Hubungan stressful event dengan perilaku agresi pada remaja

!l:?J-/rs//r
HUBUNGAN STRESSFUL EVENT DENGAN
PERILAKU AGRESI PADA REMAJA

--II I
Oil_"drr
d:ld'

!gl.

', ......------·--".,--''''''"-1"'01

:

MYセᄋSGエZ [ セ NY B[ Uゥi qN

·tno···:··oT····"Z)=or'V

\().Induk ..
ldaslfikasi :.


DEWI NOVITASARI

..

···h.

..

204070002407
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi ( S. Psi)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H 12009 M

HUBUNGAN ANTARA STRESSFUL EVENT
DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA
PERPUSTAKAAN UTAMA

UIN SYAHID JAKARTA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syaratsyarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
DEWI NOVITASARI

NIM.204070002407
Di baWah Billlbihgah

Gャ ァョセ・ー
Yufi Adriani, M. Psi, Psi

Dra.

NIP.19820918 200901 2 006

NIP.1


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H 12009 M
ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN STRESSFULL EVENT DENGAN PERILAKU
AGRESI PADA REMAJA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12
Oktober 2009. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 12 oktober 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,

Sekretaris Merangkap Anggota,


Jahja Umar, Ph. D
NIP. 130885522

dイ。エセGmNsゥ

Penguji I,

--------:,

Prof. Dr.

.

NIP. 19561223 198303 2 001

Penguji II,

dul MUjib, M.Ag.

NIP. 196806141997041 001


Pembimbing II,

J1l

Yufi Adriani, M.Psi., Psi
NIP. 19820918 200901 2 006

MOTTO

J angan pernah takut untuk melangkah kedepan sebelum
kita mencoba untuk berikhtiar

J angan pernah mencari seseorang yang sempurna untuk
dicintai tetapi berusahalah mencintai seseorng dengan
cara yang sempurna

Ridho Allah adalah Ridho kedua orang tua dan murka Allah
adalah murka kedua orang tua. Maka aku sangat mencintai
umi dan abiku.


iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada yang selalu ku cinta :
Abi dan Umi
Kakak dan adiku

v

ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi
(B) Oktober 2009
(e) Dewi Novitasari
(0) Hubungan antara stressful eventdengan perilaku agresi pada remaja
(E) 70 halaman + Vlliampiran
(F) Latar belakang ,
Individu yang hidup di dunia ini sejatinya tidak pernah terlepas dari stres.
Setiap hari dan setiap saat selalu saja ada kejadian yang membuat diri

merasakan stres, Salah satunya adalah stres yang dialami remaja dan dapat
mengarahkan remaja pada perilaku agresi.

Perilaku agresi itu sendiri merupakan tingkah laku kekerasan, baik secara fisik
atau verbal yang dilakukan terhadap orang lain atau objek lain. Pada remaja
banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku agresi, seperti hukuman
dari orang tua yang terlalu berlebihan sehingga mengakibatkan stressful! pada
anak, memberikan tekanan demi tekanan terhadap fisik maupun psikis Sf anak
karena hukuman yang terlalu sering di berikan akan berpengaruh terhadap
perilaku agresi individu khususnya disini remaja yang pola berpikirnya
cenderung dikuasai oleh emosi.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada Hubungan Antara
Stressful! Event Dengan Perilaku Agresi Pada Remaja.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan kuantitatif
yang sesuai dengan namanya, banyak di tuntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya, demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan
lebih baik apabila juga di sertai tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan

lainny. Jumlah sampel dalam peneliyian ini adalah 30 orang responden
dengan teknik random sampling berdasarkan karakteristik sampelnya.
Instrumen pengumpulan data menggunakan skala modellikert. Bentuk
pengolahan dan analisa data menggunakan analisa statistic dengan
menggunakan program SPSS 13.0 untuk menguji validitas menggunakan
korelasi Product Moment Pearson dan untuk menguji reliabilitas instrument
dengan Alpha Cronbach, serta untuk menguji hipotesis penelitian
menggunakan Spearman. Reliabilitas skala stressful event adalah 0,742.
Sedangkan reliabilitas skala perilaku agresi 0,717.

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin penulis mengucapkan puji serta syukur atas nikmat
dan cinta Allah yang begitu besar, karena pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan upaya yang baik, walaupun masih banyak
ketidak sempurnaan di dalamnya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program

Pendidikan Strata 1 Fakultas Psikalagi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa harmat dan terima kasih
yang yang mendalam kepada :
1. Jahja Umar, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Psikalagi dan Dasen Pembimbing I
dalam penelitian ini, yang telah memberikan pengarahan dan perhatiannya
selama menjalani proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M. Si. Selaku pembantu dekan bidang akademik.
3. Dra. Netty Hartaty, M.Si Yufi Andriani, M. Si., selaku Dasen Pembimbing ke I
dan II. yang telah begitu sabar membimbing penulis serta perhatian dan
mativasi yang luar biasa.

vii

4. Bapak Prof. Dr. H. Abul MUjib, M. Ag selaku penguji I, terima kasih atas
perkenan waktunya untuk menguji skripsi saya dan memberikan mtivasi dan
kritik yang membangun.
5. Umi dan abi yang telah memberikan dukungan, cinta , doa, material yang tidak
dapat ananda balas dengan apapun, semoga Allah selalu mencintai abi dan

umi.
6. Aa, teteh, adik-adikku, terima kasih untuk supportnya yang begitu berharga.
Semoga kebaikan yang kalian berikan, dibalas oleh Alloh SWT. Amin
7. Untukmu Bripda Sigit (thanks for love, support ,faighttt) ibu dan bapaku,
terima kasih untuk segala perhatian, dukungan yang selalu memotivasi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh dosen, karyawan/staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman,
motivasi serta dukungan sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan
baik.
9. Perpustakaan Psikologi UIN, Perpustakaan Utama UIN, Perpustakaan UI,
セ。 ォ エウオーイ・p

Gandaria, Perpustakaan Pemda DKI Jakarta untuk segala

kemudahan dalam mencari data-data.
10. Seluruh kawan-kawan Prudential sahabatku AAn Hasanah, Dede dan seluruh
staf terimakasih yaaa atas supportnya, akhirnya selesai juga S1 ku.
11 .Seluruh teman-teman Psikologi angkatan 2004 nurul isyana sholihah dan
renaldo win putra (Iov U so Much, semoga kalian cepat menikah), ade, heru,

jefry, arfan, satria,ikah, maya, ina, omi, kiki, nur, puput,makasih atas
supportnya semoga Alloh membalas kebaikan kalian.

