10 pasien memiliki umur di atas 30 tahun. Sehingga data umur pasien pneumonia dibagi
dalam 6 kelompok berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009 yaitu dewasa awal 26-35 tahun, dewasa akhir 36-45 tahun, lansia awal 46-55 tahun, lansia
akhir 56-65 tahun dan manula 66 tahun ke atas. Tabel 2 menunjukkan jumlah dan persentase pasien pneumonia di instalasi rawat inap RSUD Dokter Moewardi Surakarta
tahun 2013.
Tabel 2. Data pasien pne umonia ber dasarkan usia di i nstalasi rawat inap RS UD Dokter Moe war di Tahun 2013
No. Umur Tahun
Juml ah Persentase
1 26-35
2 3,92
2 36-45
5 9,80
3 46-55
12 23,53
4 56-65
12 23,53
5 66
20 39,22
Total 51
100
Berdasarkan tabel 2 jumlah pasien pneumonia lebih banyak diderita pada umur 66 tahun ke atas atau manula dengan jumlah 20 23,53. Sedangkan jumlah pasien
pneumonia lebih sedikit pada umur 26-35 tahun atau dewasa awal dengan jumlah 2 3,92. Dapat disimpulkan bahwa semakin tua umur pasien maka semakin bertambah
jumlah pasien pneumonia. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya umur maka sistem imun pada tubuh akan semakin menurun sehingga tubuh mudah terinfeksi Karnen
et al, 2012.
2. Diagnosis Penyakit Pneumonia
Klasifikasi pneumonia dapat diketahui berdasarkan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui tempat terjadinya inflamasi pada penyakit pneumonia. Terdapat 51 pasien
yang terdiagnosa pneumonia Unspecific di instalasi rawat inap RSUD dokter Moewardi tahun 2013.
3. Karakteristik Obat
a. Obat antibiotik
Pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan bawah akut yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme Jeremy, 2007. Sehingga terapi harus dapat menghambat
pertumbuhan atau membunuh bakteri dengan cara diberi antibiotik. Pengobatan untuk pasien pneumonia biasanya berupa pemberian antibiotik yang efektif terhadap organisme
tertentu Price Wilson, 2006. Tabel 3 menunjukkan jumlah dan persentase penggunaan antibiotik di instalasi rawat inap RSUD Dokter Moewardi tahun 2013.
11
Tabel 3. Anti biotik untuk pasien pneumonia di instal asi rawat inap RS UD Dokter Moe war di Tahun 2013
Nama Anti biotik Frekuensi
Persentase
Ceftria xone Metronidazole
Ciproflo xacin Gentamic in
Cefta zidim Levoflo xacin
Azitro mic in Cefadro xil
Meropenem 38
13 11
9 7
4 2
1 1
44,19 15,12
12,80 10,46
8,14 4,65
2,32 1,16
1,16
Total
86 100
Antibiotika yang digunakan di instalasi rawat inap RSUD Dokter Moewardi tahun 2013 adalah metronidazole, ciprofloxacin, ceftriaxone, gentamicin, cefadroxil, ceftazidim,
meropenem, azitromicin dan levofloxacin. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah ceftriaxone 44,19. Ceftriaxone mempunyai mekanisme kerja dengan cara menghambat
sintesa dinding sel mikroba, enzim transpeptidase dihambat pada pembentukan dinding sel McEvoy, 2008. Setelah ceftriaxone adalah metronidazole 15,12, ciprofloxacin
12,80, gentamicin 10,46, ceftazidim 8,14, levofloxacin 4,65, azitromicin 2,32, cefadroxil 1,16 dan meropenem 1,16.
b. Obat Non Antibiotik
Obat yang digunakan pada pasien pneumonia tidak hanya antibiotik. Tetapi obat - obat yang digunakan untuk mengobati penyakit penyerta, gejala maupun efek samping dari
suatu obat pada pasien pneumonia. Tabel 4 menunjukkan obat-obat non antibiotik yang digunakan pada pasien pneumonia.
Tabel 4. Pe nggunaan Obat Non Anti biotik Pada Pasien Pne umonia di instalasi rawat inap RS UD Dokter Moe war di Tahun 2013
Indikasi Nama Obat generik
Frekuensi Total Frekuensi
Persentase
Elektrolit Infus NaCl 0,9
26 51
14,05 Infus Ringer Laktat
25 Analgesik Antipiretik
Paracetamol 20
28 7,71
Ketorolac 6
Asam mefenamat 2
Antiemetik M etoclopramid
2 3
0,83 Ondansentron
1 Antialergi
Dexamethasone 27
32 8,81
M etil prednisolon 4
Loratadin 1
Antidisritmik Digoxin
7 7
1,93 Antihipertensi
Captopril 14
19 5,23
Valsartan 1
Amlodipin 1
Verapamil 1
Bisoprolol 1
Clonidin 1
Antasida Antasid
7 8
2,21 CaCO
3
2
12
Indikasi Nama Obat generik
Frekuensi Total Frekuensi
Persentase
Antitukak Ranitidin
27 32
8,81 Omeprazole
4 Sukralfat
1 Antiangina
Diltiazem 3
9 2,48
Isosorbid dinitrat 5
Nifedipin 1
Antidiabetes Insulin
1 2
0,55 Glimepirid
1 Antihipokalemia
KCL 1
3 0,83
KSR 2
Antidepresan Alprazolam
5 3
0,83 Antikoagulan
Warfarin 2
3 0,83
Heparin 1
Antikolesterol Simvastatin
3 3
0,83 Antihiperurisemia
Allopurinol 2
2 0,55
Antidotum Norit
2 2
0,55 Antipsikotik
Risperidone 1
1 0,27
Antifibrinolitik Asam traneksamat
3 3
0,83 Bronkodilator
Aminofilin 10
10 2,75
Diuretik Furosemid
15 22
6,06 Spironolakton
3 Hidroklorotiazid
4 Ekspektoran
Gliseril guaiacolate 26
57 15,71
Obat batuk hitam 30
Bromhexine HCL 1
Antitusif Codein
2 3
0,83 Dekstrometorfan
1 Hepatoprotektor
Curcuma 2
3 0,83
Hepamax 1
M ukolitik Ambroxol
9 10
2,75 N-asetilsistein
1 Vitamin
Vitamin B complex 29
46 12,67
Asam folat 4
Vitamin C 3
Vitamin K 2
Neurovit E 1
Vitamin K 2
Vitamin B
6
1 Cernevit
1 Vitamin B
1
2 Vitamin B
12
1 Laksatif
Bisacodil 1
1 0,27
Total 363
100
Obat non antibiotik yang paling sering digunakan pada pasien pneumonia di instalasi rawat inap RSUD Dokter Moewardi tahun 2013 adalah ekspektoran sebesar
15,71 dari total semua obat yang digunakan. Ekspektoran merupakan obat batuk yang dapat merangsang pengeluaran dahak pada saluran pernafasan, sehingga efektif mengobati
gejala yang sering terjadi pada penderita pneumonia yaitu batuk yang disertai dahak mukoid atau purulen PDPI, 2003. Kemudian penggunaan obat non antibiotik yang paling
sering digunakan setelah ekspektoran adalah elektrolit sebesar 14,05. Elektrolit digunakan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh pada pasien rawat inap.
Keseimbangan elektrolit berpengaruh terhadap kinerja sel-sel dan organ tubuh agar bekerja secara optimal Anwari, 2007.
13
4. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Dengan Metode Gyssens