Perubahan struktur antibiotik Resistensi penghancuran streptomisin dan obat yang terkait Perubahan tempat target antibiotik Perubahan penyusun dinding sel Pengeluaran antibiotik dari dalam sel oleh protein pump

c. Inokulasi kuman pada media

Suspensi kuman yang telah setara dengan standart McFarland 0,5, kemudian ditanam pada media. Suspensi kuman diambil menggunakan kapas steril kemudian diratakan pada permukaan media.

d. Cakram antibiotik

Cakram antibiotik diletakkan diatas media yang telah diratakan dengan suspensi kuman. Media kemudian diinkubasi dengan keadaan terbalik selama 16-18 jam pada suhu 35⁰C.

e. Interpretasi data

Media yang telah diinkubasi kemudian diukur zona hambat pada masing- masing antibiotik dan dibandingkan dengan standar zona hambat CLSI Clinical and Laboratory Standart Institute CDC, 2003.

5. Resistensi Kuman

Selama 20 tahun terakhir, kuman Gram positif yakni cocci telah menjadi kuman patogen yang menyebabkan infeksi di rumah sakit, karena kemampuan kuman tersebut untuk beradaptasi dengan antibiotik. Jenis kuman lain yaitu Methicillin Resistant Staphylococcus aureus MRSA yang sebagian besar resisten dengan antibiotik glikopeptida seperti vankomisin, sehingga dilakukan pembatasan penggunaan antibiotik untuk penanganan kuman tersebut Bion et al., 2001. Tingginya resistensi kuman terhadap antibiotik tidak lepas dari peran kuman tersebut untuk beradaptasi dengan antibiotik. Adaptasi tersebut dapat berupa beberapa mekanisme kuman terhadap antibiotik, antara lain sebagai berikut:

a. Perubahan struktur antibiotik

Resistensi kuman terjadi karena adanya produksi enzim β-laktamase oleh kuman yang secara kimia akan menginaktivasi antibiotik, sebagai contoh antibiotik golongan betalaktam. Enzim ini akan menginaktivasi antibiotik dengan merusak cincin β-laktam pada antibiotik, sehingga menyebabkan hilangnya efek antibiotik pada golongan betalaktam.

b. Resistensi penghancuran streptomisin dan obat yang terkait

Resistensi kuman terhadap antibiotik golongan aminoglikosida terjadi karena adanya penambahan gugus kimia pada antibiotik. Penambahan gugus kimia pada antibiotik tersebut terjadi karena adanya enzim yang dihasilkan oleh kuman. Enzim tersebut akan menambahkan gugus kimia pada struktur antibiotik. Gugus kimia yang berada pada struktur antibiotik tersebut akan menyebabkan terjadinya kegagalan antibiotik untuk menghambat kerja ribosom kuman dalam sintesis protein.

c. Perubahan tempat target antibiotik

Mekanisme resistensi kuman terhadap antibiotik yang lain dapat terjadi dengan berubahnya tempat target antibiotik. Resistensi pada jalur ini dapat terjadi melalui 2 jalur mekanisme yaitu mutasi pada gen yang mengkode target antibiotik dan enzim yang secara biokimia mengubah target antibiotik.

d. Perubahan penyusun dinding sel

Resistensi kuman dapat dipicu karena perubahan komponen penyusun dinding sel kuman. Resistensi kuman terhadap antibiotik vankomisin terjadi karena adanya perubahan reseptor vankomisin dari D-ala-D-ala menjadi D-ala-D-laktat sehingga terjadi kegagalan pergantian antara D-ala-D-ala dengan vankomisin.

e. Pengeluaran antibiotik dari dalam sel oleh protein pump

Mekanisme resistensi kuman dapat berlangsung dengan pengeluaran antibiotik dari dalam sel oleh protein pump pada membran sel. Protein pump diatur secara langsung oleh kuman dan protein pump hanya akan bekerja ketika terdapat antibiotik. Protein pump tersusun dari protein yang mirip dengan protein yang berperan dalam pengeluaran hasil metabolik sel atau hasil samping sel. Salah satu mekanisme resistensi antibiotik yang terjadi melalui protein pump adalah tetrasiklin. Protein pump akan mengikat tetrasiklin dan mengeluarkan antibiotik tersebut dari dalam sel. Resistensi terhadap antibiotik melalui protein pump juga terjadi pada Staphylococcus aureus terhadap antibiotik siprofloksasin dan kloramfenikol. Resistensi kuman tidak hanya terjadi pada tetrasiklin, siprofloksasin, dan kloramfenikol, namun beberapa antibiotik seperti eritromisin dan penisilin serta obat yang terkait dapat terjadi resistensi karena mekanisme protein pump.

f. Produksi substrat berlebih

Dokumen yang terkait

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN NAFAS BAWAH Pola Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Saluran Nafas Bawah Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 4 17

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI Pola Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Saluran Nafas Bawah Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 3 13

PENDAHULUAN Pola Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Pada Penderita Infeksi Saluran Nafas Bawah Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 2 7

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA PADA PASIEN SEPSIS DEWASA TERHADAP ANTIBIOTIK Pola Kuman Dan Resistensinya Pada Pasien Sepsis Dewasa Terhadap Antibiotik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 4 17

POLA KUMAN DAN RESISTENSINYA PADA PASIEN SEPSIS DEWASA TERHADAP ANTIBIOTIK Pola Kuman Dan Resistensinya Pada Pasien Sepsis Dewasa Terhadap Antibiotik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 2 13

Daftar Pustaka Pola Kuman Dan Resistensinya Pada Pasien Sepsis Dewasa Terhadap Antibiotik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 2 5

PETA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA GANGREN DIABETIK DI RSUD Peta Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Pada Penderita Gangren Diabetik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 4 16

PENDAHULUAN Peta Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Pada Penderita Gangren Diabetik Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014.

1 5 8

PETA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIKA PADA PASIEN FARINGITIS DI RSUD Dr. MOEWARDI Peta Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotika Pada Pasien Faringitis Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 8 18

PETA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIKA PADA PASIEN FARINGITIS DI RSUD Dr. MOEWARDI Peta Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotika Pada Pasien Faringitis Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014.

0 2 13