12. Terimakasih untuk Ka Rini, SPsi atas pinjaman skripsinya, pelajaran yang
berharga untuk penulis, semoga Allah selalu memberikan cintanya untukmu
amino
13. Terima kasih pada anak Kalam 2004 Sadda (u'r best friend lov U so Much,
semoga Allah selalu menyayangimu), Gory, ika, dwina, hanif, mamank, jora,
hUman, yuda, ozy, maya, riza.
14. Penulis haturkan terimakasih kepada siswa-siswi SMA N 1 Parung yang
bersedia menjadi responden, Ibu neneng.M.si selaku kepala sekolah dan
sekaligus tante tercintaku, dan para staf, guru-guru SMAN 1 Parung.
15. Kepada para staf akademik fakultas Psikologi, bapak cahyono, ibu fauzah, pak
ayung, ibu ida, ibu sariah, bapak deden, bapak alex, dan seluruh staf yang
belum bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini berguna dan memberikan
inspirasi kepada para pembaca. Amin.

Jakarta,

2009

Penulis

DAFTAR lSI

HALAMAN JUDUL...........................•.................................. .i

.,
HALAMAN PERSETUJUAN .......................•..............•............11
HALAMAN PENGESAHAN

"'ioil ..

III1

i1Ii1i1

II ..

"ilil

1I .. 1I.1I lIiii

MOTTO......•..................................................................•....iv
PERSEMBAHAN .............................•................................'" v
ABSTRAK......

iI .... ;; .. 'oIiI .. iii . . . . . . . . 10 .. ;; .. io .. io 10.;, .. io .. it .......... ill III .. Io .......... io II il .. Io ...... 10 .. io io .. io

io"" ......

it io io io io .. io ..

vi

KATA PENGANTAR..••.....................................................'" vii

viii

DAFTAR 151

.ix

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR•............................................................x
DAFTAR LAMPIRAN

BABI

xi

1-1 0

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

1

B.

Identifikasi Masalah

.4

C

Batasan dan Rumusan Masalah

5

1.

Batasan Masalah

5

2.

Rumusan Masalah

7
viii

D

E.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

7

1.

Tujuan Penelitian

7

2. Manfaat Penelitian

7

Sistematika Penulisan

BAB II

9

TINJAUAN TEORITIS

11-27

Perilaku Agresi.

11

Streesful Event..

18

C

Stressor

19

o

Remaja

20

E

Hasil Penelitian sebelumnya

23

F

Kerangka Berpikir

24

G

Hipotesis

27

A.

B.

BAB III
A.

B.

C.

METODOLOGI PENELITIAN

28-47

Jenis Penelitian

28

1.

Pendekatan Penelitian

28

2.

Metode Penelitian

"

,

29

Definisi variabel...

29

1.

Identifikasi variabel.

29

.2.

Definisi konseptual dan variabel.

29

.3.

Definisi operasional variabel

31

Pengambilan Sampel :

31

1

D.

Populasi dan sampel...

A.

B.

C

,

32

A.

Populasi.

32

B.

Sampel..

33

C.

Teknik Pengambilan Sampel.

34

Pengumpulan data

E.

BAB 4

,

35

1

Metode dan Instrumen Penelitian

35

2

Teknik Uji Instrumen Penelitian

39

HasH Uji Instrumen Penelitian

42

1.

Hasil uji coba Instrumen Streesful Event...

.42

2

Hasil Uji coba Insrumen Perilaku Agresi.

.44

F.

Teknik analisa data

G

Prosedur Penelitian

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

.45
.46

48-61

Gambaran Umum Subjek Penelitian

.48

1.

Gambaran Umum subjek berdasarkan jenis kelamin

.48

2.

Gambaran Umum subjek berdasarkan usia

.49

Presentasi data

50

1.

50

Deskripsi skor subjek

Uji Persyaratan

55

1.

Uji Normalitas

55

2.

Uji Hipotesis

60

BAB 5

KESIMPUlAN, DISKUSI DAN SARAN

62-70

A.

Kesimpulan

62

B.

Diskusi.

62

C.

Saran

69

1.

Saran penelitian lanjutan

2.

Saran Praktis

DAFTAR PUSTAKA

69
70

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Q-Q Plot stressful event

GambaI' 2

Q-Q Plot perilaku agresi.

Gambar 3

Penilaian Stres

'" .. ,

58
,

'"

x

59

'"

'"

63

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data hasil penelitian perilaku agresi dan Stressful Event
bampiran 2 : Validitasstressful event dan perilaku agresi
Lampiran 3 : hasil uji hipotesis non parametric correlations dan hasil uji
normalitas.
bampiran 4 : data hasil penelitian Stressful Event dan perilaku agresi
Lampiran 5 : reliability stressful event dan reliability perilaku agresi
Lampiran 6 : Npar test dan angket

xi

BABI
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Setiap individu yang hidup di dunia ini sejatinya tidak pernah terlepas dari
stres. Setiap hari dan setiap saat selalu saja ada kejadian yang membuat diri
merasakan stres. Salah satunya adalah stres yang dialami remaja. Sumber
stres pada remaja berdasarkan hasil data empirik yang terbesar yaitu
adanya tuntutan yang berlebihan dari orang lain terhadap diri mereka seperti
tuntutan nilai yang baik, prestasi, hubungan dengan orangtua, pencarian jati
diri, tugas yang menumpuk seperti PR dari sekolah yang sulit
dikerjakan, kemacetan lalu Iintas, ketinggalan bis dan lain-lain.

Pengertian stres itu sendiri secara umum di jelaskan oleh Hans Selye (dalam
Boenisch), yakni respon umum terhadap tuntutan pada tubuh. Kemudian
SalWono, 2007, membagi stres menjadi dua golongan yakni stres berat dan
stres ringan. Stres berat dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan,
sedangkan stres ringan dapat merangsang dan memberikan glilirah nyata
dalam kehidupan yang setiap harinya menjenuhkan. Seperti halnya

3

Hal yang sangat mengkhawatirkan yaitu munculnya penyimpangan akibat
stres karena siswa mengalami tekanan untuk mencapai nilai yang telah
ditetapkan sebagai syarat kelulusan ujian nasional.

Penyimpangan akibat stres sebelum dimulainya ujian nasional yang sering
dilakukanantara lain adalah, siswa berbuat curang dengan mencontek atau
membeli soal dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan belum
tentu jawaban soal dijamin kebenarannya, lalu penyimpangan akibat stres
sesudah ujian nasional biasanya siswa yang tidak lulus akan menjadi minder
dan dapat berperilaku agresi seperti merusak gedung sekolah atau bahkan
bunuh diri dan jika mereka tidak mendapatkan apa yang diharapkannya maka
akan menimbulkan stres, karena menurut Yusnelly (2002) pada masa ini
sering terjadi pertentangan emosi dalam diri remaja yang belum stabil dan
belum mencapai kematangan sebagai pribadi dewasa, apabila semua yang
diharapkan tidak tercapai maka
akan menimbulkan
kecemasan dan
.
.

