Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia dengan menggunakan alur

7 a. Penelusuran kartu rekam medik kemudian dilakukan pengelompokan pasien yang terdiagnosa pneumonia. b. Pengambilan data pasien yang terdiagnosa pneumonia meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, diagnosa utama, nomor rekam medik, dan obat yang diberikan jenis antibiotik, frekuensi, waktu pemakaian, dosis, rute, durasi. Apabila pasien pernah dirawat lebih dari 1 kali, maka data yang diambil adalah data terakhir.

c. Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia dengan menggunakan alur

penilaian kualitatif penggunaan antibiotik metode Gyssens. Gambar 1. Al ur Penilai an Kualitatif Penggunaan Anti biotik Gyssens Classification. Gyssens, 2005 Mulai Da ta lengkap Antibioti k sesuai indi kasi Al terna tif lebih efektif Al terna tif kurang toksik tidak ya tidak ya ya VI s top V s top IVb IVa ya tidak Al terna tif lebih murah tidak ya IVc Al terna tif spektrum lebih sempi t tidak Pemberian terlalu la ma Pemberian terlalu singka t Tepa t dosis IIa IIIa tidak Tepa t interval IIb Tepa t rute Tepa t timing I Tidak termasuk I-IV IVd ya ya ya IIIb ya ya IIc ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak 8 Evaluasi antibiotik dimulai dari kotak yang paling atas, yaitu dengan menilai kelengkapan data pasien Kemenkes RI, 2011. 1 Jika data tidak lengkap, berhenti di kategori VI. Data tidak lengkap adalah data rekam medis tanpa diagnosis, atau ada halaman rekam medis yang hilang. Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien. Jika data lengkap, dilanjutkan pada pertanyaan, apakah ada infeksi yang membutuhkan antibiotik? 2 Jika pemberian antibiotik tanpa indikasi, berhenti di kategori V. Jika pemberian antibiotik memang diindikasikan dilanjutkan pada pertanyaan selanjutnya, apakah antibiotik yang diberikan sudah tepat? 3 Jika ada pilihan antibiotik lain yang lebih efektif, berhenti di kategori IVa. Jika tidak ada pilihan antibiotik yang lebih efektif, maka dilanjutkan pertanyaan, apakah ada antibiotik lain yang lebih aman? 4 Jika ada pilihan antibiotik lain yang lebih aman, berhenti di kategori IVb. Jika tidak ada pilihan antibiotik yang lebih aman, maka dilanjutkan pertanyaan, apakah ada antibiotik yang lebih murah? 5 Jika ada pilihan antibiotik lain yang lebih murah, berhenti di kategori IVc. Jika tidak, maka dilanjutkan pada pertanyaan, apakah ada antibiotik lain yang mempunyai spektrum yang lebih sempit? 6 Jika ada pilihan antibiotik lain dengan spektrum yang lebih sempit, berhenti di kategori IVd. Jika tidak ada antibiotik lain dengan spektrum yang leb ih sempit, maka dilanjutkan dengan pertanyaan, apakah durasi pemberian antibiotik terlalu lama? 7 Jika durasi pemberian antibiotik terlalu lama, berhenti di kategori IIIa. Jika tidak, diteruskan dengan pertanyaan apakah durasi pemberian antibiotik terlalu singkat? 8 Jika durasi pemberian antibiotik terlalu singkat, berhenti di kategori IIIb. Jika tidak, diteruskan dengan pertanyaan, apakah dosis antibiotik yang digunakan tepat? 9 Jika dosis pemberian antibiotik tidak tepat, berhenti di kategori IIa. Jika dosisnya tepat, maka dilanjutkan dengan pertanyaan, apakah interval antibiotik yang diberikan sudah tepat? 10 Jika interval pemberian antibiotik tidak tepat, berhenti di kategori IIb. Jika interval pemberian sudah tepat, dilanjutkan dengan pertanyaan, apakah rute pemberian antibiotik sudah tepat? 11 Jika rute pemberian antibiotik tidak tepat, berhenti di kategori IIc. 9 Jika rute tepat, lanjutkan ke kotak berikutnya. 12 Jika antibiotik tidak termasuk kategori I sampai VI, antibiotik tersebut merupakan kategori 0 yaitu antibiotik yang tepat atau rasional. Setelah dievaluasi dengan diagram alir Gyssens, antibiotik dikelompokkan menurut kriteria yang sesuai. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat 1051 catatan rekam medik pasien pneumonia di instalasi rawat inap RSUD Dokter Moewardi Surakarta selama tahun 2013. Data yang diambil meliputi data karakteristik pasien yang sesuai dengan inklusi pasien dengan diagnosa pneumonia, data rekam medik lengkap, pasien yang mendapatkan pengobatan antibiotik dan rawat inap. Data pasien pneumonia diperoleh secara acak dan dimasukan ke dalam kriteria inklusi, sehingga data yang diperoleh adalah sebanyak 51 pasien.

1. Karakteristik Pasien Pneumonia

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA KOMUNITI PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Komuniti Pediatrik Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2015.

0 3 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA KOMUNITI PEDIATRIK DI INSTALASI Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Komuniti Pediatrik Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2015.

0 7 14

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Komuniti Pediatrik Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2015.

0 3 10

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Dengan Metode Gyssens Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta Tahun 2013.

0 3 11

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Dengan Metode Gyssens Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta Tahun 2013.

0 3 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GASTROENTERITIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Gastroenteritis Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Periode Januari – Juni 2013.

0 2 11

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GASTROENTERITIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Gastroenteritis Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Periode Januari – Juni 2013.

0 4 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP BALAI BESAR Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Di Instalasi Rawat Inap Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Pada.

0 0 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENGOBATAN EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENGOBATAN PNEUMONIA PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE 2008-2009.

0 1 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA Tahun 2009 sampai Maret 2010.

0 0 17