalah dapat memberikan evaluasi bagi kegiatan internal audit dalam suatu periode, sebagai alat koordinasi sistem pengawasan internal, sebagai landasan pembagian pekerjaan pemeriksaan yang sistematis mengenai setiap tahap pemeriksaan sehingga pelaksanaan pemeriksaan semakin efisien.

Sedangkan kelemahan yang timbul dari disusunnya PKPT oleh seorang internal auditor antara lain adalah:

1. Membatasi pelaksanaan pemeriksaan. Karena pelaksanaan pemeriksaan seolah-olah dilakukan secarara mekanis.

2. PKPT tersebut tidak selalu mengikuti perkembangan karena bentuknya selalu sama dari tahun ke tahun sehingga kreativititas seorang internal auditor dan stafnya dalam melakukan pemeriksaan juga tidak berkembang dan bahkan dapat mematikan inisiatif mereka.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor mencakup ruang lingkup pemeriksaan atas keuangan dan pembukuan, operasional, ketaatan terhadap kebijakn, penilaian efisiensi dan efektivitas dalam penggunaak sumber daya perusahaan yang ada. Pemeriksaan keuangan yang dilakukan internal auditor mencakup perkiraan penjualan (tunai), penjualan kredit (piutang), dan penerimaan kas.

Ruang lingkup pemeriksaan yang dicakup oleh internal auditor yang berhubungan dengan penjualan (tunai maupun kredit) memang tidak terlepas pula dari pengawasan terhadap penerimaan kas sebagai konsekwensi logis dari adanya aktivitas penjualan.


(60)

Setelah melakukan pemeriksaan selanjutnya internal auditor sampai kepada tahap persiapan pembuatan laporan audit, baik secara lisan maupun secara tulisan. Untuk laporan audit bentuk baku terdapat empat criteria fumdamental yang harus dipenuhi, antara lain :

1. Objectivity 2. Authoritativeness 3. Balance

4. Professional styling

Suatu laporan audit yang objektif berfokus kepada masalah audit, bukan masalah kepada prosedur atau rincian dari proses audit. Laporan audit yang objektif tidak mencoba membuat pembacanya menyetujui jalan pikiran internal auditor dengan mencantumkan refrensi mengenai konsep, kategori dan istilah audit.

Laporan audit yang objektif juga mempertahankan internl auditor dari segala bentuk pertimbangan.

Laporan audit yang autoritatif berarti laporan tersebut harus dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Laporan yang dapat dipercaya dimulai dengan suatu pernyataan tujuan dan ruang lingkup yang jelas, relevan, dan tepat waktu.

Laporan audit yang seimbang menyajikan suatu gambaran yang jujur dan realistis mengenai perusahaan atau kegiatan yang diaudit. Keseimbangan adalah memperlakukan pihak yang diaudit sebagaimana auditor ingin diperlakukan oleh pihak lain.

Suatu laporan audit yang efektif, selain harus objektif, autoritatif, dan seimbang, juga harus disusun dengan baik. Unsur-unsur dari penulisan laporan audit adalah tata bahasa, kejelasan, ketepatan, dan editing.

Laporan audit yang telah disusun oleh internal auditor perusahaan selanjutnya disampaikan kepada kepala cabang perusahaan dan kepala unit yang diperiksa. Sebelum penerbitan laporan audit bentuk tertulis, biasanya internal auditror perusahaan melakukan


(1)

Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, kedudukan internal auditor langsung berada di bawah pimpinan umum / redaksi dan mempunyai kedudukan sebagai staf. Hal ini berarti internal auditor bekerja keras atas perintah yang telah digariskan pemimpin umum dan bertanggung jawab kepada pemimpin umum.

Menurut penulis, kedudukan internal auditor pada Harian Sumut Pos Medan sudah sesuai, karena langsung berada di bawah posisi kepala cabang, sehingga dapat menjamin kebebasan dalam melakukan pemeriksaan . internal auditor juga akan mempunyai wewenang yang cukup dalam melakukan pekerjaannya, karena ia melakukan pemeriksaan atas nama pimpinan (Pemimpin Umum), sehingga dengan sendirinya dalam pemriksaan yang dilakukan, internal auditor akan mempunyai otoritas yang dibutuhkan untuk membarikan kesimpulan dan rekomendasi yang dibutuhkan pimpinan.