..

...

..

-

-

ketegangan yang terjadi terus menerus sehingga remaja mengalami stres
dan berperilaku agresi.

Perilaku agresi itu sendiri merupakan tingkah laku kekerasan, baik secara
fisik atau verbal yang dilakukan terhadap orang lain atau objek lain, Pada
remaja banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku agresi, seperti
hukuman dari orang tua yang terlalu berlebihan sehingga mengakibatkan

4

stressfull pada anak, memberikan tekanan demi tekanan terhadap fisik
maupun psikis si anak karena hukuman yang terlalu sering diberikan akan
berpengaruh terhadap perilaku agresi individu khususnya di sini remaja yang
pola berpikirnya cenderung dikuasai oleh emosi.

Dari berbagai permasalahan dan penyebab timbulnya stres dan perilaku
agresi yang telah dijelaskan di atas maka penulis ingin mengetahui
"Hubungan Antara Stressfull Event Dengan Perilaku Agresi Pada
Remaja.

B.

Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah :

1.

Event (peristiwa) apa saja yang dapat memicu munculnya
stressfull pada remaja?

2.

Seberapa besar orangtua berperan aktif dalam menangani

stressfull pada remaja ?
3.

Penyimpangan apa saja yang dilakukan remaja sebelum ujian
nasional berlangsung?

4.

Upaya apa saja yang dilakukan sekolah untuk mencegah
kegagalan siswa pada ujian nasional?

5.

Seberapa besar peran guru dan Iingkungan sekitar dalam
mencegah penyimpangan akibat stres pasca ujian nasional?

5

6.

Faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi pemicu remaja
berperilaku agresi?

7.

Seberapa besar pengaruh ternan sebaya dan lingkungan
sekitar dalam menciptakan perilaku agresi pada remaja?

8.

Seberapa besar pengaruh pola asuh orangtua dalam
menciptakan stresfull pada remaja?

9.

Apakah ada hubungan antara stressfull event dengan perilaku
agresi pada remaja?

C.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.

Pembatasan MasaJah
Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah :
1.

Stressful event yang di maksud ialah Stressful if a situation or
experience is stressful, it causes the person involved to feel
stress. Stratton Peter & Hayes Nicky (1991). Events stress
adolescent aeademie failure experienees at school, difficulty
with school work, significantly increased a child's demanding
and behavior problems at home. Rapetti & Paulina (dalam

Taylor, 2QQ6),

6

Stressful yaitu situasi atau pengalaman yang menyebabkan seseorang
terlibat dalam situasi yang saogat menekan sehingga merasa sangat
stress.

Kejadian yang menyebabkan remaja stress seperti kegagalan
akademik di sekolah, kesulitan dengan PR dari sekolah, banyaknya
tuntutan pada anak dan permasalahan di rumah.

2.

Perilaku agresi yang di maksud ialah perilaku agresi merupakan
kebutuhan untuk menyerang, merugikan, mengganggu,
membahayakan, merusak, menjahati, mengejek, mencemooh,
menuduh secara jahat dan menghukum berat atau melakukan
tindakan sadis lainnya, Murray (dalam Chaplin, 2000).

3.

Subyek dalam penulisan skripsi ini ialah remaja SMU kelas XII yang
tergelong kedalam remaja madya usia (15-18 tahun), yang biasanya
menghadapi permasalahan dengan diri peribadi, permasalahan
dengan keluarga dan juga dengan masyarakat sebagai makhluk
sosial.

7

2.

Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian iniadalah untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara stressfuJl event dengan
perilaku agresi pada remaja?

D.

Tujuan dan Manfaat Penelitian
1,

Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada"
Hubungan Antara Stressfull Event Dengan Perilaku Agresi
Pada Remaja''.

2.

Manfaat Penelitian
a,

Manfaat Teoritik
1.

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi dalam penelitian bidang psikologi kfinis ataupun
psikologi perkembangan, karena teori yang sudah
terangkum di dalamnya dapat dimanfaatkan untuk
menjawab seberal3a besar hubungan stres dengan
perilaku agresi khususnya pada remaja.

2.

Teori yang sudah terangkum dalam penelitian ini semoga
dapat bermanfaat dalam menjawab pertanyaan seputar
peristiwa yang dapat memicu stres pada remaja, dan

10

(pengertian stressor dan macam-macam stressor), remaja dan tugas
perkembangannya (pengertian remaja, karakteristik remaja, tugas
perkembangan remaja) dan hasH penelitian sebelumnya, kerangka berfikir
dan hipotesis.

BAB III

: Metodologi Penelitian yang terdiri dari Pendekatan penelitian

(meneakup Jenis penelitian,metode penelitian), Definisi Operasional,
Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian,Teknik Analisis,Uji Instrumen,Uji
Persyaratan, dan terakhir Uji Hipotesis.

BAB IV

: Presentasi dan analisa data, gambaran umum subjek

penelitian, gambaran umum subjek bers=dasarkan jenis kelamin, gambaran
umum subjek berdasarkan usia, deskripsi skor sUbjek, uji persyaratan, uji
normalitas, uji hipotesis.

BABV

: Kesimpulan, diskusi, dan saran

BAB2
TINJAUAN TEORITIS

A.

Perilaku Agresi

Di sini akan di kemukakan definisi-definisi dari para ahli mengenai istilah
perilaku agresi. Perilaku agresi menurut pendapat Murray (dalam Chaplin,
2000), merupakan kebutuhan untuk menyerang, merugikan, mengganggu,
membahayakan, merusak, menjahati, mengejek, mencemooh atau menuduh
secara jahat menghukum berat atau melakukan tindakan sadis lainnya.

Berikutnya (Willis Sofyan, 2008 ) berpendapat jika di pandang dari definisi
emosional agresi adalah hasH dari proses kemarahan yang memuncak.
Seperti halnya menyerang yakni melakukan tindakan tiba-tiba dengan penuh
emosi, merugikan orang lain karena sudah tidak adanya rasa peduli terhadap
sesama, mengganggu ketenangan orang lain bahkan sampai
membahayakan sehingga hukuman baginya adalah punishment yang sangat
berarti.

Di tegaskan pula oleh Susetyo ( dalam Sarwono, 2005) menyimpulkan bahwa
untuk disebutagresi terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

12

1.

Agresi merupakan perilaku

2.

Ada dorongan untuk merusak atau menyakiti orangatau benda

3.

Sasaran tidak menghendaki perilaku tersebut

Kemudian (Willis Sofyan, 2008) menjelaskan faktor-faktor penyebab Agresi ,
yaitu:

1.

Naluri agresi di sebabkan oleh naluri agresi
Tindakan agresi yang di sebabkan oleh dasar alamiah atau
pembawaan (naluri agresi), di kemukakan oleh Sigmund Freud (dalam
Willis Sofyan, 2008). Freud melihat bahwa perbuatan agresi
disebabkan suatu dorongan naluri yang mewakili naluri kematian.
Hidup menurut Freud merupakan konflik abadi antara dorongan hidup
dengan dorongan mati. Oi antara dua dorongan itu manusia berusaha
untuk hidup dan membangun. Sedangkan Lorenz (clalam Willis
Sofyan, 2008) melihat tindakan agresi manusia sebagai suatu
pertahanan diri sebagaimana

エ・セ。、ゥ

juga pada binatang, di

katakannya juga bahwa faktor budaya menjadikan penahan bagi
meledaknya perbuatan brutal.

Id, ego, dan super ego merupakan dasar struktur kepribadian manusia
yang di gambarkan Freud (cialam Willis Sofyan, 2008) cialam psikologi

13

analisis. Masing- masing unsur mempunyai kecenderungan tertentu.
Id mempunyai kecenderungan untuk nafsu, libido seks, dan perbuatan
destruktif. Namun super ego berisi nilai-nilai budaya dan agama dapat
menahan lajunya id, sehingga ego menjadi tenang dan berkembang.
Jika dorongan id yang deskruktif tidak dapat di tahan oleh super ego,
maka ego akan terjebak dalam perbuatan-perbuatan jahat, termasuk
perilaku agresi yang cenderung merusak orang lain dan dirinya.

2.

Agresi di sebabkan oleh situasi yang amat sumpek (Crowding)
Pengertian fisiologis dari keadaan sumpek adalah penuh sesaknya
manusia di suatu tempat, seperti jalanan, bus kota, kereta api, pasar,
stasiun, dan terminal bus. Keadaan sumpek secara psikologis
memberi pengaruh negatif terhadap perilaku sosiat individu . Mereka
frustasi dengan keterbatasan sarana angkutan dalam kota namun
terpaksa berdesakan ke tempat pekerjaan atau sekolah karena suatu
kewajiban yang harus mereka takukan. Antara kebutuhan dan sarana
transportasi yang tersedia dengan keadaan sumpek dapat
menimbulkan konflik, stress, marah dan agresif.

3.

Perbuatan agresi di pelajari
Teori yang dekat dengan belajar yang terkondisi adalah teari
behavioral khususnya, khususnya conditioning. Menurut teori ini

14

tindakan agresi merupakan perilaku hasil belajar. Kebanyakan ahli-ahli
psikologis sependapat bahwa belajar adalah determinan utama dalam
perilaku agresi. Dengan kata lain, semua tindakan agresi adalah di
pelajari

Anak kecil yang selalu mendapatkan tekanan, Iingkungan yang
bertengkar, akan menjadi anak pemarah dan agresi. Dasar perilaku
pemarah dapat di perluas dan di perkuat melalui contoh-contoh dari
orang dewasa dan tayangan film di televisi.

4.

Perbuatan agresi karena frustasi
Yale dan Dollar (dalam Willis Sofyan, 2008) mengatakan bahwa
penyebab perilaku agresi adalah yang paling banyak mengalami
kegagalan dalam memenuhi kebutuhannya. Karena kegagalan yang
bertumpuk maka dia menjadi frustasi dan kecewa berat. Jalan keluar
akibat frustasi kemungkinan adalah :

a.

Menjadi agresif seperti marah, menyerang, memukul, bahkan
mungkin membunuh.

b.

Mengurangi cita-cita yang tak mungkin di jangkau, hal ini karena
kesadaran diri di dasari agama dan budaya yang membimbing.

15

Selanjutnya (Willis Sofyan, 2008) mengatakan bahwa kebanyakan
akibat dari frustasi adalah tindakan-tindakan kekerasan. Namun
pernyataan dorongan agresi sering di tentukan oleh pemenuhan
harapan dan hukuman. Artinya bahwa meredanya agresifitas
bergantung pada kondisi luar. Apakah mampu menurunkannya
dengan reward atau punishment. Sebab hadiah bukan semata materi,
akan tetapi berisi juga dorongan , penghargaan psikologis, dan
penerimaan. Sedangkan hukuman mungkin juga bisa mengurangi
perilaku agresi untuk sesaat, karena sering respons terhadap
hukuman tidak sarna di pahami anak dan remaja.

5.

Perbuatan agresi karena tekanan
Tekanan lingkungan terhadap individu dan kelompok menimbulkan
stress, artinya individu merasakan pukulan hebat terhadap usaha dan
tujuannya.

Kemungkinan perilaku yang terjadi akibat serangan stress antara lain:
a.

Perilaku ketidakberdayaan (helplessness) dan di bumbui
depresi, biasanya orang berserah diri, pasrah, menyalahkan diri
sendiri.

b.

Berespons menantang lingkungan dengan nekat, lalu bertindak
mrnghancurkan rintangan melalui perilaku agresi.

16

Dalam ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa agresi adalah semua bentuk
perilaku yang dilakukan karena dorongan untuk merusak atau menyakiti
sesuatu dan sasaran yang dituju tidak menghendaki perilaku tersebut. Hal ini
terjadi berbeda ketika sasaran yang dituju oleh pelaku menghendaki perilaku
itu terjadi, maka hal itu tidak disebut agresi walaupun pelaku menyakiti atau
merusak suatu sasaran.

Selanjutnya Breakwell ( dalam Bonisch, 1998) membagi agresi menjadi dua
macam yaitu:

1.

Agresi sebagai rasa benci atau emosi (hostile aggression) yang
terkadang disebut kekerasan dengan kemarahan yang biasanya
ditujukan dengan sengaja untuk mencederai.

2.

Agresi yang dilakukan dalam bentuk instrumental (instrumental
agression) bentuk agresi macam ini merupakan sarana untuk

mencapai tujuan lain.

Tujuan dalam instrumental aggression ini dapat kita lihat dalam pendapat
Berkowitz (dalam Sarwono, 2005) yang menjelaskan :

17

1.

Coercion agresi seringkali dilakukan hanya sebagai bentuk hukuman,
tingkah laku agresi tersebut dilakukan sebagai usaha untuk
mempengaruhi atau mengubah orang lain.

2.

Power and dominance tingkah laku agresi seringkali bertujuan untuk
menjaga atau meningkatkan kekuasaan atau dominasi perilaku atas
orang lain. Pelaku melakukan suatu tindakan agresi untuk
mendapatkan posisi yang dominant dalam hubungannya dengan
korban.

3.