Kedudukan internal auditor dalam perusahaan sebagai seorang staf, berarti bahwa internal auditor tidak melakukan kegiatan operasi dan tidak terlibat dalam transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan serta tidak bertanggungjawab atas pencapaian berbagai aktivitas perusahaan.

Internal auditor hanya menilai dan melaporkan pencapaian atau hasil kegiatan setiap bagian yang ada di dalam perusahaan kepada pemimpin umum / redaksi, serta dapat memberikan saran atau rekomendasi kepada kepala bagain yang diperiksa apabila terdapat hal-hal yang dianggapa perlu diperbaiki.

Dalam menjalankan fungsinya ini, seorang internal auditor kerap dihadapkan pada beberapa masalah sampingan yang timbul antara lain konflik yang mungkin timbul akibat perasaan yang kurang baik dari bagian yang diperiksa. Sebagaimana fungsi dan tugasnya di dalam sebuah perusahaan , internal auditor berhak melakukan pemeriksaan dan penilaian dan melaporkan setiap hasil temuannya kepada pimpinan perusahaan yang dalam hal ini adalah pemimpin umum . pemimpin redaksi. Banyak staf dari bagian yang diperiksa di


(2)

dalam perusahaan menganggap internal auditor hanyalah mata-mata pimpinan yang bertugas mencari kesalahan anggotanya, sehingga tidak jarang bagian-bagian ini merasa segan untuk diperiksa.

Staf dan bagian-bagian di dalam perusahaan sering menganggap bahwa internal auditor tidak memahami dengan baik kondisi-kondisi operasional dari setiap bagian tersebut yang memaksa mereka untuk mengambil kebijaksanaan yang mungkin menyimpang dari kebijakan pimpinan / perusahaan, sementara internal auditor menganggap bahwa staf dari bagian tersebut tidak memperhatikan dan mematuhi kebijakan pimpinan.

Dalam mengatasi konflik yang timbul ini, seharusnya setiap starf dari bagian-bagian dalam perusahaan menyadari bahwa internal auditor melaksanakan dengan tujuan menghindari terjadinya kesalahan atau penyimpangan untuk meningkatkan efektivitas bagian tersebut, dan seorang internal auditor harus memahami kepentingan para staf dari setiap bagian dalam perusahaan dan mampu mengidentifikasi setiap kebijakan yang diambil oleh masing-masing bagian apakah memang sengaja dibuat dengan tujuan untuk menyalahi kebijakan pimpinan / perusahaan demi kepentingan pribadi atau tidak.

B. Fungsi Internal Auditor dalam Perusahaan

Dalam bab sebelumnya telah diuraikan mengenai fungsi internal auditor secara garis besar, dimana dungsi audit memegang peranan yang paling besar dan paling penting, karena ikut mendukung tercapainya tujuan perushaan, yaitu dalam menyediakan jasa analisis dan evaluasi, dan memberikan keyakinan dan rekomendasi dan informasi lain kepada manajemen satuan usaha dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya.


(3)

Apabila dilihat kembali uraian fungsi internal auditor yang tercantum dalam bab sebelumnya dan dibandingkan dengan fungsi pengawasan intern perusahaan, maka dapat dilihat bahwa internal audit merupakan salah satu unsure dalam memperkuat sistem pengawasan intern.

Fungsi internal auditor perusahaan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu memastikan, menilain dan merekomendasikan. Internal auditor memastikan apakah sesuatu itu ada atau tidak ada, mengevaluasi pengendalian atau operasi berdasarkan criteria yang ditentukan dan merekomendasikan tinsakan-tindakan perbaikan kepada manajemen. Pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor bukanlah untuk mencari kesalahan,

tetapi apabila didapati kesalahan, penyimpangan atau hambatan, internal auditor harus segera mencari jalan untuk mengatasinya. Internal auditor diharapkan dapat menjadi rekan kerja sesungguhny untuk setiap perbaikan yang diajukannya, karena saran tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas setiap bagian.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

A. Fungsi internal auditor dalam perusahaan sudah memadai pada umumnya, kecuali tidak adanya tahap follow up yang menuntut internal auditor untuk terus mengikuti perkembangan atas tindakan-tindakan perbaikan yang dilakukan pemimpin umum berdasarkan rekomendasi atau saran yang diberikan oleh internal auditor.