Impression management dalam pandangan ini tindakan agresi adalah
terdorong oleh keinginan untuk dihargai dan untuk meningkatkan
identitas dirinya

4.

Agresi dapat pula dilakukan untuk mendapatkan hal-hal seperti materi
misalnya uang atau afeksi seperti penerimaan dan persetujuan
kelompok.

Selanjutnya Berkowitz ( dalam Sarwono, 2005 ) membagi tingkah laku agresi
menjadi:

1.

Physical and verbal jenis tingkah laku fisik seperti meninju,
menendang ,memukul atau bentuk pernyataan verbal seperti
menghina, mengejek.

18

2.

Direct and indirectly seberapa langsung tingkah laku tersebut
ditunjukan pada target yang menjadi tujuan.

B.

Stressful Events

1.

Stressful event
Stressful if a situation or experience is stressful, it causes the person
involved to feel stress (Stratton Peter & Hayes Nicky, 1991).

Events stress adolescent academic failure experiences at school,
diffiCUlty with school work, significantly increased a child's demanding
and behavior problems at hom (Rapetti & Paulina dalam Taylor,

2006).
Stressful yaitu situasi atau pengalaman yang menyebabkan seseorang
terlibat dalam situasi yang sangat menekan sehingga merasa sangat
stress.Kejadian yang menyebabkan remaja stress seperti kegagalan
akademik di sekolah, kesulitan dengan PR dari sekolah, banyaknya
tuntutan pada anak dan permasalahan di rumah.

Dalam hal ini kegagalan akademik di sekolah sering membuat remaja
mengalami stressful, dikarenakan banyaknya beban tugas dari guru
yang dirasakannya sangat memberatkan, terkadang siswa atau remaja
mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR dari sekolah karena halhal PR telalu banyak, tidak ada orang ahli yang bisa di tanyakan
sebagai sandaran dan biasanya mereka memilih teman sebagai

19

tempat untuk mendiskusikannya, sehingga mereka beralasa
mengerjakan tugas di rumah teman atau bersama teman-teman bisa
lebih nyaman dibandingkan mengerjakan di rumah, karena pada
sebagian anak suasana rumag sangat menjenuhkan terutama apabila
adanya tekanan orangtua terhadapsegala kegiatan anak baik dengan
masalah nilai, prestasi dan bahkan batasan akan hubungan seorang
anak dengan teman-temannya Yale dan Dollar (dalam Willis Sofyan,
2008),

c.

Stressor

1.

Stressor
Stressor adalah semua stimulus yang membangkitkan tekanan pada
individu untuk melakukan adaptasi Kaplan (dalam Sarwono, 2005).

2.

Macam-macam stressor
Lazarus & Cohen (dalam Sarwono, 2007) mengklasifikasikan stressor
ke dalam tiga kategori:

a.

Cataclysmic events

Fenomena besar atau tiba-tiba terjadi, kejadian-kejadian
penting yang mempengaruhi banyak orang, seperti bencana
alam.

21

c.

Terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi penuh
kepada keadaan yang relativ mandiri.

2.

Sedangkan tugas-tugas perkembangan remaja, menurut Monks
(1999) terdapat tiga tahap tugas perkembangan yang dilalui remaja
yaitu:

1.

Remaja awal (12-15 tahun)
Pada tahap ini, remaja masih merasa heran terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongandorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut.
Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat
tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis.
Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya
pengendalian terhadap ego dan menyebabkan remaja sulit
mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

2.

Remaja madya (15-18 tahun)
Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada
kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan
cara lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam

22

kondisi kebingungan karena masih ragu harus memilih yang
mana, pekaatau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau
pesimis, dan sebagainya.

3.

Remaja akhir (18-21 tahun)
Tahap ini adalah masa mendekati kedewasaan yang ditandai dengan
pencapaian :
a.

Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orangorang di sekitarnya untuk mendapatkan pengalaman baru.

b.

Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

G.

Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri )
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.

Sedangkan Havighurst (dalam Willis Sofyan, 2008) mengemukakan tugas
perkembangan remaja sebagai berikut :
1.

Memperoleh sejumlah norma-norma dan nilai-nilai

2.

Belajar memiliki peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
masing-masing

3.

Menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakannya
secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut

23

4.

Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orang tua dan
orang dewasalainnya

5.

Mencapai kebebasan ekonomi

6.

Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai
dengan bakat dan kesanggupannya

7.

Memperoleh informasi tentang perkawinan dan mempersiapkannya

8.

Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang
kehidupan bermasyarakat

9.

Memiliki konsep-konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk
kehidupan bermasyarakat

Masa remaja mempunyai peranan yang sangat penting dan vital dalam
pengembangan kehidupan manusia, karena pada masa ini ditentukan ciri-ciri
pokok yang menentukan arah individu dalam kehidupan pekerjaan, keluarga
dan kehidupan sosia!.

E.

Hasil penelitian sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Indri Kemala Nasution (2007), mengenai
Stress Pada Remaja, mengatakan masa remaja merupakan salah satu masa

yang harus dilewati setiap manusia dalam pertumbuhannya. Pada masa ini

24

sering terjadi pertentangan emosi dalam diri remaja yang belum stabil dan
belum mencapai kematangan sebagai pribadi dewasa.

Stres pada remaja disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi faktor yang paling
banyak mempengaruhi remaja berhubungan dengan orang tua, akademik
dan ternan sebaya. Kemudian sumber stres pada remaja laki-Iaki dan
perempuan pada umumnya sarna, hanya saja remaja perempuan sering
merasa oemas ketika menghadapi suatu masalah, sedangkan pada remaja
laki-Iaki cenderung lebih berperilaku agresif.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sumber stres
yang dialami remaja laki-Iaki dengan remaja perempuan, sedangkan
hipotesis dari penelitian ini yaitu ada perbedaan sumber stres pada remaja
laki-Iaki dengan remaja perempuan. Sedangkan populasi penelitian ini adalah
remaja SMU. (http/google.co.id. Perpustakaan Pusat Unikom ).

F.

Kerangka Berpikir

Menurut Monks dalam SalWono 2007, remaja maaya adalah remaja yang
memiliki bentang usia 15-18 tahun. Monks dalam SalWono, 1999
mengatakan yang termasuk ke dalam remaja madya yakni siswa yang duduk
di bangku SMU. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan ternan-ternan.

25

Ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara
lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena
masih ragu harus memilih yang mana, peka atau peduli dengan masalah
yang dialaminya ataupun dengan masalah yang di alami orang lain, ramairamai atau sendiri, optimis atau pesimis, dan sebagainya.

Karena menurut remaja madya menyelesaikan masalah lebih nyaman
dengan sahabat terdekat yang ia percaya di bandingkan bercerita dengan
orang tua atau anggota keluarganya, yang menurutnya tidak bisa memahami
dirinya. Pada masa ini, remaja madya sedang dalam tahap konvensional
yaitu tahap di mana remaja sudah memahami aturan atau norma yang
berlaku.

Tingkat religiusitas pada tahap ini akan sangat baik apabila remaja bergaul di
dalam ruang Iingkup teman sebaya yang dapat memberikan contoh yang
baik, karena remaja lebih cenderung mengikuti norma atau aturan kawankawan sekelompoknya, ia pun mengikuti norma-norma itu sebagai ukuran
moralnya karena beranggapan bahwa kelompoknya itulah yang patut di
jadikan pedoman dan apabila kawan sebaya memberikan contoh yang buruk
maka remaja pada tahap ini akan mengikuti aturan yang ada pada kawan di

26

kelompoknya dengan berperilaku agresi karena ingin menunjukan bentuk
kesetia kawanannya pada kawan-kawan dalam
kelompoknya.

Oi sinilah perilaku agresi sering di tunjukan remaja karena menurut Browher

& Hymel, 1991, ditemukan pada tahapan remaja madya adalah masa yang
paling banyak mengalami gangguan sehari-hari, dan memiliki citra diri yang
paling negatif. Seperti dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolah atau
ketika menghadapi permasalahan dengan orangtua selalu di sikapi dengan
kemarahan atau perilaku agresi, karena mereka merasakan stressful yang
kurang terkontrol, emosi yang masih sangat labil, mudah berubah-ubah
sesuai dengan pembentukan lingkungan, sikap dari para orangtua dan para
pendidik yang di maksud di sini adalah guru, untuk lebih jelasnya adalah
sebagai berikut , yakni adanya adanya hubungan timbal balik antara
Stressfull Event dengan Perilaku Agresi pada remaja.

Stressfull Event



Perilaku Agresi

27

G. Hipotesis
Penulis mengajukan dua hipotesis, yakni :
1.

Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada Hubungan Antara Stressful/ Event
Dengan Perilaku Agresi pada Remaja.

2.

Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat hubungan Antara Stressful/ Event
Dengan Perilaku Agresi pada Remaja.

BAB3

METODOlOGI PENEUTIAN

C------_.1
-'PERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SYAHIO JAKARTA

A.

Jenis Penelitian

1.

Pendekatan Penelitian

!

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yang sesuai
dengan namanya, banyak di tuntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya, demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih
baik apabila juga di sertai tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lainnya
Arikunto (1997).

Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan ini adalah berharap agar
memperoleh gambaran umum yang lebih objektif dan terukur yang diperoleh
dari penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif, dimana data dan hasilnya
diolah dan disajikan dalam bentuk angka-angka dan mengeksplor gambaran
dari sampel penelitian mengenai pandangan tentang "Hubungan antara
Stressfull Event dengan Perilaku Agresi Pada Remaja".

29

2.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
korelasional. Yaitu untuk mengetahui apakah ada hUbungan antara stressful

event dengan perilaku agresi pada remaja menurut Gay (dalam Arikunto,
1997), metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data
dalam rangka menguji hipotesisatau menjawab pertanyaan yang menyangkut
keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.
Sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang di rancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu
populasi Sevilla, at al (dalam Arikunto, 1997).

B.

Definisi Variabel

1.

Identifikasi variabel
Dalam pemelitian ini terdapat 2 (dua) jenis variabel yaitu stressfull

eventsebagai independent variabel dan perilaku agresi pada remaja
sebagai dependent variabel.

2.

Definisi konseptual variabel
Variabel bebas dalam penelitian iniadalah Stresfull event.
Pengertian Stressful if a situation or experience is stressful, it causes

the person involved to feel stress. Stratton Peter & Hayes Nicky (1991)

30

Events stress adolescent academic failure experiences at school,
difficulty with school work, significantly increased a child's demanding
and behavior problems at home. Rapetti & Paulina (dalam Taylor,
2006).

Stressful yaitu situasi atau pengalaman yang menyebabkan seseorang
terlibat dalam situasi yang sangat menekan sehingga merasa sangat
stress.

Kejadian yang menyebabkan remaja stress seperti kegagalan
akademik di sekolah, kesulitan dengan PR dari sekolah, banyaknya
tuntutan pada anak dan permasalahan di rumah.

Sedangkan variable terikat dalam penelitian ini adalah perilaku agresi.
Pengertian Perilaku agresi menurut pendapat Murray (dalam Chaplin,
2000), merupakan kebutuhan untuk menyerang, merugikan,
mengganggu, membahayakan, merusak, menjahati, mengejek,
mencemooh atau menuduh secara jahat menghukum berat atau
melakukan tindakan sadis lainnya.

31

3.

Definisi Operasional Variabel

a.

Stressful event merupakan skor yang di peroleh melalui
pengembangan instrument sebanyak 50 butir, dengan skala 1-4
dengan indikator mengenai events stress adolescent academic failure

experiences at school, difficulty with school work, significantly
increased a child's demanding and behavior problems at home.
Kejadian yang menyebabkan remaja stress seperti kegagalan
akademik disekolah, kesulitan dengan PR dari sekolah, banyaknya
tuntutan pada anak dan permasalahan di rumah.

b.

Perilaku agresi merupakan skor yang diperoleh melalui
pengembangan instrument sebanyak 50 butir, dengan skala 1-4
dengan indikator menyerang, merugikan, mengganggu,
membahayakan, merusak, menjahati, mengejek, mencemooh atau
menuduh secara jahat menghukum berat atau melakukan tindakan
sadis lainnya.

C.

Pengambilan Sampel

Akan dijelaskan papulasi dan sampel penelitian yang akan digunakan
oleh penulis dalam penelitian ini sesuai teori yang mendukung.

32

1.

Populasi dan Sampel

A.

Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian. Populasi adalah
jumlah keseluruhan dari unit analisis yang diperoleh berdasarkan cirri-ciri
yang di duga dari sampel (sebagian dari individu yang di selidiki) yang
hendak digeneralisasikan atau dianalisis secara umum Sarwono, 2008.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA N1 Parung (Sekolah
Menengah Atas ) kelas XII yang mempunyai kriteria yang telah di tetapkan
pada penelitian. Mengingat akan tidak dimilikinya gambaran yang lengkap
tentang populasi yang memenuhi criteria, maka peneliti merencanakan untuk
mengambil 30 responden siswa yang biasanya banyak mengalami streesfull

events stress adolescent academic failure experiences at school, difficulty
with school work, significantly increased a child's demanding and behavior
problems at hom.