B. Dalam melaksanakan pemeriksaan, internal auditor menggunakan program audit yang telah disusunnya di dalam program pemeriksaan tahunan (PKPT). Program kerja yang dibuat internal auditor ini tidak mengalami pembaharuan dalam beberapa tahun terakhir.

C. Kedudukan internal aditor di dalam perusahaan memungkinkan baginya untuk melaksanakan pemeriksaan dalam jangkauan yang lebih luas, mencakup seluruh bagian di dalam perusahaan, hal ini dimungkinkan oleh keduduka n internal auditor yang berada langsung di bawah direksi

D. Dalam melakukan pemeriksaan, internal auditor tidak menggunakan tenaga-tenaga ahli tertentu seperti tenaga ahli di bidang perpajakan, manajemen, atau lainnya.

E. Pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor bukanlah untuk mencari kesalahan, tetapi apabila didapati kesalahan, penyimpangan atau hambatan, internal auditor harus segera mencari jalan untuk mengatasinya. Internal auditor diharapkan dapat menjadi rekan kerja sesungguhny untuk setiap perbaikan yang diajukannya, karena saran tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas setiap bagian.


(5)

II.Saran

A. Internal auditor hendaknya tetap mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam perusahaan, dan mampu menentukan pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan untuk mampu mengadakan pengawasan secara kontinyu dengan selalu memperbaharui program kerja pemeriksaan tahunan yang telah disusunnya.

B. Untuk meningkatkan efektivitas pemeriksaan, penulis merasa audit internal perlu menambah staf, sehingga pemeriksaan yang dilakukan dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat dilakukan lebih cepat dan teliti. Tetapi dalam hal perekrutan staf internal auditor, perlu dilakukan dengan cermat dengan memperhatikan kompetensi dan pengalaman dari calon staf.

C. Untuk meningkatkan kemampuan staf internal auditor, perlu diadakan pelatihan, bimbingan, dan kursus-kursus secara berkala sesuai dengan perkembangan dunia internal audit, dan sebaiknya digunakan tenaga ahli untuk membimbing dan mendidik personil yang masih kurang pengetahuannya di bidang teori dan praktek lainnya seperti di bidang perpajakan, hokum, manajemen, dan lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kamtor Akuntan Publik, Jilid 2, Edisi 3, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Arens, Alvin. A and James K Loebeck, 1991. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, buku satu, edisi Indonesia, Penerjemaah Amir Abadi Yusuf, Erlangga, Jakarta.

Effendi, Arief. 2006. Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 21. Makalah disajikan dalam kuliah umum, Universitas Internasional Batam, Batam, 11 Desember.

Hartadi, Bambang. 1999. Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan Manajemen dan Audit. BPFE-Yogyakarta : Yogyakarta.

Holmes, Arthur.W. and David C Burns, 1991. Auditing Standard And Procedures, ninth edition, Richard D. Irwin inc, Homewood Illionis.

Kokasih, Ruchyat, 1985. Auditing prinsip dan prosedur, palapa, Surabaya.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode riset untuk bisnis dan Ekonomi, bagaimana meneliti dan menulis tesis. Erlangga, Jakarta.

Messier, William F. Jr dan Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt, 2005. Auditing & Assurance Service A Sistematic Approach, Buku II, Edisi 4, Penerjemah Nuri HInduan, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi , 2002. Auditing edisi 6, Salemba empat, Jakarta. Nazir, Moh, 2005. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Reko, Handoyo, 2009. Konsultan audit Internal di Perusahaan. (online),

tanggal 27 Agustus 2009).

Sawyer, Lawrence B dkk, 2005. Sawyer’s Internal Auditing, Buku I, Edisi 5, Penerjemah Desi Adhariani, Salemba Empat, Jakarta

Tugiman, Hiro, 1997. Standar Profesional Audit Internal, Kanisius, Yogyakarta.

Wikipedia, 2009. Internal Audit. (online),

tanggal 27 Agustus 2009)