Kejadian yang menyebabkan remaja stress seperti kegagalan akademik
disekolah, kesulitan dengan PR dari sekolah, banyaknya tuntutan pada anak
dan permasalahan dirumah yang biasanya hal tersebut dapat mengarah
pada perilaku agresi seperti menyerang, merugikan, mengganggu,
membahayakan, merusak, menjahati, mengejek, mencemooh atau menuduh
secara jahat menghukum berat atau melakukan tindakan sadis lainnya.

33

B.

Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang, hal ini sesuai dengan
pendapat Gay (1976) bahwa penelitian korelasi minimal berjumlah 30 sampel
(Sevilla dkk, 1993).

Selanjutnya Guilford dan Fruchter (dalam Arikunto, 1997) menjelaskan
sampel yang berjumlah sedikitnya 30 orang dapat di yatakan sebagai jumlah
yang mendekati benrtuk normal dari suatu populasi dan merupakan jumlah
yag dapat di gunakan sebagai sampel dari suatu penelitian, selama
penyebaran distribusi sampel tersebut tidak menyeleweng jauh dari kurve
normal. Lebih lanjut Guilford dan Fruchter juga mengatakan bahwa
penggunaan sampel dalam jumlah yang semakin besar, akan semakin
mengurangi terjadinya bias yang dapat di temui jika menggunakan sampel
dalam jumlah kecil.

Sedangkan menurut Ferguson (1976) sampel adalah beberapa bagian kecil
atau Guplikan yang di tarik dari populasi. Yang menjadi karakteristik sampel
dalam penelitian ini adalah :
1.

Remaja SMA kelas XII, dengan alasan sebagai berikut,
Kelas XII tergolong kedalam remaja madya dengan rentang usia 15-18
tahun, yang sedang mengalami pergolakan dalam kematangan emosi
dan pemahamannya terhadap nilai-nilai dan norma baik norma agama,

34

kesusilaan ataupun norma sosial yang berkaitan dengan tugas
perkembangan remajanya.

2.

Remaja dapat mengalami stress karena peristiwa yang membuatnya
merasa tertekan seperti academic failure experiences at school,
difficulty with school work, significantly increased a child's demanding
and behavior problems at hom.

Kejadian yang menyebabkan remaja stress seperti kegagalan
akademik disekolah, kesulitan dengan PR dari sekolah, banyaknya
tuntutan pada anak dan permasalahan di rumah yang biasanya hal
tersebut dapat mengarah pada perilaku agresi seperti menyerang,
merugikan, mengganggu, membahayakan, merusak, menjahati,
mengejek, mencemooh atau menuduh secara jahat menghukum berat
atau melakukan tindakan sadis lainnya.

C.

Teknik Pengambilan Sampel.

Tekniksampling dalam penelitian ini adalah random sampling berdasarkan
karakteristik dan sampelnya.

35

D.

Pengumpulan Data

1.

Metode dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode angket,
sedangkan instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
skala model Likert. Skala model Likert adalah skala yang digunakan untuk
menilai sikap atau tingkah laku seseorang Sukardi (dalam penelitian Rini
Haryani, 2008). Skala dalam penelitian ini adalah Stressful Event dan
Perilaku Agresi.

Skala Stressful event terdiri dari 50 item yang terbagi atas 25 item favourable
dan 25 item unfavourable. Untuk lebih jelasnya akan di gambarkan dalam
tabel Blue Print berikut:

Tabel1
Blue Print Try Out Stressful Event
Aspek

Indikator

Favourable

Unfavorable

Jumlah

Stressful

-Behaviour

1,8,4,3,5,24,19

27,28,29,42,43,46,

13

Event

problems at

6,2,10,11,9,7

26,30,31,36,37,39,45

14

home
-Difficulty
with

school

,47

36

work
(kesulitan
mengerjakan
PR

dari

sekolah.
·Akademic

11,12,14,17,20,22

32,33,34,35,38,48

12

40,41,44,49,50

11

25

50

failure
experiences
at

school

(kegagalan
akademik di
sekolah)
-Significantly 13,15,18,29,23,21
increased
achilds
demanding
(terlalu
banyak
tuntutan
pada anak
Jumlah

25

Selanjutnya skala Perilaku Agresi terdiri dari 50 item yang terbagi atas 25
item favourable dan 25 item unfavourable. Untuk lebih jelasnya akan
digambarkan dalam tabel Blue Print berikut:

37

Tabel2
Blue Print Try Out Perilaku Agresi
Aspek

Indikator

Favourable

Unfavorable

Jumlah

Perilaku

·Menyerang

1,2,16,17

26,27,28

6

·Merugikan

3,4,15,22

29,31,32,39

8

·Mengganggu

5,6,12,19

30,33,34,35

8

Agresi

·Membahayakan 7,8,9,10

37,41,42,43,44 9

·Mengejek

11,13,14

36,38,40

6

·Mencemoon

18,20,21

45,47,48

6

·Merusak

23,24,25

46,49,50

6

25

25

50

Jumlah

Sobot 8kor skala Stressful Event dengan Perilaku Agresi di buat dengan
mengacu pada model pengukuran model likert. Dipergunakan empat
kategori jawaban dan masing-masing kategori memiliki nilai tertentu,
jawaban tersebut , yaitu : sangat setuju (88), setuju (8), tidak setuju (T8),
dan sangat tidak setuju (ST8).

38

Tabel3
Skor Kategori Jawaban
Favourable

Unfavourable

Sangat setuju

4

1

Setuju

3

2

Tidak setuju

2

3

Sangat tidak setuju

1

4

Kategori

Alasan peneliti menggunakan skala model likert modifikasi ini adalah untuk
menghilangkan kelemahan yang terdapat pada skala model likert lima
kategori. Skala model Likert ini meniadakan jawaban tengah berdasarkan tiga
alasan Sarwono, 2007 yaitu:
1.

Kategori indesciside yaitu mempunyai arti ganda , bisa juga diartikan
netral atau ragu-ragu.

2.

Dengan tersedianya jawaban tengah, menimbulkan kecenderungan
jawaban di tengah.

3.

Maksud jawaban dengan empat kategori ini tingkat untuk melihat
kecenderungan pendapat responden kearah sesuai atau kea rah tidak
sesuai, sehingga dapat mengurangi data penelitian yang hilang.

40

2.

Uji Reliabilitas
Menurut Azwar (2003), reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasH
pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi, yaitu
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Untuk mencari nilai
estimasi reliabilitas dari instrument yang digunakan penulis
menggunakan teknik Alpha Cronbach, yang dilakukan dengan
memperoleh item-item menjadi dua belahan yang jumlahnya sama
banyak, sehingga rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
(Azwar,2003)

a

=[

K ]

k-1
Keterangan :
a

: Koefisien Reliabilitas alpha

k

: Banyaknya Belahan

L Sj 2

: Varians skor belahan

L Sx 2

: Varians skor test

41

Tabel4
KlasifikasiKoefisien Reliabilitas
Kriteria

Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel

>0,9

Reliabel

0,7 - 0,9

Cukup Reliabel

0,4·0,7

Kurang Reliabel

0,2·0,4

Tidak Reliabel

< 0,2

Uji Reliabilitas ini dalam perhitungan menggunakan bantuan komputer
program SPSS versi 13.0 dan sebelum penelitian ini dilaksanakan peneliti
melakukan uji instrumen kepada siswa siswi SMU kelas XII. Tujuan
pelaksanaan uji instrumen atau (try out) ini yaitu sebagai berikut:

1.

Untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan oleh responden
dalam menyelesaikan pengisian instrumen

2.

Untuk mengetahui pemahaman respoden terhadap pernyataan atau
item-item yang diberikan

3.

Untuk mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item
dikorelasikan dengan skor total. Dalam hal ini peneliti akan

42

menggunakan korelasi product moment person, sedangkan untuk
penghitungannya menggunakan program SPSS versi 13.0.
4.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan. Untuk
mengukur reliabilitas tersebut peneliti menggunakan koefisien alpha
cronbach, sedangkan untuk penghitungannya menggunakan program
SPSS versi 13.0.

E.

Hasil Uji Instrumen Penelitian
Sebelum penelitian di laksanakan, peneliti melakukan uji instrumen
dengan 100 item dari dua skala stressful Event 25 item dan Perilaku
Agresi 25 item. Uji instrument di berikan pada 30 orang Siswa siswi
SMAN 3 Giomas berdasarkan karakteristik sampelnya.

1.

Hasil Uji Coba Instrumen Stressful Event
Hasil Uji 50 instrument Stressful Event maka terdapat 48 item
yang valid baik pada tarat signitikan 5% maupun

tarat signitikan

1 % dan 2 item lainya tidak valid. Dari uji reliabilitas tersebut, di
peroleh koefisien Stressful Event 0,742, termasuk kedalam
criteria reliable. Dengan demikian, dapat di katakan bahwa
instrument penelitian ini reliable untuk di gunakan, karena
menurut Singarimbun dan Effendi (dalam Arikunto, 1997), suatu
skala dikatakan reliable jika nilai Alpha Cronbach > 0,60.

43

Dalam penelitian item yang digunakan sebanyak 48 item untuk Stressful

Event. Adapun nomor-nomor item valid yang di gunakan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5
Blue Print Revisi Stressful Event
Aspek

Indikator

Favorabel

Unfavorabel

Jumla
h

Stressfu -Behaviour
I Event

1,2,3,9,11,17,

23,25,26,36,37,38

12

4,5,7,8,10,12

27,28,29,30,41,42

12

13,14,15,16,18,2

31,32,33,34,38,44,45,4

14

1

6

problems at
home
-Difficulty
with school
work
(kesulitan
mengerjaka
n PR dari
sekolah.

-Akademic
failure
experiences
at

school

(kegagalan
akademik di
sekolah)

44

-Significantt

6,19,20,22

35,39,40,43,47,48

10

22

26

48

Y increased
achilds
demanding
(terlalu
banyak
tuntutan
pada anak
Jumlah

2. Hasil Uji Coba Instrumen Perilaku Agresi
Hasil Uji 50 instrument Perilaku Agresi maka terdapat 44 item yang valid
baik pada taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1 % dan 6 item lainya
tidak valid. Dari uji reliabilitas tersebut, di peroleh koefisien Perilaku Agresi
0,717, termasuk keelalam criteria reliable. Dengan demikian, dapat eli katakan
bahwa instrument penelitian ini reliable untuk di gunakan, karena menurut
Singarimbun dan Effendi (dalam penelitian Arikunto, 1997), suatu skala
dikatakan reliable jika nilai Alpha Gronbach > 0,60.

Dalam penelitian item yang digunakan sebanyak 44 item untuk Perilaku
Agresi, adapun nomor-nomor item valid yang di gunakan untuklebih
jelasnya dapat di Iihat pada tabel berikut ini :

45

Tabel6
Slue Print Revisi Perilaku Agresi
Aspek

Indikator

Favourable

Unfavorable

Jumlah

Perilaku

·Menyerang

16,17

22,23,27,28

6

·Merugikan

3,4,15,22

29,31,32,39

8

·Mengganggu

1,2,19

30,33,34,35

7

Agresi

·Membahayakan 7,8,9,10

24,26,24,25,37 8

·Mengejek

11,13,14

36,38,40

6

·MehcemMh

1,2,20,21

41,42,43

7

·Merusak

6

44

2

21

23

44

Jumlah

F.

Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian iniadalah analisa

r rank

= 1-6)" d1 2

n (n 2

-

1)

Keterangan:
r

= Koefisien korelasi

d1

=Selisih dari pasangan ke-1

46

n

=Banyaknya pasangan rank

Hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan sistem komputerisasi
SPSS versi 13.0 yang akan di interpretasikan pada tabel koefisien korelasi.

G.

Prosedur Penelitian

Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, maka peneliti merencanakan
langkah-Iangkah prosedur penelitian yang menunjang kelancaran dan
keberhasilan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1.

Tahapan persiapan penelitian
Peneliti terlebih dahulu merumuskan masalah yang akan diteliti,
menentukan variabel penelitian yang akan diteliti, serta menyusun
teori-teori pendukung atau penelitian-penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian ini, kemudian menentukan,
menyusun, dan mempersiapkan alat ukur yang akan di gunakan dalam
penelitian ini, yaitu skala Stressful Event dan Perilaku Agresi, terakhir
peneliti menentukan lokasi penelitian.

2.

Tahap pengambilan data
Menentukan popuJasi dan sampel penelitian, dalam melaksanakan
pengambilan data, peneliti melakukan uji coba (try out) pada siswa

47

siswi kelas XII SMA N 3 Ciomas, dengan menyebarkan angket skala
Stressful Event dan Perilaku Agresi. Setelah melakukan uji Try Out
peneliti menghitung validitas dan reliabilitas dan hasilnya peneliti
menggunakan item valid sebagai bahan melakukan penelitian yang
sesungguhnya pada siswa siswi SMAN1 Parung.

3.

Tahap pengolahan data
Setelah data penelitian terkumpul, peneliti melakukan scoring terhadap
hasil angket yang telah di isi oleh masing-masing subyek penelitian,
menghitung validitas, reliabilitas, membuat tabulasi data, tabel data,
serta melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik
untuk menguji hipotesis penelitian dan korelasi antar variabel
penelitian di bantu program SPSS 13.0.

4.

Taha